BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pasar Modal 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Berdasarkan UU No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, definisi bursa efek sebagai berikut : “bursa efek adalah yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihakpihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantaranya.”
Dengan kata lain, bursa efek adalah pihak yang menyediakan media perdagangan efek, antara lain saham. Media tersebut dipergunakan untuk memperdagangkan efek oleh anggota-anggotanya (perusahaan efek). Agar perdagangan efek berjalan dengan aman, teratur, dan efisien, maka bursa mengatur dan mengawasi tata-cara perdagangan efek dan juga mengatur persyaratan bagi efek yang dapat diperdagangkan di bursa melalui suatu peraturan bursa efek. Dengan demikian, bursa ini mirip dengan pengertian pasar pada umumnya. Perbedaannya adalah yang diperdagangkan adalah efek (surat berharga tanda kepemilikan) terhadap perusahaan yang listing atau terdaftar di pasar modal dan khusus melalui anggotanya dengan aturan yang ditetapkan untuk fairness (kewajaran) suatu transaksi. Di Indonesia, sampai saat ini dikenal dua bursa efek yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Bursa Efek Jakarta fokus pada perdagangan saham dan waran untuk industri skala menengah ke atas, sedangkan Bursa Efek Surabaya lebih pada saham skala kecil dan menengah, produk derivatif dan obligasi. Saat ini BES sedang mempersiapkan jenis perdagangan baru yang dikenal dengan istilah future index, dengan LQ-45 sebagai parameternya. Jenis-jenis efek yang diperdagangkan di BEJ dan BES adalah saham, bukti right, waran, dan obligasi konversi. Bursa lain yang ada di Indonesia
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
adalah Bursa Berjangka Jakarta (BBJ). Bursa ini fokus pada sistem perdagangan berjangka baik komoditas maupun kontrak berjangka finansial.
Transaksi di bursa dilakukan pada hari-hari kerja yang disebut hari bursa, yaitu : HARI
SESI I
SESI II
SENIN – KAMIS
09.30 – 12.00
13.30 – 16.00
JUM’AT
09.30 – 11.30
14.00 – 18.00
Pasar modal dijumpai di banyak negara karena pasar modal menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan. Dalam melaksanakan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender ke borrower. Dengan menginvestasikan kelebihan dana yang mereka miliki, lenders mengharapkan akan memperoleh imbalan dari penyerahan dana tersebut. Dari sisi borrowers tersedianya dana dari pihak luar memungkinkan mereka melakukan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari hasil operasi perusahaan. Dalam proses ini diharapkan akan terjadi peningkatan produksi, sehingga akhirnya secara keseluruhan akan terjadi peningkatan kemakmuran. Fungsi keuangan dilakukan dengan menyediakan dana yang diperlukan oleh para borrowers dan para lenders menyediakan dana tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi tersebut. Meskipun harus diakui perbedaan fungsi ekonomi dan keuangan ini sering tidak jelas. Menurut Suad Husnan (2005 : 4) ada beberapa daya tarik pasar modal. Pertama, diharapkan pasar modal ini akan menjadi alternatif penghimpunan dana selain sistem perbankan. Kedua, pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi risiko mereka.
2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pasar Modal Suad Husnan (2005 : 8) mendefinisikan pasar modal merupakan pertemuan antara supply dan demand akan dana jangka panjang. Karena itu
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
keberhasilan pembentukan pasar modal dipengaruhi oleh supply dan demand tersebut. Secara rinci faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pasar modal antara lain adalah : 1. Supply sekuritas Faktor ini berarti harus banyak perusahaan yang bersedia menerbitkan sekuritas di pasar modal. 2. Demand akan sekuritas Faktor ini berarti bahwa harus terdapat anggota masyarakat yang memiliki jumlah dana yang cukup besar untuk dipergunakan membeli sekuritassekuritas yang ditawarkan. Calon-calon pembeli sekuritas tersebut mungkin berasal dari individu, perusahaan non-keuangan, maupun lembaga-lembaga keuangan. Sehubungan dengan faktor ini, maka income per capita suatu negara dan distribusi pendapatan mempengaruhi besar kecilnya demand akan sekuritas. 3. Kondisi politik dan ekonomi Faktor ini akhirnya akan mempengaruhi supply dan demand akan sekuritas. Kondisi politik yang stabil akan ikut membantu pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya mempengaruhi supply dan demand akan sekuritas. 4. Masalah hukum dan peraturan Pembeli sekuritas pada dasarnya mengandalkan diri pada informasi yang disediakan oleh perusahaan-perusahaan yang menerbitkan sekuritas. Kebenaran informasi, karena itu, menjadi sangat penting, disamping kecepatan dan kelengkapan informasi. Peraturan yang melindungi pemodal dari informasi yang tidak benar dan menyesatkan menjadi mutlak diperlukan. 5. Keberadaan lembaga yang mengatur dan mengawasi kegiatan pasar modal dan berbagai lembaga yang memungkinkan dilakukan transaksi secara efisien Kegiatan di pasar
modal pada dasarnya merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh pemilik dana dan pihak yang memerlukan dana secara
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
langsung (artinya tidak ada perantara keuangan yang mengambil alih risiko investasi). Dengan demikian maka peran informasi yang dapat diandalkan kebenarannya dan cepat tersedianya menjadi sangat penting. Disamping itu transaksi harus dapat dilakukan dengan efisien dan dapat diandalkan. Diperlukan berbagai lembaga dan profesi yang menjamin persyaratan-persyaratan tersebut dapat dipenuhi.
