BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi yang berlangsung satu arah (one way communication), yang berarti pesan yang disampaikan dari komunikator tidak mendapat feed back dari komunikan. Komunikasi massa juga dapat diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditunjukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonym (tidak dikenal) melalui media cetak (surat kabar, majalah, tabloid) atau elektronik (radio, televisi), sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat1.
2.1.1 Karateristik Media Massa Komunikasi
massa
tentunya
berbeda
dengan
komunikasi
interpersonal, antarpersonal dan kelompok. Di dalam komunikasi massa kita mengenal adanya media yang digunakan untuk menyebarkan informasi kepada khalayak umum, berikut adalah karakteristik media massa2:
1 2
a.
Komunikator Terlembagakan
b.
Pesan Bersifat Umum
c.
Komunikannya Anonim dan Heterogen
d.
Media Massa Menimbulkan Keserempakkan
Jalaludin Rakhmat,Psikologi Komunikasi , Bandung, Remaj Rosda Karya, 1994, hal. 189 Ibid hal 7-12
8 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
9
e.
Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan
f.
Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah
g.
Stimulasi Alat Indra Terbatas
h.
Umpan Balik Tertunda (Delayed) dan Tidak Langsung (Indirect)
2.1.2 Fungsi Komunikasi Massa Komunikasi massa bisa diartikan memiliki fungsi yang sentral di masyarakat. Disebut demikian karena perannya dalam masyarakat sangatlah penting. Fungsi komunikasi massa menurut Dominick (2001) terdiri dari Surveillance
(pengawasan),
interpretation
(penafsiran),
linkage
(keterkaitan), transmission of values (penyebaran nilai) dan entertainment (hiburan)3. 1.
Surveillance (Pengawasan) Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama: (a). warning or beware surveillance (pengawasan peringatan);
(b).
instrumental
surveillance
(pengawasan
instrumental). Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari angin topan, meletusnya gunung merapi, kondisi yang memprihatinkan, tayangan inflasi
3
Ibid hal 14-17
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
10
atau adanya serangan militer. Peringatan ini dengan serta merta dapat menjadi ancaman. 2.
Interpretation (Penafsiran) Fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran
terhadap
kejadian-kejadian
penting.
Organisasi atau industri media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa yang dimuat atau ditayangkan.
3.
Linkage (Pertalian) Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.
4.
Transmission of Values (Penyebaran Nilai-Nilai) Fungsi penyebaran nilai tidak kentara. Fungsi ini juga disebut sosialization (sosialisasi). Sosialisasi mengacu kepada cara, di mana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa yang mewakili gambaran masyarakat itu ditonton, didengar dan dibaca. Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang mereka harapkan. Dengan kata lain, media mewakili kita dengan model peran yang kita amati dan harapkan untuk menirunya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
11
5.
Entertainment (Hiburan) Sulit dibantah lagi bahwa pada kenyataannya hampir semua media menjalankan fungsi hiburan. Televisi adalah media massa yang mengutamakan sajian hiburan. Hampir tiga perempat bentuk siaran televisi setiap hari merupakan tayangan hiburan.
2.2
Media Media
adalah
alat
atau
sarana
yang
digunakan
untuk
menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikoogi memandang bahwa dalam komunikasi antarmanusia, media yang paling dominan dalam berkomunikasi adalah pancaindera manusia, seperti mata dan telinga. Pesan – pesan yang diterima pancaindera selanjutnya diproses dalam pikiran manusia untuk mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan dalam tindakan4.
2.2.1 Media Massa Media Massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alatalat komunikasi mekanisme seperti surat kabar, film, radio, dan, televisi 5. Media massa memiliki beberapa Karaterististik yaitu :
4 5
Hafied Cangara,Pengantar ilmu komunikasi,Depok:PT Rajagrafindo Persada,2012 hal.119 Ibid hal. 122
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
12
a. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai pada penyajian informasi. b. Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. Meskipun terjadi reaksi atau umpan balik, biasanya memerlukan waktu dan tertunda. c. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak, karena ia memiiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan, di mana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang pada saat yang sama. d. Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televise, surat kabar, dan semacamnya e. Bersifat terbuka, artinya pesan dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin dan suku bangsa 6.
