BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI 1. ASI Eksklusif a. Definisi Air Susu Ibu (ASI) merupakan susu buatan alam yang lebih baik daripada susu buatan mana pun, oleh karena mengandung benda penangkis (kolostrum mengandungnya 15 kali lebih banyak daripada ASI), suci hama, segar, murah, tersedia setiap waktu, dengan susu yang sebaik-baiknya untuk diminum (Sarwono, 2007, p.259). Sedangkan menurut Utami Roesli (2005, p.3) ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim. Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya selama 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan. b. Kandungan ASI Berikut ini zat gizi yang yang terkandung dalam ASI menurut Ratih Novianti 2009, p.51-53): 1) Kolostrum. Cairan kental berwarna kekuning-kuningan yang dihasilkan pada sel alveoli payudara ibu. Sesuai untuk 10
11
kapasitas pencernaan bayi dan kemampuan ginjal bayi baru lahir yang belum mampu menerima makanan dalam volume besar. 2) Protein. Protein dalam ASI terdiri dari casein (yang sulit di cerna) dan whey (yang mudah dicerna). Berkebalikan dengan susu sapi, protein dalam ASI lebih banyak mengandung whey daripada casein sehingga protein ASI mudah dicerna. 3) Lemak. Ini adalah penghasil kalori (energi) utama dan merupakan komponen zat gizi yang sangat bervariasi. Lebih mudah dicerna karena sudah dalam bentuk emulsi. Penelitian Osborn membuktikan, bayi yang tidak mendapatkan ASI, lebih banyak menderita penyakit jantung koroner di usia muda. 4) Laktosa. Ini merupakan karbohidrat utama pada ASI. Fungsinya sebagai sumber energi. Fungsi lainnya adalah meningkatkan penyerapan (absorbsi) kalsium dan merangsang pertumbuhan laktobasilus bifidus. 5) Vitamin A. Ini terdapat dalam ASI engan konsentrasi berkisar 200 IU/dl. 6) Zat Besi. Meskipun ASI mengandung sedikit zat besi (0.5-1.0 mg/liter), bayi yang menyusui jarang kekurangan zat besi (anemia). Hal ini dikarenakan zat besi pada ASI lebih mudah diserap.
12
7) Taurin. Ini berupa asam amino dan berfungsi sebagai neuro transmitter, juga berperan penting dalam maturasi otak bayi. 8) Laktobasilus.
Ini
bermanfaat
menghambat
pertumbuhan
mikroorganisme yang merugikan seperti bakteri E. Coli yang menyebabkan diare pada bayi. 9) Laktoferin. Ini bermanfaat menghambat bakteri stafilokokus dan jamur kandida. 10) Lisozim. Ini dapat memecah dinding bakteri sekaligus mengurangi insiden Karies Dentis dan Maloklusi (kebiasaan lidah yang mendorong ke depan akibat menyusu dengan botol atau dot) Menurut Proverawati (2010, p.18), ASI mempunyai beberapa keunggulan bila dibandingkan dengan susu formula. ASI murah, sehat dan mudah memberikannya. ASI mengandung zat imun yang dapat meninggikan daya tahan anak terhadap dan sesuai dengan kemampuan absorbsi usus bayi. ASI juga mengandung cukup banyak komponen yang diperlukan oleh bayi. Menurut Utami Roesli (2005, p.25-26), komposisi ASI dari hari ke hari berbeda, yaitu: 1) Kolostrum Kolostrum adalah cairan emas, cairan pelindung yang kaya zat anti-infeksi dan berprotein tinggi. Keluar pada hari pertama sampai hari ke-4/ke-7. Merupakan pencahar yang ideal untuk
13
membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bayi bagi makanan yang akan datang. Kolostrum lebih banyak mengandung protein dibandingkan dengan ASI yang matang. Mengandung zat anti-infeksi 10-17 kali lebih banyak dibanding ASI yang matang. Kadar karbohidrat dan lemak rendah dibandingkan dengan ASI matang. Kadar karbohidrat dan lemak rendah dibandingkan dengan ASI matang. Total energi lebih rendah jika dibandingkan dengan susu matang. Volume kolostrum antara 150-300 ml/jam. 2) ASI Transisi/Peralihan ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum menjadi ASI yang matang. Kadar protein makin merendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin meninggi. Volume akan makin meningkat. 3) ASI matang (mature) Merupakan ASI yang dikeluarkan pada sekitar hari ke-14 dan seterusnya Komposisi ASI dari menit ke menit juga berbeda. ASI yang keluar pada 5 menit pertama dinamakan foremilk. Foremilk mempunyai komposisi yang berbeda dengan ASI yang keluar kemudian (hindmilk). Foremilk lebih encer. Hindmilk mengandung