2.1.3 Peranan Pasar Modal Peranan pasar modal pada suatu negara dapat dilihat dari 5 segi sebagai berikut : 1. Sebagai fasilitas melakukan interaksi antara pembeli dengan penjual untuk menentukan harga saham atau surat berharga yang diperjual-belikan. Dewasa ini, kemudahan bertransaksi dapat dilakukan dengan lebih sempurna setelah adanya sistem perdagangan efek melalui fasilitas perdagangan berbasis komputer. 2. Pasar
modal memberi kesempatan kepada para pemodal untuk
menentukan hasil (return) yang diharapkan. Keadaan tersebut akan mendorong perusahaan (emiten) untuk memenuhi keinginan para pemodal. Tingkat kepuasaan hasil yang diharapkan akan menentukan bagaimana pemodal menanam dananya dalam surat berharga atau sekuritas dan tingkat harga sekuritas di pasar mencerminkan kondisi perusahaan. 3. Pasar modal memberi kesempatan kepada investor untuk menjual kembali saham yang dimilikinya atau surat berharga lainnya. Apabila pasar modal tidak ada, maka investor terpaksa harus menunggu pencairan surat berharga yang dimilikinya sampai dengan saat likuidasi perusahaan. Keadaan semacam ini akan menjadikan investor kesulitan menerima uangnya kembali, bahkan tertunda-tunda dan berakibat menerima risiko rugi yang sulit diprediksi sebelumnya. 4. Pasar modal menciptakan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam perkembangan suatu perekonomian. Masyarakat berpenghasilan kecil mempunyai kesempatan untuk mempertimbangkan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
alternatif cara penggunaan uang mereka. Selain menabung, uang dapat dimanfaatkan melalui pasar modal dan beralih ke investasi yaitu dengan membeli sebagian kecil saham perusahaan publik. 5. Pasar modal mengurangi biaya informasi dan transaksi surat berharga. Bagi para pemodal, keputusan investasi harus didasarkan pada tersedianya informasi yang akurat dan dapat dipercaya. Pasar modal dapat menyediakan kebutuhan terhadap informasi bagi para pemodal secara lengkap, yang apabila hal tersebut harus dicari sendiri akan memerlukan biaya yang sangat mahal.
2.1.4 Pasar Modal di Indonesia Dalam sejarah pasar modal di Indonesia, kegiatan jual beli saham dan obligasi dimulai pada abad ke-19, yaitu sejak tahun 1880. Pada tanggal 14 Desember 1912, Amserdamse Effectenbueurs mendirikan cabang bursa efek di Batavia. Seiring dengan kekalahan Belanda pada Perang Dunia II maka aktivitas pasar modal Indonesia pada zaman penjajahan Belanda pun berakhir. Pasar modal di Indonesia diaktifkan kembali pada tahun 1976 dan di bentuklah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal) yang mempunyai tugas utama mengadakan penilaian terhadap perusahaan-perusahaan yang akan menjual sahamnya dan menyelenggarakan bursa pasar modal yang efektif dan efisien. Kegiatan pasar modal Indonesia resmi dimulai pada tahun 1977 sewaktu perusahaan PT. Semen Cibinong menerbitkan sahamnya di BEJ. Dalam perkembangannya kondisi ekonomi dan moneter tidak bisa dilepaskan, tetapi pengaruh yang nampak nyata berasal dari berbagai kebijakan pemerintah. Pada awalnya, jika diukur dari perusahaan yang menerbitkan sahamnya dan kegiatan perdagangan saham, perkembangan pasar modal Indonesia sangat lambat. Sampai dengan tahun 1982 baru 23 perusahaan dan terhenti pada 24 perusahaan hingga tahun 1988. Baru pada tahun-tahun berikutnya terjadi peningkatan yang cukup pesat, mencapai jumlah 124 perusahaan pada tahun 1990, sebanyak 285 pada tahun 2000, dan 399 perusahaan pada tahun 2006.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
2.2 Saham 2.2.1 Pengertian Saham Salah satu jenis investasi yang cukup menarik minat masyarakat adalah investasi dalam saham. Secara sederhana dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah berupa kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Dalam buku Klinik Publik dan Investasi (1995 : 34-35) yang disusun bersama oleh Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan PT. Bursa Efek Jakarta, saham didefinisikan sebagai berikut : “Saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau yang biasa disebut emiten. Saham menyatakan bahwa pemilik saham adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan. Dengan demikian, kalau seseorang investor membeli saham, maka ia pun menjadi pemilik atau pemegang saham perusahaan.” Jadi, dapat disimpulkan bahwa saham ialah surat bukti keikutsertaan dalam permodalan perusahaan dan mempunyai hak atas sebagian kekayaan perusahaan, hal ini berarti apabila seorang investor membeli saham maka ia pun menjadi pemilik perusahaan itu, dimana proposi kepemilikan saham yang dipunyai oleh pemegang saham tersebut. Saleh Basir (2005 : 11) mendefinisikan saham merupakan surat berharga yang dikeluarkan dalam rangka menambah modal disetor perusahaan. Jika sebuah perusahaan menjual sebagian sahamnya
kepada masyarakat luas atau publik
maka perusahaan tersebut dikatakan go public atau telah menjadi perusahaan publik, dalam arti kepemilikan atas perusahaan tersebut tidak hanya dimiliki oleh sekelompok orang (atau orang-orang yang mendirikan perusahaan tersebut), namun kepemilikannya telah menyebar ke banyak pihak.
2.2.2 Karakteristik Saham Ada beberapa karakteristik dari saham yang dapat kita ketahui menurut Hasan Zein (1999) diantaranya adalah sebagai berikut :
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
1. Saham termasuk finansial asset, investor membeli saham karena mengharapkan akan diperolehnya pendapatan atau keuntungan, baik berupa dividen maupun capital gain. 2. Saham mengandung risiko, risiko yang melekat pada saham pada umumnya dapat dibagi atau risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko sistematis adalah akan dialami oleh semua saham dan tidak dapat dihindari, sedangkan risiko tidak sistematis adalah risiko yang dapat dihindari dan tidak semua perusahaan mengalaminya, risiko ini tidak sama besar antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. 3. Saham mengandung unsur ketidakpastian. Harga saham terkadang naik terkadang turun. Tingkat keuntungan yang berbentuk dividen juga tidak tetap dan selalu berfluktuasi bahkan bisa saja terjadi perusahaan tidak membagikan dividen. 4. Meskipun terlihat sama, pada kenyataannya, saham antara satu perusahaan dengan yang lain berbeda, baik dari segi harga maupun kualitasnya. 5. Transaksi penjualan dan pembelian saham hanya dapat dilakukan di tempat tertentu, melalui pialang dan lantai bursa.
