Bab II Tinjauan Pustaka
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Pengertian dan Penggunaan Dinding Penahan Tanah
Menurut Zainal dan Respati (1995 : 110) Dinding penahan tanah adalah suatu konstruksi penahan agar tanah tidak longsor. Konstruksi ini digunakan untuk suatu tebing yang agak curam/ tegak yang tanpa dinding penahan tebing tersebut akan longsor. Dinding penahan tanah juga dapat digunakan bila suatu jalan dibangun berbatasan dengan sungai, danau atau tanah payau. Bahan yang digunakan di belakang dinding
penahan disebut tanah urugan
(backfill). Tanah urugan ini, sebaiknya dipilih dari bahan lolos air atau tanah berbutir seperti pasir, kerikil atau batu pecah.Tanah lempung sangat tidak disarankan untuk digunakan sebagai tanah urugan. Jika kemungkinan akan terjadi perubahan muka air tanah pada tanah urugan, maka hal ini harus diperhitungkan dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan khusus. 2.2
Jenis Dinding Penahan Tanah Biasa
Menurut bahan konstruksi, dinding penahan tanah dapat dibagi menjadi dinding penahan dari pasangan batu, dinding penahan tanah dari beton dan dinding penahan tanah yang tersusun dari balok beton pracetak. Dinding penahan tanah biasa ini umumnya menggunakan stabilitas pada berat dinding itu sendiri. Berdasarkan bentuk konstruksinya dan cara menahan tanah, dinding penahan dapat dibedakan seperti berikut ini : 1 1) Dinding Gravitasi Dinding gravitasi menggantungkan seluruh kestabilannya pada berat dinding itu sendiri . Karena bentuknya sederhana dan pelaksanaannya mudah, jenis dinding penahan tanah ini sering digunakan apabila 1
Zainal N, Ing. HTL dan Ir. Sri Respati N, “ Teknik Pondasi & Dinding Penahan Tanah ”, Pusat Pengembangan
Pendidikan Politeknik Bandung 1995, halaman 110.
Skripsi : Perbandingan Harga 3 Jenis Dinding Penahan Tanah
II - 1
Bab II Tinjauan Pustaka
diperlukan suatu konstruksi penahan tanah yang tidak terlalu tinggi atau bila tanah aslinya baik. 2) Dinding Semi Gravitasi Dinding jenis ini mempunyai fungsi yang sama dengan dinding gravitasi tetapi bagian bawah dinding diperluas. Dengan perluasan dasar dinding ini, penampang dinding dapat direduksi. 3) Dinding Penahan dengan Sisi Belakang Tegak Dinding penahan tanah jenis ini dapat dibuat dari beton tanpa tulangan atau dengan tulangan. Dinding penahan tanah dengan tulangan akan lebih ekonomis dari pada dinding penahan tanah tanpa tulangan, terutama untuk dinding yang relatif tinggi. 4) Dinding Penahan dengan Sisi Belakang Miring Jenis ini terbuat dari beton tanpa tulangan & cukup baik digunakan untuk dinding-dinding yang cukup tinggi. 5) Dinding Penahan dengan Konsol Dinding ini terbuat dari beton bertulang dan secara statis merupakan konstruksi yang kokoh dengan keseimbangan momen yang baik, dengan syarat tanah dasarnya cukup baik. Di atas konsol dapat diletakan instalasiinstalasi bawah tanah seperti : pipa-pipa air minum, air limbah, jaringan telephon, jaringan listrik dll. 6) Dinding Penahan Dengan Sandaran Dinding penahan tanah ini dapat terbuat dari pasangan batu atau beton. Tembok penahan jenis ini digunakan apabila tanah asli dibelakang dinding cukup baik & tekanan tanahnya relatif kecil. 7) Dinding Penahan dengan Balok Kantilever Bila dinding penahan tanah ini cukup tinggi, maka tekanan tanah yang bekerja pada dinding cenderung untuk menggulingkan dinding. Untuk itu
Skripsi : Perbandingan Harga 3 Jenis Dinding Penahan Tanah
II - 2
Bab II Tinjauan Pustaka
supaya ekonomis sebaiknya digunakan dinding kantilever. Dinding penahan tanah ini mempunyai bagian pada dasar yang memanjang di bawah tanah urugan dan berat tanah di atas kaki tersebut dapat membantu mencegah tergulingnya dinding. 8) Dinding Penahan dengan Penyokong di Sisi Dalam Dinding penahan jenis ini hampir sama dengan dinding kantilever, tetapi pada jarak-jarak tertentu didukung oleh plat-plat vertikal yang diletakan di bawah dinding. Jenis ini digunakan untuk dinding yang tingginya lebih dari 8 m. 9) Dinding Penahan dengan Penyokong di Sisi Luar Dinding penahan tanah ini sama dengan counterfort, tetapi pada jenis ini penyokongnya ditempatkan didepan dinding.
10) Dinding Penahan Lainnya Dinding penahan tanah yang tidak masuk dalam dinding penahan tanah yang telah disebutkan di atas.Jenis ini dibagi menjadi :
•
Dinding penahan yang tersusun dari balok-balok pracetak
•
Dinding penahan dari bronjong.
