BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Menurut Notoadmojo (2010), pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Lebih dijelaskan lagi sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behaviour) 2. Tingkatan Pengetahuan Notoadmojo (2010) menyatakan bahwa pengetahuan yang tercangkup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yakni: a. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. mengingat kembali (recall) suatu spesifik dari seluruh bahan yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu dengan menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. b. Memahami (Comperhention) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat dijelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang telah dipelajari.
5
6
c. Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan yang menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi
yang sebenarnya aplikasi ini dapat
diartikan sebagai aplikasi, rumus, metode, prinsip dalam situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah dalam pemecahan masalah ketiga dari kasus yang diberikan. d. Analisis (Analysis) Analisi adalah suatu kemampuan menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis (Synthesis) Sintesis diartikan sebagai suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. f. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penelitian-penelitian tersebut didasarkan pada suatu criteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. 3. Cara Memperoleh Pengetahuan Pengetahuan yang ada diperoleh dengan menggunakan berbagai alat yang merupakan sumber pengetahuan tersebut. Dalam hal ini ada beberapa pendapat tentang sumber pengetahuan antara lain:
7
a. Cara memperoleh kebenaran non ilmiah Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis adalah dengan cara non ilmiah, tanpa melalui penelitian. Caracara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi: 1) Cara coba salah (trial and error) Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil dicoba kemungkinan lain. 2) Cara kekuasaan atau otoritas Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintah, tokoh agama, maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama di dalam penemuan pengetahuan. 3) Pengalaman pribadi Dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. 4) Kebenaran melalui wahyu Ajaran dan norma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari tuhan melalui para nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak. 5) Melalui jalan pikiran Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan yang dikemukakan, kemudian dicari hubungannya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan.
8
b. Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan Menurut Notoadmodjo (2010), cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer disebut metodologi penelitian (research methodology). Lebih dijelaskan lagi bahwa cara ini mulamula dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626), kemudian dilanjutkan oleh Deobold Van Dallen. Akhirnya lahir suatu cara melakukan penelitian, yang dewasa ini kita kenal dengan metode penelitian ilmiah (scientific research method) 4. Cara Mengukur Pengetahuan Menurut Notoadmodjo (2010), pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan pengetahuan. 5. Sumber-sumber Pengetahuan Semua orang mengakui memiliki pengetahuan. Persoalannya dari mana pengetahuan itu diperoleh atau lewat apa pengetahuan didapat. Dalam hal ini ada beberapa pendapat tentang sumber pengetahuan antara lain : a. Empirisme Kata ini berasal dari kata yunani empeirikos, artinya pengalaman yang dimaksud adalah inderawi yang bersifat parsial. Itu disebabkan oleh adanya perbedaan antara indera yang satu dengan yang lainnya. Menurut John Locke (1632-1704), teori tabula rasa maksudnya ialah bahwa manusia itu pada mulanya kosong dari pengetahuan, lantas pengalamannya mengisi jiwa yang kosong itu, lantas ia memiliki pengetahuan. b. Rasionalisme Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan. Menurut Descartes seorang pelopor rasionalisme berusaha menemukan suatu
9
kebenaran yang tidak dapat diragukan lagi, kebenaran itu, menurutnya adalah dia tidak ragu bahwa ia ragu. Menurut Spinoza memberikan penjelasan yang lebih mudah dengan menyusun system rasionalisme atau dasar ilmu ukur dan dalil ilmu ukur merupakan dalil kebenaran yang tidak perlu dibuktikan lagi. c. Intuisi Menurut Henry Bergson intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman yang tertinggi. Kemampuan ini mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan kesadaran dan kebebasannya. Pengembangan kemampuan ini (intuisi) memerlukan suatu usaha, ia juga mengatakan bahwa intuisi adalah suatu pengetahuan yang langsung, yang mutlak dan bukan pengetahuan yang nisbi. 6. Fungsi Pengetahuan Manusia belajar dari pengalamannya, dan beasumsi bahwa alam mengikuti hukum-hukum dan aturan-aturannya (Salam, 2009). Lebih dijelaskan bahwa Ilmu merupakan salah satu hasil budaya manusia, dimana lebih mengutamakan kuantitas yang obyektif, dan mengesampingkan kualitas subyektif yang berhubungan dengan keinginan pribadi. Sehingga dengan ilmu, manusia tidak akan mementingkan dirinya sendiri. B. Konsep Remaja 1. Pengertian Remaja Menurut Kusmiran (2011), secara etimiologi, remaja berarti “tumbuh menjadi dewasa”. Definisi remaja (adolescence) menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) adalah periode usia antara 10-19 tahun, sedangkan perserikatan BangsaBangsa (PBB) menyebut kaum muda (youth) usia antara 15-24 tahun. Sementara itu, The Health Resources and Services Administrations Guidelines Amerika Serikat, rentang usia remaja adalah 11-21 tahun terbagi atas tiga tahap, yaitu remaja awal (11-14 tahun); remaja menengah (15-17 tahun); ramaja akhir (18-21 tahun). Definisi ini kemudian disatukan dalam terminology kaum muda (young people) yang mencakup usia 10-24 tahun.