2.2.3 Jenis-Jenis Saham Adapun jenis-jenis saham menurut Bambang Riyanto (2001 : 240) adalah sebagai berikut : 1. Saham biasa (Common Stock) Pemegang saham biasa dapat mendapatkan dividen pada akhir tahun pembukuan, hanya kalau perusahaan tersebut mendapatkan keuntungan. Apabila perusahaan tidak mendapat keuntungan
atau kalau mendapat
kerugian, maka pemegang saham tidak akan mendapat dividen. 2. Saham preferen (Preferred Stock) Pemegang saham preferen mempunyai beberapa preferensi tertentu di atas pemegang saham biasa, yaitu terutama dalam hal-hal : a. Pembagian dividen
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
Dividen dari saham preferen diambil terlebih dahulu, kemudian sisanya barulah disediakan untuk saham biasa. b. Pembagian kekayaan Apabila perusahaan dilikuidir, maka dalam pembagian kekayaan, saham preferen didahulukan daripada saham biasa. 3. Saham kumulatif preferen (Cummulative Preferred Stock) Jenis saham ini pada dasarnya adalah sama dengan saham preferen. Perbedaannya hanya terletak pada adanya hak kumulatif pada saham preferen kumulatif. Dengan demikian pemegang saham preferen tidak menerima dividen selama beberapa waktu karena besarnya laba tidak mengizinkan atau karena adanya kerugian, pemegang saham jenis ini dikemudian hari apabila perusahaan mendapatkan
keuntungan berhak
untuk menuntut dividen yang tidak dibayarkan di waktu yang lampau.
Berbagai bentuk saham yang dapat diperjual belikan setiap hari dapat dibedakan menurut kriteria-kriteria berikut : 2.2.3.1 Berdasarkan Cara Peralihan Hak Ditinjau dari cara peralihan haknya, menurut Tendelilin (2001) saham dibedakan menjadi Saham Atas Tunjuk dan Saham Atas Nama. 1. Saham Atas Tunjuk (Bearer Stock) Sertifikat saham atas tunjuk tidak mencantumkan nama pemiliknya. Dengan demikian, hak pemiliknya dapat dengan mudah dialihkan kepada orang lain. 2. Saham Atas Nama (Registered Stock) Di atas sertifikat saham atas nama, di tulis nama pemiliknya secara eksplisit. Cara pengalihan hak nya harus memenuhi prosedur tertentu yaitu dengan dokumen pengalihan, kemudian nama pemiliknya akan di catat dalam buku khusus yang memuat daftar nama pemegang saham perusahaan.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
2.2.3.2 Berdasarkan Hak Atas Klaim Apabila ditinjau dari segi manfaat saham, maka pada dasarnya saham dapat digolongkan menjadi Saham Biasa dan Saham Preferen. 1. Saham Biasa (Common Stock) Saham yang menempatkan pemegangnya di baris paling akhir dalam pembagian dividen dan hak atas kekayaan perusahaan jika di likuidasi. Saham yang diperjual belikan di bursa efek umumnya saham biasa. Karakteristik : a. Memiliki hak atas pendapatan b. Memiliki hak atas harta perusahaan c. Memiliki hak suara d. Memiliki hak tanggung jawab terbatas e. Memiliki hak memesan efek terlebih dahulu 2. Saham Preferen Saham dengan hak istimewa menurut ketentuan dalam anggaran dasar, misalnya berupa prioritas terhadap pembayaran dividen, penentuan pengurus, dan sisa harta perusahaan dalam hal terjadi likuidasi. Secara teori pemegang saham ini tidak mempunyai hak. Saham preferen merupakan jenis saham yang memberikan pendapatan tetap dalam bentuk dividen tetap yang dibayarkan secara periodik. Pendapatan tetap ini dinyatakan dalam bentuk rupiah atau persentase terhadap nilai nominal saham.
2.2.4 Jenis-Jenis Harga Saham Jenis-jenis harga saham menurut Tendelilin (2001), yaitu : 1. Harga Nominal (Par Value) Par value merupakan nilai yang ditetapkan oleh emiten, untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Kata lain dari harga nominal adalah nilai pari atau par value.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
2. Nilai Buku (Book Value) Nilai buku per saham adalah harga yang didasarkan nilai akuntansi dari selembar saham biasa, setara dengan ekuitas saham biasa (saham biasa di tambah agio saham di tambah dengan laba) di bagi dengan jumlah saham yang beredar. 3. Harga Perdana Harga perdana adalah harga sebelum saham tersebut di catat di bursa efek. Setelah bernegoisasi dengan penjamin emisi (underwriter), akan diketahui berapa besar saham perusahaan emiten itu akan di jual kepada masyarakat, biasanya dalam menentukan harga perdana ada beberapa hal yang dipertimbangkan, antara lain goodwill, kondisi pasar, prospek perusahaan, dan lain-lain. 4. Harga Pasar (Market Price) Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu ke investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa efek, baik bursa utama maupun bursa over the counter (tempat perdagangan saham atau sekuritas lain di luar bursa). Harga inilah yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan setiap hari diumumkan di surat kabar ataupun mass media lainnya. 5. Harga Tertinggi Harga tertinggi merupakan harga yang paling tinggi, pada suatu saham dibandingkan dengan harga lainnya pada berkali-kali transaksi yang terjadi, tapi lazim pula dipakai istilah harga tertinggi yang terjadi pada waktu tertentu dalam kurun waktu sebulan atau setahun, tergantung keperluan. 6. Harga Terendah Harga terendah merupakan harga yang terjadi pada suatu saham dibandingkan dengan berkali-kali transaksi yang terjadi. Penggunaannya sama dengan yang tertinggi, bisa untuk mendeteksi transaksi harian, bulanan, maupun tahunan.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
7. Harga Rata-Rata Harga rata-rata merupakan rerata-rataan dari yang terendah. Hal ini juga bisa dicatat untuk transaksi harian, bulanan, dan tahunan. 8. Harga Pembukaan Harga pembukaan adalah harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pada saat jam bursa dibuka. Bisa saja terjadi pada saat di mulainya hari bursa itu setelah terjadi transaksi atas suatu saham, dan harga sesuai dengan yang di minta oleh penjual dan pembeli. Dalam keadaan demikian, harga pembukaan tadi menjadi harga pasar saat terjadi transaksi. 9. Harga Penutupan Harga penutupan adalah harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pada saat akhir bursa. Pada keadaan demikian, bisa saja terjadi pada saat akhir bursa tiba-tiba terjadi transaksi atas suatu saham. Karena ada kesepakatan antara penjual dan pembeli, apabila ini terjadi maka harga penutupan ini telah menjadi harga pasar.
