BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi massa Karakteristik komunikasi massa dibatasi pada lima jenis media massa dikenal sebagai the big live of mass media, yakni Koran, majalah, radio, televisi, dan film. Berikut ini adalah penjelasan secara konsepsional dari karakteristik komunikasi massa. 1. Komunikasi melalui media massa pada dasarnya ditujukan ke khalayak yang luas, heterogen, anonym, tersebar, serta tidak mengenal batas geografis cultural. 2. Bentuk kegiatan komunikasi melalui media massa bersifat umum, bukan perorangan atau pribadi. 3. Pola penyampaian pesan media massa. 4. Penyampaian pesan melalui media massa cenderung berjalan satu arah. 5. Kegiatan komunikasi melalui media massa dilakukan secara terencana, terjadwal, dan terorganisasi.
9
6. Penyampaian pesan melalui media massa 2 Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya missal melalui alat – alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar dan film 3 . Pembahasan tentang komunikasi massa berikut ini akan mengutaikan sejumlah teori dasar yang cukup berpengaruh dan telah memberi inspirasi bagi perkembangan teori dan penelitian komunikasi massa berikutnya. Sebelumnya telah dibahas pengertian tentang komunikasi massa melalui definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh beberapa pakar komunikasi. Namun, agar lebih jelas terdapat karakteristik komunikasi massa, yaitu: 1. Komunikator terlembaga Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Mengingat komunikasi massa menggunakan media massa, baik cetak maupun elektronik, maka komunikasi massa melibatkan lembaga dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. Bila media yang digunakan adalah media televisi, maka banyak yang terlibat menjadi komunikator, seperti juru kamera, juru lampu, reporter, pengarah acara, dll.
2
Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2003, hal 74-78
3
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Maret
10
2. Pesan bersifat umum Komunikasi massa bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karena itu, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa dan opini. Namun, tidak semua fakta dan peristiwa yang terjadi disekeliling kita dapat dimuat dalam media massa, hanya fakta dan peristiwa yang menarik dan penting bagi sebagian besar khalayak atau komunikan dan memiliki nilai berita dapat dimuat dalam media massa. 3. Komunikannya anonim dan heterogen Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya melalui media massa dan tidak tatap muka (langsung). Di samping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama, dan tingkat ekonomi. 4. Media massa menimbulkan keserempakkan Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relative banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang bayak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. 11
5. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan Salah satu prinsip komunikasi adalah bahwa komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan. Namun dalam komunikasi massa, komunikator tidak harus mengenal komunikan dan sebaliknya. Yang penting bagaimana komunikator menyusun pesan secara sistematis, baik, sesuai dengan jenis medianya. Maka yang terpenting adalah isi dari pesan tersebut. 6. Komunikasi massa bersifat satu arah Komunikasi berlangsung satu arah, berarti tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator. Dengan kata lain wartawan sebagai komunikator tidak mengetahui tanggapan para penontonnya terhadap pesan yang disiarkannya itu. Demikian pula penyiar radio, penyiar televisi, atau sutradara film tidak mengetahui tanggapan khalayak yang dijadikan sasarannya. Dengan demikian, pesan komunikasi komunikasi selain harus dapat jelas dibaca, kalau salurannya media cetak, dan jelas didengar bila saluran medianya elektronik, juga dapat dipahami maknanya agar tidak bertentangan
dengan
kebudayaan
komunikan
yang
menjadi
sasaran
komunikasi. 7. Stimulasi alat indra terbatas Pada komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung kepada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya dapat melihat. Pada
12
siaran radio, khalayak dapat mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, khalayak menggunakan indra penglihatan dan pendengaran 4 .
De Vito mengatakan bahwa popularitas dan pengaruh yang merasuk dari media massa hanya dapat dipertahankan apabila mereka menjalankan beragam fungsi pokok. Enam fungsi yang paling penting adalah sebagai berikut : 1. Fungsi menghibur Bahwa media mendesain program – program mereka untuk menghibur khalayak. Tentu saja sebenarnya mereka memberi hiburan itu untuk mendapatkan perhatian dari khalayak sebanyak mungkin sehingga mereka dapat menjual hal ini kepada para pengiklan. 2. Fungsi meyakinkan Meskipun fungsi media massa yang paling jelas adalah menghibur, namun fungsinya yang terpenting adalah meyakinkan (to persuade). Persuasi dapat datang dalam bentuk, misalnya : a) mengukuhkan atau memperkuat sikap kepercayaan atau nilai seseorang, b) mengubah sikap, kepercayaan atau nilai seseorang, c) menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu, dan d) memperkenalkan etika, atau menawarkan system nilai tertentu.
4
Lukiati Komala dan Elvirano Ardianto, Komunikasi Massa, Suatu Pengantar, Simbiosa Rekatama Media, Bandung 2004.