2.2.2 Televisi Sebagai Media Massa Dengan berkembangnya teknologi komunikasi, maka dunia kini dirasakan semakin sempit, karena dalam beberapa saat saja kita dapat berhubungan dengan yang lain, walaupun kita dalam belahan bumi berbeda, sehingga rasanya kita berada didalam suatu tempat didunia, suatu masyarakat dunia.akibat dari berkembang pesatnya teknologi komunikasi
6
Ibid hal 122
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
13
ini berkembangnya media massa, bahkan televisi sedang memegang peranan yang sangat berpengaruh. Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audio visual merupakan medium paling berpengaruh membentuk sikap dan kepribadian masyarakat secara luas. hal ini disebabkan oleh satelit dan pesatnya perkembangan jaringan televisi yang menjangkau masyarakat hingga wilayah terpencil. Televisi sendiri membawa kultur yang dengan sendirinya mulai berumbuh di masyarakat. apalagi sebetulnya esensial (mendasar) dari kultur ini pada hakikatnya sudah dikenal lama, sebelum kebudayaan televisi berupa pengguna bahasa verbal dan visual, sekaligus dalam rangka menyampaikan sesuatu seperti pesan, informasi, ilmu dan hiburan 7. Televisi sebagai produk teknologi maju berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi itu sendiri dan telah menyentuh kepentingan umat manusia, hal itu tidak dipungkiri lagi yang disebabkan oleh kekuatan yang dimiliki oleh televisi sebagai alat yang merupakan salah satu bagian dari sistem yang besar sehingga mampu menciptakan daya rangsang yang sangat tinggi dalam mempengaruhi sikap, tingkah laku dan pola pikir khalayaknya dimana akhirnya menyebabkan banyak sekali perubahan dalam masyarakat. Sesuai dengan cara menyampaikan pesan informasinya, televisi sebagai media massa seperti halnya radio, dimana proses komunikasinya hanya berjalan satu arah saja, artinya sipenerima pesan (komunikan) tidak
7
Fred Wibowo. Teknik Produksi Program Televisi.Pinus Book Publisher.Yogyakarta. 2007. Hal 17
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
14
dapat berhubungan dengan pengirim pesan (komunikator) demikian pula komunikatornya pada media televisi tidak bersifat individual melainkan bersifat kolektif, sedang massa komunikatornya adalah para penonton yang mempunyai karakteristik tersendiri8.
2.2.3 Karakter Komunikasi Massa Komunikasi massa menurut Dennis McQuail (1957), dalam Sosialogi Komunikasi Massa, mempunyai karakteristik sebagai berikut 9: 1. Membutuhkan organisasi formal yang kompleks untuk operasi produksi surat kabar, atau penyiaran televisi. Menyangkut penggunaan sumber modal dan kemudian pengendalian keuangan, juga memerlukan pengembangan personel yang berketerampilan tinggi, lalu manajemen penerimaan dan penerapan pengawasan normative, dan untuk itu suatu mekanisme pertanggungjawaban terhadap ototritas eksternal dan khalayak yang dilayan. Didalamnya harus ada alokasi
kewenangan,
suatu
struktur
yang
menjamin
kontinuitas dan kerjasama. Persyaratan seperti itu hanya dapat dipenuhi dengan suatu organisasi formal, dan dalam hal ini merupakan sesuatu yang membedakan komunikasi massa dengan komunikasi informal, yaitu tidak berstruktu dan bersifat antar pribadi. 8 9
Darwanto Sastro Subroto. Produksi Acara Televisi. Penerbit Duta Wacana. Yogyakarta. 1994. Hal 15
Dennis McQuail, Sosiologi Komunikasi Massa, Erlangga, 2002
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
15
