BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Rentabilitas Ekonomis Untuk mengetahui kemajuan suatu perusahaan dapat dilakukan dengan menganalisa laporan keuangan perusahaan tersebut. Adanya perubahan yang terjadi dalam laporan keuangan tersebut dapat membantu pihak-pihak yang berkepentingan dalam melakukan penilaian atau analisa terhadap perusahaan yang bersangkutan. Dalam menilai dan menganalisa posisi keuangan dan potensi ataupun kemajuan perusahaan, rentabilitas merupakan salah satu faktor yang dapat diketahui dan perlu untuk dipertimbangkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil suatu keputusan. Rentabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba secara teratur. Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efesiensi modal dalam suatu perusahaan dengan membandingkan antara laba dengan modal yang digunakan dalam operasi, oleh karena itu keuntungan yang besar tidak menjamin atau bukan ukuran bahwa perusahaan tersebut rentable. Untuk mendapatkan laba yang baik maka perusahaan harus meningkatkan efesiensi atas penggunaan modal yang dimiliki perusahaan, seperti yang dikemukakan oleh Riyanto (2001:29), yaitu “Rentabilitas adalah kemampuan
8
Universitas Sumatera Utara
suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode waktu tertentu dan umumnya dirumuskan dengan L/M x 100%, dimana L adalah jumlah laba yang diperoleh selama periode tertentu dan M adalah modal atau aktiva yang dihasilkan untuk menghasilkan laba tersebut”. Sedangkan Rahardjo (2005:122) mengatakan bahwa “Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan menggunakan modal yang tertanam didalamnya. Rentabilitas sering dikelompokkan dengan profitabilitas atau kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari penjualan barang dan jasa yang dihasilkan”. Modal yang dimiliki oleh perusahaan terdiri atas modal sendiri dan modal asing, sehubungan dengan adanya dua modal tersebut maka rentabilitas suatu perusahaan dapat dihitung dengan dua cara, yaitu : 1. Rentabilitas ekonomis menunjukkan persentase perbandingan antara laba operasi dengan modal sendiri dan modal asing yang digunakan. Yang dirumuskan sebagai berikut :
Laba Operasi RE =
X 100% Modal Asing + Modal Sendiri
9
Universitas Sumatera Utara
Rentabilitas modal sendiri (return on equity) menunjukkan persentase perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik (laba setelah pajak) dengan modal sendiri. Yang dirumuskan sebagai berikut :
Laba Bersih RMS =
X 100% Modal Sendiri
Dalam penelitian ini penulis menggunakan variabel rentabilitas ekonomis, maka perlu diketahui beberapa definisi rentabilitas ekonomis yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya : Menurut Sugiyarso dan Winarni (2006:118) bahwa “Rentabilitas ekonomis menunjukkan persentase perbandingan antara laba operasi (=EBIT) dengan modal sendiri dan modal asing yang digunakan (=Total Aktiva)”. Rentabilitas ekonomis dipengaruhi beberapa faktor. Berikut ini adalah faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya rentabilitas ekonomis : 1. Profit Margin yaitu perbandingan antara net operating income (laba operasi) dengan net sales (penjualan bersih) yang dinyatakan dalam persentase. Dimana semakin tinggi profit margin maka semakin tinggi rentabilitas ekonomis. 2. Turn Over of Operating Asset (tingkat perputaran aktiva usaha), yaitu kecepatan berputarnya operating asset (aktiva usaha) dalam suatu periode
10
Universitas Sumatera Utara
tertentu, yang diperoleh dengan membandingkan penjualan dengan total aktiva. Dimana semakin tinggi perputaran aktiva maka semakin tinggi rentabilitas ekonomis. Berdasarkan pendapat para ahli yang telah diuraikan maka rentabilitas ekonomis dapat diformalisasikan sebagai berikut :
Laba Sebelum Bunga dan Pajak
RE =
x 100% Total Aktiva
2.1.2 Inventory Turnover Setiap perusahaan yang bergerak dalam bidang industri dan perdagangan tentunya memiliki persediaan. Persediaan merupakan komponen terpenting dalam perusahaan.
