BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Tentang Saham
2.1.1 Pengertian Tentang Saham Menurut Sumantoro (1990:16) saham adalah penyertaan dalam modal dasar
suatu perseroan terbatas, sebagai tanda bukti penyertaan tersebut dikeluarkan surat saham/surat kolektif kepada pemilik yaitu pemegang saham. Sehingga seseorang yang memiliki saham perusahaan tertentu, maka ia adalah juga salah satu dari pemilik perusahaan tersebut. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat tersebut. Kertonegoro (1995:99) mendefinisikan saham sebagai bentuk modal penyertaan (equity capital) atau bukti posisi kepemilikan dalam suatu perusahaan. Menurut Robbert Ang (1997), saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan. Pengertian saham menurut Sutrisno (2008:310) adalah “bukti kepemilikan bagian modal atau tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas, yang memberi hak menurut besar-kecilnya modal yang disetor. Saham juga didefinisikan sebagai tanda penyertaan badan usaha suatu perusahaan. Selembar saham adalah selembar yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik (berapapun
20
21
porsinya) dari suatu perusahaan yang menerbitkan saham tersebut, sesuai dengan porsi kepemilikan yang tertera pada saham”.
2.1.2 Jenis-Jenis Saham
Menurut Kasmir (2008:210) saham dapat diklasifikasikan kedalam beberapa jenis. Terdapat beberapa sudut pandang yang sering digunakan untuk mengklasifikasikan saham, diantaranya yaitu:
1.
Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim a. Saham Biasa (Common Stocks) Diantara surat-surat berharga yang diperdangangkan di pasar modal, saham biasa (Common Stocks) adalah yang paling dikenal masyarakat. Diantara emiten (perusahaan yang menerbitkan surat berharga), saham biasa juga merupakan yang paling banyak digunakan untuk menarik dana dari masyarakat. Jadi saham biasa paling menarik, baik bagi pemodal maupun bagi emiten. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. b. Saham Preferen (Preferred Stocks) Saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan
22
pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak
mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.
2. Ditinjau dari cara peralihannya a.
Saham atas unjuk (Bearer Stocks) Pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah untuk
dipindahkan dari satu investor ke investor lainnya. Secara hukum,
siapa yang memegang sahma tersebut, maka dialah yang diakui
sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS. b.
Saham atas nama (Registered Stock) Merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, dan juga cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.
3. Ditinjau dari kinerja perdagangan a.
Blue – Chip Stocks Saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen.
b.
Income Stocks Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata – rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi.
23
c. Growth Stocks
1. (Well – Known) Saham – saham dari emiten yang memiliki
pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri
sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.
2. (Lesser – Known) Saham dari emiten yang tidak sebagai leader
dalam industri, namun memiliki ciri growth stock. Umumnya saham ini berasal dari daerah dan kurang populer di kalangan emiten. d. Speculative Stock Saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti. e. Counter Cyclical Stockss Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, di mana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi.
24
2.1.3 Elemen-elemen Harga Saham
Menurut Salim (2003:7-8) dalam bukunya Analisa Teknikal dalam
perdagangan Saham, mendefinisikan harga dan volume yang mendasari analisis
teknikal adalah sebagai berikut:
a. Open Open adalah harga pembuka atau harga perdagangan pertama untuk suatu periode. Ketika melakukan analisa data harian, Open sangat penting karena Open merupakan harga konsesus setelah semua partisipan melampaui satu malam bersamanya. b. High High adalah harga tertinggi atau harga perdagangan tertinggi untuk suatu periode. Pada titik ini akan ada lebih banyak penjual daripada pembeli. High juga mencerminkan harga tertinggi dimana pembeli bersedia membayar. c. Low Low adalah harga terendah atau harga perdagangan terendah untuk suatu periode. Pada titik ini akan ada lebih banyak pembeli daripada penjual. Low juga harus mencerminkan harga terendah dimana penjual bersedia menerima pembayaran. d. Close Close adalah harga penutup atau harga perdagangan terakhir untuk suatu periode.
25
e. Volume
Volume adalah jumlah saham atau kontrak yang diperdagangkan untuk suatu periode.