2. Komunikasi ditunjukan kepada khalayak luas. Hal ini merupakan lanjutan dari penerapan teknologi yang dimaksud untuk produksi massa dan desiminasi yang luas, serta ekonomi komunikasi massa. Ukuran yang pasti dari khalayak atau kelompok pembaca yang membutuhkan komunikasi massa tidak dapat diterapkan, tetapi luas secara relative dibanding dengan khalayak sarana komunikasi yang lain. 3. Komunikasi massa bersifat public, dalam arti isinya terbuka bagi semua orang yang distribuinya relatif tidak terstruktur serta bersifat informal. 4. Komposisi khalayak komunikasi massa bersifat heterogen. Massa terdiri dari anggota yang berbeda, dengan budaya yang beraneka ragam, dating dari masyarakat yang bervariasi, mempunyai pekerjaan yang berbeda, sehingga mempunyai minat standart hidup tingkat prestige, kekuasaan, dan pengaruh yang berbeda-beda pula. 5. Media massa dapat melakukan kontak yang stilmultan dengan orang dalam jumlah besar dan jauh dari sumber, serta amat terpisah-pisah satu sama lain. 6. Dalam komunikasi massa, hubungan komunikator dengan khalayak adalah bersifat impersonal, karena khalayak anonym dituju oleh komunikator yang dikenal hanya dalam peranan public (public role) sebagai komunikator.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
16
2.3
Program Televisi Kata program berasal dari kata bahasa inggris programme atau program yang berarti acara atau rencana. Undang-undang penyiaran No.32 tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakn istilah siaran yang didefinisikan sebagai pesan atau ranagkaina pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk.Namun kata program lebih sering digunakan di Indonesia dari pada kata siaran yang mengacuh pada pengertian acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audienya. Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audien tertarik untuk mengikuti siaran apakah itu radio apa televisi. Program dapat disamakan atau dianalogikan dengan produk atau barang atau pelayanan yang dijual kepada pihak lain, dalam hal ini audien dan pemasang iklan. Dengan demikian, program adalah produk yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mengikutinya.10
Televisi
paling
berpengaruh
pada
kehidupan
manusia
dibandingkan dengan semua media komunikasi yang ada. Banyak orang menghabiskan
waktunya
lebih
lama
didepan
pesawat
televisi
dibandingkan waktu yang digunakan untuk ngobrol dengan keluarga atau pasangan mereka. Adalah suatu anugrah bagi kita, dengan hadirnya televisi yang
10
Morissan. Op. Cit.Hal200
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
17
memberikan begitu banyak informasi kepada kita. Beragam stasiun tv dengan aneka ragam program siarannya yang disajikan dengan kualitas gambar dan tata suara yang apik, menjadikan televisi sebagai segala sumber informasi, berita dan juga hiburan yang dibutuhkan khalayak. Hampir seluruh rumah tangga di Indonesia maupun dunia memiliki sebuah televisi atau lebih. Televisi merupakan perkembangan medium berikutnya setelah radio yang diketemukan dengan karakternya yang spesifik yaitu audio visual. Peletak dasar utama teknologi pertelivisian tersebut adalah Paul Nipkow dari Jerman yang dilakukannya pada tahun 1884. 11 Televisi merupakan
sarana
promosi
penjualan
produk-produk
kepada
masyarakat.Melalui televisi masyarakat mengenal produk dan mendorong pembelinya, kemudian pengusaha menerima untung yang mendorongnya untuk ber-iklan lagi melalui televisi dari volume penjualan yang meningkat.12
Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar.Sifat politisnya sangat besar karena bisa menampilkan informasi, hiburan, pendidikan atau gabungan dari ketiga unsur tersebut secara kasat mata.13 Siaran televisi pertama di Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1962 bertepatan dengan peringatan hari kemerdekaan Republik 11
Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional, PT. Remaja Roda Karya, Bandung. 2003. 12 Askurifai Baksin.Jurnalistik Televisi.hal38.39 13 Adi Badjuri.Televisi.Graha Ilmu.hal6
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
18
Indonesia.Seiring mulai tumbuh berkembangnya siaran televisi swasta dan kini pilihan untuk menonton tayangan acara semakin beragam. 14 Televisi mempunyai kelebihan utama dalam sifatnya audio-visual, yang memiliki daya tarik besar dalam mempengaruhi pola-pola kehidupan masyarakat, termasuk mengubah keputusan seseorang dalam menentukan sesuatu yang akan dibelinya.
