BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
STUDI LITERATUR
2.1.1 Perkembangan Film Film pertama itu berjudul Workers Leaving the Lumiere's Factory dan hanya berdurasi beberapa detik saja. Selain itu ceritanya hanya menggambarkan para pekerja pabrik yang pulang dan meninggalkan tempat kerja mereka di pabrik Lumiere. Meski begitu film ini tercatat dalam sejarah sebagai film pertama yang ditayangkan dan diputar di Boulevard des Capucines di kota Paris, Prancis. Tanggal pemutaran film itu pada tanggal 28 Desember 1895 kemudian ditetapkan sebagai hari lahirnya sinematografi. Sejak itu pun muncul film film pendek lain yang dibuat. Awalnya pembuatan film memang tidak memiliki tujuan dan alur cerita yang jelas dan kontinyu. Para pembuat film hanya merekam gambar dan keadaan di sekeliling mereka. Namun kemudian ide pembuatan film mulai merambah dunia industri. Film film pun mulai dibuat dengan lebih berkonsep dan memiliki alur cerita yang jelas. Saat itu memang layar film masih hitam-putih dan juga tidak didukung audio suara. Oleh karena itu saat pemutaran film biasanya ada pemain musik yang mengiringi secara langsung sebagai efek suara. Memasuki abad 19, perkembangan film mulai berkembang dengan pesat. Dimulai dengan pengembangan audio suara dalam film. Film film pun mulai dibuat dengan durasi lebih panjang. Konsep dan tema cerita film juga mulai meluas, mulai dari film komedi, film romantis, film petualangan hingga film perang. Berbagai perusahaan dan studio film pun banyak dibuat untuk keperluan bisnis dan hiburan. Di era 1900-an dan 1910-an, film film produksi asal Eropa, terutama dari negara Prancis, Italia atau Jerman mencuri perhatian dan mampu populer di seluruh dunia. Baru di era 1920-an industri film Amerika produksi Hollywood mulai dibuat dan langsung populer. Industri film Hollywood ini kemudian menjadi industri film paling populer yang menghadirkan film film berkualitas hingga sekarang. Itulah sedikit informasi mengenai sejarah film dunia dari masa ke masa. Pengembangan film memang memiliki sejarah panjang sejak pertama kali dibuat. Dan kini memasuki era modern, dunia film berkembang secara drastis dengan adanya kemajuan teknologi yang canggih.
6
2.1.2 Dokumenter Gerzon R. Ayawaila dalam bukunya “Dokumenter dari ide sampai produksi” mengungkapkan bahwa gaya dan bentuk film dokumenter memang lebih memiliki kebebasan dalam bereksperimen meskipun isi ceritanya tetap berdasarkan sebuah peristiwa nyata apa adanya. Ketika teknologi audio visual muncul televisi, maka bentuk dan gaya dokumenter pun ikut berkembang dalam bermacam gaya dan bentuk. Film dokumenter merupakan jenis film yang mendokumentasikan kenyataan di mana untuk pertama kalinya terdapat di film Moana(1926). Sedangkan untuk di Perancis, film dokumenter digunakan oleh semua film non fiksi seperti tentang perjalanan dan pendidikan. (http://www.idseducation.com/articles/jenis-jenis-film-dokumenter)
Film dokumenter menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan. Namun harus diakui, film dokumenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan, dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu (Effendy, 2014:2).
Umumnya film dokumenter berdurasi panjang, dokumenter juga lebih bebas menggunakan semua tipe shoot. Definisi dokumenter dalam kategori umum merupakan sebuah film non fiksi yang dibedakan dengan film cerita fiksi. Secara logika film dokumenter pun bercerita atau naratif, selain juga memiliki aspek dramatik, hanya saja isi ceritanya bukan fiktif namun berdasarkan fakta (apa adanya). Ada empat kriteria yang menerangkan bahwa dokumenter adalam film nonfiksi : a. Setiap adegan dalam film dokumenter merupakan rekaman kejadian sebenarnya, tanpa interpretasi imajinatif seperti halnya dalam film fiksi. Bila pada film fiksi latar belakang (setting) adegan dirancang, pada dokumenter latar belakang harus spontan otentik dengan situasi dan kondisi asli. b. Yang dituturkan dalam film dokumenter berdasarkan peristiwa nyata (realita), sedangkan pada film fiksi isi cerita berdasarkan karangan. Bila film dokumenter memiliki interpetasi kreatif, maka dalam film fiksi yang dimiliki adalah interpretasi imajinatif. c. Sebagai sebuah film nonfiksi, sutradara melakukan observasi pada suatu peristiwa nyata, lalu melakukan perekaman gambar sesuai apa adanya. Semi dokumenter yaitu dari beberapa adegannya dapat direkayasa disesuaikan dengan tema, dengan tujuan untuk lebih menambah gaya tarik cerita. Umumnya beberapa adegan merupakan hasil interpretasi imajinatif, kadang menggunakan pemain (amatir). Dengan kata lain, semi dokumenter merupakan gabungan peristiwa fakta dengan fiksi. 7
