perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Konservasi Pusaka berbentuk sebuah setting yang terdiri dari berbagai sumber daya budaya dan alam lokal, baik yang berbentuk fisik ataupun tidak. Untuk itu upaya pelestarian terhadap pusaka telah bergeser dari hanya mempertimbangkan isu keindahan semata menuju usaha-uaha yang holistic. Pelestarian menitikberatkan pada upaya menciptakan pemanfaatan yang kreatif, menghasilkan heritage produk yang baru, pelaksanaan program-program partisipasi, analisis ekonomi, serta kegiatan ekonomi dan budaya di kawasan pelestarian. 1.
2.
Objek Konservasi/Pelestarian a.
Lingkungan
b.
Kota dan Desa
c.
Sky Line dan View Corridor
d.
Kawasan yang mewakili gaya tradisi tertentu
e.
Wajah jalan (street scapes), fasad bangunan dan street furniture
f.
Bangunan
g.
Benda, seperti benda bersejarah, trem, kereta
Jenis-jenis Kegiatan Konservasi/Pelestarian Berikut beberapa definisi dalam kegiatan konservasi bangunan
menurut piagam ICOMOS (International Council of Monument and Site). a.
Adaptasi Disebut juga pemanfaatan kembali secara adaptif. Mengubah
bangunan untuk mengakomodasi fungsi baru seringkali merupakan cara agar kawasan bersejarah dapat tetap bermanfaat. b.
Konservasi
The Burra Charter (1999) mendefinisikan konservasi sebagai commit to user semua proses pemeliharaan yang dilakukan pada suatu tempat untuk 12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mempertahankan makna budayanya. Konservasi meliputi perawatan da terantung keadaannya dapat meliputi preservasi, restorasi, rekonstruksi, dan adaptasi, dan umumnya merupakan gabungan lebih dari satu upaya. (Sumber:
www.international.icomos.org/charters/burra1999
indonesian.pdf , diakses pada 27 Juli 2013 ) c.
Preservasi Mempertahankan sebuah bangunan dalam bentuk dan kondisi
aslinya dan melakukan perawatan sejauh itu perlu. d.
Restorasi Restorasi
adalah
mengembalikan
bangunan
atau
bagian-
bagiannya kepada bentuk tampilannya di satu waktu pada masa lampau. Saat retorasi perlu dilakukan sangat penting bahwa setiap intervensi didasarkan pada bukti otentik (Orbasil, 2008, pp 46-50) e.
Replikasi Replikasi adalah upaya untuk membuat tiruan dengan seperti atau
menyerupai aslinya f.
Rekonstruksi Rekonstruksi adalah upaya mengembalikan/membangun kembali
penampilan orisinil suatu kawasan/bangunan sesuai informasi dan dapat digunakan bahan baru maupun lama. g. Rehabilitasi/Renovasi Membuat bangunan tua berfungsi kembali. Dengan catatan, perubahan-perubahan dapat dilakukan sampai batas-batas tertentu, agar bangunan dapat beradaptasi terhadap lingkungan atau kondisi sekarang atau yang akan datang. h.
Revitalisasi Suatu kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kegiatan
social dan ekonomi lingkungan bersejarah, yang sudah kehilangan vitalitas fungsi aslinya commit to user
13
perpustakaan.uns.ac.id
3.
digilib.uns.ac.id
Revitalisasi sebagai Metode Perancangan Upaya pelestarian yang menyeluruh perlu mendasari berbagai upaya
revitalisasi yang pada dasarnya adalah menghidupkan kembali suatu tempat yang memiliki aset potensial. Revitalisasi termasuk bagian konservasipreservasi yang merupakan bagian dari upaya perancangan kota untuk mempertahankan warisan fisik budaya masa lampau yang memiliki nilai sejarah dan estetika arsitektural. a.
Pengertian Revitalisasi Revitalisasi adalah proses, cara, dan perbuatan menghidupkan
kembali suatu hal yang sebelumnya kurang terberdaya (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Penataan dan revitalisasi kawasan tidak hanya mencakup masalah konservasi kawasan kota lama (urban heritage), tetapi lebih sebagai upaya mengembalikan kawasan-kawasan strategis di perkotaan yang mengalami penurunan vitalitas. Menurut
Rais
(2007),
revitalisasi
adalah
upaya
untuk
memvitalkan kembali suatu kawasan atau bagian kota yang dulunya pernah hidup, akan tetapi kemudian mengalami kemunduran. Dalam proses revitalisasi suatu kawasan aspek yang dicakup diantaranya adalah perbaikan
di
aspek
fisik,
ekonomi,
dan
sosial.
(Sumber:
http://www.scribd.com/doc/187466460/Revitalisasi-Arsitektur-StudiKasus-KOTA-LAMA-KENDARI diakses 27 Juli 2013) Menurut Departemen Kimpraswil (2005) revitalisasi adalah upaya untuk menghidupkan kembali kawasan yang mati, yang pada masa silam pernah hidup, atau mengendalikan, dan mengembangkan kawasan untuk menemukan kembali potensi yang dimiliki atau pernah dimiliki atau seharusnya dimiliki. (Sumber:http://www.academia.edu/3409783/Strategi_Revitalisasi_Kawa san_Pusat_Kota_Bukittinggidiakses 27 Juli 2013) Danisworo (2002) menyebutkan bahwa pendekatan revitalisasi harus mampu mengenali dan memanfaatkan pula potensi yang ada di tomakna, user serta keunikan dan citra lokasi. lingkunagn sekitar seperticommit sejarah,
14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Revitalisasi sendiri bukan sesuatu yang hanya berorientasi pada penyelesaian keindahan fisik saja, tetapi juga harus dilengakpi dengan peningkatan ekonomi masyarakatnya serta pengenalan budaya yang ada. b.
Isu Revitalisasi 1) Kemerosotan vitalitas/produktivitas kawasan terbangun perkotaan 2) Pentingnya peningkatan ekonomi lkal dalam pembangunan kota dan pembangunan nasional 3) Pemberdayaan pasar dan masyarakat (market & community enablement) 4) Degradasi kualitas lingkungan kawasan 5) Pentinnya kebhinekaan budaya terbangun bagi persatuan dan kesatuan bangsa 6) Meningkatnya peran pemangku kepentingan 7) Pergeseran peran dan tanggung jawab pusat ke daerah
c.
Konsep Revitalisasi Konsep Revitalisasi sebagai warisan sejarah, kekuatan penataan
danrevitalisasi kawasan : 1) People And Buildings (Spiro Kostof) 2) Content (Man & Society) And Container (Shell,Network,Nature ) (Constantinos Doxiadis) 3) Place (Space With Human Value) And Space (Artefact Value) (R. Trancyk) 4) Pembangunan Kawasan dan Sejarah Kawasan terbangun dalam proses sejarah meninggalkan warisan yang terseleksi sebagai puncak peradaban (Artefact dn Non Artefact) 5) (Elemen fisik 50 th ke atas merupakan indikasi suatu benda yang telah ―menjadi kekuatan sejarah‖, sebagai monumen : ―sesuatu yang dihargai ―, yang mempunyai kekuatan : citra, commit to user identitas/ciri ) (UU No. 11 Tahun 2010)
15
perpustakaan.uns.ac.id
d.
digilib.uns.ac.id
Teori Revitalisasi dan Rancang Bangun Sebagai sebuah kegiatan yang sangat kompleks, revitalisasi
terjadi melalui beberapa tahapan dan membutuhkan kurun waktu tertentu serta meliputi hal-hal sebagai berikut. 1) Intervensi fisik mengawali kegiatan fisik revitalisasi dan dilakukan secara bertahap, meliputi perbaikan dan peningkatan kualitas dan kondisi fisik bangunan, tata hijau, sistem penghubung, sistem tanda/reklame dan ruang terbuka kawasan (urban realm). Mengingat citra kawasan sangat erat kaitannya dengan kondisi visual kawasan, khususnya dalam menarik kegiatan dan pengunjung, intervensi fisik ini perlu dilakukan. Isu lingkungan (environmental sustainability) pun menjadi penting, sehingga intervensi fisik pun sudah semestinya memperhatikan konteks lingkungan. Perencanaan fisik tetap harus dilandasi pemikiran jangka panjang. 2) Rehabilitasi ekonomi Revitalisasi yang diawali dengan proses peremajaan artefak urban harus mendukung proses rehabilitasi kegiatan ekonomi. Perbaikan fisik kawasan yang bersifat jangka pendek, diharapkan bisa mengakomodasi kegiatan ekonomi informal dan formal (local economic development), sehingga mampu memberikan nilai tambah bagi kawasan kota (P. Hall/U. Pfeiffer, 2000). Dalam konteks revitalisasi perlu dikembangkan fungsi campuran yang bisa mendorong terjadinya aktivitas ekonomi
dan
sosial
(vitalitas
baru).
(Sumber:
http://www.academia.edu/3409783/Strategi_Revitalisasi_Kawasan _Pusat_Kota_Bukittinggi diakses pada 27 Juli 2013 3) Revitalisasi sosial/institusional keberhasilan revitalisasi sebuah kawasan akan terukur bila mampu menciptakan lingkungan yang menarik (interesting), jadi bukan sekedar membuat beautiful place. Maksudnya, kegiatan tersebut harus berdampak commit to user dinamika dan kehidupan sosial positif serta dapat meningkatkan
16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
masyarakat/warga (public realms). Sudah menjadi sebuah tuntutan yang logis,
bahwa
kegiatan
perancangan
dan
pembangunan kota untuk menciptakan lingkungan sosial yang berjati diri (place making) dan hal ini pun selanjutnya perlu didukung oleh suatu pengembangan institusi yang baik. e.
Latar Belakang Revitalisasi di Indonesia (Ir. Guratno hartono, MBC, Kemetrian Pekerjaan Umum) 1) Kota-kota di Indonesia yang memiliki berbagai potensi nilai sejarah seni dan budaya yang akhimya membentuk citra kota. 2) Kerusakan bentuk ruang dan kota dan pudamya tradisi sosial budaya pada kawasan urban heritage dan perkotaan. 3) Upaya pelestarian kawasan pusaka dengan perencanaan dan perancangan kota yang peka terhadap perkembangan social budaya. 4) Perlu kebijakan dan upaya strategis untuk mengembangkan kawasan-kawasan tersebut agar nilai historisnya tetap terjaga, dan di sisi lain nilai ekonominya berkembang
f.