2.3.1 Karakteristik Televisi Media Televisi terbagi menjadi beberapa karakteristik yang melengkapinya sebagai berikut : 1. Medium Elektronik. Televisi bekerja secara elektris, bermula dari sinar yang dikenakan pada objek/bend, terbentuklah sinar pantul, sinar yang dilewatkan dengan system lensa sehingga terbentuk gambar proyeksi, didalam pick up tube (tabung penampil gambar). 2. Medium Dinamis. Visual yang ditampilkan mengutamakan yang bergerak (moving effects) pada film, gambar diproyeksikan dengan 24 frame/detik. Sedangkan pada video/TV diproyeksikan dengan 30 frame/detik. Dengan demikian gerak gambar pada televisi lebih dinamis. 3. Medium Audio Visual. Televisi menyajikan informasi dalam bentuk audio visual secara sinkron. Pada berita televise, tampilan
14
Apriadi Tamburaka.Literasi Media.hal66
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
19
gambar di layar (visual) yang seiring dengan laporan yang disampaikan (audio), begitu pula sebaliknya. 4. Medium Terpadu. Visual yang disajikan televisi merupakan paduan dari berbagai sarana lain, seperti ilustrasi/gambar, still photo, slide, film, dan sebagainya. Pada berita televisi seringkali dalam penyajiannya menyertakan gambar peta, diagram, ataupun lokasi.
2.3.2 Jenis Program Televisi Program Faktual. Jenis program yang termasuk didalam program faktual adalah program berita, features, dokumentari, program realitas (reality program/ reality show), konsultasi on-air dengan mengundang narasumber dan/atau penelpon, pembahasan masalah melalui diskusi, talkshow, jajak pendapat, pidato/ceramah, program editorial, kuis, perlombaan, pertandingan olahraga, dan program-program sejenis lainnya. Program Perbincangan.Program yang berisikan pembicaraan atau pembahasan (program talkshow) mengenai masalah terkait dengan seks termasuk perbincangan mengenai prilaku seks menyimpang atau homoseksual/lesbian hanya dapat disiarkan pada pukul 22.00 hingga 03.00 sesuai dengan stasiun penyiaran yang menayangkannya. Program Mistik.Program faktual yang bertemakan dunia gaib, paranormal, klenik, praktik spiritual magis, mistik, kontak dengan roh,
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
20
hanya dapat disiarkan pada pukul 22.00-03.00 sesuai dengan waktu stasiun yang menayangkan. Program Asing.Adapun yang dimaksud sebagai program asing adalah program utuh yang di impor dari luar negri.Program siaran yang dibuat didalam negri yang menggabungkan berbagai materi siaran (klip, berita, dan lagu asing) tidak dikategorikan sebagai program asing. 15 Berbagai jenis program televisi dikelompokan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya : (1) Program Informasi ( berita ), (2) Program hiburan (entertaiment). Program informasi dibagi menjadi dua jenis yaitu Hard News dan Soft News. Program hiburan dibagi menjadi beberapa jenis diantaranya musik, quiz, sinetron dan pertunjukan. 16
Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun penyiaran dituntut untuk memiliki kreativitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik.
15
Morrisan.Manajemen Media Penyiaran. Hal 357 Morrisan. Media Penyiaran. Strategi mengolah radio dan televisi . Ramdina Prakarsa, Jakarta,2004, hal 100 16
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
21
17
Berikut adalah skema program televisi :
Hard News (Straight News, features, infotainment )
Informasi
Soft News ( Magazine, talk show, documentary)
Program TV
Drama (Sinetron, film,cartoon ) Entertainment Permainan ( quiz show , ketangkasan ) Gambar 2.1 Pertunjukan
2.3.3 Jenis Berita Televisi Jenis program televisi pada dasarnya dibagi menjadi dua, yaitu program hiburan dan program informasi. Program informasi di televisi memberikan banyak informasi pada pemirsa terhadap segala sesuatu hal. Program informasi adalah suatu jenis program yang
mempunyai tujuan
untuk menambah pengetahuan kepada pemirsa
yang menyaksikan
program tersebut.
17
Ibid. 140
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
22
Menurut
Morissan (2008:24-28),
program
informasi dapat
dibagi menjadi dua bagian, yaitu : 1.