John Grierson pertama-tama menemukan istilah dokumenter dalam sebuah pembahasan film karya Robert Flaherty, Moana (1925), yang mengacu pada kemampuan sebuah media untuk menghasilkan dokumen visual suatu kejadian tertentu. Grierson sangat percaya bahwa “Sinema bukanlah seni atau hiburan, melainkan suatu bentuk publikasi dan dapat dipublikasikan dengan 100 cara berbeda untuk 100 penonton yang berbeda pula.” Oleh karena itu dokumenter pun termasuk didalamnya sebagai suatu metode publikasi sinematik, yang dalam istilahnya disebut “creative treatment of actuality” (perlakuan kreatif atas keaktualitasan). Karena ada perlakuan kreatif, sama seperti dalam film fiksi lainnya, dokumenter dibangun dan bisa dilihat bukan sebagai suatu rekaman realitas, tetapi sebagai jenis representasi lain dari realitas itu sendiri. Kebanyakan penonton dokumenter di layar kaca sudah begitu terbiasa dengan kode dan bentuk yang dominan sehingga mereka tak lagi mempertanyakan lebih jauh tentang isi dari dokumenter tersebut. Misalnya penonton sering menyaksikan dokumenter yang dipandu oleh voiceover, wawancara dari para ahli, saksi dan pendapat anggota masyarakat, seting lokasi yang terlihat nyata, potongan-potongan kejadian langsung dan materi yang berasal dari arsip yang ditemukan. Semua elemen khas tersebut memiliki sejarah dan tempat tertentu dalam perkembangan dan perluasan dokumenter sebagai sebuah bentuk sinematik. Ini penting ditekankan, karena dalam berbagai hal, bentuk dokumenter sering diabaikan dan kurang dianggap di kalangan film seni karena seakan-akan dokumenter cenderung menjadi bersifat jurnalistik dalam dunia pertelevisian. Bukti-bukti menunjukkan bahwa, bagaimanapun, dengan pesatnya perkembangan dokumenter dalam bentuk pemberitaan, terdapat perubahan kembali ke arah pendekatan yang lebih sinematik oleh para pembuat film dokumenter akhir-akhir ini. Dan kini perdebatannya berpindah pada segi estetik dokumenter karena ide kebenaran dan keaslian suatu dokumenter mulai dipertanyakan, diputarbalikkan dan diubah sehubungan dengan pendekatan segi estetik dokumenter dan film-film non-fiksi lainnya. Film Dokumenter adalah film yang mendokumentasikan kenyataan, dilakukan pada lokasi yang sesungguhnya. Juga sebuah gaya dalam memfilmkan dengan efek realitas yang diciptakan dengan cara penggunaan kamera, suara, dan lokasi. Selain mengandung fakta, film dokumenter juga mengandung subjektivitas pembuatnya, yakni sikap atau opini pribadi terhadap suatu peristiwa. Karena itu, film dokumenter bisa menjadi wahana untuk mengungkapkan realitas dan menstimulasi perubahan. Kini Dokumenter menjadi sebuah tren sendiri dalam perfilman dunia. Para pembuat film bisa bereksperimen dan belajar tentang banyak hal ketika terlibat dalam produksi film dokumenter. Di Indonesia, produksi film dokumenter untuk televisi dipelopori oleh televisi pertama kita Televisi Republik Indonesia (TVRI). Memasuki era televisi swasta tahun 1990, pembuatan film dokumenter 8
untuk televisi tidak lagi dimonopoli TVRI. Semua televisi swasta menayangkan program film dokumenter, baik yang diproduksi sendiri maupun yang dibeli dari sejumlah rumah produksi. 2.1.3 Karakteristik Film Dokumenter : 1. Berurusan dengan masalah sejarah, sosial, ilmu pengetahuan, dan ekonomi. 2. Kejadian aktual atau diperankan/dimainkan kembali. 3. Lebih menitik beratkan kepada isu yang faktual dari pada hanya sekedar hiburan. 4. Single producer 5. Perpaduan yang unik antara tulisan, visual, audio, dan gaya dari prdusernya. 2.1.4 Jenis – Jenis Dokumenter : International Design School menjelaskan jenis-jenis dokumenter sebagai berikut : 1.
Laporan Perjalanan Jenis yang satu ini bisa dikatakan dengan istilah lain, yaitu travelogue,
travel film, travel documentary, dan adventures film. Bisa dikatakan jenis film dokumenter yang satu ini adalah dokumentasi antropologi dari para ahli etnolog atau etnografi. Dan seiring dengan perkembangannya, membahas banyak yang disesuaikan dengan pesan dan gaya yang ingin disampaikan.
2.
