BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi Massa
2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah berkomunikasi dengan massa (audiens atau khalayak sasaran). Massa di sini dimaksudkan sebagai penerima pesan (komunikan) yang memiliki status sosial dan ekonomi yang heterogen satu sama lainnya. Pada umumnya proses komunikasi massa tidak menghasilkan “feed back” (umpan balik) langsung, tetapi tertunda dalam waktu yang relatif. Ciri-ciri massa yaitu: (1) jumlahnya besar; (2) tidak ada hubungan organisatoris antara individu; dan (3) memiliki latar belakang sosial yang berbeda.1
Kata massa dalam komunikasi massa dapat diartikan lebih dari sekedar “orang banyak” sebagaimana orang-orang yang sedang mengerumuni penjual obat di trotoar atau sedang sama-sama berhenti menanti pintu lintasan kereta api dibuka. Massa di sini bukan sekedar orang banyak di suatu lokasi yang sama. Massa di sini diartikan sebagai “meliputi semua orang yang menjadi sasaran alatalat komunikasi massa atau orang-orang pada ujung lain saluran” (Berlo, 1960).
1
Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi Massa (Sebuah Analisis Isi Media Televisi). Jakarta: Rineka Cipta. Hal 16
9
Massa mengandung pengertian orang banyak. Mereka tidak harus berada di lokasi tertentu yang sama. Mereka dapat tersebar atau terpencar di berbagai lokasi, yang dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan dapat memperoleh pesan-pesan komunikasi yang sama.2
Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab, pada awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa). Media massa apa? Media massa yang dihasilkan oleh teknologi modern. Hal ini perlu ditekankan sebab ada media yang bukan media massa, yakni media tradisional seperti kentongan, angklung, gamelan, dan lainlain. Jadi, di sini jelas media massa menunjuk pada hasil produk teknologi modern sebagai saluran dalam komunikasi massa. 3
Konteks komunikasi massa unik. Pertama, konteks ini memberikan kemampuan baik kepada pengirim maupun penerima untuk melakukan kontrol. Sumber-sumber seperti editor surat kabar atau penyiar televisi membuat keputusan mengenai informasi apa yang akan dikirim, sedangkan penerima memiliki kendali terhadap apa yang akan dibaca, didengar, ditonton, atau dibahas. Selain itu, konteks komunikasi massa berbeda dengan konteks lain karena
2 3
Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo. Hal 67 Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hal 4
10
komunikasi yang terjadi biasanya lebih terkendali dan terbatas. Maksudnya, komunikasi dipengaruhi oleh biaya, politik, dan kepentingan-kepentingan lain. 4
2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa
Menurut Riswandi dalam Ilmu Komunikasi (2009:105), beberapa karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut:
a. Komunikator terlembagakan. Ada beberapa orang yang terlibat dalam proses komunikasi massa tersebut dan beberapa macam peralatan yang digunakan serta berapa banyak biaya yang digunakan. b. Komunikasi melalui media massa pada dasarnya ditujukan kepada khalayak yang luas, heterogen, anonim, tersebar, dan tidak mengenal batas geografis dan kutural. c. Bentuk kegiatan melalui media massa bersifat umum, dalam arti perorangan atau pribadi. Isi pesan yang disampaikan menyangkut kepentingan orang banyak. d. Pola penyampaian pesan media massa berjalan secara cepat dan mampu menjangkau khalayak luas, bahkan mungkin tidak terbatas secara geografis maupun kultural.
4
West, Richard, and Lynn H. Turner. 2008. Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika. Hal 41
11
e. Penyampaian pesan melalui media massa cenderung berjalan satu arah. Umpan balik/ feedback dari khalayak berlangsung secara tertunda/ delayed feedback. f. Kegiatan komunikasi melalui media massa dilakukan secara terencana, terjadwal, dan terorganisir. g. Penyampaian pesan melalui media massa dilakukan secara berkala. Artinya, pesan-pesan media massa yang disebarkan kepada khalayak tidak bersifat temporer atau sewaktu-waktu melainkan secara tetap, misalnya tiap hari, tiap minggu, tiap bulan, tiap jam, dan sebagainya. h. Isi pesan yang disampaikan melalui media massa mencakup berbagai aspek kehidupan seperti ekonomi, politik, sosial budaya, dan keamanan, baik yang bersifat informatif, edukatif, maupun hiburan. i.