Berita Keras Berita keras atau hard news adalah segala informasi penting dan/atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat
diketahui
khalayak
audien
newsdisajikan dalam beberapa durasi, menit
seperti breaking
news,
secepatnya. Hard mulai dari beberapa
hingga program
berita
yang
berdurasi hingga satu jam. Berita keras dapat dibagi menjadi beberapa bentuk berita yaitu : a. Straight News Merupakan suatu berita yang singkat atau tidak detail dengan hanya menyajikan informasi yang penting dan mencakup 5W+1H (who, what, here, when, why, dan how) terhadap suatu berita yang diberitakan. Berita jenis
ini
sangat
terikat
dengan
waktu karena
informasinya harus cepat sampai pada audien.
b. Feature Feature adalah berita ringan namun menarik. Pada dasarnya berita feature dapat dikatakan
sebagai
softnewskarena tidak terlalu terkait dengan waktu
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
23
penayangan, namun karena durasinya singkat dan menjadi
bagian
dari
program
berita
maka
featuremasuk ke dalam kategori hard news,. Namun ada kalanya feature terkait dengan suatu peristiwa penting atau terikat dengan waktu, dan harus segera ditayangkan. Feature ini disebut dengan news feature yaitu sisi lain dari straight newsyang biasanya lebih menekankan pada sisi human interest dari suatu berita.
c. Infotainment Infotainment berasal dari dua kata yaitu information yang berarti
berarti
informasi
dan entertainment yang
hiburan. Infotainment adalah
berita
yang
menyajikan informasi mengenai kehidupan orangorang yang dikenal masyarakat dan bekerja pada industri hiburan seperti pemain film dan penyanyi. Infotainment merupakan hard news karena memuat informasi yang harus segera ditayangkan. Pada saat ini, infotainment disajikan sendiri
yang
dalam
program
terpisah dan khusus
menampilkan
berita-berita mengenai kehidupan selebritis.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
berita
24
2.
Berita Lunak Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam namun tidak bersifat harus segeraditayangkan. Program yang termasuk dalam kategori soft news adalah : a. Current Affair adalah
program
yang
menyajikan
informasi yang terlait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam. Current affair cukup terikat dengan waktu, namun tidak seketat hard news, batasan penayangan current affair adalah selama isu yang disiarkan masih mendapatkan perhatian dari audien. b. Magazine adalah program yang menampilkan berita ringan
namun
mendalam atau
dengan
kata
lain
merupakan feature yang berdurasi panjang. Topik yang diangkat dalam magazine disajikan mirip dengan topik atau
tema
yang
terdapat
dalam
suatu majalah
(magazine). c. Dokumenter adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik. Suatu program dokumenter terkadang dibuat seperti sebuah film.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
25
d. Talk Show adalah suatu program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topic tertentu yang Mereka talkshow
dipandu oleh seorang pembawa acara.
yang adalah
menjadi orang
narasumber yang
untuk
acara
telah berpengalaman
langsung dengan peristiwa yang diperbincangkan atau mereka yang ahli dalam masalah yang dibahas.
2.4
Program Talk show ( The Talk Program ) Program wicara di televisi, atau bahasa yang disebut The Talk Program, meliputi banyak format, antara lain, vox-pop, kuis, interview ( wawancara ) baik didalam studio maupun di liay studio dan diskusi panel di televisi, semua memang dapat disebut program wicara ( The Talk Program ), program ini tampil dalam bentuk sajian yang mengetengahkan pembicaraan seseorang atau lebih mengenai sesuatu yang menarik, sedang hangat dibicarakan masyarakat, atau tanya jawab persoalan. Apabila pembicaraan dilakukan oleh satu orang, program itu dinamakan uraian pendek atau pernyataan, wawancara dilakukan oleh dua orang dan diskusi lebih dari dua orang18. Talkshow, acara program interaktif, atau dialog dimana stasiun televisi menghadirkan seorang tokoh masyarakat yang berhubungan
18
Fred Wibowo. OP. Cit 2007. Hal 67
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
26
dengan peristiwa yang akan dibahas sesuai dengan tema Talk Show tersebut19. Program Talkshow adalah program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seseorang pembawa acara. Mereka diundang adalah orang-orang berpengalaman
langsung
dengan
peristiwa
atau
topik
yang
diperbincangkan atau mereka yang ahli dalam masalah yang tengah dibahas.