Tujuan Revitalisasi Tujuan Revitalisasi menurut Kementrian Pekerjaan Umum (Buku
Panduan Penataan dan Revitalisasi Kawasan, 2010) 1) Upaya mempertahankan struktur dan ekspresi kesejarahan sesuai aslinya. 2) Menjaga keterkaitan fungsional antara bangunan lama dan baru. 3) Penetapan peruntukan campuran yang menggabungkan fungsifungsi tanpa meninggalkan nuansa kesejarahan. 4) Keseimbangan kebutuhan
pemanfaatan
bangunan
baru
antara
bangunan
lama
tanpa
meninggalkan
dan
nuansa
kesejarahan. 5) Pemanfaatan aset lingkungan melalui upaya adaptasi terhadap kegiatan masa kini. commit to user
17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sedangkan tujuan revitalisasi menurut Hanan (2001) adalah sebagai berikut. 1) Menghidupkan kembali kawasan pusat kota yang memudar atau menurun kualitas lingkungannya 2) Menngkatkan nilai ekonomi kawasan yang strategis 3) Mendorong peningkatan ekonomi lokal dari dunia usaha dan masyarakat 4) Memperkuat identitas kawasan 5) Mendukung pembentukan citra kota g.
Pengelolaan Kawasan Revitalisasi 1) Pembebasan Lahan 2) Menggalang investor 3) Tidak terpaku APBN, Berinisiatif menggalang dana dari tingkat I & II 4) Memberi kemudahan perijinan 5) Memperkuat rencana pembangunan kawasan dengan Regulasi dan Deregulasi (Perda/ SK Kepala Daerah) 6) Memperkuat kapasitas pengelolaan kawasan a) Urban Revitalization Plan & Guidelines b) Urban Conservation c)
Urban Revitalization Management
d) Public Initiated Housing Development e)
Public Initiated Strategic Area Development
7) Pemantauan & Evaluasi h.
Sasaran Revitaisasi (Buku Panduan Revitalisasi, 2010) 1) Meningkatnya stabilitas ekonomi kawasan melalui intervensi untuk: a)
Meningkatkan kegiatan yang mampu mengembangkan penciptaan lapangan kerja, peningkatan jumlahusaha dan variasi usaha serta produktivitas kawasan. commit to user
18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Menstimulasi faktor-faktor yang mendorong peningkatan produktivitas kawasan. c)
Mengurangi jumlah kapital bergerak keluar kawasan dan meningkatkan investasi yang masuk ke dalamkawasan.
2) Mengembangkan
penciptaan
iklim
yang
kondusif
bagi
kontinuitas dan kepastian usaha 3) Meningkatnya nilai properti kawasan dengan mereduksi berbagai faktor eksternal yang menghambat sebuah kawasan sehingga nilai properti kawasan sesuai dengan nilai pasar dan kondusif bagi investasi jangka panjang. 4) Terintegrasinya kantong-kantong kawasan kumuh yang terisolir dengan sistem kota dari segi spasial prasarana, sarana serta kegiatan ekonomi, sosial dan budaya. 5) Meningkatnya kuantitas dan kualitas prasarana lingkungan seperti jalan dan jembatan, air bersih, drainase, sanitasi dan persampahan, serta sarana kawasan seperti pasar, ruang untuk industri, ruang ekonomi informal dan formal, fasilitas sosial dan budaya, dan sarana transportasi. 6) Meningkatnya kelengkapan fasilitas kenyamanan (amenity) kawasan guna mencegah proses kerusakanekologi lingkungan. 7) Terciptanya pelestarian aset warisan budaya perkotaan dengan mencegah terjadinya "perusakan diri-sendiri" (self- destruction) dan "perusakan akibat kreasi baru" (creative-destruction), melestarikan tipe dan bentuk kawasan, serta mendorong kesinambungan dan tumbuhnya tradisi sosial dan budaya lokal. 8) Penguatan kelembagaan yang mampu mengelola, memelihara dan merawat kawasan revitalisasi. 9) Penguatan kelembagaan yang meliputi pengembangan SDM, kelembagaan dan peraturan/ ketentuanperundang-undangan. 10) Membangun kesadaran dan meningkatkan kompetensi pemda to user agar tidak hanyacommit fokus membangun kawasan
19
perpustakaan.uns.ac.id
i.
digilib.uns.ac.id
Langkah-langkah
Identifikasi
Revitalisasi
(Buku
Panduan
Revitalisasi, 2010) Identifikasi lokasi merupakan suatu upaya awal yang harus dilakukan pemerintah kabupaten/kota untuk memilih dan menentukan prioritas suatu kawasan yang akan direvitalisasi. Kriteria pemilihan lokasi dikelompokan dalam dua kelompok tahap penilaian yang dirumuskan seperti berikut. 1) Tahap 1
Gambar II.1. Tahap Pemilihan Lokasi Sumber: Buku Panduan Revitalisasi, 2010
2) Tahap 2 a)
Kawasan masuk di kawasan strategis menurut UU Tata Ruang
b) Kepemilikan tanah di kawasan c) 4.
Kepadatan fisik
Rencana Umum untuk Kawasan yang Direvitalisasi (Buku Panduan Revitalisasi, 2010) a.
Detail Masterplan Kawasan 1) Rencana batasan/deliniasi kawasan, meliputi pusat, pendukung, dan penyangga 2) Rencana desain tapak (kawasan) yang menjaga keseimbangan ruang untuk pengembangan fungsi perumahan, niaga/usaha, commit to user
20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
rekreasi dan budaya, serta upaya pelestarian agar memberi manfaat kepada ekonomi kota 3) Rencana akses, sirkulasi, dan jalur penghubung 4) Rencana struktur kawasan 5) Rencana tata bangunan (figure ground plan, rencana bentuk ruang kawasan, rencana tipologi bangunan) 6) Rencana ruang terbuka dan tata hijau 7) Rencan kualitas lingkungan a)
Identitas
lingkungan
(rencana
karakter
bangunan/lingkungan/rencana landmark kawasan, rencana penanda identitas bangunan, rencana ruang informasi, dan rambu pengarah) b) Orientasi lingkungan (rencana elemen informasi dan rambu pengarah) c)
Wajah jalan (rencana wajah penampang jalan dan bangunan, rencana perabot jalan, rencana pedestrian, rencana tata hijau pada penampang jalan, rencana tata informasi dan rambu pengarah pada penampang jalan, rencana papan reklame komersial pada penampang jalan)
8) Rencana prasarana dan utilitas lingkungan 9) Rencana tata letak sarana kawasan b.
Detail Perencanaan Tapak Rancangan tapak berupa arahan bentuk dan dimensi yang
mengatur komposisi suatu blok lingkungan yang memperhatikan beberapa hal sebagai berikut. 1) Desain bentuk ruang yang memuat orientasi, ketinggian dan elevasi lantai bangunan terhadap ruang kawasan 2) Desain lantai dasar yang mengatur pile tapak dan pile bangunan dalam tapak 3) Desain tata letak, jarak dan dimensi perabot jalan, penandaan, commit user landmark, lansekap, dantopenerangan tapak
21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Tinjauan Pasar Pasar adalah tempat bertemunya calon penjual dan calon pembeli barang dan jasa. Di pasar antara penjual dan pembeli akan melakukan transaksi. Transaksi adalah kesepakatan dalam kegiatan jual-beli.
Syarat terjadinya
transaksi adalah ada barang yang diperjual belikan, ada pedagang, ada pembeli, ada kesepakatan harga barang, dan tidak ada paksaan dari pihak manapun Pasar merupakan sebuah perwujudan kegiatan ekonomi yang telah melembaga serta tempat bertemunya antara produsen (pedagang) dan konsumen (pembeli) untuk melaksanakan transaksi dimana proses jual beli terbentuk yang menurut kelas mutu pelayanan menjadi pasar tradisional dan pasar modern, dan menurut pendistribusiannya dapat digolongkan menjadi pasar eceran dan pasar perkulakan/ grosir (Yogi, 2000). 1.
Penggolongan Jenis Pasar Pasar dapat diklasifikasikan berdasarkan kegiatan dan pelayanan yaitu
sifat kegiatan dan jenis dagangan, ruang lingkup pelayanan,dan waktu kegiatan.Adapun klasifikasi pasar sebagai berikut (Perda No.3 Tahun 2009). a.
Penggolongan Pasar secara Umum 1) Pasar Homogen Pasar yang menual hanya satu jenis barang dagangan saja, misalnya pasar buah dan pasar ikan 2) Pasar Heterogen Pasar yang menjual lebih dari satu jenis barang dangangan, seperti hasil pertanian dan kebutuhan sehari-hari
b.
Pasar menurut Bentuk Kegiatannya Menurut dari bentuk kegiatannya pasar dibagi menjadi 2 adalah
sebagai berikut. 1) Pasar Nyata Pasar nyata adalah pasar dimana barang-barang yang akan diperjual belikan dan dapat dibeli oleh pembeli. Contoh pasar tradisional dan pasarcommit swalayan. to user
22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Pasar Abstrak Pasar abstrak adalah pasar dimana para pedagangnya tidak menawar barang-barang yang akan dijual dan tidak membeli secara langsung tetapi hanya dengan menggunakan surat dagangannya saja. Contoh pasar online, pasar saham, pasar modal dan pasar valuta asing. c.
Pasar menurut Cara Transaksinya Menurut cara transaksinya, jenis pasar dibedakan 2 adalah
sebagai berikut. 1) Pasar Tradisional Pasar tradisional adalah pasar yang bersifat tradisional dimana para penjual dan pembeli dapat mengadakan tawar menawar secar langsung. Barang-barang yang diperjual belikan adalah barang yang berupa barang kebutuhan pokok. Contoh pasar terapung. 2) Pasar Modern Pasar modern adalah pasar yang bersifat modern dimana barang-barang diperjual belikan dengan harga pas dan denganm layanan sendiri. Tempat berlangsungnya pasar ini adalah di mal, plaza, dan tempat-tempat modern lainnya d.
Pasar menurut Waktu Kegiatannya 1) Pasar siang hari 2) Pasar malam hari 3) Pasar siang malam
e.
Pasar menurut Jenis Barang Dagangannya 1) Pasar umum, mencakup berbagai jenis barang dagangan. 2) Pasar khusus, mencakup satu jenis barang dagangan tertentu.
f.
Pasar menurut Keleluasaan Distribusi Menurut keluasaan distribusinya barang yang dijual pasar dapat
dibedakan menjadi : 1) Pasar Lokal 2) Pasar Daerah
commit to user
23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Pasar Nasional dan 4) Pasar Internasional g.