13
3. Fungsi menginformasikan Menurut De Vito, sebagian besar informasi kita dapatkan bukan dari sekolah, melainkan dari media. 4. Fungsi menganugerahkan status Daftar seratus orang terpenting di dunia bagi kita hamper boleh dipastikan berisi nama – nama orang yang bayak dimuat dalam media. Paul Lazarsfeld dan Robert Merton, dalam karya mereka yang berpengaruh, “Mass Comunication, Popular Taste, and Organized Social Action”(1951), mengatakan : “Jika anda benar – benar penting, anda akan menjadi pusat perhatian massa dan jika anda menjadi pusat perhatian massa, berarti anda memang penting”. 5. Fungsi membius Salah satu fungsi media yang paling menarik dan paling banyak diluapkan adalah fungsi membiusnya (narcotizing). Ini berarti bahwa apabila media menyajikan informasi tentang sesuatu, penerima percaya bahwa tindakan tertentu telah diambil. 6. Fungsi menciptakan rasa kebersatuan
14
Salah satu fungsi kpmunikasi massa yang banyak orang tidak menyadarinya adalah kemampuannya membuat kita merasa menjadi anggota suatu kelompok 5 .
Proses komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaaat. Proses komunikasi adalah pengoperan dan penerimaan dari lambing – lambing yang mengandung arti, proses komunikasi melalui media adalah proses pengoperan dari lambing – lambing dioperkan melalui saluran – saluran yang dikenal sebagai pers, televisi, radio, telepon, dan lain – lain. Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan para ahli komunikasi. Banyak ragam dan titik tekan yang dikemukakannya. Namun, dari sekian banyak definisi itu ada benang merah kesamaan definisi satu sama lain. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa. 2.1.1. Fungsi Komunikasi Massa Menurut Joseph R. Dominick untuk menganalisa komunikasi massa, diperlukan dua buah tahapan yang berbeda. Pertama, menggunakan perspektif sosiologi dan meneropongnya melalui lingkup yang luas dengan mempertimbangkan 5
Sutaryo, Sosiologi Komunikasi, Arti Bumi Intaran, hal 91-95
15
fungsi – fungsi yag ditujukan oleh media massa bagi keseluruhan masyarakat. Kedua, dengan melihat melalui lingkup yang lebih dekat, kepada khalayak secara perseorangan, dan meminta kepadanya agar memberikan laporan mengenai bagaimana mereka menggunakan media massa. Dari keterangan di atas, oleh Joseph R. Dominick, fungsi komunikasi massa dibagi menjadi beberapa point, yaitu 6 : 1. Pengawasan (Surveillance) Fungsi pengawasan adalah mengacu pada peranan berita dan informasi dari media massa. Orang – orang yang berada dibalik media massa, wartawan, koresponden, dan lain sebagainya, mengumpulkan berita dan informasi
yang
diperuntukan
bagi
khalayak
yang
memperolehnya. Informasi tersebut disebarkan kepada
tidak
bisa
organisasi –
organisasi media massa dengan jaringan yang luas dan peralatan yang canggih keseluruhan dunia. Fungsi pengawasan dibagi menjadi dua, yaitu : a. Pengawasan peringatan (warning or beware surveillance) Jika media massa menyampaikan informasi kepada khalayak mengenai kejadian – kejadian, seperti bencana alam, kondisi ekonomi yang naik turun, demonstrasi, serangan militer, adalah fungsi media massa sebagai pengawasan peringatan. Peringatan ini
6
Lukiati Komala dan Elvirano Ardianto, Komunikasi Massa, Suatu Pengantar, Simbiosa Rekatama media, Bandung 2004, hal 15-18
16
dapat
diinformasikan
secara
jangka
waktu
lama
(secara
bersambung mengenai sebuah informasi) b. Pengawasan instrumental (instrumental surveillance) Pengawasan ini berhubungan dengan penyebaran informasi yang berguna bagi kehidupan sehari – hari. Berita mengenai kebutuhan pokok, produk – produk terbaru, dan lain sebagainya. 2. Penafsiran (Interpretation) Media massa tidak hanya menyampaikan fakta dan data, namun juga memberikan informasi dengan interpretasi mengenai peristiwa – peristiwa yang sangat penting. Seperti tajuk rencana pada sebuah media massa. Dimana didalamnya terdapat komentar dari pemikiran para redaktur mengenai topic berita yang paling penting pada hari tajuk rencana tersebut disiarkan. Tujuan penafsiran ini adalah untuk mengajak para pemirsa guna memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antar kelompok. 3. Hubungan (Linkage) Fungsi hubungan dari media massa ini sangat berpengaruh pada khalayak sehingga sering disebut dengan “public making” ability of media massa. Media massa mampu menghubungkan unsur – unsur yang terdapat 17
dalam masyarakat dan tidak bisa dilakukan secara langsung oleh perseorangan. Misalnya proses kegiatan periklanan, kampanye seorang pemimpin partai untuk bisa berhubungan dengan para pengikutnya. Hal ini berkaitan dengan perilaku seseorang, baik positive constructive maupun negative destruktif, sehingga khalayak akan mengetahui apa saja saat media massa menyiarkannya. 4. Sosialisasi Nilai – nilai (Transmission of value) Sosialisasi adalah sebuah proses transmisi nilai – nilai (transmission of value) yang mengacu pada cara – cara dimana seseorang mengadopsi perilaku dan nilai – nilai dari sebuah kelompok. Media massa menyajikan mengenai penggambaran masyarakat. Dan dengan menonton seseorang akan mempelajari bagaimana khalayak berprilaku dan nilai – nilai apa saja yang penting. 5. Hiburan (Entertainment) Hiburan merupakan fungsi media massa yang lain. Sebagai media massa dengan isinya, memiliki peran untuk membuat khalayak menjadi terhibur. Bagi khalayak sangat penting untuk melepaskan saraf – saraf yang tegang setelah seharian bekerja dengan menikmati isi dari media massa.
