BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Transportasi
2.1.1 Pengertian Transportasi Transportasi diartikan sebagai pengangkutan barang atau manusia dari tempat asal kegiatan transportasi ke tempat tujuan dimana kegiatan transportasi diakhiri (Morlok,1978). Jasa transportasi dilakukan karena nilai yang diangkut tersebut akan lebih tinggi ke tempat tujuan. Nilai yang diberikan oleh kegiatan transportasi adalah nilai tempat (place utility) dan nilai waktu (time utility) yang bersifat permintaan turunan (derived demand) (Manheim, 1979, Morlok, 1978). Alasan orang melakukan perjalanan tak ada habisnya seperti kebutuhan akan barang dan kebutuhan perjalanan akan rekreasi. Komoditas barang perlu dikirim dari satu tempat ke tempat yang lain merupakan suatu alasan untuk tujuan ekonomi. Menurut Manheim (1979), sistem transportasi merupakan kesatuan atas elemen–elemen prasarana fisik, sarana angkutan, sistem operasi dan sistem manajemen yang saling berinteraksi dalam mencapai terciptanya perpindahan obyek fisik (manusia dan barang) dari suatu tempat asal ke tempat tujuan. Hubungan tersebut dapat ditunjukan seperti bagan berikut ini : II - 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.1 Hubungan Dasar Sistem Transportasi (sumber : Manheim (1979)) Beberapa tingkat pemilihan yang dilakukan oleh seseorang untuk melakukan perjalanan menurut Manheim, 1979 dapat diuraikan dalam gambar 2.2 tingkat pemilihan pergerakan penumpang adalah sebagai berikut :
Gambar 2.2 Tingkat Pemilihan Pergerakan Penumpang (Sumber : Manheim (1979)) Transportasi mempunyai beberapa dimensi seperti : Lokasi (asal dan tujuan) Alat (teknologi) Keperluan tertentu di lokasi tujuan seperti ekonomi, sosial, dan lain-lain Kalau salah satu dari ketiga dimensi tersebut terlepas atau tidak ada, hal demikian tidak dapat disebut transportasi. II - 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Jangkauan pelayanan transportasi dapat diartikan sebagai batas-batas geografis pelayanan yang diberikan oleh transportasi kepada pengguna transportasi tersebut. Batas geografis pelayanan transportasi ini disebut juga sebagai wilayah operasi suatu sistem transportasi. Ada pelayanan sistem transportasi yang secara geografis hanya menjangkau wilayah pedesaan, dan ada juga yang melayani wilayah perkotaan yang hanya menyediakan pelayanan untuk lokasi asal dan tujuan di dalam kota itu saja. Selain itu, ada juga sistem transportasi yang lokasi asal dan tujuannya telah melampaui batas kota, yaitu hingga ke kota lain di dalam satu provinsi. Pelayanan yang lebih luas lagi adalah pelayanan transportasi yang telah menjangkau kota-kota yang berada di luar provinsi tempat lokasi asalnya. Di samping itu, ada pula sistem transportasi antar negara yang melayani jaringan internasional. Jangkauan pelayanan transportasi ini dapat dijabarkan melalui 2 cara yang paralel, yaitu : 1. Pelayanan transportasi berdasarkan tataran kewilayahan, sebagai berikut : Transportasi Lokal adalah sistem transportasi yang hanya melayani perjalanan setempat, artinya lokasia asal dan tujuannya dekat. Transportasi Regional adalah sistem transportasi yang melayani penduduk dan barang yang melakukan perjalanan dengan lokasi asal dan tujuan yang sudah melampaui batas lokal, atau berjarak lebih jauh. II - 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Transportasi Nasional adalah sistem transportasi yang melayani perjalanan dari lokasi asal ke lokasi tujuan dengan jarak lebih jauh daripada transportasi regional dan melampaui batas wilayah regional. Transportasi Internasional adalah sistem transportasi yang melayani perjalanan dari lokasi asal ke lokasi tujuan dengan jarak yang paling jauh, yakni menembus batas wilayah negara, misalnya dari Jakarta (Indonesia) ke Tokyo (Jepang). 2. Pelayanan transportasi berdasarkan batas administrasi, diklasifikasikan sebagai berikut :
Transportasi Desa dan Kota adalah transportasi yang melayani antar kawasan di dalam suatu desa atau kota. Sistem transportasi yang melayani tujuan yang berbeda dalam suatu desa disebut angkutan pedesaan sedangkan yang melayani tujuan yang berada dalam satu kota disebut angkutan kota.
Transportasi Antar Kota Dalam Provinsi
(AKDP) adalah
transportasi yang melayani antar kota tapi hanya sejauh di dalam provinsi yang sama, misalnya dari Padang (Sumbar), sebagai kota asal, ke Bukittinggi (Sumbar), sebagai kota tujuan.
Transportasi
Antar
Kota
Antar
Provinsi
(AKAP)
adalah
transportasi yang melayani kota asal dan tujuan antar kota namun sudah melampaui batas provinsi, dengan kata lain, dari kota ke kota II - 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
lain di provinsi yang berbeda, misalnya dari Padang (Sumbar) sebagai kota asal, ke Semarang (Jateng), sebagai kota tujuan.
Transportasi Antar Negara (Lintas Batas) adalah transportasi yang melayani lokasi asal dan tujuan yang telah melampaui batas-batas negara dengan lokasi asal dan tujuannya adalah kota-kota di negara yang berbeda seperti dari Dumai, Riau (Indonesia), sebagai kota asal, ke Malaka (Malaysia), sebagai kota tujuan.
Komponen utama sistem transportasi adalah (Morlok, 1978) : a. Objek yang diangkut atau dipindahkan (manusia dan barang) b. Alat transportasi atau sarana (kendaraan dan peti kemas) c. Tempat pergerakan alat transportasi, yaitu prasarana/infrastruktur (jalan) d. Tempat memasukkan/memuat dan mengeluarkan/membongkar objek yang diangkut ke dan dari dalam alat transportasi (terminal) e. Yang memadukan point a sampai d di atas sekaligus mengatur dan mengelolanya (sistem pengoperasian/sistem manajemen) Sementara itu, Manheim (1979) mengemukakan bahwa komponenkomponen utama sistem transportasi adalah : a. Jalan dan terminal (prasarana) b. Kendaraan (sarana) c. Sistem pengelolaan (manajemen)
II - 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Tabel 2.1 Komponen Sistem Transportasi Secara Lebih Terperinci No Komponen Utama Sub Komponen 1. Fasilitas terminal Sistem (dalam satu moda bongkar/muat dan antar moda) Sistem pelayanan Sistem gudang Sistem pendukung
2. 3.
Alat transportasi (sarana/kendaraan, pipa, minyak ) Sistem pemeliharaan
4.
Sistem manajemen
Sistem peti kemas, bus, truk dan kendaraan lainnya. Sistem pemeliharaan kendaraan
Sistem operasi Sistem pemasaran Sistem pengawasan Sistem personalia Sistem keuangan, manajemen, kas dan akuntansi Sistem analisa dan perencanaan Struktur organisasi
Sumber : Transportasi sebagai sistem (2011)
II - 6
Penjelasan Terminal penumpang, lapangan penumpukan, forklift, dan lain-lain Pemeliharaan kendaraan, bahan bakar, pembersihan kendaraan, dan lain-lain Gudang Surat-surat jalan, areal menunggu penumpang Penumpang, barang, kargo (truk, kereta api atau pesawat) Fasilitas, personil, suku cadang kendaraan Jadwal dan pengaturan Penjualan dan iklan Monitoring Rekrut, pelatihan, insentif dan karir Pembiayaan dan anggaran Perencanaan perusahaan Struktur organisasi dan pengawasan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dengan telah diketahuinya komponen utama dari sistem transportasi tersebut di atas maka batasan sistem transportasi secara umum merupakan gabungan dari komponen-komponen :
Jalan dan terminal sebagai prasarana/infrastruktur yang tetap/tidak bergerak
Kendaraan atau alat transportasi sebagai sarana yang bergerak
Sistem pengoperasian sebagai komponen yang mengelola/memadukan prasarana dan sarana
2.1.2 Peranan dan Tujuan Transportasi Alasan yang menyebabkan manusia dan barang bergerak dari suatu tempat ke tempat lainnya dapat dijelaskan oleh tiga kondisi berikut : 1. Komplementaritas, daya tarik relatif antara dua atau lebih tempat tujuan 2. Keinginan untuk
mengatasi
kendala
jarak,
diistilahkan sebagai
transferabilitas, diukur dari waktu dan uang yang dibutuhkan, serta teknologi terbaik apa yang tersedia untuk mencapainya 3. Persaingan antar beberapa lokasi untuk memenuhi permintaan dan penawaran. Bagaimana orang dan barang bergerak dari tempat asal ke tempat tujuan sebenarnya merupakan suatu pilihan. Keputusan ini dibuat dengan mempertimbangkan beberapa faktor, seperti waktu, jarak efisiensi, biaya, keamanan, dan kenyamanan.
II - 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Interaksi guna lahan dan transportasi merupakan intereaksi yang sangat dinamis dan komplek. Interaksi ini melibatkan berbagai aspek kegiatan serta berbagai kepentingan. Perubahan guna lahan akan selalu mempengaruhi perkembangan transportasi dan sebaliknya. Didalam kaitan ini, Black menyatakan bahwa pola perubahan dan besaran pergerakan serta pemilihan moda pergerakan merupakan fungsi dari adanya pola perubahan guna lahan di atasnya. Sedangkan setiap perubahan guna lahan dipastikan akan membutuhkan peningkatan yang diberikan oleh sistim transportasi dari kawasan yang bersangkutan (Black, 1981). Perkembangan guna lahan akan membangkitkan arus pergerakan, selain itu perubahan tersebut akan mempengaruhi pula pola persebaran pola permintaan pergerakan.
Gambar 2.3 Sistem Interaksi Guna Lahan Transportasi (Sumber : Meyer dan Meler (1984))
II - 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Seperti terlihat pada gambar di atas, sebagai konsekuensi dari perubahan tersebut adalah adanya kebutuhan sistim jaringan serta sarana transportasi. Sebaiknya konsekwensi dari adanya peningkatan penyediaan sistim jaringan serta sarana transporasi akan membangkitkan arus pergerakan baru. Peranan transportasi sangat besar dalam kehidupan masyarakat modern. Dipicu oleh upaya untuk mendekatkan jarak, mula-mula manusia berhasil menciptakan alat untuk bepergian (menempuh jarak). Penciptaan alat ini saja telah memberi pekerjaan bagi sejumlah anggota masyarakat. Dengan bertambahnya alat transportasi, pembangunan sarana juga semakin diperlukan. Semua ini bertujuan untuk mempermudah manusia melakukan perjalanan. Secara umum peranan transportasi dapat dikelompokkan menjadi peranan dalam peradaban manusia, peranan ekonomi, peranan sosial, peranan politik, dan dampak transportasi terhadap lingkungan.