Sejarah Sedikit sulit membuat jenis film dokumenter sejarah ini. Karena
bagaimanapun genre sejarah menjadi salah satu yang sangat bergantung pada referensi peristiwa, sebab keakuratan data sangat dijaga dan sebisa mungkin tidak boleh ada yang salah dalam pemaparannya.
3.
Biografi Jenis film dokumenter ini bercerita tentang seseorang, entah dia yang
dikenal oleh masyarakat luas, yang memiliki keunikan, kehebatan, atau mungkin aspek lainnya. Jenis biografi ini pun terbagi lagi menjadi beberapa golongan antara lain, potret yaitu mengupas human interest seseorang, biografi yaitu mengupas kronologis seseorang misalnya lahir hingga meninggal atau kesuksesan seseorang, dan yang terakhir adalah profil biasanya membahas aspek positif dari sang tokoh. 4.
Nostalgia 9
Bisa dikatakan jenis film dokumenter satu ini tak begitu jauh dengan jenis sejarah. Hanya saja jenis yang satu ini lebih menekankan pada kilas balik atau napak tilas dari kejadian seseorang atau sekelompok.
5.
Rekonstruksi Film dokumenter jenis ini mencoba memberi gambaran ulang terhadap
peristiwa
yang
terjadi
secara
utuh.
Ada
kesulitan
sendiri
dalam
mempresentasikan kepada penonton sehingga harus dibantu dalam proses rekonstruksinya. Peristiwa yang bisa dibuat rekonstruksinya adalah peristiwa kriminal, bencana, dan lainnya. Rekontruksi juga dilakukan tidak dengan pemain, lokasi, kostum, make up, dan lighting yang persis dengan aslinya. Yang ingin dicapai dari rekonstruksi adalah proses terjadinya peristiwa di mana bisa dilakukan shoot live action atau bantuan animasi.
6.
Investigasi Jenis dokumenter ini memang kepanjangan dari investigasi jurnalistik.
Peristiwa yang diangkat umumnya peristiwa yang ingin diketahui lebih mendalam, misalnya korupsi dalam penanganan bencana, jaringan mafia suatu negara, atau yang lainnya. Terkadang, dokumenter ini membutuhkan rekonstruksi untuk membantu memperjelas suatu peristiwa.
7.
Perbandingan dan Kontradiksi Dokumenter ini menengahkan sebuah perbandingan, bisa dari seseorang
atau sesuatu seperti film Hoop Dream karya Steve James yang risil di tahun 1994. Di mana ia selama 4 tahun mengikuti perjalanan dua remaja Chicago keturunan Afro-America, William Gates dan Arthur Agee untuk menjadi atlit basket professional. Michael Moore dalam sicko (2007) membandingkan kebijakan dan pelayanan kesehatan di Amerika dengan tiga Negara maju lainnya, yaitu Kanada, Inggris dan Perancis serta satu Negara berkembang yakni Kuba. Hasilnya ternyata Amerika Serikat sangat jauh tertinggal dalam pelayanan kesehatan.
10
8.
Ilmu Pengetahuan Jenis film dokumenter ini bisa dibilang sangat dekat dengan masyarakat
Indonesia, seperti film Dari Desa Ke Desa atau Flora dan Fauna. Jenis ini juga terbagi lagi menjadi dua sub genre, yaitu film dokumenter sains dan film instruksional.
9.
Buku harian Layaknya diary, film dokumenter jenis ini mengacu pada catatan perjalanan
kehidupan seseorang yang diceritakan kepada orang lain. Sudut pandangnya pun terasa lebih subjektif sebab sangat berkaitan dengan apa yang dirasakan subjek pada lingkungan tempat ia tinggal, peristiwa, bahkan perlakukan temantemannya yang berada di sekitar subjek. Struktur ceritanya cenderung linear serta kronologis, narasi menjadi unsur suara yang lebih banyak digunakan.
10. Musik Bisa dibilang bahwa jenis film dokumenter ini menjadi yang muda jika dibandingkan dengan jenis lainnya. Namun, sejak 1980 jenis ini lebih sering diproduksi di mana Donn Alan Pannebaker lah yang pertama kali mendokumentasikan pertunjukan musik.
11. Association Picture Story Jenis film dokumnter ini dipengaruhi oleh film eksperimental. Sesuai dengan namanya, film ini mengandalkan gambar-gambar yang tidak berhubungan namun ketika disatukan dengan editing maka makna yang muncul akan ditangkap penonton melalui asosiasi yang terbentuk di benak mereka.
12. Dokudrama Jenis film dokumenter yang terakhir adalah dokudrama. Jenis ini merupakan penafsiran ulang terhadap kejadian nyata bahkan selain peristiwanya hampir seluruh aspek tokoh cenderung direkonstruksi. Tempat dibuat mirip dengan aslinya, tokoh dibuat mirip. Salah satu film jenis ini adalah Johny Indokarya Franky Rorimpandey.