Media massa mengutamakan unsur isi daripada hubungan. Pada level komunikasi massa, unsur isi memainkan peranan penting, misalnya pesan yang akan disampaikan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem dan aturan/ teori tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan.
j.
Media massa menimbulkan keserempakan. Komunikan/ khalayak yang menjadi sasaran pesan yang heterogen, luas, dan anonim tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan menerima pesan yang sama pula.
k. Kemampuan respon alat indera terbatas. Dalam konteks komunikasi massa, kemampuan respon alat indera bergantung pada jenis media yang
12
ada atau yang tersedia, misalnya pada surat kabar, majalah, atau media cetak pada umumnya pembaca hanya dapat melihat. Pada radio khalayak hanya dapat mendengar, dan pada media televisi atau film khalayak menggunakan alat indera mata dan telinga.
2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa
Effendy (1993) mengemukakan, fungsi komunikasi massa secara umum adalah: 5
a. Fungsi Informasi.
Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar, atau pemirsa. Berbagai informasi yang dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingannya. Khalayak sebagai makhluk sosial akan selalu merasa haus akan informasi yang terjadi.
b. Fungsi Pendidikan.
Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya (mass education) karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang bersifat mendidik. Salah satu cara mendidik yang dilakukan media massa adalah
5
Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala, dan Siti Karlinah. 2001. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media hal 18
13
melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku kepada pemirsa atau pembaca. Media massa melakukannya melalui drama, cerita, diskusi, dan artikel.
c. Fungsi Mempengaruhi.
Fungsi mempengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada tajuk/ editorial, features, iklan, artikel, dan sebagainya. Khalayak dapat terpengaruh oleh iklan-iklan yang ditayangkan televise ataupun surat kabar
2.2
Televisi Sebagai Media Massa
2.2.1 Pengertian Televisi
Menurut KBBI (2001:919), televisi adalah pesawat sistem penyiaran gambar objek bergerak yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat, bunyi yang dapat didengar, dan digunakan untuk menyiarkan berita, pertunjukan, dan sebagainya.
Televisi merupakan medium yang paling cepat berkembang di tahun 1980an, dalam jumlah pesawat dan kebiasaan menonton orang Indonesia. Selama dekade ini jumlah pesawat televisi bertambah 6 kali lipat. Data biro pusat statistik menunjukkan tanpa ragu-ragu dan secara konsisten bahwa pada akhir 1980-an,
14
lebih banyak orang Indonesia menyaksikan televisi secara rutin daripada membaca koran atau majalah, atau mendengarkan radio. 6 Penyiaran televisi adalah media komunikasi massa dengar pandang yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara umum baik terbuka maupun tertutup berupa program yang teratur dan berkesinambungan. 7
Dengan menggunakan tenaga-tenaga listrik seperti penyiaran radio, televisi dapat menaklukkan ruang dan waktu dengan jalan mengoperkan lambanglambang dalam bentuk tayangan hidup, yaitu bergerak dan bersuara serta berwarna, yang serentak dapat diterima oleh pesawat penerima televisi. Lambanglambang yang berbentuk bayangan-bayangan yang bersuara itu dioperkan atau disiarkan dari stasiun televisi, dan segera dapat diterima oleh pesawat penerima televisi. 8
Sebagai alat komunikasi massa, medium ini sudah dapat dikatakan cukup sempurna, karena ia sudah mengatasi kekurangan-kekurangan medium lainnya, yaitu surat kabar, radio, dan film. Dengan demikian, maka pengaruhnya terhadap kehidupan dan kebudayaan juga jauh lebih besar.
