ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi Untuk melihat ukuran satu pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari GDP (Gross Domestic Product). Gross Domestic Product adalah produk barang dan jasa total yang dihasilkan dalam perekonomian suatu Negara di dalam masa satu tahun. Tujuan dari dihitungnya GDP adalah meringkas suatu kegiatan perekonomian dalam satu nilai mata uang dalm periode waktu tertentu. ada dua cara untuk menghitung GDP salah satunya dengan cara melihat total pendapatan setiap orang dalam perekonomian cara lain melihat GDP adalah pengeluaran toal barang dan jasa dalam satu perekonomian(mankiw, 2006:16). Ada dua pengukuran GDP berdasarka atas harga : 1) GDP Nominal (nominal Gross Domestic Product) pengukuran GDP yang diukur dengan harga berlaku, pengukuran dengan metode ini tidak selalu akurat mencerminkan sejauh mana kinerja suatu perekonomian bisa memuaskan permintaan rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah. Jika seluruh harga digandakan jumlah GDP akan berlipat tetapi barang yang diproduksi tetap.
10
SKRIPSI
PENGARUH KRISIS SUBPRIME ...
KUSUMA WIDODO
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
11
2) GDP riil (real Gross Domestic Product ) dalam pengukuran GDP ini nili suatu barang dan jasanya diukur dengan harga konstan. Gdp riil menunjukkan yang akan terjadi terhadap pengeluaran atas output jumlahnya
berubah
tetapi
harganya
tetap.
ukuran
kemakmuran
perekonomian ini lebih baik karena menghitung dan jasa perekonomian tanpa di pengaruhi oleh harga Dari nilai GDP nominal dan GDP riil kita dapat menghitung deflator GDP. Deflator GDP adalah harga implisit GDP yang di definisikan sebagai rasio GDP nominal terhadap GDP riil. Deflator GDP dapat mencerminkan apa yang terjadi pada seluruh tingkat harga pada suatu perekonomian. GDP nominal mengukur nilai uang yang berlaku dari output perekonomian. GDP riil mangukur output pada harga konstan, sedangkan deflator GDP mengukur harga output relative terhadap harga tahun dasarnya(mankiw,2006:17). ……………………………………(2.1)
Ukuran tingkat harga yang paling banyak digunakan adalah indeks harga konsumen (IHK)
atau consumer price index (CPI). GDP mengubah jumlah
berbagai barang dan jasa dalam satu angka tunggal, CPI mengubah harga berbagai barang dan jasa menjadi sebuah indeks tunggal yang mengukur tingkat harga. Komponen dalam pengeluaran para ekonomn tidak hanya peduli pada output dan
SKRIPSI
PENGARUH KRISIS SUBPRIME ...
KUSUMA WIDODO
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
12
jasa total, menurut Mankiw alokasi output ini dalam pos pendapatan membagi GDP menjadi empat kelompok pengeluaran : Y = C + I + G + NX…………………………………………………..*(2.2) 1) Konsumsi terdiri dari barang dan jasa yang dibeli rumah tangga.konsumsi terbagi menjadi tiga kelopok : barang yang tidak tahan lama (non durable goods ), barang tahan lama (durable goods), jasa (service) 2) Investasi
salah satu bagian dari output dari perusahaan swasta
untuk menghasilkan suatu output dimasa depan. investmen belanja dapat dilihat sebagai bagian dari PDB digunakan meningkatkan modal nasional. 3) Government expenditure adalah barang dan jasa yang dibeli oleh pemerintah pusat, Negara bagian , dan
pemerintah daerah
government purchases sendiri di Indonesia terdiri dari pengeluaran gaji pegawai , dana alokasi umum, dana pendidikan, belanja barang modal, dan sebagainya. 4) Net Export didalam perekonomian tertutup output barang konsumsi ,investasi dapat dibeli dan dijual di pasar domestik dalam perekonomian terbuka output dijual untuk domestic dan sebagian dijual diluar negeri komponen dari net export terdiri dari nilai
SKRIPSI
PENGARUH KRISIS SUBPRIME ...