Sebelum
mengetahui
defenisi
perputaran
persediaan,
maka
sebelumnya perlu diketahui terlebih dahulu segala sesuatu yang berhubungan dengan persediaan. Persediaan mewakili barang-barang yang tersedia untuk dijual pada perusahaan dagang, sedangkan dalam perusahaan manufaktur persediaan mewakili barang yang diproduksi atau ditempatkan untuk produksi. Persediaan didefenisikan secara berbeda oleh beberapa ahli. Oleh karena itu, perlu kiranya memperhatikan beberapa defenisi yang dikemukakan oleh para ahli sehingga memberikan defenisi yang jelas tentang persediaan. Berikut ini adalah beberapa defenisi persediaan yang dikemukakan oleh beberapa para ahli : Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004:14.2) “ Persediaan adalah aktiva : 11
Universitas Sumatera Utara
a. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal b. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa”. Warren Reeve Fess (2006:452) mengatakan bahwa “ Persediaan (inventory) digunakan untuk mengindikasikan barang dagang yang disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi bisnis perusahaan, dan bahan yang digunakan dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan itu”. Skousen dan Stice (2006:571) mengatakan bahwa : Persediaan (atau persediaan barang dagangan) ditujukan untuk barang-barang yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal, dan dalam kasus perusahaan manufaktur, maka kata ini ditujukan untuk barang dalam proses produksi atau yang ditempatkan dalam kegiatan produksi. Kata Bahan Baku (raw material), Barang Dalam Proses (Work in Proces). Dan Barang Jadi (Finished Goods) untuk dijual ditujukan untuk persediaan di perusahaan manufaktur. Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat dinyatakan bahwa persediaan itu meliputi persediaan bahan baku, barang dalam proses, barang jadi maupun barang dagang. Dalam perusahaan industri persediaan berupa persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi sedangkan dalam perusahaan dagang persediaan hanya berupa barang dagang. Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai perputaran persediaan, beberapa ahli telah mengemukakan pendapatnya tentang perputaran persediaan, diantaranya
12
Universitas Sumatera Utara
Menurut Djarwanto (2001 : 135) mengatakan bahwa “Perputaran persediaan (inventory turnover) menunjukkan beberapa kali persediaan barang dijual dan diadakan kembali selama satu periode akuntansi”. Menurut Sudjaja (2002:112) mengatakan bahwa “Perputaran persediaan mengukur aktifitas atau likuiditas dari persediaan perusahaan”. Menurut Assauri (2004:203) mendefenisikan bahwa “Perputaran persediaan (inventory turnover) merupakan angka yang menunjukkan kecepatan penggantian persediaan dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun”. Menurut Sugiyarso dan Winarni (2006:39) bahwa “Rasio perputaran persediaan mengukur berapa kali persediaan perusahaan telah dijual selama periode tertentu”. Jika tidak diketahui data harga pokok penjualan maka perputaran persediaan dapat dihitung dari penjualan bersih. Dari beberapa defenisi yang telah diuraikan oleh para ahli, maka perputaran persediaan dapat dirumuskan sebagai berikut :
Persediaan Awal + Persediaan Akhir
Rata – rata Persediaan = 2
Harga Pokok Penjualan Perputaran Persediaan = Rata – rata Persediaan
13
Universitas Sumatera Utara
Inventory turnover atau tingkat perputaran persediaan mengukur kemampuan perusahaan dalam memutarkan barang yang dikeluarkannya. Semakin cepat perputaran persediaan maka akan semakin efesien penggunaan persediaan dalam suatu perusahaan. 2.1.3
Current Ratio
Didalam perusahaan industri atau komersial dan perusahaan penghasil jasa didalamnya bisa dipertimbangkan sebagai current ratio yang memuaskan. Angka dari current ratio ini hanya merupakan titik tolak untuk analisa lebih lanjut. Ada banyak faktor yang mempengaruhi ukuran current ratio. Perlu dianalisa lebih lanjut misalnya apakah surat-surat berharga yang dimiliki dapat segera diuangkan, bagaimana tingkat pengumpulan piutang, bagaimana tingkat perputaran persediaan. Current ratio yang tinggi mungkin menunjukkan adanya uang kas yang berlebihan dibandingkan dengan tingkat kebutuhan atau adanya unsur aktiva lancar yang rendah likuiditasnya yang berlebih-lebihan. Current ratio yang tinggi tersebut memang baik dari sudut pandang kreditur, tetapi dari sudut pandang pemegang
