BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kecemasan 1.
Pengertian Cemas atau ansietas merupakan reaksi emosional yang timbul oleh penyebab yang tidak pasti dan tidak spesifik yang dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman dan merasa terancam (Stuart dan Sundeen, 1996). Kecemasan adalah respon emosi tanpa objek yang spesifik yang secara subjektif di alami dan di komunikasikan secara interpersonal. Kecemasan adalah kebingungan, kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya dan kecemasan tidak dapat dihindarkan dalam kehidupan sehari-hari (Suliswati, 2005)
2.
Manifestasi kecemasan National Health Committee (1998) dalam Wangmuba (2009), menyebutkan beberapa manifestasi kecemasan secara umum yang dapat muncul berupa: a. Respons fisik seperti sulit tidur, dada berdebar-debar, tubuh berkeringat meskipun tidak gerah, tubuh panas atau dingin, sakit kepala, otot tegang atau kaku, sakit perut atau sembelit, terengahengah atau sesak nafas.
9
b. Respons perasaan seperti merasa diri berada dalam khayalan, derealization, merasa tidak berdaya dan ketakutan pada sesuatu yang akan terjadi. c. Respons pikiran seperti mengira hal yang paling buruk akan terjadi dan sering memikirkan bahaya. d. Respons tingkah laku seperti menjauhi situasi yang menakutkan, mudah terkejut, hyperventilation dan mengurangi rutinitas. 3.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan Wangmuba
(2009),
menyebutkan
beberapa
faktor
yang
mempengaruhi kecemasan seseorang, antara lain : a. Usia dan tahap perkembangan Tahap perkembangan pada remaja terdiri dari tiga masa antara lain : masa remaja awal (11-13 tahun), masa remaja pertengahan (14-16 tahun), masa remaja lanjut (17-20 tahun). Pada tahap remaja awal akan timbul penyesuaian dengan perubahan-perubahan baik yang terjadi secara fisik maupun emosional. Salah satu perubahan yang terjadi adalah
terjadinya
menstruasi
yang pertama
(menarche).
Jika
sebelumnya remaja tidak memahamni tentang menstruasi maka akan timbul kecemasan. b. Pengetahuan Semakin banyaknya pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang maka seseorang tersebut akan lebih siap dalam menghadapi sesuatu dan dapat mengurangi kecemasan.
10
c. Stress yang ada sebelumnya Perubahan pekerjaan tertentu, kekhawatiran akan keadaan keuangan, tempat tinggal, permasalahan keluarga, perceraian dan permasalahan lainnya membuat survivor berisiko mengalami kecemasan. Kecemasan ini akan semakin tinggi jika dukungan yang diperoleh bersifat terbatas. d. Dukungan sosial Tidak adanya sistem dukungan sosial dan psikologis menyebabkan seseorang berisiko mengalami kecemasan, karena tidak ada yang membantunya dalam memaknai peristiwa serta menghadapi kenyataan secara lapang dada untuk membangkitkan harga dirinya. e. Kemampuan mengatasi masalah (coping) Kemampuan coping yang buruk atau maladaptif memperbesar resiko seseorang mengalami kecemasan. f. Lingkungan budaya dan etnis Setiap informasai yang bersifat baru akan disaring oleh budaya setempat untuk dinilai apakah informasi tersebut layak atau tidak untuk disampaikan, sehingga terkadang informasi yang sifatnya penting untuk diketahui tidak dapat disampaikan tepat waktu dan tepat sasaran yang pada akhirnya dapat berisiko terjadinya kecemasan pada seseorang yang tidak mengetahuinya. g. Kepercayaan Adanya kepercayaan tertentu yang tidak membenarkan perilaku atau informasi (yang berkaitan dengan menstruasi) dapat berisiko
11
menimbulkan kecemasan karena seseorang akan timbul persepsi bahwa hal tersebut tidak baik atau merupakan suatu masalah. 4.
Sumber Koping Untuk Mengatasi Kecemasan Menurut Stuart dan Sundeen (1998), individu dapat mengatasi stres dan cemas dengan menggunakan sumber koping yang ada di dalam lingkungan. Sumber koping tersebut antara lain, yaitu : a. Modal ekonomi Dukungan ini meliputi sumber daya berupa uang, barang-barang atau layanan yang biasanya dapat dibeli. b. Kemampuan menyelesaikan masalah Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif tindakan, kemudian mempertimbangkan alternatif tersebut sehubungan dengan hasil yang ingin dicapai, dan pada akhirnya melaksanakan rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepat. c. Dukungan sosial Dukungan ini meliputi dukungan pemenuhan kebutuhan informasi dan emosional pada diri individu yang diberikan oleh orang tua, anggota keluarga lain, saudara, teman, dan lingkungan masyarakat sekitarnya d. Keyakinan Keyakinan menjadi sumber daya psikologis yang sangat penting, seperti keyakinan akan nasib (eksternal locus of control) yang
12
mengerahkan individu pada penilaian ketidakberdayaan (helplessness) yang akan menurunkan kemampuan strategi coping tipe : problemsolving focused coping e. Budaya Budaya setiap tempat berbeda-beda dalam menilai apakah setiap informasi baru tersebut layak atau tidak untuk disampaikan, sehingga budaya yang bersifat ekstrim kurang dapat menerima informasi baru. 5.
