BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Produksi Menurut
Ahman
(2004:116),
pengertian
produksi
mengalami
perkembangan yang dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Menurut aliran Fisiokrat, produksi adalah kegiatan untuk menghasilkan barang baru (product nett). 2. Menurut aliran Klasik, produksi adalah kegiatan menghasilkan barang. Barang yang dihasilkan tidak harus barang baru, tetapi bisa juga barang yang hanya diubah bentuknya. 3. Pengertian produksi terus berkembang. Pada akhirnya para ekonom memberikan pengertian produksi sebagai kegiatan menghasilkan barang maupun jasa, atau kegiatan menambah manfaat suatu barang. Produksi sering digunakan dalam istilah membuat sesuatu, dalam istilah yang lebih luas dan lebih fundamental, produksi diarahkan sebagai pengubahan bahan-bahan dari sumber-sumber menjadi hasil yang diinginkan konsumen yang berupa barang dan jasa (Swastha dan Sukotjo, 1997:280). Produksi menurut Bruce R. Beattie (1994:3) merupakan proses kombinasi dan koordinasi material-material dan kekuatan, seperti kekuatan input, faktor sumber daya, atau jasa-jasa produksi dalam pembuatan suatu barang atau jasa.
Produksi dalam arti ekonomi mempunyai pengertian semua kegiatan yang meningkatkan nilai kegunaan atau faedah (utility) suatu benda. Ini dapat berupa kegiatan yang meningkatkan kegunaan dengan mengubah bentuk atau menghasilkan barang baru (utility of form). Dapat pula meningkatnya kegunaan suatu benda itu karena adanya kegiatan yang mengakibatkan dapat berpindahnya suatu benda dari tangan seseorang ke tangan orang lain (Sriyadi, 1991:6). Sedangkan menurut Joseph M. Putti (1987:7) produksi adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan hasil keluaran dan umumnya dinyatakan sebagai volume produksi dan dalam satuan unit-unit. Berdasarkan berbagai pengertian di atas maka yang dimaksud dengan produksi adalah suatu proses memberdayakan sumber-sumber yang tersedia dengan cara meningkatkan nilai kegunaan atau faedah untuk menghasilkan sesuatu yang lebih bernilai, yang dalam hal ini berupa berita.
A. Program Acara Televisi Jenis program TV pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian besar yaitu program hiburan (sinetron, film, musik, dll.) dan program informasi (Siaran berita, talk show). (Morrisan 2008:25). Program hiburan merupakan siaran yang bertujuan untuk menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan. Macam program yang termasuk dalam program hiburan antara lain: sinetron, film, kuis, reality show, dan lain-lain. (Morrisan 2008:213).
Program informasi televisi memberikan banyak informasi untuk memenuhi rasa ingin tahu penonton terhadap suatu hal atau peristiwa. Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien. Daya tarik program ini adalah informasi, dan informasi itulah yang “dijual” kepada audien. Setiap stasiun televisi di Indonesia pasti memiliki program informasi dalam mata acara baik harian maupun mingguan. Program informasi dibagi menjadi dua bagian besar yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak (soft news). (Morrisan 2008:207).
1. Berita keras (Hard news) Berita keras atau hard news adalah segala informasi penting dan atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media karena sifatnya harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audien secepatnya. Berita keras dibagi meliputi straight news, features, dan infotainment. a. Straight News (Berita langsung) Merupakan berita singkat dengan menyajikan informasi yang mencangkup 5W+1H (who, what, where, when, why, dan how) terhadap suatu peristiwa yang diberitakan. Berita ini dangat terikat waktu (time concern) karena sangat cepat basi jika terlambat disampaikan kepada penonton. b. News Feature News feature merupakan berita ringan namun menarik. Informasi yang disajikan dalam feature misalnya informasi yang lucu, unik, ‘aneh’, menimbulkan kekaguman, dan lain-lain. Durasi feature relatif singkat (kurang dari lima menit), karena feature merupakan bagian dari program berita, maka feature masuk kedalam kategori hard news. c. Infotainment Kata infotainment berasal dari dua kata, informasi dan entertainment (hiburan). Infotainment adalah berita yang menyajikan informasi mengenai orang-orang yang dikenal masyarakat (selebritis) atau orang yang bekerja pada industri hiburan. Program berita reguler terkadang menampilkan berita ini di akhir segmen, namun dewasa ini infotainment disajikan dalam program berita sendiri yang terpisah dan khusus. 2. Berita lunak (Soft News)
Berita lunak merupakan informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth). Program yang masuk dalam kategori berita lunak adalah: a. Current Affair Current affair adalah program yang menyajikan informasi terhadap peristiwa penting sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam. b. Magazine Magazine adalah program yang menyajikan informasi ringan namun mendalam dengan tema atau topik yang hampir serupa dalam suatu majalah (magazine). Magazine lebih menekankan pada aspek menarik suatu informasi daripada aspek pentingnya. Magazine dapat diartikan program feature dengan durasi yang lebih panjang (30 menit atau satu jam). c. Talk Show Talk show merupakan perbincangan yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas topic tertentu. d. Dokumenter Dokumenter adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik. Misalnya menceritakan suatu tempat, kehidupan, sejarah, hewan, dan lain-lain. (Morrisan 2008:210).