18
2.2 Televisi sebagai Media Massa Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam alat komunikasi antar manusia, maka media yang paling dominant dalam berkomunikasi adalah panca indera manusia seperti mata dan telinga. Pesan – pesan yang diterima panca indera selanjutnya diproses dalam pikiran manusia untuk mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan dalam tindakan 7 . Stasiun televisi adalah tempat kerja yang sangat kompleks yang melibatkan banyak orang dengan berbagai jenis keahlian. Juru kamera, editor gambar, reporter, ahli grafis, dan staf operasional lainnya harus saling berinteraksi dan berkomunikasi dalam upaya untuk menghasilkan siaran yang sebaik mungkin. Suasana kerja pada stasiun televisi terkadang penuh ketegangan, khususnya menjelang suatu program akan ditayangkan, sehingga diperlukan kesigapan dan kecepatan kerja karena dikejar – kejar tenggat waktu (deadline). Komunikasi yang cepat adalah hal vital dalam pemberitaan TV. Harus tercipta saling pengertian dari setiap orang yang bekerja dalam proses kreatif ini 8 ..
7
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Maret
8
Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir (ramdina prakarsa) hal.9
19
Penonton televisi yang mengikuti suatu program berita ingin mengetahui tentang semua masalah yang berpengaruh pada hidup mereka. Ada banyak kejadian di masyarakat yang dapat di beritakan selain masalah politik, konflik social, kejahatan, korupsi, atau berita kontroversi. Jangan beranggapan bahwa pemirsa hanya tertarik pada masalah politik, bayak yang tidak. Penonton menginginkan suatu program berita dapat menyajikan menu berita yang beragam, jadi harus ada percampuran yang tepat antara berbagai tipe atau jenis berita yang ingin ditayangkan 9 . Berbagai jenis program itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya, yaitu : program informasi (berita) dan program hiburan (entertainment). Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan dan pengetahuan (informasi) kepada khalayak. Program informasi kemusian dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu berita keras (hard news) dan berita ringan (soft news). Hard news adalah segala informasi penting dan menarik yang harus segera untuk diketahui khalyak. Dan Soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Stasiun televisi menggunkan berbagai istilah (nama) untuk jenis berita lunak misalnya news magazine, current affair, dan lain – lain.
9
Ibid hal.35
20
Sama seperti media massa yang lain, televisi memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri keunggulan televisi dapat terlihat dari sisi pragmatis yaitu : 1. Menyangkut isi dan bentuk, media televisi meskipun direkayasa mampu membedakan fakta dan fiksi realitas dan tidak terbatas. 2. Memiliki khalayak yang tetap memerlukan keterlibatan tanpa perhatian sepenuhnya, dan intim. 3. Memiliki tokoh berwatak, sementara media lain hanya memiliki bintang yang direkayasa. Televisi juga memiliki kelemahan, yaitu : 1. Kecenderungan televisi untuk menempatkan khalayaknya sebagai obyek yang pasif, sebagai penerima pesan. 2. Mendorong proses alih nilai dan pengetahuan yang cepat. 3. Sifatnya sangat terbbka dan menjadikan sulit dikontrol dampak negatifnya. 4. Pergerakan penyiaran televisi begitu cepat mendahului perkembangan masyarakat dan budaya khalayak pemirsanya. 5. Kecenderungan para pengelolah televisi yang memanfaatkan kelebihan – kelebihan televisi dan lebih berorientasi pada pertimbangan komersial atau bisnis, sehingga menyampingkan faktor pendidikan 10 . Televisi juga mempunyai beberapa fungsi, yaitu :
10
A. Alatas Fahmi, “Bersama Televisi Merenda wajah Bangsa”, YPKMD, Jakarta, 1997
21
1. Fungsi Penerangan (The Information Function) 2. Fungsi Pendidikan (The Education Function) 3. Fungsi Hiburan
(The Entertainment Function)
Menurut Skomis dibandingkan dengan media massa lainnya, seperti radio, surat kabar, majalah, buku dan sebagainya. Televisi tampaknya mempunyai sifat istimewa karena televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar. Bisa bersifat informatif, hiburan maupun pendidikan, bahkan gabungan dari ketiga unsur diatas 11 .