Secara langsung maupun tidak langsung, televisi pasti memberikan pengaruh besar terhadap perubahan kehidupan masyarakat. Massa dalam hal ini
6
Mufid, Muhamad. 2005. Komunikasi dan Regulasi Penyiaran. Jakarta: Kencana. Hal 55 Riswandi. 2009. Dasar-Dasar Penyiaran. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal 1-2 8 Arifin, Anwar. 1984. Strategi Komunikasi. Bandung: ARMICO. Hal 29-30 7
15
adalah masyarakat yang merupakan pihak yang berperan sebagai komunikan, sedangkan para insan pertelevisian berperan sebagai komunikator yang memberikan pesan berupa informasi, hiburan, edukasi maupun pesan-pesan lainnya. Pesan yang disampaikan melalui televisi akan sampai ke khalayak dengan cepat tetapi tidak demikian dengan umpan balik atau feedback dari masyarakat tidak akan sampai ke televisi dengan segera. Proses penghantaran pesan antara komunikator dan komunikan inilah yang disebut sebagai arus informasi.
Televisi memiliki kelebihan dari media massa lainnya karena bersifat audio visual (didengar dan dilihat), dapat menggambarkan kenyataan, dan secara langsung dapat menyajikan peristiwa yang sedang terjadi kepada setiap pemirsa di manapun ia berada.9
2.2.2 Karakteristik Televisi
Menurut Riswandi dalam Dasar-Dasar Penyiaran (2009:5), karakteristik televisi adalah sebagai berikut:
a. Audiovisual.
Televisi memiliki kelebihan dapat didengar (audio) dan dilihat (visual). Karena sifat audiovisual ini, selain kata-kata, televisi juga menampilkan
9
Riswandi. 2009. Dasar-Dasar Penyiaran. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal 2
16
informasi-informasi yang disertai gambar, baik gambar diam seperti foto, gambar peta, maupun film berita yakni rekaman peristiwa.
b. Berpikir dalam gambar.
Ada 2 tahap yang dilakukan dalam proses ini, pertama visualisasi, yaitu menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar-gambar. Kedua penggambaran (picturization), yakni kegiatan merangkai
gambar-gambar
individual
sedemikian
rupa
sehingga
kontinuitasnya mengandung makna tertentu.
c. Pengoperasian/ cara kerja yang kompleks.
Dibandingkan dengan media radio, pengoperasian televisi lebih kompleks karena melibatkan lebih banyak orang.
2.3
Program Televisi
2.3.1 Pengertian Program Kata “program” berasal dari Bahasa Inggris programme atau program yang berarti acara atau rencana. Undang-Undang Penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah “siaran” yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun, kata “program” lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di
17
Indonesia daripada kata “siaran” untuk mengacu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiensnya. Dengan demikian, program memiliki pengertian yang sangat luas.10
Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audiens tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran. Program dapat disamakan atau dianalogikan dengan barang (goods) atau pelayanan (services) yang dijual kepada pihak lain, dalam hal ini audiens dan pemasang iklan. Dengan demikian, program adalah produk yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mengikutinya. Terdapat suatu rumusan dalam dunia penyiaran yaitu, program yang baik akan mendapatkan pendengar atau penonton yang lebih besar, sedangkan program yang buruk tidak akan mendapatkan pendengar atau penonton.11
Media penyiaran membutuhkan program untuk mengisi waktu siarannya dan tidak akan berfungsi apa-apa tanpa tersedianya program untuk disiarkan. Media penyiaran dikenal oleh khalayak dari berbagai program yang ditayangkannya. Rata-rata stasiun televisi melakukan siaran selama 20 jam dalam satu hari. Bahkan ada televisi yang melakukan siaran selama 24 jam non-stop.
10
Morrisan. 2008. Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta: Kencana. Hal 200 11 Ibid
18
2.3.2 Jenis-Jenis Program
Program bisa diperoleh dengan cara membeli atau memproduksi sendiri. Suatu program yang dibuat sendiri oleh media penyiaran disebut dengan istilah inhouse production atau produksi sendiri. Jika program dibuat pihak lain, berarti stasiun penyiaran membeli program itu.
Jika dilihat asal mula program televisi, ditinjau dari siapa yang memproduksi program, maka program dapat dibagi sebagai berikut:
a. Program yang dibuat sendiri (In-house Production).