10
Menurut Kusmiran (2011), remaja dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu : a. secara kronologis, remaja adalah individu yang berusia antara 11-12 tahun sampai 20-21 tahun; b. Secara fisik, remaja ditandai oleh adanya ciri-ciri perubahan pada penampilan fisik dan fungsi fisiologis, terutama yang terkait dengan kelenjar seksual; c. secara psikologis, remaja merupakan masa dimana individu mengalami perubahan-perubahan dalam aspek kognitif,emosi,sosial,dan moral, diantara masa anak-anak menuju masa dewasa. Mengutip pandangan Gunarsa, Kusmiran (2011) menjelaskan bahwa masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, yang meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Lebih dijelaskannya masa remaja adalah masa yang penting dalam perjalanan kehidupan manusia. Golongan umur ini penting karena menjadi jembatan antara masa kanak-kanak yang bebas menuju masa dewasa nyang menutut tanggung jawab. 2. Masa Transisi Remaja Menurut Kusmiran (2011), pada usia remaja terdapat masa transisi yang akan dialami. Masa transisi tersebut adalah sebagai berikut. a. Transisi fisik berkaitan dengan perubahan bentuk tubuh. Bentuk tubuh remaja sudah berbeda dengan anak-anak, tetapi belum sepenuhnya menampilkan bentuk tubuh orang dewasa. Hal ini menyebabkan kebingungan peran, didukung pula dengan sikap masyarakat yang kurang konsisten. b. Transisi dalam kehidupan emosi Perubahan hormonal dalam tubuh remaja berhubungan erat dengan peningkatan kehidpan emosi. Remaja sering memperlihatkan ketidakstabilan emosi. Remaja tampak sering gelisah, cepat tersinggung, melamun, dan sedih, tetapi disisi lain akan gembira,tertawa, ataupun marah-marah.
11
c. Transisi dalam kehidupan social Lingkungan social anak semakin bergeser keluar dari keluarga, dimana lingkungan teman sebaya mulai memegang peran penting. Pergeseran ikatan pada teman sebaya merupakan upaya remaja untuk mandiri (melepaskan ikatan dengan keluarga). d. Transisi dalam nilai-nilai moral Remaja mulai meninggalkan nilai-nilai yang dianutnya dan menuju nilai-nilai yang dianut orang dewasa. Saat ini remaja mulai meragukan nilai-nilai yang diterima pada waktu anak-anak dan mulai mencari nilai sendiri. e. Transisi dalam pemahaman Remaja mengalami perkembangan kognitif yang pesat sehingga mulai mengembangkan kemampuan berpikir abstrak. 3. Tujuan Perkembangan Remaja Menurut Kusmiran (2011), tujuan perkembangan remaja sebagai berikut : a.Perkembangan Pribadi yaitu: 1) Keterampilan kognitif dan nonkognitif yang dibutuhkan agar dapat mandiri secara ekonomi maupun mandiri dalam bidangbidang pekerjaan tertentu; 2) Kecakapan dalam mengelola dan mengatasi masalah-masalah pribadi secara efektif; 3) Kecakapan-kecakapan sebagai seorang pengguna kekayaan cultural dan peradaban bangsa; 4) Kecakapan untuk dapat terikat dalam suatu keterilibatan yang intensif pada suatu kegiatan. b. Perkembangan Sosial yaitu 1) Pengalaman bersama pribadi-pribadi yang berbeda dengan dirinya, baik dalam kelas social, subkultur, maupun usia; 2) Pengalaman dimana tindakannya dapat berpengaruh dengan orang lain; 3) Kegiatan saling tergantung yang diarahkan pada tujuan-tujuan bersama (interaksi kelompok).