2.3 Berita 2.3.1 Pengertian berita Berita adalah hasil rekontruksi tertulis dari realitas social yang terdapat dalam kehidupan. Itulah sebabnya ada orang yang beranggapan bahwa penulisan berita lebih merupakan pekerjaan merekonstruksi realitas sosial ketimbang gambaran dari realitas itu sendiri. Berita juga didefinisikan sebagai laporan – laporan peristiwa yang terjadi yang ingin diketahui oleh umum dengan sifat – sifat actual dan terjadi di lingkungan masyarakat mengenai tokoh terkemuka serta memberikan dampak bagi masyarakat. Berita menurut Nancy Nasution yaitu Laporan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi, yang ingin diketahui oleh umum, dengan sifat-sifat aktual, terjadi di
22
lingkungan pembaca, mengenai tokoh terkemuka, akibat peristiwa tersebut berpengaruh terhadap pembaca Berita menurut W.J.S. Purwadarminta yaitu laporan tentang satu kejadian yang terbaru (ibid). Kedua pengertian ini menimbulkan pendapat bahwa tidak semua yang tertulis dalam surat kabar atau majalah bisa disebut sebagai berita. Iklan dan resep masakan tidak bisa disebut berita. Yang disebut berita adalah laporan tentang sebuah peristiwa. Dengan perkataan lain, sebuah peristiwa tidak akan pernah menjadi berita bila peristiwa tersebut tidak dilaporkan. Ciri – ciri berita adalah actual, disusun sesuai dengan kaidah jurnalistik, berita yang disampaikan berimbang atau cover both side dan disiarkan secepat mungkin. Dengan adanya berita, kebutuhan masyarakat akan informasi bisa terpenuhi. Entah itu informasi tentang ekonomi, politik, social, budaya, entertainment bahkan lifestyle. Ada berbagai ragam program siaran televisi yang didasarkan pada isi beritanya, yaitu berita hiburan (entertainment), ekonomi, criminal, sosial, budaya, politik, dan peristiwa yang penting. Isi dari berita tersebut merupakan kebutuhan khalayak yang haus akan informasi, sehingga media mengambil perannya dalam memberikan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat 12 .
11
Iswandi Syahputra, Jurnalistik Infotainment, Kancah Baru Jurnalistik Dalam Industri Televisi, Pilar Media 2006, hlm 70 12 Alam S. Ekonomi, PT. Gelora Asara Pratama. Jakarta, 2007
23
2.3.2 Jenis – jenis berita Kalau kita sepakat bahwa yang menjadi bahan dasar berita adalah realitas sosial dalam bentuk peristiwa, maka jelas peristiwa itu bermacam-macam. Dari peristiwa orang berseminar. Ada pula peristiwa pembunuhan. Bahkan ada peristiwa pembatalan SIUPP. Untuk memudahkan penggolongan jenis-jenis berita berdasarkan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia, Maryono Basuki membagi berita berdasarkan: (1) sifat kejadian; (2) masalah yang dicakup; (3) lingkup pemberitaan; dan (4) sifat pemberitaan. Berdasarkan tempat kejadian, terdapat 4 jenis berita, yaitu : 1. Berita yang sudah diduga akan terjadi Misalnya : wawancara seorang wartawan dengan Goenawan Mohamad yang tampil dalam sebuah seminar. 2. Berita tentang peristiwa yang terjadi mendadak sontak. Misalnya : peristiwa kebakaran kantor sentral telepon 3. Berita tentang peristiwa yang direncanakan akan terjadi. Misalnya : peristiwa peringatan Hari Lingkungan Hidup setiap 5 Juni. 4. Berita tentang gabungan peristiwa terduga dan tidak terduga. Berdasarkan masalah yang dicakup : Masalah di sini biasanya merujuk kepada aspek kehidupan yang ada di tengah-tengah masyarakat. Secara umum, terdapat empat aspek kehidupan manusia, yaitu: aspek sosial, ekonomi, politik, dan kebudayaan. Tetapi, seiring dengan perkembangan masyarakat, keempat aspek ini 24
terasa tidak memadai lagi. Ia perlu dipecah lagi menjadi berbagai aspek. Karena itu, tidak ada salahnya menggolongkan jenis berita berdasarkan masalah yang dicakup menurut jumlah kementrian yang ada dalam Kabinet Pembangunan 6. Atas dasar pemikiran ini, jenis-jenis berita tersebut menjadi: berita dalam negeri, berita luar negeri, berita hukum, berita sosial, berita pendidikan dan kebudayaan, berita pertanian, berita lingkungan hidup, berita perumahan, berita pemuda dan oleh raga, berita transmigrasi, berita kesehatan, berita ilmu pengetahuan, berita kopersi, berita pertanahan, berita penerangan, berita perindustrian, berita perbankan, berita perhubungan, berita perdagangan, berita kehutanan, berita agama, berita pertambangan, dan berita pangan. Berdasarkan
lingkup
pemberitaan.
Lingkup
pemberitaan,
biasanya,
dibagi menjadi empat bagian, yaitu lokal, regional, nasional, dan internasional. Sebuah berita disebut berlingkup lokal kalau peristiwa yang dilaporkannya terjadi di sebuah kabupaten dan akibatnya hanya dirasakan di daerah itu, atau paling-paling di kabupaten lain dalam propinsi yang sama. Sebuah berita disebut berlingkup nasional kalau pelaporan peristiwa yang terjadi di satu negara dapat dirasakan di negara lain. Berdasarkan sifat pemberitaan. Sifat berita bisa dilihat dari isinya. Ada isi berita yang memberitahu, mendidik, menghibur, memberikan contoh,
25
mempengaruhi, dan sebagainya. Bisa saya sebuah berita mempunyai sifat lebih dari satu. Tetapi, sifat berita yang terutama adalah memberitahu 13 .