Peranan Transportasi terhadap Peradaban Manusia Perkembangan peradaban manusia tergambar jelas dari perkembangan kegiatan sosial ekonominya. Pada zaman primitif, manusia tidak begitu mementingkan pelayanan transportasi karena pada masa itu barang dan jasa yang dibutuhkan belu beragam dan relatif sederhana serta cukup diangkut dengan tenaga sendiri. Akan tetapi, di masa
II - 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
sekarang kebutuhan hidup telah semakin beragam dan sumber-sumber objek kebutuhan pun berpencar secara spasial.
Peranan Transportasi terhadap Perekonomian Dari aspek ekonomi, transportasi sangat mempengaruhi proses produksi, distribusi produk, dan dalam hal pertukaran kelebihan. Dalam proses produksi, transportasi berperan penting dalam menyatukan semua faktor produksi (sumber daya), yang tersebar di berbagai tempat berbeda, ke satu lokasi tunggal (misalnya pabrik pengolahan) di mana semua ini diproses menjadi barang kebutuhan yang siap dikonsumsi, di sini transportasi berfungsi mempermudah dan mempercepat tersedianya sumber-sumber daya atau faktor produksi di tempat tersebut. Dalam proses distribusi, transportasi berfungsi mendistribusikan suatu barang atau jasa yang diproduksi ke tempat/daerah yang membutuhkannya. Secara keseluruhan, terlihat bahwa transportasi dapat mempengaruhi harga barang dan jasa yang siap dikonsumsi di pasar karena biaya transportasi merupakan salah satu biaya yang harus dikeluarkan produsen barang/jasa tersebut.
Peranan Transportasi dalam Kehidupan Sosial Dalam hubungan dengan aktivitas sosial masyarakat, transportasi berfungsi mempermudah masyarakat dalam melakukan kegiatan yang
II - 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
bersifat nonekonomis, dengan kata lain lebih menyangkut ke hubungan kemanusiaan.
Peranan Transportasi dalam Politik Dalam negara berbentuk kepulauan, seperti Indonesia, transportasi dapat mendukung usaha persatuan nasional, usaha peningkatan pembangunan yang lebih merata ke seluruh penjuru tanah air, atau usaha pengamanan negara dari serangan luar. Dan yang lebih penting lagi, transportasi dapat memindahkan masyarakat korban bencana alam, serta membuka daerah yang terisolasi. Secara umum, tujuan transportasi adalah memberikan kemudahan
dalam segala kegiatan masyarakat. Kemudahan (aksesibilitas) ini diartikan sebagai mudahnya lokasi tujuan itu dicapai (tanpa memandang jauh atau dekatnya lokasi tersebut). Kemudahan ini dapat menyangkut berbagai aspek, seperti mudahnya faktor-faktor produksi didapatkan, mudahnya informasi menyebar, mudahnya pergerakan (mobilitas) penduduk, dan lain-lain. Untuk mewujudkan kemudahan ini semua komponen utama sistem transportasi harus ditingkatkan secara serentak. Sebagai contoh, pembukaan jalan atau jalur gerak baru tentu saja menuntut
pengadaan
sarana
kendaraan
berikut
pembuatan
sistem
pengelolaan yang baik. Tingkat kemudahan yang diinginkan masyarakat masih belum tercapai kalau hanya salah satu komponen saja yang terpenuhi. Yang lebih penting lagi, kemudahan ini juga akan meningkatkan II - 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
kesejahteraan masyarakat, karena semakin tinggi mobilitas seseorang, biasanya akan semakin tinggi pula peluang orang tersebut untuk meningkatkan
pendapatannya,
yang
berarti
meningkatkan
tingkat
kesejahteraannya.
2.1.3 Kebutuhan akan Jasa Transpotasi Hal paling mendasar yang perlu dipahami betul sebelum membahas tentang kebutuhan akan jasa transportasi adalah bahwa transportasi harus dipandang bukan sebagai tujuan akhir, tapi lebih merupakan sarana atau media perantara untuk memudahkan mencapai tujuan akhir tersebut. Kebutuhan transportasi, pada awalnya timbul dari interaksi antara kegiatan sosial dan ekonomi dalam suatu ruang wilayah. Kebutuhan ini dapat juga bermanifestasi dalam bentuk besarnya arus pergerakan (lalu lintas) manusia dan barang dalam ruang wilayah tersebut, seperti arus kendaraan penumpang (di jalan raya), arus kereta api (di rel), arus pesawat terbang (di angkasa), dan seterusnya (Kanafani, 1983). Ada dua aspek di mana faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi permintaan akan jasa transportasi dapat ditinjau :
Aspek Pemakai Jasa, faktornya ialah penduduk, urbanisasi, jumlah pekerja, pendapatan, bentuk-bentuk kegiatan pengguna jasa, tata guna lahan.
II - 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Transportasi yang Melayani, antara lain biaya transportasi, kondisi fisik alat transportasi, rute tempuh atau trayek, kenyamanan, keamanan dalam kendaraan, pelayanan awak kendaraan, kecepatan (waktu perjalanan dan waktu tunggu) PERUSAHAAN
INDIVIDU Aspirasi Gaya Hidup
Aspirasi Perusahaan
Pola Keinginan Beraktivitas
Pola Aktivitas (Produksi, Pasar, Volume)
Pilihan Lokasi
Pilihan Lokasi
Pilihan Perjalanan
Pilihan Perjalanan
Kebutuhan Perjalanan (Permintaan Akan Jasa Ttransportasi)
Kebutuhan Perjalanan (Permintaan Akan Jasa Ttransportasi)
Sumber : Transportasi sebagai sistem (2011)
Gambar 2.2 Tingkat keinginan seseorang untuk melakukan perjalanan
II - 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.4 Karakteristik Utama Berbagai Komponen Sistem Transpotasi Dalam sistem transportasi, orang atau barang dapat menjadi objek yang dipindahkan dan dapat
pula berfungsi
sebagai
alat untuk
memindahkan. Hal ini tergantung dilihat dari sisi mana. 1.
Orang sebagai objek yang dipindahkan Sebagai objek yang dipindahkan, orang akan menyatu dengan
teknologi atau alat transportasi lainnya seperti ketika orang menumpang bis, kereta api, kapal atau pesawat terbang, dan seterusnya. Karakteristik orang sebagai benda yang dipindahkan sangat dipengaruhi oleh hal-hal seperti lingkungan tempatnya berada, ekonomi (tingkat pendapatan), status sosial, lokasi tujuan perjalanan, maksud perjalanan, jarak yang harus ditempuhnya dan faktor-faktor lain seperti usia, jenis kelamin, dan sebagainya. Secara umum orang atau benda sebagai objek yang dipindahkan memiliki karakteristik yang hampir sama, yaitu selama dalam perjalanan ingin mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan standar mutu. 2.
Orang sebagai Alat/Moda Transportasi
Orang sebagai alat transportasi secara umum memiliki karakteristik yang hampir sama, yaitu : Biasanya dilakukan untuk perjalanan jarak dekat Biasanya perjalanan dilakukan pada jalur-jalur yang tidak dapat dilewati oleh alat transportasi (kendaraan) apa pun
II - 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Biasanya perjalanan dilakukan untuk maksud-maksud perjalanan khusus, seperti rekreasi, olahraga, penyambung angkutan umum Biasanya perjalanan dilakukan jika lokasi asal dan tujuan berada di dalam sebuah bangunan Sebagai pergerakan alamiah, orang dapat membawa barang lainnya seperti menjinjing, dengan volume berat yang terbatas.
2.1.5 Jalur Gerak dan Prasarana Transportasi Jalur gerak merupakan komponen sistem transportasi yang sifatnya tetap atau diam tapi dapat digunakan untuk tempat pergerakan dari komponen sistem transportasi yang bergerak, yaitu kendaraan. Karena sifatnya
yang
demikian,
jalur
gerak
dalam
sistem
transportasi
dikelompokkan ke dalam komponen prasarana dan infrastruktur. Untuk moda transportasi Bus Tingkat City Tour Jakarta, jalur gerak lebih spesifik disebut dengan jalan raya. Banyak referensi yang mengidentifikasi karakteristik jalan raya. Diantaranya adalah Morlok (1978) yang membagi karakteristik jalan raya dalam 3 kategori yaitu : Pemisahan dan pembatasan kendaraan atas ukuran dan berat Pembatasan kecepatan Pengaruh kondisi lingkungan
II - 15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan ketiga kategori ini, beberapa karakteristik jalan raya dapat dikemukakan :
Struktur atau hirarki jalan raya dalam jaringan jalan secara umum.
Gangguan pinggir jalan merupakan segala sesuatu hambatan fisik yang mengurangi kecepatan arus lalu lintas kendaraan di jalan raya yang biasanya terdapat di pinggir badan jalan seperti tumpukan bendabenda misalnya bahan bangunan, pedagang kaki lima, kendaraan yang parkir dan berhenti tidak pada tempatnya atau kereb jalan.
Jenis permukaan jalan (aspal, batu atau tanah).
Ragam kendaraan (ukuran, berat, serta jenis). Salah satu karakteristik jalan raya yang mempengaruhi kinerja pelayanan adalah bahwa di jalan raya jumlah ragam kendaraan yang lewat, baik bermotor atau tidak dan berbagai jenis, ukuran serta berat kendaraan. Seluruh ragam kendaraan ini harus diseragamkan ukurannya melalui ekuivalensi yang disebut dengan satuan mobil penumpang (SMP). Tabel 2.2 Ukuran Ekivalensi Kendaraan dalam Perhitungan Arus Lalu-Lintas Jalan Raya
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Klasifikasi Kendaraan Sepeda Sepeda motor Mobil penumpang Truk ringan (5-9 ton) Truk berat (>10 ton) Bus Sedang Bus besar (1 lantai, 2 tingkat, gandeng)
Sumber : Pengantar Sistem Transportasi (2011)
II - 16
Ukuran Satuan Mobil Penumpang (SMP) 0,20 0,33 1 2 3 2 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Seperti jalur gerak, semua elemen transportasi yang diistilahkan dengan terminal, pangkalan, dan lain-lain merupakan elemen transportasi yang bersifat tidak bergerak sehingga disebut prasarana. Fungsi utama sebuah terminal untuk seluruh moda transportasi adalah sebagai failitas tempat mengawali dan mengakhiri suatu pergerakan. Karakteristik terminal jalan raya (dari garasi sampai terminal bus/truk besar) adalah :
Kapasitas area tunggu landasan terminal
Kapasitas tempat pemberangkatan
Tingkat pemanfaatan kapasitas terminal
Kapasitas dan kebutuhan tempat parkir/pangkalan, halte, shelter, garasi
Kebutuhan dan kapasitas tempat bongkar muat
Kapasitas dan kebutuhan jembatan timbang (truk)
2.2
Moda Transportasi Angkutan Umum Transportasi umum adalah salah satu solusi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat mengingat banyaknya dampak yang ditimbulkan oleh penggunaan transportasi yang berlebihan. Alasan ini disebabkan dengan beberapa alasan :
Efisien dalam penggunaan energi karena masyarakat menggunakan energi secara berkelompok II - 17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Keselamatan perjalanan terjamin dengan adanya asuransi jasa raharja
Kesehatan manusia akan lebih terjaga dalam pengendalian polusi secara massal. Moda ini merupakan alat transportasi yang pelayanannya ditujukan
untuk sejumlah orang secara bersama-sama. Masing-masing penumpang membayar ongkos sesuai tarif dan pajak, menerima pelayanan secara bersama-sama, tetapi si pemakai angkutan umum tidak lagi memikirkan biaya pemeliharaan dan bahan bakar kendaraan. Transportasi umum atau transportasi publik adalah seluruh alat transportasi saat penumpang tidak bepergian menggunakan kendaraannya sendiri. Ciri operasi pelayanan moda ini ialah sebagai berikut : 1.