saham
kurang
menguntungkan
karena
aktiva
lancar
tidak
didayagunakan dengan efektif. Pengertian current ratio oleh beberapa para ahli, diantaranya : Menurut Djarwanto (2001:129) bahwa “ current ratio merupakan ratio yang umum digunakan dalam analisa laporan keuangan yang memberikan ukuran kasar 14
Universitas Sumatera Utara
tentang tingkat likuiditas perusahaan yang diperoleh dengan jalan membagi aktiva lancar (current asset) dengan hutang jangka pendek (current liabilities)”. Menurut Amin Widjaja Tunggal (2000:154) bahwa “current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar”. Menurut Lyn M.Fraser (2008:223) bahwa “current ratio merupakan ukuran yang umum digunakan atas solvensi jangka pendek, kemampuan suatu perusahaan memenuhi kebutuhan hutang ketika jatuh tempo”. Dari beberapa defenisi yang telah diuraikan oleh para ahli, maka rasio lancar (current ratio) dapat dirumuskan sebagai berikut :
Aktiva Lancar Current Ratio = Hutang Lancar Current ratio merupakan salah satu rasio likuiditas, yaitu rasio yang bertujuan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi current ratio suatu perusahaan berarti semakin kecil rasio kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan rentabilitas ekonomisnya pun semakin tinggi. 2.1.4
Total Asset Turnover
Total asset turnover disebut juga dengan rasio aktivitas. Menurut Horne (2005) rasio aktivitas (activity ratio) “adalah rasio yang mengukur beberapa efektif perusahaan aktivanya”. Jika sebuah perusahaan memiliki terlalu banyak 15
Universitas Sumatera Utara
aktiva,
maka
biaya
modalnya
akan
menjadi
terlalu
tinggi,
sehingga
keuntungannya akan tertekan. Dilain pihak, jika aktiva terlalu rendah penjualan yang menguntungkan juga akan hilang. Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besar kelebihan dana yang tertanam pada aktiva tersebut. Kelebihan dana tersebut lebih baik ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif. Sebaliknya semakin tinggi tingkat aktivitas semakin baiklah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Menurut Brigham (2006), perputaran total aktiva secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut :
Penjualan TATO = Total Aktiva Total asset turnover merupakan rasio antara jumlah aktiva yang digunakan dengan jumlah yang diperoleh selama periode tertentu dari perputaran aktiva yang diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini maka semakin baik bagi perusahaan karena aktiva dapat lebih cepat berputar dan memperoleh laba sehingga rentabilitas pun bertambah.
16
Universitas Sumatera Utara
2.1.5
Ringkasan Teori dari Jurnal
“The Impact of Financial Leverage to Profitability Study of Non-Financial Companies Listed in Indonesia Stock Exchange.” Utang adalah salah satu alat yang digunakan oleh banyak perusahaan untuk meningkatkan modal mereka dalam rangka untuk meningkatkan keuntungan. Namun, efektivitas utang untuk meningkatkan profitabilitas bervariasi antara perusahaan. Penggunaan yang tepat dari utang dapat meningkatkan return on equity ratio (ROE). Ini berarti bahwa manajemen perusahaan dapat menggunakan utang untuk meningkatkan keuntungan . Hal ini juga
dapat
menunjukkan
kemampuan
manajemen
perusahaan
untuk
memaksimalkan operasi aktiva dalam menghasilkan laba. Namun, profitabilitas mungkin tidak hanya akan terpengaruh oleh utang. Beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi profitabilitas perusahaan diantaranya:
Faktor internal Dimana faktor internal ini merupakan cerminan dari keputusan operasi dan ukuran perusahaan.
Faktor eksternal Dimana faktor eksternal ini merupakan cerminan dari jenis industry bahwa perusahaan telah menjalankan aktivitas usahanya.
17
Universitas Sumatera Utara
Profitabilitas dapat dipengaruhi oleh keputusan operasi ketika aset digunakan secara efektif untuk meningkatkan keuntungan. Namun, untuk meningkatkan aset untuk menghasilkan lebih banyak keuntungan, perusahaan mungkin menggunakan leverage. Jenis leverage yang digunakan perusahaan adalah utang. Ketika utang digunakan untuk memperluas perusahaan dengan menambahkan aset lebih operasional, maka dapat menghasilkan arus kas lebih yang diharapkan dapat meningkatkan nilai dari rasio return on equity (ROE). Ringkasan teori dari journal “EFFECT OF FINANCIAL MANAGEMENT PRACTICES AND CHARACTERISTICS ON PROFITABILITY: A STUDY ON BUSINESS ENTERPRISES IN JIMMA TOWN, ETHIOPIA”.