B. Program News Magazine News Magazine (Majalah Berita atau Berita berkala) yaitu berita yang penyampaianya tidak terikat dengan waktu atau timeless dan penyajiannya kepada khalayak tidak perlu secepat mungkin. Sifat timeless, adalah sebagai berikut : 1. News Topical Reporting News Topical Reporting adalah uraian berita dalam ruang lingkup satu topik dan merupakan pendalaman dari topik itu dengan menambahkan segi-segi perkembangan berita (trend news). 2. Newsreel
Newsreel adalah gabungan dari uraian berita yang secara tematis memiliki kepekaan jurnalistik dalam ruang lingkup yang sejenis (homogen), dan tidak perlu terikat pada kehangatan beritanya. 3. News Compilatery News Compilatery adalah gabungan dari uraian berita yang secara tematis memiliki kepekaan jurnalistik, dan materinya tidak perlu sejenis (heterogen). 4. News Spot Interview News Spot Interview adalah wawancara atau statement dengan atau dari orang lain penting atau terkenal, dan disiarkan pada acara warta berita walaupun penyajiaanya tidak perlu terikat pada waktu (timeless). 5. News Analysis News Analysis
adalah uraian berita yang disusun atas dasar waktu factual
dan analisis berimbang, tanpa dengan dibumbui opini pribadi penganalisis. (JB. Wahyudi, 1986: 36).
C. Proses Produksi Televisi Bekerja di dunia penyiaran tidak hanya cukup sekedar menguasai teori tetapi juga harus mampu mengaplikasikannya. Sebaliknya kemampuan praktek ataupun pengalaman tidak cukup apabila tidak dilandasi oleh teori-teori yang relevan. Perpaduan antara praktek dan teori bidang keahlian komunikasi penyiaran khususnya didalam memproduksi dan menyiarkan mata acara akan meningkatkan kreativitas bagi seseorang yang bekerja di dunia penyiaran untuk menciptakan dan
mencreate program siaran yang menarik khalayak. Merencanakan sebuah produksi acara televisi memerlukan waktu yang cukup lama dan berliku-liku karena perlu direncanakan dengan cermat dan baik dari segi isi, format, maupun pelaksanaan produksinya. Berfikir tentang produksi televisi bagi pengelola profesional berarti mengembangkan gagasan bagaimana materi produksinya dapat menjadi suatu sajian yang bernilai dan memiliki makna. Produksi yang bernilai atau berbobot hanya dapat diciptakan oleh seorang produser yang memiliki visi. Visi tumbuh dari suatu acuan mendalam yang bermuara pada orientasi, ideologi, religi dan pemikiran pemikiran kritis atas sarana yang dipakai untuk menampilkan materi produksi. (Fred, Wibowo, 1997: hal 7). Hasil produksi yang memiliki visi akan memperlihatkan kekhasan dan keunikan dari produksi itu. Untuk menghasilkan suatu sajian yang bernilai dan bermakna, ada lima hal yang sangat penting didalam merencanakan, memproduksi, dan menyiarkan suatu acara televisi. Lima hal tersebut yaitu: materi produksi, sarana produksi, biaya produksi, organisasi pelaksanaan produksi dan tahap pelaksanaan produksi. Dalam suatu proses pembuatan produksi sebuah program acara televisi memerlukan tahapan-tahapan pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien dibandingkan tahapan yang sebelumnya. Untuk melaksanakan tahapan-tahapan produksi dilaksanakan sesuai Standart Operation Procedure (SOP). Namun tidak semua acara terkait dengan SOP tersebut, seperti pada acara berita karena terkait dengan nilai aktualitas dan faktualitasnya sehingga tidak perlu melewati tahapan SOP tersebut. Di dalam bukunya Television Production, Alan Wurtzel menguraikan
prosedur kerja untuk memproduksi program siaran televisi, disebut sebagai FourStage of Television Production. Keempat tahapannya adalah sebagai berikut: 1. Pre Production Planning. Pada tahapan ini merupakan proses awal dari seluruh kegiatan yang akan datang. Tahap pra-produksi meliputi tiga bagian. Ketiga tahapnya adalah sebagai berikut:
a. Penemuan Ide Tahapan ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide atau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta penulis naskah untuk mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset.