KUSUMA WIDODO
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
13
export (menjual ouput keluar negeri) barang dan jasa dikurangi nilai import(membeli output dari luar negeri) barang dan jasa. NX = EX – IM……………………………………………(2.3)
2.1.2 Kuantitas Uang Beredar Menurut mankiw uang dapat mempengaruhi perekonomian. Jumlah uang tersedia disebut jumlah uang beredar (JUB) atau disebut juga money supply. Dalam perekonomian dewasa ini penggunan uang atas unjuk . Pemerintah juga Mengendalikan jumlah uang beredar
dengan adanya
peraturan resmi yang
memberikan pemerintah monopoli percetakan uang. kontrol atas jumlah uang beredar termasuk dalam salah satu kebijakan moneter. Salah satu cara utama bank cenral dalam mengendalikan jumlah uang beredar adalah melalui operasi pasar terbuka (open market operation ) penjualan dan pembelian obligasi pemerintah operasi pasar terbuka terdiri dari dua macam operasi pasar terbuka dinamis (dynamic open market operation) yang bertujuan mengubah besaran cadangan uang primer dan operasi pasar terbuka defensif (defensive open market operation) yang ditujukan untuk mengatasi factor-faktor lain yang mempengaruhi cadangan uang primer(Mishkin, 2004). Transaksi dan output sangat berkaitan, karena semakin banyak barang dalam perekonomian diproduksi, semakin banyak barang dijual dan dibeli jika Y
SKRIPSI
PENGARUH KRISIS SUBPRIME ...
KUSUMA WIDODO
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
14
menyatakan jumlah output dan P menyatakan harga satu unit output maka nilai uang dari output adalah PY dapat juag dinyatakn Y adalah GDP riil, P adalah deflator GDP, dan PY adalah GDP nominal. Persamaan kuantitas : Uang X Perputaran = Harga X Output M
X
V
= P
X Y……………………….………..(2.4)
Karena Y merupakan pendapatan total, V persamaan kuantitas diatas disebut perputaran uang pendapatan (income velocity of money)(mankiw, 2006:85). 1. Fungsi Permintaan Uang Dan Persamaan Kualitas Menurut mankiw 2006 menguji effect dari suatu perekonomian, memiliki manfaat yang ditunjukkkan jumlah kuantitas uang dan jumlah barang dan jasa bisa dibeli. M/P disebut juga real money balance. Keseimbangan uang riil mengukur daya beli persediaan uang , misalkan sebuah perekonomian hanya memproduksi sebuah roti jiak kuantitas uang $ 10 dan harga roti $ 0.5, maka keseimbangan uang riil adalah 20 roti. Fungsi permintaan uang ( money demand function) adalah persamaan yang menunjukkan apa yang menentukan keseimabangan uang riil yang ditahan, fungsi dari persamaan tersebut : (M/P) = kY…………………………………………………….….(2.5)
SKRIPSI
PENGARUH KRISIS SUBPRIME ...
KUSUMA WIDODO
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
15
Dimana k adalah konstanta yang menyatakan berapa banyak uang yang ingin ditahan orang ditiap dolar pendapatannya fungsi permintaan ini mirip dengan mirip dengan fungsi permintaan barang tertentu,dimana barang mempertahankan keseimbangan uang(mankiw, 2006:85). 2. Asumsi Perputaran Konstan Persamaan kuantitas uang bisa dianggap suatu definisi : didalam persamaan kuantitas perputaran V sebagai rasio GDP nominal. PY, terhadap kuantitas uang M. Muncul asumsi tambahan bahwa perputaran uang dianggap konstan. Maka persamaan kuantitas menjadi menjadi teori efek uang yang bermanfaat, disebut juga teori kuantitas uang (quantity theory of money) (mankiw 2006:85). Perputaran berubah jika fungsi permintaan uang berubah. Sebagai contoh : sejak anjungan tunai mandiri diperkenalkan orang akan lebih sedikit memegang uang, berarti penurunan dalam parameter permintaan uang k dan kenaikan uang dalam perputaran V. karena itu ada asumsi bahwa perputaran uang konstan dan melihat pengaruh jumlah uang beredar dalam perekonomian. Persamaan kuantitas uang dengan asumsi perputaran konstan menyebutkan: MV = PY………………………………………………………….………..(2.6) Dimana V disini dianggap konstan, oleh karena itu perubahan dalam kuantitas uang (M) harus menyebabkan perubahan yang proporsional dalam GDP nominal (py). Jika perputaran adalah tetap kuantitas uang kuantitas uang menentukan nilai dolar dari output perekonomian.
SKRIPSI
PENGARUH KRISIS SUBPRIME ...