Pemakai harus menyesuaikan diri dengan asal dan tujuan (trayek) angkutan.
2.
Titik asal, tujuan serta rute yang dilalui tetap dan sangat bergantung dengan trayek yang sudah ditentukan dalam peraturan.
3.
Menghentikan kendaraan harus pada tempat-tempat yang sudah ditentukan dalam peraturan trayek dan peraturan operator angkutan.
4.
Bentuk yang lazim dilihat diantaranya adalah :
Sepeda dan sepeda motor atatu ojek (darat/jalan raya)-non trayek
Becak dan becak motor (darat/jalan raya)-non trayek
Bajaj (darat/jalan raya)-non trayek II - 18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Taksi (darat/jalan raya)-non trayek
Bemo (darat/jalan raya)-dalam trayek
Mobil penumpang kecil/mikrolet (darat/jalan raya)-dalam trayek
Bus (darat/jalan raya)-dalam trayek, dalam kota dan antar kota
Truk (darat/jalan raya)-non trayek/negosiasi
Kereta api (darat/jalan rel) dalam trayek, dalam kota dan antar kota
Kapal sungai, danau, penyebrangan (darat/air)-dalam trayek, dalam kota dan antar kota
Kapal laut penumpang (laut/air)-dalam trayek
Kapal laut barang (laut/air)-non trayek/negosiasi
Pesawat terbang (udara)-dalam trayek
Dampak transportasi yang berlebihan bagi kehidupan sebagai berikut : 1.
Kemacetan
Kemacetan adalah suatu yang sangat dikhawatirkan oleh masyarakat bahkan pemerintah karena dengan adanya kemacetan, akan menurunkan kinerja lalu lintas bahkan dapat merugikan perusahaan sampai milyaran rupiah yang akan berdampak pada devisa negara yang akan menurun. 2.
Polusi
Polusi berupa gas CO yang dihasilkan oleh bahan bakar transportasi sangat mengganggu kehidupan karena menipisnya lapisan ozon yang akan memudahkan benda angkasa jatuh ke bumi tanpa ada penghalangnya. II - 19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.3
Pengertian Bus Tingkat City Tour Jakarta Bus tingkat merupakan bus yang memiliki dua lantai sehingga jumlah penumpang yang dapat diangkut bisa mencapai dua kalinya bus solo atau bis lantai tunggal. Dengan daya angkut yang besar, bus tingkat menjadi salah satu solusi sarana transportasi di daerah yang banyak penumpangnya. Pentingnya sarana transportasi dalam perkembangan dunia bersifat multidimensi. Sebagai contoh, salah satu fungsi dasar transportasi adalah menghubungkan tempat kediaman dengan tempat bekerja atau para pembuat barang dengan para pelanggannya. Dari sudut pandang yang lebih luas, fasilitas transportasi memberikan aneka pilihan untuk menuju tempat kerja, pasar, dan sarana rekreasi, serta menyediakan akses ke sarana-sarana kesehatan, pendidikan, dan sarana lainnya. Keinginan manusia untuk senantiasa bergerak dan kebutuhan mereka akan barang telah menciptakan kebutuhan akan transportasi. Preferensi manusia
dalam
hal
waktu,
uang,
kenyamanan,
dan
kemudahan
mempengaruhi moda (cara) transportasi apa yang akan dipakai, tentu saja sejauh moda transportasi tersedia bagi pengguna angkutan. Suatu kota dapat dipandang sebagai suatu tempat dimana terjadi aktivitas-aktivitas atau sebagai suatu pola tata guna lahan. Lokasi dimana aktivitas dilakukan akan mempengaruhi manusia, dan aktivitas manusia akan mempengaruhi lokasi tempat aktivitas berlangsung. Interaksi antar aktivitas terungkap dalam wujud pergerakan manusia, barang dan informasi. II - 20
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Wisata merupakan yang diinginkan oleh setiap orang. Apalagi sebuah keluarga yang memiliki anak, di hari libur aktifitas yang ingin dilakukan yaitu jalan-jalan atau wisata bersama keluarga. Pada awal tahun 2014, Provinsi DKI Jakarta mengawali program untuk mendorong wisatawan mancanegara berkunjung ke Indonesia, menyediakan layanan bus wisata keliling Jakarta secara gratis. Di tengah kemacetan dan panasnya ibukota, bus tingkat bernama City Tour ini merupakan suatu terobosan dalam angkutan perkotaan. Warna ungu dan hijau yang membalutnya memberikan tampilan yang mencolok di antara mobil-mobil lain di jalanan Jakarta. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sengaja merancangnya untuk mengajak warga keliling ibukota . sehingga penumpangnya akan melihat beragam landmark ibukota, pusat aktivitas masyarakat, museum, hotel dan pusat perbelanjaan. Bus ini hanya berhenti di halte, tidak menaikan dan menurunkan penumpang di sembarang tempat. Keberadaan bus tingkat pariwisata akan meningkatkan angka kunjungan turis domestik dan mancanegara ke Ibu Kota, sehingga bisa menambah pendapatan daerah. Bus tingkat bukanlah hal baru di Jakarta, bus tingkat pernah berjaya pada era 90-an sebagai transportasi umum. Ketika itu bus tingkat ini jumlahnya sebanyak 180 unit dan mampu membawa 200 penumpang melewati rute Blok M-Kota dan Senen-Blok M.
II - 21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Selain menjadi pilihan untuk berwisata di ibukota, City Tour juga mampu mengobati rasa rindu pada bus tingkat di masa lalu. Awal mula bus tingkat di kembangkan di Inggris terutama di kota London karena memang sangat cocok jika di gunakan didalam kota untuk mengangkut banyak orang sekali jalan jika dibandingkan bus single decker kemudian setelah Inggris disusul oleh beberapa negara seperti Sri langka, Hongkong, Singapura, Kanada, Jerman dan lainnya termasuk Indonesia. Adapun lokasi terkini bus tingkat di Indonesia, sebagai berikut : 1.
Solo (Surakarta), untuk saat ini kota Solo memiliki satu buah bus tingkat yang diberi nama Werkudara. Bus tingkat Werkudara mulai dioperasikan pada tanggal 20 Februari 2011 dengan melayani penumpang khusus wisata.
2.
Jakarta, memiliki 5 bus tingkat untuk turis yang sudah beroperasi sejak akhir Februari 2014. Bus Tingkat akan melayani rute Blok MBundaran HI, Bundaran Hi-Monas, atau Bundaran HI-Tanah Abang.
3.
Bandung, memiliki bus tingkat wisata yang bernama Bandros, yang merupakan singkatan dari Bandung Tour on Bus. Bus dengan ukuran panjang 747 sentimeter, tinggi 315 sentimeter dan lebar 210 sentimeter ini memiliki dua tingkat dengan kapasitas 30 orang. Bagian atas nampak terbuka tanpa ada penutupnya. Penumpang pun bersentuhan langsung dengan udara dingin Kota Bandung. Sedangkan di lantai bawahnya tak berbeda jauh dengan bus biasa. Rencananya, II - 22
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
bus wisata tersebut akan berkeliling dengan rute mulai Jalan Cilaki, Diponegoro, fly over Pasteur, Cihampeulas, Cipaganti, Setia Budi, kembali ke Cihampelas, Wastukencana, Riau, Merdeka, Aceh, Banda, hingga kembali berakhir di Cilaki lagi. Bus ini sedang dalam proses percobaan. Bus tingkat atau Bus “City Tour Jakarta” diresmikan pada tanggal 16 Januari 2014 oleh Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo. Namun pengoperasiannya secara resmi untuk umum baru dilakukan pada tanggal tanggal 24 Februari 2014 setelah melakukan uji coba selama satu pekan. Pemerintah Jakarta melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI saat ini menyediakan lima bus tingkat wisata. Bus tingkat memang bukan hal asing bagi Jakarta, karena dulunya bus tingkat ini pernah beroperasi di ibukota melayani rute Kota – Blok M Dan Senen – Blok M (Pulo Gadung) namun lama-kelamaan bus ini menghilang, dan akhirnya pemerintah membuat konsep wisata “City Tour Jakarta” dengan menggunakan bus tingkat. Bus Jakarta City Tour ini diberi nama “MPOK SITI” karena pengemudi bus ini semuanya perempuan. Bus tingkat sendiri merupakan salah satu transportasi yang unik. Bus ini terdiri dari dua lantai yaitu lantai atas dan lantai bawah. Bus tingkat wisata ini memiliki panjang 13,5 meter, lebar 2,5 meter, dan tinggi 4,2 meter.
II - 23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Lima bus tingkat wisata didominasi warna ungu di bagian bawah dan hijau muda di bagian atasnya. Lengkap dengan tulisan "Wisata Keliling Ibukota!" dan "City Tour Jakarta". Huruf R dan J dalam kalimat "City Tour Jakarta" dibuat menyambung jadi satu. Tak hanya itu, bus tingkat wisata juga bergambar Monas, OndelOndel, Patung Pancoran, Patung Selamat Datang, dan lainnya. Warna bus tingkat wisata sengaja dibuat berbeda agar memiliki ciri khas tersendiri. Sebab, warna merah telah menjadi trademark Transjakarta, oranye Metromini, dan hijau menjadi ciri khas Kopaja. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta 2013, anggaran pengadaan lima double decker mencapai Rp. 15.000.000.000 (Lima belas milyar rupiah). Gubernur DKI Jakarta pada saat itu yaitu Joko Widodo memiliki keinginan agar Jakarta dikunjungi hingga 5 juta wisatawan per tahunnya. Bus sendiri mempunyai kapasitas 50 tempat duduk dan dua diantaranya diperuntukan bagi penyandang disabilitas tanpa ada yang boleh berdiri. Deck dan pintu bus sengaja dibuat pendek agar memudahkan orang tua dan penyandang disabilitas. Bus dilengkapi dengan fasilitas pendingin udara, pengeras suara, tiga buah CCTV serta lengkap dengan video wisata. Di atas bus tingkat ini, pandangan mata bisa lebih tinggi dibandingkan jika kita mengendarai kendaraan pribadi atau bus lain. Berjalan di jalur lambat dengan kecepatan maksimal 20 kilometer per jam, bus itu melaju II - 24
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
membelah jantung Kota Jakarta. Bus itu mengajak penumpang melihat obyek wisata yang menarik di Ibu Kota. Sejak bus tingkat tiba di Pelabuhan Tanjung Priok pada 13 Januari 2014, bus-bus tersebut telah menjalani berbagai rangkaian pemeriksaan hingga uji coba. Terlebih dahulu, akan dilakukan clearance document di Bea dan Cukai. Kemudian, diuji kelayakannya sebelum bisa beroperasi. Seluruh armada disimpan di pool Transjakarta Cawang, Jakarta Timur. Bus diperiksa setiap hari oleh teknisi, yang merupakan bagian dari garansi purna jual, jaminan servis berkalanya setiap 5.000 kilometer dan Dinas Perhubungan juga melakukan pengawasan. Bus tingkat City Tour merek Weichai ini merupakan bus hasil pengadaan oleh Dinas Pariwisata impor asal Tiongkok. Sesuai Peraturan Pemerintah No 55/2012 tentang kendaraan pasal 5, minimal berat kendaraan umum seperti bus yang diperbolehkan adalah 21.000 kilogram hingga 24.000 kilogram bus tingkat ini memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Pengoperasian lima bus tingkat wisata dilakukan setelah uji coba selama satu pekan. Dalam uji coba itu, warga umum ataupun turis belum dapat menaiki bus tingkat. Sebab, uji coba dikhususkan untuk membiasakan pramudi mengenal rute-rute bus wisata. Terlebih pengemudi yang dipilih merupakan pengemudi baru, dan semuanya perempuan. Selain uji coba kepada pengemudi, petugas lainnya adalah polisi pariwisata dari Polda Metro Jaya, kondektur atau petugas on board, dan tour II - 25
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
guide atau pemandu wisata dari himpunan pramuwisata dan komunitas historia. Satu persyaratan utama yang harus dimiliki para petugas adalah mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan baik. Sebab, turis mancanegara adalah sasaran utama bus tingkat wisata ini. Para petugas dibagi menjadi dua waktu kerja agar tidak kelelahan.