Tingkat kecemasan a. Cemas ringan (mild anxiety) Cemas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. b. Cemas sedang (moderate anxiety) Cemas sedang memungkinkan seseorang berfokus pada masalah yang sedang
dihadapi
dan
mengesampingkan
yang
lain
sehingga
menyebabkan lapang persepsi menyempit dan kemampuan melihat dan mendengarnya menurun. c. Cemas berat (severe anxiety) Cemas berat sangat mempengaruhi lahan persepsi. Seseorang cenderung berfokus pada hal-hal yang kecil dan tidak dapat berfikir tentang hal lain.
13
d. Panik Pada tingkat ini lahan persepsi sudah tertutup dan orang yang bersangkutan tidak dapat melakukan apa-apa walaupun sudah di beri pengarahan. 6.
Gangguan Rasa Cemas Menurut Sullivan (1993), kepercayaan diri merupakan aspek penting dalam kepribadian seseorang dalam menghadapi kecemasan. Dimana kepercayaan diri merupakan jawaban atas kecemasan yang dialami oleh seseorang tersebut. Disamping itu, keamanan menjadi salah satu faktor yang dapat membantu individu menghindari atau memeperkecil kecemasan. Hal-hal yang termasuk dalam keamanan yaitu meliputi sublimasi, kurang perhatian yang selektif, dan terpisah. Sublimasi adalah proses tidak sadar mengganti pola aktivitas masyarakat yang bisa diterima untuk memenuhi kebutuhan aktivitas secara parsial yang akan meningkatkan kecemasan. Sedangkan kurang perhatian secara selektif adalah proses penggantian tidak sadar yang membiarkan pengalaman yang berarti bagi seseorang hilang berkaitan dengan adanya kecemasan.
Pemisahan
adalah
proses
yang
memeperkecil
atau
menghindari kecemasan dengan menjaga bagian dari pengalaman individu (Sullivan, 1993). Apabila faktor-faktor tersebut tidak adekuat, maka dapat menimbulkan gangguan rasa cemas baik secara mental maupun secara fisik.
14
Gejala gangguan mental yang paling umum pada masa remaja adalah kecemasan dalam bentuk yang berbeda-beda. Rasa cemas merupakan reaksi normal terhadap situasi yang mengancam individu dan orang mungkin dapat merasa sangat cemas tanpa menderita gangguan emosi (neurotik) sama sekali. Kecemasan neurotik ditandai oleh gejala kurangnya hubungan antara pengalaman yang menjadi pemicu dan reaksi individu yang bersangkutan (Mc Ghie, 1996). Bila kecemasan tidak berhubungan dengan situasi tertentu, orang yang bersangkutan mungkin menderita apa yang dapat merupakan reaksi neurotik yang paling umum, tidak hanya dalam kehidupan remaja tetapi juga pada orang dewasa. Ini dikenal istilah keadaan cemas. Dalam kondisi seperti ini akan diikuti kecemasan luar biasa yang membuatnya terus menerus merasa khawatir dan gelisah. Karena tidak menyadari sumber rasa takutnya, ia tidak mampu menjaga diri sendiri terhadapnya atau menanganinya secara konstruktif. Kecemasan yang luar biasa ada kalanya disertai pengalaman yang sangat menakutkan yang oleh para psikiater disebut dengan istilah depersonalisasi. Dalam keadaan ini seseorang akan merasa bahwa ia kehilangan identitasnya dan bahwa ia terputus dari lingkungannya (Mc Ghie, 1996). Disamping gejala-gejala mental yang subjektif, seorang dengan gangguan kecemasan cenderung mengeluhkan beberapa gejala fisik. Denyut nadi cepat, jantung berdebar dan sensasi yang mengganggu sekitar jantung lazim dialami oleh orang tersebut. Kecemasan seseorang dapat
15
mempengaruhi pernafasan dan usahanya mengimbangi hal ini dengan cara menarik nafas lebih dalam mungkin bisa membuat lebih merasa tenang. Sistem pencernaanya akan terganggu sehingga tidak nafsu makan. Selain itu juga terjadi kelemahan kandung kemih dan diare. Keadaan cemas akan terlihat oleh orang lain berupa tungkai yang gemetaran atau tanda-tanda ketegangan yang nampak pada wajahnya (Mc Ghie, 1996). Namun demikian, kecemasan mungkin menjadi terfokus pada beberapa situasi tertentu dan biasa disebut dengan istilah phobia. Dalam keadaan yang lain rasa cemas dapat menimbulkan gejala somatis yang berupa rasa takut yang berghubungan dengan penyakit jasmaniah. Keadaan ini disebut dengan keadaan hipokondriak (Mc Ghie, 1996).