•
Dinding penahan dari kotak
•
Dinding penahan bentuk Y terbalik
Gambar dinding Penahan tanah terlampir (Gbr II-1). 2.3
Jenis Dinding Penahan Tanah Khusus
Dari ke-10 (sepuluh) jenis dinding penahan tanah di atas semuanya merupakan jenis dinding penahan tanah biasa dan tidak dapat digunakan untuk dinding penahan tanah untuk struktur gedung bertingkat dengan basement yang dalam. Kekurangan jenis dinding penahan tanah biasa adalah sebagai berikut : 1. Pelaksanaan pembuatan dinding penahan tanah ini harus dibuat pada saat tanahnya sama sekali belum digali. Jadi tanah dalam keadaan datar dan
Skripsi : Perbandingan Harga 3 Jenis Dinding Penahan Tanah
II - 3
Bab II Tinjauan Pustaka
tidak mungkin melakukan penggalian tanah untuk pondasi dinding penahan tanah. 2. Keterbatasan dari waktu dan biaya pelaksanaan pembuatan dinding penahan tanah biasa. Waktu dan biaya pelaksanaan dinding penahan tanah biasa lebih lama dan lebih mahal. 3. Dinding penahan setelah digali harus dapat digunakan sebagai dinding basement serta menahan kebocoran / rembesan pada dinding basement, sedangkan dinding penahan tanah biasa tidak dapat digunakan untuk dinding basement. Dan belum tentu bisa menahan kebocoran dinding. 4. Dinding penahan digunakan juga sebagai penahan struktur, sedangkan dinding penahan tanah biasa tidak dapat berfungsi sebagai penahan struktur. Pada Proyek ini akan dibangun 2 Tower yang masing-masing berdiri diatas basemen yang terdiri dari 2 lantai basemen, sehingga diperlukan dinding penahan tanah yang mampu atau berfungsi sebagai penahan struktur sehingga diperlukan suatu dinding penahan tanah khusus. Dinding penahan tanah ini dibuat pada saat tanahnya sama sekali belum digali, sehingga alternatif jenis dinding yang dapat dipakai relatif terbatas yaitu : 1) Secant Pile. Jenis Penahan tanah ini pelaksanaannya dilakukan dengan menggunakan teknik bor. Pada dasarnya dinding penahan tanah ini terdiri dari dua macam tiang yaitu tiang pertama disebut dengan tiang Primer ( tiang beton tanpa tulangan) dan tiang kedua disebut tiang sekunder ( tiang beton bertulang ) (Gbr. II-2). 2) Contiguous Pile Jenis Penahan tanah ini pelaksanaannya sama dengan dinding penahan tanah type secant pile. Dinding penahan tanah ini juga terdiri dari dua macam tiang yaitu tiang bentonite dan tiang beton bertulang. Biasanya ukuran tiang pertama lebih kecil dibanding tiang kedua (Gbr. II-3).
Skripsi : Perbandingan Harga 3 Jenis Dinding Penahan Tanah
II - 4
Bab II Tinjauan Pustaka
3) Diaphragm Wall Jenis Penahan tanah ini merupakan suatu penahan tanah yang dibuat perpanel dengan bentuk persegi, yang terbuat dari beton bertulang (Gbr II-4). Ada 2 (dua) metode pelaksanaan pemasangan diaphragm wall, yaitu : •
Metode konvensional (Cor ditempat)
•
Metode Precast ( Beton Fabrikasi)
4) Sheet Pile dan Continuous Pipe Piles Jenis dinding penahan tanah ini biasanya terbuat dari baja dan pelaksanaanya dilakukan dengan cara dipancang (Gbr. II-5). 5) Soil Nailing Soil nailing digunakan untuk area yang luas dan kondisi tanah jelek, kemudian pada terasering dicor beton bertulang + prestress yang ditanam pada tanah. Biasanya tanahnya di gali terlebih dahulu (Gbr II-6). 6) Open Cut / Terasering Dinding penahan tanah ini biasanya digunakan untuk area yang luas, pada terasering dilapis wiremesh + plester untuk mencegah longsor atau wiremesh + shootcrete (Gbr II-7). 2.4
Pemilihan Jenis Dinding Penahan Tanah
Pemilihan jenis dinding penahan tanah yang akan dipakai untuk mendukung sebuah bangunan sipil sangat tergantung dari pertimbangan – pertimbangan dibawah ini : 2 1. Kondisi tanah Untuk kondisi tanah yang lunak dan mudah runtuh sebaiknya digunakan jenis dinding penahan tanah yang dipancang karena dengan system dibor maka akan mengalami kersulitan dalam mempertahankan kondisi lubang sampai pengecoran pondasi. 2
Modul Kuliah, “ Teknik Pondasi”, Politeknik Negeri Bandung.
Skripsi : Perbandingan Harga 3 Jenis Dinding Penahan Tanah
II - 5
Bab II Tinjauan Pustaka
2. Bahan Yang Tersedia Untuk daerah yang sulit untuk mendapatkan kerikil misalnya tetapi dengan penggunaan pancang ternyata bisa dan mudah didapat maka dipakailah dinding penahan tanah yang menggunakan precast.
3. Kondisi Lingkungan yang Ada Jika lokasi pekerjaan didaerah perkotaan dimana banyak terdapat bangunan disekitar lokasi proyek, pemakaian tiang pancang akan menggangu bangunan disekitarnya. Pemancangan dapat mengakibatkan kerusakan pada bangunan yang ada ( pecahnya pintu dan kaca jendela ) pada radius 300 m dari pusat pemancangan disamping kebisingannya juga.
4. Faktor Teknis di Lapangan Pertimbangan ini berdasarkan kemudahan cara pelaksanaan dinding penahan tanah. Misalnya didaerah pinggir sungai dimana air selalu penuh maka dinding penahan tanah dengan metode dipancang akan lebih mudah dilaksanakan apabila dengan metode dibor. Semua pertimbangan – pertimbangan di atas pada hakekatnya adalah mencari harga pelaksanaan yang paling efesien dari segi biaya tanpa mengurangi kualitas, mutu serta kekuatan dari struktur itu sendiri, sehingga optimasi biaya dinding penahan tanah adalah langkah teknis dari pemilihan dinding penahan tanah. Pelaksanaan dengan cara dipancang tidak mungkin dilaksanakan karena daerah
lokasi
Pelaksanaan
proyek
sudah
pemancangan
padat
akan
dengan
menggangu
gedung-gedung stabilitas
bertingkat.
gedung-gedung
sekitarnya. Sehingga berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas maka dari keenam jenis dinding penahan tanah yang telah disebutkan diatas, yang memungkinkan pelaksanaan pembuatan dinding penahan tanah pada Proyek Grand Champa Apartment adalah Secant Pile, Contiguous Pile dan Diaphragm Wall.
Skripsi : Perbandingan Harga 3 Jenis Dinding Penahan Tanah
II - 6
Bab II Tinjauan Pustaka
2.5
Alat-alat Bantu yang digunakan dalam Pelaksanaan
Alat-alat Bantu yang paling dominan digunakan dalam pelaksanaan pembuatan dinding penahan tanah diantaranya sebagai berikut : 1. Crane Bor Crane bor digunakan untuk melakukan pengeboran lubang panel untuk pembuatan dinding secant pile 2. Truck pengangkut Truck pengangkut digunakan untuk mengangkut tanah galian keluar lokasi yang akan dibuat struktur.
