1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Adapun tinjauan pustaka yang menjadi dasar penelitian ini adalah tentang sistem informasi geografis, laporan pengukuran para...
Adapun tinjauan pustaka yang menjadi dasar penelitian ini adalah tentang sistem informasi geografis, laporan pengukuran parameter teknis siaran televisi, laporan pengukuran parameter teknis siaran Radio FM, JSON, PHP, Javascript, Google Maps dan MySQL.
2.1
State of the Art Penelitian mengenai sistem informsi geografis yang dirangkum dalam
jurnal telah banyak dilakukan oleh para ahli salah satunya adalah Martin J. Bunch, T. Vasantha Kumaran, dan R. Joseph
pada jurnal yang berjudul
Using
Geographic Information Systems (GIS) for Spatial Planning and Environmental Management in India yang dalam penelitiannya tentang sistem informasi geografis menggunakan Algoritma Djikstra. Algoritma tersebut digunakan untuk mencari lintasan terpendek dari suatu titik kesemua pasangan titik. Algoritma Djikstra melalui sejumlah langah yang menggunakan prinsip greedy. Algoritma Djikstra dapat melakukan pencarian jalur terpendek dari posisi titik awal sampai titik akhir lokasi dengan keakuratan nilai jarak rata-rata 0.03% terhadap pengukuran dengan Google Maps. Penelitian yang dilakukan oleh Hamza M.H, A Rodriguez, Abdeljaoued dan Ben Mammou pada jurnal yang berjudul GIS Based Drastic Vulnerability and Net Recharge Reassessment in an Aquifer of a Semi-Arid Region menggunakan Metode Breadth First Search merupakan metode yang menguji semua keadaan dalam pohon pelacakan dalam waktu yang sama. Algoritma Breadth First Search memperhatikan semua keadaan pada tiap tingkat sebelum meneruskan ke tingkat lebih berikutnya. Simon Foteck Fonji dan Michael Larrivee dari Department of Earth Sciences, University of Memphis, Memphis, USA dan Norwegian Forest and Landscape Institute, Norway pada Tahun 2013 menggunakan Metode Hill 5
6
Climbing Search yang merupakan suatu metode untuk mencari dan menentukan rute yang paling singkat dengan memperkecil jumlah kota atau tempat yang disinggahi dengan menggunakan cara mencari tempat terjauh yang mendekati dengan tujuan.
2.2
Sistem Informasi Geografis Sistem informasi geografis merupakan sistem komputer yang di desain
untuk mengumpulkan, mengelola, memanipulasi, dan menampilkan informasi spasial, informasi yang mempunyai hubungan geometri dalam arti bahwa informasi tersebut dapat dihitung, diukur, dan disajikan dalam sistem koordinat, dengan data berupa data digital yang terdiri dari data spasial dan data semantiknya (data atribut). Sistem informasi geografis dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis suatu obyek dimana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting serta memerlukan analisis yang kritis. Penanganan dan analisis data berdasarkan lokasi geografis merupakan kunci utama sistem informasi geografis. Data yang digunakan dan dianalisa dalam suatu sistem informasi geografis berbentuk data peta (spasial) yang terhubung langsung dengan data tabular yang mendefinisikan bentuk geometri data spasial. Misalnya membuat suatu theme atau layer tertentu, maka secara otomatis layer tersebut akan memiliki data tabular yang berisi informasi tentang bentuk datanya (point, line atau polygon) yang berada dalam layer tersebut. Sistem informasi geografis merupakan suatu sistem yang mengorganisir perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan data, serta dapat mendayagunakan sistem penyimpanan, pengolahan, maupun analisis data secara simultan, sehingga dapat diperoleh informasi yang berkaitan dengan aspek keruangan. Sistem informasi geografis merupakan manajemen data spasial dan non-spasial yang berbasis komputer dengan tiga karakteristik dasar, yaitu mempunyai fenomena aktual berupa variabel data non-lokasi yang berhubungan dengan topik permasalahan di lokasi yang bersangkutan, merupakan suatu kejadian disuatu lokasi dan mempunyai dimensi waktu.