11
1.1.5 Tahapan Produksi Dokumenter 1.1.5.1. Pra Produksi (pre production) pra produksi meliputi : 1) Persiapan Naskah Dalam proses ini dibuat sebuah naskah oleh penulis naskah yang dipersiapkan melalui beberapa tahap sebagai berikut : a. Ide atau Gagasan Proses memunculkan tema dan pokok permasalahan dari garis besar apa yang akan di angkat. b. Riset Mencari tahu dengan observasi langsung kepada pihak terkait. c. Sinopsis Ringkasan dari keseluruhan jalan cerita. d.
Treatment Alur dari keseluruhan cerita.
e.
Script Susunan lengkap alur cerita secara mendetail
f.
Review Naskah Menelaah ulang naskah, apakah sudah sesuai dengan tema.
2) Pemilihan Crew. Pemilihan kru dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kompetensi keahlihan masing – masing personal sesuai job description dalam kerja tim nanti. 3) Pemilihan Narasumber Pemilihan narusumber dilakukan sesuai dengan hasil riset, narasumber manakah yang cocok dengan konsep karya. 4)
Pemilihan Lokasi Pemilihan Lokasi dilakukan dilakukan sesuai dengan riset, lokasi mana yang sesuai dengan konsep karya. Lokasi yang berbeda tentu memiliki konten kehidupan social yang berbeda satu sama lain.
5)
Perencanaan Waktu Manajemen waktu yang baik diperlukan agar kinerja tim produksi saat proses dapat berlangsung efektif dan efisien. Dengan perencanaan yang matang maka proses produksi akan terasa lebih tertata.
12
6)
Memeriksa Peralatan Pemeriksaan peralatan penting dilakukan agar tahu peralatan mana yang siap pakai , butuh perawatan atau butuh penambahan untuk proses produksi.
7)
Peninjauan Ulang Lokasi Peninjauan ulang lokasi dilakukan mendekati hari-H masa produksi. Dengan peninjauan yang lebih detail dapat dipastikan semua persiapan yang ada sesuai dengan lokasi yang dipilih.
8)
Pengecekan perijinan Terkadang terdapat lokasi tertentu yang membutukan perijinan khusus. Hal ini biasanya ditemui pada tempat – tempat umum, maupun instansi terkait. Dengan perijinan yang sah, maka proses produksi tidak akan mengalami kendala berkaitan dengan lokasi.
1.1.5.2. Produksi Proses produksi merupakan proses pengambilan gambar dan suara sebelum diserahkan ketangan editor. Pada proses ini naska diolah oleh seorang sutradara kemudian digarap sesuai keratif sutradara sehingga mengasilkan sesuai perencanaan. Selama proses produksi sudradara di bantu oleh beberapa kru yang bertanggung jawab atas pekerjaan mereka masing – masing. Adapun kru yang terlibat (termasuk sutradara) antara lain sebagai berikut :
1) Sutradara Pengertian sutradara adalah karyawan yang mengkoordinir segala unsur teater dengan paham. Sutradara menempati posisi yang tertinggi dari segi artistic. Sutradara sebagai pemimpin pembuatan film. Tanggung jawab meliputi aspek – aspek kreatif, baik interpretasi maupun teknis dari sebuah produksi film. Sutradara juga mengontrol posisi kamera beserta gerak kamera, suara. Pencayahan. Disamping hal – hal lain yang menyumbang kepada hasil akhir sebuah film. 2)
Kameraman Kameraman atau piñata fotografi adalah tangan kanan sutradara dalam kerja dilapangan. Kameraman bekerjasama dengan sutradara untuk menentukan gambar dan jenis shot yang akan di ambil. Kameraman juga menentukan lensa yang 13
akan di pakek untuk produksi apakah lensa normal, tele, lensa sudut leber atau wide lensa, atau zoom maupun filter lensa yang digunakan. Disamping itu kameraman juga bertanggung jawab memeriksa shooting dan menjadi pengawas pada proses filim di editing. 3)
Penyunting atau Editor Hasil syuting setelah diproses dilaboratorium kini memasuki tahap editing atau penyuntingan. Tenaga ini disebut Editor dan bertugas menyusun hasil syuting hingga membentuk cerita dengan naskah yang ditentukan sebelumnya. Editor bekerja dibawah pengawas sutradara dan kameraman. Editor akan menyusun segala materi di meja editing menjadi pemotongan kasar (rough cut), dan pemotongan halus (fine cut). Hasul pemotongan halus disempurnakan lagi dan diberi suara dan efek – efek agar menghasilkan cerita yang sempurna dan sesuai dengan naskah yang dibuat.