Pasar menurut Organisasinya 1) Pasar Sempurna Pasar yang penjual dan pembelinya benar-benar mengetahui keadaan pasar dengan sempurna tentang jenis barang, kualitas dan harganya 2) Pasar Tidak Sempurna Pasar yang penjual dan pembelinya tidak benar-benar mengetahui keadaan pasar dengan sempurna tentang jenis barang, kualitas dan harganya, contoh: pasar buku bekas, pasar sepeda motor bekas, dll
2.
Pasar Tradisional Pasar tradisional biasanya dikelola oleh pemerintah maupun swasta,
fasilitas yang tersedia biasanya merupakan bangsal-bangsal, loods-loods, gudang, took-toko, stand-stand/kios-kios, toilet umum pada sekitar pasar tradisional. Pada pasar tradisional proses jual beli terjadi secara manusiawi dan
komunikasi
dengan
nilai-nilai
kekeluargaan
yang
tinggi. (http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar) Pada umumnya pasar tradisional beraktifitas dalam batas – batas waktu tertentu, seperti pasar pagi, pasar sore, pasar pekan dan lain sebagainya. a.
Pengertian Pasar Tradisional Pasar tradisonal adalah tempat berjualan yang tradisional (turun
temurun), tempat bertemunya penjual dan pembeli dimana barang-barang yang
diperjual
belikan
tergantung
kepada
permintaan
pembeli
(konsumen), harga yang ditetapkan merupakan harga yang disepakati melalui suatu proses tawar menawar, pedagang selaku produsen menawarkan harga sedikit diatas harga standart. Pada umumnya pasar tradisional merupakan tempat commitpenjualan to user bahan-bahan kebutuhan pokok
24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(sembako). Biasanya pasar tradisional beraktivitas dalam batas-batas waktu tertentu, seperti pasar pagi, pasar sore, pasar pekan dan lain sebagainya. Dalam Peraturan Presiden tentang pembangunan, penataan dan pembinaan pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern memutuskan bahwa: Pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah, Pemerintah daerah, Swasta, Badan usaha milik negara dan Badan usaha milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, loods dan tenda yang dimiliki atau dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar. b.
Fungsi Pasar Tradisional 1) Sebagai wadah atau tempat yang layak dan nyaman bagi pedagang untuk mendagangkan dagangannya kepada calon pembeli atau masyarakat yang membutuhkan atau yang memerlukan kebutuhan sehari – hari dan kebututan berkala atau kebutuhan sandang dan pangan. 2) Sebagai sarana penunjang kemajuan perekonomian masyarakat sekitar
c.
Syarat-Syarat Pasar Tradisional Menurut
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112
tahun 2007, tentang pembangunan, penataan dan pembinaan pasar tradisional, syarat-syarat pasar tradisional adalah sebagai berikut. 1) Aksesibilitas Kemungkinan pencapaian dari dan ke kawasan, namun dalam kenyataanya
ini
berwujud
jalan
dan
transportasi
atau
pengaturanlalulintas. 2) Kompatibilitas Keserasian dan keterpaduan antara kawasan yang menjadi commit to user lingkungannya.
25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Fleksibilitas Kemungkinan pertumbuhan fisik atau pemekaran kawasan pasar dikaitkan dengan kondisi fisik lingkungan dan keterpaduan prasarana. 4) Ekologis Keterpaduan
antara
tatanan
kegiatan
alam
yang
mewadahinya. d.
Jenis dan Fungsi Ruang dalam Pasar Tradisional Menurut Peraturan Walikota Surakarta No.4 Tahun 2011 ruang –
ruang yang dibutuhkan untuk melakukan atau melangsungkan kegiatan pada perencanaan pasar tradisional antara lain : 1) Kios dan Los Untuk
melakukan
kegiatan
perdagangan,
antara
lain
memerlukan kios, lods. Kios dan lods dibagi menjadi tiga bagian yaitu : untuk perbelanjaan basah, semi basah
dan perbelanjaan
kering. Berfungsi sebagai tempat kegiatan memajang dan menggelar barang dagangan bagii para pedagang dan sebagai tempat terjadinya transaksi antara padagang dan pengunjung atau pembeli. 2) Kantor Pasar atau Ruang Pengelola Untuk melakukan kegiatan pengelolaan pasar, memerlukan ruangan untuk para pegawai
pengelola pasar. Berfungsi sebagai
ruang atau wadah bagi pengelola pasar untuk menampung atau mendukung kinerja pengelola pasar. 3) Fasilitas Umum Untuk mendukung kegiatan pasar, penyediaan fasilitas pendukung antara lain disediakan, area parkir, pos satpam, klinik, toilet, bongkar muat, gudang, depot es, terminal angkutan kota. Berfungsi untuk mendukung atau membantu pengelola, pedagang dan pembeli dalam melakukan kegiatan didalam pasar. commit to user
26
perpustakaan.uns.ac.id
e.
digilib.uns.ac.id
Program Kegiatan Ada 4 kelompok kegiatan pokok di dalam perencanaan Pasar
Tradisional antara lain : 1) Kegiatan perdagangan. Merupakan kegiatan utama dalam perencanaan Pasar Tradisional, sehingga menciptakan unit-unit kios dan lods dengan berbagai tipe. 2) Kegiatan pendukung. Kegiatan pendukung berupa : Terminal angkutan kota, area parkir, pos satpam, klinik, dan toilet. 3) Kegiatan pengelolaan. Merupakan kegiatan pengelolaan dari suatu Perencanaan Pasar Tradisional yang disesuaikan dengan struktur pengelolaan. 4) Kegiatan servis Kegiatan-kegiatan yang diperlukan demi lancarnya kegiatankegiatan yang servis. f.
Proses Kegiatan Pasar Tradisional 1) Penyaluran langsung kepada pemakai Produsen
Konsume n1
Konsume n2
Konsume n3
Skema II.2. Penyaluran langsung kepada pemakai Sumber : Wijaya Rosli, 1999
2) Penyaluran dengan jasa perantara
Produsen Perantara Konsume n
Konsume n
Konsume n
Skema II.3. Penyaluran dengan jasa perantara commit user Rosli, 1999 Sumberto: Wijaya
27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Penyaluran melalui pedagang eceran Produsen
Pedagang Eceran
Konsumen
Konsumen
Konsumen
Skema II.4. Penyaluran melalui pedagang eceran Sumber : Wijaya Rosli, 1999
4) Penyaluran melalui pedagang besar dan eceran Konsumen Pedagang Besar
Produsen
Pedagang Eceran
Konsumen
Konsumen
Skema II.5. Penyaluran melalui pedagang besar dan eceran Sumber : Wijaya Rosli, 1999
5) Penyaluran melalui pedagang besar dengan menggunakan perantara Produsen
Konsumen
Perantara Pedagang Besar
Pedagang Eceran
Konsumen
Konsumen
Skema II.5. Penyaluran melalui pedagang besar dengan menggunakan perantara Sumber : Wijaya Rosli, 1999
commit to user
28
perpustakaan.uns.ac.id
g.
digilib.uns.ac.id
Faktor Penataan Pasar Tradisional (Perpres No. 112 Tahun 2007) 1) Faktor kenyamanan a)
Radiasi matahari
b) Kesilauan c)
Temperatur dan perubahan temperatur
d) Repisitasi (curah hujan) e)
Kelembaban udara
f)
Orientasi angin
g) Pencemaran udara h) Kebisingan dan Debu Jalan 2) Syarat – syarat kenyamanan : a)
Kesesuaian kelembaban udara
b) Kelembaban udara yang sesuai c)
Keselarasan temperatur radiasi rata-rata dari dinding dan atap
d) Kecepatan gerak udara e)
Tingkat pencahayaan dan distribusi cahaya pada dinding pandangan
h.
Peraturan Pemerintah tentang Pasar Tradisional 1) Keamanan Bangunan adalah wadah tempat penggunanya melakukan aktivitas. Desain bangunan dikatakan berhasil apabila bangunan tersebut benar-benar dapat mewadahi aktivitas dari fungsi-fungsi yang sesuai dengan yang direncanakan. 2) Kesehatan a)
Kamar mandi dan WC beserta saluran pembuangan dan pengelolaannya sebagai sarana melakukan aktivitas buang air kecil, mandi, buang air besar.
b) Saluran pembuangan air hujan sebagai sarana penyaluran pembuangan air hujan. Dapat menghindari terjadinya commit to user
29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
genangan air hujan disekitar bangunan yang memancing pengembang biakan nyamuk. c) Tempat penimbunan atau penampungan sampah sementara 3) Kenyamanan Kenyamanan thermal adalah kenyamanan yang terkait dengan suhu udara. Setiap daerah mempunyai iklim dan suhu udara yang berbeda-beda. Begitu pula dengan kemampuan adaptasi dari masyarakatnya. 4) Keindahan Aspek ini terkait dengan perwujudan Pasar Tradisional untuk memenuhi kebutuhan akan penghargaan, pengakuan akan eksistensi diri, serta kebutuhan untuk dapat menikmati keindahan. 5) Persyaratan Teknis Ruangan Semua ruang yang dipergunakan untuk kegiatan sehari-hari harus mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung dengan udara luar dan pencahayaan dalam jumlah yang cukup. Apabila hubungan langsung maupun tidak langsung dengan udara luar dan pencahayaan langsung maupun tidak langsung dengan pencahayaan alami tidak dapat dipenuhi maka harus diusahakan adanya pertukaran udara dan cahaya buatan yang dapat bekerja terus menerus selama ruangan tersebut digunakan. 3.