2.2.5 Keuntungan dan Risiko daripada Saham Pemegang saham memiliki beberapa keuntungan dengan memiliki atau membeli saham, antara lain : 1. Dividen Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkannya. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Jika seorang investor ingin mendapatkan dividen, maka investor tersebut harus tercatat sebagai pemegang saham pada tanggal penentuan pemegang saham yang berhak atas dividen (dikenal dengan istilah recording date). 2. Keuntungan modal (capital gain) Keuntungan lain yang akan didapatkan oleh pemegang saham adalah capital gain yaitu keuntungan yang diperoleh dari selisih antara harga jual dan harga beli.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
Di satu sisi, saham dapat memberikan keuntungan kepada para pemegangnya, namun saham juga mengandung beberapa risiko, antara lain : 1. Tidak mendapat dividen Umumnya, perusahaan akan membagikan dividen jika perusahaan menghasilkan keuntungan. Dengan demikian perusahaan tidak akan membagikan dividen jika perusahaan tersebut mengalami kerugian. Dengan demikian peluang keuntungan investor untuk mendapatkan dividen ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut khususnya dari sisi finansial. 2. Kerugian modal (capital loss) Dalam aktivitas perdagangan saham, tidak selalu investor mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya investor harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli. Dengan demikian seorang investor mengalami capital loss.
Disamping dua risiko utama di atas, pemegang saham juga masih dihadapkan dengan kemungkinan risiko lainnya yaitu : 1. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi Jika suatu perusahaan bangkrut, maka tentu saja akan berdampak secara langsung kepada saham perusahaan tersebut. Sesuai dengan peraturan pencatatan saham di bursa efek, jika suatu perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, maka secara otomatis saham perusahaan tersebut akan dihapuskan pencatatannya dari bursa (delisting). Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham akan menempati posisi lebih rendah dibanding kreditor, artinya setelah semua asset perusahaan tersebut dijual, terlebih dahulu harus diselesaikan utangutang perusahaan kepada para kreditor, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikan kepada para pemegang saham. 2. Saham dihapuskan pencatatannya dari bursa (delisting) Risiko lain yang dihadapi para pemodal adalah jika saham perusahaan dihapuskan dari pencatatan bursa efek alias dilakukan delisting. Suatu
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
saham perusahaan yang dihapuskan pencatatannya dari bursa umumnya karena kinerja yang buruk misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan Peraturan Pencatatan Efek di Bursa. Saham yang telah dihapuskan ini tentu saja tidak lagi diperdagangkan di bursa, namun tetap dapat diperdagangkan di luar bursa dengan konsekuensi tidak terdapat patokan harga yang jelas dan jika terjual biasanya dengan harga yang jauh lebih rendah dari harga sebelumnya. 3. Saham dihentikan sementara perdagangannya Disamping dua risiko di atas terdapat risiko lain yang juga mengganggu para pemodal untuk melakukan aktivitasnya, yaitu suatu saham disuspensi atau dihentikan sementara perdagangannya oleh otoritas bursa efek. Dengan demikian pemodal tidak dapat menjual sahamnya hingga suspensi dicabut. Suspensi dapat berlangsung dalam waktu singkat, misalnya satu sesi perdagangan
atau dua sesi perdagangan, namun dapat pula
berlangsung dalam kurun waktu beberapa hari perdagangan. Hal tersebut dilakukan otoritas bursa jika, misalnya, suatu saham mengalami lonjakan harga yang luar biasa , adanya informasi material menyangkut perusahaan yang belum jelas kebenarannya, atau berbagai kondisi lain yang mengharuskan
otoritas bursa menghentikan
sementara perdagangan
saham tersebut untuk kemudian diminta konfirmasi kepada perusahaan tersebut atau kejelasan informasi lainnya, hingga informasi yang belum jelas tersebut tidak menjadi ajang spekulasi. Jika informasi yang jelas telah diperoleh, maka suspensi atas saham tersebut dapat dicabut oleh bursa dan saham dapat diperdagangkan lagi seperti semula.
2.2.6 Indeks LQ-45 Indeks LQ-45 termasuk dalam kategori composive index (indeks gabungan), karena terdiri dari berbagai sektor yang mencerminkan keadaan pasar
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
modal Jakarta. Kumpulan sektor tersebut dipilih mempunyai pengaruh terhadap kinerja bursa modal dalam hal ini Bursa Efek Jakarta, sehingga dengan melihat indeks ini investor dan pengamat pasar modal mendapatkan informasi kinerja bursa. LQ-45 terdiri dari hanya 45 saham yang telah dipilih melalui beberapa tahapan kriteria pemilihan sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas ( LiQuid, dari sinilah nama LQ diambil) tinggi dan juga mempertimbangkan kapitalisasi pasar saham tersebut. Untuk dapat masuk dalam pemilihan, suatu saham harus memenuhi kriteria tertentu dan melewati seleksi utama. Sebagai berikut : 1. Masuk dalam peringkat 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar regular (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir). 2. Penentuan peringkat berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir). 3. Telah tercatat di Bursa Efek Jakarta minimal 3 bulan. 4. Keadaan
keuangan
perusahaan
dan
prospek
pertumbuhannya,
frekuensinya, dan jumlah dari perdagangan transaksi pada regular. Bursa Efek Jakarta terus menerus memantau perkembangan komponen saham yang masuk dalam perhitungan indeks LQ-45. Setiap tiga bulan sekali akan dilakukan review pergerakan ranking saham-saham yang akan digunakan dalam perhitungan indeks LQ-45. Penggantian saham akan dilakukan setiap enam bulan sekali, yaitu setiap awal bulan Februari dan Agustus. Apabila terdapat saham yang tidak memenuhi kriteria lagi, maka saham tersebut harus dikeluarkan dari perhitungan indeks dan diganti dengan saham lain yang memenuhi kriteria. Untuk menjamin kewajaran (fairness) pemilihan saham, BEJ memiliki komisi penasehat yang terdiri dari para ahli dari BAPEPAM, Universitas dan professional di bidang pasar modal yang independen. Harga dasar indeks LQ-45 dihitung mundur sehingga tanggal 13 Juli 1994 sebagai hari dasar, dengan nilai dasar 100, sehingga indeks ini memiliki data historis yang cukup panjang. Dari ke-45 emiten yang membentuk awal indeks LQ-45 ini, meliputi 72% dari total kapitalisasi pasar dan 72.5% nilai transaksi di pasar regular.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
2.3 Corporate Action 2.3.1 Pengertian Corporate Action Corporate Action merupakan aktivitas emiten yang berpengaruh terhadap jumlah saham yang beredar maupun berpengaruh terhadap harga saham di pasar. Corporate Action merupakan berita yang umumnya menarik perhatian pihakpihak yang terkait di pasar modal khususnya pemegang saham. Keputusan corporate action harus disetujui dalam surat rapat umum baik RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) maupun RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa). Persetujuan pemegang saham adalah mutlak untuk berlakunya suatu corporate action sesuai dengan peraturan yang ada di pasar modal. Keputusan untuk melakukan corporate action dilakukan emiten dalam rangka memenuhi tujuan-tujuan tertentu seperti misalnya bertujuan untuk meningkatkan modal perusahaan, meningkatkan likuiditas perdagangan saham maupun tujuan-tujuan perusahaan lainnya.