2.5
Pengertian Analisis Analisis adalah aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk digolongkan atau dikelompokkan menurut kriteria tertentu kemudian dicari kaitannya dan maknanya.pengertian itu mungkin akan dapat dikurangi jika ada penjelasan yang cukup tentang cara masing-masing aktivitas yang memungkinkan masyarakat korban kebijakan mempraktikannya sendiri. Pada tahap ini sebenarnya dimensi transformasi analisis dimulai karena peneliti terlibat dalam proses perubahan sebagai pengetahuan, termasuk teknis dan metode untuk melakukan analisis selama proses dilakukan. harus diakui bahwa pengertian analisis ini menjadi lebih luas dan rumit karna ada komplesitas.
19
Eva Arifin. Broadcasting To Be Broadcaster. Graha Ilmu Yogyakarta. 2010. Hal 63
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
27
istilah ini muncul karena berkaitan dengan sasaran analisis, perilaku analisis dan cara analisis dan untuk apa analisis dilakukan. Konsep analisis dibangun justru karena kaitan-kaitan yang melekat pada aktivitas20.
2.6
Pengertian Analisis Resepsi Resepsi Analisis adalah analisis yang lebih menekankan pada
pandangan audience dan bagaimana mereka dapat menghasilkan pemaknaan yang berbeda dengan apa yang ditawarkan diteks media. Reception Analysis sering disamakan dengan terminologi studi mengenai penerimaan ( reception studies). Penerimaan khalayak (Audience Receptions) atau studi baru mengenai khalayak (new audience research). Studi mengenai resepsi khalayak ini lahir dari pergulatan dua pandangan, yaitu what the media do to the people dan what people do it the media21. Makna pandangan pertama adalah apa yang akan dilakukan media kepada khalayak. Menurut pandangan ini, ada kekuatan teks (pesan) pada khalayak dan menekankan efek media itu sendiri. Pandangan kedua bermakna apa yang akan dilakukan khalayak terhadap media. Pandangan ini mengenai penggunaan media yang beragam pada khalayak yang berbeda dalam latar belakang dan konteks social penerimaan mereka akan menghasilkan media yang berbeda pula. 20 21
Markinudin.Analisis Sosial. Penerbit Yayasan Akatiga. 2006. Yogyakarta. Hal 40
Morley, David, Television, Audiences and Cultural Studies, Research, 1993
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
28
Stuart Hall merupakan ilmuan CCCS di Birmingham yang merupakan penyumbang penerapan hipotesis encoding – decoding untuk tipe-tipe awal penelitian resepsi, sehingga tidak heran jika analisis resepsi ini termasuk dalam kajian Cultural Studies. Menurutnya, ada empat tahapan dalam komunikasi, yaitu produksi, sirkulasi, penggunaan ( mencakup distribusi dan konsumsi ), serta produksi yang tiap tahapannya otonom tapi tetap saling berhubungan22. Reseption Analysis mulai diperkenalkan oleh Stuart Hall ketika menjelaskan proses decoding. Fokus analisis resepsi ini adalah bagaimana khalayak yang berbeda-beda memaknai isi media sehingga lebih mengambil perspektif pada khalayak daripada media itu sendiri. Analisis ini juga melihat pengaruh kontekstual dalam penggunaan media dan interpretasi serta pemaknaan dari seluruh khalayak23 Bagian penting dari Reception pada penelitian khalayak dapat disimpulkan seperti: a. Teks media dibaca melalui presepsi khalayaknya, yang membentuk makna dan kesenangan dari teks media yang ditawarkan . b. Proses penggunaan media adalah inti objek tujuannya. c. Penggunaan media adalah secara tipikal disuatu situasi spesifik dan diorientasi pada tugas sosial yang melibatkan partisipan dalam komunitas interpetatif.