Pasar Terapung sebagai Obyek yang Direvitalisasi Pasar mengacu pada tempat bertemunya penjual dan pembeli barang
atau jasa. Pasar dapat dibagi dalam dua jenis: pasar tradisional dan pasar modern. Khusus pasar tradisional di daerah perairan (sungai) dapat dibagi lagi dalam dua jenis, yaitu pasar di darat dan pasar terapung. Pasar terapung adalah pasar tradisional yang mengambil lokasi di atas sungai pasang surut. Sungai dengan arus deras tidak memungkinkan ditempati oleh pasar terapung. Sehingga eksistensi pasar terapung ini sangat ditentukan oleh kondisi sungai.
commit to user
30
perpustakaan.uns.ac.id
a.
digilib.uns.ac.id
Pengertian Pasar Terapung Pasar Terapung adalah sebuah pasar tradisional yang seluruh
aktivitasnya dilakukan di atas air dengan menggunakan perahu. Suasana yang unik dan khas untuk sebuah pasar terapung adalah terdapatnya jukung dan kelotok yang saling berdesak-desakan berseliweran mencari pembeli dan selalu oleng dimainkan oleh gelombang sungai. Jukung adalah sejenis perahu kecil tanpa mesin, sedangkan kelotok adalah sejenis perahu yang lebih besar daripada jukung, yang digerakkan dengan mesin. Perahu tersebut tidak memiliki organisasi, sehingga tidak tercatat berapa jumlah pedagang dan pengunjung atau pembagian pedagang berdasarkan barang dagangan. Pasar ini unik karena selain transaksi dilakukan di atas perahu, pedagang dan pembelinya juga tidak terpaku di suatu tempat, tetapi terus bergerak mengikuti arus sungai. Keunikan ini membuat pasar terapung ini disebut sebagai Pasar Balarut. Kebanyakan para pedagang adalah wanita. Menariknya, di Pasar terapung ini juga masih berlaku barter antar pedagang. Tak ada organisasi pedagang sehingga jumlah mereka yang berjualan tak terhitung. Mereka datang untuk berjualan, dan bubar dengan sendirinya ketika matahari pagi mulai terik. (Didi Ramadhan, 2012) (Sumber:www.ictsmagrisa.files.wordpress.com/2012/12/makalah-pasarterapung1.docxdiakses 28 Juli 2013)
Gambar II.2. Kegiatan diPasar Terapung Sumber: Didi Ramadhan, 2012
commit to user
31
perpustakaan.uns.ac.id
b.
digilib.uns.ac.id
Komponen Jual-Beli Pasar Terapung Komponen jual-beli yang digunakan oleh pedagang pada pasar
terapung dibedakan menjadi ruang yang moveable yang berupa perahu dan ruang permanen diatas lods. 1) Perahu dagang Salah satu sarana untuk mengapungkan para penjual dan pembeli berikut dengan barang dagangannya adalah jukung dan kelotok. Jukung adalah sejenis perahu kecil tanpa mesin, sedangkan kelotok adalah sejenis perahu yang lebih besar daripada jukung, yang digerakkan dengan mesin. 2) Lods Berbeda dengan lods pasar tradisional di darat, lods di pasar terapung ini dibangun dengan menggunakan kriteria rumah rakit dengan bahan dan kosntruksi yang ringan. Selain berdesain terapung, lods permanen juga dapat menggunakan rumah panggung yang berjajar di tepian sungai. c.
Program Kegiatan di Pasar Terapung 1) Kegiatan Perdagangan Merupakan kegiatan utama dari pasar terapung terapung, sehingga dibutuhkan tempat untuk mewadahi kegiatan perdagangan tanpa mengurangi karakter dari pasar terapung yaitu perahu, lods di atas air maupun demaga naik turun penumpang maupun dagangan. 2) Kegiatan Pariwisata Kegiatan pariwisata muncul akibat karakter unik yang dimiliki oleh Pasar Terapung. Kegiatan perdagangan di atas air merupakan salah satu wujud pelestarian dan pengenalan terhadap kebudayaan masyarakat air di suatu daerah atau negara. 3) Kegiatan Servis Kegiatan servis merupakan kegiatan yang diperlukan demi lancarnya kegiatan servis di pasar terapung. commit to user
32
perpustakaan.uns.ac.id
d.
digilib.uns.ac.id
Proses Kegiatan di Pasar Terapung Penyaluran barang dari pedagang ke pembeli di pasar terapung
dibedakan menjadi dua proses, yaitu langsung dan melalui pedagang eceran. 1) Penyaluran ke dari Produsen secara langsung Pada awalnya barang dagangan di pasar terapung merupakan hasil pertanian penduduk di sekitar sungai yang menjualnya di pasar terapung secara langsung kepada pembeli di pasar terapung.
Gambar II.3. Penyaluran langsung kepada konsumen Sumber: Didi Ramadhan, 2012
2) Penyaluran ke Konsumen melalui Pedagang Eceran Pedagang eceran memperoleh barang dagangannya dari pedagang maupun pedagang besar. Pada umumnya jenis barang yang dijual adalah rempah-rempah, buah, dan sembako yang tidak termasuk komoditas yang dihasilkan penduduk sekitar sungai.
Gambar II.4. Penyaluran melalui Pedagang Eceran Sumber: Didi Ramadhan, 2012
e.
Persyaratan Teknis Bangunan pada Pasar Terapung 1) Atap Atap adalah bagian bangunan yang merupakan ―mahkota‖ yang mempunyai fungsi untuk menambah keindahan dan sebagai pelindung bangunan dari panas dan hujan. Beberapa syarat yang commit to user
33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
harus dipenuhi untuk perencanaan pekerjaan atap adalah sebagai berikut. a)
Dibuat dengan kemiringan tertentu sehingga air hujan dapat cepat mengalir pada atap bangunan.
b) Harus dibuat dari material yang tahan dan tidak mudah rusak oleh pengaruh cuaca, panas dan hujan. c)
Dapat memberikan kenyamanan
d) Bahan selimut atap memiliki sifat yang ringan dan dapat di bongkar pasang 2) Plafond Plafond adalah lapisan yang membatasi antara rangka bangunan dan atap. Adapun beberapa syarat harus dipenuhi antara lain adalah sebagai berikut. a)
Tinggi plafond diukur dari permukaan lantai yang ada di bawahnya.
b) Untuk daerah tropis ketinggian plafond sebaiknya diatas 3 meter agar sirkulasi udara menjadi lancar. 3) Rangka Bangunan Rangka bangunan harus dibuat dengan beberapa syarat yang antara lain sebagai berikut. a)
Mempunyai kekuatan dan kestabilan yang sempurna dan mampu mendukung konstruksi atapnya.
b) Material yang digunakan tidak mudah rusak meski berada pada tapak yang memiliki kelembaban tinggi c)
Selimut bangunan bersifat ringan, dan merupakan semi permanen sehingga dapat di bongkar pasang
d) Dapat memberikan keindahan yang artistik. e)
Dibuat
dengan
bentuk
sedemikian
sehingga
dapat
memberikan kenyamanan tinggal bagi penghuninya. commit to user
34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
f)
Sedapat mungkin menggunakan material yang banyak terdapat dilokasi pekerjaan agar harga bangunan menjadi murah.
4) Lantai Lantai adalah lapis penutup tanah dalam ruangan untuk berpijak penghuni. Adapun syarat yang harus dipenuhi dalam pekerjaan lantai adalah sebagai berikut. a)
Lantai bangunan harus tinggi dari permukaan air sungai untuk mencegah masuknya air meskipun terjadi air pasang akibat curah hujan yang tinggi.
b)
Permukaan lantai pada ruang utama dijadikan pedoman untuk mengukur ketinggian bangunan.
c)
Material penutup lantai bersifat ringan
d)
Terbuat dari material yang tidak mudah rusak karena terdapat pada tapak yang memiliki kelembaban tinggi
5) Pondasi Pondasi adalah bagian bangunan yang berfungsi mendukung seluruh berat dari bangunan dan meneruskannya ke tanah di bawahnya. Beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam pekerjaan pondasi antara lain adalah sebagai berikut. a)
Struktur pondasi harus kuat dan dapat menanggung beban struktur diatasnya agar bangunan tidak tenggelam
b) Struktur pondasi terapung terbuat dari material yang ringan c)
Memiliki penambat agar bangunan lebih stabil
d) Pondasi-pondasi pada struktur terapung tersebut harus dirangkai satu dan lainnya dengan balok pengikat (balok sloof). e)
Terbuat dari bahan yang awet kuat menahan gaya-gaya yang bekerja padanya terutama gaya horisontal yang berupa arus dan gelombang air sungai. commit to user
35
perpustakaan.uns.ac.id
f.
digilib.uns.ac.id
Faktor Kenyamanan Pasar Terapung 1) Radiasi matahari 2) Curah Hujan 3) Arus aliran sungai 4) Arus angin 5) Fluktuasi pasang surut air sungai 6) Kelembaban udara 7) Polusi air sungai
g.
Jenis Pasar Terapung menurut Jenis Dagangannya 1) Homogen 2) Heterogen a)
Pertanian dan perikanan
b) Souvenir c) h.
Kuliner
Jenis Pasar Terapung menurut Waktu Kegiatannya 1) Mingguan Salah satu pasar terapung mingguan adalah Pasar Terapung Amphawa di Thailand yang buka setiap Jumat-Minggu yang disediakan khusus bagi wisatawan penikmat kuliner yang memang ramai berkunjung pada hari-hari tersebut. 2) Harian Pada umumnya pasar terapung mulai pagi hingga siang setiap harinya. Contoh pasar terapung ini adalah Pasar Terapung Muara Kuin Banjarmasin dan Pasar Terapung Ratchaburi Thailand.
i.
Pasar Terapung menurut Proses Terbentuknya 1) Alami Bagi masyarakat air, sungai merupakan jalur perdagangan. Sehingga pasar terapung terbentuk secara tidak sengaja di area berkumpulnya para pedagang dimana posisi tersebut merupakan pertemuan beberapa anak sungai. commit to user
36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Buatan Merupakan pasar terapung yang dibuat secara sengaja oleh pemerintah setempat dengan tujuan wisata. Pasar terapung tersebut biasanya berada di posisi strategis dengan memanfaatkan aliran sungai di tengah kota. Salah satu contohnya adalah Pasar Terapung pusat kota Banjarmasin yang digelar saat event-event tertentu. C. Tinjauan Struktur Terapung Perbaikan pada lahan pantai sering dimaknai secara berbeda, beberapa kosa kata yang kerap digunakan untuk memperbaiki kawasan di pantai antara lain adalah reklamasi, restorasi dan peremajaan pantai. Reklamasi lahan (Land reclamation) memiliki dua kegiatan yang berbeda. Satu menciptakan tanah daratan baru yang terpisah dari pantai atau sungai, yang lain mengacu pada pemulihan daerah pantai menjadi lebih alami, misalnya setelah mengalami polusi, deforestasi atau salinasi Meskipun demikian, beberapa akademisi memandang dalam kacamata yang berbeda dalam memaknai reklamasi. Menurut Plant, 1998, ide dasar reklamasi adalah untuk memenangkan daratan ketimbang lautan dan untuk memindahkan air laut dan menggantinya dengan daratan baru. Reklamasi biasanya adalah perluasan (extend) dari garis pantai yang ada dan menjorok ke arah laut dan harus berada di atas muka air laut. Sedangkan menurut Kondo, 1995, konsep reklamasi berbeda dengan konsep pembangunan pulau buatan dan polder. Peremajaan pantai (Beach nourishment) adalah proses dimana sedimen yang hilang akibat erosi dan transpor sedimen diganti dengan material yang baru dari tempat atau daerah lain. Peremajaan pantai selalu didefinisikan sebagai bagian dari perlindungan pantai (coastal defense). Konsep lain untuk menambah daratan tanpa reklamasi dan peremajaan pantai adalah dengan metode pembuatan struktur terapung (floating structure). Struktur terapung sudah berada pada tingkat eskalasi yang menakjubkan. Dewasa ini dan di masa depan, diperkirakan floating structure atau struktur bangunan terapung akan menjadi primadona konstruksi. commit to user Di banyak negara maju, sejarah
37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penggunaan struktur terapung sudah sampai pada tahap pengembangan very large floating structure atau konstruksi bangunan terapung skala besar misalnya untuk pembangunan
bandara
internasional
terapung (floating
airport),jembatan
apung (floating bridge), pemecah gelombang terapung (floating breakwater), bahkan kota terapung (floating city). Keuntungan dari adanya bangunan terapung antara lain tidak menambah massa benda yang mendesak massa air sehingga tidak menimbulkan efek kenaikan
muka
air
laut.