KUSUMA WIDODO
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
16
3. Uang, Harga, Dan Inflasi Teori yang menjelaskan tentang tingakat harga dlam perekonomian memiliki 3 unsur : 1. Faktor-faktor produksi dan fungsi produksi menentukan tingkat output y. 2. Jumlah uang beredar menentukan nilai output nominal, PY. Kesimpulan ini berasal dari persamaan kuantitas dan asumsi perputaran uang tetap. 3. Tingkat harga P adalah rasio dari nilai nominal output, PY, terhadap tingkat output y. Kemampuan produksi dari perekonomian menentukan GDP riil kuantitas uang menentukan GDP nominal, dan deflator GDP adalah rasio dari GDP nominal terhadap GDP riil. Teori ini menjelaskan ketika bank central mengubah jumlah uang beredar pada perputaran uang tetap, setiap perubahan jumlah uang beredar menyebabkan perubahan proporsional dalam GDP nominal. Karena factor produksi dan fungsi produksi sudah menentukan GDP riil, perubahan GDP nominal mencerminkan perubahan tingkat harga(mankiw, 2006:87). 2.1.3 Nilai Tukar Di dalam suatu perekonomian terbuka nilai tukar merupakan salah satu variabel makro yang sangat penting.
Nilai tukar berpengaruh besar dalam
terjadinya perdagangan antara Negara. Nilai tukar tidak lagi menjadi rahasia
SKRIPSI
PENGARUH KRISIS SUBPRIME ...
KUSUMA WIDODO
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
17
segelintir ekonom dan perdagangan. Dimanapun mereka akan menjadi subject dalam sebuah diskusi- outlook untuk domestik atau perekonomian dunia, pasar modal, bahkan hasil dari sebuah pemilu hampir semuanya dipengaruhi oleh nilai tukar(Copeland,:1). Satu hal pertama yang herus dimengerti tentang nilai tukar adalah harga atau sebaliaknya, harga yang menjadi ukuran nilai tukar. Menurut mankiw(2006:121), kurs antara dua Negara adalah tingkat harga yang disepakati penduduk antar kedua Negara untuk saling melakukan perdagangan. Sebuah perhitungan sederhana atau rumit tentang variasi. Nilai tukar berubah setiap saat kerena nilai setiap mata uang suatu Negara di pengaruhi oleh nilai mata uang lainnya. Ketika ada perbedaan nilai tukar, harga dari barang luar negari kepada konsumen domestik atau berubahnya investor. Kenaikan nilai mata uang didalam negeri terhadapa mata uang Negara lainnya disebut apresiasi, penurunan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang Negara lainnya disebut depresiasi(hubard,:159). Depresiasi nilai tukar mata uang akan memudahkan produsen domestik menjual barang barangnya ke luar negeri dan membuat barang domestik, karena barang luar negeri akan lebih mahal bila dijual didalam negeri(mishkin, 2004:537) Menurut Mankiw(2006:131) para ekonom membedakan kurs menjadi dua kurs nominal dan kurs riil. Real dan nomianal exchange rate adalah adalah perbedaan konsep , tetapi dapat dibandingkan menjadi sebuah hubungan sederhana.
SKRIPSI
PENGARUH KRISIS SUBPRIME ...
KUSUMA WIDODO
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
18
1. Nilai Tukar Nominal (Nominal exchange rate) Nilai tukar nominal adalah harga
relatif dari mata uang satu negara
terhadap Negara lainnya lainnya(hubard,:159). Sebagai contoh kurs antara dollar Amerika dengan yen, kurs euro terhadap pounds, kurs yen terhadap dollar 120 maka anda bisa menukar 1 dollar untuk 120 yen dipasar uang atau menukar 1 yan untuk 0,0083 dolar. Ketika orang-orang mengacu pada “kurs”. diantara kedua Negara, mereka mengartikan dengan kurs nominal. Nilai tukar nomianal dipengaruhi kurs riil dan tingkat harga di kedua Negara. Berdasarkan nilai kurs riil, jika tingkat harga domestik p meningkat, maka kurs nominal e akan turun karena dolar meningkat satu dollar akan membeli sedikit yen. Kita bisa menulis kurs nominal sebagai : e = € x (P*/P )…………………………………………………………(2.7) Disisi lain jika tingkat harga jepang P* meningakat, maka kurs nominal akan meningkat karena yen berkurang nilainya satu dolar akan bisa membeli lebih banyak yen. Menurut Mankiw (2006:132) Perubahan persentase dalam e
adalah
perubahan kurs riil. Perubahan persentase dalam P adalah tingkat inflasi domestik , dan perubahan persentase dalam P* adalah tingkat inflasi Negara lain *. Jadi persentase dalam kurs nominal adalah :
SKRIPSI
PENGARUH KRISIS SUBPRIME ...