Gambar 2.4. Bus Tingkat City Tour Jakarta Ada beberapa peraturan di dalam Bus Tingkat City Tour Jakarta yang harus ditaati penumpang, antara lain :
Di dalam bus ini, tidak boleh ada penumpang yang berdiri. Semua penumpang harus duduk. Kalau bus penuh, penjaga pintu bus akan meminta calon penumpang untuk turun dari bus dan menunggu bus selanjutnya.
Selain harus dapat tempat duduk, penumpang juga dilarang makan, minum dan merokok di dalam bus. II - 26
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
City Tour Jakarta ini adalah bus tingkat yang istimewa, karena penumpang diajak mengelilingi kota Jakarta dengan nyaman dan di dalam bus terdapat fasilitas seperti penyejuk ruangan, sebuah televisi kecil, kamera CCTV, pengeras suara, dan guide yang memberikan informasi mengenai sejarah Jakarta. Keistimewaan Bus Tingkat Wisata Keliling Jakarta ini adalah petugas di bus tingkat wisata didominasi perempuan, mulai dari pengemudi, petugas On Board dan juga Polisi yang menjaga keamanan penumpang.
Gambar 2.5 Pengemudi Bus Tingkat City Tour Jakarta Sejalan dengan peningkatan pendapatan masyarakat, banyak orang yang mampu membeli kendaraan pribadi. Banyak alasan untuk memiliki kendaraan pribadi, antara lain karena masalah privasi dan kenyamanan. Lain halnya jika banyak orang menggunakan kendaraan umum. Satu kendaraan umum mampu mengangkut lebih dari satu penumpang, yang berarti mengurangi polusi.
II - 27
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Angkutan umum mulai diperkenalkan di Jakarta pada akhir tahun 1970-an dengan nama “mikrolet”, tetapi ada juga yang menyebutnya angkot di beberapa daerah. Tarif yang dibebankan ke penumpang bervariasi tergantung jarak tempuh yang dituju. Jalur operasi suatu angkutan kota dapat diketahui melalui beberapa warna atau kode berupa huruf atau angka yang ada di badannya. Arti dari angkutan umum penumpang adalah angkutan penumpang yang dilakukan dengan sisitem sewa atau membayar. Keberadaan angkutan umum ini bertujuan untuk menyelenggarakan angkutan yang baik dan layak bagi masyarakat. Ukuran pelayanan yang baik adalah pelayanan yang aman, nyaman,cepat dan murah. Suatu angkutan umum dapat dikatakan memiliki kinerja yang baik jika memenui kriteria berikut : aman, nyaman, cepat dan murah. Berikut merupakan standar kinerja angkutan umum. 1.
Minimum Frekuensi Rata-rata 3 sampai 6 kendaraan/jam, minimum 1,5 sampai 2 kendaraan/jam
2.
Waktu Tunggu Rata-rata 5 sampai 10 menit, maksimum 10 sampai 20 menit.
3.
Waktu perjalanan Rata-rata 1 sampai 1,5 jam, maksimum 2 sampai 3 jam.
4.
Jumlah armada yang tepat sesuai dengan kebutuhan sulit dipastikan, yang dapat dilakukan adalah jumlah yang mendekati kebutuhan. II - 28
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berikut faktor-faktor yang harus diperhitungkan dalam menentukan jumlah armada yang tepat. a)
Faktor muat (load factor), Faktor muat adalah perbandingan antara jumlah penumpang dari suatu angkutan umum dengan jumlah tempat duduk yang tersedia dinyatakan dalam satuan %. Faktor muat diambil 70 % (pada kondisi dinamis).
b)
Kapasitas kendaraan, daya muat penumpang pada setiap kendaraan angkutan umum. Dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2. 3 Kapasitas Kendaraan
Jenis Angkutan Mobil penumpang umum Bus kecil Bus sedang Bus besar lantai tunggal Bus besar lantai ganda
Kapasitas Kendaraan Duduk Berdiri Total 8 8 19 19 20 10 30 49 30 79 85 35 120
Sumber : SK Dirjen Perhubungan Darat (2002)
Kapasitas Penumpang Per-hr / Per-kend 250-300 300-400 500-600 1.000-1.200 1.500-1.800
Catatan : -
Angka-angka kapasitas kendaraan bervariasi tergantung susunan tempat duduk dalam kendaraan
-
Ruang duduk untuk berdiri per penumpang denganluas
0,17
m/penumpang c)
Waktu Sirkulasi (CT), dengan pengaturan kecepatan kendaraan ratarata 20 km per jam dengan deviasi waktu sebesar 5 % dari waktu perjalanan. Diestimasi dengan menggunakan rumus berikut : CTABA = (TAB+TBA)+(σAB+σBA)+(TTA+TTB) II - 29
.................(2.1)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dimana : TAB = Waktu perjalanan rata-rata dari A ke B TBA = Waktu perjalanan rata-rata dari B ke A σAB
= Deviasi waktu perjalanan dari A ke B
σBA
= Deviasi waktu perjalanan dari B ke A
TTA = Waktu henti kendaraan di A TTB = Waktu henti kendaraan di B d)
Waktu henti kendaraan di asal atau tujuan (TTA atau TTB) ditetapkan sebesar 10 % dari waktu perjalanan antar A ke B
e)
Waktu antara (Headway). Headway diestimasi dengan rumus berikut. H
60.LF .C P
Dimana :
.............................................................................(2.2)
H
= Waktu antara (headway) (menit)
P
= Jumlah penumpang perjam pada seksi terpadat
C
= Kapasitas Kendaraan
LF
= faktor muat, diambil 70% (pada kondisi dinamis)
Catatan : H ideal= 5 - 10 menit, H puncak = 2 - 5 menit f)
Jumlah armada per waktu sirkulasi yang diperlukan
K
CT HXfA
Dimana :
............................................................................ (2.3) K
= Jumlah kendaraan
Ct
= Waktu sirkulasi
H
= Waktu antara (headway) (menit)
fA
= faktor ketersediaan kendaraan (100 %) II - 30
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
g)
Standard dimensi yang telah ditentukan Standard Nasional Indonesia (SNI) sebagai berikut : Tabel 2.4 Standar dimensi Kendaraan
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kendaraan Mobil Penumpang (P) Truk As Tunggal (SU) Bus Gandengan (A-BUS) Truk Semitrailer (WB -12) Truk Semitrailer (WB-15) Convensional (SB) City Transit Bus (CB)
Sumber : Standar Nasional Indonesia (2014)
Panjang (m) 5,8 9,0 18 13,9 16,8 10,9 12
Lebar (m) 2,1 2,4 2,5 2,4 2,5 2,4 2,5
Tinggi (m) 1,3 4,1 3,4 4,1 4,1 3,2 3,2
Biaya pokok atau biaya produksi adalah besaran pengorbanan yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu satuan unit produksi jasa angkutan. Perhitungan biaya pokok angkutan bus kota, sebagai berikut : 1.
Biaya langsung
-
Penyusutan
Penyusutan kendaraan angkutan umum dihitung dengan menggunakan metode garis lurus. Untuk kendaraan baru, harga kendaraan dinilai berdasarkan harga kendaraan baru, termasuk BBN dan ongkos angkut, sedangkan untuk kendaraan lama, harga kendaraan dinilai berdasarkan harga perolehan.
Harga kendaraan - nilai residu masa penyusutan
.....................................................(2.4)
Nilai residu bus adalah 20% dari harga kendaraan -
Bunga modal II - 31
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bunga modal dihitung dengan rumus :
n + 1 x modal x tingkat bunga/tahu n 2 masa penyusutan
.........................................(2.5)
Catatan : n = masa pengembalian pinjaman -
Gaji
Awak kendaraan terdiri dari sopir dan kondektur. Penghasilan kotor awak kendaraan berupa gaji tetap, tunjangan sosial dan uang dinas jalan atau tunjangan kerja operasi. -
BBM, penggunaan BBM tergantung dari jenis kendaraan.
-
Ban, yang digunakan sebanyak 10 unit untuk bus, dengan perincian 2 ban baru dan 8 vulkanisir dengan daya tempuh 24.000 km. Ban angkutan mobil penumpang umum sebanyak 4 buah ban baru dengan daya tempuh 25.000 km.
-
Service kecil, dilakukan dengan patokan km tempuh antarservis, yang disertai penggantian oli mesin dan penambahan gemuk serta minyak rem.
-
Servis besar, dilakukan setelah beberapa kali servis kecil atau dengan patokan km tempuh, yaitu penggantian oli mesin, oli gardan, oli tranmisi, platina, busi, filter oli, kondensor.
-
Penambahan oli mesin dilakukan setelah km-tempuh pada jarak km tertentu.
II - 32
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
-
Suku cadang dan bodi, biaya untuk keperluan suku cadang mesin, bagian rangka bawah (chassis) dan bagian bodi diperhitungkan per tahun sebesar 5 % dari harga bus.
-
Kir, kendaraan dilakukan minimal sekali setiap enam bulan dan biayanya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
-
Cuci bus, Bus kota sebaiknya dicuci setiap hari.
-
STNK, Perpanjangan STNK dilakukan setiap lima tahun sekali, tetapi pembayaran pajak kendaraan dilakukan setiap tahun dan biayanya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
-
Retribusi terminal, Biaya retribusi terminal per bus diperhitungkan per hari atau per bulan.
-
Asuransi
Asuransi kendaraan, pada umumnya hanya dilakukan oleh perusahaan yang membeli
kendaraan
secara
kredit
bank.
Namun,
asuransi
kendaraan perlu diperhitungkan sebagai pengamanan dalam menghadapi resiko. Asuransi Awak Kendaraan, pada umumnya awak kendaraan wajib diasuransikan oleh perusahaan angkutan. 2.