Keuntungan
berikutnya
adalah
tidak
menimbulkan scouring pada pondasi pilar jembatan. Pilar jembatan konvensional umumnya mengalami masalah scouring atau gerusan yang dapat membahayakan pondasi struktur. Keuntungan dari penggunaan floating structure menurut Watanabe (2004) adalah sebagai berikut. 1.
Efisiensi konstruksi karena tidak perlu pembuatan dan pengerjaan desain pondasi
2.
Ramah lingkungan karena tidak merusak dan tidak menambah volume benda yang bersifat massive structure.
3.
Mudah dan cepat dalam pengerjaan karena proses pengerjaan dengan metode perakitan (assembling method).
4.
Tahan terhadap gempa karena secara struktur tidak tertanam di tanah atau tidak berbasis pondasi namun mengapung dan hanya di ikat dengan anchor.
5.
Mudah dipindah maupun diperbaiki karena sifatnya yang dapat dirakit (assembling method).
6.
Konstruksi apung tidak mengalami proses konsolidasi maupun setlemen.
7.
Cocok untuk pembuatan konstruksi yang mengedepankan estetika model atau bentuk dibandingkan metode konvensional yang umumnya kaku. (Sumber:http://danieltamado.blogspot.com/2011/01/floatingstructure.html diakses pada 28 Juli 2013) commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
1.
digilib.uns.ac.id
Teknik Penambatan Pada Struktur Terapung Teknik penambatan rumah terapung adalah merupakan salah satu
komponen terpenting dalam struktur terapung, penambatan ini didesain sedemikian rupa agar struktur terapung tetap terjaga pada posisinya. a.
Faktor yang Mempengaruhi Struktur Terapung 1) Dorongan akibat arus air yang terjadi dibagian bawah garis air 2) Dorongan akibat angin yang terjadi terhadap bagian struktur terapung diatas garis air 3) Dorongan akibat ombak/gelombang air
b.
Komponen Struktur Terapung 1) Pemecah gelombang (Breakwater) 2) Sistem penambatan (Mooring facility) 3) Struktur pelampung (Mega float) 4) Jembatan akses (Access bridge) 5) Bangunan utama (Superstructure)
Gambar II.5. Komponen Struktur Terapung Sumber : http://www.b-foam.com/article-2012-teknik-penambatan-rumahterapung.php diakses pada 28 Juli 2013
commit to user
39
perpustakaan.uns.ac.id
c.
digilib.uns.ac.id
Sistem Penambatan 1) Sistem Piles
Gambar II.6. Komponen Struktur Terapung Sumber : http://www.b-foam.com/article-2012-teknik-penambatan-rumahterapung.php
Keuntungan sistem piles adalah bangunan akan lebih stabil terhadap angin dan gelombang serta tingkat pergerakan gelombang yang lebih rendah. Sedangkan keugian untuk sistem ini adalah biaya yang cukup tinggi dan tidak sesuai untuk daerah yang berbatu. 2) Sistem Rantai/Jangkar
Gambar II.7. Komponen Struktur Terapung Sumber : http://www.b-foam.com/article-2012-teknik-penambatan-rumahterapung.php
Sistem
rantai/jangkar
merupakan
perangkat
penmabta
struktur terapung di dasar perairan, danau, laut, sungai sehingga objek tidak berpindah tempat yang disebabkan hembusan angin. Jangkar dihubungkan dengan rantai sehingga dapat tersangkut di commit to user
40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dasar perairan. Selain itu sistem ini lebih fleksibel terhadap gelombang angin dan juga dari kondisi dasar perairan yang berbatu dan berpasir. 3) Sistem Skrup/Baut
Gambar II.8. Komponen Struktur Terapung Sumber : http://www.b-foam.com/article-2012-teknik-penambatan-rumahterapung.php
Sistem skrup merupakan pemancang dengan menggunakan patok besi berulir yang ditancapkan kedasar danau/laut dengan cara penyetelan dari atas permukaan air. Akan tetapi sistem ini mengakibatkan bangunan akan mudah goyah apabila ada pergerakan arus dan angin sehingga memiliki pergerakan yang tinggi 2.
Material Struktur Terapung a.
Styrofoam Styrofoam merupakan busa polystyrene yang saat ini kita kenal
dan banyak digunakan untuk isolasi panas dan aplikasi lainnya. Pada tahun 1941, penelitian di laboraurium Dow menemukan suatu cara untuk membuat busa polysterene. Karena sifat materialnya yang memiliki daya apung tinggi, material pada tahun 1942 digunakan oleh penjaga pantai Amerika Serikat untuk rakit penolong berkapasitas 6 orang. Dalam perkembangannya, styrofoam mulai digunakan sebagai material bangunan, termasuk didalamnya untuk isolasi perpipaan dan produk-produk spesifik lainnya. Isolasi Styrofoam sudah dipakai di commit topenting user lainnya di Amerika Utara. banyak gedung dan fasilitas
41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Styrofoam bisa dipergunakan juga di bagian bawah jalan dan struktur lainnya, untuk mencegah gangguan yang terjadi pada struktur tanah.
Gambar II.9. Struktur Terapung Sumber : ergodesk.wordpress.com
Di dalam aplikasinya, Styrofoam telah dikembangkan sebagai material alternatif untuk perumahan di Jepang, setara dengan kayu, besi dan beton. Meskipun material plastik sebagaimana styrofoam telah banyak digunakan sebagai panel-panel untuk pendingin dalam gedung, isolasi eksterior dan elemen eksterior serta interior lainnya yang bersifat non struktural, namun tak satu pun telah direkomendasikan sebagai material struktural untuk memikul beban pada gedung. Styrofoam dapat bertahan dalam jangka waktu yang sangat lama. Ringan dan mudah dalam pemasangannya, sehingga membangun bangunan berstruktur apung menjadi lebih mudah.
Gambar II.10. Struktur Rakit (8' X 12'): Sumber : http://building.dow.com/na/en/tools/installations/swimmingraft.htm
commit to user
42
perpustakaan.uns.ac.id
b.
digilib.uns.ac.id
Busa EPS (expand Polystrene) EPS dapat dipergunakan sebagai struktur apung bangunan. Bahwa
masa depan struktur terapung ini adalah EPS material bahan berdaya apung yang terbaik, ringan, teruji hal ini dikarenakan berat jenis EPS hanya 3% berat jenis air. Keunggulan struktur terapung dengan Busa EPS 1) Ringan sehingga memudahkan untuk logistiknya. 2) Kuat tahan terhadap gelombang ombak dan tahan lama bebas dari korosi. 3) Tidak dapat tenggelam ( Tidak bocor bahkan apabila dilobangi). 4) Mudah dibentuk serta dirakit. 5) Ramah lingkungan tidak mencemari air dan ekosistemnya. 6) Tahan terhadap gempa, ombak, angin karena secara structure tidak tertanam ditanah atau tidak berbasis pondasi namun mengapung dan hanya dikat melalui jangkar atau pancang. 7) Mudah dan cepat dalam pengerjaan karena proses pengerjaan dengan metoda perakitan. 8) Efesiensi konstruksi karena tidak perlu pembuatan dan pengerjaan desain pondasi. Macam-macam struktur terapung dan aplikasinya. 1) Heavy duty pontoon adalah EPS yang dibalut (diplester) menggunakan cor beton dengan perbandingan 2 dibanding 1 dari volume EPS menggunakan cor beton akan lebih kuat dan tahan lama. 2) Light duty pontoon adalah menggunakan GRC (glas fiber reinforcement
lebih
ringan
dan
fabrikasi
lebih
mudah
pengerjaannya dan tidak makan tempat. Pembuatan
struktur
terapung
dapat
dilakukan
dengan
bermacam-macam model dan ukuran,yang dapat disesuikan dari lokasi tempat pembuatan dan dapat di buat dengan model apapun sesuai dengan commit to user
43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
model apapun yang dikehendaki mau kotak, empat persegi panjang, trapesium, lingkaran, segi tiga dll.
Gambar II.11. Rumah Terapung Sumber : http://www.b-foam.com/article-2012-solusi-struktur-terapung.php diakses pada 28 Juli 2013
c.
Drum (Photon) Beberapa alasan mengapa kita merencanakan struktur terapung,
karena bumi setengahnya adalah air dan terbatasnya luas daratan juga atas berkembangnya populasi manusia dan kebutuhan penghuni bumi, menuntut manusia untuk berfikir lebih inovatif, manusia sudah saatnya mengoptimalkan perairan sebagai lahan terbuka untuk struktur terapung. Modul antibanjir adalah sebuah konsep baru solusi pemecahan permasalahan untuk rumah-rumah di daerah rawan banjir. Keistimewaan modul ini adalah ketika tidak banjir berfungsi sebagai ruang tambahan untuk rumah, dan ketika banjir modul berfungsi sebagai ruang penyelamatan. Modul anti banjir menggunakan struktur apung berupa drum bekas yang dipasang dibawah alas modul. Struktur apung inilah yang akan mengangkat modul tersebut ketika terkena banjir. Drum diikat di bawah alas modul agar tidak terlepas. struktur lantai modul adalah struktur kayu. Konstruksi dari struktur terapung dengan menggunakan drum adalah sebagai berikut. commit to user
44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Kerangka Kerangka (bingkai) struktur terapung dapat dibuat dari bahan kayu, bambu atau besi yang dilapisi bahan anti karat, pemilihan bahan disesuiakan dengan ketersediaan bahan di lokasi perancangan. Pada umumnya bahan kerangka yang digunakan adalah bambu, dikarenakan harganya yang relatif murah dan mudah diperoleh. Bambu yang digunakan untuk kerangka adalah jenis bambu tali dengan diameter 5-7 cm di bagian pangkalnya, dan bagian ujungnya berukuran antara 3-5 cm.