2.1.4 Harga Saham dan Faktor Yang Mempengaruhinya Harga saham merupakan nilai sekarang dari arus kas yang akan diterima
oleh pemilik saham dikemudian hari. Harga saham juga dapat diartikan sebagai
harga yang dibentuk dari interaksi para penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka terhadap profit perusahaan, untuk itu investor memerlukan informasi yang berkaitan dengan pembentukan saham tersebut dalam mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham. Faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham menurut Weston dan Brigham (1993:26-27) adalah proyeksi laba per lembar saham, saat diperoleh laba, tingkat resiko dari proyeksi laba, proporsi utang perusahaan terhadap ekuitas, serta kebijakan pembagian deviden. Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham adalah kendala eksternal seperti kegiatan perekonomian pada umumnya, pajak dan kendala eksternal seperti kegiatan perekonomian pada umumnya, pajak dan keadaan bursa saham. Investasi harus benar-benar menyadari bahwa disamping akan memperoleh keuntungan tidak menutup kemungkinan mereka akan mengalami kerugian. Keuntungan atau kerugian tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan investor menganalisis keadaan harga saham yang merupakan penilaian sesaat yang dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk diantaranya kondisi (Performance) dari perusahaan,
26
kendala-kendala eksternal, kekuatan penawaran dan permintaan saham di pasar, serta kemampuan investor dalam menganalisis investasi saham.
Menurut Alwi (2003,87), ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pergerakan harga saham atau indeks harga saham, antara lain:
1. Faktor Internal (Lingkungan mikro): a. Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti pengiklanan,
rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan keamanan produk, dan laporan penjualan.
b. Pengumuman pendanaan (financing announcements), seperti pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang. c. Pengumuman badan direksi manajemen (management-board of director announcements) seperti perubahan dan pergantian direktur, manajemen, dan struktur organisasi. d. Pengumuman pengambilalihan diversifikasi, seperti laporan merger, investasi ekuitas, laporan takeover oleh pengakuisisian dan diakuisisi, laporan divestasi dan lainnya. e. Pengumuman investasi (investment annuncements), seperti melakukan ekspansi pabrik, pengembangan riset dan, penutupan usaha lainnya. f. Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti negoisasi baru, kontrak baru, pemogokan dan lainnya. g. Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, earning per share
27
(EPS) dan dividen per share (DPS), price earning ratio (PER), net profit
margin (NPM), return on Investment (ROI), dan lain-lain.
2. Faktor eksternal (Lingkungan makro) Diantaranya antara lain :
a.
Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi
ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Pengumuman hukum (legal announcements), seperti tuntutan karyawan b.
terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya. c. Pengumuman industri sekuritas (securities announcements), seperti laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume atau harga saham perdagangan, pembatasan/penundaaan trading. d. Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan harga saham di bursa efek suatu negara. e. Berbagai isu baik dari dalam negeri dan luar negeri. 2.2 Analisis Harga Saham Secara umum, untuk dapat menilai dan memprediksi harga saham, kita dapat menggunakan dua metode analisis, yaitu: 1. Analisis Fundamental Menurut Zulfi (2011: 26) Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teknis ini
28
meniktiberatkan pada rasio finansial dan kejadian-kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Untuk
informasi finansial perusahaan khususnya berkaitan dengan penampilan
perusahaan, seperti volume penjualan, kekayaan, keuntungan, dan sebagainya.
Sedangkan yang terkait dengan ekonomi secara umum adalah mencakup pertumbuhan ekonomi, Data inflasi dan sebagainya. Analisis fundamental bertujuan menjawab pertanyaan apakah harga suatu saham murah atau mahal.