3. Backhoe Digunakan untuk mengangkut tanah galian ke truck pengangkut. 4. Pompa air Digunakan untuk mengeringkan air pada saat melakukan penggalian tanah dan mengalirkan cairan bentonite. 5. Mixer pencampur Digunakan untuk mencampur bentonite dengan air untuk stabilitas tanah. 6. Bar bender, Bar Cutter dan mesin las. Digunakan untuk pembuatan Tulangan dinding penahan. 2.6 Alat-alat Berat yang digunakan Pelaksanaan konstruksi pembuatan dinding penahan tanah sangat tergantung dari alat-alat berat yang digunakan. Untuk merencanakan alat-alat apa saja yang sesuai dengan kondisi dan sesuai dengan rencana yang akan dibangun memerlukan suatu keahlian yang khusus. Tiap kontraktor pondasi menggunakan metode pelaksanaan dan alat yang tidak sama. Masing-masing menggunakan metode pelaksanaan dan alat yang mereka
Skripsi : Perbandingan Harga 3 Jenis Dinding Penahan Tanah
II - 7
Bab II Tinjauan Pustaka
punya. Jenis dan alat-alat berat yang digunakan sangat beragam dan dari sekian banyak yang digunakan secara umum diantaranya adalah : 2.6.1
Dragline Secara umum
Kelompok lain dari excavator, yang akan dibahas pada bagian ini adalah dragline, alat ini didapat dengan menambahkan attachment boom crane dan drag bucket pada excavator. Pada kenyataannya dragline ini mempunyai jangkauan lebih besar dari pada shovel, tetapi dalam tenaga penggali lebih kecil, mengingat dragline mempunyai tenaga penggali (digging power) hanya dengan mengandalkan kekuatan dari pada berat sendiri digging bucket. Jenis lain dari pada peralatan ini adalah clamshell, yang diperoleh dengan mengganti bucket, clamshell ini lebih jauh akan dibahas pada bab berikutnya. Pada pelaksanaan di Proyek alat berat dragline ini disebut juga dengan crawller Crane. Dan untuk selanjutnya dalam pembahasan digunakan nama Crawller Crane untuk memudahkan dalam analisa. 2.6.2
Clamshell secara umum
Clamshell didapat dengan menggantikan “drag bucket” pada dragline dengan clamshell. Clamshell ini sangant cocok dikerjakan terutama untuk bahan-bahan yang lepas seperti pasir, kerikil, batu pecah, Lumpur, batubara dan sebagainya. Clamshell bekerja dengan cara menjatuhkan bucket secara vertical dan mengangkatnya secara vertikal pula, dengan swing sebagaimana pada excavator membongkar material ketempat yang dikehendaki. Gerakan- gerakan vertical tadi tergantung dari boom dan sudut yang digunakan. Bucket clamshell yang digunakan terdapat dalam berbagai ukuran, mempunyai dua macam bucket yaitu : 1. Heavy duty bucket, yang dilengkapi dengan gigi yang dapat dilepas, digunakan untuk penggalian. 2. Light duty bucket, untuk mengangkat bahan ringan, tanpa dilengkapi gigi-gigi. Kapasitas bucket dihitung dalam 3 macam ukuran, yaitu :
Skripsi : Perbandingan Harga 3 Jenis Dinding Penahan Tanah
II - 8
Bab II Tinjauan Pustaka
1. Water level capacity adalah kapasitas bucket dimana bucket terendam air (digunakan setinggi air). 2. Plate line capacity, adalah kapasitas, dimana bucket terisi rata mengikuti garis sepanjang puncak clamshell. 3. Heapad capacity, adalah kapasitas bucket munjung. Penggunaan clamshell dapat dirangkai dengan alat-alat berat lainnya. Seperti alat boring machine atau Bor dynamo untuk melakukan pengeboran, hammer untuk pemancangan, hidrolik grab untuk penggalian dan lain-lain. 2.6.3
Truck pengangkut secara umum
Fungsi dari truck pengangkut adalah untuk mengangkut tanah hasil galian keluar daerah
pelaksanaan
konstruksi,
sehingga
tidak
mengganggu
jalannya
pelaksanaan konstruksi. 2.6.4
Backhoe secara umum
Backhoe atau Pull shovel menggunakan primer mover excavator. Perlu dikehatui pula tentang bagian-bagian dari excavator, bagian-bagian utama dari excavator antara lain : a.
Bagian atas revolving unit ( bisa berputar)
b.
Bagian bawah travel unit (untuk berjalan)
c.
Bagian attachment yang dapat diganti
Backhoe dikhususkan untuk penggalian yang letaknya dibawah kedudukan backhoe sendiri. Keuntungan backhoe jika dibandingkan terhadap dragline dan clamshell yang fungsinya juga hamper sama, adalah dapat menggali dengan kedalaman yang jauh lebih teliti, juga backhoe bisa digunakan sebagai alat pemuat bagi truck-truck. Pada umumnya jenis backhoe dibedakan menurut kendalinya, yaitu : a. Dengan cable controled b. Dengan hydraulic controlled.
Skripsi : Perbandingan Harga 3 Jenis Dinding Penahan Tanah
II - 9
Bab II Tinjauan Pustaka
Pada pelaksanaanya di Proyek alat berat backhoe ini disebut juga dengan nama Excavator. Dan untuk selanjutnya dalam pembahasan digunakan nama Excavator untuk memudahkan dalam analisa. Gambar alat – alat berat terlampir (Gbr II-8).