b. Perencanaan Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule), penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi dan crew. Selain estimasi biaya, penyediaan biaya dan rencana alokasi merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara hatihati dan sangat teliti.
c. Persiapan Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perizinan, dan surat– menyurat. Latihan para artis dan pembuatan setting tempat,
meneliti dan melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling baik diselesaikan menurut jangka waktu kerja (time schedule) yang sudah ditetapkan. Persiapan-persiapan yang bersifat teknis dan dilakukan oleh anggota inti bersama kerabat kerjanya, sejak dari mempersiapkan peralatan yang akan digunakan baik untuk keperluan di dalam maupun di luar studio, sampai mempersiapkan denah untuk setting lampu, microfon maupun tata dekorasi.
2. Setup and Rehearsal Setup merupakan tahapan persiapan-persiapan yang bersifat teknis dan dilakukan oleh anggota inti bersama kerabat kerjanya, mulai dari mempersiapkan peralatan yang akan digunakan baik untuk keperluan di dalam maupun di luar studio, sampai mempersiapkan denah untuk setting lampu, microfon maupun tata dekorasi. Rehearsal atau latihan tidak saja hanya berlaku bagi para artis pendukungnya, tetapi sangat penting juga bagi para anggota kerabat kerja, sejak dari switcher, penata lampu, penata suara, floor director, kameramen sampai ke pengarah acaranya sendiri. Dalam latihan ini semuanya dipimpin sendiri oleh pengarah acara.
3. Production
Yang dimaksud dengan production adalah upaya merubah bentuk naskah menjadi suatu bentuk auditif bagi radio dan audio visual untuk televisi. Di dalam pelaksanaan poduksi, karakter produksi lebih ditentukan oleh karakter naskahnya. Sebab naskah merupakan hasil dari penuangan ide atau gagasan. Karakter produksi menurut lokasinya di bagi menjadi tiga bagian, yaitu: a. Produksi yang diselenggarakan sepenuhnya di dalam studio. b. Produksi yang sepenuhnya diselenggarakan di luar studio. c. Produksinya merupakan gabungan di dalam dan di luar studio.
4. Post/Pasca Production Pada tahapan terakhir atau tahap post production, dimaksudkan merupakan tahap penyelesaian atau penyempurnaan, dari bahan baik yang berupa pita auditif maupun pita audio visual. Tahap penyelesaian atau penyempurnaan meliputi: a. Melakukan editing baik suara atau gambar. b. Pengisian grafik pemangku gelar atau berupa insert. c. Pengisian narasi. d. Pengisian sound efek dan ilustrasi. e. Melakukan evaluasi terhadap hasil produksinya. (Darwanto, Sastro Wibowo 1992: hal.158-159).
Tiga langkah utama pada tahap pasca produksi, dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Editing off line Setelah shoting selesai, Script boy/girl membuat logging, yaitu mencatat kembali semua hasil shoting berdasarkan catatan shoting, gambar beserta time codenya. Kemudian berdasarkan catatan tersebut, sutradara akan membuat editing kasar yang disebut editing offline sesuai dengan gagasan yang ada dalam synopsis dan treatment. Sesudah hasil editing off line itu dirasa pas dan memuaskan barulah dibuat editing script. Editing script ini sudah dilengkapi dengan uraian untuk narasi dan bagian – bagian yang perlu diisi dengan ilustrasi musik. Kemudian hasil shoting asli dan naskah editing diserahkan kepada editor untuk dibuat editing on line. b. Editing on line Berdasar naskah editing atau editing script, editor mengedit hasil shoting asli. Sambungan – sambungan setiap shot dan adegan (scene) di buat tepat berdasarkan catatan kode waktu dalam naskah editing. Demikian pula sound asli dimasukan dengan level yang sempurna. Setelah editing on line ini siap, proses berlanjut dengan mixing. c. Mixing Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi musik yang juga sudah direkam, dimasukan ke dalam pita hasil editing on line sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing. Keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi dan musik harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu dan terdengar jelas. Sesudah proses mixing ini boleh dikatakan bagian yang penting dalam post production sudah selesai. Setelah selesai shooting harus diadakan checking apakah perlu diadakan shoting ulang. Checking berikutnya dilakukan setelah selesai editing dan manipulating yang lazim disebut review untuk menentukan apakah perlu ada perbaikan, kemudian dilakukan preview. (Wibowo, Fred, 1997 : 43-44).