Beberapa tahapan analisis untuk melakukan analisis fundamental yaitu: a. Analisis Ekonomi Analisis ini menyangkut penilaian umum perekonomian dan pengaruh potensialnya terhadap hasi; sekuritas b. Analisis Industri Analisis industri akan memberiakn pemahaman tentang sifat dan operasi
dari
suatu
industri
yang
dapat
diguanakan
untuk
memperkirakan prospek pertumbuhan industri perusahaan-perusahaan di dalamnya serta prestasi saham-sahamnya. 2. Analisis Teknikal Analisis teknikal adalah terminologi yang kompleks untuk metode yang paling dasar dalam investasi. Secara sederhana analisis teknikal adalah studi harga dengan menggunakan grafik sebagai alat utama (Salam, 2003:20) Analisis teknikal adalah analisis terhadap pergerakan harga atau pengamatan terhadap pergerakan harga yang terjadi detik demi detik,
29
hari demi hari dalam jangka waktu tertentu yang ditampilkan dalam
bentuk diagram/chart. Ide utama dalam analisis teknikal adalah menggunakan data-data
pergerakan harga dari waktu yang telah lalu (Historical) untuk
menentukan kemana arah pergerakan harga selanjutnya. 2.3 Perhitungan Harga Saham
Untuk perhitungan saham biasa dapat dirumuskan kedalam formula berikut:
P = Dividend Yield + Capital Gain
2.4 Profitabilitas Dewasa ini banyak pimpinan mendasarkan kinerja perusahaan yang dipimpin pada financial performance. Paradigma yang dianut oleh banyak perusahaan tersebut adalah profit oriented. Perusahaan yang dapat meperoleh laba yang besar, maka dapat dikatakan berhasil, atau memiliki kinerja finansial yang bagus. Sebaliknya apabila laba yang diperoleh perusahaan relatif kecil, maka dapat dikatakan perusahaan kurang berhasil atau kinerja yang kurang baik. Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan manajemen perusahaan ( Brigham dan Gapenski, 2006). Dengan demikian dapat dikatakan profitabilitas perusahaan merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktivitas yang dilakukan pada periode akuntansi. Profitabilitas menurut Saidi (2004) adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Para investor menanamkan saham pada perusahaan adalah
30
untuk mendapatkan return, yang terdiri dari yield dan capital gain. Semakin tinggi kemampuan memperoleh laba, maka semakin besar return yang diharapkan
investor, sehingga menjadikan nilai perusahaan menjadi lebih baik.
Seringkali pengamatan menunjukkan bahwa perusahaan dengan tingkat
pengembalian yang tinggi atas investasi perusahaan yang memperoleh laba yang maka dapat dikatakan berhasil atau memiliki kinerja yang baik, sebaliknya besar, laba yang diperoleh perusahaan relatif kecil atau menurun dari periode kalau
sebelumnya, maka dapat dikatakan perusahaan kurang berhasil atau memiliki kinerja yang kurang baik. Laba yang menjadi ukuran kinerja perusahaan harus dievaluasi dari suatu periode ke periode berikutnya dan bagaimana laba aktual dibandingkan dengan laba yang direncanakan. Apabila seorang manajer telah bekerja keras dan berhasil meningkatkan penjualan sementara biaya tidak berubah, maka laba harus meningkat melebihi periode sebelumnya, yang mengisyaratkan keberhasilan. Menurut Kasmir (2008:196) rasio profitabilitas adalah rasio yang melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Rasio profitabilitas akan mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan dan memberi gambaran tentang efektivitas pengelolaan perusahaan. Menurut Kasmir (2008:199) rasio profitabilitas yang digunakan adalah : 1. Gross Profit Margin (GPM) Dirumuskan :
GPM =
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖 ℎ −𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖 ℎ
Sumber : Kasmir (2008:199)
31
2. Net Profit Margin (NPM) Dirumuskan :
NPM =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖 ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎 ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖 ℎ
Sumber : Kasmir (2008:199)
3. Return on Equity (ROE)
Dirumuskan :
ROE=
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖 ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎 ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖
×100%
Sumber : Kasmir (2008:199)
4. Return on Investment (ROI) Dirumuskan :
ROI=
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖 ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎 ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 (𝐸𝐴𝑇) 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
×100%
Sumber : Kasmir (2008:199)
2.5
ROI Hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama Return On
Investment (ROI) atau Return On Total Assets merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Semakin kecil (rendah) rasio ini, semakin kurang baik, demikian pula sebaiknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan.