4)
Penata suara atau audio Sebagai media audio visual pengembangan film sama sekali tidak boleh hanya memikirkan aspek visual, sebab suara juga merupakan aspek kenyataan hidup. Tata suara dikerjakan distudio suara tenaga ini disebut dengan penata suara. Penata suara tugasnya perekam suara dilapangan ataupun distudio. Unsur suara ini nantinya akan menjadi jalur suara, yang letaknya bersebelahan dengan jalur gambar dalam hasil akhir film. Fungsi suara yang terpokok adalah memberikan informasi lewat dialog dan narasi. Fungsi lainnya dengan menjaga keseimbangan gambar. Secara garis besar audio dapat dibagi dalam beberapa bagian, yaitu : 1) Sound Effect, yaitu suara yang muncul baik dari efek suara benda, atau untuk man dubbing bunyi yang muncul pada adegan tertentu 2)
Atmosfer , yaitu suara suasana lingkungan kehidupan nyata.
3)
Musik Ilustrasi, yaitu suara yang muncul ditunjukan untuk dapat membangun suasana seperti yang diinginkan oleh sutradara. 14
4)
Narasi, yaitu suara manusia yang ditunjukan untuk memberikan keterangan terhadap suatu adegan tertentu.
5)
Dialog, yaitu suara manusia yang muncul akibat dari suatu percakapan baik satu orang atau lebih.
5)
Penata musik Kewajiban seseorang penata musik yaitu menata paduan music yang bukan efek suara, yang mampu menambahkan nilai dramatis seluruh cerita film. Jika dirinci ternyata ada beberapa fungsi music film, yaitu : 1) Membantu merangkai adegan. 2)
Menutupi kelemahan atau cacat dalam film.
3)
Menunjukkan suasana batin tokoh – tokoh utama film.
4)
Menunjukkan suasana waktu dan tempat.
5)
Menegaskan karakter lewat musik.
1.1.5.3. Pasca Produksi Pada tahap ini yang paling utama adalah melakukan editing, serta memberikan transisi yang diperlukan untuk menjadikan hasil syuting yang enak dan menarik ditonton. Tahapan yang dilakukan dalam pasca produksi adalah : Video
Special Effect
Recording Audio
Mixing Video dan Audio
Final
Gambar 2.1 Tahapan Pasca Produksi
15
2.2
LANDASAN ESTETIKA
2.2.1 Kameramen Kamera adalah alat paling populer dalam aktivitas fotografi. Nama ini didapat dari camera obscura, bahasa Latin untuk "ruang gelap", mekanisme awal untuk memproyeksikan tampilan di mana suatu ruangan berfungsi seperti cara kerja kamera fotografis yang modern, kecuali tidak ada cara pada waktu itu untuk mencatat tampilan gambarnya selain secara manual mengikuti jejaknya. Dalam dunia fotografi, kamera merupakan suatu peranti untuk membentuk dan merekam suatu bayangan potret pada lembaran film. Pada kamera televisi, sistem lensa membentuk gambar pada sebuah lempeng yang peka cahaya. Lempeng ini akan memancarkan elektron ke lempeng sasaran bila terkena cahaya. Selanjutnya, pancaran elektron itu diperlakukan secara elektronik. Dikenal banyak jenis kamera potret. Sebuah kamera minimal terdiri atas:
Kotak yang kedap cahaya (badan kamera)
Sistem lensa
Pemantik potret (shutter)
Pemutar film
Sistem lensa dipasang pada lubang depan kotak, berupa sebuah lensa tunggal yang terbuat dari plastik atau kaca, atau sejumlah lensa yang tersusun dalam suatu silinder logam. Tingkat penghalangan cahaya dinyatakan dengan angka f, atau bukaan relatifnya. Makin rendah angka f ini, makin besar bukaannya atau makin kecil tingkat penghalangannya. Bukaan ini diatur oleh jendela diafragma. Bukaan relatif diatur oleh suatu diafragma. Untuk kamera SLR, lensa dilengkapi dengan pengatur bukaan diafragma yang mengatur banyaknya cahaya yang masuk sesuai keinginan fotografer. Jenis lensa cepat ataupun lensa lambat ditentukan oleh rentang nilai F yang dapat digunakan. Disamping lensa biasa, dikenal juga lensa sudut lebar (wide lens), lensa sudut kecil (tele lens), dan lensa variabel (variable lens, atau oleh kalangan awam disebut dengan istilah lensa zoom. Lensa sudut lebar mempunyai jarak fokus yang lebih kecil daripada lensa biasa. Namun sebutan itu bergantung pada lebarnya film yang digunakan. Untuk film 35 milimeter, lensa 35 milimeter akan disebut lensa sudut lebar, sedangkan lensa 135 milimeter akan disebut lensa telefoto. Lensa variabel dapat diubah-ubah jarak fokusnya, dengan mengubah kedudukan relatif unsur-unsur lensa tersebut. Lensa akan memfokuskan cahaya sehingga dihasilkan bayangan sesuai ukuran film. Lensa dikelompokkan sesuai panjang focal length (jarak antara kedua lensa). Focal length memengaruhi besar komposisi gambar yang mampu dihasilkan. Dalam masyarakat umum, lebih dikenal dengan istilah zoom. 2.2.2 Sejarah Kamera 16