14
lemak 4-5 kali lebih banyak dibanding foremilk. Diduga hindmilk inilah yang mengenyangkan bayi. c. Manfaat ASI Menurut Utami Roesli (2005, p.7-12) Banyak manfaat ASI eksklusif bagi bayi yaitu: 1) ASI sebagai nutrisi Setiap mamalia secara alamiah dipersiapkan untuk mempunyai sepasang atau lebih kelenjar air susu. Pada saat melahirkan, kelenjar ini akan memproduksi air susu khusus untuk makanan bayinya. Komposisi air susu setiap mamalia berbeda, dan disesuaikan dengan kebutuhan serta laju pertumbuhan masingmasing jenis (spesies). Air susu setiap jenis mamalia memang spesifik untuk masing-masing spesies. Jadi, ASI sapi untuk anak sapi, ASI kuda untuk anak kuda. ASI monyet untuk untuk anak monyet, ASI gajah untuk anak gajah, ASI kucing untuk anak kucing. ASI manusia tentu untuk bayi manusia. ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang
seimbang
dan
disesuaikan
dengan
kebutuhan
pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya. Dengan tata laksana menyusui yang benar, ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia 6 bulan. Setelah usia 6 bulan, bayi harus mulai diberi
15
makanan padat, tetapi ASI dapat diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih. Dengan memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan akan menjamin tercapainya pengembangan potensi kecerdasan anak secara optimal. Hal ini karena selain sebagai nutrien yang ideal, dengan komposisi yang tepat, serta disesuaikan dengan kebutuhan bayi (Arini, 2012, p.53). 2) ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat imunoglobulin (zat kekebalan tubuh) dari ibunya melalui ari-ari. Namun, kadar zat ini akan cepat sekali menurun segera setelah bayi lahir. Badan bayi sendiri baru membuat zat kekebalan cukup banyak sehingga mencapai kadar protektif pada waktu berusia sekitar 9 sampai 12 bulan. Pada saat kadar zat kekebalan bawaan menurun, sedangkan yang dibentuk oleh badan bayi belum mencukupi maka akan terjadi kesenjangan zat kekebalan pada bayi. Kesenjangan akan hilang atau berkurang apabila bayi diberi ASI, karena ASI adalah cairan hidup yang mengandung zat kekabalan yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit dan jamur. Kolostrum mengandung zat kekebalan 10-17 kali lebih banyak dari susu matang (mature). Zat kekebalan yang terdapat pada ASI antara lain akan melindungi bayi dari penyakit mencret (diare). Bayi
16
ASI eksklusif ternyata akan lebih sehat dan lebih jarang sakit dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif. Anak yang sehat tentu akan lebih berkembang kepandaiannya dibanding anak yang sering sakit terutama bila sakitnya berat. 3) ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan Terdapat dua faktor penentu kecerdasan anak, yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. a) Faktor Genetik Faktor genetik atau faktor bawaan menentukan potensi genetik atau bawaan yang diturunkan oleh orang tua. Faktor ini tidak dapat dimanipulasi ataupun direkayasa. b) Faktor Lingkungan Faktor lingkungan adalah faktor yang menentukan apakah faktor genetik akan dapat tercapai secara optimal. Faktor ini mempunyai banyak aspek dan dapat dimanipulasi atau direkayasa. Secara garis besar terdapat tiga jenis kebutuhan untuk faktor lingkungan, yaitu: (1) Kebutuhan untuk pertumbuhan fisik-otak (ASUH) Menunjukkan kebutuhan bayi untuk pertumbuhan otaknya. Untuk pertumbuhan suatu jaringan sangat dibutuhkan nutrisi atau makanan yang bergizi. Dan, ASI memenuhi kebutuhan ini.