12
C. Kesehatan Reproduksi 1. Pengertian Kesehatan Reproduksi Mengutip pendapat Wilopo, Mardani (2010) menyatakan bahwa kesehatan reproduksi, yakni keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh bukan hanya tidak adanya penyakit atau kekurangan sesuatu yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi-fungsi, serta proses-prosesnya. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi adalah banyaknya informasi yang diperoleh tentang keadaan seksualitas sehat, baik secara fisik, psikis dan sosial yang berhubungan dengan fungsi serta proses system reproduksi (BKKBN, 2003). Menurut Sidohutomo (2011), permasalahan gangguan kesehatan reproduksi yang sering ditemukan pada remaja saat menstruasi, yaitu pemakaian pembalut dan pemakaian pakaian dalam yang tidak menyerap keringat yang dapat menyebabkan terganggunya sirkuasi oksigen di area organ reproduksi yang dapat menyebabkan iritasi. 2. Pemeliharaan Organ Reproduksi Remaja Putri Menurut Kusmiran (2011), cara pemeliharaan organ reproduksi remaja perempuan adalah: a. Tidak memasukkan benda asing ke dalam vagina; 2. Mengunakan celana dalam yang menyerap keringat; c. Tidak mengunakan celana yang terlalu ketat; d. Pemakaian pembilas vagina secukupnya, tidak berlebihan. 3. Cara Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Menurut Kissanti (2008), organ
reproduksi
perempuan
mudah
terkena
bakteri yang dapat menimbulkan bau tak sedap di daerah kelamin dan infeksi. Perempuan perlu menjaga kebersihan organ reproduksi seperti: 1) Mencuci vagina setiap hari dengan cara membasuh dari arah depan (vagina) ke belakang (anus) secara hati-hati menggunkan air bersih dan sabun yang lembut setiap habis buang air kecil,buang air besar dan mandi; 2) Sering ganti pakaian dalam, paling tidak sehari dua kali saat mandi; 3) Pada saat menstruasi, menggunakan pembalut berbahan lembut,menyerab dengan baik, tidak mengandung bahan yang dapat
13
membuat alergi (misalnya parfum atau gel) dan merekat dengan baik pada celana dalam. Pembalut perlu diganti sekitar 4-5 kali dalam sehari untuk menghindari pertumbuhan bakteri yang dapat masuk ke dalam vagina; 4) Selalu mencuci tangan sebelum menyentuh Vagina; 5) Selalu gunakan celana dalam yang bersih, kering dan dapat menyerap keringat untuk menghindari terjadinya iritasi di daerah kelamin; 6) Hindari mengunakan handuk atau waslap milit orang lain untuk mengeringkan daerah kelamin; 7) Mencukur sebagian dari rambut kemaluan untuk menghindari kelembaban yang berlebihan didaerah vagina. D. Konsep Menstruasi 1. Pengertian Menstruasi Menstruasi merupakan perdarahan yang diatur dari uterus sebagai tanda bahwa organ kandungan telah berfungsi matang. Umumnya, remaja yang mengalami Menarche adalah pada usia 12 sampai dengan 16 tahun. Periode ini akan merubah perilaku dari beberapa aspek, misalnya psikologi dan lainnya. Siklus menstruasi normal terjadi setiap 22-35 hari, dengan lamanya menstruasi selama 2-7 hari. Menurut Prawiroharjo (2009), menstruasi merupakan perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disebabkan oleh luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi disertai pelepasan endometrium. Pertama kalinya remaja putrid mendapatkan menstruasi disebutkan dengan menarche. Usia putri pada waktu menarche terjadi di tengah-tengah masa pubertas, yaitu antara 10 – 16 tahun, tetapi rata-rata adalah 12 tahun. 2. Mekanisme Menstruasi Menurut Prawiroharjo (2009), mekanisme terjadinya menstruasi hormon steroid, hormon estrogen dan hormon progesteron mempengaruhi pertumbunhan endomatrium. Menstruasi terjadi melalui 4 fase yaitu :
14