Seorang ilmuwan muslim yang bernama Alhazen untuk pertama kalinya menemukan kamera obscura. Alhazen menerbitkan sebuah buku yang berjudul Books of Optics (1015-1021) yang menjelaskan tentang kamera obscur. Lain lagi dengan ilmuwan yang berasal dari Inggris pada tahun 1660-an yang bernama Robert Boyle dan asistennya Robert Hooke yang menemukan portable camera obscura. Namun Johann Zahn merupakan orang yang pertama kalinya menemukan kamera cukup praktis dan kecil untuk dapat digunakan dalam bidang fotografi pada tahun 1685. Kamera fotografi banyak menerapkan prinsip model Zahn, dimana sistemnya selalu menggunakan slide tambahan yang digunakan untuk memfokuskan objek. Sistem tersebut adalah dengan cara memberikan tambahan pada sebuah plat yang sensitif terdapat didepan lensa kamera tersebut setiap sebelum melakukan pengambilan sebuah gambar. Pada tahun 1826, seorang Joseph Nicepore Niepce telah berhasil menciptakan sebuah kamera dan mempublikasikan gambar dari bayangan yang dihasilkan kameranya. Gambar tersebut dikenal ssebagai foto pertama yaitu gambaran kabur atap-atap rumah pada sebuah lempengan campuran timah. Joseph Nicepore Niepce bekerjasama dengan Louis Daguerre yang mana Louis juga mempublikasikan temuannya berupa gambar yang dihasilkan dari bayangan sebuah jalan di Paris pada sebuah pelat tembaga yang berlapis perak. Akan tetapi pada tahun 1833 Niepce meninggal, meskipun demikian Daguerre tetap melanjutkan percobaannya. Sehingga menjelang tahun 1837 ia telah berhasil mengembangkan sebuah sistem praktis fotografi yang disebut daguerreotype. Pemerintah Perancis menghadiahkan pensiun seumur hidup kepada Daguerre maupun keluarga Niepce atas temuannya. Yang telah diberitahukannya kepada publik secara terbuka tanpa mempatenkannya pada tahun 1839. Pada saat itu Louis Daguerre menjadi seorang pahlawan atas pengumuman penemuannya yang menimbulkan kegemparan penduduk sehingga membuat dia ditaburi berbagai macam penghormatan serta penghargaan. Karena metode daguerreotype cepat berkembang banyak khlayak ramai menggunakannya. Di tahun 1851 ia meninggal di kota asalnya dekat Paris. Perkembangan teknologi kamera semakin berkembang pesat seiring dengan berjalannya waktu. Banyak pihak yang merasakan fungsi dan kebutuhan penggunaannya. Kamera bukan sekedar untuk menangkap objek yang semata-mata berfungsi sebagai kenang-kenangan. Melainkan juga digunakan untuk menangkap objek yang bergerak. Yang berkembang pada saat ini seperti kamera video, kamera mikro, kamera sensor dan lain sebagainya. Bahkan berbagai bidang, seperti pada bidang sinematografi, pendidikan, kedokteran dan bahkan sampai pada bidang sistem pertahanan dan keamanan terkena dampak dari perkembangan kamera. Sehingga tidak dapat terlepas dari penggunaan teknologi kamera ini.
17
2.2.3 Bingkai Gambar (frame) Istilah framing (pembingkaian) adalah penepatan subyek utama foto atau poin of interes atau POI dalam posisi yang sedemikian rupa sehingga di kelilingi elemen lain dalam foto. Framing bisa di capai salah satunya dengan menempatkan elemen foto yang jaraknya dekat dengan kamera sebagai latar depan atai foreground yang melilingin poin of interes. Dengan komposisi framing, kita bisa menambah kesan dimensi dalam foto karena ada lapisan yang di bentuk antara frame dengan POI sehingga secara visual lebih menarik. Tujuan lain dari framing adalah untuk memberi konteks pada foto, karena frame disini seolahseolah berfungsi membatasi dan memeberi pengantar bagi pemahaman kita pada lingkungan sekitar foto. 2.2.4 Teknik Pengambilan Gambar Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan perangkat kamera. Sebelum melakukan shooting ada baiknya jika seorang juru kamera persiapan-persiapan sebagai berikut:
Penguasaan terhadap perangkat kamera yang akan digunakan. Sebaiknya mengikuti aturan penggunaan yang tertulis pada manual book. Pahami kelebihan dan kekurangannya.
Setelah paham dengan seluk beluk kamera, pahami juga adegan apa dan teknik yang bagaimana yang diinginkan.
Membuat breakdown peralatan yang akan digunakan seperti baterai, mikrofon, kabel extension, dll.
Pastikan baterai dalam kondisi prima dan penuh, dan semua fasilitas di kamera berjalan dengan baik.