7
2.3
Parameter Teknis Siaran Televisi Analog Pelaksanaan pengukuran parameter teknis televisi siaran televisi analog
dimaksudkan untuk memperoleh data teknis yang valid tentang penggunaan suatu frekuensi, besarnya sinyal, lebar pita serta level spouriuos emmision dan harmonisa yang dapat ditimbulkan dari masing-masing frekuensi yang dipergunakan pada stasiun pemancar televisi, sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 76 tahun 2003 dan Keputusan Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi Nomor 068 tahun 2007. Adapun kegiatan pengukuran parameter teknis yang dilakukan adalah: 1.
Pengukuran penggunan frekuensi yang meliputi frekuensi video, frekuensi audio dan frekuensi warna, pengukuran hamonisa video maupun audio sampai 3 level dan spurious emission.
2.
Hasil pengukuran diharapkan dapat menjadi acuan atau referensi penilaian dalam pengambilan keputusan oleh Pimpinan Ditjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI)
Indonesia mengalokasikan dua band untuk siaran televisi analog. Band tersebut adalah band IV dan V. Karakteristik sinyal televisi untuk standar siaran standar PAL-G adalah standar yang menjadi acuan dalam proses pengukuran selain
undang-undang
yang
ditetapkan
pemerintah
indonesia.
Adapun
karakteristik tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1 Tabel 2.1 Karakteristik Sinyal Siaran Televisi PAL-G.
No 1 2 3 4 5 6 7 8
Karakteristik Nominal radio-frequency channel bandwidth (MHz) Sound carrier relative to vision carrier (MHz) Type of sound modulation Frequency deviation (kHz) Minimum usable field strength Spurious emission Harmonisa video 1,2 dan 3 Harmonisa audio mono 1,2, dan 3
Sistem G 8 +5.5 ± 0.001 F3E ± 50 60dBµV/m ≥60dB ≥60dB ≥60dB
8
Standar sistem televisi siaran pada pita UHF terdiri dari standar sistem televisi siaran analog dan standar sistem televisi siaran digital.
Setiap
penyelenggaraan televisi siaran analog pada pita UHF wajib memenuhi ketentuan teknis sebagai berikut: 1.
Pita frekuensi yang digunakan adalah 478 sampai 606 MHz untuk band IV dan 606 – 806 MHz untuk band V.
2.
Lebar pita frekuensi (bandwidth) yang digunakan tiap kanal adalah 8 MHz
3.
Lokasi titik pengujian atau pengukuran (test point) merupakan batas terluar dari suatu wilayah layanan (service area).
4.
Jangkauan layanan sekurang-kurangnya 50% dari wilayah layanan dengan minimal kuat medan pada service area terluar adalah sebesar 60 dBµV/m.
2.4
Parameter Teknis Radio Siaran FM Stasiun radio adalah satu atau beberapa perangkat pemancar atau
penerima atau gabungan dari perangkat pemancar dan penerima termasuk alat perlengkapan yang diperlukan di satu lokasi untuk menyelenggarakan komunikasi radio. Spektrum frekuensi radio adalah kumpulan pita frekuensi radio. Pita frekuensi radio adalah bagian dari spektrum frekuensi radio yang mempunyai lebar tertentu. Kanal frekuensi radio adalah satuan terkecil dari spektrum frekuensi radio yang ditetapkan untuk suatu stasiun radio. Penetapan (assignment) frekuensi radio atau kanal frekuensi adalah otorisasi yang diberikan oleh suatu administrasi, dalam hal ini menteri kepada suatu stasiun radio untuk menggunakan frekuensi radio
atau
kanal
frekuensi
radio
berdasarkan
persyaratan
tertentu.
