Bab II Tinjauan Pustaka
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Air adalah sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi hidup dan kehidupan manusia serta dalam sistem tata lingkungan, air adalah unsur lingkungan. Kebutuhan manusia akan kebutuhan air selalu meningkat dari waktu ke waktu, bukan saja karena meningkatnya jumlah manusia yang memerlukan air tersebut, melainkan juga karena meningkatnya intensitas dan ragam dari kebutuhan akan air (Silalahi. M.D., 2002).
Kebutuhan air merupakan jumlah air yang diperlukan secara wajar untuk keperluan pokok manusia (domestik) dan kegiatan-kegiatan lainnya yang memerlukan air. Kebutuhan air menentukan besaran sistem dan ditetapkan berdasarkan pemakaian air (PERPAMSI, 1994). 2.1
Pemakaian Air
Penggunaan air untuk kota dibagi menjadi beberapa kategori sebagai berikut: 1. Penggunaan Rumah Tangga Yang dipergunakan di tempat-tempat hunian pribadi, rumah apartemen untuk minum, mandi, penyiraman taman dan tujuan lainnya. Taman dan kebun yang luas akan meningkatkan konsumsi air pada musim kering.
2. Penggunaan Komersial dan Industri Air yang dipergunakan oleh badan-badan komersial dan industri. II-1
Bab II Tinjauan Pustaka
3. Penggunaan Umum Meliputi air yang dibutuhkan untuk pemakaian taman-taman umum, bangunan pemerintah, sekolah, rumah sakit, dan lainnya. Untuk merumuskan penggunaan air oleh masing-masing komponen (kelompok per Sambungan Rumah) dalam perencanaan dan perhitungan digunakan asumsiasumsi atau pendekatan-pendekatan berdasarkan kategori kota. Konsumsi air perkapita sangat bervariasi antara satu tempat dengan tempat lainnya yang dipengaruhi curah hujan, perbedaan jumlah penduduk, kemampuan ekonomi, tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya menghemat air, penggunaan air baik untuk industri maupun komersial lainnya dan sebagainya.
Pelanggan PDAM Unit Teras terbagi dalam berbagai kelompok per Sambungan Rumah (SR), sebagai berikut: Tabel 2.1. Tabel Data Pelanggan PDAM Kabupaten Boyolali
No.
KLASIFIKASI PELANGGAN
KATEGORI PERENCANAN
SOSIAL 1
- Sosial Umum
Kran Umum dan Non Domestik
- Sosial Khusus
Non Domestik
NON NIAGA
2
Rumah Tangga 1
Domestik
Rumah Tangga 2
Domestik
Rumah Tangga 3
Domestik dilanjutkan
II-2
Bab II Tinjauan Pustaka
3
SEKOLAH
Non Domestik
4
PEMERINTAH
Non Domestik
NIAGA 5
- Niaga 1
Non Domestik
- Niaga 2
Non Domestik
Kelompok Pelanggan : 1. Kelompok I : Sosial Umum (S1) a. Hidrat Umum b. KM/WC Umum Non Komersil c. Terminal Air Sosial Khusus (S2) a. Panti Asuhan b. Yayasan sosial c. Tempat Ibadah
2. Kelompok II : Rumah Tangga (R1) Adalah Rumah Tangga dengan type <21M2 Rumah Tangga 2 (R2) Adalah Rumah Tangga dengan type >21 M2 Rumah Tangga 3 (R3)
II-3
Bab II Tinjauan Pustaka
Adalah Rumah Tangga dengan kegiatan usaha kecil yang ditetapkan dengan Keputusan Direksi dan atau Rumah Tangga yang berada pada lokasi pengembangan pelayanan.