B. Karakteristik Remaja Karakteristik remaja dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Umur Semakin bertambahnya umur akan mempengaruhi kinerja dari seseorang, dimana semakin dewasa umurnya semakin bertanggung jawab, lebih tertib, lebih bermoral, lebih berbakti dari pada usia muda. Usia remaja merupakan suatu masa yang penting, yang semestinya dihabiskan untuk mencari ilmu pengetahuan dan selalu berusaha mendapatkan kedudukan yang terbaik sesuai dengan apa yang mereka lakukan. Pada usia remaja merupakan masa peralihan, dimana tahap perkembangan fisik, emosi dan sosial remaja mengalami perubahan secara
16
bertingkat sebelum masa dewasa mereka yang dapat membedakan baik buruknya suatu perkembangan. Hal ini membutuhkan didikan dan dibentuk agar perkembangan usia remaja menjadi kehidupan yang bermoral dan sehat. Perkembangan remaja banyak dipengaruhi bentuk konflik dan pergolakan dari dalam dan dari luar lingkungan mereka (Ayun Bin Rahmat, 2006). Sesuai perkembangannya, para remaja dituntut untuk mengetahui tentang kesehatan reproduksi sesuai dengan bertambahnya umur, dimana seorang remaja yang bertambah umurnya maka dalam menerima informasi tentang menstruasi akan semakin baik dan dapat memahaminya, serta akan berpengaruh terhadap bagaimana menghadapi datangnya menarche dengan baik. 2. Uang yang dimiliki oleh remaja (modal ekonomi) Modal ekonomi atau uang yang dimiliki remaja yang masih sekolah adalah berupa uang saku. Uang saku merupakan salah satu bagian dari pendapatan remaja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Orang tua hendaknya memberikan teladan untuk menanamkan pengertian bahwa uang hanya diperoleh dengan kerja dan keringat. Remaja hendaknya dididik agar dapat menghargai nilai uang. Remaja dilatih agar mempunyai sifat tidak suka memboroskan uang tetapi juga tidak kikir. Seorang remaja diajarkan hidup dengan bijaksana dalam menggunakan uang, melatih untuk menabung sebagian uang sakunya (Kalyanadhamo, 2006).
17
Pemberian uang saku kepada remaja memang tidak dapat dihindarkan, namun sebaliknya uang saku diberikan dengan dasar kebijaksanaan, tidak berlebihan, karena uang yang diberikan dengan tidak bijaksana akan dapat menimbulkan masalah yaitu anak menjadi boros, tidak menghargai uang, anak malas, sebab mereka berfikir tanpa kepandaian uang gampang mereka peroleh. Uang saku pada remaja yang mempunyai sifat hemat dan bisa mengatur keuangannya dapat menentukan suatu kebutuhan yang paling penting untuk mereka, misalnya sebagai penunjang untuk mendapatkan informasi mengenai kesehatan reproduksi (menstruasi), dimana uang saku pada remaja digunakan seperlunya untuk mendapatkan informasiinformasi
yang
berguna
misalkan
dalam
kesehatan
reproduksi
(menstruasi).
C. Pengetahuan 1.
Pengertian Secara umum, pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).
18
2.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Faktor yang berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang menurut Nasution (1993) dalam Notoatmodjo (2003) antara lain, yaitu : a.
Tingkat pendidikan Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka ia makin mudah menerima informasi dan menyesuaikan dengan hal-hal yang baru.
b.
Informasi Seseorang yang mempunyai informasi yang banyak atau yang luas dapat memberikan peningkatan terhadap tingkat pengetahuan orang tersebut.
c.
Budaya Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang karena informasi yang baru akan disaring sesuai dengan budaya dan agama yang dianut.
d.
Pengalaman Pengalaman yang dimaksudkan dalam hal ini berkaitan dengan umur dan tingkat pendidikan.
3.