Penyelenggaraan radio Siaran FM wajib memenuhi ketentuan teknis sebagai berikut: 1.
Rentang pita frekuensi radio yang digunakan adalah 87,5 sampai 108 MHz.
2.
Pengkanalan frekuensi yang digunakan adalah kelipatan 100 KHz.
9
3.
Penyimpangan frekuensi (frequency deviation) maksimum adalah ± 75 KHz pada 100% modulasi.
4.
Level Spurious emisi minimum 60dB di bawah level mean power.
5.
Lebar pita (bandwidth) untuk deviasi maksimum ± 75 KHz dan 100% modulasi maksimum 372 KHz.
6.
Jangkauan layanan sekurang-kurangnya 50% dari wilayah layanan dengan minimal kuat medan pada service area terluar adalah sebesar 60dBµV/m
Pemetaan frekuensi radio atau kanal frekuensi radio adalah pencantuman kanal frekuensi tertentu hasil dari suatu perencanaan yang telah disetujui, diadopsi oleh pihak yang kompeten, untuk digunakan oleh satu atau lebih administrasi untuk penggunaan dinas komunikasi radio terestrial atau dinas komunikasi ruang angkasa dalam satu atau lebih negara atau area geografis yang telah teridentifikasi berdasarkan persyaratan tertentu. Wilayah layanan (service area) adalah wilayah penerimaan stasiun radio yang diproteksi dari gangguan atau interferensi sinyal frekuensi radio lainnya. Konsep coverage area (wilayah jangkauan) dan service area (wilayah layanan) seringkali membingungkan. Ditinjau dari segi analisa interferensi maka dapat dijelaskan dengan cukup sederhana seperti ditunjukan pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Service Area dan Coverage Area.
10
Service area adalah suatu wilayah layanan pemancar tertentu dimana didalam wilayah tersebut dijamin sinyalnya dapat diterima dengan baik. Nilai field strength minimum pada ujung batas service area (Eu) dijamin melebihi dari Nuisance Field (NF). Service area biasanya dikaitkan pula dengan izin wilayah layanan yang diberikan. Coverage area adalah suatu wilayah jangkauan dari suatu pemancar sejauh mana sinyalnya dapat diterima dengan baik, tanpa memperhatikan pengaruh interferensi stasiun pemancar lainnya. Nilai field strength akan berkurang seiring dengan semakin besarnya jarak pemancar dan penerima, jika diasumsikan bahwa suatu pemancar diletakkan di pusat kota besar, sinyal dapat mencapai daerah rural di mana Eu nilainya lebih kecil daripada Eu di kota besar, sehingga coverage area dapat mencapai sekitar 60 s/d 70 km untuk high power transmitter, jika hanya terdapat satu pemancar yang tidak diganggu oleh pemancar lain di wilayah yang bersebelahan (adjacent areas), maka service area bisa sama dengan coverage area, jika terdapat suatu pemancar lain di wilayah yang bersebelahan dengan service area suatu pemancar, dengan selisih frekuensi tertentu (co-channel, adjacent, 2nd adjacent), maka dapat menimbulkan nuisance field tertentu di sebagian coverage area. Nuisance field adalah kuat medan pemancar yang menginterferensi ERP tertentu ditambah dengan protection ratio yang relevan. Kondisi tersebut dapat mengurangi kualitas sinyal tertentu. Berkaca dari konsepsi service area, maka walaupun di wilayah sekitar (adjacent area) ditempatkan beberapa stasiun pemancar dengan selisih frekuensi tertentu, tetap dijamin dalam service area-nya kualitas penerimaan dapat memenuhi standar. Minimum usable field strength adalah sebesar 60dBµV/M. Perhitungan service area juga memperhatikan kondisi topografi di sekitar lokasi pemancar, serta coverage area dari pemancar lain di daerah yang bersebalahan.