17
(2) Kebutuhan
untuk
perkembangan
emosional
dan
spiritual (ASIH) Menunjukkan kebutuhan bayi untuk perkembangan emosi dan spiritualnya. Yang terpenting di sini adalah pemberian kasih sayang dan perasaan aman. Seorang anak yang merasa disayangi akan mampu menyayangi lingkungannya sehingga ia akan berkembang menjadi manusia dengan budi pekerti dan nurani yang baik. Selain itu, seorang bayi yang merasa aman, karena merasa dilindungi, akan berkembang menjadi orang dewasa yang mandiri dengan emosi yang stabil ASI eksklusif memenuhi kebutuhan awal untuk hal ini. (3) Kebutuhan
untuk
perkembangan
intelektual
dan
stimulasi
atau
sosialisasi (ASAH) Menunjukkan
kebutuhan
akan
rangsangan yang akan merangsang perkembangan kecerdasan anak secara optimal. Ibu yang menyusui merupakan guru pertama yang terbaik bagi bayinya. Seringnya bayi menyusu membuatnya dia terbiasa berhubungan dengan manusia lain dalam hal ini dengan ibunya. Dengan demikian, perkembangan sosialisasinya akan baik dan ia akan mudah berinteraksi dengan
18
lingkungannya
kelak.
ASI
eksklusif
memenuhi
kebutuhan awal untuk ini. Dalam buku Khamzah (2012, p.156-157) Weny Oddy, salah satu peneliti dari Telethon Institute for Child Health Research di Perth, Australia, mengatakan bahwa ASI mengandung asam lemak tertentu yang membantu dalam pertumbuhan otak. Sementara itu, studi sebelumnya juga menunjukkan bahwa bayi yang diberi ASI memiliki tes kognisi dan IQ yang lebih baik. Meski hal ini belum jelas, apakah hal itu berkaitan dengan nutrisi dalam ASI atau faktor lainnya, seperti status sosial dan ekonomi yang lebih tinggi. Perlu diketahui, otak terdiri atas sekitar 60% lemak, dan sebagian besar diantaranya terdiri atas asam lemak, dan sebagian besar diantaranya terdiri atas asam lemak omega3, termasuk di dalamnya DHA. Sebagian besarnya berada dalam membrane sel dari neuron yang berada di otak. Kecerdasan
otak
manusia
ditentukan
sejak
dalam
kandungan dan pada tahun-tahun awal hidupnya. DHA sangat berperan untuk perkembangan otak bayi dan pada masa-masa itu. Para ilmuwan menunjukkan bahwa ASI menyumbang DHA dalam jumlah besar. Itu sebabnya, menyusui jelas mendorong peningkatan intelegensi anak.
19
4) ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusu akan merasakan kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasa aman dan tenteram, terutama karena masih dapat mendengar detak jantung ibunya yang telah ia kenal sejak dalam kandungan. Perasaan terlindung dan disayangi inilah yang akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual yang baik. Manfaat ASI bagi Ibu menurut Utami Roesli (2012, p.13-14), yaitu: 1) Mengurangi perdarahan setelah melahirkan Apabila
bayi
disusui
segera
setelah
dilahirkan
maka
kemungkinan terjadinya perdarahan setelah melahirkan (post partum) akan berkurang. Ini karena pada ibu menyusui terjadi peningkatan
kadar
oksitosin
yang
berguna
juga
untuk
konstriksi/penutupan pembuluh darah sehingga perdarahan akan lebih cepat berhenti. Hal ini menurunkan angka kematian ibu yang melahirkan. 2) Mengurangi terjadinya anemia Mengurangi kemungkinan terjadinya kekurangan darah atau anemia karena kekurangan zat besi. Menyusui mengurangi perdarahan.