Biaya tidak langsung
-
Biaya pegawai selain awak bus
Tenaga selain awak kendaraan terdiri atas pimpinan, staf administrasi, tenaga teknis dan tenaga operasi. Jumlah
tenaga
administrasi, tenaga teknik dan tenaga operasi. II - 33
pimpinan,
staf
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Biaya pegawai ini terdiri atas gaji/upah, uang lembur dan jaminan social Jaminan sosial berupa tunjangan perawatan kesehatan, pakaian dinas, asuransi kecelakaan, tunjangan lain-lain -
Biaya Pengelolaan
1.
Penyusutan bangunan kantor
2.
Penyusutan bangunan dan peralatan bengkel Masa penyusutan butir (1) & (2) diperhitungkan selama 5 s/d 20 tahun tergantung dari keadaan fisik bangunan tanpa harga tanah.
3.
Masa penyusutan inventaris/alat kantor (diperhitungkan 5 tahun)
4.
Masa penyusutan sarana bengkel (diperhitungkan selama 3 s/d 5 tahun)
5.
Administrasi kantor (biaya surat menyurat, biaya alat tulis menulis)
6.
Pemeliharaan kantor (misalnya, pengecatan kantor)
7.
Pemeliharaan pool dan bengkel
8.
Listrik dan air
9.
Telepon dan telegram serta porto
10.
Biaya perjalanan dinas Biaya perjalanan dinas meliputi perjalanan dinas pimpinan, staf administrasi, teknisi dan tenaga operasi (noncrew).
11.
Pajak Perusahaan
12.
Izin trayek
II - 34
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Izin
trayek
ditentukan
berdasarkan
peraturan
daerah
yang
bersangkutan dan rute 13.
Izin usaha
14.
Biaya pemasaran (biaya promosi)
15.
Biaya lain-lain Contoh adalah biaya pengelolaan yang tidak termasuk dalam unsur biaya pada butir (a) s.d. (n).
2.4
Karakteristik Bus Tingkat City Tour Jakarta Dari karakteristik bus tingkat dapat dilihat spesifikasi pelayanan yang diberikan sangat berbeda dengan sistem angkutan umum massal lainnya yang sekarang sudah ada. Berikut adalah karakteristik bus tingkat : 1.
Berjalan di jalur lambat dengan kecepatan maksimal 20 kilometer per jam, mengajak penumpang melihat obyek wisata yang menarik di Ibu Kota.
2.
Bus tingkat mempunyai kapasitas 60 tempat duduk dan dua diantaranya diperuntukan bagi penyandang disabilitas tanpa ada yang boleh berdiri.
3.
Bus tingkat dilengkapi fasilitas seperti penyejuk ruangan, sebuah televisi kecil, kamera CCTV, pengeras suara, dan guide yang memberikan informasi mengenai sejarah Jakarta.
II - 35
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
4.
Petugas di bus tingkat wisata didominasi perempuan, mulai dari pengemudi, petugas On Board dan juga Polisi yang menjaga keamanan penumpang.
5.
Bagi penumpang yang ingin naik Bus City Tour Jakarta bisa menunggu di halte bergambar Bus Tingkat dan bertuliskan City Tour.
6.
Penumpang tidak dikenakan tiket masuk atau gratis hingga saat ini.
Karakteristik pelayanan bagi penumpangnya :
2.5
1.
Kemudahan akses untuk angkutan umum
2.
Keamanan
3.
Waktu tunggu yang relatif singkat
4.
Kualitas pelayanan yang cukup tinggi selama perjalanan
5.
Stasiun atau halte pemberhentian dan pemberangkatan yang aman
6.
Ketersediaan informasi
Prasarana Bus Tingkat City Tour Jakarta Adapun rute perjalanan dan halte pemberhentian Bus Tingkat City Tour Jakarta, sebagai berikut : Pada hari kerja (Senin sampai Jumat) Bus Tingkat City Tour Jakarta akan berhenti di 9 halte yaitu : 1.
Halte Bundaran Hotel Indonesia
2.
Halte Sarinah
3.
Halte Museum Nasional II - 36
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
4.
Halte Pecenongan
5.
Halte Pasar Baru
6.
Halte Masjid Istiqlal
7.
Halte Monas 1
8.
Halte Monas 2
9.
Halte Balai Kota Pada hari kerja, penumpang diperbolehkan naik dan turun dari dan di
halte mana pun. Sedangkan pada Sabtu dan Minggu atau hari libur nasional (tanggal merah), Bus Tingkat City Tour Jakarta hanya akan berhenti di beberapa halte saja, dan sistemnya adalah penumpang naik dan turun di halte yang sama. Tempat perhentian bus atau halte bus atau shelter atau stopan bus adalah tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang bus, biasanya ditempatkan pada jaringan pelayanan angkutan bus. Di pusat kota ditempatkan pada jarak 300 sampai 500 m dan di pinggiran kota antara 500 sampai 1000 m. Semakin banyak penumpang yang naik turun di suatu tempat perhentian bus semakin besar dan semakin lengkap fasilitas yang disediakan, bisa dilengkapi dengan atap dan tempat duduk, bahkan bila diperlukan dapat dilengkapi dengan kios kecil untuk menjual surat kabar, atau rokok. Mengenai informasi tentang di halte mana saja bus akan berhenti pada akhir pekan atau hari libur (tanggal merah), untuk sementara ini operator II - 37
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bus Tingkat City Tour Jakarta akan mengumumkannya lewat akun twitter mereka di @CityTourJakarta, seperti gambar di bawah ini:
Gambar 2.6. Pemberitahuan Via Twitter Halte Pemberhentian Bus Tingkat City Tour Jakarta Bagi penumpang yang ingin naik Bus City Tour Jakarta (Mpok Siti) bisa menunggu di halte bergambar Bus Tingkat dan bertuliskan City Tour, yaitu Halte Bundaran Hotel Indonesia, Halte Museum Nasional, Halte Pecenongan, Halte Pasar Baru, Halte Masjid Istiqlal, Halte Monas 1, Halte Monas 2, Halte Balai Kota, dan Halte Sarinah.
Gambar 2.7 Halte Bus Tingkat City Tour Jakarta
II - 38
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Di halte bus hanya terlihat gambar bus tingkat dengan tulisan CITY TOUR di bawahnya. Tidak tampak informasi mengenai jam operasi bus maupun jalur yang dilaluinya.
2.6
Pengoperasian Bus Tingkat Jakarta City Tour
2.6.1 Waktu Operasi Untuk hari Senin sampai Sabtu mulai pukul 09.00 - 19.00 WIB dan hari Minggu mulai pukul 12.00 – 19.00 WIB (karena adanya Car Free Day di jalan Sudirman - Thamrin setiap hari Minggu sampai jam 12 .00 WIB). Tapi, sejak diberlakukan aturan kendaraan roda 2 dilarang masuk jalur protokol (termasuk Jl. M.H. Thamrin yang menjadi rute bis wisata) di hari kerja, Mpok Siti bisa menjadi feeder bagi para pengendara motor yang ingin menuju ke jalur protokol tersebut.
2.6.2 Tarif Sampai saat ini, penumpang tidak dikenakan tiket atau gratis. Meskipun gratis, Pemerintah DKI akan melakukan evaluasi secara berkala, mengingat perilaku masyarakat yang belum tertib.
II - 39
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.7
Tingkat Pelayanan
2.7.1
Tingkat Pelayanan Jasa Transportasi Untuk menjabarkan pengertian mengenai tingkat pelayanan (level of service), Tingkat pelayanan merupakan ukuran karakteristik pelayanan secara keseluruhan yang mempengaruhi pengguna jasa (user). Tingkat pelayanan merupakan elemen dasar terhadap penampilan komponen– komponen
transportasi,
sehingga
pelaku
perjalanan
tertarik
untuk
menggunakan suatu produk jasa transportasi. Faktor utama yang dibandingkan tingkat pelayanan transportasi dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu : 1.
Unjuk kerja elemen – elemen yang mempengaruhi pengguna jasa, seperti : kecepatan operasi, kepercayaan dan keamanan
2.
Kualitas pelayanan, mencakup elemen – elemen kualitatif pelayanan, seperti kenyamanan, perilaku penumpang, keindahan dan kebersihan
3.
Harga yang harus dibayar pengguna jasa untuk mendapatkan pelayanan
2.7.2
Atribut Pelayanan Sistem Transportasi Atribut pelayanan merupakan atribut dari sistem transportasi yang mempengaruhi kepuasan konsumen, seperti kapan, dimana, untuk apa, dengan moda apa, dengan rute yang mana, melakukan perjalanan. II - 40
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Konsumen yang berbeda akan mempertimbangkan atribut pelayanan yang berbeda pula. Dalam kenyataan konsumen tidak mempertimbangkan suatu atribut pelayanan yang ada pada suatu jenis pelayanan tertentu, tetapi hanya mengidentifikasikan beberapa variabel pelayanan yang dianggap paling besar pengaruhnya terhadap profesinya (Manheim, 1979). Tabel 2.5 Atribut Pelayanan Transportasi
(Sumber : Manheim (1979))
II - 41
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.8
Perilaku Konsumen Pada sub-bab perilaku konsumen ini akan diuraikan mengenai pengertian dan perilaku pemilihan individu dalam transportasi serta asumsi perilaku rasional yang berkaitan dengan perilaku pemilihan individu dalam transportasi.
2.8.1 Pengertian Perilaku Konsumen Perilaku diartikan sebagai aktivitas manusia berupa tindakan dalam rangka
memberikan
reaksi
terhadap
rangsangan
(stimulus)
yang
diterimanya, dapat berasal dari luar (lingkungan) maupun dari dalam diri manusia itu sendiri. Loudon dan Bitta (1993) mendefinisikan bahwa perilaku konsumen sebagai proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam mengevaluasi memperoleh, dan menggunakan barang atau jasa. Setiap individu selalu berusaha memilih kepuasan maksimal. Dalam menilai suatu produk barang atau jasa, sebenarnya konsumen lebih menekankan pada nilai dari sekumpulan atribut yang ditawarkan oleh barang atau jasa itu, bukan pada barang atau jasa itu sendiri. Nilai setiap atribut tersebut disebut utility.
II - 42
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.8.2 Perilaku Pemilihan Individu dalam Transportasi Pada perilaku konsumen secara umum penekanannya terletak pada proses keputusan membeli produk barang atau jasa, maka dalam pemilihan perjalanan penekanannya terletak pada proses memilih. Pelaku perjalanan biasanya dihadapkan pada beberapa alternatif yang paling menonjol adalah produk jasa atau moda angkutan apa yang akan digunakan dalam melakukan perjalanan. Proses yang mendasari perilaku perjalanan (travel behaviour) ini ditunjukkan pada gambar 2.3. Bila pelaku perjalanan telah mencapai tahap keputusan untuk melakukan perjalanan, maka ada beberapa tahap lagi yang harus dilaluinya, Manheim (1979) dalam pemilihan moda yang akan digunakan, yakni : 1.
Formulasi preferensi secara eksplisit
2.