11
2.5
JSON JSON (JavaScript Object Notation) adalah format pertukaran data yang
ringan, mudah dibaca dan ditulis oleh manusia, serta mudah diterjemahkan dan dibuat (generate) oleh komputer. Format ini dibuat berdasarkan bagian dari Bahasa Pemrograman JavaScript, Standar ECMA-262 Edisi ke-3 pada Bulan Desember 1999. JSON merupakan format teks yang tidak bergantung pada bahasa pemrograman apapun karena menggunakan gaya bahasa yang umum digunakan oleh programmer keluarga C termasuk C, C++, C#, Java, JavaScript, Perl dan Python, oleh karena sifat tersebut menjadikan JSON ideal sebagai bahasa pertukaran data. JSON terdiri dari dua struktur yaitu: 1.
Kumpulan pasangan nama atau nilai. JSON pada beberapa bahasa dinyatakan sebagai objek (object), rekaman (record), struktur (struct), kamus (dictionary), tabel hash (hash table), daftar berkunci (keyed list), atau associative array.
2.
Daftar nilai terurutkan (an ordered list of values), pada kebanyakan bahasa, hal ini dinyatakan sebagai larik (array), vektor (vector), daftar (list), atau urutan (sequence).
Objek adalah sepasang nama atau nilai yang tidak terurutkan ditunjukkan pada Gambar 2.2. Objek dimulai dengan “{“(kurung kurawal buka) dan diakhiri dengan “}” (kurung kurawal tutup). Nama diikuti dengan “:” (titik dua) dan setiap pasangan nama atau nilai dipisahkan oleh “,” (koma).
Gambar 2.2 Objek pada JSON. (Sumber: http://www.json.org/index.html)
12
Larik adalah kumpulan nilai yang terurutkan. Larik dimulai dengan [ (kurung kotak buka) dan diakhiri dengan ] (kurung kotak tutup). Setiap nilai dipisahkan oleh, (koma) dan ditunjukkan pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Array pada JSON. (Sumber: http://www.json.org/index.html)
Nilai (value) dapat berupa sebuah string dalam tanda kutip ganda, atau angka, atau true atau false atau null atau sebuah objek atau larik. Strukturstruktur tersebut dapat disusun bertingkat dan ditunjukkan pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Nilai pada JSON. (Sumber: http://www.json.org/index.html)
String adalah kumpulan dari nol atau lebih karakter unicode, yang dibungkus dengan tanda kutip ganda. String dapat digunakan backslash escapes "\" untuk membentuk karakter khusus. Sebuah karakter mewakili karakter tunggal pada string. String sangat mirip dengan string C atau Java dan ditunjukkan pada Gambar 2.5.
13
Gambar 2.5 String pada JSON (Sumber: http://www.json.org/index.html)
Angka adalah sangat mirip dengan angka di C atau Java, kecuali format oktal dan heksadesimal tidak digunakan dan ditunjukkan pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6 Angka pada JSON (Sumber: http://www.json.org/index.html)
Spasi kosong (whitespace) dapat disisipkan di antara pasangan tandatanda tersebut, kecuali beberapa detail encoding yang secara lengkap dipaparkan oleh bahasa pemprograman yang bersangkutan.
14
2.6
PHP PHP yang merupakan bahasa pemrograman berbasis web yang memiliki
kemampuan untuk memproses data dinamis. PHP dikatakan sebagai sebuah server-side embedded script language artinya sintaks dan perintah yang kita berikan sepenuhnya dijalankan oleh server tetapi disertakan pada halaman HTML biasa. Aplikasi yang dibangun oleh PHP pada umumnya memberikan hasil pada web browser, tetapi prosesnya secara keseluruhan dijalankan di server. Mekanisme kerja webserver yang menggunakan bahasa PHP sebagai fungsi utama dimana client melakukan permintaan pada webserver dan webserver memberikan hasil terjemahan bahasa PHP ke dalam bahasa HTML yang nantinya browser
client
akan
mengolah
ulang
informasi
HTML tersebut
dan
menampilkannya dengan interface yang berbentuk halaman web. Server bekerja apabila ada permintaan dari client yang menggunakan kode PHP untuk mengirimkan permintaan ke server. PHP ketika digunakan sebagai server-side embedded script language maka hal sebagai berikut dilakukan server: 1.