Program yang dibuat sendiri (In-house Production) biasanya program berupa berita (news programme); program yang terkait dengan informasi, misalnya laporan khusus, infotainment, laporan kriminalitas, fenomena sosial, perbincangan (talk show), biografi tokoh, feature, dan film dokumenter; dan program yang menggunakan studio, misalnya game show, kuis, musik, dan variety show.
b. Program yang dibuat pihak lain.
Program yang dibuat pihak lain utamanya jenis program hiburan, misalnya program drama (film, sinetron, telenovela), program musik (videoklip), program reality show, dan lain-lain.
19
Menurut Morrisan pada Manajemen Media Penyiaran (2008:208), jenisjenis program terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Program Informasi.
Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak atau audiens. Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu:
1) Berita keras (hard news). Berita keras adalah segala informasi penting/ menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya harus ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audien secepatnya. Berita keras disajikan dalam suatu program berita berdurasi mulai dari beberapa menit saja, misalnya breaking news, hingga program berita berdurasi 30 menit bahkan satu jam. Suatu program berita merupakan kumpulan dari berita keras. Dalam hal ini berita keras dapat dibagi kedalam beberapa bentuk berita, yaitu straight news, features, dan infotainment. 2) Berita lunak (softnews). Berita lunak adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (in-depth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Berita dalam kategori ini ditayangkan pada satu program tersendiri di luar program berita. Program yang termasuk kategori berita lunak ini adalah current affair, magazine, dokumenter, dan talk show.
20
b. Program Hiburan
Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audiens dalam bentuk musik lagu, cerita, dan permainan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, permainan (game), musik, dan pertunjukan.
1) Drama. Program drama adalah pertunjukan yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh) yang diperankan oleh pemain atau artis yang melibatkan konflik dan emosi. Program televisi yang termasuk dalam program drama adalah sinema elektronik (sinetron) dan film. 2) Permainan. Program permainan atau game show merupakan suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok (tim) yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu. Menjawab pertanyaan dan/ atau memenangkan sesuatu. Program permainan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu quiz show, ketangkasan, dan reality show. 3) Musik. Program musik dapat ditampilkan dalam dua format, yaitu video klip dan konser. Program musik berupa konser dapat dilakukan di lapangan (outdoor) ataupun di dalam studio (indoor). Program musik di televisi saat ini sangat ditentukan dengan kemampuan artis
21
menarik audiens. Tidak saja dari kualitas suara namun juga berdasarkan bagaimana mengemas penampilannya agar lebih menarik. 4) Pertunjukan.
Pertunjukan
adalah
program
yang
menampilkan
kemampuan (performance) seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di studio maupun di luar studio, di dalam ruangan (indoor), atapun di luar ruangan (outdoor). Jika yang tampil adalah para musisi, maka pertunjukan itu menjadi pertunjukan musik jika yang tampil adalah juru masak, maka pertunjukan itu menjadi pertunjukan memasak.
2.4
Program Musik Menurut Vane-Gross, “The Progammer who wish to present music shows
would do well to be cautious. They should select an artist with wide demographic appeal, supply as much visual support as possible, and not let a sequence go too long.” (Progammer yang ingin menyajikan pertunjukan musik haruslah cermat. Mereka harus memilih artis yang memiliki daya tarik demografis yang luas, menyajikan sebanyak mungkin dukungan visual, dan tidak membiarkan satu gambar ditampilkan terlalu lama). 12
12
Morrisan. 2005. Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Tangerang: Ramdina Prakarsa. Hal 108
22
Dengan
demikian
menurut
Vane-Gross,
progammer
yang
ingin
menyajikan acara musik harus mempertimbangkan beberapa hal agar acara itu bisa mendapatkan sebanyak mungkin audiens, yaitu:13
a. Pemilihan atis yang memiliki daya tarik demografis yang besar, misalnya artis yang memiliki penggemar pria, artis yang banyak digandrungi para wanita, kelompok remaja (ABG), atau kalangan orang tua. b. Pengambilan gambar yang menarik secara visual. Televisi hanya menampilkan
sebanyak
mungkin
gambar
pendukung
dan
tidak
membiarkan suatu pengambilan gambar (sekuen) yang terlalu lama. Mengambil gambar artis yang tengah menyanyi tidak sama dengan mewawancarai si artis karena dalam shooting musik gambar harus berganti-ganti secara dinamis.