Tingkat Pengetahuan Peningkatan pengetahuan merupakan indikator keberhasilan dari pendidikan kesehatan yang dilakukan. Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan menurut Bloom (1974) dalam Notoatmodjo (2003), yaitu:
19
a. Tahu (know) Tahu artinya mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. b. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar
tentang
objek
yang
diketahui
dan
dapat
menginterpretasikan materi sacara benar. c. Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. d. Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen , tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis (syntesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk melakukan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. f. Evaluasi (evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi. Penilaian ini berdasarkan kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
20
D. Pengetahuan Pubertas dan Remaja Pengetahuan pubertas dan remaja dapat digambarkan sebagai berikut : 1.
Pubertas Pada
masa
pubertas
sistem
reproduksi
mulai
menjalani
kematangan, pubertas ditandai dengan periode pre eliminasi selama satu tahun atau lebih yang disebut pre pubertas. Ketika karakteristik sekunder mulai muncul, pada saat ini kelenjar endokrin terutama kelenjar pituitari dan gonad mulai memproduksi hormon-hormonnya dalam jumlah yang lebih besar (Hamilton, 2004) Pada anak perempuan, perubahan mulai terlihat pada umur antara 10-15 tahun. Perubahan-perubahan disini khususnya adalah pertumbuhan puting susu dan payudara, pertumbuhan rambut pubis dan aksila, pinggul dan pelvis melebar (Hamilton, 2004). Adanya perubahan-perubahan tersebut menunjukkan bahwa seseorang telah memasuki masa remaja. 2.
Pengertian remaja Masa remaja adalah suatu masa perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak ke masa dewasa yang ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, dan emosional. Hal ini dikarenakan secara fisik proses pertumbuhan otak pada remaja mencapai kesempurnaan dimana sistem syaraf yang memproses informasi berkembang secara cepat (Soetjiningsih, 2004).
21
3.
Tahap perkembangan remaja Menurut Soetjiningsih (2004), pada umumnya pengelompokan tahapan perkembangan pada remaja adalah sebagai berikut : a. Masa remaja awal atau dini umur 11-13 tahun Pada masa remaja awal terdapat ciri-ciri yang menandai pada masa perkembangan ini antara lain : 1) Mereka tidak mau lagi disebut anak, sebutan anak dianggap sebagai sesuatu yang merendahkan diri mereka. Tetapi juga tidak mau dikatakan dewasa. Hal tersebut di anggap terlalu berat tanggung jawabnya bagi mereka, 2) Mereka mulai memisahkan diri dari orang tuanya atau orang-orang dewasa lain yang ada di sekitarnya, 3) Mereka membentuk kelompok-kelompok untuk bersaing, antara kelompok yang satu dengan yang lain, 4) Mereka mempunyai sifat mendewasakan tokoh-tokoh yang di pandang memiliki kelebihan yang di sukainya, 5) Pandangannya lebih banyak di arahkan keluar (ekstrovet) dan kurang bersedia untuk melihat dan mempercayai dirinya sendiri, 6) Mereka berani menghadapi sesuatu tapi kadang-kadang kurang perhitungan dan terkadang melupakan tata susila. b. Masa remaja pertengahan 14-16 tahun Pada fase ini, di sebut juga dengan fase negatif atau sikap menolak. Adapun ciri-ciri pada fase ini antara lain, ialah : 1) Bersikap serba ragu, tidak pasti, tidak senang, tidak setuju, dan sebagainya, 2) Anak sering murung, sedih tetapi ia sendiri tidak mengerti apa
22
sebabnya, 3) Sering melamun tak menentu, dan terkadang berputus asa. c. Masa remaja lanjut 17 - 20 tahun Pada fase remaja lanjut, di tandai dengan perubahan jasmani yang di sebabkan karena pertumbuhan kelenjar-kelenjar baru, sehingga bagi anak putri perkembangan itu menuju ke arah keibuan dan bagi anak putra mengarah kebapakan. Menurut Soejanto (2005), ciri-ciri pada fase ini pun didasarkan atas adanya pertumbuhan alat-alat kelamin, baik yang tampak dari luar maupun yang ada dalam tubuhnya. Perbedaan itu ialah : 1) Ciri-ciri kelamin primer, antara lain : a) Pada anak putra mulai menghasilkan cairan sperma dan bagi anak putri
mulai
menghasilkan sel telur, b) Anak putra mengalami polusi pertama, dan anak putri mulai mengalami menstruasi pertama (menarche), c) Tubuh berkembang dengan cepat, sehingga tampak seakan-akan tidak harmonis dengan anggota badan yang lain. 2) Ciri-ciri kelamin sekunder, antara lain : a) Mulai tumbuh rambutrambut baru di tempat-tempat baru baik pada anak putri maupun anak putra, b) Anak putra lebih banyak bernafas dengan perut, sedangkan anak putri lebih banyak bernafas dengan dadanya, c) Suara mulai berubah atau parau, d) Wajah anak putra lebih tampak persegi dan anak putri lebih tampak membulat.