3. Kelompok III : Sekolahan (P1) a. Play Group b. Taman Kanak-kanak (TK) c. Sekolah Dasar (SD) atau sederajat d. Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau sederajat e. Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat f. Perguruan Tinggi (Akademi, Institut, Sekolah Tinggi, Universitas) atau seerajat: Pemerintahan (P2) a. Sarana milik instansi Pemerintah b. Sarana milik instansi Kepolisian c. Sarana milik instansi TNI
4. Kelompok IV : Niaga 1 (N1) a. BUMD b. Praktek Dokter (Umum, Spesialis, Gigi, Hewan) c. Kantor Profesi (Notaris, PPAT, Pengacara, Penasehat Hukum, Akuntan Publik, Psikolog, Konsultan Tanah, Konsultan Pajak, Kontraktor, Konsultan Bangunan) d. Lembaga/Yayasan/Organisasi non sosial
II-4
Bab II Tinjauan Pustaka
e. Rumah Makan f. Praktek Bidan g. Apotik dan Toko Obat h. Toko i. Salon, Rias Penganten, Potong Rambut j. Asrama/indekost k. Studio Photo l. Optical m. Losmen n. Hotel Non Bintang o. Katering p. Panti Pijat q. Gedung Olah Raga r. Stasiun Radio Swasta s. Penjahit/Konveksi t. KM/WC yang dikomersilkan u. Agen Travel, Bus, Kereta Api, Pesawat Terbang, Kapal Laut v. Biro Perjalanan w. Kursus x. Warung Air y. Laundry/Binatu z. Bengkel dan Tempat Cucian Sepada Motor
II-5
Bab II Tinjauan Pustaka
5. Niaga 2 (N2) a. BUMN b. Kantor
Instansi
Swasta
(Bank,
Asuransi,
Koperasi,
Lembaga
Pembiayaan/Leasing, Developer, Pemasaran, Distibutor) c. Badan Usaha Swasta baik Badan yang tidak berbentuk Badan Hukum maupun yang berbentuk Badan Hukum d. Dealer Sepeda Motor dan Dealer Mobil e. Rumah Sakit dan Klinik Swasta f. Hotel Berbintang g. Restauran h. Gedung Pertemuan i. Balai Pengobatan j. Laboratorium Swasta k. Tempat Hiburan (Billiar, Karaoke, Pub, Diskotik, Cafe, Bioskop) l. Bengkel dan Tempat Cucian Mobil m. Pompa Bensin n. Percetakan o. Toserba, Supermarket, Plaza, Swalayan, Mall, Mega Mall, Super Mall. p. Lembaga Pendidikan q. Usaha Peternakan r. Pabrik s. Usaha Air Mineral t. Usaha Air Minum Isi Ulang u. Kolam Renang Swasta
II-6
Bab II Tinjauan Pustaka
v. Stasiun Televisi Swasta w. Kantor Penerbitan Surat Kabar dan Majalah x. Gedung Pertunjukan (Sumber: Kementrian Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2002)
2.2
Perkiraan Jumlah Penduduk
Proyeksi jumlah penduduk adalah menentukan perkiraan jumlah penduduk pada beberapa tahun mendatang, sesuai dengan periode perencanaan yang diinginkan. Perhitungan perkiraan jumlah penduduk digunakan untuk menentukan perkiraan jumlah penduduk Kecamatan Teras tahun 2025. Data yang diperlukan adalah jumlah penduduk maupun persentase pertambahan jumlah penduduk yang ada selama 5 tahun terakhir, serta rata-rata kenaikan jumlah penduduk selama 5 tahun terakhir tersebut. Rumus proyeksi penduduk yang biasa dipakai adalah metode Geometrik, sesuai dengan ”Petunjuk Teknis Perencanaan, Rencana Induk Sistem, Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan” adalah sebagai berikut: Pn = Po (1 r ) n ..................................................................2.1. r=
Dengan :
Jumlah _ pertambahan ............................................2.2. tahunn tahuno
Pn = Jumlah penduduk pada tahun n proyeksi (jiwa), Po = Jumlah penduduk pada tahun awal proyeksi (jiwa), r
= Persentase jumlah pertambahan penduduk dibagi selisih waktu dikurangi tahun awal proyeksi (%),
n = Selisih waktu (tahun). II-7
Bab II Tinjauan Pustaka
2.3 Perkiraan Kebutuhan Air Bersih 2.3.1
Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Berdasarkan Jumlah Penduduk
1. Tingkat pelayanan masyarakat Cakupan pelayanan air bersih kepada masyarakat rata-rata tingkat nasional adalah 80% dari jumlah penduduk, dengan rumus: Cp = 80% X Pn X α .....................................................................2.3. Dengan :
Cp = Cakupan pelayanan air bersih (lt/det), Pn = Jumlah penduduk pada tahun n proyeksi (jiwa). α = Indeks konsumsi unit sambungan rumah (lt/org/hari).
2. Pelayanan sambungan rumah Jumlah penduduk yang mendapat air bersih melalui sambungan rumah adalah, dengan rumus: SI = 80% X Cp X α ......................................................................2.4. Dengan : SI = Konsumsi air dengan sambungan rumah (lt/det), Cp = Cakupan pelayanan air bersih (lt/det). α = Indeks konsumsi unit sambungan rumah (lt/org/hari).