20
3) Menjarangkan kehamilan Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah, dan cukup berhasil. Selama ibu memberi ASI eksklusif dan belum haid, 98% tidak akan hamil pada 6 bulan pertama setelah melahirkan dan 96% tidak akan hamil sampai bayi berusia 12 bulan. 4) Mengecilkan rahim Kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat akan sangat membantu rahim kembali ke ukuran sebelum hamil. Proses pengecilan ini akan lebih cepat dibanding pada ibu yang tidak menyusui. 5) Lebih cepat langsing kembali Oleh karena menyusui memerlukan energi maka tubuh akan mengambilnya dari lemak yang tertimbun selama hamil. Dengan demikian berat badan ibu yang menyusui akan lebih cepat kembali ke berat badan sebelum hamil. 6) Mengurangi kemungkinan menderita kanker Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menyusui akan mengurangi kemungkinan terjadinya kanker payudara. Pada umumnya bila semua wanita dapat melanjutkan menyusui sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih, diduga angka kejadian kanker payudara akan berkurang sekitar 25%. Beberapa penelitian menemukan juga bahwa menyusui akan melindungi
21
ibu dari penyakit kanker indung telur. Salah satu dari penelitian ini menunjukkan bahwa risiko terkena kanker indung telur pada ibu yang menyusui berkurang sampai 20-25%. 7) Lebih ekonomis/murah Dengan memberi ASI berarti menghemat pengeluaran untuk susu formula, perlengkapan menyusui, dan persiapan pembuatan minum susu formula. Selain itu, pemberian ASI juga menghemat pegeluaran untuk berobat bayi, misalnya biaya jasa dokter, biaya pembelian obat-obatan bahkan mungkin biaya perawatan di rumah sakit. 8) Tidak merepotkan dan hemat waktu ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan atau memasak air, juga harus mencuci botol, dan tanpa menunggu agar susu tidak terlalu panas. Pemberian susu botol akan lebih merepotkan terutama pada malam hari. Apalagi kalau persediaan susu habis pada malam hari maka kita harus repot mencarinya. 9) Portabel dan praktis Mudah dibawa kemana-mana (portable) sehingga saat bepergian tidak perlu membawa berbagai alat untuk minum susu formula dan tidak perlu membawa alat listrik untuk memasak atau menghangatkan susu. Air susu ibu dapat diberikan di mana saja
22
dan kapan saja dalam keadaan siap dimakan/minum, serta dalam suhu yang selalu tepat. 10) Memberi kepuasan bagi ibu Ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif akan merasakan kepuasan, kebanggan, dan kebahagiaan yang mendalam. Manfaat ASI bagi keluarga menurut Ariani (2009, p.72-73), yaitu: 1) Menghemat pengeluaran Pemberian ASI pada bayi memiliki dua aspek ekonomis yang menguntungkan, antara lain sebagai berikut. a) Tidak perlu anggaran khusus untuk membeli susu formula. Jika Ibu memberi ASI, ibu dapat menghemat dana karena tidak
usah
membeli
susu
formula.
Bayi
rata-rata
memerlukan 55 x 400 gram susu formula selama 6 bulan pertama. b) Bayi yang diberi ASI lebih jarang menderita sakit sehingga tidak perlu mengeluarkan dana untuk berobat. 2) Praktis dan higienis ASI lebih mudah diperoleh dan memiliki suhu yang sesuai dengan kondisi pencernaan dalam tubuh sehingga tidak memerlukan persiapan khusus dalam pemberiannya. Menyusui dapat diberikan kapan saja dan di mana saja. Tidak perlu botol, dot, alat sterilisasi, dan tidak memerlukan bantuan orang lain.
23
3) Memotivasi orang lain untuk menyusui Seorang anak perempuan yang dulunya disusui, kemungkinan besar akan menyusui anaknya. Pada 1990, dilakukan sebuah survei tentang pemberian makan kepada bayi di Inggris oleh Social Survey of The Office of Population Censuses and Surveys. Para wanita ditanya tentang cara yang mereka pilih untuk memberi makan bayinya serta alasannya. Hasilnya sebanyak 75 persen wanita yang disusui memilih menyusui bayi mereka. Sekitar 70 persen wanita yang disusui dan diberi susu botol juga memilih untuk menyusui. Sebaliknya, hanya 48 persen dari wanita yang dulunya diberi susu botol yang memutuskan untuk menyusui. Serta 74 persen wanita yang masih menyusui pada minggu keenam adalah wanita yang dulunya disusui. 4) Jika ibu menyusui, kemungkinan orang-orang di sekitar ibu juga akan menyusui Sejumlah 84 persen wanita yang mengatakan bahwa sebagian besar teman mereka menyusui, merencanakan untuk menyusui. Karena jika seorang wanita lain sedang menyusui bayinya, sering kali
gambaran ini tertanam di benaknya dan
memengaruhi perasaannya mengenai cara menyusui bayinya kelak.