Identifikasi semua alternatif
3.
Pemahaman karakteristik setiap alternatif pada setiap atribut
Hasil dari tahapan di atas berupa pilihan pada satu alternatif, dalam hal ini adalah produk jasa angkutan yang akan digunakan dalam melakukan perjalanan.
II - 43
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.8 Perilaku Perjalanan Individu (Sumber : Manheim (1979)) 2.9
Kualitas Layanan Kualitas adalah suatu strategi dasar busnis yang menghasilkan barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen internal dan eksternal, secara eksplisit dan implisit. Strategi ini menggunakan seluruh kemampuan sumber daya manajemen, modal, teknologi, peralatan, material, sistem dan manusia perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa bernilai tambah bagi masyarakat dan memberikan keuntungan pada perusahaan. Pelayanan dapat didefinisikan sebagai tindakan atau kinerja yang menciptakan manfaat bagi pelanggan dengan mewujudkan perubahan yang diinginkan dalam diri atau atas nama penerima. Sehingga pelayanan itu
II - 44
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
sendiri memiliki nilai tersendiri bagi pelanggan dalam hubungannya dengan menciptakan nilai-nilai pelanggan. Christian Gronroos (1992) mengemukakan bahwa terdapat empat faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan, yaitu : 1.
Menjaga dan memperhatikan, bahwa pelanggan akan merasakan karyawan dan sistem opersional yang ada dapat menyelesaikan problem mereka.
2.
Spontanitas, dimana karyawan menunjukkan keinginan untuk menyelesaikan masalah pelanggan.
3.
Penyelesaian masalah, karyawan yang berhubungan langsung dengan pelanggan harus memiliki kemampuan untuk menjalankan tugas berdasarkan standar yang ada, termasuk pelatihan yang diberikan untuk dapat memberikan pelayanan yang lebih baik.
4.
Perbaikan, apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan harus mempunyai personel yang dapat menyiapkan usah-usaha khusus untuk mengatasi kondisi tersebut.
Dalam pengembangan selanjutnya, kualitas pelayanan (jasa) dikelompokkan ke dalam 5 dimensi oleh Parasuraman, Valarie and Berry (1990) yaitu : 1.
Bukti Langsung (Tangible), yaitu sebagai fasilitas yang dapat dilihat dan di gunakan perusahaan dalam upaya memenuhi kepuasan pelanggan, seperti gedung kantor, peralatan kantor, penampilan karyawan dan lain lain. II - 45
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.
Kendala (Reliability), yaitu kemampuan memberikan pelayanan kepada pelanggan sesuai dengan yang di harapkan, seperti kemampuan dalam menempati janji, kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan untuk meminimumkan kesalahan.
3.
Daya Tanggap (Responsiveness), yaitu sebagai sikap tanggap, mau mendengarkan dan merespon pelanggan dalam upaya memuaskan pelanggan, misalnya : mampu memberikan informasi secara benar dan tepat, tidak menunjukan sikap sok sibuk dan mampu memberikan pertolongan dengan segera.
4.
Jaminan
(Assurance),
menimbulkan
yaitu
kepercayaan
dan
kemampuan
karyawan
dalam
keyakinan
pelanggan
melalui
pengetahuan, kesopanan serta menghargai perasaan pelanggan. 5.
Kepedulian (Emphaty), yaitu kemampuan atau kesediaan karyawan memberikan perhatian yang bersifat pribadi, seperti bersikap ramah, memahami kebutuhan dan peduli kepada pelanggannya.
2.10
Tingkat Pengukuran Pengukuran tidak lain dari penunjukan angka – angka pada suatu variabel. Tingkat ukuran di dunia penelitian dikembangkan pertama kali oleh Steven pada tahun 1946, yakni tingkat ukuran nominal, ordinal, interval dan rasio.
II - 46
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1.
Ukuran nominal, merupakan ukuran yang paling sederhana. Dalam ukuran ini tidak ada asumsi tentang jarak maupun urutan antara kategori – kategori dalam ukuran itu. Angka hanya menunjukan kedudukan atau berupa label.
2.
Ukuran Ordinal, mengurutkan responden dari tingkatan paling rendah ke tingkatan paling tinggi menurut suatu atribut tertentu tanpa ada penunjuk yang jelas tentang berapa jumlah absolut atribut yang dimiliki oleh masing - masing responden tersebut dan berapa interval antara responden dengan responden lainnya.
3.
Ukuran interval, uukuran yang tidak semata-mata mengurutkan orang atau obyek berdasarkan suatu atribut, tetapi memberikan informasi tentang interval antara satu orang atau obyek dengan orang atau obyek lainnya. Tetapi ukuran itu tidak memberikan informasi tentang jumlah absolut atribut yang dimiliki obyek.
4.
Ukuran rasio, diperoleh selain informasi tentang urutan dan interval antara obyek-obyek, kita mempunyai informasi tambahan tentang jumlah absolut atribut obyek tadi. Ukuran rasio adalah suatu bentuk interval yang jaraknya diukur dari titik nol.
2.11
Manfaat Pariwisata Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan, dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini. II - 47
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Undang Undang No. 10/2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Tujuan dilakukannya program Bus Tingkat City Tour Jakarta oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diantaranya adalah untuk meningkatkan akses bagi wisatawan dengan menyediakan angkutan bus wisata ke dan dari kawasan wisata di wilayah DKI Jakarta, untuk menjamin kepastian wisatawan mendapatkan pelayanan bus wisata yang aman dan nyaman, kemudian juga meningkatkan daya tarik wisata Jakarta. Berikut manfaat dan keuntungan tersebut dapat terlihat dan dirasakan dari pariwisata : 1.
Manfaat Ekonomi (Kesejahteraan), meningkatnya arus wisatawan ke suatu daerah atau wilayah, menuntut macam-macam pelayanan dan fasilitas yang semakin meningkat baik jumlah dan ragamnya. Hal ini memberikan manfaat ekonomi, seperti :
Penerimaan Devisa Masuknya wisatawan mancanegara akan membawa valuta asing, yang
berarti
akan
memperkuat
neraca
pembayaran
dan
perdagangan. Penerimaan devisa negara dari pariwisata bersumber dari uang yang dikeluarkan atau dibelanjakan oleh wisatawan asing selama
yang
bersangkutan II - 48
melakukan
kunjungan,
berupa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
pengeluaran untuk penginapan (akomodasi), makan dan minum, transportasi lokal dan tour, cenderamata, tip, dan lain-lain.
Investasi Bidang Pariwisata Kesempatan berusaha menjadi terbuka luas, baik usaha yang langsung seperti usaha akomodasi, restoran dan rumah makan, biro perjalanan, toko cenderamata, sanggar-sanggar kerajinan dan seni, pramuwisata, pusat perbelanjaan dan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan maupun yang tidak langsung pertanian, perikanan, peternakan, perindustrian dan kerajinan, industri olah raga, industri pakaian jadi, dan lapangan usaha lain yang berkaitan dengan kebutuhan manusia..
Meningkatnya Pendapatan Masyarakat dan Pemerintah Wisatawan yang datang berkunjung akan mengeluarkan sebagian dari uangnya untuk keperluan selama perjalanannya. Disamping itu pemerintah setempat pun akan memperoleh pendapatan berupa pajak-pajak dari perusahaan dan dari uang asing yang dibelanjakan oleh wisatawan.
Mendorong Pembangunan Daerah Berkembangnya kepariwisataan di
daerah
akan mendorong
pemerintah daerah dan masyarakat mempersiapkan dan membangun prasarana dan sarana yang diperlukan seperti pembangunan dan perbaikan jalan, instalasi air, instalasi listrik, pembenahan obyek II - 49
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
dan daya tarik wisata, perbaikan lingkungan, pengkondisian masyarakat, penataan kelembagaan dan pengaturan, dan lain sebagainya. Selain itu juga akan mendorong investor untuk menanamkan modalnya dalam pembangunan obyek dan daya tarik wisata, usaha sarana akomodasi, usaha jasa biro perjalanan, restoran dan rumah makan serta lain-lain. 2. Manfaat Sosial Budaya Pembangunan dan pengembangan pariwisata akan mempunyai dampak positif dalam bidang sosial budaya, seperti : Pelestarian Budaya dan Adat Istiadat Salah satu sasaran wisatawan dalam melakukan perjalanan adalah untuk menikmati, mengagumi dan mempelajari kebudayaan, dan adat istiadat serta sejarah suatu bangsa.
Meningkatkan Kecerdasan Masyarakat Masyarakat yang dikunjungi akan banyak belajar dari wisatawan yang berkunjung, demikian pula dengan yang datang berkunjung akan banyak belajar dari kunjungannya dengan cara melihat, mendengar, dan merasakan segala sesuatu yang dijumpai selama dalam perjalanannya.
Meningkatkan Kesehatan Dan Kesegaran Banyak orang yang terkena sakit, baik jasmani maupun mentalnya, seperti stress dan ketegangan karena kelelahan, kejenuhan dan II - 50
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
kebosanan akibat perjalanan, dan tekanan sehari-hari. Salah satu obat untuk mengembalikan kesegaran jasmani maupun rohani adalah dengan melakukan perjalanan wisata, seperti rekreasi, wisata olah raga, ziarah, menikmati pemandangan dan udara segar di alam terbuka, dan berkunjung ke tempat keluarga atau kenalan.
Mengurangi Konflik Sosial Saling berkunjung melalui berwisata dapat mengurangi atau menghilangkan saling curiga dan kecemburuan sosial, karena terjadinya komunikasi dan saling mengenal satu sama lainnya.
3. Manfaat Dalam Berbangsa dan Bernegara (Politik) Memelihara hubungan baik internasional dalam hal pengembangan pariwisata mancanegara, terjadi saling kunjungan antar bangsa sebagai wisatawan, sebagaimana halnya dalam pariwisata nusantara, akan terjadi pula kontak-kontak langsung yang akan menumbuhkan saling pengertian terhadap perbedaan, dan akan menumbuhkan inspirasi untuk selalu mengadakan pendekatan dan saling menghormati. 4.
Manfaat
Bagi
Lingkungan, pembangunan dan pengembangan
pariwisata bila diarahkan dan direncanakan secara baik, akan dapat membantu dalam memelihara lingkungan. Pariwisata pada umumnya berusaha untuk memperkenalkan hal-hal yang asli dan unik, segala sesuatu yang rapih, bersih dan menyenangkan wisatawan..
II - 51
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam pariwisata, benda-benda yang menjadi obyek kunjungan akan tetap terpelihara baik, oleh karena yang menjadi sasaran pengunjung adalah obyek-obyek tersebut. Pengembangan pariwisata diarahkan agar dapat memenuhi keinginan wisatawan, seperti hidup tenang, bersih, jauh dari polusi, santai, dapat mengembalikan kesehatan fisik maupun mental. Dengan demikian pengembangan pariwisata merupakan salah satu cara dalam upaya untuk melestarikan lingkungan,
disamping
akan
memperoleh
nilai
tambah
atas
pemanfaatan dari lingkungan yang ada.
2.12
Metodologi Penelitian Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi juga merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban. Adapun tujuan penelitian adalah penemuan, pembuktian dan pengembangan ilmu pengetahuan. 1.