Program musik merupakan pertunjukan yang menampilkan kemampuan seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di studio ataupun di luar studio. Stasiun TV berusaha membuat acara tersebut sekreatif mungkin, yang salah satunya dengan cara menampilkan band-band yang baru naik daun, mini stage (mudah dalam pengoperasian panggungnya), lokasi mudah dijangkau dan banyak pengunjung (pusat perbelanjaan), serta tanpa biaya (gratis).
13
Morrisan. 2008. Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta: Kencana. Hal 219
23
Munculnya persaingan antar program acara TV, mengakibatkan para pemilik stasiun TV harus bekerja ekstra dan berlomba-lomba untuk lebih kreatif dan inovatif untuk menarik perhatian dan mempertahankan rating dan audience share yang sudah dimilikinya, karena jika hal tersebut tidak dilakukan maka akan menyebabkan penurunan daya minat pemirsa untuk melihat acara yang disiarkan melalui stasiun TV tersebut.
2.5
Peran
Pengertian peran menurut
Komarudin dalam
buku Ensiklopedia
Manajemen adalah sebagai berikut:14
a. Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan dalam manajemen. b. Pola perilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu status. c. Bagian atau fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata. d. Fungsi yang diharapkan seseorang atau menjadi karakteristik seseorang yang ada padanya.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat diambil pengertian bahwa peran merupakan penilaian sejauh mana fungsi seseorang atau bagian dalam menunjang usaha pencapaian tujuan yang ditetapkan. Sebuah program diciptakan dengan tujuan tertentu, salah satu peran sebuah program adalah untuk mempopulerkan
14
Komarudin. 1994. Ensiklopedia Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara. Hal 768
24
sesuatu yang tadinya tidak dikenal sampai kemudian bisa diketahui oleh khalayak luas.
Media massa memiliki peran mediasi (penengah/ penghubung) antara realitas sosial yang objektif dengan salah satu arti konotatif kata “media massa” itu sendiri. Media massa berperan sebagai penengah dan penghubung dalam pengertian bahwa media massa seringkali berada di antara kita (sebagai penerima) dengan bagian pengalaman lain yang berada di luar persepsi dan kontak langsung kita. Media massa seringkali menyediakan bahan bagi kita untuk membentuk persepsi kita terhadap kelompok dan organisasi lain, serta peristiwa tertentu.15 Peran media massa adalah sebagai berikut:16
a. Jendela pengalaman yang meluaskan pandangan kita dan memungkinkan kita mampu memahami apa yang terjadi di sekitar kita, tanpa campur tangan pihak lain atau sikap memihak. b. Juru bahasa yang menjelaskan dan memberi makna terhadap peristiwa atau hal yang terpisah dan kurang jelas. c. Pembawa atau pengantar informasi dan pendapat. d. Jaringan interaktif yang menghubungkan pengirim dengan penerima melalui berbagai macam umpan balik.
15 16
Mc Quail, Denis. 1987. Teori Komunikasi Massa, Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga. Hal 52 Ibid. Hal 53
25
e. Papan penunjuk jalan yang secara aktif menunjukkan arah, memberikan bimbingan, atau instruksi. f. Penyaring yang memilih bagian pengalaman yang perlu diberi perhatian khusus dan menyisihkan aspek pengalaman lainnya baik secara sadar dan sistematis maupun tidak.