24
Menurut Utami Roesli (2005, p.15), Pemberian ASI eksklusif akan menghemat pengeluaran negara karena hal-hal berikut: 1) Penghematan
devisa
untuk
pembelian
susu
formula,
perlengkapan menyusui, serta biaya menyiapkan susu. 2) Penghematan untuk biaya sakit terutama sakit muntah-mencret dan sakit saluran napas. 3) Penghematan obat-obatan, tenaga, dan sarana kesehatan. 4) Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas untuk membangun negara. 5) Langkah awal
untuk
mengurangi
bahkan
menghindari
kemungkinan terjadinya generasi yang hilang khususnya bagi Indonesia. d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif Alasan ibu untuk tidak menyusui terutama yang secara eksklusif sangat bervariasi. Namun, yang sering dikemukakan adalah sebagai berikut (Utami Roesli, 2005, p.46-47): 1) ASI tak cukup Tuhan telah menciptakan tubuh manusia yang cerdas. Tubuh ibu akan membuat ASI sesuai dengan kebutuhan bayinya. Seorang ibu yang mempunyai bayi kembar, baik kembar dua atau tiga sekalipun dapat menyusui kedua bahkan ketiga bayinya. Bahkan seorang ibu dari California Selatan dapat
25
menyusui kelima anak kembarnya dengan baik. Bayangkan lima bayi menyusu pada dua payudara. Umumnya tidak ada ibu yang tidak dapat menyusui, tetapi memang untuk menyusui yang benar harus belajar. 2) Ibu bekerja dengan cuti hamil 3 bulan Bekerja bukan alasan untuk tidak memberikan ASI eksklusif, karena waktu ibu bekarja, bayi dapat diberi ASI perah yang diperah sehari sebelumnya. 3) Takut ditinggal suami Ini semua karena mitos yang salah, yaitu “menyusui akan mengubah bentuk payudara menjadi jelek”. Sebenarnya mengubah bentuk payudara adalah kehamilan bukan menyusui. 4) Tidak diberi ASI tetap berhasil “jadi orang” Dengan diberi susu formula memang bayi dapat tumbuh besar, bahkan mungkin berhasil “jadi orang”. Namun kalau bayi ini diberi ASI eksklusif akan lebih berhasil. Dengan menyusui berarti seorang ibu tidak hanya memberikan makanan yang optimal tetapi juga rangsangan emosional, fisik, dan neurologik yang optimal pula. Dengan demikian, dapat dimengerti mengapa bayi ASI eksklusif lebih sehat, lebih tinggi kecerdasan intelektual maupun kecerdasan emosionalnya, lebih mudah bersosialisasi, dan lebih baik spiritualnya.
26
5) Bayi akan tumbuh menjadi anak yang tidak mandiri dan manja. Anak akan tumbuh menjadi kurang mandiri, manja, dan agresif karena kurang perhatian bukan karena terlalu diperhatikan oleh orang tua. 6) Susu formula lebih praktis Untuk membuat susu formula diperlukan api atau listrik untuk memasak air, peralatan yang harus steril, dan perlu waktu untuk mendinginkan susu formula yang baru dibuat. Sementara itu, ASI yang siap pakai dengan suhu yang tepat setiap saat serta tidak memerlukan api, listrik, dan perlengkapan yang harus steril jauh lebih praktis daripada susu formula. 7) Takut badan tetap gemuk Pada waktu hamil, badan telah mempersiapkan timbunan lemak untuk membuat ASI. Didapatkan bukti bahwa menyusui akan membantu ibu-ibu menurunkan berat badan lebih cepat daripada ibu yang tidak menyusui secara eksklusif. Timbunan lemak yang terjadi sewaktu hamil akan dipergunakan untuk proses menyusui, sedangkan wanita yang tidak menyusui akan lebih sukar untuk menghilangkan timbunan lemak ini. Sedangkan menurut Soetjiningsih dalam buku Arini (2012, p.75), faktor lain yang mempengaruhi ASI adalah: 1) Faktor sosial budaya, ekonomi (pendidikan formal, pendapatan keluarga, dan status kerja ibu).