Penemuan. Data yang diperoleh dari penelitian merupakan data-data yang baru yang belum pernah diketahui.
II - 52
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.
Pembuktian. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk membuktikan adanya keraguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu.
3.
Pengembangan. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada.
Kegunaan penelitian dapat dipergunakan untuk memahami masalah, memecahkan masalah, dan mengantisipasi masalah. 1.
Memahami masalah. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk memperjelas suatu masalah atau informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya diketahui.
2.
Memecahkan masalah. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk meminimalkan atau menghilangkan masalah.
3.
Mengantisipasi masalah. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk mengupayakan agar masalah tersebut tidak terjadi.
Langkah-langkah dalam melaksanakan penelitian dengan metode ilmiah adalah sebagai berikut: 1.
Pemilihan bidang, topik atau judul penelitian.
2.
Mengadakan survei lapangan untuk merumuskan masalah-malalah yang ingin dipecahkan.
3.
Membangun sebuah bibliografi.
4.
Memformulasikan dan mendefinisikan masalah.
II - 53
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
5.
Membeda-bedakan
dan
membuat
out-line
dari
unsur-unsur
permasalahan. 6.
Mengklasifikasikan
unsur-unsur
dalam
masalah
menurut
hu-
bungannya dengan data atau bukti, baik langsung ataupun tidak langsung. 7.
Menentukan data atau bukti mana yang dikehendaki sesuai dengan pokok-pokok dasar dalam masalah.
8.
Menentukan apakah data atau bukti yang diperuntukkan tersedia atau tidak.
9.
Menguji untuk diketahui apakah masalah dapat dipecahkan atau tidak.
10.
Mengumpulkan data dan keterangan yang diperlukan.
11.
Mengatur data secara sistematis untuk dianalisa.
12.
Menganalisa data dan bukti yang diperoleh untuk membuat interpretasi.
13.
Menggunakan citasi, referensi dan footnote (catatan kaki).
14.
Menulis laporan penelitian.
2.12.1 Paradigma Penelitian Paradigma penelitian dipisahkan menjadi dua macam, yaitu : 1.
Paradigma Kuantitatif, paradigma ini menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik. II - 54
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.
Paradigma Kualitatif, penelitian ini mengenai masalah-masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas yang holistik, komplek dan rinci.
2.12.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian diisi dengan identifikasi karakteristik lokasi dan alasan memilih lokasi serta bagaimana peneliti memasuki lokasi tersebut. Lokasi hendaknya diuraikan dengan jelas, jika perlu disertakan peta lokasi, struktur organisasi, dan suasana kerja sehari-hari. Pemilihan lokasi harus didasarkan pada kemenarikan dan keunikannya. Untuk periode penelitian disebutkan dengan jelas, diawali dengan kapan dimulainya penelitian sampai dengan target selesainya penelitian yang akan dilakukan.
2.12.3 Sumber Data Data yang dikumpulkan secara garis besar dapat dibagi menjadi: a.
Data primer : Yaitu data yang dikumpulkan, diolah, dan disajikan oleh peneliti dari sumber pertama. Dalam penelitian ini data primer berupa kuesioner dan wawancara langsung dengan pengguna bus tingkat.
b.
Data sekunder. Yaitu data yang dikumpulkan, diolah, dan disajikan oleh pihak lain yang biasanya dalam bentuk publikasi ilmiah atau jurnal. Sedangkan data sekunder diperoleh dari PT. Transportasi Jakarta dan Badan Pusat Statistik DKI Jakarta. II - 55
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.12.4 Metode Pengumpulan Data Ada beberapa metode pngumpulan data, yaitu : 1.
Metode Observasi (Pengamatan)
Pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki. Memiliki pengetahuan terhadap apa yang akan diobservasi dan berlaku sangat cermat dan kritis. 2.
Metode Kuisioner (Angket)
Metode kuisioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti untuk memperoleh data, angket disebarkan kepada responden (orang-orang yang menjawab jadi yang diselidiki), terutama pada penelitian survei. Tujuan dilakukan angket atau kuisioner ialah: 1)
Memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian.
2)
Memperoleh informasi mengenai suatu masalah secara serentak.
Adapun macam-macam angket, sebagai berikut : 1)
Menurut prosedurnya, angket terbagi menjadi 2 (dua), yaitu angket yang dikirimkan kepada dan dijawab oleh responden (angket langsung dan angket yang dikirim kepada seseorang untuk mencari informasi (keterangan) tentang orang lain (angket tidak langsung)
II - 56
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2)
Menurut jenis penyusun itemnya dapat dibedakan menjadi :
-
Angket tipe isian, yang terbagi menjadi dua, yaitu apabila responnya tentang masalah yang dipertanyakan (angket terbuka) dan angket yang diwajibkan oleh responden secara oleh faktor-faktor tertentu misalnya faktor subyektivitas seseorang (angket tertutup)
-
Angket tipe pilihan, yaitu angket yang harus dijawab oleh responden dengan cara tinggal memilih salah satu jawaban yang sudah tersedia jumlah alternatif jawab minimal dua dan maksimal sebaiknya lima alternatif, dengan maksud supaya responden tidak bosan.
Dalam membuat kuisoner, beberapa hal yang perlu diperhatikan :
Tegas dan jelas, biasa dipakai sehari-hari yang sudah dimengerti oleh responden.
Hindari kata-kata yang sifatnya sentimentil. Gantilah kata-kata itu dengan yang lebih sopan.
1)
Urutan-urutan pertanyaan, yaitu informasi yang akan dikumpulkan. dan identitas responden seperti nama, umur, kelamin, dan lain sebagainya., bagian yang memuat mengenai tenaga lapangan (field worker).
2)
Susunan pertanyaan.
Pertanyaan sebaiknya dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan yang menimbulkan perhatian dan minat, serta gampang dijawab. II - 57
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pertanyaan yang kurang menarik perhatian, apalagi mengenai soal-
soal pribadi, sebaiknya diletakkan di bagian tengah angket. Sebaiknya
diajukan
pertanyaan-pertanyaan
pancingan
untuk
mengecek jawaban dari pertanyaan lain.
Pertanyaan-pertanyaan harus disusun secara sistematis.
3.
Metode Interview (Wawancara) Wawancara adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara lisan. Dilakukan dalam tatap muka dua orang atau lebih, lalu mendengarkan secara langsung informasi atau keterangan-keterangan yang dibutuhkan. Tujuan wawancara ialah untuk mengumpulkan informasi, dan bukannya untuk mengubah atau memengaruhi pendapat responden. 4.
Metode Dokumentasi Metode ini cara mendokumentasikan semua informasi baik berasal
dari sumber tertulis, foto-foto dan data statistik sebagai data tambahan.
2.13
Populasi dan Sampel Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Husein (2002) mengartikan populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang memunyai karakteristik tertentu dan kesempatan sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Sampel merupakan bagian kecil dari suatu populasi. Menurut Roscoe (dalam Sekaran, 2003) II - 58
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
ukuran sampel lebih besar dari 30, dan kurang dari 500 adalah jumlah yang cocok untuk hampir semua jenis penelitian. Pada umumnya masalah sampling timbul apabila peneliti bermaksud untuk:
Mereduksi obyek penyelidikannya dengan mengambil sebagian obyek gejala atau kejadian yang dimaksudkan saja.
Peneliti ingin mengadakan generalisasi dari hasil penyelidikannya. Mengadakan
generalisasi
berarti
mengesahkan
kesimpulan-
kesimpulan kepada obyek-obyek gejala atau kejadian-kejadian yang lebih luas daripada obyek-obyek gejala maupun kejadian-kejadian yang diselidiki. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan sampel penelitian : 1.
Petunjuk mengambil sampel, yang terpenting di sini adalah menentukan terlebih dahulu luas populasi sebagai daerah generalisasi. Selanjutnya barulah menentukan sampel dari daerah penelitian itu.
2.
Penegasan sifat-sifat dan batas-batas populasi, bila luas daerah generalisasinya telah ditetapkan, haruslah segera diikuti dengan penegasan tentang sifat-sifat populasinya. Penegasan ini sangat penting bila menginginkan adanya validitas dan reliabilitas penelitian.
3.
Sumber-sumber informasi tentang populasi, untuk mengetahui ciri-ciri populasi secara rinci, dapat diperoleh melalui bermacam-macam sumber informasi sepuytar populasi yang dituju. Misalnya menelisik
II - 59
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
sensus penduduk, atau dokumen yang disusun oleh instansi dan organisasi. 4.
Menetapkan besar kecilnya sampel, dalam konteks ini, penelitian pada dasar tidak membatasi besar atau kecilnya sampel yang harus diambil.
Adapun teknik-teknik sampling sebagai berikut : a.
Teknik random sampling (probability sampling) Pengambilan sampling secara acak atau teknik pengambilan semua individu dalam populasi, baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama. Semua sampel diberi kesempatan sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.
b.
Teknik non random sampling (non probability sampling) Yaitu cara pengambilan sampel yang tidak memberi semua anggota populasi kesempatan untuk dipilih menjadi sampel. Penelitian-penelitian pendidikan maupun psikologi, adakalanya menggunakan teknik ini, mempertimbangkan faktor-faktor tertentu.
5.
Cara menentukan jumlah sampel Untuk menentukan besarnya sampel dari populasi yang ada, peneliti dapat menggunakan rumus Slovin (Husein, 2002) : n
N. 1 Ne²
............................................................................(2.6)
n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi II - 60
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
e = Prosen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan.
2.14
Pengujian Validitas dan Realibilitas menggunakan SPSS SPSS merupakan program olah data statistik yang paling popular. SPSS singkatan dari Statistical Product and Service Solution yang dipublikasikan oleh perusahaan SPSS Inc dan saat ini sudah diakusisi oleh perusahaan IBM. SPSS versi pertama dirilis tahun 1968, diciptakan oleh Norman Nie lulusan Fakultas Ilmu Politik dari Stanford University. Setelah itu SPSS terus berkembang dari waktu ke waktu mengalami perbaikan dan penyempurnaan dengan munculnya versi-versi SPSS for windows. Program
SPSS
banyak digunakan untuk
berbagai
keperluan
pengolahan data seperti olah data skripsi tesis, disertasi, atau penelitian lainnya. Analisis data dengan menggunakan SPSS antara lain, analisis korelasi, regresi linier, analisis deskriptif, independen samples t test, paired sample t test, one way ANOVA, uji validitas Pearson dan reliability.
2.14.1 Validitas Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu instrumen yang valid akan mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. II - 61
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Terdapat dua macam validitas, yaitu : 1.
Validitas eksternal : validitas dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai dengan informasi lain mengenai variabel penelitian yang dimaksud.
2.