2.4 Departemen Pemberitaan Bagian pemberitaan (News Departement) merupakan salah satu unit dalam perusahaan televises yang memiliki struktur dan sifat dalam melakukan produksi acara yang tidak sama dengan unit lainnya. Perbedaan itu terletak pada kerja yang tidak sama dengan departemen lainnya, struktur organisasi pada bagian pemberitaan (news program) stasiun televisi biasanya terdiri dari sejumlah jabatan mulai dari direktur pemberitaan, eksekutif produser, produser, coordinator liputan, reporter, dan kameramen 14 .
2.4.1 Direktur pemberitaan Direktur pemberitaan terbaik adalah seorang yang independent, bahkan ia harus independent dari pemilikstasiun televisi itu sendiri. Agar dalam melaporkan berita secara akurat dan adil, staf pemberitaan dan direktur pemberitaan harus bebas dari tekanan politik dan ekonomi. Direktur pemberitaan mebutuhkan akses langsung
13 14
Ditjen Pendidikan Tinggi Dep P dan K, 1978: 148 Morissan. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Penerbit Ramdina Prakarsa hal 275
26
dengan pimpinan stasiun televisi karena suatu beita besar dapat terjadi setiap saat dan btuh keputusan cepat untuk menayangkannya 15
2.4.2 Produser Eksekutif Produser Eksekutif bertanggung jawab atas penampilan jangka panjang program berita secara keseluruhan. Produser eksekutif bertugas memikirkan setting, dekorasi, latar belakang atau tampilan suatu program berita yang akan menjadi cirri khas program berita itu sendiri. Produser eksekutif melakukan pengawasan terhadap kerja reporter dan produser serta memastikan staf redaksi mematuhi style yang telah ditetapkan dan konsisten pada ketetapan itu. Produser eksekutif bertanggung jawab terhadap beberapa program acara khususnya berita, ia juga memiliki keputusan akhir mengenai berita apa yang harus ditayangkan atau tidak. Ia juga harus memikirkan cara untuk memperbaiki mutu program dan menjaga peringkat acara agar tetap baik 16 .
2.4.3 Produser Pada stasiun tv, produser bertanggung jawab terhadap suatu program acara. Produser akan memutuskan berita – berita apa saja yang akan disiarkan dalam 15
Ibid hal 268
27
program beritanya, berapa lama durasi suatu berita ditanyangkan, format berita apa yang akan digunakan (apakah VO, Paket, Reader,dll), berapa VO, dan berapa paket yang harus dibuat, secara garis besar produser bertugas membentuk program beritanya. Jika dirinci lagi maka terdapat beberapa jenis produser yaitu : Produser Acara (Show Producer), Produser Rekanan (Associate Producer) dan Produser Lapangan (Field Producer)
2.4.4 Reporter Reporter bekerja secara langsung dibawah pengawasan redaktur tertentu (criminal, kota, olahraga, dsb). Mereka bergabung dengan jajaran redaksi yang disebut desk. Dalam intinya reporter dikenal sebagai beat man dan rekanannnya yang lain disebut leg man. Beat man ditandai dengan tugas rutinnya meliput kota pengadilan, markas besar kepolisian, hotel – hotel dan sebaginya. Leg man adalah reporter khusus yang ditugaskan meliput peristiwa – peristiwa tertentu oleh desknya. Reorter pada sebagian besar peliputan berita adalah seorang produser dan sutradara yang memiliki tugas ganda : memastikan bahwa kameramen mendapatkan semua news shot (gambar berita) yang dibutuhkan untuk menyampaikan laporan berita, serta mengumpulkan informasi factual selengkap – lengkapnya untuk menulis voice over.
16
Morissan.ibid, Hal. 276
28
2.4.5 Kameramen Kameramen bertugas mengambil gambar. Selain itu, seorang kameramen harus paham betul tentang teknik pengambilan gambar. Adapun beberapa teknik pengambilan gambar sebagai berikut : 1. Sudut pengambilan gambar a. Bird Eye View Pengambilan gambar dilakukan dari atas ketinggian tertentu sehingga memperlihatkan lingkungan yang sedemikian luas dengan benda – benda lain yang tampak dibawah sedimikian kecil. Pengambilan gambar biasanya menggunakan helicopter maupun dari gedung – gedung tinggi. b. High Angle Sudut pengambilan gambar tepat di atas objek, pengambilan gambar seperti ini memiliki arti yang dramatic, yaitu kecil atau kerdil. c. Low Angle Pengambilan gambar diambil dari bawah si objek, sudut pengambilan gambar ini merupakan kebalikan dari high angle. Kesan yang ditimbulkan dari sudut pandang ini yaitu keagungan atau kejayaan. d. Eye Level
29
Pengambilan gambar ini mengambil sudut sejajar dengan mata objek. Tidak ada kesan dramatic tertentu yang didapat dari eye level ini, yang ada hanya memperlihatkan pandangan mata seseorang yang berdiri. e. Frog Level Sudut pengambilan gambar ini diambil sejajar dengan permukaan tempat objek berdiri, seolah – olah memperlihatkan objek menjadi sangat besar.