Kurangnya bukti empiris dari ekonomi kurang berkembang dan kurangnya pemeriksaan pengaruh praktek manajemen keuangan dan karakteristik keuangan terhadap profitabilitas kesenjangan besar dalam pengetahuan tentang manajemen keuangan . Oleh karena itu, sulit untuk meyakinkan praktisi bisnis dari perlunya perubahan dalam praktek sampai bukti efek dari praktek manajemen keuangan dan karakteristik terhadap profitabilitas yang disediakan dan hubungan antara dua variabel terbukti. Ada tiga bidang utama dari praktek manajemen keuangan antara lain:
Akuntansi Keuangan Pelaporan dan Analisis : ini termasuk sifat dan tujuan catatan keuangan, pembukuan, akuntansi biaya dan penggunaan komputer dalam catatan keuangan menjaga, sifat, frekuensi dan tujuan pelaporan keuangan, audit analisis dan interpretasi kinerja keuangan.
18
Universitas Sumatera Utara
Penganggaran modal ( aset tetap ) Manajemen : Tidak seperti keputusan modal kerja, keputusan penganggaran modal melakukan dana untuk proyek-proyek modal jangka panjang atau aktiva tetap yang berdampak pada posisi strategis perusahaan.
Perencanaan dan Pengendalian Keuangan ( Manajemen Akuntansi ) : ini termasuk tujuan dan target keuangan , analisis biaya - volume-laba , harga, penganggaran keuangan jangka pendek dan kontrol , dan pengelolaan pusat tanggung jawab.
Pengaruh Praktek Manajemen Keuangan di Profitabilitas Pengaruh praktek manajemen keuangan terhadap profitabilitas ditemukan menjadi positif. Dimana bahwa pengelolaan keuangan membantu untuk meningkatkan posisi profitabilitas organisasi bisnis dengan bantuan perangkat kontrol keuangan yang kuat seperti kontrol anggaran, analisis rasio dan analisis CVP. Dalam studinya pada usaha kecil di Vietnam, menemukan bahwa efisiensi dalam praktek manajemen keuangan seperti sistem informasi akuntansi, pelaporan keuangan dan analisis, manajemen modal kerja, manajemen aset tetap dan perencanaan keuangan dan kinerja yang baik dalam karakteristik keuangan seperti kegiatan likuiditas dan bisnis memiliki dampak positif pada profitabilitas. Pengaruh Efisiensi Akuntansi , Pelaporan dan Analisis Praktek Studi ini menemukan bahwa , penggunaan sistem informasi akuntansi membantu pemilik atau manajer untuk merancang dan menerapkan rencana strategis yang akan memungkinkan bisnis mereka menguntungkan dalam jangka panjang. Dimana bahwa efisiensi dalam sistem informasi akuntansi dan pelaporan
19
Universitas Sumatera Utara
keuangan dan analisis profitabilitas ditingkatkan . Efisiensi organisasi bisnis dalam hal ini didekati oleh waktu dan rekaman akurat dan meringkas transaksi bisnis , frekuensi penyusunan laporan keuangan dan analisis keuangan , tingkat komputerisasi sistem informasi akuntansi. Pengaruh Penganggaran Modal ( manajemen Aktiva Tetap ) di Profitabilitas Keputusan penganggaran modal sangat penting untuk keberhasilan setiap perusahaan. Dimana bahwa keputusan penganggaran modal sering melibatkan pengeluaran modal signifikan untuk pembelian aktiva tetap. . Selain itu , akuisisi aset ini sering datang dengan kewajiban finansial tahan lama dan berulang . Selanjutnya , penggunaan yang efisien dan pengendalian dan pengelolaan aset tetap yang diperoleh juga sama pentingnya . Proses akuisisi yang tepat , catatan tetap yang tepat , secara berkala mengevaluasi efisiensi dari aset tetap , perbaikan dan pemeliharaan rutin dan pembuangan aktiva tetap akan meningkatkan kinerja perusahaan. Pengaruh Perencanaan Keuangan di Profitabilitas Perusahaan biasanya menyiapkan berbagai macam rencana dan anggaran . Beberapa di antaranya termasuk rencana penjualan , rencana produksi , rencana biaya dan anggaran biaya dan laporan laba rugi dianggarkan dan neraca . Anggaran ini sangat penting untuk mengantisipasi masa depan di muka. Hal ini pada gilirannya akan membantu untuk meminimalkan risiko dan karena tradeoff antara risiko dan return , profitabilitas meningkat . Oleh karena itu , menyiapkan rencana keuangan rinci atau anggaran akan memiliki efek positif pada profitabilitas perusahaan.