Dalam kegiatan produksi video/ film, terdapat banyak jenis kamera yang digunakan. Pembagian jenis kamera video/ film dibedakan atas media yang digunakan untuk menyimpan data (gambar & suara) yang telah diambil. Seperti halnya pada fotografi, gambar yang telah diambil disimpan pada gulungan film. Namun pada kamera jenis ini, disamping gulungan film juga terdapat pita magnetik untuk menyimpan data suara. Dalam 1 detik pengambilan gambar, dibutuhkan sekitar 30 frame film. Adapun jenis film yang digunakan adalah film positif (slide), dimana untuk 18
melihat isinya harus dicuci terlebih dulu di laboratorium film dan diproyeksikan dengan menggunakan proyektor khusus. Ada beberapa teknik – teknik yang ada dalam pengambilan gambar yaitu :
Bird Eye View Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera
berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan.
High Angle Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi
terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.
Low Angle Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek
jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan.
Eye Level Sudut
pengambilan
gambar
sejajar
dengan
objek.
Hasilnya
memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.
Frog Eye Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan
alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolaholah mata penonton mewakili mata katak. Ukuran gambar biasanya dikaitkan dengan tujuan pengambilan gambar, tingkat emosi, situasi dan kodisi objek. Terdapat bermacam-macam istilah antara lain:
19
Extreme Close Up (ECU/XCU) pengambilan gambar yang terlihat sangat detail seperti hidung pemain atau bibir atau ujung tumit dari sepatu.
Big Close Up (BCU) pengambilan gambar dari sebatas kepala hingga dagu, fungsi untuk menonjolkan ekspresi yang di keluarkan oleh objek.
Close Up (CU) gambar diambil dari jarak dekat, hanya sebagian dari objek yang terlihat seperti hanya mukanya saja atau sepasang kaki yang bersepatu baru.
Medium Close Up (MCU) hampir sama dengan MS, jika objeknya orang dan diambil dari dada keatas. Fingsinya untuk mempertegas profil seseorang sehingga penonton jelas.
Medium Shot (MS) pengambilan dari jarak sedang, jika objeknya orang maka yang terlihat hanya separuh badannya saja (dari perut/pinggang keatas). Fungsi memeperlihatkan sosok objek secara jelas.
Knee Shot (KS) pengambilan gambar objek dari kepala hingga lutut. Fingsi hampir sama dengan medium shot.
Full Shot (FS) pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala sampai kaki. Fungsinya memeperlihatkan objek beserta lingkungannya.
Long Shot (LS) pengambilan secara keseluruhan. Gambar diambil dari jarak jauh, seluruh objek terkena hingga latar belakang objek. 20
Medium Long Shot (MLS) gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3 objek maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut.
Extreme Long Shot (XLS) gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan objek lagi tetapi latar belakangnya. Dengan demikian dapat diketahui posisi objek tersebut terhadap lingkungannya.
One Shot (1S) Pengambilan gambar satu objek. Fungsinya memperlihatkan seseorang / benda dalam frame.
Two Shot (2S) pengambilan gambar dua orang. Fungsinya memeperlihatkan adegan dua orang yang sedang berkomunikasi.
Three Shot (3S) pengambilan gambar tiga orang. Fungsinya memeperlihatkan adegan tiga orang sedang mengobrol.
Group Shot (GS pengambilan gambar sekelompok orang. Fungsinya memeperlihatkan adegan sekelompok orang dalam melakukan suatu aktifitas. Gerakan kamera akan menghasilkan gambar yang berbeda. Oleh karenanya maka
dibedakan dengan istilah-istilah sebagai berikut:
Zoom In/ Zoom Out kamera bergerak menjauh dan mendekati objek dengan menggunakan tombol zooming yang ada di kamera.
21
Panning gerakan kamera menoleh ke kiri dan ke kanan dari atas tripod.
Tilting gerakan kamera ke atas dan ke bawah. Tilt Up jika kamera mendongak dan tilt down jika kamera mengangguk.
Dolly kedudukan kamera di tripod dan di atas landasan rodanya. Dolly In jika bergerak maju dan Dolly Out jika bergerak menjauh.
Follow gerakan kamera mengikuti objek yang bergerak.
Crane shot gerakan kamera yang dipasang di atas roda crane.
Fading pergantian gambar secara perlahan. Fade in jika gambar muncul dan fade out jika gambar menghilang serta cross fade jika gambar 1 dan 2 saling menggantikan secara bersamaan.
Framing objek berada dalam framing Shot. Frame In jika memasuki bingkai dan frame out jika keluar bingkai. Teknik pengambilan gambar tanpa menggerakkan kamera, jadi cukup objek
yang bergerak.:
Objek bergerak sejajar dengan kamera.
Walk In : Objek bergerak mendekati kamera.
Walk Away : Objek bergerak menjauhi kamera. 22
Teknik ini dikatakan lain karena tidak hanya mengandalkan sudut pengambilan, ukuran gambar, gerakan kamera dan objek tetapi juga unsur- unsur lain seperti cahaya, properti dan lingkungan. Rata-rata pengambilan gambar dengan menggunakan teknik-teknik ini menghasilkan kesan lebih dramatik :
Backlight Shot teknik pengambilan gambar terhadap objek dengan pencahayaan dari belakang.