2.7 Bentuk-Bentuk Kontrak Konstruksi 3 Apabila kita mengamati hasil pembangunan fisik di negeri kita seperti gedung bertingkat, pusat perbelanjaan, pusat listrik, bendungan, jalan raya & jembatan, lapangan terbang dan lain-lain, pertama-tama yang kita kagumi adalah keindahan/kecanggihan bangunan-bangunan tersebut. Keudian dalam benak kita akan muncul pertanyaan siapa perencana bangunan tersebut dan siapa pula kontraktor pelaksananya. Jarang sekali kita berpikir bahwa untuk merencanakan, melaksanakan dan mengawasi bangunan-bangunan tersebut diperlukan suatu perikatan tertulis antara Pengguna Jasa (Owner) dan Penyedia Jasa (Konsultan, Kontraktor). Bentuk perikatan mengenai jasa konstruksi inilah yang dikenal dengan istilah Kontrak Konstruksi atau Perjanjian Konstruksi. Kontrak/ Perjanjian Berarti ikatan persetujuan antara Pemberi Tugas dan Pemborong, dengan ketentuan seperti yang tercantum dalam Surat Perjanjian Kontrak
(selanjutnya disebut Perjanjian) dan ketentuan lainnya yang ada di
dalam Dokumen Kontrak yang saling melengkapi satu sama lain. 2.7.1Macam-macam Kontrak
1) Kontrak Sementara (Re-measurement contracs) Berarti Kontrak yang jumlah Nilai Kontraknya belum Tetap, masih sementara.Volume
akan
dihitung
kemudian
berdasarkan
gambar
Terlaksana/as-built drawing (dengan catatan penyimpangan akibat cara pelaksanaan dengan memakai material, bahan yang melebihi ketentuan (Gambar Pelaksanaan dan Spesifikasi) tidak diperhitungkan) dimana harga satuan mengikat dan tetap.
3
Ir. H. Nazarkhan Yasin, “ Mengenal Kontrak Konstruksi di Indonesia”,PT Gramedia Pustaka
Utama, 2003, halaman 19.
Skripsi : Perbandingan Harga 3 Jenis Dinding Penahan Tanah
II - 10
Bab II Tinjauan Pustaka
2) Kontrak Harga Pasti (Lump Sump Contracs) a. Secara umum, kontrak lump sum adalah suatu kontrak dimana volume pekerjaan yang tercantum dalam kontrak tidak boleh diukur ulang. b. Peraturan Pemerintah (PP) No. 29/2000 tentang penyelenggaraan jasa konstruksi memberikan batasan/ definisi bentuk kontrak kerja konstruksi dengan bentuk imbalan Lump Sum sebagai mana tersebut dalam pasal 21 ayat (6) sebagai berikut : “Kontrak kerja konstruksi merupakan kontrak jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam jangka waktu tertentu dengan jumlah harga yang pasti dan tetapontrak kerja konstruksi merupakan kontrak jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam jangka waktu tertentu dengan jumlah harga yang pasti dan tetap serta semua resiko yang mungkin
terjadi
dalam
proses
penyelesaian
pekerjaan
yang
sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia Jasa sepanjang gambar dan spesifikasi tidak berubah”. Selanjutnya dalam penjelasan mengenai pasal 21 ayat (1) tertulis: “ Pada pekerjaan dengan bentuk Lump Sum, dalam hal terjadi pembetulan perhitungan perincian harga penawaran, karena adanya kesalahan aritmatik maka harga penawaran total tidak boleh diubah. Perubahan hanya boleh dilakukan pada salah satu volume atau harga satuan dan semua resiko akibat perubahan karena adanya koreksi aritmatik menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia Jasa, selanjutnya harga penawaran menjadi harga kontrak / harga pekerjaan”.
c. Robert D. Gilbreath dalam buku Managing Construction Contracs pada halaman 43 menulis mengenai Lump Sum, dimana terjemahan bebas penulis adalah sebagai berikut : “Lump Sum adalah Suatu harga yang pasti dan tertentu telah disetujui para pihak sebelum kontrak ditandatangani. Harga ini tetap tidak berubah selama berlakunya kontrak dan tidak dapat diubah kecuali karena perubahan lingkup pekerjaan atau kondisi pelaksanaan dan perintah tambahan dari Pengguna Jasa. Dalam kontrak ini, resiko biaya
Skripsi : Perbandingan Harga 3 Jenis Dinding Penahan Tanah
II - 11
Bab II Tinjauan Pustaka
bagi pengguna jasa minimal (kecil) memberi cukup pengawasan atas pelaksanaan dan pengikatan”.
d. McNeil Stokes dalam buku Constructions Law in Contractor’s Language pada halaman 33 meneulis mengenai kontrak Lumpsum, terjemahan bebas penulis adalah sebagai berikut : “Bentuk kontrak yang paling biasa adalah perjanjian Lump Sum, dimana Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa sepakat pada suatu jumlah pasti yang harus dibayar oleh Pengguna Jasa kepada Penyedia untuk pelaksanaan seluruh pekerjaan. Penyedia Jasa memikul resiko untuk dapat melaksanakan seluruh pekerjaan dalam jumlah biaya tercantum dalam kontrak. Keuntungan Penyedia Jasa, bilamana ada, didapat dari selisih antara nilai kontrak dan biaya yang dikeluarkan Penyedia Jasa, termasuk over head dan biaya-biaya tidak langsung. Oleh karena itu, Penyedia jasa harus menambahkan sejumlah biaya untuk menutupi resiko-resiko kenaikan biaya/ harga-harga”. Berarti berdasarkan keempat penjelasan diatas menunjukan bahwa, Harga Kontrak adalah tetap, mengikat berdasarkan gambar dan revisinya selama Proses Pelelangan sampai dengan Negosiasi baik berupa penjelasan tertulis maupun gambar. Volume dan item pekerjaan maupun harga satuan tidak dapat berubah karena kenaikan harga-harga bahan, upah, peralatan, bahan bakar, pajakpajak, fluktuasi nilai valuta asing yang terjadi sejak waktu pemasukan penawaran sampai berakhirnya Masa Pemeliharaan atau Serah Terima Kedua, termasuk waktu perpanjangan tersebut
hanya
akan
disesuaikan
pelaksanaan. Harga Kontrak jika
terdapat
perubahan
atau
penambahan lingkup pekerjaan dan perubahan spesifikasi berdasarkan Instruksi Tertulis dari Direksi Pengawas (DP). Daftar Uraian dan Volume Pekerjaan (BoQ) adalah sebagai bahan/ pedoman di dalam mengevaluasi pekerjaan
pembayaran
terhadap
prestasi
yang telah diselesaikan, sedangkan Gambar dan Spesifikasi
adalah pedoman di dalam pelaksanaan pekerjaan.