2. Ukuran gambar (Frame Size) a. Extreme Close Up Pengambilan gambar sangat dekat sekali, hanya menampilkan bagian tertentu pada tubuh objek. Fungsinya untuk kedetailan suatu objek. b. Big Close-up (BCU) Pengambilan gambar hanya sebatas kepala hingga dagu objek. Fungsi ini untuk memperlihatkan ekspresi dari yang dikeluarkan objek. c. Close-up (CU) Ukuran gambar sebatas hanya dari ujung kepala hingga leher. Fungsi untuk memberi gambaran jelas terhadap objek.
30
d. Medium Close-up (MCU) Gambar yang diambil sebatas dari ujung kepala hingga dada. Fungsinya untuk mempertegas profil seseorang sehingga penonton jelas. e. Mid Shoot (MS) Pengambilan gambar sebatas dari kepala hingga pinggang. Fungsinya memperlihatkan objek secara jelas. f. Knee Shoot (KS) Pengambilan gambar sebatas kepala hingga lutut. Fungsinya hamper sama dengan Mid Shoot. g. Full Shoot (FS) Pengambilan gambar penuh objek dari kepala hingga kaki. Fungsinya memperlihatkan objek beserta lingkungannya. h. Long Shoot (LS) Pengambilan gambar lebih luas daripada Full Shot. Fungsinya menunjukkan objek dengan latar belakangnya.
31
i. Extreme Long Shoot (ELS) Pengambilan gambar melebihi Long Shoot, menampilkan lingkungan si objek secara utuh. Fungsinya menunjukkan bahwa objek tersebut bagian dari lingkungannya. j. 1 Shoot Pengambilan
gambar
satu
objek.
Fungsinya
memperlihatkan
seseorang/benda dalam frame. k. 2 Shoot Pengambilan gambar dua objek. Fungsinya memperlihatkan adegan dua orang yang sedang berkomunikasi. l. 3 Shoot Pengambilan gambar tiga objek. Fungsinya memperlihatkan adegan tiga orang sedang mengobrol. m. Group Shoot Pengambilan gambar sekumpulan objek. Fungsinya memperlihatkan adegan sekelompok orang dalam melakukan suatu aktifitas.
32
3. Gerakan Kamera (Moving Kamera) a. Zooming (In/Out) Gerakkan yang dilakukan oleh lensa kamera mendekat maupun menjauhkan objek. Gerakan ini merupakan fasilitas yang disediakan oleh kamera video dan kameramen hanya mengoperasikannya saja. b. Panning (Left/Right) Yang dimaksud dengan gerakkan panning yaitu kamera bergerak dari tengah ke kanan atau dari tengah ke kiri. Namun bukan kameranya yang bergerak, tapi tripodnya yang bergerak sesuai dengan arah yang diinginkan. c. Tilting (Up/Down) Gerakkan tilting yaitu gerakkan dari bawah ke atas atau sebaliknya. Masih menggunakan tripod sebagai alat bantu agar hasil gambar yang didapat memuaskan dan stabil. d. Dolly (In/Out) Gerakan yang dilakukan yaitu gerakan maju mundur, hampir sama dengan Zooming namun pada dolly yang bergerak adalah tripod yang telah diberi roda dengan cara mendorong tripod maju ataupun menariknya mundur.
33
e. Follow Pengambilan gambar dilakukan dengan cara mengikuti objek dalam bergerak searah. f. Framming (In/Out) Framing adalah gerakan yang dilakukan oleh objek untuk memasuki (in) atau keluar (out) framing shoot. g. Fading (In/Out) Merupakan pergantian gambar secara perlahan – lahan. Apabila gambar baru masuk menggantikan gambar yang sudah ada disebut fade in, sedangkan gambar yang ada perlahan – lahan menghilang dan digantikan gambar baru disebut fade out. h. Crane Shoot Merupakan gerakan kamera yang dipasang pada alat bantu mesin beroda dan bergerak sendiri bersama kameramen, baik mendekati maupun menjauhi objek.
34
4. Gerakan Objek (Moving Object) a. Kamera sejajar objek. Kamera sejajar mengikuti pergerakan objek, baik ke kiri maupun ke kanan. b. Walking (In/Out). Objek bergerak mendekati (in) maupun menjauhi (out) kamera.