20
Universitas Sumatera Utara
Pengaruh Karakteristik Keuangan di Profitabilitas Likuiditas diukur dengan current ratio , leverage diukur dengan rasio hutang dan kegiatan usaha diukur dengan rasio total asset turnover adalah karakteristik keuangan tiga independen yang digunakan dalam penelitian ini. Likuiditas diukur dengan menggunakan rasio lancar mengacu pada proporsi relatif dari aktiva lancar seperti kas , piutang dan persediaan dibandingkan dengan kewajiban lancar . Semakin besar proporsi relatif dari aset likuid , kurang risiko kehabisan uang tunai dan profitabilitas menurun, karena ini aset likuid menjadi menganggur dan tidak mendapatkan penghasilan apapun. Di sisi lain, ketika likuiditas perusahaan rendah, resikonya sangat tinggi dan profitabilitas akan meningkat karena tradeoff antara risiko dan profitabilitas. Disini menunjukkan bahwa faktor manajemen keuangan adalah alat yang baik untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan. Temuan ini mengarah pada kesimpulan bahwa efisiensi praktek manajemen keuangan dan karakteristik dapat membawa keuntungan sekitar lebih tinggi. Oleh karena itu, organisasi bisnis dapat meningkatkan keuntungan dengan meningkatkan efisiensi praktek manajemen keuangan dan karakteristik.
21
Universitas Sumatera Utara
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu Berikut ini adalah tinjauan terdahulu yang diuraikan sebagai berikut:
Ratna Puspitasari (2007) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh ratio likuiditas, rasio aktivitas dan rasio leverage terhadap rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri pada perusahaan makanan dan minuman yang go public di BEJ”. Penelitian ini menggunakan rasio likuiditas (current ratio), rasio aktivitas (TATO), rasio leverage (total debt to equity ratio dan debt ratio) sebagai variabel independennya sedangkan rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri sebagai varibel dependennya. Hasil penelitian ini menunjukkan menunjukkan bahwa rasio likuiditas (current ratio) dan Rasio aktivitas (TATO) berpengaruh positif signifikan terhadap rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri sedangkan, Rasio leverage (total debt to equity ratio dan debt ratio berpengaruh negative signifikan terhadap rentabilitas ekonomis dan rentabilitas modal sendiri.
Ratna Dwi Imawati (2011) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Current Ratio, Total Asset Turnover, dan Debt to Asset Ratio terhadap Rentabilitas Ekonomi koperasi wanita di Kota Malang”. Penelitian ini menggunakan CR, TATO dan Debt to Asset Ratio sebagai variabel independennya sedangkan ROE sebagai variabel dependennya.
Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa CR dan TATO berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas ekonomi (ROE), sedangkan Debt to Asset Ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap rentabilitas ekonomi (ROE). 22
Universitas Sumatera Utara
Hernawati (2007) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh CR, TATO, Debt to total asset terhadap profitabilitas pada perusahaan barang konsumsi go public di BEJ pada tahun 2002-2003”. Pnenelitian ini menggunakan CR, TATO, dan Debt to total asset sebagai variabel independennya sedangkan ROE sebagai variabel dependenya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CR, TATO dan Debt to total asset berpengaruh secara simultan terhadap ROE sedangkan, Secara parsial hanya variabel current ratio yang berpengaruh terhadap ROE.
Aminatuzzahra (2010) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh CR, Debt to Equity Ratio, TATO Terhadap ROE pada Perusahaan Manufaktur Go-Public di BEI Periode 2005-2009”. Penelitian ini menggunakan CR, Debt to Equity Ratio, dan TATO sebagai variabel independennya sedangkan
ROE
sebagai
variabel
dependennya.
Hasil
penelitian
menyatakan bahwa data CR, DER, TATO secara parsial berpengaruh signifikan positif terhadap ROE perusahaan manufaktur di BEI periode 2005-2009, sementara secara simultan CR, DER, TATO terbukti signifikan berpengaruh terhadap ROE perusahaan manufaktur di BEI.