Skripsi : Perbandingan Harga 3 Jenis Dinding Penahan Tanah
II - 12
Bab II Tinjauan Pustaka
3) Kontrak Harga Satuan (Unit Price Contracs) a. Secara umum, Kontrak Harga Satuan adalah Kontrak dimana volume pekerjaan yang tercantum dalam kontrak hanya merupakan perkiraan dan akan diukur ulang untuk menetukan volume pekerjaan yang benarbenar dilaksanakan.
b. Peraturan Pemerintah (PP) No. 29/2000 Pasal 21 ayat (2) mengatakan: “ Kontrak Kerja Konstruksi dengan bentuk imbalan Harga Satuan merupakan kontrak jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan harga satuan pasti dan tetap untuk setiap satuan/ unsur pekerjaan dengan spesifikasi tertentu yang volume pekerjaannya didasarkan pada hasil pengukuran berasama atas volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan Penyedia Jasa”.
c. Robert D. Gilbreath dalam buku Managing Construction Contracs pada halaman 43 menulis mengenai Lump Sum, dimana terjemahan bebas penulis adalah sebagai berikut : “Kontrak Harga Satuan menggambarkan variasi dari kontrak harga pasti, meliputi suatu harga pasti/ tetap untuk semua atau beberapa bagian pekerjaan, harga satuan hanya mengatur harga satuan. Total nilai kontrak ditetapkan dengan mengalikan harga satuan dengan volume pekerjaan yang dilaksanakan. Resiko Pengguna jasa dengan system harga satuan termasuk sebagian besar yang terdapat dalam kontrak harga pasti. Di samping itu, kontrak harga satuan menuntut pemantauan ketat dan verifikasi terhadap jumlah satuan sesungguhnya. Menelusuri berapa banyak yang ditambah, dikurangi, dipasang atau dibongkar benar-benar merupakan suatu pekerjaan yang harus dikerjakan secara sungguh-sungguh”.
d. McNeil Stokes dalam buku Constructions Law in Contractor’s Language pada halaman 33 meneulis mengenai kontrak Lumpsum, terjemahan bebas penulis adalah sebagai berikut :
Skripsi : Perbandingan Harga 3 Jenis Dinding Penahan Tanah
II - 13
Bab II Tinjauan Pustaka
“Kontrak Harga Satuan, dalam kontrak harga satuan, Penyedia Jasa dibayar suatu jumlah yang pasti untuk setiap satuan pekerjaan yang dilaksanakan. Untuk menghindari sengketa mengenai berapa pekerjaan yang sesungguhnya dilaksanakan, setiap satuan pekerjaan harus ditentukan dengan tepat. Dalam
menggunakan
metode
harga
satuan,
Pengguna
Jasa
memperkirakan resiko atas jumlah pekerjaan yang akan dilaksanakan; termasuk resiko pekerjaan yang dibuat Pengguna Jasa atau Perencana (Arsitek). Perkiraan ini, meskipun baru perkiraan harus akuratdan oleh karena itu total biaya konstruksi dapat diperkirakan dengan tepat. Penyedia Jasa menanggung resiko kenaikan harga satuan yang tercantum
dalam
kontrak.
Apabila
Penyedia
Jasa
mengajukan
penawaran atas dasar satuan pekerjaan, dia mendasarkan harganya atas biaya melaksanakan jumlah pekerjaan yang diantisipasi. Jika selama masa pelaksanaan pekerjaan jumlah pekerjaan tersebut banyak sekali berkurang, maka biaya per satuan pekerjaan biasanya akan lebih besar daripada yang diperkirakan. Sebaliknya, jika jumlah satuan pekerjaan tersebut banyak sekali bertambah, maka harga satuan yang dikerjakan dapat turun, sehingga harga satuan asli menjadi tinggi. Ini tidak adil”. Secara garis besar kontrak ini adalah dimana volume pekerjaan yang tercantum dalam kontrak hanya merupakan perkiraan dan akan diukur ulang untuk menentukan volume pekerjaan yang benar – benar dilaksanakan. 2.7.2Istilah-istilah dalam Kontrak 1) Harga Satuan Harga Satuan adalah merupakan acuan untuk menentukan Total Harga Penawaran. Harga satuan juaga akan dipergunakan sebagai dasar dalam menghitung biaya pekerjaan tambah dan kurang sekiranya ada instruksi perubahan (variation order/ VO). Setiap Harga Satuan Pekerjaan sudah termasuk
harga
bahan,
upah,
hak
patent,
biaya
Skripsi : Perbandingan Harga 3 Jenis Dinding Penahan Tanah
perlengkapan,
II - 14
Bab II Tinjauan Pustaka
pengangkutan, resiko, bea biaya-biaya
kewajiban
dengan pekerjaan
materai, biaya-biaya umum, fluktuasi harga,
umum
kepada
Pemerintah
yang
berkaitan
tersebut (bila ada), PPh, overhead dan di luar pajak
PPN 10% dan keuntungan. 2) Harga Borongan/Harga Kontrak Harga Borongan yang selanjutnya disebut Harga Kontrak berarti jumlah Harga Kontrak keseluruhan dari pekerjaan yang tersebut dalam Surat Penawaran dan yang telah disetujui serta ditetapkan oleh Pemberi Tugas dalam Surat Perintah Kerja (SPK) dan disahkan dalam Kontrak. 3) Biaya Perkiraan Pekerjaan Harian Berarti harga satuan baik untuk upah/tenaga kerja, bahan maupun untuk peralatan. Harga satuan ini akan digunakan untuk menghitung Pekerjaan tambah yang didasarkan atas penggunaan/ pemakaian tenaga orang dan peralatan, misalnya untuk pekerjaan-pekerjaan yang susah ditentukan harga satuannya, pekerjaan bongkar pasang. Harga satuan yang dicantumkan oleh Pemborong sudah mencakup biaya tidak terduga seperti : waktu yang tidak produktif, lembur, maupun faktor pengkali untuk jam lembur, Pajak PPh, bahan yang terbuang, bahan bakar, peralatan, daya, asuransi peralatan, biaya kerusakan, transportasi, administrasi, supervisi, ongkos kerja, alat penunjang, dan biaya lain yang bersangkutan dengan hal tersebut (Catatan : jam kerja dihitung 7 jam/hari atau 8 jam termasuk 1 jam untuk istirahat).