2.6
Teori Spiral of Silence
Spiral of Silence adalah salah satu bagian dari teori komunikasi massa, yang secara bahasa arti dari “Spiral” adalah lingkaran atau perputaran dan “Silence” bermaknakan diam atau sunyi. Sedang menurut ilmu komunikasi bahwa Spiral of Silence adalah salah satu dari teori komunikasi massa yang ketika seorang atau individu memiliki opini tentang berbagai isu, akan tetapi ketakutan akan terisolasi menentukan apakah individu itu akan mengekspresikan opiniopininya secara terbuka atau tidak. Untuk meminimalkan kemungkinan terisolasi, individu-individu itu kemudian akan mencari dukungan bagi opini mereka dari lingkungannya, terutama dari media massa. Dengan demikian posisi yang tadinya minoritas bisa berkembang menjadi lebih mayoritas karena mereka sudah mendapat dukungan.17
Teori Spiral of Silence atau spiral kesunyian yang dikemukakan pertama kali oleh Elizabeth Noelle-Neuman ini berkaitan dengan pertanyaan mengenai
17
Santoso, Edi, dan Mite Setianasah. 2010. Teori Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal 103
26
bagaimana terbentuknya pendapat umum, Teori ini menjelaskan bahwa jawaban tersebut terletak dalam suatu proses saling mempengaruhi antara komunikasi massa, komunikasi antar pribadi, dan persepsi individu atas pendapatnya sendiri dalam hubungannya dengan pendapat orang lain dalam masyarakat. 18
Media massa memainkan peran penting dalam spiral kesunyian karena media massa merupakan sumber yang diandalkan orang untuk menemukan distribusi opini publik. Media massa dapat berpengaruh dalam spiral kesunyian melalui tiga cara:19
a. Media massa membentuk kesan tentang opini yang dominan. b. Media massa membentuk kesan tentang opini mana yang sedang meningkat. c. Media massa membentuk kesan tentang opini mana yang dapat disampaikan di muka umum tanpa menjadi tersisih.
Noelle-Neumann berfokus pada apa yang terjadi ketika orang menyatakan opini mereka mengenai topik-topik yang telah didefinisikan oleh media bagi publiknya. Teori spiral kesunyian menyatakan bahwa orang yang yakin bahwa mereka memiliki sudut pandang minoritas mengenai isu-isu publik akan tetap berada di latar belakang, di mana komunikasi mereka akan dibatasi, mereka yang
18
Rohim, Syaiful. 2009. Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Hal 184 19 Ibid
27
yakin bahwa mereka memiliki sudut pandang mayoritas akan lebih terdorong untuk membuka suara. Noelle Neumann (1983) menyatakan bahwa media akan berfokus pada pandangan mayoritas, dan meremehkan minoritas. Mereka yang minoritas akan menjadi lebih tidak asertif dalam mengkomunikasikan opini mereka, sehingga menyebabkan munculnya sebuah spiral komunikasi yang bergerak ke bawah. Hal yang menarik, mereka yang berada di dalam kaum mayoritas akan menilai pengaruh mereka secara berlebihan dan dapat menjadi semakin berani dalam komunikasi mereka. Sebagai akibatnya, media akan melaporkan opini dan kegiatan mereka. 20
Karena kekuasaannya yang begitu besar, media memiliki dampak yang awet dan mendalam terhadap opini publik. Media massa bekerja secara berkesinambungan dengan menyuarakan opini mayoritas untuk membungkam opini minoritas khususnya mengenai isu-isu budaya dan sosial. Rasa takut akan adanya isolasi menyebabkan mereka yang memiliki pandangan minoritas untuk mempelajari keyakinan orang lain. Individu-individu yang takut terisolasi secara sosial rentan untuk sepakat dengan apa yang mereka anggap sebagai pandangan mayoritas. Walaupun begitu, individu-individu yang terbungkam ini terkadang menyuarakan pendapat mereka melalui kegiatan aktivisme. 21
20
West, Richard, dan Lynn H. Turner. 2008. Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi, Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika. Hal 120 21 Ibid. Hal 121
28
Dalam kasus ini, musisi indie adalah kelompok minoritas sedangkan musisi yang berada di bawah label besar atau biasa disebut mainstream adalah kelompok mayoritas. Televisi lebih sering menonjolkan band-band mainstream dibandingkan band indie sehingga para musisi indie tidak mempunyai kesempatan untuk mengungkapkan karya-karyanya.
Karya-karya yang dibuat oleh para musisi indie yang termasuk kelompok minoritas jarang terekspos oleh media massa khususnya televisi. Oleh karena itu, melalui program Jak Musik ini para musisi indie berusaha menyuarakan pendapat atau karyanya melalui media agar dapat didengar dan dihargai oleh khalayak luas, sehingga dapat menunjukkan eksistensi para musisi indie tersebut.
29