2.3.2 Jenis-Jenis Corporate Action Pengertian corporate action umumnya mengacu kepada Rights Issue, Stock Split, Saham Bonus, dan Pembagian Dividen baik dalam bentuk dividen saham (stock dividend) maupun dividen tunai (cash dividend). Namun disamping jenis-jenis di atas, terdapat jenis corporate action lainnya antara lain Initial Pubic Offering (IPO) dan Additional Listing seperti private placement, konversi saham baik dari warrant, rights ataupun obligasi. Perbedaan dengan kelompok sebelumnya adalah pada kelompok kedua, corporate action jenis ini tidak berpengaruh terhadap harga yang terjadi di pasar kecuali berupa pencatatan penambahan saham baru. Umumnya pembicaraan mengenai corporate action mengacu kepada aktivitas emiten pada kelompok pertama, yaitu Rights Issue, Stock Split, Saham Bonus, dan Dividend.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
2.3.3 Apa Dampak Corporate Action bagi Pemegang Saham Umumnya corporate action memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepentingan pemegang saham, karena corporate action yang dilakukam emiten akan berpengaruh terhadap jumlah saham yang beredar, komposisi kepemilikan saham, jumlah saham yang akan dipegang pemegang saham, serta pengaruhnya terhadap pergerakan harga saham. Dengan demikian pemegang saham harus mencermati dampak atau akibat corporate action tersebut sehingga pemegang saham akan mendapatkan keuntungan dengan melakukan keputusan atau antisipasi yang tepat. Jadi secara umum mengetahui faktor koreksi dan kapan faktor itu akan mempengaruhi pasar menjadi suatu kunci bagi pemodal untuk menentukan arah keputusan investasi yang harus dilakukan. Hal ini penting sehingga tidak terjadi kesalahan interpretasi akan pergerakan harga yang terjadi. Untuk mendapatkan haknya sebagai pemegang saham atas corporate action, maka saham tersebut harus terdaftar atas nama pemegang saham tersebut. Dengan kata lain, pemodal terlebih dahulu harus melakukan registrasi atas saham yang dipegangnya agar hak-haknya atas corporate action dapat terpenuhi. Hanya investor yang telah meregister sahamnya sampai batas Cumdate (merupakan tanggal dimana perdagangan saham yang masih mengandung hak untuk mendapatkan keuntungan) yang nanti berhak mendapatkan baik benefit, atau hak lainnya dari suatu corporate action. Daftar nama tersebut akan diumumkan pada tanggal yang telah dijadwalkan dan dikenal dengan istilah DPS date, atau tanggal daftar pemegang saham.
2.4 Stock Split 2.4.1 Pengertian Stock Split Stock Split adalah pemecahan nilai nominal saham menjadi nominal yang lebih kecil. Harga per lembar saham setelah stock split adalah 1/n dari harga sebelumnya, dengan demikian stock split tidak menambah nilai dari perusahaan atau dengan kata lain stock split tidak memiliki nilai ekonomis (Jogiyanto H.M : 2000).
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
Stock split ibarat menukarkan uang besar dengan uang kecil. Apabila kita memiliki selembar uang dengan pecahan sepuluh ribu rupiah, anda dapat menukarkannya dengan dua lembar lima ribuan atau bahkan sepuluh lembar seribuan. Menurut Watson dan Head (2004 :135), pemecahan saham adalah : “A share split (also known as a stock split) involves simultaneously reducing a nominal value of each share and increasing the number of shares in issue, so that the balance sheet value of the share is unchanged.”
Pengertian stock split mengandung 2 unsur, penambahan jumlah saham beredar dan penurunan harga secara proporsional, sehingga jumlah saham beredar di pasar lebih banyak dengan harga yang murah. Pemecahan saham tidak menimbulkan perubahan proporsi kepemilikan perusahaan dan juga tidak menimbulkan perubahan nilai perusahaan. Pengertian stock split menurut Saleh basir (2005: 119) adalah : “Stock split adalah pemecahan nominal saham menjadi nominal yang lebih kecil, misalnya dari nominal Rp 1.000 per saham menjadi Rp 500 per saham atau dari Rp 500 per saham menjadi Rp 100 per saham. Pemecahan nilai nominal saham ini mengakibatkan jumlah lembar saham menjadi lebih banyak. Perbandingan jumlah lembar saham yang bernominal lama dengan jumlah lembar saham yang bernominal baru biasa disebut dengan rasio stock split. Misalnya rasio stocl split 1:2 berarti satu lembar saham nominal lama dipecah menjadi 2 lembar saham nominal baru.” Sedangkan menurut Van Horne & Wachowiss Jr (1998 : 508) adalah : “With a stock split the number of shares is increased throught a proportional reduction in the par value of the stock.”
Penukaran saham lama dengan saham baru dengan nominal yang lebih kecil ini memiliki masa penukaran, apabila masa penukaran tersebut telah lewat, maka saham dengan nominal lama tidak bisa diperdagangkan di bursa. Bahwa pengumuman stock split mengandung informasi (information content), karena menimbulkan reaksi pasar setelah pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Penelitian mengenai kandungan informasi telah banyak dilakukan.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
Antara lain Fatma et al. (1969), Lakonishok dan Lev (1987), Brennan dan Copeland (1988), serta Brennan dan Hughes (1991), dimana pasar melakukan reaksi terhadap pengumuman stock split.
2.4.2 Tujuan dan Manfaat dari Stock Split Tujuan dari dilakukannya stock split menurut Van Horne & Wachowiss Jr (1998 : 514) adalah : “ A principle purpose of split is to place the stock in more popular trading range, thereby (hopefully) attracting more buyers.”