27
2) Faktor psikologis (takut kehilangan daya tarik sebagai wanita, tekanan batin) 3) Faktor fisik ibu (ibu yang sakit, misalnya mastitis, dan sebagainya). 4) Faktor kurangnya petugas kesehatan sehingga masyarakat kurang mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI eksklusif.
2. Pekerjaan Ibu a. Ibu yang Bekerja Salah satu dampak kehidupan modern adalah pada pengaturan peran dalam keluarga. Dahulu, pengaturan peran adalah ayah sebagai kepala keluarga yang bertugas antara lain memimpin keluarga dan mencari nafkah, ibu bertanggung jawab untuk urusan dalam rumah, serta anak-anak sebagai anggota keluarga yang disiapkan untuk berkembang di masa depan. Kehidupan modern sedikit menggeser pengaturan tersebut. Kini, para ibu dituntut untuk tidak berperan dalam urusan domestik belaka, tetapi juga urusan di luar rumah, seperti bekerja, tanpa melupakan peran keibuan yang tak tergantikan, yaitu hamil, melahirkan, dan menyusui (Akida,2008). Dalam undang-undang Nomor 12 tahun 1948 pasal 10 ayat 1 mengatakan bahwa buruh tidak boleh menjalankan pekerjaan
28
lebih dari 7 jam sehari dan 40 jam seminggu. Sedangkan dalam pasal 83 undang-undang No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan mengungkapkan bahwa pekerja/buruh perempuan yang anaknya masih menyusui harus diberi kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan selama waktu kerja. Hal ini juga didukung oleh ILO No. 183 tahun 2000 pasal 10 mengenai ibu menyusui yaitu perempuan harus diberi hak istirahat harian atau pengurangan jam kerja harian untuk menyusui anaknya, serta berapa lama istirahat menyusui atau pengurangan jam kerja harian ini akan di berikan, banyaknya dalam sehari, lamanya tiap-tiap istirahat dan cara-cara pengurangan jam kerja harian ini diatur berdasarkan hukum dan kebiasan nasional. Istirahat dan pengurangan jam kerja harian ini harus dihitung sebagai jam kerja dan di bayar. Indonesia baru mengadopsi peraturan ini, belum meratifikasinya. Ibu yang bekerja adalah seorang ibu yang bekerja diluar rumah serta memiliki penghasilan. Banyak ibu-ibu bekerja mencari nafkah, baik untuk kepentingan sendiri maupun keluarga. Faktor bekerja saja belum berperan sebagai timbulnya suatu masalah pada gizi, tetapi kondisi kerja yang menonjol sebagai faktor yang mempengaruhi pemberian makanan, gizi dan perawatan anak. Nampaknya ibu-ibu bekerja di luar rumah sudah membuat
29
persiapan untuk merawat anaknya, meskipun kadang-kadang belum sesuai (Depkes, 2002). Pola pemberian makanan terbaik bagi bayi dan anak menurut para ilmuwan dunia dan telah menjadi rekomendasi WHO adalah memberikan hanya ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai dengan umur 6 bulan, meneruskan pemberian ASI sampai anak berumur 24 bulan, dan memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI)
kepada
bayi
mulai
usia
6
bulan.