Gambar II.12. Kerangka Struktur Terapung Sumber : http://ismail-jeunib.blogspot.com/2009/11/keramba-jaring-apungkja.html diakses pada 2 Januari 2014
2) Pelampung Pelampung berfungsi untuk mengapungkan kerangka. Bahan yang digunakan adalah drum (plastik atau besi) dengan kapasitas 200 liter. Lama pemakaian dari pelampung jenis drum adalah 12-15 bulan. 3) Pengikat Tali pengikat terbuat dari bahan yang kuat, seperti tambang plastik, kawat berukuran 5 mm, besi beton berukuran 8 mm atau 10 mm. Tali pengikat ini digunakan untuk mengikat kerangka struktur terapung. Jumlah pelampung yang akan digunakan disesuaiakn dengan besarnya kerangka struktur terapung yang dibuat, setiap modul struktur 7x7 m dibutuhkan pelampung antara 33-35 buah commit to user drum.
45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar II.13. Modul Struktur Terapung Sumber : http://ismail-jeunib.blogspot.com/2009/11/keramba-jaring-apungkja.html diakses pada 2 Januari 2014
4) Jangkar Jangkar berfungsi sebagai penahan struktur terapung agar struktur tidak hanyut terbawa oleh arus air dan angin yang kencang. Fungsi jangkar pada modul struktur terapung : a)
ketika tidak banjir,modul berfungsi sebagai ruang tambahan pada rumah
b) banjir yang datang akan mengangkat modul c)
tiang penetap berfungsi untuk menjaga modul tetap pada posisi
Gambar II.14. Skema Jangkar pada Struktur Terapung Sumber : http://dimasprasetyoarchitect.blogspot.com/2008/12/melihat-arsitekturdengan-lebih-bijak.html diakses pada 2 Januari 2014
Antara jangkar (tiang penetap) dan modul dikoneksikan dengan hubungan rel yang akan memudahkan modul ketika terangkat.
commit to user
46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar II.15. Detail Rel pada Jangkar Struktur Terapung Sumber : http://dimasprasetyoarchitect.blogspot.com/2008/12/melihat-arsitekturdengan-lebih-bijak.html diakses pada 2 Januari 2014
Struktur yang menggunakan material dari drum ini biasanya diaplikasi pada rumah lanting atau rumah rakit.
Gambar II.16. Rumah lanting Sumber : http://falaah-mute.blogspot.com/2012/11/rumah-lanting.html diakses pada 28 Juli 2013
D. Tinjauan Arsitektur Kontekstual Upaya revitalisasi, berbagai negara di dunia sudah memiliki piagam yang menjadi pedoman untuk desain bangunan baru (infill design) pada kawasan pelestarian yang telah diakui oleh organisasi internasional, seperti UNESCO dan ICOMOS. Beberapa piagam tersebut adalah Piagam Washington (1987) dan The World Heritage Cities Management Guide (1991). Sedangkan di Indonesia, pedoman tersebut terdapat di Piagam Pelestarian Pusaka Indonesia (2003) meskipun
belum
djelaskan
secara
lebih
rinci.
(Sumber:
http://jaringanarkeologpelestari.blogspot.com/2012/01/membincang-revitalisasikawasan-fort.html diakses pada 28 Juli 2013) Beberapa prinsip-prinsip desain bangunan baru (infill design) menurut commit to user antara lain sebagai berikut. Rekomendasi UNESCO dan Piagam Washington
47
perpustakaan.uns.ac.id
1.
digilib.uns.ac.id
Arsitektur baru harus beradaptasi secara harmonis dengan organisasi spasial dan pengaturan dari kelompok bangunan bersejarah. Analisis konteks urban harus menyesuaikan dengan karakter sekelompok bangunan dan juga ciri yang dominan, misalnya harmoni, ketinggian, warna, bahan dan bentuk, fasad, hubungan antara volume bangunan dan volume spasial, serta proporsi dan posisi.
2.
Membangun gedung baru atau mengadaptasi yang sudah ada, tata ruang yang ada harus diperhatikan, terutama dalam hal skala dan ukuran. Selain rekomendasi UNESCO dan piagam diatas, beberapa pengalaman
pelaksanaan proyek pelestarian oleh bank Dunia dan para arsitek memberikan masukan tentang prinsip-prinsip desain yang harus dipertimbangkan untuk bangunan baru pada kawasan pelestarian antara lain sebagi berikut. Tabel II.1. Prinsip Infill Design
Brent C. Brolin (1980)
Katrinka Ebbe (Bank
Elizabeth Vines
Dunia, 1999)
(2003) Tampilan sesuai
-
-
dengan bangunan sekitar
Skala bangunan terhadap
Skala yang tepat
skala manusia
Skala dengan bangunan sekitar
Tinggi yang tepat
Tinggi yang tepat
Tinggi bangunan
Bahan bangunan
Bahan yang sesuai
Bahan yang serasi
Komposisi massa
Pengolahan bentuk
Massa bangunan yang
bangunan
yang harmonis
berhubungan
Proporsi fasade dan arah,
Kualitas desain dan
Proporsi pembukaan,
proporsi dan ukuran
detail
artikulasi fasade (rasio
pintu dan jendela,
solid dan void pada
penempatan pintu dan
dinding)
jendela Garis sepadan bangunan
commit to user
Garis sepadan
48
perpustakaan.uns.ac.id
depan dan sampin
digilib.uns.ac.id
bangunan Posisi dan skala signage Penataan lantai dasar untuk toko
Sumber: Dimensi Teknik Arsitektur Vol. 32, No. 2, Desember 2004: 102 - 109
Secara umum beberapa prinsip desain yang harus diperhatikan adalah sebagi berikut. a.
Harmoni antara bangunan baru dengan bangunan lama dalam hal tampilan denan bangunan sekitar, skala, tinggi, warna, bahan, massa bangunan, garis sempadan, artikulasi fasade dan signage
b.
Pendekatan modern dalam desain diperbolehkan sebagai pengkayaan pada kawasan pelestarian dengan tetap memperhatikan bahan-bahan bangunan tradisional
1.
Arsitektur Kontekstual sebagai Aspek Perancangan Dengan pertimbangan prinsip-prinsip infill design tersebut diatas
maka konsep perancangan yang sesuai adalah Arsitektur Kontekstual, karena dapat menciptakan harmonisasi pada kawasan pelestarian. Kontekstualisme selalu berhubungan dengan kegiatan kegiatan konservasi dan preservasi karena berusaha mempertahankan bangunan lama khususnya yang bernilai historis dan membuat koneksi dengan bangunan baru atau menciptakan hubungan yang simpatik, sehingga menghasilkan sebuah kontinuitas visual (Hertanto, 2007) a.
Pengertian Arsitektur Kontekstual Arsitektur Kontekstual merupakan salah satu prinsip perancangan
dalam arsitektur yang mempertimbangkan permasalahan desain dalam beberapa atau kesatuan bidang konteks. Menurut Anthony V Antoniades, klasifikaso dari bidang konsteks dalam arsitektur dapat berhubungan dengan site dari lingkungan, kondisi bangunan sekitar, masyarakat, commit to user
49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
budaya, dan material di daerah setempat. Tujuan klasifikasi ini berfungsi untuk mengarahkan desain dalam perancangan. Istilah kontekstual dalam bahasa indonesia adalahsesuatu yang berkaitan dengan kondisi keterkaitan. Dengan kata lain konstektual bisa diartikan adanya keterkaitan antara sesuatu dengan sesuatu yang lain. Di bidang arsitektur, dalam sebuah proses perencanaan dan perancangan, perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan karya baru yang direncanakan. Hal-hal yang mempunyai keterkaitan tersebut antara lain adalah lingkungan, budaya, gaya regional, karakter masyarakat maupun sejarah Arsitektur harus dirancang dengan memperhatikan bentuk dan karakteristik arsitektur dan lingkungan yang ada di sekitarnya, serta harus mempertimbangkan
perwujudan
kualitas
bangunan
gedung
dan
lingkungan. Sehingga proses analisa penentuan bentuk dan penampilan bangunan juga harus memperhatikan karakteristik bangunan-bangunan yang terdapat di lingkungan setempat. Brent C. Brolin dalam bukunya Architecture in Context (1980) menyatakan bahwa yang dimaksud architecture in context adalah kemungkinan perluasan bangunan dan keinginan mengaitkan bangunan baru dengan lingkungan sekitarnya. Dapat dijabarkan beberapa pendekatan desain arsitektur kontekstual yang bervariasi atau tidak sekedar meniru: 1) Mengambil motif-motif desain setempat, seperti bentuk massa, pola atau irama bukaan, dan ornamen desain yang digunakan 2) Menggunakan
bentuk-bentuk
dasar
yang
sama,
tetapi
mengaturnya kembali sehingga tampak berbeda 3) Melakukan pencarian bentuk-bentuk baru yang memiliki efek visual sama atau mendekati yang lama 4) Mengabstraksi bentuk-bentuk asli (kontras) commit to user
50
perpustakaan.uns.ac.id
b.
digilib.uns.ac.id
Terminologi Umum Arsitektur Kontekstual Beberapa terminologi umum dalam arsitektur kontekstual yang
juga dapat menjadi pendekatan perancangan adalah sebagai berikut. 1) Alteration/alterasi Adaptasi bangunan lama untuk fungsi baru dengan perubahan 2) Addition a)
Pengulangan bangunan asli
b) Abstraksi bangunan asli c)
Latar belakang (background) bagi bangunan asli dengan pengaturan jarak dan kaitan visual (massa bangunan, tinggi bangunan, dll.
3) Infill Tidak terbatas pada penyisipan satu bangunan saja, namun lebih kepada penyisipan berbagai aktivitas baru yang dibarengi dengan penyediaan wadah/fasilitas fisik kegiatan, berupa (kelompok) bangunan c.