Dengan menempatkan harga saham yang lebih optimal diharapkan saham dapat lebih menarik dan mudah untuk dijangkau oleh investor, dengan harga yang lebih murah investor kecil dapat turut serta dalam perdagangannya. Dengan semakin banyaknya investor yang mambeli saham tersebut diharapkan harga semakin meningkat dan semakin likuid. Beberapa pelaku pasar khususnya para emiten berpendapat bahwa aktivitas split diyakini dapat memberikan manfaat besar bagi perusahaan. Mac Gough (1999) mengemukakan pendapat pada umumnya yang diperoleh dari stock split adalah harga saham yang berikutnya menambah daya tarik untuk memiliki saham tersebut sehingga membuat saham lebih likuid diperdagangkan dan mengubah para investor odd lot menjadi round lot. Odd lot adalah kondisi dimana investor membeli saham di bawah lima ratus lembar (1 lot), sedangkan investor round lot adalah investor yang membeli saham minimal lima ratus lembar (1 lot). Pihak yang mendukung split berkeyakinan beberapa manfaat lain yang diperoleh dengan harga saham yang lebih rendah, yaitu : 1. Harga saham yang lebih rendah akan menambah kemampuan saham tersebut untuk diperjual belikan setiap saat dan meningkatkan efisiensi pasar 2. Meningkatkan daya tarik investor kecil untuk melakukan investasi 3. Meningkatkan likuiditas saham tersebut di pasar
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
4. Pemegang saham dapat memperoleh keuntungan walau dalam jumlah kecil dari fluktuasi yang terjadi akibat split tersebut 5. Sinyal yang kuat bagi saham menunjukan bahwa pihak manajemen perusahaan merasa optimis akan pertumbuhan perusahaannya. Sementara itu, pihak lain mempunyai keyakinan lain yang bertentangan dengan beberapa manfaat di atas, mereka berpendapat : 1. Tingkat harga saat ini belum dapat menjamin keberhasilan stock split karena ketidakpastian pada lingkungan bisnis 2. Tingkat harga saham setelah stock split akan mengubah posisi perusahaan pada
kelompok
yang
memiliki
nilai
saham
rendah
sehingga
mengakibatkan kepercayaan investor terhadap saham tersebut menurun 3. Peningkatan jumlah pemegang saham akan menaikan biaya pelayanan (servicing cost) bagi pemegang saham James C. Van Horne dan John M. Wachowicz, Jr (1998 : 515) mengatakan bahwa stock split mempunyai beberapa efek psikologis terhadap pemegang saham (investor) yaitu : 1. Stock split akan diikuti oleh kenaikan dividen tunai. Jika besarnya dividen tunai per lembar tidak berubah sesudah adanya pemecahan saham, maka dividen tunai yang diterima oleh investor akan meningkat. Namun jika tujuan yang ingin dicapai perusahaan ialah untuk meningkatkan dividen tunai, perusahaan tersebut tidak perlu melakukan pemecahan saham. 2. Stock split dimaksudkan untuk menjaga agar harga saham perusahaan berada dalam rentang perdagangan yang menguntungkan. 3. Pengumuman stock split menyampaikan informasi yang menguntungkan mengenai pendapatan di masa mendatang kepada investor (signalling effect). Secara khusus, jika perusahaan yang melakukan pemecahan saham sebelumnya mengalami pertumbuhan pendapatan, suatu pemecahan dapat menunjukan bahwa manajer memandang peningkatan ini sebagai permanen ketimbang sementara. Manfaat lain dari stock split dikemukakan oleh Jie Ye (1999) yang menguji kemungkinan kejutan laba dan keakuratan perkiraan earnings dapat diprediksi
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
dengan menggunakan informasi stock split. Stock split diharapkan menjadi predikor yang baik karena attention effect. Attention hypothesis menyarankan bahwa
ketika
perusahaan
memecah
sahamnya,
banyak
analis
mulai
menelusurinya. Hasilnya kesalahan perkiraan earnings menurun setelah stock split dan sinyal perkiraan earning lebih informatif untuk perusahaan yang memecah saham daripada perusahaan yang tidak memecah saham. Attention effect yang diberikan adalah perusahaan yang mengumumkan pemecahan saham karena mereka dinilai terlalu rendah oleh pasar. Implikasinya adalah kejutan laba yang positif lebih mungkin untuk perusahaan yang memecah saham.
2.4.3 Latar Belakang Dilakukannya Stock Split Secara teoritis, motivasi yang melatar belakangi perusahaan melakukan split serta dampak yang ditimbulkan tertuang dalam beberapa hipotesis, antara lain Signalling hypothesis (asymetric information) yang menyatakan bahwa split memberi sinyal yang informatif kepada investor mengenai prospek perusahaan di masa yang akan datang. Pada tingkat asimetri tertentu antara manajer dan investor, manajer kemungkinan besar akan mengambil keputusan untuk split agar informasi yang menguntungkan dapat diterima oleh investor. Bahwa pengumuman stock split di pasar merupakan sinyal positif terhadap aliran kas perusahaan di masa yang akan datang. Sinyal positif dari pengumuman split menginterpretasikan bahwa manajer perusahaan akan menyampaikan prospek yang baik sehingga dianggap dapat meningkatkan kesejahteraan investor. Selain itu, stock split juga menunjukan sinyal yang valid karena tidak semua perusahaan dapat melakukannya. Hanya perusahaan yang memiliki kinerja yang baik yang dapat melakukan stock split, karena untuk melakukan stock split perusahaan harus menanggung semua biaya yang ditimbulkan oleh stock split tersebut, meskipun stock split tidak memiliki nilai ekonomis. Oleh karena itu stock split merupakan sinyal yang positif yang diberikan perusahaan kepada pasar, sehingga pasar memberikan reaksi positif terhadap pengumuman stock split tersebut. Kebalikan dengan perusahaan yang memiliki kinerja kurang baik dan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