23
3) Ciri-ciri kelamin tersier, antara lain : a) Motorik anak mulai berubah, sehingga cara berjalan dan bergerakpun mengalami perubahan, b) Mulai tahu menghias diri, baik anak putra maupun putri. Mereka berusaha menarik perhatian tapi malu-malu, c) Mulai percaya pada dirinya sendiri, d) Perkembangan tubuhnya mencapai kesempurnaan dan kembali harmonis. Melihat gamabaran di atas, maka usia remaja awal penting untuk memahami tentang konsep menarche dan menstruasi.
E. Pengetahuan Remaja Tentang Konsep Menarche dan Menstruasi Pengetahuan remaja tentang menarche dan menstruasi dapat digambarkan sebagai berikut : 1.
Menarche a. Pengertian Menarche adalah menstruasi yang di alami pertama kali oleh seorang perempuan (Bobak, 2004). Menarche merupakan suatu tanda bagi seorang parempuan yang menunjukkan terdapatnya produksi hormon yang normal yang disekresi oleh hipotalamus dan di salurkan ke indung telur dan rahim (Novita, 2006). b. Usia menarche Haid pertama pada masa pubertas, yaitu sekitar usia antara 1213 tahun (Muda, 2003). Namun menurut Rosidah (2008), menarche terjadi pada usia 10-16 tahun. Dalam keadaan normal, menarche
24
diawali dengan periode pematangan yang dapat memakan waktu 2 tahun. Pada awalnya, sebagian besar anak perempuan terjadi menstruasi yang tidak teratur, tapi setelah ovarium memproduksi estrogen siklik yang adekuat menstruasi pada seorang perempuan akan menjadi lebih teratur (Bobak, 2004). c. faktor yang mempengaruhi usia menarche Menurut Nike (2008), usia menarche pada remaja berfariasi antara remaja satu dengan remaja yang lain, hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : 1). Faktor Internal a). Organ Reproduksi Faktor yang mempengaruhi usia menarche adalah vagina tidak tumbuh dan berkembang, rahim yang tidak tumbuh, indung telur yang tidak tumbuh. Beberapa anak tidak mendapat haid karena vaginanya mempunyai sekat. Tidak jarang ditemukan kelainan lebih komplek lagi dimana gadis tersebut tidak mempunyai rahim atau rahim tidak tumbuh dengan sempurna yang disertai tidak mempunyai lubang kemaluan. Kelainan ini disebut ogenesis genitalis bersifat permanen artinya gadis tersebut tidak akan mendapatkan haid selama lamanya
25
b). Hormonal Alat rerpoduksi wanita merupakan alat akhir (end organ) yang dipengaruhi oleh sistem hormonal yang komplek. Rangsangan yang datang dari luar masuk dipusat panca indra diteruskan melalui Striae terminalis menuju pusat yang disebut “Puberitas Inhibitor” dengan hambatan tersebut tidak terjadi rangsangan terhadap hypothalamus, yang akan memberikan rangsangan pada “Hipofise Pars Posterior” sebagai “Mother of Gland” (pusat kelenjar-kelenjar). Rangsangan yang terus menerus datang di tangkap panca indera, dengan makin selektif dapat lolos menuju hypothalamus dan selanjutnya terus menuju hipotalamus hipofise anterior (depan) mengeluarkan hormon yang dapat merangsang kelenjar untuk mengeluarkan hormon spesifiknya yaitu kelenjar tyroid memproduksi hormone tiroksin, kelenjar indung telur memproduksi hormon estrogen dan progesterone, sedangkan kelenjar adrenal menghasilkan hormon adrenalin. Pengeluaran hormon spesifik sangat penting untuk
tumbuh
kembang
mental
dan
fisik.