32
Profitabilitas dapat diproksi melalui Return on Investment (ROI), karena
ROI merupakan salah satu dari profitability ratio (rasio laba). ROI dan Return on
Assets menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva
yang digunakan atau diinvestasikan dalam suatu periode ( Fakhruddin dan
Hardianto, 2001), formulasi ROI ditunjukkan sebagai berikut :
𝑅𝑂𝐼 =
Laba bersih Total Aktiva
Sumber : ( Fakhruddin dan Hardianto, 2001)
2.6
NPM Menurut Munawir (2007:89) Net Profit margin yaitu besarnya keuntungan
operasi yang dinyatakan dalam prosentase dan jumlah penjualan bersih. Profit margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan penjualannya Net Profit Margin (NPM) atau Margin Laba Bersih merupakan keuntungan penjualan setelah menghitung seluruh biaya dan pajak penghasilan. Margin ini menunjukkan perbandingan laba bersih setelah pajak dengan penjualan (Martono dan Agus Harjito, 2005) . Net Profit Margin =
𝑁𝑃𝑀 =
Laba bersih Penjualan
×100%
Sumber : (Martono dan Agus Harjito, 2005)
33
2.7 Pengaruh Return On Investments (ROI) dan Net Profit Margin (NPM)
terhadap Harga Saham
Menurut Handono (2009;62) Profitabilitas atas total aktiva atau yang lebih
sering dikenal dengan Return On Investments (ROI) Merupakan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari aktivitas investasi dengan menggunakan asset yang dimilki. ROI menggunakan laba sebagai salah satu cara untuk
menilai
efektivitas
dalam
penggunaan
asset
perusahaan
dalam
menghasilkan laba. Semakin besar ROI yang dimiliki oleh sebuah perusahaan maka semakin efesien penggunaan asset sehingga akan memperbesar laba. Laba yang besar akan menarik investor karena perusahaan memiliki tingkat return yang semakin tinggi. ROI merupakan perbandingan antara laba bersih atau laba setelah pajak dengan total asset. Rasio ini digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dengan menggunakan asset yang dimiliki. Pengaruh NPM terhadap Harga saham yaitu dengan meningkatnya Profit Margin mengindikasikan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba bersih yang lebih tinggi dari aktivitas penjualannya. Profitabilitas yang meningkat ( baik yan diukur dengan PM, OROA, ROI, atau ROE), memang merupakan berita gembira bagi setiap perusahaan. Namun, sebagaimana yang telah disinggung pada bagian likuiditas sebelummya, selalu ada trade off antara likuiditas dan profitabilitas. Makin tinggi tingkat profitabilitas makin rendah tingkat likuiditas suatu perusahaan, yang dapat berdampak pada kegagalan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendek (Handono,2009:62).
34
2.8 Tinjauan Umum Tentang Pasar Modal
2.8.1 Pengertian Pasar Modal
Menurut Sunariyah (2004:4) pasar modal adalah suatu sistem keuangan
uang terorganisani, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa
gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek. Berdasarkan Undang-Undang Pasar Modal nomor 8 tahun 1995, yang dimaksud dengan pasar modal yaitu “segala kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perrdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”. Pasar modal merupakan pertemuan demand dan supply dana jangka panjang. Permintaan dana jangka panjang umumnya berasal dari perusahaan yang dilakukan dengan menerbitkan instrument keuangan (sekuritas) berjangka panjang, seperti saham dan obligasi. (Suad husnan, 2006 : 256).
Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang membutuhkan dana jangka panjang dengan pihak yang akan menginvestasikan dananya dalam bentuk surat berharga
35
seperti, saham, obligasi, right, dll, dengan menggunakan jasa perantara pedagang efek.
2.8.2 Insturmen Pasar Modal
Berdasarkan Undang-Undang Pasar Modal (UUPM) Pasal 1 angka 5,
instrumen pasar modal berupa efek yakni, surat berharga yang dapat berbentuk berharga komersial, saham, surat pengakuan hutang, obligasi, yaitu surat (Samsul,2006:45):
1. Saham Menurut Samsul (2006:45) Saham merupakan satuan nilai didalam berbagai instrument finansial yang mengacu pada kepemilikan sebuah perusahaan. Dengan menerbitkan saham, memungkinkan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan pendanaan jangka panjang untuk menjual saham dengan imbalan uang tunai. Ini adalah metode utama untuk meningkatkan modal bisnis selain menerbitkan obligasi. Saham dijual melalui pasar primer atau pasar sekunder. 2. Obligasi Obligasi merupakan suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi dengan waktu diatas 3 tahun. Pemegang obligasi akan menerima kupon sebagai pendapatan dari obligasi yang dibayarkan setiap 3 bulan atau 6 bulan sekali. Dan pada saat pelunasan obligasi oleh perusahaan, pemegang obligasi akan menerima kupon dan pokok obligasi.
36
3. Bukti Right
Bukti right merupakan hak untuk membeli saham pada harga tertentu dan
dalam jangka waktu tertentu. Hak membeli dimiliki oleh pembeli saham lama.
Harga tertentu berarti harganya sudah ditetapkan dimuka dan biasanya disebut dengan harga pelaksanaanya atau harga tebusan ( strike price atau exercise price).