4) Biaya Cadangan (Contingency) Berarti sejumlah biaya/ uang yang disediakan oleh Pemberi Tugas sebagai Biaya Cadangan, apabila biaya tersebut tidak terpakai atau terpakai sebagian akan dikeluarkan dari Harga kontrak seluruhnya atau sebagian melalui Instruksi Direksi Pengawas. 4) PC Rate
Skripsi : Perbandingan Harga 3 Jenis Dinding Penahan Tanah
II - 15
Bab II Tinjauan Pustaka
Adalah merupakan item/ pokok pekerjaan didalam Bill of Quantity dimana harga satuan untuk bahan/ material tertentu sudah ditentukan. Pemberi Tugas berhak untuk menentukan/ memilih type, jenis dan ukuran dari material tersebut sepanjang harga satuannya berkisar pada PC Rate tersebut, begitu pula Pemberi Tugas berhak untuk menentukan/ memilih type, jenis dan ukuran dari material tersebut dengan PC Rate yang lebih mahal atau lebih murah. Untuk hal ini akan diperhitungkan sebagai pekerjaan tambah/kurang. 5) Provisional Sum Berarti jumlah Perkiraan Biaya yang termasuk di dalam Harga Kontrak untuk pekerjaan-pekerjaan yang mungkin akan dilaksanakan tetapi gambar Perencanaan belum ada atau belum jelas dimana Harga Satuan Pekerjaan mengikat dan volume akan dihitung kembali berdasarkan gambar pelaksanaan yang merupakan lampiran dari Instruksi tertulis dari DP. Pelaksanaan pekerjaan tersebut berdasarkan Instruksi tertulis dari DP. Perkiraan biaya tersebut akan dikeluarkan dari Harga Kontrak jika pekerjaan – pekerjaan yang tercantum di dalam provisional sum tidak dilaksanakan atau dilaksanakan akan dihitung sebagai Pekerjaan Tambah Kurang melalui Instruksi tertulis dari DP. 6) Bills of Quantities atau BoQ Adalah daftar uraian pekerjaan, volume dan harga satuan yang terdapat dalam Dokumen-dokumen Tender dan Kontrak. Harga satuan dalam BQ dan Kontrak adalah dasar harga yang dipakai untuk menghitung biaya Pekerjaan Tambah atau Kurang.
2.8 Methode of Measurement 4 Dalam
kegiatan
tender,
terutama
dibagian
Penganggaran
(estimating/
budgeting), kegiatan penghitungan atau pengukuran terhadap volume pekerjaan yang akan dilaksanakan, merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari
4
Ivor H. Seeley, ”Building Quantities Explained”, Third Edition, 1979.dan Ir. Asiyanto, MBA.IPM, “
Construction Project Cost Management”, halaman 63.
Skripsi : Perbandingan Harga 3 Jenis Dinding Penahan Tanah
II - 16
Bab II Tinjauan Pustaka
kegiatan lainnya, seperti pembuatan metoda konstruksi, dan analisis harga satuan untuk masing-masing pekerjaan. Berhubung belum adanya standarisasi dalam penghitungan atau pengukuran volume pekerjaan, maka sulit bagi pihak terkait untuk mengontrol ulang hasil penghitungan yang sudah jadi.
Tujuan dari metoda penghitungan quantity
(Method of Measurement) adalah sebagai berikut : 1) Untuk menyeragamkan atau menstandarkan perhitungan volume pekerjaan di Lingkungan unit kerjanya masing-masing. 2) Untuk memudahkan mekanisme kontrol menelusuri asal usul perhitungan. Dasar dari methode of measurement ini adalah Standard Methode of Measurement of Building Works yang digunakan di Negara Malaysia. Karena memang pada awalnya system ini berasal dari Negara-negara Commonwealth yang didasarkan pada British Standard. 2.8.1
Prinsip Pengukuran
Sebelum memulai pekerjaan menghitung kuantitas bahan, perlu untuk diketahui beberapa definisi dan panduan penting yang akan dilaksanakan dalam proses bills of quantities. Dalam menghitung kuantitas bahan terdapat beberapa cara menghitung diantaranya yaitu : 1.
Metode tradisional (traditional method)
2.
Cut and shuffle method
3.
Slip - Sort method.
Didalam penyusunan skripsi ini penulis akan menggunakan metode tradisional, sebab metode yang lain pada dasarnya merupakan pengembangan dari metode tradisional. Berikut ini beberapa hal atau urutan untuk menghitung yaitu : 1. Taking Off
Skripsi : Perbandingan Harga 3 Jenis Dinding Penahan Tanah
II - 17
Bab II Tinjauan Pustaka
Taking off artinya mengambil ukuran suatu elemen bangunan dari gambar tender atau gambar pelaksanaan dan dimasukkan ke dalam dimension sheet (kertas dimensi) beserta keterangan terperinci mengenai elemen tersebut. 2. Squaring Squaring adalah menghitung luas, volume atau pun panjang dan jumlah buah atau bilangan tiap-tiap dimensi dari ukuran yang telah diambil dalam proses taking off. 3. Abstracting Abstracting adalah memindah dan mengumpulkan elemen dan jumlah kuantitas tiap-tiap elemen yang sudah disquarekan mengikut jenis dari kertas dimensi ke kertas abstract untuk mendapatkan jumlah keseluruhan kuantitas tiap-tiap elemen tersebut. 4. Billing Billing
adalah
menyediakan
draft
daftar
jumlah
bahan
berdasarkan
pengumpulan kerja-kerja abstrak yang telah dilakukan. Proses 2 sampai dengan 4 disebut sebagai proses working up yang mana setiap perhitungan dan pemindahan ukuran elemen pada tiap-tiap proses mesti dikontrol oleh orang kedua untuk meminimumkan kesalahan perhitungan dan pemindahan. Ada pun yang disebut sebagai kertas dimensi adalah berbentuk sebagai berikut : TIMESING 1
DIMENSION 2
SQUARING 3
DESCRIPTION 4
Keterangan a. Kolom 1
Skripsi : Perbandingan Harga 3 Jenis Dinding Penahan Tanah
II - 18
Bab II Tinjauan Pustaka
