BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
PenelitianTerdahulu Penelitian
di
bidang
mitigasi
bencana
alam
khususnya gempa bumi juga telah banyak dilakukan sebelumnya, seperti penelitian yang dilakukan oleh Coburn dkk (2002), dimana mereka menjelaskan bahwa untuk mengurangi resiko terjadinya korban jiwa dan kerusakan maka diperlukan respon yang terkoordinasi dengan baik ketika terjadi bencana. Selain itu perlu dilakukan perluasan sistem dengan membentuk kelompok-kelompok masyarakat atau organisasi tertentu, dimana masing-masing kelompok masyarakat
dan
organisasi
tersebut
nantinya
dapat
mengandalkan sumber daya dan kemampuan mereka sendiri pada saat terjadi bencana. Dan hal ini memerlukan susunan organisasi yang efisien baik sumber daya, staf dan prioritas
tindakan
berhubungan
dengan
waktu
dan
pemahaman tentang konsekuensi kemungkinan terjadinya bencana. Haifani (2008) merumuskan beberapa hal mengenai manajemen resiko bencana bumi pada kasus gempa bumi Yogyakarta 27 Mei 2006, salah satunya adalah pendidikan dan pelatihan kebencanaan perlu segera diimplementasikan dan secara periodik dilakukan penyegaran, disampaikan 6
7
pula mengenai pemahaman akan sumber bahaya dan potensinya
kepada
masyarakat.
Hal
tersebut
dapat
dilakukan dengan menyelenggarakan diklat, penyebaran brosur, dan pamflet. Dengan maksud untuk menumbuhkan dan
meningkatkan
pemahaman,
kesadaran
dan
kesiapsiagaan masyarakat akan bahaya gempa bumi, sehingga kerugian dan korban dapat dikurangi pada saat kejadian.
2.2
Landasan Teori Bencana
menurut
Undang-Undang
Republik
Indonesia Nomor 24 pasal 1 Tahun 2007 adalah peristiwa atau
rangkaian
peristiwa
yang
mengancam
dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, gempa dan tanah longsor.
8
1.
Gempa Bumi Gempa bumi adalah suatu peristiwa alam dimana
terjadi getaran pada permukaan bumi akibat adanya pelepasan energi secara tiba-tiba dari pusat gempa. Energi yang dilepaskan tersebut merambat melalui tanah dalam bentuk gelombang getaran. Gelombang getaran yang sampai ke permukaan bumi disebut gempa bumi. Gempa bumi yang disebabkan karena interaksi lempeng tektonik dapat menimbulkan gelombang pasang apabila terjadi di samudera. Dengan wilayah yang sangat dipengaruhi oleh pergerakan lempeng tektonik ini, Indonesia sering mengalami tsunami. Tsunami yang terjadi di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh gempa-gempa tektonik di sepanjang daerah subduksi dan daerah relatif aktif lainnya (Puspito, 1994).
2.
Tanah Tanah adalah hasil pengalihragaman bahan mineral
dan organik yang berlangsung di muka daratan bumi di bawah pengaruh faktor-faktor lingkungan yang bekerja selama waktu yang sangat panjang, dan mewujud sebagai suatu tubuh dengan organisasi dan morfologi tertakrifkan (Schroeder,1984). Selain itu tanah dalam arti lain yaitu semua bahan,organik,dan anorganik,yang ada di atas lapisan batuan tetap (I.S Dunn dkk,1992).
9
Sistem klasifikasi tanah adalah suatu sistem pengaturan beberapa jenis tanah yang berbeda-beda tapi mempunyai sifat yang serupa ke dalam kelompokkelompok dan sub kelompok-sub kelompok berdasarkan pemakaiannya.(Das, 1995).
3.
Gunung Api Para ahli sampai saat ini belum mendapatkan kata
sepakat mengenai batasan atau istilah baku dari definisi gunung api secara jelas. Ilmu yang secara khusus mempelajari gunung api adalah vulkanologi. Ada beberapa ahli yang mendefinisikan gunung api. Koesoemadinata (1997) menyatakan bahwa gunung api adalah lubang atau saluran yang menghubungkan suatu wadah berisi bahan yang disebut magma. Suatu ketika bahan tersebut ditempatkan melalui saluran bumi dan sering terhimpun di sekelilingnya sehingga membangun suatu kerucut yang dinamakan gunung api. Matahalemual (1982) menyatakan bahwa gunung api (vulkan) adalah suatu bentuk timbulan di muka bumi, pada umumnya berupa suatu kerucut raksasa, kerucut terpacung, kubah ataupun bukit yang diakibatkan oleh penerobosan magma ke permukaan bumi.
10
4.
Bumi Bumi adalah planet yang menempati urutan ketiga
dalam Tata Surya, setelah planet Mercurius dan Venus, dan planet Bumi merupakan satu-satunya planet pada Tata Surya ini yang dihuni mahluk hidup terutama manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Atmosfer Bumi terdiri dari beberapa unsur zat, yang secara tersusun unsur zat yang ada pada lapiasan bumi, sebagai berikut:
Zat lemas 78%,
Oksigen 21%, Orgon 0,9%, dan unsur lainya seperti karbon dioksida, dan ozon yang jumlahnya sangat sedikit Bumi terbungkus oleh lapisan atmosfer,dan permukaan Bumi tertutup oleh 71% lapisan air dan 29% terdiri dari daratan. Ukuran besar bumi hampir sama dengan venus dan bergaris tengah 12.640 km. Jarak antara bumi dengan matahari adalah 149 juga km. Bumi mengadakan rotasi 24 jam, berarti hari bumi = 24 jam. Arah rotasi bumi sama dengan arah revolusinya, ada pun revolusi bumi setiap tahunnya adalah 365,25 hari yakni dari barat ke timur. Inilah sebabnya mengapa matahari terbit lebih dulu di Irian Barat dari pada di Jawa. Munir(1996).
5.
Tsunami Tsunami diartikan sebagai gelombang laut dengan
periode panjang yang ditimbulkan oleh gangguan impulsif dari dasar laut. Gangguan impulsif tersebut bisa berupa
11
gempa bumi tektonik, erupsi vulkanik atau longsoran. Kecepatan tsunami yang naik ke daratan (run-up) berkurang menjadi sekitar 25-100 Km/jam dan ketinggian air. Selama kurun waktu 1600-2000 terdapat 105 kejadian tsunami yang 90 persen di antaranya disebabkan oleh gempa tektonik, sembilan persen oleh letusan gunung berapi dan satu persen oleh tanah longsor (Latief dkk., 2000). Wilayah pantai di Indonesia merupakan wilayah yang rawan terjadi bencana tsunami terutama pantai barat Sumatera, pantai selatan Pulau Jawa, pantai utara dan selatan pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau-pulau di Maluku, pantai utara Irian]aya dan 28elati seluruh pantai di Sulawesi. Laut Maluku adalah daerah yang paling rawan tsunami. Dalam kurun waktu tahun 1600-2000, di daerah ini telah terjadi 32 tsunami yang 28 di antaranya diakibatkan oleh gempa bumi dan 4 oleh meletusnya gunung
berapi
di
bawah
laut.