Sayangnya, pada ibu pekerja, terutama di sektor formal, sering kali mengalami kesulitan memberikan ASI eksklusif kepada bayinya karena keterbatasan waktu dan ketersediaan fasilitas untuk menyusui di tempat kerja. Dampaknya, banyak ibu yang bekerja terpaksa beralih ke susu formula dan menghentikan memberi ASI secara eksklusif (Depkes, 2009). Mengingat pentingnya pemberian ASI bagi tumbuh kembang
yang
optimal
baik
fisik
maupun
mental
dan
kecerdasannya, maka perlu perhatian agar dapat terlaksana dengan benar. Faktor keberhasilan dalam menyusui adalah dengan menyusui secara dini dengan posisi yang benar, teratur dan eksklusif. Oleh karena itu salah satu yang perlu mendapat perhatian adalah bagaimana ibu yang bekerja dapat tetap memberikan ASI kepada bayinya secara eksklusif sampai 6 bulan dan dapat dilanjutkan sampai anak berumur 2 tahun. Sehubungan dengan hal
30
tersebut
telah
ditetapkan
dengan
Kepmenkes
RI
nomor
450/Menkes/IV/2004 tentang pemberian Air Susu Ibu secara eksklusif mempunyai dampak yang luas terhadap status gizi ibu dan bayi. Untuk mendukung deklarasi Innocenti 1990 (Italia) tentang perlindungan, promosi dan dukungan terhadap pemberian ASI, telah dilaksanakan beberapa kegiatan penting yakni pencanangan Gerakan Nasional ASI PP-ASI oleh Bp. Presiden pada tahun 1990. Gerakan Rumah Sakit dan Puskesmas Sayang Bayi yang telah menghasilkan 50-70% rumah sakit sayang bayi pada RS pemerintah dan sekitar 10-20% pada RS swasta. Pada pekan ASI sedunia tahun 1993 diperingati dengan tema Mother Friendly Workplace atau Tempat Kerja Sayang Bayi, menunjukkan bahwa adanya perhatian dunia terhadap peran ganda ibu menyusui dan bekerja. Menyusui adalah hak setiap ibu tidak terkecuali ibu yang bekerja, maka agar dapat terlaksananya pemberian ASI dibutuhkan informasi yang lengkap mengenai manfaat dari ASI dan menyusui serta bagaimana melakukan manajemen laktasi, selain itu diperlakukan dukungan dari pihak manajemen, lingkungan kerja dan pemberdayaan pekerja wanita sendiri (Depkes, 2002). Bekerja bukan alasan untuk menghentikan pemberian ASI secara eksklusif selama paling sedikit 4 bulan dan bila mungkin sampai 6 bulan, meskipun cuti hamil hanya 3 bulan. Dengan
31
pengetahuan yang benar tentang ASI, dan dukungan lingkungan kerja, seorang ibu yang bekerja dapat tetap memberikan ASI secara eksklusif (Utami Roesli,2005, p.38). Secara ideal setiap tempat kerja yang mempekerjakan perempuan hendaknya memiliki “tempat penitipan bayi/anak”. Dengan demikian ibu dapat membawa bayinya ke tempat kerja dan dapat
menyusui
setiap beberapa jam. Namun
bila tidak
memungkinkan, karena tempat kerja jauh dari rumah, tidak memiliki kendaraan pribadi, tidak ada mobil jemputan dari kantor, atau lingkungan tempat kerja kurang sehat untuk bayi maka ada cara lain yang juga mudah. Berikanlah ASI perah/pompa pada bayi saat ibu bekerja. Untuk ini, diperlukan fasilitas dan peraturanperaturan perusahaan yang memungkinkan seorang ibu tetap dapat memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan, misalnya dengan menyediakan ruangan untuk memerah ASI, dan cuti hamil yang lebih fleksibel. Tempat kerja yang memungkinkan karyawatinya berhasil menyusui bayinya secara eksklusif dinamakan Tempat Kerja Sayang Ibu (Utami Roesli, 2005, p.38). Manfaat ASI perah atau ASI pompa menurut Utami Roesli (2005, p.38) adalah sebagai berikut: 1) Bayi tetap memperoleh ASI saat ibunya bekerja. Bagi ibu bekerja yang tidak dapat membawa bayinya ke tempat kerja, pemberian ASI perah akan tetap memungkinkan bayi
32
memperoleh ASI eksklusif selama 6 bulan (minimum 4 bulan) tanpa harus mendapat cuti tambahan. 2) Untuk memberi minum bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) atau bayi sakit yang belum dapat menyusui langsung pada ibu karena terlalu lemah. Bila bayi terlalu kecil atau terlalu lemah sehingga belum dapat minum langsung pada ibu. ASI perah dapat diberikan melaui sonde lambung, pipet, atau sendok. Hal ini dikerjakan supaya tidak menyebabkan bayi lelah. Bila keadaan bayi sudah memungkinkan, dianjurkan untuk secepatnya menyusu pada ibunya. 3) Menghilagkan bendungan ASI. Perahlah sesering dan sebanyak mungkin yang diperlukan agar payudara tetap nyaman dan kelenturan puting susu tetap terjaga. Beberapa ibu mungkin perlu memerah setiap kali sebelum menyusui. Pada ibu yang lain mungkin hanya perlu memerah satu atau dua kali sehari. Beberapa ibu mendapatkan bahwa kompres hangat atau pijatan lembut membuat ASI mengalir. 4) Menjaga kelangsungan persediaan ASI saat ibu sakit atau bayi sakit.bayi sangat Saat bayi sangat sakit atau sangat kecil sehingga belum dapat diberi minum melalui mulut, memerah ASI merupakan jalan
33
untuk mempertahankan persediaan ASI. Ibu harus memerah sebanyak mungkin dan sesering mungkin agar pasokan ASI terjaga. ASI perah ibu dapat diberikan pada bayi lain yang ditinggal oleh ibunya atau ibunya tidak dapat memerah cukup, atau diberikan pada BBLR yang ibunya belum mampu mengeluarkan ASI. 5) Menghilangkan rembesan/penetesan ASI. Pemerahan ASI yang cukup banyak akan mengurangi tekanan pada payudara sehingga akan mengurangi pembesaran atau penetesan. 6) Memudahkan bayi minum bila ASI terlalu banyak. Bila ASI ibu terlalu banyak, perahlah ASI sebelum menyusui agar bayi tidak tersedak. ASI perah diberikan dengan sendok saat bayi selesai disusui.