Perubahan yang berlangsung dalam diri seorang gadis pada masa pubertas dikendalikan oleh hypothalamus yakni suatu bagian tertentu pada otak manusia. Kurang lebih sebelum gadis itu mengalami datang bulan atau haid, maka hypothalamus itu mulai menghasilkan zat kimia, atau yang kita sebut sebagai
26
“hormon” yang akan dilepaskannya. Hormon yang dihasilkan adalah perangsang kantong rambut (FSH : Folikel Stimulating Hormon). Hormon ini merangsang pertumbuhan folikel yang mengandung sel telur dalam indung telur. Terangsang oleh FSH ini, maka folikel itupun menghasilkan estrogen yang membantu pada bagian dada dan alat kemaluan gadis. Meningkatnya taraf estrogen dalam darah mempunyai pengaruh pada hypothalamus yang disebut “Feed back negative”. Hal ini menyebabkan faktor berkurangnya faktor pelepasan FSH, akan tetapi juga membuat hypothalamus melepaskan suatu zat. Faktor pelepas berupa hormon lutinasi pada gilirannya pula akan menyebabkan kelenjar bawah otak melepaskan hormon lutinasi, (LH : Lutinishing Hormon) . Hormon LH ini menyebabkan salah satu folikel itu pecah dan mengeluarkan sel telur untuk memungkinkan terjadinya pembuahan. Folikel yang tersisa akan berantakan dan di kenal dengan “korpus lutium”. Yang selanjutnya menghasilkan estrogen, lalu mulai mengeluarkan suatu zat baru yang disebut progesterone ini mempersiapkan garis alas dari rahim untuk menerima dan memberi makanan bagi sebuah sel telur yang telah dibuahi apabila sel telur tidak di buahi maka taraf estrogen dan progesterone dalam aliran darah akan
27
menurun, sehingga menyebabkan garis alas menjadi pecahpecah. Akibat timbulnya perdarahan pada datang haid yang pertama. Perputaran rasa terjadinya ini berlangsung satu kali dalam setiap 28 hari, mulai dari masa pubertas sampai terjadinya mati haid atau menopouse. c). Penyakit Beberapa penyakit kronis yang menjadi penyebab terlambatnya haid diantaranya infeksi, kanker payudara dan lain-lain. Kelainan ini menimbulkan berat badan yang sangat rendah sehingga datangnya haid akan tertunda atau tidak datang sama sekali. 2). Faktor Eksternal a). Gizi Setiap
orang
dalam
siklus
hidupnya
selalu
membutuhkan dan mengkonsumsi berbagai bahan makanan yang mengandung zat gizi. Zat gizi mempunyai nilai yang sangat penting yaitu untuk memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan, terutama bagi mereka yang masih dalam pertumbuhan. b). Pengetahuan Orang Tua Setiap
remaja
putri
yang
mengalami
transisi
kedewasaan atau mulai menampakan tanda-tanda pubertas
28
terutama menarche akan mengalami kecemasan. Disinilah orang tua sangat dibutuhkan karena terutama ibu. Pengetahuan penjelasan dari orang tua tentang apa itu menarche akan mengurangi kecemasan pada remaja putri. c). Gaya Hidup Gaya hidup memang berperan penting, pada orangorang yang mempunyai aktifitas olahraga yang sangat tinggi umumnya menstruasi pertama kali datang terlambat kondisi ini sering dialami atelit perempuan. 2.
Menstruasi a. Pengertian Menstruasi adalah siklus meleburnya
endometrium yang
menebal disertai sedikit darah yang terjadi setiap bulan. Bagian lobus anterior hipofise mensekresi FSH (follicle stimulating hormone) yang mengawali perkembangan folikel di ovarium. Jika ovum matang, folikel akan mensekresi estrogen yang penting untuk pertumbuhan endometrium dan mempersiapkannya untuk menerima ovum yang telah
difertilisasi.
Estrogen
juga
bertanggung
jawab
untuk
perkembangan karakteristik seks sekunder. Pada awalnya hanya estrogen saja yang dominan dan perdarahan sering tidak teratur (anovulatorik) setelah umur 17-18 tahun mensnya akan teratur dengan interval 26-32 hari (Evelyn, 2003).