22 23
During, Simon.2000.The Cultural Studies Reader.London:Routledge McQuail, Dennis.2001.Mass Communication Theory 4th ed.London: Sage Pub
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
29
d. Khalayak untuk media genre tertentu kadang terdiri dari komunitas interpretative yang terpisah yang membagi bentuk sama dari discourse dan kerangka berpikir membuat arti dari media. e. Khalayak tidak pernah pasif karna terkadang yang suatu bisa lebih pengalaman dari yang lain. f. Metode yang digunakan harus kualitatif dan mendalam, melihat isi dan konteks secara bersamaan Kekuatan dari teori resepsi adalah memfokuskan perhatian pada individual dalam proses komunikasi massa, menghargai kemampuan dari pengkonsumsi media dan menyadari makna dari teks media yang berbeda – beda.
2.6.1
Proses Encoding / Decoding Audience Stuart Hall Stuart Hall (1980) menjabarkan metode encoding – decoding untuk menginterpretasikan persepsi khalayak. Metode ini memfokuskan pada produksi, teks, dan khalayak dalam sebuah kerangka dimana hubungan setiap elemen tersebut bias dianalis. Di antara proses produksi dan teks yang dijalankan oleh media ada sebuah tahap penyediaan ( encode ) yang kemudian dipecahkan ( decode ) oleh khalayak ketika mereka menerima teks tersebut. Khalayak memecahkan teks media dengan cara-cara yang berhubungan dengan kondisi social dan budaya mereka juga proses bagaimana mereka mengalami hal tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
30
Kajian budaya adalah prespektif teoritis yang berfokus bagaimana budaya dipengaruhi oleh budaya yang kuat dan dominan. Stuart Hall (1981, 1989) menyatakan bahwa media merupakan alat yang kuat bagi kaum elit. Media berfungsi untuk mengkomunikasikan cara-cara berfikir yang dominan, tanpa memperdulikan efektifitas pemikiran tersebut. Media mempresentasikan ideology kelas yang dominan didalam masyarakat. Karna media dikontrol oleh korporasi (kaum elit). Informasi yang ditampilkan kepada publik juga pada akhirnya dipengaruhi dan ditargetkan dengan tujuan untuk mencapai keuntungan. Hall berpendapat bahwa pengaruh media dan peranan kekuasaan harus dipertimbangkan ketika menginterpretasikan suatu budaya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
31
Model Endocing Decoding
Program as ‘meningful’ discourse
Encoding decoding meaning structures 1
meaning
structures 2 frameworks of knowledge of knowladge
frameworks
relations of production production
relations of
technical infrastructure infrastructure
technical
Gambar 2.2 Sumber : Encoding Decoding model (Hall, 1980 dalam Nighingale, 1996:23) Pemaknaan terhadap isi media khalayak terdiri atas tiga kategori, yaitu : 1.
Dominan reading: khalayak menerima posisi yang ditawarkan oleh teks dan menerima posisi tersebut dengan menghormati mitosmitos yang membentukanya.
2.
Negotiated reading: khalayak tidak sepenuhnya mengambil posisi yang ditawarkan dan mempertanyakan beberapa mitosnya.
3.
Oppositional reading: khalayak menolak sepenuhnya mitos-mitos yang ditawarkan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
32
Pendekodean sangat
penting dalam kajian budaya. Para teoritikus
berpendapat bahwa public harus dilihat sebagai bagian dari konteks budaya yang lebih besar. Sebuah konteks dimana mereka yang berjuang untuk menyuarakan diri mereka yang sedang ditindas karena seperti yang kita tahu mereka secara tidak sadar menaati pesan yang disampaikan oleh ideology dominan. Ada tiga sudut pandang yang digunakan khalayak untuk melakukan pendekodean pesan, yaitu: 1) Posisi Dominan – Hegemonis, hal ini berpendapat bahwa indiviodu-individu
bekerja
didalam
sebuah
kode
yang
mendominasi dan menjalankan kekuasaan yang lebih besar daripada yang lainnya. 2) Posisi Ternegosiasi, hal ini berpendapat bahwa anggota khalayak dapat menerima ideology dominan tetapi akan bekerja dengan beberapa, pengecualian terhadap aturan budaya. 3) Posisi Oposisional, hal ini berpendapat bahwa anggota khalayak mensubtitusikan kode alternatif bagi kode yang disediakan oleh media 24
24
West, Richard. And Lynn H. Turnet.2009.Pengantar Teori Komunikasi Analisis & Aplikasi. Jakarta:Salemba Humanika
http://digilib.mercubuana.ac.id/z