Validitas internal : validitas dicapai apabila terdapat kesesuaian antar bagian-bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan. Untuk penentuan apakah suatu item layak digunakan atau tidak,
caranya dengan melakukan uji signifikasi koefisien korelasi pada taraf signifikasi 0,05, yang artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total item. Bisa juga melakukan penilaian langsung terhadap koefisien korelasi seperti yang diungkapkan Azwar (1999) semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Metode yang digunakan untuk uji validitas dalam SPSS yaitu metode Korelasi Pearson. Analisi ini dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total dengan tanpa melakukan koreksi terhadap Spurious overlap (nilai koefisien korelasi yang overestimasi). Skor total item adalah penjumlahan dari kesuluruhan item. Keputusan untuk uji validitas sebagai berikut : -
Jika r hitung > r tabel, maka dikatakan valid
-
Jika r hitung < r tabel, maka dikatakan tidak valid II - 62
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Adapun cara-cara yang dilakukan untuk mengetahui validitas dengan menggunakan metode SPSS 19.00 : 1.
Buka program SPSS, selanjutnya membuat variabel dengan klik variable view. Pada kolom name ketik item 1 sampai item 19, kemudian terakhir ketikkan skor total. Pada kolom label bisa dikosongkan saja. Sedangkan untuk kolom lainnya bisa dihiraukan. Hasil pembuatan variable seperti berikut :
Gambar 2.9 Hasil pembuatan variabel elemen dimensi pelayanan 2.
Jika sudah buka halaman data editor dengan klik data view. Kemudian isi datanya sesuai variable. Berikut hasil pengisian data variable dimensi pelayanan :
II - 63
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.10 Hasil input nilai dimensi pelayanan pada halaman data view 3.
Klik analyze >> corporate >> bivariate. Selanjutnya akan terbuka kotak dialog Bivariate Correlations seperti berikut :
Gambar 2.11 Kotak dialog Bivariate Correlations 4.
Masukkan semua elemen dan skor total ke kotak variable. Pada correlation coefficients pastikan terpilih pearson. Selanjutnya klik tombol ok, maka akan didapat output uji validitas tingkat pelayanan. II - 64
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.14.2 Realibilitas Realibilitas menunjuk pada tingkat keterandalan instrumen, apabila datanya memang benar sesuai kenyataannya maka berapa kalipun diambil tetap akan memperoleh hasil yang sama. Terdapat beberapa teknik mencari reliabilitas,
tentunya
pemilihan teknik tersebut
disesuaikan
dengn
karakteristik data. Uji reliabilitas dilakukan dengan program SPSS 19.00. Setelah diuji validitasnya, maka item-item yang dibuang dan item yang tidak gugur dimasukkan ke dalam uji reliabilitas (mengambil yang hasil uji validitas dengan metode korelasi Pearson). Metode uji reliabilitas yang digunakan adalah Cronbach’s Alpha. Metode ini sangat cocok digunakan pada skor berbentuk skala (misal 1-4, 15) atau skor rentangan (misal 0-10, 0-30). Menurut Uma Sekaran, pengambilan keputusan untuk uji reliabilitas sebagai berikut : (Sekaran, 2003)
Cronbach’s alpha < 0,6 = reliabilitas buruk
Cronbach’s alpha 0,6-0,79 = reliabilitas diterima
Cronbach’s alpha 0,8 = realibilitas baik Menurut Nunnally seperti yang dikutip oleh Imam Ghazali (2005),
alat ukur dapat dikatakan reliable jika nilai reliabilitas > 0,600, dimana 0,600 adalah standarisasi nilai reliabilitas menurut pernyataan dari Nunnally.
II - 65
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berikut ini cara mengetahui reliabilitas dengan SPSS 19.00 : 1.
Menggunakan input yang sama dengan uji validitas dengan metode korelasi Pearson sebelumnya.
2.
Klik analize >> scale >> reliability analysis
Gambar 2.12 Kotak dialog Reliability Analysis 3.
Masukkan item-item yang tidak gugur ke kotak item. Atau jika semua item sudah berada di kotak item, maka keluarkan item yang gugur. Selanjutnya klik tombol statistics
Gambar 2.13 Kotak dialog Reliability Analysis : Statistics 4.
Pada kotak dialog descriptives for, beri tanda centang pada item. Kemudian klik tombol continue. Pada kotak dialog sebelumnya klik tombol ok, maka didapat output pelayanan. II - 66
uji reliabilitas variabel tingkat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.15
Analisis Deskriptif Eksplorasi Analisis eksplorasi digunakan untuk menggambarkan tentang statistik data yang lebih mendalam dan juga untuk melakukan uji normalitas data. Berikut analisis deskriptif dengan menggunakan SPSS 19.00 : 1.
Buka program SPSS, selanjutnya membuat variabel dengan klik variabel view. Pada kolom name baris pertama ketik misal data umur, dan baris kedua misal nilai terhadap pelayanan. Untuk kolom desimal ubah menjadi 0. Pada kolom label, untuk kolom pada baris pertama ketik variabel umur, dan untuk kolom kedua ketik misal nilai.
2.
Buka halaman data editor dengan klik tombol data view. Kemudian isikan datanya sesuai variabelnya.
3.
Untuk melakukan analisis deskriptif klik analyze >> descriptive statistics >> Explore.
4.
Masukkan variabel klasifikasi data umur ke kotak dependent list. Kemudian masukkan nilai terhadap pelayanan ke kotak faktor list. Selanjutnya klik tombol ok. Berdasarkan output deskriptif kemudian
dilakukan
kategorisasi
responden secara normatif untuk memberikan interpretasi terhadap skor kuesioner. Kategorisasi yang digunakan adalah kategorisasi jenjang yang berdasarkan pada model distribusi normal. Tujuan kategorisasi ini adalah menempatkan responden ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu
kontinum II - 67
berdasarkan
atribut
yang
diukur
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
(Azwar, 2010). Kontinum jenjang ini akan dibagi menjadi tiga kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Norma kategorisasi yang digunakan adalah sebagai berikut: Tabel 2.6 Kategorisasi Berdasarkan Rumus Standar Deviasi Rumus Standar Deviasi
Kategorisasi
Χ < (μ −1,0σ )
Rendah
(μ −1,0σ) ≤ Χ < (μ +1,0σ )
Sedang
(μ + 1,0σ) ≤ Χ
Tinggi
(Sumber : Azwar, 2010)
Keterangan: Χ : raw score kuesioner μ : mean atau nilai mean σ : standar deviasi
2.16
Uji Varian Satu Arah (One Way ANOVA) Dalam beberapa kasus, peneliti dituntut untuk membandingkan populasi lebih dari 2 (dua) mean. Disisi lain, sangat tidak dianjurkan menggunakan uji t (untuk uji beda lebih dari dua mean). Alasannya selain tidak efektif akibat melakukan pengujian berulang ulang kali, juga karena dapat menyebabkan meningkatnya peluang kesalahan. Untuk mengatasi masalah tersebut, uji ANOVA (Analisis of Variance) atau sering juga diistilahkan sebagai uji sidik ragam, dikembangkan oleh Ronald Fisher. Prinsip pengujiannya adalah menganalisis variabilitas atau II - 68
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
keragaman data menjadi dua sumber variasi, yaitu variasi dalam kelompok (within) dan variasi antar kelompok (between). Bila variasi within dan between sama maka rata-rata yang dihasilkan tidak ada perbedaan, sebaliknya bila hasil perbandingan kedua varian tersebut menghasilkan nilai lebih dari 1, maka rata-rata yang dibandingkan menunjukkan adanya perbedaan. Beberapa asumsi dasar yang mesti dipenuhi pada uji ANOVA adalah: a)
Data sampel yang digunakan berdistribusi normal atau dianggap normal
b)
Populasi tersebut memiliki varian yang homogen
c)
Sampel tidak berhubungan satu dengan lain (independen), sehingga uji ANOVA tidak bisa digunakan untuk sampel berpasangan (paired) Terdapat beberapa jenis ANOVA, yaitu: ANOVA satu jalur (one way
ANOVA) dan ANOVA dua jalur . One way ANOVA digunakan untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata k sampel, bila pada setiap sampel hanya terdiri atas satu kategori. Sedang two way ANOVA digunakan untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata k sampel bila peneliti melakukan kategorisasi terhadap sampel. Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata untuk lebih dari dua kelompok sampel yang tidak berhubungan. Jika ada perbedaan, rata-rata manakah yang lebih tinggi. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio.
II - 69
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berikut tahapan-tahapan analisis one way ANOVA untuk mengetahui perbedaan nilai dari tingkat pelayanan dengan menggunakan SPSS 19.00 : a)
Pada halaman SPSS klik variable view. Pada kolom name baris pertama ketik nilai, baris kedua ketik pelayanan. Untuk kolom decimals, ubah menjadi 0 (nol) untuk semua variable. Pada kolom lable, untuk kolom pada baris pertama ketik nilai tingkat pelayanan untuk kolom pada baris kedua ketik pelayanan.
b)
Untuk kolom values, klik tombol kotak kecil pada kolom baris kedua. Pada value ketik 1 kemudian pada value label ketikkan dimensi tingkat pelayanan, kemudian klik add. Jika sudah klik tombol ok.
Gambar 2.14 Pengisian value lables c)
Selajutnya untuk kolom measure, pada baris pertama biarkan terisi scale, sedangkan pada baris kedua ganti menjadi Nominal (karena variable berjenis data nominal).
d)
Jika sudah buka halaman data editor dengan klik tombol data view. Kemudian isikan datanya sesuai variabelnya. II - 70
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Untuk pengisian data variabel tingkat pelayanan, yaitu dengan angka 1 = kemampuan nyataan, angka 2 = kecepatan tanggapan, angka 3 = jaminan, angka 4 = kepedulian, angka 5 = fasilitas tersedia
Gambar. 2.15 Hasil input data e)
Selanjutnya klik analyze >> compare means >> One Way ANOVA
Gambar. 2.16 Kotak dialog One Way ANOVA
II - 71
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Kesimpulan dari tinjauan pustaka sebagai berikut 1.
:
Bus tingkat City Tour Jakarta merupakan sarana transportasi umum yang memiliki dua lantai sehingga jumlah penumpang yang dapat diangkut lebih banyak untuk meningkatkan angka kunjungan wisatawan sehingga bisa menambah pendapatan daerah dan mepercepat pembangunan.
2.
Bus Tingkat City Tour Jakarta beroperasi pada hari Senin - Sabtu mulai pukul 09.00 - 19.00 WIB dan hari Minggu pukul 12.00 – 19.00 WIB, berhenti di 9 halte yaitu Halte Bundaran Hotel Indonesia, Sarinah, Museum Nasional, Pecenongan, Pasar Baru, Masjid Istiqlal, Monas 1, Monas 2 dan Balai Kota.
3.
Dimensi tingkat pelayanan terdiri dari tangible, reliability, responsiveness, assurance dan emphaty.
4.
Untuk menentukan sampel menggunakan rumus Slovin : n
5.
Biaya pokok yang
dikeluarkan
N. 1 Ne²
untuk menghasilkan produksi jasa
angkutan merupakan rekapitulasi biaya langsung dan biaya tidak langsung Metode yang digunakan untuk uji validitas dalam SPSS yaitu metode Korelasi Pearson. 6.
One way ANOVA digunakan untuk menguji hipotesis ada atau tidaknya perbedaan rata-rata sampel. Kategorisasi yang digunakan dalam tingkat pelayanan akan dibagi menjadi rendah, sedang, dan tinggi.
II - 72