Reflection Shot teknik pengambilan yang tidak diarahkan langsung ke objeknya tetapi dari cermin/air yang dapat memantulkan bayangan objek.
Door Frame Shot gambar diambil dari luar pintu sedangkan adegan ada di dalam ruangan.
Artificial Framing Shot benda misalnya daun atau ranting diletakkan di depan kamera sehingga seolaholah objek diambil dari balik ranting tersebut.
Jaws Shot kamera menyorot objek yang seolah-olah kaget melihat kamera.
Framing with Background objek tetap fokus di depan namun latar belakang dimunculkan sehingga ada kesan indah.
The Secret of Foreground Framing Shot pengambilan objek yang berada di depan sampai latar belakang sehingga menjadi perpaduan adegan.
Tripod Transition posisi kamera berada diatas tripod dan beralih dari objek satu ke objek lain secara cepat.
23
Artificial Hairlight rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga bersinar dan lebih dramatik.
Fast Road Effect teknik yang diambil dari dalam mobil yang sedang melaju kencang.
Walking Shot teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan. Biasanya digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang berjalan terburu-buru atau dikejar sesuatu.
Over Shoulder pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek tersebut hanya terlihat kepala atau bahunya saja. Pengambilan ini untuk memperlihatkan bahwa objek sedang melihat sesuatu atau bisa juga objek sedang bercakapcakap.
Profil Shot jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya dari samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama dan kamera dua memperlihatkan orang kedua. Untuk menghasilkan gambar yang berkualitas dan memiliki nilai seni, seorang
fotografer harus menguasai paling tidak teknik-teknik dasar menggunakan kamera DSLR. Teknik-teknik dasar tersebut adalah komposisi objek yang baik, pencahayaan yang seimbang dan fokus yang tajam.Untuk melatih itu semua tentu diperlukan jam terbang yang tinggi dalam memotret, karena insting/kepekaan kita akan semakin terasah, apalagi terkait dengan komposisi gambar seorang fotografer harus mempunyai naluri seni yang tinggi agar menghasilkan gambar tajam dan sebuah gambar yang bisa bercerita. Komposisi bukan saja objek yang mempunyai susunan bagus(dari sononya bagus) melainkan juga angle atau sudut pandang yang baik juga dimana fotografer mampu menemukan titik yang terbaik. Waktu pengambilan gambar bisa dilakukan kapanpun, baik siang, malam atau petang dengan mempertimbangkan pencahayaan, kondisi tempat 24
pemotretan dan menguasai penggunaan berbagai aksesori kamera untuk mendapatkan gambar yang kita inginkan. `Setiap kamera pasti memiliki karakteristik sendiri-sendiri, oleh karena itu penting sekali bagi seorang fotografer menguasai spesifikasi kamera yang mereka miliki. Disinilah pentingnya peran buku panduan/manual book bawaan yang didalamnya terdapat cara pemasangan komponen, cara merawat kamera serta cara mengoperasikannya. 2.3 DESKRIPSI PERANGKAT KERAS Agar pada saat proses editing dapat dilakukan dengan nyaman dan cepat maka diperlukan sebuah PC yang mendukung. Pekerjaan mengedit video memerlukan kapasitas di dalam hard disk yang cukup banyak. Selain itu agar gambar yang ditampilkan di monitor bagus, diperlukan juga card video (VGA) yang mumpuni. Untuk itu disini penulis mengunakan PC dengan spesifikasi sebagai berikut : 1. Processor Amd Athlon ( tm ) 64 x 2 dual core. 2. Memory 1534 MB RAM 3. VGA 512 MB 4. Hard disk 160 GB. 2.4 DESKRIPSI PERANGKAT LUNAK Adobe Premiere Pro adalah timeline berbasis video editing softwere. Aplikasi ini adalah bagian dari Adobe Creative Suite, sebuah suite desain garfis, video editing, dan aplikasi pengembangan web yang dikembangkan oleh Adobe System. Premiere Pro mendukung banyak kartu video editing dan plug-in untuk pengelolahan dipercepat, mendukung format file tambahan, dan video / efek audio. Premiere Pro digunakan oleh lembaga penyiaran seperti BBC dan The Tonight Show ini telah digunakan dalam film, seperti Kapten Abu Raet dan Monster. Fitur Premiere Pro mendukung editing video resolusi tinggi hingga 10.240 x 8192 resolusi sampai dengan 32-bit per warna saluran baik RGB dan YUV. Audio simpel-tingkat pengeditan, VST plug-in dukungan audio, dan 5,1 surround sound pencampuran yang tersedia. Plug-in Premiere Pro arsitektur memungkinkan untuk untuk inpor dan ekspor format diluar yang didukung oleh Quicktime atau DirectShow, mendukung berbagai macam format file video dan audio dan codec pada kedua macOS dan Windows.
25