KUSUMA WIDODO
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
19
Perubahan % dalam e = perubahan % dalam € + ( * - )…………….…….(2.8) Persamaan ini menyatakan bahwa perubahan persentase dalam kurs nominal antara mata uang mata uang dari kedua Negara sam denagn persentase perubahan dalam kurs riil ditambah selisih inflasinya. Jika suatu Negara memiliaki tingkat inflasi yang relative tinggi terhadap Amerika Serikat, satu dollar akanmembeli jumalh mata uang asing semakin lama semakin banyak sepanjang waktu, sebaliknya jiak suatu Negara memiliki tingkat inflasi yang relative rendah terhadap Amerika Serikat, satu dolar akan membeli membeli mata uang asing semakin sedikit (mankiw, 2006:132). 2. Nilai Tukar Riil (Real Exchange Rate) Kurs riil didefinisikan harga relatif antar barang barang satu Negara dengan Negara yang lainnya. Kurs riil menyatakan tingkat dimana kita bisa memperdagangkan barang-barang dari suatu Negara untuk barang-barang Negara lain, atau disebut juga term of trade (mankiw, 2006:133). Menurut mankiw (2006:133) untuk melihat hubungan antara kurs riil dan kurs nominal kita ambil suatu barang diproduksi di banyak Negara, contohnya mobil harga mobil amerika adalah $ 10000 dan harga mobil jepang 2400000 yen untuk membandingkan harga kedua mobil tersebut kita mengubahnya menjadi mata uang yang umum. Jika satu dolar bernilai 120 yen, maka harga mobil amerika adalah 1200000 yen. Dengan membandingakan antara harga mobil
SKRIPSI
PENGARUH KRISIS SUBPRIME ...
KUSUMA WIDODO
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
20
amerika dengan harga mobeil di jepang dapat disimpulakan bahwa pada harag berlaku dapat menukar 1mobil jepang dengan 2 mobil amerika. Perhitungan kurs riil untuk barang tunggal ini menjelaskan bagaimana seharusanya kita mendefinisikan kurs riil untuk kelompok barang yang lebih luas. Kita nyatakan e sebagai kurs nominal, P sebagai tingkat harga di dalam negeri , P* adalah tingkat harga di luar negeri. …………………………………………………………..(2.9)
Jika kurs riil kedua Negara di hitung dari kurs nominal dan tingkat harga di kedua Negara jika kurs riil tinggi barang barang luar negeri relative lebih murah dan barang domestik lebih mahal(kipici dan mehtap, 1997). Factor penentu kurs riil dihubungkan dengan eskpor neto dan kurs rill. Yang dapat disimpulkan . Kurs riil terkait dengan eskpor neto. Bila kurs riil lebih rendah barang-barang domestic lebih murah dibandingkan barang domestik relative lebih murah dibandingkan barang-barang luar negeri, dan eksport neto lebih besar. Teori lain yang menjelaskan hubungan tentang nilai tukar ini antara lain : 1 Law of one price Konsep sederhana dari paritas daya beli adalah hukum satu harga. Ini menegaskan bahwa barang identik memiliki harga di semua negara, dengan
SKRIPSI
PENGARUH KRISIS SUBPRIME ...
KUSUMA WIDODO
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
21
asumsi bahwa itu tidak ada biaya tranportasi barang antara negara dan tidak ada hambatan untuk berdagang. Sebelum biaya barang di negara yang berbeda dibandingkan, harga pertama harus dikonversi ke mata uang yang sama. Setelah dikonversi ke pasar nilai tukar, harga barang identik dari setiap dua negara harus identik Setelah mengkonversi franc ke dalam dolar, misalnya, peralatan mesin yang dibeli di Swiss harganya harus sama dengan peralatan mesin sama dibeli di Amerika Serikat (carbaugh, 2005:376). Krugman dan Obstfeld (2006:370) mengatakan konsep law of one price menjelaskan hubungan antara harga barang domestik dengan nilai tukar. Law of one price menggambarkan harga barang i dalam dollar sama dimanapun barang tersebut dijual, yang dinotasikan sebagai berikut : …………………………………………………………..(2.10)
2. Purchasing Power Parity Teori dari Purchasing Power Parity menjelaskan bahwa nilai tukar antara dua Negara tersebut adalah sama dengan perbandingan haraga dua Negara tersebut. Teori dari Purchasing Power Parity memberikan gambaran ketika tejadi penuruan mata uang domestic purchasing power ( memberikan indikasi bahwa terjadi kenaikan harga barang di dalam negari) yang akan berhubungan dengan proporsi darai depresiasi dalam foreign exchange market (Krugman et al ,2010:416).
SKRIPSI
PENGARUH KRISIS SUBPRIME ...