Membaca permintaan dari client atau browser
2.
Mencari halaman di server
3.
Melakukan instruksi yang diberikan oleh PHP untuk melakukan modifikasi pada halaman
4.
Mengirim kembali halaman tersebut kepada client melalui internet atau intranet.
Kode PHP disimpan sebagai plain text dalam format ASCII, sehingga kode PHP dapat ditulis hampir disemua editor text seperti windows notepad, windows wordpad, dan lainnya. Kode PHP adalah kode yang disertakan di sebuah halaman HTML dan kode tersebut dijalankan oleh server sebelum dikirim ke browser ditunjukkan pada Kode Program 2.1.
15
Kode Program 2.1 Contoh File PHP (contoh.php)
HTTP server hanya melewatkan content dari file menuju ke browser. Server tidak mencoba untuk mengerti atau memproses file, karena itu adalah tugas sebuah browser. File dengan ekstensi .php ditangani secara berbeda yaitu kode PHP akan diperiksa. Webserver memulai bekerja apabila berada diluar lingkungan kode HTML, oleh karena itu server melewati semua content yang berisi kode HTML, CSS, JavaScript, simple text di browser tanpa diinterpretasikan di server. Variabel digunakan untuk menyimpan suatu nilai, seperti teks, angka atau array. Ketika sebuah variabel dibuat, variabel tersebut dapat dipakai berulangulang. Semua variabel harus dimulai dengan karakter '$'. Variabel PHP tidak perlu dideklarasikan dan ditetapkan jenis datanya sebelum kita menggunakan variabel tersebut, hal itu berarti pula bahwa tipe data dari variabel dapat berubah sesuai dengan perubahan konteks yang dilakukan oleh user. Variabel PHP cukup diinisialisasikan dengan memberikan nilai kepada variabel tersebut dan ditunjukkan pada Kode Program 2.2. $text = "PHP"; print "$text"; Kode Program 2.2 Contoh Pencetakan "PHP"
Identifier dalam PHP adalah case-sensitive, sehingga $text dengan $Text merupakan variabel yang berbeda. Built-in function dan structure pada PHP tidak case-sensitive. Identifier dapat berupa sejumlah huruf, digit angka, underscore, atau tanda dollar tetapi identifier tidak dapat dimulai dengan digit angka, berikut ini adalah aturan dalam penamaan variabel pada Bahasa Pemrograman PHP: 1.
Nama variabel harus diawali dengan sebuah huruf atau garis bawah (underscore) “_”.
16
2.
Nama variabel hanya boleh mengandung karakter alpha-numeric dan underscore (a-Z, 0-9, dan _).
3.
Nama variabel tidak boleh mengandung spasi.
2.7
Javascript JavaScript adalah bahasa yang populer di internet dan dapat bekerja di
sebagian besar penjelajah web populer seperti Internet Explorer (IE), Mozilla Firefox, Netscape, dan Opera. JavaScript pertama kali dikembangkan oleh Brendan Eich dari Netscape dibawah nama Mocha, yang nantinya namanya diganti menjadi LiveScript, dan akhirnya menjadi JavaScript. Navigator sebelumnya telah mendukung Java untuk lebih bisa dimanfaatkan para programmer yang non-Java kemudian dikembangkanlah bahasa pemrograman bernama LiveScript untuk mengakomodasi hal tersebut. Bahasa pemrograman inilah yang akhirnya berkembang dan diberi nama JavaScript, walaupun tidak ada hubungan bahasa antara Java dengan JavaScript (Sierra, 2005). JavaScript bisa digunakan untuk banyak tujuan, misalnya untuk membuat efek rollover baik di gambar maupun teks, dan yang penting juga adalah untuk membuat AJAX. JavaScript adalah bahasa yang digunakan untuk AJAX. Memanggil kode JavaScript yang terdapat di file tersendiri, harus ditentukan dahulu nama file .js yang dimaksud menggunakan contoh kode seperti berikut:
1.