Selain mengetahui teknik – teknik dalam pengambilan gambar, ada beberapa elemen penting yang harus ada dalam gambar. Adapun elemen – elemen tersebut sebagai berikut : a. Motivasi b. Informasi c. Komposisi d. Suara e. Sudut Kamera f. Kontinuitas
Selain teknik – teknik maupun tata cara pengambilan gambar, yang harus dimiliki oleh seorang kameramen yaitu sense of art atau rasa seni, karena setiap gambar yang diambil oleh kameramen merupakan karya seni. Setiap orang memungkinkan untuk menguasai teknik – teknik pengambilan gambar namun apabila 35
tidak memiliki rasa seni atau keindahan maka hasil yang didapatkan kurang maksimal. Jadi rasa seni yang tinggi dapat dijadikan modal utama untuk menjadi kameramen 17 . 2.4.6 Video Journalist Pada dasarnya tugas seorang Video Jurnalis (VJ) hampir sama dengan kameramen, yang membedakan hanyalah seorang VJ hanya bertugas seorang diri, tanpa didampingi oleh reporter. Selain mengambil gambar, VJ juga bertugas untuk mencari berita. Video Jurnalis adalah seorang jurnalis televisi yang melakukan peliputan secara mandiri dari mulai pra produksi sampai pasca produksi. Video journalist atau biasa juga disebut VJ secara sederhana berarti seorang yang memproduksi karya video. Di Indonesia, profesi VJ masih belum terlalu popular, Untuk liputan masih menggunakan dua orang, yaitu reporter dan kameramen. Yang paling mirip dengan VJ yakni kontributor, ada kontributor resmi dan ada juga sebagai freelancer. Baik yang resmi maupun freelance, ketika melakukan liputan di lapangan sebetulnya sama saja. Bedanya, seorang kontributor freelance tidak terikat dengan salah satu stasiun televisi. Video journalist adalah seorang yang melakukan peliputan secdiri mulai dari pra produksi hingga pasca produksi. Setelah dia melakukan peliputan dia akan
17
http://www.koma.or.id/main/index.php?option=com_content&view=article&id=76:teknikpengambilan-gambar&catid=34:artikel&Itemid=53
36
membawa kaset kantor lalu ikut dubbing mendampingi editor hingga paket itu jadi 18 . Video Journalist seorang VJ harus memiliki dua kemampuan sekaligus, yakni kemampuan jurnalistik dan teknis. Kemampuan jurnalistik berarti seorang VJ harus paham betul bagaimana meliput serta menyajikan berita dengan baik. Kemampuan teknis, seorang VJ harus mampu menggunakan video kamera. Bahkan seorang VJ bisa langsung mengupload hasil liputannya ke kantor berita dimana mereka bekerja. Stasiun televisi besar seperti CNN dan BBC memiliki ribuan VJ di seluruh dunia. 19
2.5 Proses Produksi Televisi Suatu tahapan perencanaan, pewujudan, pelaksanaan struktur. Tahapan suatu program televises terdiri dari tiga bagian yang lazim disebut standar operation procedure (SOP). Tiga bagian dari Proses Produksi adalah : 1. Pra – Produksi 2. Produksi 3. Pasca Produksi
18 19
Hasil wawancara dengan Fauzan Dahlan, Koordinator Liputan Metro Siang, Selasa 13 Juli 2010 www.wikipedia.com/videojournalist
37
2.5.1 Pra – Produksi (perencanaan dan persiapan) Proses pra – produksi adalah mengadakan rapat redaksi yang mencakup rapat dan evaluasi. Proses dealing untuk mengadakan janji wawancara dan dimana hasil wawancara reporter dan kameramen baik yang mencakup statement dari narasumber maupun hasil dari gambar narasumber yang berupa stock shot gambar ataupun dalam gambar wawancara, kemudian hasil tersebut dilakukan Time Code. Pada dasarnya peran Video Journalist adalah gabungan antara reporter dan kameramen. Akan tetapi peran ini hanya dilakukan seorang diri. Adapun Peran Video Journalist yang dilaksanakan pada proses tahap pra produksi antara lain 20 : a. Conception, Unsur Awal dari kerja liputan ini berkaitan dengan apa yang disebut pencarian berbagai ide/gagasan b. Feasibility Study, Peran Video Journalist dalam mempersiapkan peliputan, bukan sekedar perangkat yang harus dimiliki wartawan melainkan juga meliputi hal – hal lainnya. c. Go-No-go Decision, langkah pengukuran terhadap hasil liputan yang dilakukan d. BaseBuliding, Peran Video Journalist yang berkaitan dengan upaya untuk mencari dasar pijakan dalam menganalisis sebuah kasus.
20
Septiawan K.Santana. Jurnalisme Investigasi. 11 langkah Paul williams. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. Hal 159-170
38
e. Planning, perencanaan ini berkaitan dengan kerja pengumpulan penyusunan, dan pemilihan orang yang yang akan melaksanankan tugas tertentu. 2.5.2 Produksi Sesudah melakukan perencanaan dan persiapan selesai kemudian pelaksanaan produksi dimulai. Produser bekerja sama dengan asisten dan editor mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan (shooting script) menjadi gambar, susunan gambar yang dapat bercerita. Dalam pelaksanaan produksi ini, produser menentukan jenis shoot yang akan diambil (shoot list). Adapun peran Video Journalist yang dilaksanakan pada tahap produksi berita antara lain 21 : a. Original Reaserch, dilakukan untuk pencarian data, penggalian bahan, menembus rintangan. b. Reevaluation, peran Vj untuk mengevaluasi kembali segala hal yang telah dikerjakan dan didapat. c. Filling the Gaps, dilakukan untuk menutupi beberapa bagian bahan yang masih belum terdata. d. Final Evaluation, peran Vj untuk mengukur hasil laporan dengan kemungkinan buruk atau negative yang dapat dievaluasi sebagai bahan pembelajaran.