KUSUMA WIDODO
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
22
Menurut Krugman (2010:416) untuk memahami teori Purchasing Power Parity dalam sebuah symbol, misal Pus dalam dolar meliputi gabungan harga di Amerika Serikat dan Pe dalam euro meliputi seluruh harga di Eropa (dengan asumsi single basket ukuran yang akurat untuk menilai uang Purchasing Power dalam semua negara). Perbandingan
Purchasing Power Parity nilai tukar
dollar/euro adalah : E€/$ = Pus/Pe…………………………………………………….………….(2.11) Hubungan antara purchasing power parity dengan law of one price. Jika law of one price mengukur satu persatu komoditas sedangkan purchasing power parity mengabungkan suatu komoditas dalam satu basket. dalam jurnal Bahmani(2008) sejumlah teknik estimasi yang disediakan untuk peneliti, studi time-series cenderung lebih baik menggunakan analisis kointegrasi untuk mencari hubungan jangka panjang antara nilai tukar dan tingkat harga atau tes stasioneritas untuk menguji apakah nilai tukar riil kembali ke ratarata konstan. Jika nilai tukar riil (REX) konstan, kemudian komponenkomponennya nilai tukar nominal NEX dan tingkat harga relatif, tidak menyimpang satu sama lain maka hubungannya adalah :
………………………………………………(2.12)
SKRIPSI
PENGARUH KRISIS SUBPRIME ...
KUSUMA WIDODO
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
23
Menggunakan nilai tukar bilateral untuk tes PPP dapat menjadi masalah karena hasilnya bisa berpengaruh terhadap pemilihan mitra dalam perdagangan Internasional(bahmani, 2008).
2.1.4 Hubungan Nilai Tukar dengan Output Menurut Krugman(2010:454) Hubungan antara nilai tukar dengan pertumbuhan output GDP. Dimana representasi kelompok pengeluaran domestik menyertakan beberapa produk import tetapi memiliki bobot yang lebih berat pada barang dan jasa yang diproduksi didalam negeri. disaat yang sama representasi dari kelompok luar negeri adalah miring terhadap barang dan jasa diluar negeri. kenaikan harga terhadap kelompok barang luar negeri dibandingkan kelompok dalam negeri dapat dikatakan bahwa ada hubungan dengan kenaikan harga relatif dari output luar negeri ke dalam output domestik. Untuk menentukan perubahan dalam harga relatif dari output nasional memberikan pengaruh kepada neraca berjalan, sama halnya melihat pengaruh dari export dan import. Ketika EP*/P naik, misal produk luar negeri menjadi lebih mahal dari harga domestik dengan beberapa output domestik dapat membeli lebih sedikit output luar negeri. Konsumen luar negeri merespon perubahan harga
SKRIPSI
PENGARUH KRISIS SUBPRIME ...
KUSUMA WIDODO
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
24
terhadap ekport. Respon dari luar negeri dengan kenaikan export berpengaruh kepada meningkatnya nilai dari neraca berjalan(Krugman et all, 2010:424). Efek yang sama juga berlaku pada kenaikan exchange
rate terhadap
import. Konsumen domestik memberikan respon perubahan harga dengan mendapatkan lebih sedikit karena harga produk luar negeri lebih mahal. Sehingga real depreciation
mata uang dapat meningkatkan neraca berjalan dan real
appreciation mata uang
dapat
menurunkan neraca berjalan.
Meningkatnya
EP*/P(depresiasi) dapat juga menyebabkan meningkatakan biaya input bahan baku import dan menurunkan aggregate suppy yang menyebabkan menurunnya produksi. 2.1.5 Variabel Dummy Variabel dummy pada dasarnya adalah variabel kualitatif
yang
menjelaskan suatu kualitas, ciri-ciri (laki dan perempuan), periode(sebelum dan sesudah krisis). Metode untuk membuat variabel tersebut menjadi variabel kuantitatif dengan memberikan suatu atribut yang bisa membentuk suatu varibel buatan, misalnya memberiakan nilai 0 dan 1(0 untuk mulai sebelum terjadinya krisis dan nilai satu untuk setelah terjadinya krisis. Variabel dummy dapat digunakan dalam model regresi sama halnya dengan variabel kuantitatif. Suatu model regresi mungkin berisi variabel yang menjelaskan secara eksklusif bersifat dummy, atau kualitatif kemudian digabungkan dengan variabel kuantitatif. Model seperti itu disebut model analisis
SKRIPSI
PENGARUH KRISIS SUBPRIME ...