Script pada bagian Head Script ini dieksekusi ketika dipanggil dan biasanya berbentuk function
atau dipanggil berdasarkan trigger pada event tertentu. <script type="teks/javascript"> Kode Program 2.3 Contoh Script HTML untuk Head
17
Contoh script HTML untuk Head ditunjukkan pada Kode Program 2.3. Peletakkan script di bagian head menjamin script di-load terlebih dahulu sebelum digunakan.
2.
Script pada bagian body Script pada bagian body dieksekusi ketika halaman di-load sampai di
bagian . Menempatkan script pada bagian berarti antara isi dan JavaScript dijadikan satu bagian. Contoh script HTML untuk body ditunjukkan pada Kode Program 2.4. <script type="teks/javascript"> ... Kode Program 2.4 Contoh Script HTML untuk Body
Script pada bagian bisa diletakkan pada awal bagian atau di akhir bagian , namun hal ini berpengaruh pada presedensi proses load elemen dan script yang ada pada halaman. Terkadang ada yang menginginkan menjalankan JavaScript yang sama dalam beberapa kali pada halaman yang berbeda, tetapi tidak mau disibukkan jika harus menulis ulang script yang diinginkan di setiap halaman, maka JavaScript dapat ditulis di file secara eksternal. Dokumen HTML dan JavaScript dipisahkan, kemudian berkas tersebut dipanggil dari dokumen HTML. Kode Program 2.5 adalah berkas JavaScript tersebut disimpan dengan ekstensi .js. <script src="xxx.js"> Kode Program 2.5 Contoh Script HTML untuk External Javascript
18
2.8
JQuery JQuery adalah JavaScript library, jQuery mempunyai semboyan “write
less, do more”. JQuery dirancang untuk memperingkas kode-kode JavaScript. JQuery adalah JavaScript library yang cepat dan ringan untuk menangani dokumen HTML, menangani event, membuat animasi dan interakasi Ajax. JQuery dirancang untuk mengubah cara anda menulis JavaScript. Library jQuery mempunyai kemampuan untuk: 1.
Memberikan kemudahan mengakses elemen-elemen HTML.
2.
Memanipulasi elemen HTML.
3.
Memanipulasi CSS.
4.
Penanganan event HTML.
5.
Efek-efek JavaScript dan animasi.
6.
Modifikasi HTML DOM.
7.
AJAX.
8.
Menyederhanakan kode JavaScript lainnya.
Sintaks jQuery biasanya dibuat untuk memilih elemen-elemen HTML dan melakukan aksi terhadap elemen yang dipilih. Kode Program 2.6 menunjukkan contoh sintaks penulisan kode JQuery. <script type="text/javascript" src="jquery.js"> <scripttype="text/javascript"> $(document).ready(function(){ $(".tombol1").click(function(){$("p").hide(1000);}); $(".tombol2").click(function(){$("p").show(1000);}); });
Hello World!
Kode Program 2.6 Contoh Sintaks Penulisan Kode jQuery
19
Hampir segala sesuatu yang dilakukan bila menggunakan jQuery membaca atau memanipulasi document object model (DOM), perlu dipastikan untuk menambahkan event segera setelah DOM siap. JQuery element selector dan attribute selector memungkinkan untuk memilih elemen HTML (atau kelompok elemen) dengan nama tag, nama atribut atau konten. Selector memungkinkan untuk memanipulasi elemen HTML sebagai kelompok atau sebagai elemen tunggal. Kemampuan utama JQuery adalah menangani event, yang dalam pemograman JQuery, biasanya kode-kode pemograman diletakkan di dalam penanganan event yang terjadi pada suatu atau kelompok elemen yang dipilih.