a. Fase Poliferasi Fase poliferasi terjadi pada hari ke-5 sampai hari ke-14. Pada masa ini adalah masa paling subur pada wanita. Dimulai dari hari ke-1 sampai sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovum). Pada saat ini terjadinya pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Pada Fase ini kada FSH meningkat dan merangsang pertumbuhan 3-30 folikel masing-masing mengandung 1 sel telur. Tetapi hanya satu foikel yang terus tumbuh, namun yang lainya akan hancur. b. Fase Sekresi Fase ini terjadi pada hari ke-14 sampai hari ke-28. Pada fase ini terjadi peningkatan hormon progesteron, yang diikuti oleh penurunan kadar hormone FSH,estrogen, dan LH. Keadaan ini digunakan sebagai penunjang lapisan endometrium untuk mempersiapkan dinding rahim dalam menerima hasil konsepsi jika terjadi kehamilan. c. Fase Mestruasi Fase ini berlangsung selama 3-5 hari. Pada fase ini menunjukan masa terjadinya proses peluruhan dari lapisan endometrium disertai pengeluaran darah dari dalamnya. d. Fase Regenerasi Pada Fase ini adalah fase pasca mentruasi yaitu terjadi pada hari ke-1 sampai hari ke 5. Pada fase ini terjadi proses pemulihan dan pembentukan kembali lapisan endometrium, sedangkan ovarium mulai beraktivitas kembali untuk membentuk folikel-folikel yang terkandung didalamnya melalui pengarh hormone-hormon FSH dan hormone estrogen yang sebelumnya sudah dihasilkan kembali di dalam ovarium. 3. Siklus Mestruasi Siklus mentruasi merupakan jarak antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu dan mulainya mentruasi berikutnya (Prawiroharjo, 2009). Lebih dijelaskan lagi
15
bahwa panjang siklus menstruasi yang normal atau dianggap sebagai siklus menstruasi yang klasik adalah 28 hari ditambah atau dikurangi 2-3 hari Namun, lamanya menstruasi biasanya antara 3-5 hari. Setiap wanita itu lama menstruasinya berbeda-beda. 4. Faktor yang Mempengaruhi Menstruasi Menurut Kusmran (2011), faktor yang memegang peranan dalam hal menstruasi adalah : a. Faktor Hormon Hormon-hormon yang mempengaruhi terjadinya haid pada seorang wanita yaitu
Follicle
Stimulation
Hormone
(FSH)
yang
dikeluarkan
oleh
hipofisis,estrogen yang dihasilkan oleh ovarium, Luteinizing Hormone (LH) yang dihasilakn oleh hipofisis, serta progesterone yang dihasilkan oleh ovarium. b. Faktor Enzim Enzim hidrolitik yang terdapat dalam endometrium merusak sel yang berperan dalam sitesis protein, yang mengganggu metabolism sehingga mengakibatkan regresi endometrium dam perdarahan. c. Faktor Vaskuler Saat fase proliferasi, maka terjadi pembentukan system vasklarisasi dalam lapisan fungsional endometrium. Pada pertumbuhan yang terjadi pada endometrium ikut tumbuh pula arteri-arteri, vena, dan hubungan diantara keduanya. d. Faktor Protaglandin Endometrium mengandung prostaglandin E2 dan F2. Dengan adanya desintegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan menyebabkan kontraksi miometrium sebagai suatu faktor untuk membatasi perdarahan pada haid.
16
5. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Saat Menstruasi Menurut Ambarwati (2010), hal-hal yang perlu diperhatikan oleh remaja wanita saat menstruasi, antara lain: a.
Menjaga kebersihan dengan mandi dua kali sehari menggunakan sabun mandi biasa. Hati-hati saat membersihkan organ reproduksi. Bagian dalam vagina tidak perlu dibersihkan dengan menggunakan sabun atau zat kimia karena akan bersih dengan sendirinya secara alamiah. Bila hal tersebut dilakukan dapat menimbulkan terjadinya iritasi bagian dalam.
b.
Menganti pembalut minimal 3-4 kali sehari terutama sehabis buang air kecil. (jika kurang dari 3-4 kali, misalnya gantinya lebih dari 6 jam sekali, hal ini dapat menyebabkan bakteri yang terdapat dalam darah yang sudah keluar itu akan merubah menjadi ganas, dan bisa kembali masuk ke dalam vagina sehingga dapat menyebabkan terjadinya infeksi bahkan kanker).
c.