3. Sambungan tak langsung atau sambungan bak umum Sambungan tak langsung atau sambungan bak umum adalah sambungan untuk melayani penduduk tidak mampu dimana sebuah bak umum dapat melayani kurang lebih 100 jiwa atau sekitar 20 keluarga. Jumlah penduduk yang mendapatkan air bersih melalui sambungan tak langsung atau bak umum dihitung dengan rumus: II-8
Bab II Tinjauan Pustaka
Sb = 20% X Cp X α....................................................................2.5. Dengan : Sb = Konsumsi air bak umum (lt/det), Cp = Cakupan pelayanan air bersih (lt/det). α = Indeks konsumsi unit sambungan rumah (lt/org/hari).
4. Konsumsi air bersih Konsumsi kebutuhan air bersih sesuai dengan Kementrian Pemukiman dan Prasarana Wilayah, 2002 diasumsikan sebagai berikut: a. Konsumsi air bersih untuk sambungan rumah/sambungan langsung sebanyak 100 lt/org/hr. b. Konsumsi air bersih untuk sambungan tak langsung/bak umum untuk masyarakat kurang mampu sebanyak 30 lt/org/hr. c. Konsumsi air bersih non rumah tangga (kantor,sekolahan,tempat ibadah, industri, pemadam kebakaran dan lain-lain) ditentukan sebesar 15% dari jumlah pemakaian air untuk sambungan rumah dan bak umum dengan rumus: Kn = 15%x(S1+Sb).. .............................................................2.6. Dengan : Kn = Konsumsi air untuk non rumah tangga (lt/det), S1 = Konsumsi air dengan sambungan rumah (lt/det), Sb = Konsumsi air bak umum (lt/det).
5. Kehilangan air Kehilangan air diasumsikan sebesar 20% (Tabel 2.3. Kebutuhan Air Domestik) dari total kebutuhan air bersih, perkiraan kehilangan jumlah air ini disebabkan adanya sambungan pipa bocor, pipa yang retak dan akibat kurang sempurnanya
II-9
Bab II Tinjauan Pustaka
waktu pemasangan, pencucian pipa, kerusakan water meter, pelimpah air di menara air dan lain-lain, dengan rumus: Lo = 20% x Pr .....................................................................2.7. Dengan : Lo = Kehilngan air (lt/det), Pr = Produksi air (lt/det).
6. Analisis kebutuhan air penduduk Analisis produksi air total yang dibutuhkan oleh penduduk adalah jumlah konsumsi air sambungan langsung ditambah dengan konsumsi air dari bak umum dan konsumsi air untuk non rumah tangga kemudian dijumlahkan dengan kehilangan air akibat kebocoran pipa atau penggelontoran air, dengan rumus : Pr = S1+Sb+Kn+Lo ...........................................................2.8. Dengan : Pr = Produksi air (lt/det), S1 = Konsumsi air dengan sambungan rumah (lt/det), Sb = Konsumsi air bak umum (lt/det). Kn = Konsumsi air untuk non rumah tangga (lt/det) Lo = Kehilangan air (lt/det)
7. Analisis kebutuhan harian maksimum Kebutuhan harian maksimum adalah adanya banyaknya air yang dibutuhkan terbesar dalam satu tahun. Kebutuhan air pada harian maksimum digunakan untuk mengetahui berapa kapasitas pengolahan (produksi) dan dihitung berdasarkan kebutuhan air rata-rata sebagai berikut: Ss = f1xSr .....................................................................2.9.
II-10
Bab II Tinjauan Pustaka
Dengan : Ss = Kebutuhan harian maksimum (lt/det), Sr = Jumlah total kebutuhan air domestik dan non domestik (lt/det), f1 = Faktor maximum day 1,15.