R.M Riadi (2006) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Rasio Aktivitas terhadap Rentabilitas Ekonomi pada Perusahaan Plastics and Glass Product yang Go Public di Bursa Efek Jakarta Selama Tahun 20022005”. Penelitian ini menggunakan rasio aktivitas (perputaran persediaan, perputaran aktiva tetap, dan perputaran total aktiva sebagai variabel independennya sedangkan rentabilitas ekonomi (ROE) sebagai variabel
23
Universitas Sumatera Utara
dependennya. Hasil penelitian menyatakan bahwa data perputaran persediaan, perputaran aktiva tetap, perputaran total aktiva secara simultan berpengaruh signifikan positif terhadap Rentabilitas Ekonomi pada perusahaan plastic and glass product yang go public di BEJ dan sedangkan secara parsial data perputaran persediaan, perputaran aktiva tetap dan perputaran total aktiva berpengaruh signifikan terhadap Rentabilitas Ekonomi. Tabel 2.1 Tinjauan Peneleitian Terdahulu NO 1.
2.
PENELITI Ratna Puspitasari (2007)
Ratna Imawati (2011)
JUDUL Pengaruh ratio likuiditas, rasio aktivitas dan rasio leverage terhadap rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri pada perusahaan makanan dan minuman yang go public di BEJ
Dwi Pengaruh current ratio, total asset turnover, dan debt to asset ratio terhadap rentabilitas ekonomi koperasi wanita dikota malang tahun 2010
HASIL PENELITIAN Hasil analisis data menunjukkan bahwa rasio likuiditas (current ratio) dan Rasio aktivitas (TATO) berpengaruh positif signifikan terhadap rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri. Sedangkan, Rasio leverage (total debt to equity ratio dan debt ratio berpengaruh negative signifikan terhadap rentabilitas ekonomis dan rentabilitas modal sendiri. Curent ratio cenderung dalam klasifikasi tidak efektif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas ekonomis. TATO cenderung dalam klasifikasi tidak ideal tetapi berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas ekonomis. Debt to asset ratio berpengaruh negative signifikan terhadap 24
Universitas Sumatera Utara
rentabilitas ekonomis. 3.
Hernawati (2007)
Pengaruh CR, TATO, Debt to total asset terhadap profitabilitas pada perusahaan barang konsumsi go public di BEJ pada tahun 20022003
Secara simultan CR, TATO dan Debt to total asset berpengaruh terhadap ROE. Sedangkan, Secara parsial hanya variabel current ratio yang berpengaruh terhadap ROE.
4.
Aminatuzzahra Pengaruh CR, Debt to (2010) Equity Ratio, Total Asset Turnover terhadap ROE pada perusahaan Manufaktur Go-Public di BEI Periode 2005-2009.
Secara parsial CR, DER, TATO berpengaruh signifikan positif terhadap ROE sedangkan secara simultan CR, DER, TATO juga berpengaruh signifikan terhadap ROE.
5.
R.M Riadi (2006)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio aktivitas secara simultan berpengaruh signifikan positif terhadap ROE sedangkan, Secara parsial rasio aktivitas berpengaruh signifikan terhadap ROE.
Pengaruh Rasio Aktivitas (perputaran persediaan, perputaran aktiva tetap, perputaran total aktiva) tterhadap Rentabilitas Ekonomis Plastic ang Glass Product yang Go Public di Bursa Efek Jakarta Selama Tahun 20022005.
25
Universitas Sumatera Utara
2.3 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :
H1 Inventory Turnover ((X1)
Rentabilitas Ekonomis
H2
Current Ratio (X2)
(Y)
H3
Total Asset Turnover (X3)
Ha Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Keterangan : X : Variabel Bebas, yaitu inventory turnover, current ratio, total asset turnover. Y
: Variabel Terikat, yaitu Rentabilitas Ekonomis. : Arah Hubungan
Berdasarkan kerangka konseptual, dapat diketahui bahwa variabel independen dalam penelitian ini adalah Inventory Turnover (IT), Current Ratio (CR), Total Asset Turnover (TATO) sedangkan variabel dependennya adalah rentabilitas ekonomis yaitu Return On Equity (ROE).