39
e. Writing and Rewriting, peran Vj untuk melaporkan hasil liputan. f. Mengambil Gambar, disini peran VJ seperti Kameramen, mengambil stock shot gambar dan menjaga kontinuitas gambar. 2.5.3 Pasca Produksi Setelah kedua tahap tersebut sudah dilakukan, masuklah ke tahap pasca produksi. Dalam tahap ini editor lah yang mempunyai peranan penting. Editor menyatukan gambar dan suara sehingga menjadi suatu paket berita yang siap tayang. 22 2.6 Peran Peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti perangkat tingkah yang yang diharapkan oleh orang yang berkedudukan di masyarakat.Teori peran (role Theory) adalah salah satu teori yang termasuk dalm perspektif Struktural yang menjelaskan perilaku seseorang dalma masyarakat. William James dan John Dewey menguraikan bahwa struktur sosial yang ada adalah cerminan kebiasaaan individu dan kelompok di dalam masyarakat. Para sosiolog yakin bahwa struktur sosial terjadi atas jalinan interaksi antar individu dalam masyarakt. Struktur social menebabkan kita mengalami kehidupan social yang sudah terpola sebelumnya.
21
Ibid Fred Wibowo, Teknnik Produksi Program Televisi, Pinus Book Publisher,2007,Yogyakarta,hal 3842 22
40
Sosiolog lain yaitu Robert Park dari Chicago University berpendapat bahwa masyarakat mengorganisasikan, mengintegrasikan, dan mengarahkan kekuatan – kekuatan individu kedalam berbagai macam peran (roles). Melalui peran inilah kita mengetahui siapa kita dan apa peran kita. Konsep kita tentang diri kita tergantung pada peran yang kita lakukan di dalam masyarakat. Apakah kita ini seorang polisi, dokter, pencuri, atau seorang ayah/ kepala rumah tangga, single parent, atau seorang Nasrani, Islam, Budha, Hindu, dan lain sebagainya. Menurut teori peranan (role Theory), peranan adalah sekumpulan tingkah laku yang dihubungkan dengan suatu posisi tertentu (Sarbin Allen, 1968; Biddle & Thomas, 1996). Menurut teori ini, peranan yang berbeda membuat jenis tingkah laku yang berbeda pula. Tingkah laku akan berbeda atau selalu menyesuaikan dalamm setiap situasi yang dihadapi. Pada seseorang yang menjalankan peranan dalam situasi tertentu akan berperan berbeda pada situasi yang lainnya. Jadi tiap orang nempunyai peran pada masing – masing situasi, seperti peran sebagai ayah dalam rumah tangga kemudian di tempat lain berperan sebagai bos/ pimpinan dalam perusahaan yang membawahi banyak anak buah, atau dalam situasi lain lagi berperan sebagai mahasiswa S3 di suatu universitas, dll. Teori peran merupakan perpaduan berbagai teori, orientasi maupun disiplin ilmu. Istilah ‘peran’ diambil dari dunia teater, dimana posisi aktor dalam dunia teater itu kemudian dianalogikan sebagai posisi seseorang dalam masyarakat (Biddle & Thomas, 1996). 41
Teori peran berkaitan dengan structural fungsional dalam sosiologi. Teori ini menganggap bahwa orang menduduki posisi dalam struktur social yang pada tiap posisinya memiliki peranan masing – masing. Peranan adalah sekumpulan harapan atau perilaku yang berhubungan dengan posisi dalam struktur social, dan gagasan ini menyatakan peranan selalu dipertimbangkan dalam konteks relasi karena hanya dalam relasi peranan dapat dikanali (Munson dan Balgopal, 1978). Seorang antropolog, Robert Linton (1936) menguraikan bahwa teori peran menggambarkan interaksi social dalam terminology aktor – aktor yang bermain sesuai dengan apa yang ditetapkan oleh budaya. Teori ini mengharapkan supaya seseorang berprilaku sesuai dengan peran atau status yang disandangnya dalam masyarakat. Teori peranan berkaitan dengan teori struktural fungsional dalam sosiologi. Teori ini menganggap bahwa orang menduduki posisi dalam struktur sosial dan setiap posisi memiliki peran. Peranan adalah sekumpulan harapan atau perilaku yang berhubungan dengan posisi dalam struktur sosial, dan gagasan ini menyatakan peranan selalu dipertimbangkan dalam konteks relasi karena hanya dalam relasi peranan dapat dikenali (Munson dan Balgopal, 1978). 23
23
Teguh Aditya Teori Peranan Dalam Pekerjaan Sosial (http://blogs.unpad.ac.id/teguhaditya/script.php/read/teori-peranan-dalam-pekerjaan-sosial)
42