KUSUMA WIDODO
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
25
varians (ACOV). sebuah variabel dummy sudah cukup untuk membedakan dua kategori. Aturan umum yang berlaku : jika suatu variabel kualitatif memiliki kategori n, maka hanya diperlukan (n-1)(ajiaja dkk, 2011). sebagai contoh :
…………(2.13) Dimana Y= pendapatan nasional Di = 0 jika sebelum adanya krisis 1 jika setelah adanya krisis Model diatas bisa memungkinkan untuk mengetahui apakah ada pengaruh periode sebelum krisis dan periode setelah krisis. dengan mengasumsikan variabel lain dianggap konstan(gujarati,2004). 2.2 Penelitian Sebelumnya Penelitian tentang pengaruh nilai tukar riil terhadap pertumbuhan output telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya Mohsen Bahmani-oskooee dan Ali M Kutan pada tahun 2008 yang melakukan penelitian dengan judul Devaluation Contractionary In Emerging Economies Of Western Europe, tujuan dari penelitian ini untuk melihat dampak perubahan real exchange rate (real devaluation) atau real depreciation terhadap output di tujuh Negara anggota dari EU(Europe Union)
SKRIPSI
PENGARUH KRISIS SUBPRIME ...
KUSUMA WIDODO
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
26
yang didalamnya terdapat Negara Republik Ceko, Estonia, Hungaria, Latvia, Lithuania, Polandia, Dan Republic Slovakia. Termasuk negara transisi, meliputi negara dari Belarus dan Rusia di penelitian tersebut tujuannya untuk perbandingan. Khususnya menguji apakah devaluasi sebenarnya adalah kontraksi dalam perekonomian. Penelitian ini berfokus pada Negara emerging market. Yang pertama melihat bukti dan isu di Negara emerging market dan melihat pengaruh depresiasi terhadap output Negara emerging market
dengan mengikutkan Rusia dan
Belarusia. Kedua, ekonomi ini relatif kecil dan terbuka, sangat bergantung pada pendapatan ekspor untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pertama dilakukan uji ADF test dimana variabelnya stasioner pada tingkat first different. Dengan mengacu kepada bahmani oskooe dan tanku(2007) dan maksimum 8 lags tiap first different variable menggunakan AIC criterion dalam menentukan lag length. pada jangka pendek menghasilkan bahwa tiap variable significant dibawah 10%. sejak saat itu hampir disetiap negara dapat disimpulkan bahwa bukan hanya real depreciation yang memiliki pengaruh dalam jangka pendek Terhadap output di emerging economies. Tetapi juga kebijakan fiskal dan moneter, khususnya tampak bahwa dalam jangka pendek real depresiasi
ekspansif di
Belarus, Latvia, Polandia serta Republik Slovakia dan kontraktif dalam Republik Ceko, Estonia, Hungaria, dan Russia. Hal ini karena semua koefisien jangka
SKRIPSI
PENGARUH KRISIS SUBPRIME ...
KUSUMA WIDODO
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
27
pendek untuk Real effective exchange rate adalah negatif untuk negara-negara di kelompok pertama dan positif bagi mereka dalam kelompok kedua. Dari jangka panjang perkiraan koefisien menjelaskan diperoleh
Real
effective exchange rate hanya signifikan dalam kasus Latvia, Lithuania, Rusia, dan Republik Slovakia. Namun, koefisien jangka panjang yang signifikan adalah bermakna hanya dalam kasus Republik Slovakia statistik F untuk kointegrasi lebih besar dari nilai kritis dari 4,01 hanya di negeri tersebut. Alasan digunakan Real effective exchange rate, karena lebih komprehensif mengukur perubahan nilai mata uang. kesimpulannya adalah depresiasi nilai tukar mata uang menstimulasi aggregate demand dengan meningkatkan eksport, Dilain pihak mengatakan menurunkan aggregate supply dengan meningkatkan biaya input produksi yang diimport. Dampak membingungkan dalam teori dasar. Dalam artikel sebelumnya di negara berkembang depresiasi menyebabkan kontraksi dalam jangka pendek dan dalam jangka panjang devaluasi bersifat netral di sebagian negara. Penelitian lain dilakukan oleh Bahmani Oskooe Dan Ilir Miteza tahun 2006 melakukan penelitian Are Devaluations Contractionary?Evidence from Panel Cointegration. Menurut penelitian ini Devaluasi menjadi stimulan dalam menstabilkan kondisi ekonomi terhadap berbagai guncangan. Memang devaluasi digunakan sebagai stabilisasi di negara berkembang, convensional treatment didasarkan pada teori bahwa devaluasi meningkatkan daya saing dengan meningkatkan ekspor dan permintaan terhadap barang produksi domestik, akhirnya meningkatkan produksi barang.