Bila perut terutama daerah sekitar rahim terasa nyeri dan masih dapat diatas ringan, tidak perlu dibiasakan minum obat penghilang rasa sakit, kecuali sangat mengganggu seperti misalnya hingga menyebabkan pingsan.
d.
Makan-makanan bergizi, terutama yang banyak mengandung zat besi dan vitamin seperti daging, telur, sayur dan buat.
e.
Aktivitas harian tidak perlu diubah kecuali bila ada aktifitas fisik yang berlebihan misalnya olahraga berat, terutama pada siswi sekolah perlu dipertimbangkan.
E. Konsep Personal Hygiene Pada Saat Menstruasi 1. Pengertian Personal Hygiene Menurut Hidayat (2009), personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang
17
untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Personal hygiene saat menstruasi adalah tindakan untuk memelihara kesehatan dan kebersihan pada daerah kewanitaan pada saat menstruasi agar terhindar dari bakteri yang menyababkan infeksi. 2. Tujuan Personal Hygiene Menurut Hidayat (2009), tujuan dilakukan Personal hygiene adalah : a.
Meningkatkan derajat kesehatan seseorang; b. Memelihara Kebersihan diri seseorang; c Memperbaiki Personal Hygiene yang kurang; d. Mencegah suatu penyakit; e. Meningkatkan rasa percaya diri; f. Menciptakan keindahan. 3. Langkah-langkah Melakukan Personal Hygiene Menurut Hidayat (2009) langkah-langkah melakukan personal hygiene yang benar pada daerah kewanitaan antara lain : 1) Membersihkan bagian luar organ seksual dengan air bersih setiap buang air kecil atau pun air besar membasuh dari arah depan ke belakang; 2) menggunakan air bersih untuk mencuci organ reproduksi; 3) mengganti celana dalam sehari 2 kali, memakai pakaian dalam berbahan katun, untuk mempermudah penyerapan keringat; 4) Mengganti pembalut secara 3-4 kali per hari atau setiap 6 jam sekali ini dikarenakan darah bisa menjadi media yang sesuai untuk kuman berkembang biak ; 5) membiasakan diri mencukur rambut disekitar daerah kemaluan, untuk menghindari tumbuhnya bakteri yang dapat menyebabkan gatal pada daerah reproduksi dan dapat menghindari terjadinya infeksi dalam vagina. 4. Resiko kurang terjaganya kebersihan genitalia (personal hygiene) pada saat mestruasi Kebersihan daerah genitalia terutama saat menstruasi sering diabaikan oleh wanita. Pada saat menstruasi darah dan keringat yang keluar menempel pada vulva sehingga daerah genitalia menjadi lembab. Jika pada saat itu daerah genital tidak terjaga kebersihannya dengan benar, maka dalam keadaan lembab, jamur Candida albican, Tricomonas vaginais, gardnerella vaginalis yang berada di daerah genitalia tumbuh subur dan menyebabkan rasa gatal pada daerah genitalia
18
dan mudah terinfeksi pada daerah tersebut. Infeksi yang sering terjadi yaitu vaginitis bacterial, Trichomonas vaginalis, kandidiasis vulvovginitis, keputihan dan sebagainya. Gejala yaitu iritasi, pruritus vulva, inflamasi, sekresi vaginal, rasa gatal dan perih pada daerah vulva dan vagina (Laila, 2011). 5. Hubungan Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Terhadap Tindakan Personal Hygiene Pada Saat Menstruasi Pengetahuan kesehatan reproduksi yang kurang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku dalam kehidupan seseorang. Bila pengetahuan seseorang baik makan akan mempengaruhi sikap dan perilaku yang baik pula dan sebaliknya. Jika pengetahuan kesehatan reproduksi kurang maka dampak yang akan terjadi selalu diabaikan. Kesehatan reproduksi merupakan masalah vital dalam pembangunan kesehatan, namun tidak dapat diselesaikan dengan upaya kuratif saja, sehingga diutamakan upaya preventif (Astuti dkk., 2008). Upaya preventif untuk menuju reproduksi sehat sudah harus dimulai minimal pada usia remaja. Remaja harus dipersiapkan baik pengetahuan, sikap, dan perilakunya kearah pencapaian reproduksi yang sehat (Puspitaningrum 2010). Hasil penelitian Ariyani tentang aspek biopsikososial hygiene menstruasi siswi SMP di Jakarta tahun 2009 bahwa remaja putri yang memiliki perilaku menjaga kebersihan genetalia saat menstruasi yang baik hanya 17,4 %. Remaja putri yang melakukan perilaku higiene pada saat menstruasi akan terhindar dari ISR dan merasa nyaman beraktivitas sehari-hari (Kissanti, 2008). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ayuningtyas (2011), tentang hubungan pengetahuan dan perilaku menjaga kebersihan genitalia eksterna dengan kejadian keputihan pada siswi negeri 4 Semarang dinyatakan bahwa siswi di SMA tersebut mengalami rasa gatal saat mentruasi dan mengalami keputihan saat mentruasi.