8. Analisis pemakaian air pada waktu jam puncak Pemakaian air pada waktu jam puncak adalah pemakaian air tertinggi pada jamjam tertentu dalam satu hari. Kebutuhan air pada waktu jam puncak digunakan untuk mengetahui beberapa kapasitas distribusi dari besarnya diameter pipa dan dihitung berdasarkan kebutuhan air rata-rata sebagai berikut: Debit waktu puncak = f2xSr .........................................2.10. Dengan : Sr = Jumlah total kebutuhan air domestik dan non domestik (lt/det), f2 = Faktor peak hour 1,5. ( Aprillya, Petunjuk Teknis Perencanaan, Rencana Induk Sistem dan Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan, 2010)
II-11
Bab II Tinjauan Pustaka
2.3.2 Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Berdasarkan Jumlah Pelanggan PDAM
Perkiraan kebutuhan air bersih berdasarkan jumlah pelanggan PDAM dihitung dengan metode geometrik (rumus 2.1) untuk masing-masing jenis pelanggan, kemudian dijumlahkan sehingga akan diperoleh data yang lebih akurat untuk perencanaan. Prediksi untuk masing-masing variabel :
1. Pelanggan domestik (SI) SI = RT 1 + RT 2 + RT 3 ...............................................................2.11 Dengan : RT 1 = Rumah Tangga 1 (lt/det), RT 2 = Rumah Tangga 2 (lt/det), RT 3 = Rumah Tangga 3 (lt/det). 2. Pelanggan non domestik (Kn) Kn = Niaga 1 + Niaga 2 + Sekolahan + Pemerintah.......................2.12 Dengan : Niaga 1 (lt/det), Niaga 2 (lt/det), Sekolahan (lt/det), Pemerintah (lt/det). 3. Pelanggan sosial/ umum (Sb) Sb = Sosial umum + Sosial khusus ..............................................2.13 Dengan : Sosial umum (lt/det), Sosial khusus (lt/det).
II-12
Bab II Tinjauan Pustaka
4. Kehilangan air (Lo) Kehilangan air diasumsikan sebesar 20% (Tabel 2.3. Kebutuhan Air Domestik) dari total kebutuhan air bersih, perkiraan kehilangan jumlah air ini disebabkan adanya sambungan pipa bocor, pipa yang retak dan akibat kurang sempurnanya waktu pemasangan, pencucian pipa, kerusakan water meter, pelimpah air di menara air dan lain-lain, dengan rumus: Lo = 20% x Pr ..............................................................................2.14 Dengan : Lo = Kehilngan air (lt/det), Pr = Produksi air (lt/det).
5. Analisis kebutuhan air pelanggan PDAM Prtotal = SI + Sb + Kn + Lo …………………………………….2.15 Dengan : SI = Pelanggan domestik (lt/det) Sb = Pelanggan sosial/umum (lt/det), Kn = Pelanggan non domestik (lt/det), Lo = Kehilangan air (lt/det). 2.4
Perkiraan Jumlah Ketersediaan Air
Prediksi debit air di mata air Manggis dihitung dengan rumus geometri, sesuai dengan ”Petunjuk Teknis Perencanaan, Rencana Induk Sistem, Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan” adalah sebagai berikut:
Pn = Po (1 r ) n ..................................................................2.16. r=
Jumlah _ pertambahan ............................................2.17. tahun n tahuno
II-13
Bab II Tinjauan Pustaka
Dengan :
Pn = Jumlah debit pada tahun n proyeksi (lt/dt), Po = Jumlah debit pada tahun awal proyeksi (lt/dt), r
= Persentase jumlah pertambahan debit dibagi selisih waktu dikurangi tahun awal proyeksi (%),
n = Selisih waktu (tahun). ( Agus Yunanto, dalam Petunjuk Teknis Perencanaan, Rencana Induk Sistem dan
Sistem
Penyediaan Air Minum Perkotaan, 2007).
2.5
Penyesuaian Harga Satuan (Eskalasi)
Penyesuaian harga satuan sesuai dengan “Tata Cara Perhitungan Eskalasi dan Penyesuaian Nilai Kontrak“, BPK ditetapkan dengan rumus sebagai berikut: bn Hn = Ho a b ..................................................................2.18. bo Dengan : Hn = Harga satuan barang dan jasa hasil penyesuaian. Ho = Harga satuan pada saat pekerjaan dilaksanakan. a
= Koefisien tetap yang terdiri dari overhead dan keuntungan yang tidak dicantumkan nilainya = 0,15.
b
= Penjumlahan koefisien-koefisien utama = 0,85 Penjumlahan a+b= 1,00
bn = Indeks harga satuan pada tahun penyesuain (tahun 2025 nilainya = 289).
II-14
Bab II Tinjauan Pustaka
bo = Indeks harga satuan pada saat pekerjaan dilaksanakan (tahun 2013 nilainya = 201). (Indeks harga yang digunakan adalah yang dikeluarkan BPS Provinsi /Kabupaten/Kota). (sumber : BPK, Tata Cara Perhitungan Eskalasi dan Penyesuaian Nilai Kontrak.)
II-15