2.9
MySQL MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data
SQL (bahasa Inggris: database management system) atau DBMS yang multithread dan multi-user dengan sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia. MySQL AB membuat MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi GNU General Public License (GPL), tetapi mereka juga menjual dibawah lisensi komersial untuk kasus-kasus dimana penggunaannya tidak cocok dengan penggunaan GPL. Proyek-proyek seperti Apache berbeda dengan MySQL, dimana perangkat lunak dikembangkan oleh komunitas umum, dan hak cipta untuk kode sumber dimiliki oleh penulisnya masing-masing, MySQL dimiliki dan disponsori oleh sebuah perusahaan komersial Swedia MySQL AB, dimana memegang hak cipta hampir atas semua kode sumbernya. Kedua orang Swedia dan satu orang Finlandia yang mendirikan MySQL AB adalah: David Axmark, Allan Larsson, dan Michael "Monty" Widenius. MySQL adalah sebuah implementasi dari sistem manajemen basis data relasional (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis dibawah lisensi GPL (General Public License). Setiap pengguna dapat secara bebas menggunakan MySQL, namun dengan batasan perangkat lunak tersebut tidak boleh dijadikan produk turunan yang bersifat komersial. MySQL sebenarnya merupakan turunan
20
salah satu konsep utama dalam basis data yang telah ada sebelumnya, SQL (Structured Query Language). SQL adalah sebuah konsep pengoperasian basis data, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara otomatis.
2.10
Google Maps Google Maps adalah sebuah jasa peta global virtual gratis dan online
disediakan oleh Google dapat ditemukan di http://maps.google.com dan dapat digunakan oleh pengembang aplikasi yang membutuhkan layanan pemetaan digital secara online dan berbasis lokasi secara real time. Ketersediaan library google maps API yang mendukung pengembangan aplikasi baik Android maupun aplikasi berbasis website membuat Google Maps banyak digunakan oleh pengembang aplikasi berbasis lokasi (Safaat, 2012). Google Maps dibuat dengan menggunakan kombinasi dari gambar peta, database, serta obyek-obyek yang interaktif yang dibuat dengan Bahasa Pemrograman HTML, JavaScript dan AJAX, dan beberapa bahasa pemrograman lainnya. Gambar-gambar peta yang muncul pada layar merupakan hasil komunikasi dari pengguna dengan database pada web server Google untuk menampilkan
gabungan
dari
potongan-potongan
gambar
yang
diminta.
Keseluruhan citra yang ada diintegrasikan ke dalam suatu database pada Google server, yang nantinya akan dapat dipanggil sesuai kebutuhan permintaan. Bahasa pemrograman dari Google Maps yang hanya terdiri dari HTML dan JavaScript, memungkinkan untuk menampilkan Google Maps di website lain. Kostumisasi dari aplikasi ini dimungkinkan dengan disediakannya client-side scripts dan server-side hooks.
2.10.1
Google Maps API Google Maps Application Programming Interface (API) merupakan
suatu fitur aplikasi yang dikeluarkan oleh Google untuk memfasilitasi pengguna yang ingin mengintegrasikan Google Maps ke dalam website masing-masing
21
dengan menampilkan data point milik sendiri. Aplikasi Google Maps dapat muncul di website tertentu, diperlukan adanya API key. API key merupakan kode unik yang digenerasikan oleh Google untuk suatu website tertentu, agar server Google Maps dapat mengenali. Kode program 2.7 adalah contoh API key. src=http://maps.google.com/maps?file=api:key=DAFDG_8798ABNB_GVHA/j avascript”/> <script type=”text/javascript”> Function load (){ If(GbrowserlsCompatible()) { var map = new Gmap2(document.getElementById(“map”)); map.setCenter(new GlatLng (37.87837,-122.23223),13); } Kode Program 2.7 Sintaks Dasar Google Maps API.