26
Universitas Sumatera Utara
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya, Kasmir (2008: 172). Rasio ini terbagi atas receivable turnover, days of receivable, inventory turnover, days of inventory, total asset turnover, dan sebainya. Namun dalam penelitian ini variable independen yang digunakan adalah rasio perputaran persediaan (inventory turnover) dan rasio perputaran total aktiva (total asset turnover). Rasio perputaran persediaan (inventory turnover)
adalah rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan dalam memutarkan barang dagangannya. Rasio perputaran persediaan ini dapat dihitung dari rasio antara harga pokok penjualan terhadap persediaan rata-rata. Perputaran persediaan merupakan salah satu ukuran efesiensi perusahaan dalam penggunaan aktiva terutama aktiva lancar. Semakin cepat perputaran persediaan maka akan semakin efesien penggunaan persediaan dalam suatu perusahaan. Maka dapat ditarik hipotesis inventory turnover (IT) mempunyai pengaruh persial terhadap Return On Equity (ROE). Sedangkan Rasio perputaran total aktiva (Total Asset Turnover) merupakan rasio antara jumlah aktiva yang digunakan dengan jumlah yang diperoleh selama periode tertentu. Rasio ini merupakan ukuran seberapa jauh aktiva yang telah dipergunakan dalam kegiatan atau menunjukkan berapa kali aktiva berputar dalam periode tertentu. Total asset turnover dipengaruhi oleh besar kecilnya pejualan dan total aktiva, baik lancar maupun aktiva tetap. Karena itu, TATO dapat diperbesar dengan menambah aktiva pada satu sisi dan pada sisi lain diusahakan agar penjualan dapat meningkat relatif lebih besar dari peningkatan aktiva. Dengan demikian
27
Universitas Sumatera Utara
dapat ditarik hipotesis bahwa total asset turnover mempunyai pengaruh persial terhadap Return On Equity (ROE). Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek, Kasmir (2008:133). Jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan adalah carrent ratio, quick ratio atau acid test ratio, cash ratio, dan sebagainya. Namun dalam penelitian ini variable independen yang digunakan adalah rasio lancar (carrent ratio), yang mana rasio lancar (current ratio) merupakan salah satu rasio likuiditas, yaitu rasio yang bertujuan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi current ratio suatu perusahaan berarti semakin kecil resiko kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Akibatnya resiko yang akan ditanggung pemegang saham akan semakin kecil. Maka dapat ditarik hipotesis Current Ratio mempunyai pengaruh persial terhadap Return On Equity (ROE). Rasio
Profitabilitas
merupakan
rasio
untuk
menilai
kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan, Kasmir (2008:196). Jenis-jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan adalah profit margin, laba per lembar saham, return on invesment dan return on equity. Variabel dependen yang di gunakan dalam penelitian ini adalah rasio ROE. Return on equity adalah rasio yang mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio Inventory Turnover (IT), Current Ratio (CR), Total Asset Turnover (TATO) dan ROE memiliki hubungan yang tidak bisa diabaikan, dimana rasio
28
Universitas Sumatera Utara
tersebut memiliki hubungan yang saling mempengaruhi satu dan lainnya, hal itu dikarenakan perusahaan memerlukan peningkatan profitabilitas agar dapat bertahan hidup jangka panjang dan nantinya berpengaruh pada nilai perusahaannya. Di antaranya tentang besar kecilnya nilai yang dikeluarkan perusahaan untuk kebutuhan sosial dan lingkungan perusahaan, penggunaan aktiva dan kewajiban (utang) dalam Inventory Turnover (IT), Current Ratio (CR), Total Asset Turnover (TATO). 2.4 Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam menganalisis. Hipotesis dalam penelitian ini adalah Ha, yaitu ada pengaruh signifikan antara inventory turnover, current rasio, total asset turnover terhadap rentabilitas ekonomis. Berdasarkan kajian masalah, tinjauan teoritis dan penelitian terdahulu maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : H1 : Inventory Turnover (IT) berpengaruh persial terhadap Return On Equity (ROE) H2 : Current Ratio (CR) berpengaruh persial terhadap Return On Equity (ROE) H3 : Total Asset Turnover (TATO) berpengaruh persial terhadap Return On Equity (ROE).
29
Universitas Sumatera Utara
H4 : Inventory Turnover (IT), Current Ratio (CR), Total Asset Turnover (TATO) berpengaruh simultan terhadap Return On Equity (ROE).
30
Universitas Sumatera Utara