29
Menstruasi merupakan perdarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi. Hari pertama keluarnya darah menstruasi ditetapkan sebagai hari pertama siklus endometrium. Lama rata-rata aliran menstruasi adalah 5 hari (dengan rentang 3-6 hari) dan jumlah darah rata-rata yang hilang adalah 50 ml (rentang 20-80 ml), namun hal ini sangat bervariasi (Bobak, 2004). Dalam siklus yang pertama menstruasi akan tidak lancar dan setelah usia 17-20 tahun menstruasi akan teratur (Sarwono, 1998). Menstruasi senantiasa didahului oleh vasokonstriksi arteria spiralis yng terdapat pada dasar endometrium. Vasokonstriksi ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan pada endotelium pembuluhpembuluh darah endometrium, sedemikian rupa sehingga bila arteriola-arteriola tersebut mengalami relaksasi, terjadilah perdarahan. Dengan itu berarti bahwa perdarahan tersebut disebabkan oleh pelepasan bradikinin,
beberapa
vasodilator
prostasiklin,
dan
setempat,
prostaglandin-
termasuk
histamin,
prostaglandin
lain
(Rayburn, 2001). Pada perempuan normal, proses pelepasan telur disebut ovulasi yang dimulai ketika lapisan dalam uterus (rahim) mempersiapkan diri untuk kemungkinan kehamilan melalui penumpukan darah dari jaringan. Apabila fertilitas tidak terjadi, maka secara otomatis darah meninggalkan tubuh bersama dengan telur yang tidak dibuahi dalam bentuk darah menstruasi. Berbagai hormon yang dihasilkan melalui
30
kelenjar pemicu menstruasi, biasanya dimulai kurang lebih 2 minggu setelah ovulasi. Pada beberapa remaja putri, sebelum mulai terjadinya ovulasi tubuh akan menghasilkan hormon estrogen yang cukup untuk membentuk lapisan dinding uterus yang dapat menyebabkan terjadinya menstruasi. Hormon progesteron diproduksi ketika pembuahan tidak berlangsung, yang dibutuhkan untuk menghentikan perdarahan (Nugraha, 2004). b. Siklus menstruasi Siklus menstruasi merupakan rangkaian peristiwa yang secara kompleks saling mempengaruhi dan terjadi secara stimulan di endometrium, kelenjar hipotalamus dan hipofisis, serta ovarium. Siklus menstruasi mempersiapkan uterus untuk kehamilan (Bobak, 2004). Siklus menstruasi yang biasanya berlangsung 28-30 hari, adalah suatu rangkaian peristiwa dari mulainya awal menstruasi sampai menstruasi berikutnya. Hari pertama dari siklus menstruasi merupakan awal periode. Hari ke-5 dan ke-6 merupakan akhir periode (Nugraha, 2004). Menurut rayburn (2001) siklus menstruasi terdiri dari 4 fase, yakni: 1). Fase folikuler Fase folikuler bermula setelah haid. Pada awalnya terdapat peningkatan
hormon FSH yang merangsang pertumbuhan dan
pematangan folikel-folikel, dan transisi dari frekuensi rangsangan
31
LH (Luteinizing Hormone) rendah ke tinggi. Sekresi FSH dan LH diatur oleh LH-RH (Luteinizing Hormone Stimulating Hormone). LH-RH diproduksi dalam neuron di hipotalamus, dilepaskan kedalam pembuluh darah portal hipofisis, dan diangkut oleh aliran aksoplasma ke bagian depan kelenjar hipofisis. Rekrutmen folikel terjadi dalam 4 sampai 5 hari pertama fase folikuler dan pada hari ke-5 sampai 7 terjadi seleksi dari sebuah folikel yang dominan. Folikel-folikel
yang
tersisa
bisa
mengalami
tambahan
pertumbuhan yang terbatas tetapi pada umumnya akan terjadi atresia. Pematangan sebuah folikel yang dominan terjadi antara hari ke-8 dan 12. folikel yang dominan itu mencapai diameter ratarata 20 mm beberapa hari sebelum lonjakan LH. Sel-sel granulosa yang terletak di bagian dalam folikel
adalah penghasil utama
estrogen. 2). Fase ovulasi Sering kali ovulasi terjadi antara hari ke-13 dan 15. fase ovulasi mulai 2 sampai 3 hari sebelum pertengahan siklus dari LH ketika terjadi peningkatan 17β-estradiol yang sejajar dengan kenaikan dari progesteron, 17α-hidroksiprogesteron, dan inhibin. Peningkatan progesteron merefleksikan proses luteinisasi dari selsel granulosa setelah penambahan dari reseptor-reseptor LH dan yang membuat LH mampu untuk memulai biosintesis dari progesteron dan 17α-hidroksiprogesteron. Peningkatan LH dan
32
FSH mulai tiba-tiba dan disertai sementara oleh kadar 17βestradiol puncak dan permulaan kenaikan yang cepat dari progesteron 12 jam lebih awal. Durasi peningkatan LH berkisar 48 jam. Ovulasi terjadi sekitar 36 jam setelah peningkatan LH di mulai. 3). Fase luteal Luteinisasi (perubahan sel granulosa dan menjadi sel luteal dengan penambahan reseptor LH) terjadi setelah ovulasi. Selanjutnya sel luteal memproduksi dan mengeluarkan sejumlah besar progesteron dan sejumlah kecil estrogen. Setelah ovulasi terjadi, kenaikan suhu basal tubuh 0,5-1,00F. Metabolit progesteron pregnanediol mempunyai efek termogenik dan mengganggu pusat pengaturan suhu di otak. Pada waktu pengeluaran progesteron puncak, terdapat 3 hari selang saat endometrium paling kondusif untuk implantasi. Kecuali bila implantasi sudah di mulai, terjadilah luteolisis (kematian korpus luteum). Korpus luteum memerlukan hal-hal yang memadai (hCG, jika telah terjadi kehamilan) untuk melanjutkan sekresi progesteron. Kadar FSH terendah terjadi pada fase luteal, akibat kerjasama inhibin dan estrogen (bekerja sinergi dengan progesteron), yang mencegah dimulainya folikulogenesis. 4). Fase menstruasi Ketika kadar progesteron dan inhibin menurun, terjadi kenaikan kadar FSH, yang terjadi 2 hari sebelum haid dimulai.