D. Satuan Kerja Produksi Televisi Setiap acara yang ditayangkan televisi, termasuk program berita dan program musik, membutuhkan orang- orang yang bertugas dan bertanggung jawab dalam suatu produksi televisi .Berikut tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota kerabat kerja produksi. 1. Executive Produser
Executive
Produser
bertugas
bertanggung
jawab
terhadap
pengembangan-pengembangan ide, baik yang bersifat program regular maupun spesial dalam suatu program televisi. 2. Producer Tugas dan Tanggung Jawab Producer : a. Producer yang merancang sekaligus menjalankan program berita, baik dari sisi content maupun show. b. Producer menjalankan program berita yang bekerja sama dengan seluruh anggota tim produksi lainnya, yakni Associate Producer, Editor dan Grafic Designer. c. Producer melakukan perencanaan programnya melalui mekanisme Rapat Redaksi yang dihadiri Eksekutif Producer, Koordinator Liputan. d. Producer
bertanggungjawab
penuh
atas
pemilihan
dan
penyempurnaan topik, dan mengusulkan topik-topik serta tamu yang diundang dalam programnya melalui mekanisme Rapat Redaksi. e. Producer merencanakan show programnya dengan membuat rundown yang sesuai dengan hasil rapat perencanaan redaksi, dan diketahui oleh Eksekutif Producer. f. Producer memeriksa semua isi yang dibuat bersama Associate Producer.
g. Producer mengendalikan show program berita di Studio Control Room bekerjasama dengan Program Director sesuai dengan rundown yang telah dibuat. h. Producer mengusulkan kepada Eksekutif Producer apabila sebuah berita dipandang layak untuk menjadi breaking news. i. Producer melakukan evaluasi harian terhadap keseluruhan programnya baik dari segi content maupun performace. j. Producer membuat jadwal tugas untuk setiap personil di program acaranya secara bulanan dengan mendapatkan persetujuan dari Eksekutif Producer. k. Producer menyusun budget program bersangkutan secara tahunan. l. Producer bertanggungjawab kepada Eksekutif Producer mengenai pelaksanaan program acara yang dipegangnya. m. Producer menyusun laporan evaluasi program secara keseluruhan guna untuk disampaikan dan didiskusikan secara berkala dengan Eksekutif Producer.
Standar Operating Procedure:
a. Hadir pada saat jam kerja yang telah ditentukan, atau paling lambat empat jam sebelum on air.
b. Hadir dalam Rapat Redaksi untuk melakukan Perencanaan, Budgeting, dan Evaluasi, dan aktif dalam memberikan usulan mengenai topik-topik yang akan diangkat dalam programnya. c. Menyusun initial rundown (rundown awal) program berita sesuai dengan hasil rapat perencanaan redaksi dengan persetujuan Eksekutif Producer. d. Berhubungan dengan Koordinator Liputan untuk mendapatkan hasil liputan yang dibuat Reporter di lapangan. e. Mengarahkan Reporter untuk membuat VO (voice over), atau memilih SOT (soundbite), dan atau membuat in-house package bagi program berita yang di bawah tanggungjawabnya. f. Memeriksa naskah (script) berbentuk VO yang dibuat Reporter atas hasil liputan di lapangan, maupun yang berupa terjemahan darikantor berita asing. g. Memeriksa naskah in-house package yang dibuat Reporter dan memastikan paket tersebut di edit oleh Audio-Video Editor. h. Mengarahkan pembuatan grafik penyiar (OTS/Over The Shoulder Graphics), grafik nama tempat dan judul berita (lower third CG/Character Generator), dan grafik lainnya. i. Mengarahkan Staf Produksi mencari footage gambar-gambar yang diperlukan
untuk
mendukung
pembuatan
grafik
dengan
berkoordinasi dengan Graphic Designer untuk pembuatan grafikgrafik baru.