b. Ibu Tidak Bekerja A. Definisi Ibu Tidak Bekerja Ibu yang tidak bekerja adalah seorang ibu yang hanya melakukan pekerjaan dirumah dan tidak memiliki penghasilan sendiri (Depkes, 2002). Menurut Mclntosh dan Bauer dalam penelitian Utari Purnama (2011) Pada ibu yang tidak bekerja, tentunya memiliki waktu yang lebih banyak yang dapat dihabiskan bersama anak mereka. Mereka juga dapat melatih
34
dan mendidik anak, sehingga perkembangan bahasa dan prestasi akademik anak lebih baik jika dibandingkan dengan anak ibu bekerja. Tetapi walaupun mereka yang tetap di rumah memiliki waktu yang lebih banyak sehingga anak mereka lebih baik
secara
emosional
dan
secara
akademis,
waktu
kebersamaan yang ada belum tentu selalu lebih baik daripada ibu yang bekerja. Hal ini dikarenakan kebanyakan waktu yang mereka
miliki
semata-mata
untuk
membersihkan
dan
mengurus rumah. Menurut Muchtadi dalam penelitian Latifah (2010) Pemberian ASI akan berhasil dengan baik bila bayi dibiarkan menyusu sesering mungkin dan ibu mau menyusuinya, serta mempunyai kepercayaan diri bahwa ia mampu mengerjakan hal tersebut. Berdasarkan hasil penelitian Latifah (2010), tidak terdapat perbedaan yang signifikan anatara lama pemberian ASI pada keluarga ibu bekerja dan keluarga ibu tidak bekerja. Tidak terdapatnya perbedaan lama pemberian ASI antara keluarga ibu bekerja dan keluarga tidak bekerja diduga karena aktivitas dan keterbatasan waktu ibu. Menurut Harianja dalam penelitian Rohani (2007) Dalam pemberian ASI terutama ASI eksklusif, masalah yang prinsipil adalah bahwa ibu-ibu membutuhkan bantuan informasi yang
35
mendukung sehingga menambah pengetahuan ibu serta keyakinan ibu bahwa mereka dapat menyusui bayinya secara eksklusif, tugas ini berdampak positif bila petugas kesehatan berpengetahuan yang cukup tentang memberikan informasi yang diperlukan oleh ibu menyusui.
36
B. Kerangka Teori
Berdasarkan tinjauan teori maka kerangka teori yang disusun adalah faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif. Di bawah ini adalah faktorfaktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif:
Pengetahuan ASI eksklusif
Faktor sosial budaya, ekonomi 1. status pekerjaan 2. pendidikan formal
Pemberian ASI eksklusif
3. adat istiadat 4. pendapatan keluarga
Faktor psikologis
Petugas kesehatan
Bagan 2.1 Modifikasi Lawrence Green 1980 (dalam Notoadmodjo 2007)
37
C. Kerangka Konsep
Variabel independent
Variabel dependent
Status Bekerja Ibu
Pemberian ASI eksklusif
Bagan 2.2 D. Hipotesis Ada perbedaan pemberian ASI eksklusif berdasarkan status bekerja ibu yang memiliki bayi usia 6-11 bulan di wilayah kerja puskesmas Karangawen 1 kabupaten Demak.