Prinsip Arsitektur Kontekstual Pemikiran yang menekankan bahwa unsur lama harus menjadi
sumber inspirasi bagi unsur baru sehingga dapat membentuk satu kesatuan (unity).Prinsip konteks secara umum adalah mudah dimengerti dan diterima masyarakat karena tidak menimbulkan gejolak visual, namun demikian cenderung membentuk kesan monoton secara visual. 1) Kontekstualisme dalam arsitektur dan perancangan kota merupakan salah satu reaksi yang melawan prinsip-prinsip modernisme. Kontekstualisme sering disalah artikan hanya sebagai suatu pola pemikiran yang mempertimbangkan konteks sebagai
unsur
pendekatan
disain
baru.
Sebenamya
kontekstualisme mempunyai arti lebih spesifik dari itu sehingga bisa dikatakan bangunan kontekstual tidak berdiri sendiri yang bisa berteriak ―Lihatlah aku!‖ (Bob Cowherd, 1993). commit to user
51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Kontekstual adalah situasi yang tidak memungkinkan sebuah obyek ada di suatu tempat tanpa mengindahkan obyek-obyek yang sudah ada di tempat itu terlebih dahulu. Perancangan kontekstual dengan demikian memusatkan perhatian terutama pada karakteristik obyek-obyek yang sudah ada itu ketimbang pada obyek yang akan dibuat. Hal itu sejalan dengan asal katanya, yaihu ―konteks‖ yang berarti ―semua yang mendahului hadirnya sesuatu‖. (Budi Sukada, 1993) 3) Kontekstualisme oleh Wojciech Lesnikowski lebih disimpulkan sebagai minat dan tanggapan individu ketimbang aturan-aturan dan prinsip-prinsip yang bersifat universal. Ini berbeda dengan gerakan modern yang mewakili seperangkat dogma, didaktik dan aturan-aturan yang universal dan jadilah hukum untuk standard praktek disain kalangan arsitek penganutnya. 4) Dalam rancang kota, kontekstualisme memiliki kekuatan dan kelemahan.
Kekuatannya
adalah
kemampuannya
secara
potensial meredam lingkungan yang tidak tanggap atau liar. Kelemahannya adalah rancangan seolah-olah harus menerima keterikatan pada kondisi statis; bertentangan dengan produkproduk baru yang diinginkan yang lantas terpaksa dimanipulasi untuk menjaga selera keterkaitan. (Robi Sularto Sastrowardoyo, 1993) (Sumber:
soedwi.staff.uns.ac.id/files/2009/06/kontekstual.pdf
diakses pada 28 Juli 2013) Persoalan kontekstualisme buat Brent C. Brolin adalah bagaimana menyelaraskan formalisme bangunan baru (melalui eksplorasi kesamaan gaya dan teknologi) yang bersebelahan dengan bangunan lama atau lingkungan lama yang memiliki style arsitektur tertentu sehingga kontinyuitas visual terjaga (fitting new buildings with the old). Brolin mengakui bahwa kontras bangunan modern dan kuno bisa merupakan to user sebuah harmoni, namuncommit diingatkan bahwa bila terlalu banyak ―shook
52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
effects‖ yang timbul sebagai akibat kontras maka efektivitas yang dikehendaki akan menurun sehingga yang muncul adalah chaos. Stuart Cohan dan Steven Hurtt, yang mengaku memperkenalkan kontekstualisme, menyatakan bahwa kontekstualis bermaksud memeluk spirit/jiwa
bangunan-bangunan
tua
dengan
lingkungannya
yang
bersejarah ke dalam rancangan baru; bukan bentuknya.Dengan demikian kontekstualisme dapat memberi tempat sekaligus membuka persoalan dengan aliran/paham lain seperti environmentalism, konservasionism, regionalism, postmodemism, dsb yang sedang berkembang. Strategi dan taktik menciptakan kontekstualisme diciptakan melalui, pertama, strategi garis yakni koneksi visual dan konsepsual. Melalui strategi ini tekstur kota akan lebih terformasi secara visual dan konsepsual. (Tekstur kota atau matriks dasar dari material kota adalah kombinasi pola jalan, ruang terbuka, blok bangunan dengan variasi tatanan tipologi). Bila koneksi-koneksi visual dan konsepsual telah terdefinisikan, maka variabel dari tekstur yang menentukan derajat keteraturan, proporsi solid dan void dan kepadatan kawasan akan dapat dikendalikan. Kedua, taktik koneksi yakni interpenetrasi kawasan (overlapping dari sudut dan pola kawasan untuk membangun relasi majemuk) dan kontinyuitas tekstur (strukturalisasi ruang kota dengan disain lansekap dengan terlebih dahulu menentukan pattern of urbanism). (Andy Siswanto, 1993) Richard Hedman & Andrew Kaszewski dalam kaitannya membentuk desain urban, konteks berarti keterkaitan, dan kontras yang artinya pembedaan / pertentangan.Prinsip konteks dan kontras mencakup pula aturan mengenai kenyamanan pandang visual terhadap komposisi yang terbentuk. Penghadiran bangunan baru dengan ketinggian dominan terhadap yang lama yang dilindungi akan membentuk keserasian dalam komposisi konteks maupun kontras. commit to user
53
perpustakaan.uns.ac.id
d.
digilib.uns.ac.id
Fungsi arsitektur kontekstual: 1) Untuk menghadirkan bangunan yang memperhatikan kondisi sekelilingnya sehingga keberadaannya serasi dan menyatu, dan dengan demikian potensi dalam lingkungan tersebut tidak diabaikan. 2) Membentuk satu kesatuan citra oleh pengamat dalam suatu kawasan dan lingkungan, yang terbentuk dari suatu komposisi bangunan dengan periode keberadaan yang berlainan. Kesatuan citra oleh pengamat, terbentuk karena komposisi fisik yang dilihatnya
mempunyai
kesinambungan,
meskipun
keberadaannya tidak secara bersamaan. e.
Yang perlu diperhatiakan dalam kontekstual antara lain: 1) Irama Irama adalah sebagai pengulangan garis, bentuk, wujud, atau warna secara teraturdan harmonis.Pada dasarnya manusia memiliki kecenderungan mengelompokkan unsur – unsurdi dalam suatu komposisi acak menurut: a) Kedekatan atau keterhubungan satu sama lain b) Karakteristik visual yang dimiliki bersama Sifat fisik dari bentuk dan ruang arsitektur yang dapat diorganisir secara berulang adalah: a) Ukuran b) Bentuk wujud c) Karakter Detail 2) Datum Suatu datum diartikan sebagai suatu garis, bidang atau ruang acuan untuk menghubungkan unsur - unsur lain di dalam suatu komposisi. Datum mengorganisir suatu pola acak unsur – unsur melalui keteraturan kontinuitasdan kehadirannya yang konstan. Sebagi commit user contoh, garis – garis laguto berfungsisebagai suatu datum yang
54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
memberi dasar visual untuk membaca not dan iramasecara relatif nada – nada yang ada. Pada sebuah organisasi acak dari unsur – unsur yang tidak sama, sebuah datumdapat mengorganisir unsur – unsur ini menurut cara – cara berikut. 1) Garis Sebuah garis dapat memotong atau membentuk sisi – sisi bersama suatupola; garis – garis grid dapat membentuk sebuah bidang penyatu yangnetral dari suatu pola. 2) Bidang Sebuah bidang dapat mengumpulkan pola unsur – unsur di bawahnya atauberfungsi sebagai latarbelakang dan membatasi unsur – unsur di dalambidangnya. 3) Ruang Sebuah bidang dapat mengumpulkan pola – pola di dalam batas –batasnya atau mengorganisir mereka sepanjang sisi – sisinya f.
Jenis Arsitektur Kontekstual 1) Kontras Kontras dapat menciptakan lingkungan urban yang hidup dan menarik, namundalam pengaplikasiannya diperlukan kehati – hatian hal ini agar tidak menimbulkankekacaun.Hal ini sesuai dengan pendapat Brent C. Brolin, bahwasannya kontras bangunanmodern dan kuno bisa merupakan sebuah harmosi, namun ia mengatakan bilaterlalau banyak akan mengakibatkan ‖shock effect‖ yang timbul sebagai akibatkontas. Maka efektifitas yang dikehendaki akan menurun sehingga yang munculadalah chaos. Prinsip dasar pendekatan kontras : a) Kontras dapat dicapai denganbanyak cara sesuai tingkat intensitas. Warna, tekstur, bentuk, gaya, struktur, dan commit to user
55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bahan-bahan lain dalam bentuk yang ekstrim dengan keadaan sekitar b) Ada sangat banyak variasi dan situasi potensial tentang penggunaan kontras. Keputusan melibatkan interaksi banyak faktor yang dapat menimbulkan nilai estetis 2) Selaras Ada kalanya suatu lingkungan menuntut keserasian / keselarasan,
hal
tersebutdilakukan
dalam
rangka
menjaga
keselarasan dengan lingkungan yang sudah ada.Bangunan baru lebih menghargai
dan
dimanabangunan
memperhatikan itu
konteks
berada.Sehingga
/
kehadiran
lingkungan satu
atau
sekelompok banguanan baru lebih menunjangdaripada menyaingi karakter bangunan yang sudah ada walupun terlihat dominan (secara Kuantitatif). Dalam mendesain arsitektur dengan konteks, sebaiknya desain yang dihasilkan bisa merangsang tumbuhnya lingkungan yang lebih baik, dimana akan membutuhkan apresiasi terhadap kebiasaan hidup masyarakat lokal yang ditingkatkan. Komunitas masyarakat dalam skala lokal selalu memiliki cara pandang tertentu berkaitan dengan tradisi apabila masih dipegang teguh ataupun sebagian. Dengan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam merancang bangunan baru perlu meningkatkan kualitas lingkungan yang telah ada sebelumnya menjadi lebih baik. Dalam penerapan desain tidak harus selamaya kontekstual dalam aspek form dan fisik saja, akan tetapi bisa ditampakkan melalui aspek nonfisik, seperti fungsi, filosofi, tipiologis, maupun teknologi Prinsip Dasar PendekatanSelaras : 1) Optional (pilihan bebas) Dalam situasi, dimana bangunan berada di lingkungan yang bervariasi, seperia halnya pada bangunan di pinggiran to user kota, penerapancommit konteks diperlukan karena masyarakat lebih
56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mementingkan untuk melihat diri mereka sendiri yang teraplikasi dalam suatu bangunan. Sedangkan di area transisi, diperlukan kesempatan dalam menciptakan karya baru, karena hal ini dapat mengangkat citra akan keberadaan mereka sebagai masyarakat yang berkesinambungan 2) Selective linkage (tautan selektif) Dalam mencari karakter suatu bangunan baru, harus dipikirkan tautan antara bangunan lama dengan bangunan baru seperti
dalam
pemilihan
konstruksi,
sehingga
tidak
menimbulkan bangunan yang justru merusak lingkungan kawasan 3) Moderate Conformance (kesesuaian yang moderat) Menerapkan berbagai keanekaragaman gaya yang selaras dengan bangunan lama, sehingga dapat memperkuat desain linkages. 4) Rigorous conformance (kesesuaian yang tepat) Tetap mempertahankan bangunan seperti bangunan semula, dikaitkan dengan keberadaan masyarakat yang bangga akan identitas. 5) Replication (replikasi) Yaitu dengan tiruan bangunan yang serupa, hal ini dapat menimbulkan citra negatif terhadap kawasan lama. g.