33
Rekrutmen folikel untuk siklus mendatang di mulai dalam waktu ini.
Proses
menstruasi
disebabkan
oleh
penurunan
kadar
progesteron dan sejumlah kecil estrogen. c. Tanda-tanda datang menstruasi 1). Suhu badan meningkat (seperti meriang) 2). Payudara membengkak 3). Pinggang sakit 4). Pusing-pusing 5). Gangguan pada kulit 6). Nafsu makan berlebih Tahun-tahun
pertama
seorang
perempuan
yang
mendapat
menstruasi tidak teratur karena bentuk menstruasi anovulatori atau tanpa pelepasan telur. Siklus menstruasi akan teratur setelah perempuan berumur 17-18 tahun, menstruasi teratur dengan interval 26-32 hari. Faktor-faktor seperti sakit, cemas atau depresi, bisa mempercepat penundaan atau mencegah haid. Perempuan yang terlalu aktif mungkin juga mendapat haid yang tidak teratur (Baso, 1999). Bagi remaja putri, mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur pada masa-masa awal adalah hal yang normal. Mungkin saja remaja putri mengalami jarak antar 2 siklus berlangsung selama 2 bulan atau dalam 1 bulan terjadi 2 siklus. Dengan adanya hal itu remaja akan merasa gelisah dan bingung tentang apa yang dialaminya, sehingga pengetahuan akan siklus menstruasi yang dialami sangatlah penting bagi remaja putri.
34
Dengan mengetahui pola siklus menstruasi akan membantu dalam memperkirakan siklus menstruasi yang akan datang (Awan, 2008). Siklus dan lamanya menstruasi dapat diketahui dengan membuat catatan pada kalender, yaitu dengan cara menandai setiap hari ke-1 siklus menstruasi yang terjadi setiap bulannya dengan tanda silang, lalu hitung sampai tanda silang berikutnya. Dengan cara ini, remaja dapat mengetahui pola siklus
menstruasi pada dirinya (Awan,
2008). Kurangnya
pengetahuan pada remaja didukung dengan tidak tersedianya informasi yang akurat. Dengan demikian hal ini membuat remaja mencari informasi sendiri, yang mana cara yang digunakan dan informasi yang didapat terkadang keliru (Kesrepro, 2006).
F. Kerangka Teori Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan
a. Tahap usia perkembangan
b. Pengetahuan remaja
c. Dukungan Sosial d. Kemampuan e. f. g.
Cemas
mengatasi masalah Budaya Kepercayaan Stres yang ada sebelumnya
Skema 2.1 Kerangka Teori [ Sumber; Modifikasi Stuart dan Sundeen (1998), Wangmuba (2009) ]
35
G. Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian dimaksudkan untuk membatasi ruang lingkup dan mengarahkan penelitian yang akan dilakukan. Adapun kerangka konsep penelitian ini adalah sebagai berikut : Independent Variable
Dependent Variable
Karakteristik Remaja
Kecemasan Remaja Putri Saat Menarche
Tingkat pengetahuan remaja purtri tentang menstruasi
Skema 2.2 Kerangka Konsep
H. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan oleh peneliti ada dua kategori, yaitu : 1.
Variabel bebas (independent variable) Variabel bebas merupakan suatu variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya suatu variabel dependent (terikat) dan bebas dalam mempengaruhi variabel lain (Hidayat, 2003). Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel independent (bebas) adalah karakteristik remaja dan pengetahuan remaja tentang menstruasi.
2.
Variabel terikat (dependent variable) Variabel terikat merupakan variabel yang dapat dipengaruhi atau menjadi akibat karena variabel bebas. Variabel ini dapat tergantung dari variabel
36
bebas terhadap perubahan (Hidayat, 2003). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kecemasan remaja putri dalam menghadapi menarche
I. Hipotesa Berdasarkan dari kerangka konsep penelitian yang telah dibuat, maka hipotesa yang dapat dirumuskan adalah : 1. Ada hubungan antara karakteristik remaja dengan kecemasan remaja putri menghadapi menarche. 2. Ada hubungan antara pengetahuan remaja tentang menstruasi dengan kecemasan remaja putri menghadapi menarche.
37