19
Dikarenakan pada saat haid, pembuluh darah dalam rahim sangat mudah terkena infeksi, karena itu kebersihan vagina harus dijaga karena kuman mudah sekali masuk dan dapat menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi. Gejala seperti pruritus vulva, iritasi, inflamasi, sekresi vaginal, dan rasa perih, biasanya diakibatkan oleh salah satu organisme berikut: Candida albican, Trichomonas vaginalis, dan Gardnerella vaginalis. Hal ini berdasarkan kajian teoritis yang ada salah satu upaya dalam mengurangi gangguan pada saat menstruasi yaitu membiasakan diri dengan tindakan personal hygiene. Perilaku personal hygiene pada saat menstruasi adalah aktifitas atau kegiatan yang dilakukan oleh perempuan untuk mempertahankan atau memperbaiki kesehatan pada saat terjadinya proses pendarahan yang disebabkan oleh luruhnya dinding rahim sebagai akibat tidak adanya pembuahan. Dampak yang terjadi apabila tindakan personal hygiene tersebut tidak dilakukan antara lain remaja putri tidak akan bisa memenuhi kebersihan pada organ reproduksinya, penampilan dan kesehatan sewaktu menstruasi juga tidak dapat terjaga, sehingga dapat terkena kanker rahim, keputihan dan dijauhi teman-teman karena bau badan amis. Untuk itu remaja perlu mengetahui tentang informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada disekitarnya. Dengan informasi yang benar diharapkan agar remaja putri dapat memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai kesehatan reproduksi.
20
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No 1.
Nama Indah Puspita Sari, Novi Khila Firani, Laily Yuliatun
Tahun 2013
Judul Pengaruh pendidikan a. kesehatan tentang menstruasi Terhadap perubahan perilaku menstrual hygiene b. Remaja putri untuk pencegahan infeksi saluran reproduksi (ISR)
Tempat SMP di kabupaten dan kota Malang
2.
Ester Maria Winerungan, Esther Hutagaol, Ferdinand Wowiling.
2013
Hubungan pengetahuan kesehatan reproduksi dengan kejadian iritasi vagina saat menstruasi pada remaja
SMP NEGERI 8 Manado
3.
4.
5.
Ghina Fida
Maula
Mareta Wulan Permatasari, Budi Mulyono, Siti Istiana.
2012
Lilik Zuhriyah, Uswatun Khasanah, Filistea Winda E
2013
Hasil Ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang menstruasi terhadap perubahan perilaku menstrual hygiene remaja putri untuk pencegahan infeksi saluran reproduksi (ISR). Perilaku menstrual hygiene remaja putri SMPN 1 Dau Malang sebelum pendidikan kesehatan tentang menstruasi sebagian besar memiliki perilaku cukup sebesar 53% dan sisanya baik sebesar 27% serta kurang sebesar 20%. Responden yang memiliki riwayat ISR sebesar 78,1%. Penelitian ini termasuk jenis penelitian analitik, dengan desain cross sectional, Hubungan pengetahuan kesehatan reproduksi dengan kejadian iritasi vagina saat menstruasi di SMP Negeri 8 Manado menunjukan paling banyak yaitu 67 atau 40,1 % responden yang pengetahuan kurang dengan kejadian iritasi vagina yang pada kategori ada. koefisien korelasi (r) = 0,499 merupakan tingakat hubungan yang sedang. Signifikansi dari hubungan kedua variabel tersebut adalah (p) = 0,000 yang menunjukkan nilai tersebut < 0,05.