Kolom 1 disebut sebagai kolom timesing yang digunakan untuk perkalian bilangan elemen yang diukur yang terdapat di dalam gambar pelaksanaan atau gambar tender. b. Kolom 2 Kolom 2 disebut juga sebagai kolom taking off
yang gunanya adalah
mengambil ukuran-ukuran dan gambar tender atau pelaksanaan yang akan dikalkulasikan. c. Kolom 3 Kolom 3 disebut juga sebagai kolom squaring yang gunanya untuk meletakkan jumlah kuantitas tiap-tiap elemen yang telah dikalikan atau pun ditambahkan. Semua keterangan terperinci mengenai elemen yang diukur diletakkan di dalam ruang description. d. Kolom 4 Kolom 4 disebut juga sebagai kolom description yang gunanya adalah sebagai kolom detail perhitungan dan juga deskripsi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan. Untuk menghitung, tiap-tiap kertas dimensi haruslah dimulai dengan nama proyek, kode gambar dan lembar kerja dari gambar yang bersangkutan. Di bawah kertas dimensi haruslah dituliskan nomor halaman kertas dimensi. Ukuran untuk panjang, luas dan volume serta jumlah bilangan dimasukkan ke dalam ruang dimensi di kertas dimensi hingga dua angka di belakang koma saja. Di bagian ruang deskripsi mestilah ditunjukkan semua perhitungan yang diambil dari gambar dengan tiga angka di belakang koma, sedangkan yang dimasukkan ke dalam ruang dimension cukup dua angka di belakang koma. Setiap ukuran disusun di atas satu sama lain untuk satu keterangan item kerja. Simbol kurungan [, digunakan untuk satu kumpulan ukuran yang mempunyai satu keterangan. Aturan penulisan dimensi adalah sebagai berikut :
Skripsi : Perbandingan Harga 3 Jenis Dinding Penahan Tanah
II - 19
Bab II Tinjauan Pustaka
1) Ukuran panjang akan ditunjukkan dengan satu ukuran saja dengan dua angka di belakang koma, walaupun di ruang description ditulis tiga angka di belakang koma. 2) Untuk satuan buah atau number (nos ditunjukkan dengan angka tanpa ada koma). 3) Untuk luas ditunjukkan dengan dua ukuran diletakkan di atas satu sama lain dengan urutan panjang, kemudian diikuti lebar. 4) Ukuran volume ditunjukkan oleh tiga ukuran sama seperti untuk luas di atas satu sama lain dengan urutan panjang, diikuti lebar dan terakhir tinggi dari elemen yang kita ambil. 5) Yang dimaksud dengan panjang dan lebar adalah mengikuti aturan koordinat cartesian X, Y, dan Z seperti contoh berikut : Y
Z X
Berikut ini adalah contoh prinsip perhitungan dengan metode tradisional : 1) Tambah 15 -----10 ------------------- 25. 0, artinya 15 + 10 = 25 2) Pengurangan 15 -----(10) ------------------- 5. 0, artinya 15 - 10 = 5
Skripsi : Perbandingan Harga 3 Jenis Dinding Penahan Tanah
II - 20
Bab II Tinjauan Pustaka
3) Perkalian 15 10 ------------------- 150. 0, artinya 15 x 10 = 150 4) Pembagian 10 : 5 --------------------- 2.0
2.9 Penyusunan Anggaran Biaya 5 Penyusunan anggaran biaya bertujuan untuk menghitung biaya-biaya yang diperlukan dari suatu bangunan dan dengan biaya ini suatu bangunan dapat terwujud sesuai dengan yang direncanakan. Bangunan yang dimaksud adalah : 1) Bangunan Gedung, seperti : rumah, sekolah, perkantoran, pabrik, apartemen, pertokoan, hotel, dll 2) Bangunan Sipil, seperti : Bangunan irigasi, pelabuhan, lapangan terbang, jalan, jembatan dll 3) Bangunan Instalasi, seperti : Bangunan instalasi listrik, instalasi mesin, instalasi air, gas dll. Mengingat
besar
serta
luasnya
arti
bangunan
yang
harus
dihitung
pembiayaannya, maka pengetahuan tentang hal-hal yang ada hubungannya dengan perhitungan biaya sangat diperlukan. Ada dua (2) faktor yang berpengaruh terhadap penyusunan anggaran biaya suatu bangunan yaitu faktor teknis dan non/ tidak teknis. Faktor teknis, antara lain berupa ketentuanketentuan dan persyaratan yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan pembuatan bangunan serta gambar-gambar konstruksi bangunan. Sedang faktor non teknis meliputi harga bahan-bahan bangunan dan upah tenaga.
5
Ir. Soegeng Djojowirono, ” Manajemen Konstruksi I”, 1991, halaman 91.
Skripsi : Perbandingan Harga 3 Jenis Dinding Penahan Tanah
II - 21
Bab II Tinjauan Pustaka
Selain kedua faktor tersebut di atas masih ada satu faktor lagi yang ikut berpengaruh/ menentukan dalam penyusunan anggaran biaya, yaitu peraturanperaturan Pemerintah yang ada hubungannya dengan penyelenggaraan suatu bangunan, terutama untuk bangunan-bangunan Negara/ Pemerintah. Apabila keadaan harga-harga secara umum mantap, penyusunan anggaran biaya suatu bangunan tidak akan begitu sulit. Tetapi apabila harga-harganya kurang/ tidak mantap makaakan timbul masalah yang perlu diperhitungkan dengan sungguhsungguh. Sehingga dalam hal ini, pengamatan dan penelitian harga pasaran secara terus menerus, baik harga bahan bangunan maupun upah tenaga perlu mendapat perhatian khusus.
2.10Macam/ Jenis Anggaran Biaya 6 Dalam menyusun anggaran biaya suatu bangunan, terlebih dahulu perlu diketahui untuk keperluan apa anggaran biaya tersebut dibuat. Hal ini akan berpengaruh terhadap cara/ sistem penyusunan dan hasil yang diharapkan. Juga faktor waktu/ kapan anggaran biaya ini dibutuhkan, ikut menentukan bagaimana cara penyusunan anggaran biaya tersebut. Secara garis besar ada 2 (dua) macam/ jenis anggaran biaya yaitu :
1) Anggaran biaya raba/ perkiraan (cost estimate) 2) Anggaran biaya pasti/ definitif.