Pada umumnya, strike price dari bukti right berada dibawah harga pasar saat
diterbitkan. Sementara itu, jangka waktu tertentu berarti waktunya kurang dari 6 bulan sejak diterbitkan sudah harus dilaksanakan. Apabila pemegang saham lama yang menerima bukti right tidak mampu atau tidak berniat menukarkan bukti right dengan saham, maka bukti right tersebut dapat dijual di bursa efek melalui broker efek. Tetapi apabila pemegang bukti right lalai menukarkannya dengan saham dan waktu penukarannya sudah kadarluarsa, maka bukti right tersebut tidak berharga lagi, atau pemegang bukti right akan menderita kerugian. 4. Waran Waran merupakan hak untuk membeli saham pada harga tertentu dan dalam jangka waktu tertentu pula. Waran tidak saja dapat diberikan kepada pemegang saham lama, tetapi juga sering diberikan kepada pemegang obligasi sebagai pemanis (sweetener) pada saat perusahaan menerbitkan obligasi. Harga tertentu berarti harganya sudah ditetapkan dimuka, diatas harga pasar saat diterbitkan. Jangka waktu tertentu berarti setelah 6 bulan, atau dapat juga setelah 3 tahun, 5 tahun atau 10 tahun. Pemegang waran tidak akan menderita kerugian apapun seandainya waran tersebut tidak dilaksanakan. Pada saat harga pasar melebihi
37
strike price waran, maka sudah saatnya waran tersebut untuk ditukar dengan saham. Namun pemegang waran masih dapat menunggu sampai harga saham
mencapai tingkat tertinggi sepanjang waktu berlakunya belum kadarluarsa.
Apabila pemegang waran tidak ingin menebusnya, maka waran itu dapat dijual di
bursa efek melalui broker efek. Dan apabila waktu untuk mendapatkannya sudah kadarluarsa dan pemegang waran lalai menebusnya, maka waran tersebut akan menjadi kertas tak bernilai lagi.
5. Derivative dari efek Derivative dari efek disebut juga produk turunan. Contoh derivative di pasar modal adalah indeks harga saham dan indeks kurs obligasi. Indeks saham dan indeks obligasi merupakan angka indeks yang diperdagangkan untuk tujuan spekulasi dan lindung nilai (hedging). Perdagangan yang dilakukan tidak memerlukan penyerahan barang secara fisik, melainkan hanya perhitungan untung dan rugi dari selisih antara harga beli dan harga jual. Berbeda dengan saham, obligasi, bukti right,
dan waran, indeks saham dan indeks obligasi
diperdangangkan secara berjangka. Mekanisme perdagangan produk derivative ini dilakukan secara future dan option.
2.9 Investasi Menurut Sunariyah (2004:4) Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yan dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa-masa yang akan datang. Keputusan penanaman
38
modal tersebut dapat dilakukan oleh individu atau suatu entitas yang mempunyai kelebihan dana.
Investasi adalah pengelolaa sumber-sumber dalam jangka panjang untuk
menghasilkan laba dimasa yang akan datang, Sugiantoro, (2000), menurut Martono dan Agus, (2005:138) merupakan penanaman dana yang dilakukan oleh
suatu perusahaan kedalam suatu asset (aktiva) dengan harapan memperoleh
pendapatan dimasa yang akan datang. Keputusan investasi adalah keputusan bisnis, diluar keputusan keuangan. Keputusan itu tercermin pada sisi neraca, yang mengungkapkan berapa besar aktiva lancar, aktiva tetap, dan aktiva lainnya yang dimiliki perusahaan (Handono, 2009:3). Secara umum bentuk aset yang diinvestasikan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: 1. Riil Invesment Riil Invesment yaitu mengivestasikan sejumlah dana tertentu pada aset berwujud, seperti halnya tanah, emas, bangunan, dan lain-lain. 2. Financial Invesment Financial Invesment yaitu menginvestasikan sejumlah dana tertentu pada aset finansial, seperti halnya deposito, saham, Obligasi, dan lain-lain. Di Indonesia, perdagangan saham dilakukan di Bursa Efek Indonesia. Tidak semua perusahaan dapat langsung mengeluarkan suatu efek, oleh sebab itu perusahaan yang ingin menerbitkan efek harus memenuhi kriteria ataupun peraturan-peraturan yang ada sebelum menerbitkan suatu efek.
39
Dalam hal ini surat berharga yang diperdagangkan atau yang sering
disebut dengan efek adalah berupa saham.