Pengaruh pemberian pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan kebersihan organ reproduksi saat menstruasi pada remaja putri dengan retardasi mental
Penelitian ini menggunakan desain pre experimental with one grup pre and posttest without control grup design
Hubungan tingkat pengetahuan remaja putri tentang personal Hygiene dengan tindakan pencegahan keputihan
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan Cross Sectional.
ada pengaruh pemberian pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan kebersihan organ reproduksi saat menstruasi pada remaja putri dengan retardasi mental.
Ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan remaja putrid tentang personal hygiene dengan tindakan pencegahan keputihan
Hubungan tingkat Penelitian yang di-gunakan adalah penelitian pengetahuan, sikap observasional dengan pengambilan data serta perilaku wanita menggunakan pendekatan studi crossusia subur (wus) sectional. tentang personal a. Berdasarkan hasil pengujian hubungan hygiene dengan antara tingkat pengetahuan tentang personal hygiene dengan kejadian kejadian keputihan keputihan, didapatkan nilai Chi-Square
SLB Kuncup Mas Banyumas
Di sma negeri 9 Semarang
Desa nangkan kec. Wlingi kab. Blitar
21
6.
Donatila Ayuningtyas
N
2011
Hubungan antara pengetahuan dan perilaku Menjaga kebersihan genitalia eksterna dengan Kejadian keputihan pada siswi
hitung sebesar > Chi-Square tabel (14,187 > 5,991) dan signifikansi (0,001) < α = 0,05. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang personal hygiene dengan kejadian keputihan. b. Berdasarkan hasil pengujian hubungan antara sikap tentang personal hygiene dengan kejadian keputihan, didapatkan nilai Chi-Square hitung sebesar > ChiSquare tabel (22,115 > 3,841) dan signifikansi (0,000) < α = 0,05. Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap tentang personal hygiene dengan kejadian keputihan. c. Berdasarkan hasil pengujian hubungan antara perilaku tentang personal hygiene dengan kejadian keputihan, didapatkan nilai Chi-Square hitung > Chi-Square tabel (33,598 > 3,841) dengan signifikansi (0,000) < α = 0,05. Terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku tentang personal hygiene dengan kejadian keputihan. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. a.
Ada hubungan antara pengetahuan menjaga kebersihan genitalia eksterna dengan kejadian keputihan pada siswi SMA Negeri 4 Semarang (p < 0,05).
b.
Tidak ada hubungan antara perilaku menjaga kebersihan genitalia eksterna dengan kejadian keputihan pada siswi SMA Negeri 4 Semarang (p = 1,00).
c.
Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku menjaga kebersihan genitalia eksterna pada siswi SMA Negeri 4 Semarang (p = 1,00). Analisis multivariat tidak dilakukan karena hubungan bermakna hanya diperoleh pada variabel pengetahuan saja.
Sma Negeri 4 Semarang
d. 7.
Arliek Rio J, Laily Yuliatun, Eky Madyaning N
2008
Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Kebersihan Genitalia Terhadap Upaya Pencegahan Keputihan Pada Remaja Putri
Desain penelitian ini menggunakan preexperimental design dengan pendekatan one group pretest - posttest. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. 1.
Terdapat pengaruh positif penyuluhan kesehatan tentang kebersihan genitalia terhadap upaya pencegahan keputihan pada remaja putri di SMPN 1 Dau Malang. Yang
Di SMP N 1 Dau Malang
22
dibuktikan dengan uji statistik Paired TTest didapatkan adanya perbedaan yang signifikan (p=0,000) artinya pada selang kepercayaan 95% (α = 0,05) didapatkan perbedaan yang signifikan antara upaya pencegahan keputihan sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan kesehatan tentang kebersihan genitalia.
23
F. Kerangka Konsep Penelitian Skema 2.1 Kerangka Konsep Variabel Independen
Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi
Veriabel Dependen
Tindakan Personal Hygiene Pada saat mestruasi
G. Hipotesa Penelitian Ha : Ada Hubungan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi Dengan tindakan personal hygiene pada saat menstruasi di SMA Negeri 1 Gido Kecamatan Gido, Kabupaten Nias Tahun 2014