2.10.1Anggaran Biaya Raba/ Perkiraan. Untuk menyusun dan anggaran biaya raba diperlukan bahan-bahan antara lain, gambar pra-rencana, keterangan singkat mengenai bahan-bahan bangunan yang digunakan, cara pembuatannya dan persyaratan pokok yang ditentukan. Dalam menyusun anggaran biaya raba, walaupun hasilnya berupa anggaran biaya biaya kasar diusahakan agar tidak terpaut jauh dengan anggaran biaya yang sebenarnya/ anggaran biaya pasti. Untuk keperluan ini para pembuat 6
Ir. Soegeng Djojowirono, ” Manajemen Konstruksi I”, 1991, halaman 93.
Skripsi : Perbandingan Harga 3 Jenis Dinding Penahan Tanah
II - 22
Bab II Tinjauan Pustaka
anggaran raba perlu mempunyai data-data dari harga bangunan sejenis yang pernah dilaksanakan. Juga berita-berita dalam surat kabar, majalah teknik yang memuat
hasil-hasil
pelelangan
dari
bangunan-bangunan
sejenis
perlu
dikumpulkan untuk bahan pertimbangan/ perbandingan dalam menyusun anggaran,
selain
harga-harga
bangunan
yang
diperoleh
berdasarkan
pengalaman pembuat. Anggaran biaya raba bisa digunakan untuk : •
Perkiraan penanaman modal dan perkiraan biaya yang harus disediakan.
•
Membantu dalam perencanaan/ pengaturan keuangan.
•
Kelayakan dari segi ekonomi bangunan/ proyek.
•
Untuk keperluan pajak dan asuransi.
•
Sebagai bahan evaluasi proyek.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menghitung anggaran biaya raba antara lain adalah : •
Mempersiapkan bahan-bahan yang telah diuraikan dimuka termasuk datadata mengenai harga bangunan.
•
Menetapkan ukuran pokok berdasarkan gambar-gambar pra-rencana yang akan dipakai sebagai dasar perhitungan untuk menentukan harga satuan pekerjaan.
•
Memperkirakan harga satuan yang digunakan untuk semua item pekerjaan.
2.10.2Anggaran Biaya Pasti/ Definitif. Penyusunan anggaran biaya pasti berbeda dengan penyusunan anggaran biaya raba, baik mengenai bahan-bahan yang diperlukan maupun cara penyusunan dari anggaran biaya tersebut. Anggaran biaya pasti harus disusun seteliti dan selengkap-lengkapnya, karena hasil yang diharapkan ialah harga bangunan pasti atau harga bangunan yang sebenarnya. Bahan-bahan yang diperlukan untuk menyusun anggaran biaya pasti antara lain :
1) Peraturan dan syarat-syarat (bestek) 2) Gambar rencana/ gambar bestek 3) Berita acara penjelasan pekerjaan (untuk bangunan yang dilelangkan) 4) Buku analisa B.O.W 5) Peraturan-peraturan normalisasi yang bersangkutan Skripsi : Perbandingan Harga 3 Jenis Dinding Penahan Tanah
II - 23
Bab II Tinjauan Pustaka
6) Peraturan-peraturan bangunan Negara dan bangunan setempat 7) Dan syarat-syarat lain yang diperlukan. Sebelum menghitung anggaran biaya pasti perlu diperhatikan ketentuanketentuan sebagai berikut : 1) Semua bahan untuk penyusunan anggaran biaya pasti supaya dikumpulkan dan diatur dengan rapi 2) Gambar-gambar rencana, penjelasan pekerjaan, syarat-syarat bestek harus selalu dicocokan satu dengan yang lainnya 3) Membuat catatan sebanyak-banyaknya yang perlu, baik mengenai gambar bestek maupun bestek 4) Menentukan sistem yang tepat dan teratur yang akan dipakai didalam perhitungan. Penyusunan anggaran biaya pasti dilaksanakan dengan cara pembuatan daftardaftar dimulai dari pekerjaan tanah sampai dengan atap.
Gbr. II-1 Dinding Penahan Tanah Biasa
Skripsi : Perbandingan Harga 3 Jenis Dinding Penahan Tanah
II - 24
Bab II Tinjauan Pustaka
2) Dinding Semi Gravitasi
3) Dinding dgn Sisi Belakang Tegak
4) Dinding dgn Sisi Belakang Miring
H
H/4
1) Dinding Gravitasi
Skripsi : Perbandingan Harga 3 Jenis Dinding Penahan Tanah
II - 25
Bab II Tinjauan Pustaka
5) . Dinding Penahan dgn Konsol
7). Dinding dgn Balok Kantilever
6). Dinding Penahan dgn Sandaran
8). Dinding Penahan dgn Penyokong
Gbr II-2 Dinding Secant Pile
Skripsi : Perbandingan Harga 3 Jenis Dinding Penahan Tanah
II - 26
Bab II Tinjauan Pustaka
TAMPAK ATAS
Gbr II-3 Contiguous Pile
1
3
2
TAMPAK POTONGAN
Gbr II-4 Dinding Diaphragm Wall
Skripsi : Perbandingan Harga 3 Jenis Dinding Penahan Tanah
1
II - 27
Bab II Tinjauan Pustaka
Gbr II-5 Sheet Pile
Gbr II-6 Soil Nailing
Skripsi : Perbandingan Harga 3 Jenis Dinding Penahan Tanah
II - 28
Bab II Tinjauan Pustaka
Gbr II-7 Open Cut
1. Crane Bore
Gbr II-8 Alat – Alat Berat
Skripsi : Perbandingan Harga 3 Jenis Dinding Penahan Tanah
2. Truck Pengangkut
II - 29
Bab II Tinjauan Pustaka
3. Wheel Loader
Skripsi : Perbandingan Harga 3 Jenis Dinding Penahan Tanah
4. Concreete Pump
II - 30
Bab II Tinjauan Pustaka
5. Mixer Pencampur
Skripsi : Perbandingan Harga 3 Jenis Dinding Penahan Tanah
6. Hidraulic Excavator
II - 31
Bab II Tinjauan Pustaka
7. Backhoe
Skripsi : Perbandingan Harga 3 Jenis Dinding Penahan Tanah
II - 32