SKRIPSI
PENGARUH KRISIS SUBPRIME ...
KUSUMA WIDODO
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
28
Model yang digunakan dalam penelitian tersebut menggunakan model sebelumnya oleh Edward(1986a, 1989b) adalah :
……………………………(2.14) Data diuji menggunakan panel unit root test dimana diperoleh nilai hitung statistik tiap variabel dalam group lebih dari nilai critical value dari -1,96 dari table t standart menunjukkan hipotesis nol tidak ditolak. Selanjutnya menghitung dari panel ADF dan group ADF statistik untuk kointegrasi diantara variable dalam persamaan. Kecuali pada kasus ketiga nilai dari ADF statistik banyak yang dibawah nilai -1.96 dari table t standart. Indikasi nol stasioneritas residual dalam persamaan
ditolak
menunjukkan
semua
variabel
terkointegrasi.
Dalam
menentukan apakah depresiasi menimbulkan kontraksi diperlukan (1) ketika semua variable terkointegrasi perlu menngunakan metode OLS untuk melihat konsistensi pooled data dan koefisien lainnya (2) perlu menggunakan dummy variabel untuk mempertimbangkan negara tertentu (3) dengan asumsi residual korelasi tiap periode waktu Dengan estimasi random effect model dari OLS atau dari maximum likehood estimation. Hasilnya adanya koefisien positif dari lnE variabel yang mana mensuport konraksi akibat devaluasi. di kasus yang tersisa devaluasi lnE memberikan positif dan koefisien yang significan. Sementara itu kasus dari OECD dampak dari depresiasi dalam produksi sangat sensitive terhadap model untuk kasus di OECD tidak ada
kasusnya.
Devaluasi
bersifat
netral dalam
jangka panjang.
Kesimpulannya adalah devaluasi mata uang atau disebut juga depresiasi
SKRIPSI
PENGARUH KRISIS SUBPRIME ...
KUSUMA WIDODO
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
29
menstimulasi aggregat demand dengan meningkatkan komponen net eksport. Dilain pihak dapat meningkatakan biaya input import dan menurunkan aggregate suppy dengan demikian berpengaruh pada meningkatanya aggregat demand dan aggregate suppy, devaluasi dapat membuat menurun atau naiknya output domestik. Dalam penelitian Muhammad, Shahbaz, Faridul Islam and Naveed Aamir pada tahun 2011 di Pakistan dengan judul jurnal Is devaluation contractionary? Empirical evidence for Pakistan. Penelitian ini dimotivasi oleh tidak ada studi serius di Pakistan mengenai dampak nilai tukar. Untuk mengetahuihubungan antara perubahan
nilai tukar dengan real
output, dengan memasukkan teori yang dibenarkan dan variabel lain yang relevan terhadap ekonomi di Pakistan model empirisnya adalah:
…………………………(2.15) Untuk melihat hubungan jangka panjang diantara variabel ekonomi beberapa metode perlu digunakan.
khususnya Dalam paper ini menggunakan
ARDL(autoregressive distributed lag) dengan pendekatan uji kointegrasi. ARDL bound testing menelusuri eksitensi dari hubungan jangka panjang antara real effective exchange rate dengan GDP riil
semua variabel stasioner dalam levels.
data LRER LREM dan LGSR patah sepanjang 1986, 2005 dan 2002 perlu diadakan penambahan dummy variabel.
SKRIPSI
PENGARUH KRISIS SUBPRIME ...
KUSUMA WIDODO
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
30
Dari hasil regresi ARDL bound testing diperoleh 0.2745 % penurunan domestic output disebabkan 1 persen devaluasi. Dengan demikian kebijakan devaluasi tidak dapat meningkatakan pertumbuhan ekonomi. Dengan melihat sejarah perdagangan di Pakistan bahwa terjadi penurunan diversifikasi export, dan juga memburuknya neraca perdagangan di Pakistan, Karena digunakan untuk mengimport minyak mentah, mesin, peralatan elektronik, bahan mentah, dan aneka macam makanan. Devaluasi di Pakistan membuata mahal biaya produksi dan membuat krisis ekonomi di Pakistan. Penelitian tentang krisis pernah dilakuakan di indonesia oleh
Agus
Widardjono tentang analisis permintaan import indonesia : pendekatan pengeluaran yang dilakuakan ditahun 2004 dengan data 1990.1-2003.2. penelitian tersebut variabel dummy yaitu krisis ekonomi yang terjadi pada kuartal keempat tahun 1997(d97). Pada jurnal tersebut mengatakan bahwa krisis ekonomi menyebabkan daya beli masyarakat baik individu pemerintah maupun bisnis baik kemampuan mengimpor barang sehinggan akan mempengaruhi permintaan import barang. Uji yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah ECM. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan semua variabel(investasi, eksport, harga import, dan dummy krisis 97) signifikan kecuali variabel dummy krisis ekonomi yang tidak signifikan
SKRIPSI
mempengaruhi
permintaan
impor
PENGARUH KRISIS SUBPRIME ...
dalam
jangka
pendek.