tidak memiliki prospek yang baik di masa depan, tidak akan mampu menanggung biaya transaksi yang harus dikeluarkan pada saat melakukan stock split. Penelitian yang dilakukan oleh Mc. Nicholas dan Dravid (1990) menyimpulkan bahwa semakin tinggi komisi saham serta disertai rendahnya harga saham, maka hal tersebut menimbulkan bertambahnya biaya yang harus dikeluarkan perusahaan akibat melakukan aktivitas split. Aktivitas split yang dilakukan oleh perusahaan akan di interpretasikan oleh investor sebagai sinyal bahwa manajer memiliki informasi yang menguntungkan dimana hal tersebut ditunjukan dengan adanya abnormal return di sekitar pengumuman stock split. Han dan Suk (1998) melakukan penelitian mengenai pengaruh kebijakan stock split sebagai sinyal dan hak kepemilikan saham. Hasil penelitian menunjukan bahwa abnormal return pada saat pengumuman stock split mempunyai hubungan positif dengan tingkat kepemilikan. Para manajer mendesain split supaya
harga saham perusahaan dapat
mencapai level harga yang dapat diterima oleh para investor. Karena manajer mengumumkan split faktor untuk menerima harga saham yang lebih rendah setelah split. Para investor, analis, dan pelaku pasar lainnya menginterpretasikan sebagai suatu sinyal yang membawa informasi positif. Menurut penelitian Lakonishok dan Lev (1987) jika manajer memiliki informasi kinerja perusahaan untuk investor, stock split digunakan untuk membawa informasi itu ke pasar. Pemecahan saham menyediakan sinyal yang dapat dipercaya mengenai kinerja yang akan datang, karena jika perusahaan yang tidak mempunyai informasi memecah sahamnya, perusahaan tersebut akan mengeluarkan biaya transaksi. Biaya yang dikeluarkan ini akan mengurangi keuntungan perusahaan tersebut sehingga
bila tidak diimbangi dengan
keuntungan yang akan diperoleh perusahaan di masa akan datang, maka perusahaan tidak akan memecah sahamnya.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
2.4.4 Dampak Stock Split terhadap Saham Berdasarkan salah satu Jurnal Akuntansi dan Bisnis yang di tulis oleh Sukardi (2000), dinyatakan bahwa dampak stock split terhadap pasar adalah dalam bentuk, yaitu : 1. Pengaruh stock split terhadap keuntungan pemegang saham Keuntungan pemegang saham biasanya diukur oleh capital gain dan peningkatan dividen dari tahun sebelumnya. Dalam situasi empiris mengenai dampak stock split terhadap kesejahteraan pemegang saham diperoleh kesimpulan bahwa reaksi pasar yang positif terhadap stock split yang ditunjukan oleh meningkatnya harga di bursa di picu adanya harapan para investor bahwa stock split akan meningkatkan risiko pemegang saham. 2. Pengaruh stock split terhadap perubahan risiko saham Stock split mengakibatkan jumlah saham yang beredar bertambah sehingga para investor yang berhubungan dengan aktivitas split tersebut akan melakukan penyusunan kembali portfolio investasinya. Penyusunan kembali portfolio tidak terlepas dari perhitungan risiko saham (volalitas harga saham) yang membentuk portfolio tersebut, sehingga diharapkan akan diperoleh tingkat risiko tertentu. Dari penelitian yang telah dilakukan kebanyakan peneliti menyimpulkan bahwa stock split akan meningkatkan risiko pemegang saham. 3. Pengaruh stock split terhadap tingkat likuiditas Likuiditas suatu asset diartikan sebagai seberapa cepat asset tersebut dapat dikonversikan menjadi uang kas. Semakin cepat asset tersebut dapat berubah menjadi uang kas maka akan semakin tinggi likuiditasnya. Beberapa ahli keuangan mencari jawaban atas pengaruh stock split terhadap likuiditas saham yang mengalami stock split tersebut.
2.4.5 Proses Stock Split Tanggal pertama merupakan tanggal dimulainya penggantian surat koreksi saham lama dimana investor bisa mendaftarkan sahamnya untuk ditukarkan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
dengan saham baru dengan nominal baru. Pada periode suspensi, saham perusahaan yang akan melakukan stock split tidak diperdagangkan sementara waktu di bursa efek. Tanggal penyerahan SKS baru biasanya sama dengan tanggal dimulainya perdagangan saham dengan nilai nominal baru. Setelah tanggal ini dengan nilai nominal lama tidak dapat diperdagangkan lagi di bursa tetapi harus terlebih dahulu diganti dengan saham nilai nominal baru.
2.5 Likuiditas 2.5.1 Pengertian Likuiditas Likuiditas menyatakan posisi uang kas perusahaan, kemampuannya untuk memenuhi hutang jangka pendek tepat pada waktunya. Likuiditas juga berarti tingkat dimana aktiva perusahaan siap dikonversi menjadi uang tunai atau kas. Indikator yang biasa digunakan adalah Current Ratio (rasio lancar) dan Test Ratio (rasio singkat). Koetin (1994 : 106) mendefinisikan likuiditas sebagai berikut : “Likuiditas adalah kesanggupan perusahaan untuk cepat menyediakan uang tunai bagi kebutuhan usahanya, baik karena memang memiliki banyak uang tunai atau ia dapat dengan cepat mengubah aktiva lancarnya menjadi uang tunai.“ Menurut Bambang Riyanto ( 2001 : 25 ) likuiditas masih berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban
finansial yang harus segera dipenuhi. Jika kemampuan membayar tersebut dihubungkan dengan kewajiban dengan pihak luar (kreditur) disebut dengan likuiditas badan usaha. Sedangkan jika dihubungkan dengan kewajiban finansial untuk menyelenggarakan proses produksi, disebut dengan likuiditas perusahaan. Aktiva yang likuiditasnya sempurna adalah aktiva yang dapat dijual tanpa adanya pengurangan nilai secara cepat, contohnya adalah uang kas. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Francis (2000 : 51) berikut ini : “Perfectly liquid assets are perfectly marketable, they suffer no price shrinkage if they are liquidated hastily.”
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
2.5.2 Pengertian Likuiditas Saham Pengertian likuditas saham dapat di ambil dari pernyataan yang di kemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya Koetin (1994) : “Likuiditas saham adalah mudahnya saham yang dimiliki seseorang dapat dirubah menjadi uang tunai melalui mekanisme pasar”.