j. Membuat dan atau memeriksa lead in untuk paket liputan Reporter dan atau membuat VO/SOT Reporter yang masih ada di lapangan. k. Menentukan urutan berita dalam rundown berdasarkan kepentingan berita dan berkonsultasi dengan Eksekutif Producer mengenai hal ini. l. Menyelesaikan final rundown (rundown akhir) paling lambat 15 menit sebelum waktu on air, dan memberikan arahan kepada Presenter Berita mengenai show yang akan dijalaninya. m. Memastikan distribusi naskah kepada Presenter, dan rundown kepada Program Director, Audioman dan Switcher Operator serta Master Control Room crew. n. Wajib berada dan siap di Studio Control Room paling lambat 10 menit sebelum show dimulai. o. Memberi arahan kepada Program Director mengenai rundown yang telah disusunnya agar show berjalan lancar. p. Memberikan masukan kepada Presenter mengenai pertanyaan kepada narasumber atau angle yang perlu disampaikan pada saat on air. q. Menjalankan program berdasarkan rundown dan mengendalikan program bersama Program Director di dalam Studio Control Room. r. Bersama Program Director, mengisi Studio Log Sheet setelah selesai menjalankan show untuk mengevaluasi jalannya Program Berita tersebut. Log Sheet ini harus disampaikan ke rapat redaksi.
s. Secara aktif bertindak sebagai show producer untuk breaking news dalam hal sebuah berita layak diangkat menjadi breaking news, dengan mendapat pengarahan dari Eksekutif Producer, dan berkoordinasi dengan Koordinator Liputan dan Reporter di lapangan, serta Program Director di Studio Control Room. (Sumber : Produser Benu Buloe)
3. PA (Producer Asistant) Yaitu membantu produser dalam persiapan pra-produksi suatu program, membantu direktur produksi pada saat pelaksanaan produksi, melakukan control editing pada saat post production. 4. Reporter Tugas dan Tanggung Jawab Reporter, adalah sebagai berikut: a. Melakukan reporting sesuai dengan penugasan dan pengarahan. b. Mengusulkan isu yang bisa diangkat sebagai liputan. c. Proaktif dan mengusulkan perubahan angle bila ada perkembangan di lapangan. d. Menjalin network dan melakukan lobbying dengan narasumber. e. Melakukan tugas dengan cepat, mematuhi dead line dan menghasilkan reportase yang berkualitas. f. Menyajikan berita sesuai dengan penugasan. g. Melaporkan berita dengan obyektif, seimbang dan kredibel.
h. Mencari data dengan langsung datang ke lapangan dan narasumber pertama untuk mendapatkan data yang akurat, benar dapat dipercaya,
untuk
kemudian
membuat
berita
yang
dapat
dipertanggungjawabkan.
Kompetensi yang Dibutuhkan:
a. Pengetahuan jurnalisme (dalam pembuatan berita, pencarian angle, pencarian nara sumber) b. Selalu tampil rapi, profesional dan siap on air. c. Memahami masalah dan mengikuti trend berita. d. Selalu stand by dan siap melaksanakan tugas, siap ditempatkan dimana saja dan kapan saja. e. Kreatif (melaksanakan liputan, mencari berita-berita menarik). f. Inisiatif
dan
percaya
diri
tinggi
untuk
mengejar
berita,
mengembangkan berita, mengejar narasumber, menjalin network dan lobbying. g. Memiliki rasa tanggungjawab terhadap pelaksanaan tugas dan keputusan yang diambil. h. Dapat bekerjasama baik dengan camera person, staf produksi, coproducer dan producer. i. Disiplin dalam menjalankan tugas (taat pada dead line). (Sumber : Produser Benu Buloe dan Harmoni Alam TRANS TV).
5. Cameramen Yaitu mengambil seluruh shoot gambar yang diperlukan oleh proses produksi . Ia bertugas berdasrkan perintah dan petunjuk sutradara taupun pengarah acara. Seorang kameramen juga merupakan tangan kanan seorang pengarah acara. 6. UPM (Unit Production Manager) Yaitu bertanggung jawab terhadap seluruh proses produksi nonteknis. Seorang UPM biasanya bertindak mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan akomodasi, pengurusan ijin dan pemilihan lokasi, manajemen transportasi, skedul kerja lapangan dan sgala hal praktis yang bertujuan untuk melancarkan proses produksi. 7. Editor Yaitu bertanggung jawab pada saat pasca produksi dengan melakukan editing, menjadikan suatu acara menjadi layak tayang. Editor juga bertugas untuk membuat credit title, subtitledan beberapa efek transisi video yang merupakan elemen standar stasiun televisi. (Sony, Set 2008: 48).