KUSUMA WIDODO
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
31
Tabel Jurnal Referensi 2.1 no penulis
tahun
variabel
1
Mohsen Bahmani Oskooee dan Ali M Kutan
2008
2
Mohsen Bahmani Oskooee dan Ilir Miteza
3
4
data
metode
hasil
GDP , real money suplly(m2), 1993Igovernment expenditure(G) , 2005II real effective exchange rate (rer)
ECM
G naik, M2naik , rer (depresiasi), GDP naikjangka panjang neutral
2006
GDP , real money suplly(m2), panel data government expenditure(G) 1969- 1999 nominal effective exchange rate (E)
Engle grangger
jangka pendek devaluasi – kontraksi
Muhammad, Shahbaz; Faridul Islam and Naveed Aamir
2011
GDP, real money suplly(m2), government expenditure(G) , real effective exchange rate (rer), international remittance(rem)
ARDL bound testing
rer devaluasi, menurunkan eksport GDP turun
Mohsen Bahmani Oskooee dan Ilir Miteza
2003
GDP , real money suplly(m2), OECD government expenditure(G) , member real exchange rate (rer)
ECM
Mata uang yang terdepresiasi menyebabkan kontraksi perekonoian
1975- 2008
Sumber berbagai jurnal
SKRIPSI
PENGARUH KRISIS SUBPRIME ...
KUSUMA WIDODO
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
32
2.3 Hipotesis Dan Model Analisis 2.3.1 Hipotesis Hipotesis untuk penelitian ini adalah : 1.
Diduga ada hubungan variabel krisis subprime mortgage 2008 terhadap gross domestic product.
2.
Diduga ada ada hubungan variabel nilai tukar riil, money supply, government expenditure, berpengaruh
secara significant terhadap
variabel gross domestik product. 2.3.2 Model Analisis Untuk melihat dampak dari nilai tukar terhadap terhadap output domestik yanga telah banyak diteliti sebelumnya dengan memasukkan model yang telah dipakai oleh peneliti sebelumnya, bahmani oskooee dan ali m kutan (2008), bahmani oskooee dan ilir miteza 2006, yang telah disesuaikan dengan keadaan ekonomi Indonesia dengan penambahan Dummy krisis global variabel spesifikasinya berikut : ……………………………(2.17) Variable yang dipakai GDP = GDP riil dalam mata uang domestik.
SKRIPSI
PENGARUH KRISIS SUBPRIME ...
KUSUMA WIDODO
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
33
M
= jumlah uang beredar didefinisikan sebagai uang dalam arti luas.
Nominal angka nasional
mata uang yang disesuaikan dengan IHK
(dengan deflator PDB dalam kasus Belarus dan Lithuania).
G
= pengeluaran pemerintah riil. Data nominal dalam mata uang
nasional disesuaikan dengan CPI (dengan deflator PDB dalam kasus Belarus dan Lithuania).
RER = Real exchange rate.
D08 = variabel dummy crisis 2008. krisis global atau yang dikenal dengan krisis subprime mortgage yang dimulai pada kuartal 3 tahun 2008.
SKRIPSI
PENGARUH KRISIS SUBPRIME ...
KUSUMA WIDODO
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
34
2.4 Kerangka Berfikir
KEBIJAKAN FISKAL
Exchange Rate
Variabel moneter
DUMMY Variabel
(JUB)
Krisis
(PENGELUARAN
PEMERINTAH)
MODEL dan UJI ekonometri OUTPUT DOMESTIK
Gambar 2.1 Kerangka berfikir analisis Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat variabel government expenditure, real exchange rate, variabel moneter JUB(real money supply), variabel dummy krisis global 2008 dimasukkan dalam suatu model dan diuji ekonomentri untuk melihat pengaruhnya terhadap output perekonomian indonesia yang diukur oleh gross domestic product(GDP).
SKRIPSI
PENGARUH KRISIS SUBPRIME ...
KUSUMA WIDODO