Google Maps API key merupakan bagian yang diberi warna terang pada gambar diatas, selain itu juga terdapat bahasa javascript dengan syntax-syntax Google pada bagian . Var map = new GMap2(document.getElementById("map")); map.setCenter (new GLatLng(37.4419, -122.1419), 13); Kode Program 2.8 Sintaks untuk Menentukan Titik Pusat Peta.
Sintaks untuk meng-custom peta dapat dilihat pada Kode Program 2.8 dimana new Gmap2 adalah bagian dimana Google Maps dibentuk sedangkan map.setCenter
adalah fungsi untuk memfokuskan titik tertentu pada bagian
tengah peta. Titik yang dimaksud adalah yang memilki longitude dan lattitude seperti yang dispesifikasikan dengan fungsi new GlatLng(37.4419,-122.1419) dimana 37.4419 merupakan titik lattitude dan -122.1419 merupakan titik longitude. Tingkat zoom juga dapat ditentukan, pada Kode Program 2.8 ditujukan dengan angka 13. JavaScript digunakan untuk menangani interaksi dengan server,
22
sedangkan untuk layout tampilan dilakukan dengan HTML. Menentukan ukuran peta, center map dan zoom level dapat dilihat pada Kode Program 2.9. Kode Program 2.9 Sintaks untuk Menentukan Ukuran Peta.
Perintah tersebut akan membuat suatu kotak berisi peta yang berukuran 500 x 300 pixel. Seiring perkembangannya, terdapat fitur yang sangat memudahkan bagi para pengguna Google Maps API, yaitu geocode alamat, yang memungkinkan pengguna untuk mencari tahu angka suatu koordinat, fungsi ini digunakan apabila akan memasukkan titik koordinat ke dalam suatu program.
2.11
Perhitungan Kuat Medan Perhitungan
kuat
medan
(field
strength)
digunakan
untuk
memperkirakan seberapa baik kualitas siaran suatu stasiun pada titik tertentu yang di klik pada peta. Perhitungan kuat medan pada peta bersifat ideal dimana terrain elevation diabaikan dan perhitungan hanya didasari oleh daya terukur, tinggi antena transmitter dan tinggi antena receiver. Kuat medan secara logika akan berkurang seiring bertambahnya jarak. Minimum usability field strength adalah sebesar 60dBµV/M. Area dengan field strength yang bernilai kurang dari 60dBµV/M berarti belum ter-cover siaran atau ter-cover dengan kualitas yang tidak sesuai harapan. Perhitungan jarak dilakukan dari titik stasiun pemancar ke sembarang titik pada peta, selanjutnya tinggi menara transmitter di-load dari database dan tinggi menara penerima diasumsikan adalah sebesar tiga meter karena pengukuran dilapangan menggunakan jenis mobile equipment dengan antena omni directional yang terpasang setinggi tiga meter. Formula untuk menghitung kuat medan ideal dapat dilihat pada Persamaan 2.1.
𝑒=
120𝛑 x ht x hr x I 𝑐 𝑥𝑑 𝑓
Persamaan 2.1
23
Dimana: e
= kuat medan dalam V/M
120𝛑 = konstanta hambatan ruang hampa yaitu sebesar 120 * 22/7 ht
= tinggi antena transmitter
hr
= tinggi antena reciever
I
= kuat arus antena penerima
c
= kecepatan cahaya yaitu 3 𝑥 108
f
= frekuensi kerja pada kanal yang digunakan oleh stasiun tertentu (GHz)
d
= jarak dari suatu titik pada peta ke stasiun yang dipilih
Kuat medan hasil dari persamaan 2.1 adalah dalam bentuk V/M sehingga memerlukan konversi menjadi dBµV/M. Adapun formula konversi nilai dari V/M ke dBµV/M dapat dilihat pada persamaan 2.2.