Tingkat likuiditas saham adalah kemampuan saham untuk di transaksikan setiap saat dengan harga yang sesuai. Likuiditas saham yang baik berarti bahwa setiap saat pemilik saham dapat mendatangi pialang dan menjual sahamnya. Likuiditas saham menjadi penting bagi investor karena akan menentukan kemudahan pencairan investasi dalam bentuk saham suatu perusahaan atau bentuk lain. Menurut mantan Direktur Utama Bursa Efek Jakarta, Hasan Zein Mahmud, ada beberapa kriteria saham yang likuid. Pertama, selalu ada calon pembeli kapanpun saham tersebut di jual. Kedua, spread (selisih) antara harga permintaan dan penawaran tidak lebar. Dan ketiga, harga saham tersebut tidak berubah jika di jual dalam partai besar. Likuiditas saham bisa juga merupakan karakteristik dari suatu saham yang jumlahnya cukup banyak dalam peredaran, sehingga memungkinkan untuk dilakukannya transaksi dalam jumlah besar tanpa harus menyebabkan turunnya harga saham. Pemodal yang berasal dari suatu institusi cenderung untuk mencari investasi yang likuid, sehingga perdagangan tidak akan mempengaruhi harga pasar. Pada dasarnya tingkat likuiditas efek pada sebuah bursa di suatu negara sulit diperbandingkan dengan efek yang diperjual belikan pada bursa efek negara lain, hal ini disebabkan oleh : 1. Kesulitan dalam membuat formulasi yang berlaku secara umum khususnya dalam pengukuran tingkat likuiditas. 2. Perbedaan atas struktur kelembagaan, sistem dan peraturan perdagangan antar bursa efek di setiap negara.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
3. Faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kinerja bursa secara langsung di setiap negara serta faktor lain yang mempengaruhi kinerja perekonomian negara tersebut secara tidak langsung.
2.5.3 Usaha Meningkatkan Likuiditas Saham Adanya fenomena saham yang tidak likuid pada Bursa Efek Jakarta memberikan gambaran bahwa ada saham-saham yang kurang menarik investor. Hal ini bisa menimbulkan kerugian bagi pihak yang memiliki saham perusahaan tersebut. Karena jika di jual tidak ada pihak yang mau membeli dan jika ditahan tidak akan menguntungkan. Untuk meningkatkan likuiditas saham ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh emiten, yaitu : 1. Melakukan company listing/mencatat seluruh sahamnya di bursa 2. Membagikan saham bonus 3. Memberikan dividen saham 4. Melakukan stock split 5. Melakukan right issue 6. Menawarkan convertible bond/obligasi konversi, yaitu obligasi yang dapat di tukar dengan saham 7. Menerbitkan warrant, yaitu efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberikan hak kepada pemegang efek memesan saham perusahaan tersebut pada harga tertentu untuk 6 bulan atau lebih 8. Menerbitkan reksa dana/mutual fund, yang merupakan penyertaan seseorang dalam suatu investasi di pasar modal yang dikelola oleh suatu lembaga investasi. Tanggung jawab untuk menjaga likuiditas saham adalah tanggung jawab emiten, agar sahamnya tidak tercoret di bursa (delisting). Saham yang delisting tentu saja akan menimbulkan dampak negatif bagi perusahaan maupun bagi pemegang saham perusahaan tersebut. Perusahaan yang mengalami delisting masih harus tetap memberikan laporan rutin kepada BAPEPAM.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
Saham yang delisting masih tetap bisa dimliki oleh berbagai pihak. Tetapi transaksinya dilakukan di luar lantai bursa. Jadi tidak ada mekanisme pembentukan harga pasar dan tidak ada mediator dalam transaksi, hal ini tentu akan menimbulkan banyak masalah karena hanya pihak yang berkeinginan menjual dan membeli saja yang bertemu untuk melakukan tawar menawar.
2.5.4 Trading Volume Activity Trading Volume Acivity atau disebut juga volume transaksi perdagangan saham yang terjadi pada suatu periode. Trading volume activity merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk mengukur likuiditas suatu saham. Perubahan trading volume activity di pasar modal menunjukan aktivitas perdagangan saham di bursa dan mencerminkan keputusan investasi investor. Trading volume activity diukur dengan cara menghitung rasio volume perdagangan relatif setiap saham sampel dan kemudian dihitung rata-rata volume perdagangan relatif. Volume perdagangan relatif saham di ukur dengan aktivitas pedagangan relatif (Relative Trading Volume Activity /TVA) yang oleh Foster (1986 : 375) dinyatakan sebagai berikut : saham perusahaan i yang diperdagangkan pada waktu t TVAi,t = saham perusahaan i yang beredar pada waktu t ( Disarikan dari Etty G. dan Bambang S. : 2000)
2.5.5 Bid_Ask Spread Bid_Ask Spread merupakan selisih harga beli yang tertinggi yang trader (pedagang saham) bersedia membeli suatu saham dengan harga jual terendah yang trader bersedia menjual saham tersebut. Dalam Jurnal Riset Akuntansi (2000), Abdul Halim menyatakan bahwa bid_ask spread merupakan fungsi dari tiga komponen biaya yang berasal dari (1) pemilik saham (inventory holding), (2) pemrosesan pesanan (order processing), dan (3) asimetri informasi. Biaya pemilikan menunjukan trade off antara memiliki banyak saham dan memiliki terlalu sedikit saham. Banyak sedikitnya saham yang dipegang juga dapat
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
ditunjukan dengan lama tidaknya trader memegang saham tersebut. Biaya pemrosesan pesanan meliputi antara lain administrasi, pelaporan, proses komputer, telepon, dan lainnya. Sedangkan biaya asimetri informasi lahir karena adanya dua pihak trader yang tidak sama dalam memiliki dan mengakses informasi. Dari ketiga biaya yang melahirkan bid_ask spread tersebut, biaya pemrosesan pesanan merupakan penyebab yang paling jelas dan dapat diobservasi secara langsung. Sedangkan kedua biaya lainnya, yaitu biaya pemilikan dan biaya pemrosesan pesanan kurang dapat diobservasi secara langsung. Oleh karena itu kedua biaya tersebut lebih menarik dan lebih menantang
untuk diteliti
pengaruhnya terhadap bid_ask spread oleh para peneliti. Forjan dan McCorry (1995), misalnya meneliti dan menemukan bahwa berkurangnya asimetri informasi karena pengumuman stock split mengakibatkan bid_ask spread mengecil. Greenstein dan Sami (1994) meneliti dan menemukan bahwa kewajiban dari SEC (Security and Exchange Commision) mengenai disclosure terhadap segmentasi perusahaan bagi perusahaan publik di pasar saham di Amerika Serikat telah menurunkan asimetri informasi yang ditunjukan dengan mengecilnya bid_ask spread saham perusahaan tersebut. Giri (1998) menemukan bahwa pengumuman dividen perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta tidak menyebabkan perubahan bid_ask spread saham yang bersangkutan, sehingga peristiwa pengumuman dividen di BEJ tidak mempengaruhi asimetri informasi. Erwin dan Miller (1998) mendapatkan bukti bahwa harga saham dan volume perdagangan signifikan berpengaruh terhadap bid_ask spread saham.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com