Strategi Urban Design dalam Membentuk Kontekstualisme Kawasan (Brent C. Brolin, Architecture in Context, 1980) a.
Bangunan yang bersifat kontras perlu dipisahkan satu dengan yang lainnya supaya konteksnya masih dapat dipertahankan, bahkan ditingkatkan.
b.
Memperhatikan tingkatan harmonis sama, serupa sampai dengan kontras melalui bentuk denah atau tampilan. commit to user
57
perpustakaan.uns.ac.id
c.
digilib.uns.ac.id
Memperhatikan watak tempat statis di dalam kota sebagai salah satu instrumen yang memungkinkan pembahasan ruang terbuka di dalam kota secara kontekstual
Gambar II.17. Teori Kontras Sumber : Architectur In Context, Brent C Brolin,1980
Gambar II.18. Tahap Perkembangan Kota Sumber : Architectur In Context, Brent C Brolin,1980
2.
Penerapan Pendekatan Arsitektur Kontekstual-Selaras a.
Respon di dalam Kontekstual Selaras meliputi: 1) Respon desain terhadap konteks bentuk tapak 2) Konteks terhadap lingkungan 3) Konteks terhadap klimatologis
b.
Contoh Penerapan kontekstual-selaras menurut Tantarto (2009) dalam sebuah bentuk desain arsitektur adalah sebagai berikut. 1) Arsitektur dan penciptaan ruang dan tempat yang selaras Ruang (space) pada dasarnya terbentuk dari titik yang bergerak menjadi garis, yang lalu bergerak dan membentuk sebuah commit to user bidang, dan akhirnya bertemu dengan bidang lain sehingga 58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menghasilkan sebuah ruang tiga dimensi. Sedangkan tempat (place) merupakan ruang yang dihidupkan oleh interaksi atau kegiatan manusia. Ruang yang baik ditentukan oleh kualitas lingkungan di sekelilingnya. Temperatur, matahari, angin, dan kelembaban sangat mempengaruhi nyaman atau tidaknya ruang tersebut, yang tentunya menjadi berpengaruh terhadap kegiatan manusia di dalamnya. Kualitas ruang yang baik akan membuat manusia betah berkegiatan, sehingga akhirnya ruang tersebut hidup dan menjadi sebuah ’tempat’ yang lebih dari layak. Namun selain hal tersebut di atas, yang tidak kalah penting dalam menciptakan sebuah ’tempat’,—contohnya adalah ruang publik di kawasan perkotaan—adalah tiga potensi strategis yang disebut sebagai Three Theories of Urban Spatial Design; yaitu massa dan ruang (figure), jejalur atau keterhubungan (linkage), dan tempat (place). Kualitas sebuah ruang publik dipengaruhi oleh bentuk dan tatanan ruang, dan juga harus dapat dicapai dengan mudah melalui jaringan infrastruktur yang jika dirancang dengan benar akan menghasilkan ruang berkegiatan yang tak hanya nyaman, tetapi juga membentuk perilaku positif bagi manusia di dalamnya. Selain itu, konteks budaya, sejarah, dan ekologi juga perlu diperhatikan dengan menyatukan bentuk, detail, ornamen yang unik sesuai nilai sosial, budaya dan persepsi visual; sehingga menghasilkan ruang publik yang memiliki karakteristik lokal. 2) Arsitektur yang selaras dengan konteks kehidupan kota Arsitektur, sebagai objek yang tidak berdiri sendiri— melainkan menjadi satu kesatuan harmonis dengan sekitarnya, menjadi satu kesatuan jaringan secara sosial, ekonomi, maupun lingkungan; yang menjadi tumpuan kehidupan perkotaan saat ini. commit to user
59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Arsitektur kontekstual dan proses pencarian bentuk yang selaras a) Mengambil motif-motif desain setempat, seperti bentuk massa, pola atau irama bukaan, dan ornamen desain yang digunakan b) Menggunakan
bentuk-bentuk dasar yang sama tetapi
mengaturnya kembali sehingga tampak berbeda c) Melakukan pencarian bentuk-bentuk baru yang memiliki efek visual sama atau mendekati yang lama d) Penggunaan kembali elemen desain yang dominan yang terdapat pada bangunan lama E. Preseden Pasar Terapung Pasar terapung Thailand dan Vietnam adalah salah satu tujuan wisata favorit di negara ini. Sungai dan Klong pasar memberikan pandangan yang realistis tentang bagaimana kehidupan sehari-hari pasti pada jaman dulu. Pasar terapung adalah di mana penjual, perahu mereka sarat dengan berbagai macam buah-buahan tropis, bunga, sayuran dan produk segar, datang untuk bertemu dan barter produk mereka dengan pedagang lainnya. Saat ini, supermarket modern dan department store telah banyak menggantikan pasar terapung tradisional, tapi beberapa masih bertahan. Strategi pertanian Thailand untuk memenuhi pasar global sudah beranjak dari One Village One Product (OVOP) menjadi regionregion yang lebih luas berdasarkan: 1.
Kondisi agronomi terutama agro-klimatologi
2.
Sumber air irigasi dan
3.
Potensi pariwisata.
commit to user
60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Beberapa contoh pasar terapung yang masih bertahan adalah sebagai berikut. 1.
Pasar Terapung di Ratchaburi (Damnoen Saduak Floating Market)
Gambar II.19. Pasar terapung Ratchaburi Sumber : google.com
Damnoen Saduak Floating Village (pasar terapung) terletak di Damnoen Saduak distrik, propinsi Ratchaburi, sekitar 105 km dari kota Bangkok, Thailand. Ratchaburi dapat ditempuh dari bangkok selama 2.5 jam. Saat ini, pasar terapung Damnoen Saduak menjadi salah satu objek wisata Thailand sebagai tempat yang sangat menarik bagi wisatawan untuk melihat cara tradisional menjual dan membeli barang-barang seperti dipasar tradisional di darat umumnya. Wisatawan dapat berkunjung ke pasar terapung ini mulai pukul 08.00-23.00. Damnoen Saduak menjual berbagai jenis sayuran dan buah-buahan hasil pertanian hortikultura di DAS (Daerah Aliran Sungai) sungai Mae Klong. Selain terkenal dengan agribisnisnya, Thailand ternyata sangat memelihara kegiatan tradisionalnya menjadi daya tarik wisata asing. Damnoen Saduak menawarkan peristirahatan alam lengkap. Salah satu penginapan yang menarik adalah The Scenery Resort, Hi Scene Resort, La Toscana dan Swiss Valley. Selain itu, wisatawam memiliki kesempatan untuk terlibat dalam kehidupan penduduk sekitar seperti membuat keramik cantik berstandart dunia, pembuatan lilin di Candle House (Ban Hom Tian). Rangkaian kegiatan tersebut membuat Ratchabunri menjadi Kawasan rekreasi baru.
commit to user
61
perpustakaan.uns.ac.id
2.
digilib.uns.ac.id
Pasar Terapung Amphawa
Gambar II.20. Pasar terapung Amphawa Sumber : google.com
Pasar Terapung Amphawa hanya buka Jumat, Sabtu dan Minggu sore. Restaurant dan para pedagang sudah menggelar dagangannya mulai pukul 15.00 sore. Pasar terapung ini merupakan surga bagi penikmat kuliner. Semua dijual dengan harga relatif miring, mulai dari makanan laut, hingga jajanan pasar aneka warna dan rasa termasuk belanja pernak-pernik serta souvenir. Toko-toko dan restaurant utama berada di tepi kanal. Di beberapa tempat terdapat sampan terapung penjual makanan. Pengunjung dapat mengelilingi kanla dengan menyewa perahu atau juga mengikuti paket keliling kanal sambil melihat kunang-kunang. Konsep dari pasar terapung ini adalah memberikan kesan dan pengalaman ―lokal‖ kepada pengunjung yang datang, yang didominasi oleh penduduk lokal. 3.
Pasar Terapung Ayutthaya
Gambar II.21. Pasar terapung Ayutthaya commit user Sumber :togoogle.com
62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berbeda dengan pasar terapung Damnoen Saduak dan pasar terapung Amphawa, pasar terapung ini adalah pasar artificial. Budaya masyarakat Thailand selalu berorientasi pada air dimana bangunan rumah di tepi sungai akan selalu menghadap ke air. Sehingga menciptakan pasar terapung dimana pedagang datang menghampiri calom pembeli. Konsep tersebut yang dibawa pasar terapung Ayyuthaya ini. Pasar yang seperti kompleks perbelanjaan ini didirikan untuk menarik wisatawan. Lahan yang dibangun berupa toko-toko dari kayu dengan aliran air seperti sungai besar tempat sampan-sampan hilir mudik. Sebagian besar toko menjual aneka pernak-pernik dan makanan khas Thailand digelar tidak hanya di sampan, tetapi juga pada toko-toko di sepanjang sungai buatan. Pasar ini terletak di Kota Ayyuthaya yang dapat ditempuh selama 2 jam dengan kendaraan darat dari kota Bangkok. 4.
Pasar Terapung Wat Sai
Gambar II.22. Pasar terapung Wat Sai Sumber : google.com
Pasar Terapung Wat Sai merupakan salah satu pasar terapung yang paling terkenal di Thailand. Pasar terapung ini terletak di Sungai Chao Phraya, sekitar 10 km dari Kota Bangkok dan merupakan berlangsungnya aktivitas jual-beli bagi warga Bangkok. Selain itu, di pasar terapung ini juga dapat disaksikan deretan rumah panggung dengan aktivitas kehidupan masyarakat lokal yang hidup di sekitar lokasi pasar. Seperti pasar terapung lain di Thailand, Pasar terapung Wat Sai mulai buka pukul 05.00-11.00 commit to user
63