BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Manajemen Pengertian manajemen secara sederhana adalah mengatur, dari kata to
manage. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi, manajemen itu merupakan suatu proses atau kegiatan yang tersusun untuk mewujudkan tujuan yang direncanakan. Ada beberapa pengertian manajemen yang telah ada sebelumnya oleh para ahli. Berikut ini pengertian manajemen menurut Harold dan Heinz (1994:04): “Management is the process of designing and maintaining an environment in which individuals, working together in grow ups, efficiently accomplish select aims.” Menurut Manullang (2005:05), manajemen itu dapat didefinisikan sebagai berikut: “Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan sumberdaya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.” Menurut Solihin (2009:05) manajemen adalah: “Manajemen dapat didefinisikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimipinan, dan pengendalian dari berbagai sumber organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien.”
Definisi diatas dari beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan suatu ilmu dan seni yang melakukan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahaan, dan pengawasan untuk mencapai suatu tujuan dari suatu organisasi.
2.2.
Pengertian Keuangan Keuangan memiliki ruang lingkup yang luas dan dinamis. Keuangan dapat
berpengaruh secara langsung terhadap kehidupan manusia dan organisasi. Untuk memperoleh laba dalam melakukan suatu usaha diperlukan keuangan yang optimal agar dapat berjalan dengan baik dan dapat mengoptimalkan perusahaan, diperlukan manajemen yang baik. Oleh karena itu, keuangan mempunyai hubungan erat terhadap manajerial. Menurut Gitman (2006:04) mengatakan bahwa: “Finance can be defined as the art science of managing money. Virtually all individuals and organization earn or raise money and spend or invest money. Finance is concerned the process institutions, market, and instruments involved in the transfer of money among individuals, business, and government.”
Menurut Sartono (2001:06) pengertian keuangan adalah: “Teori keuangan pada prinsipnya menjelaskan tentang bagaimana orang atau perusahaan saharusnya berperilaku, dan kemudian dikembangkan teori yang lebih formal untuk mempelajari perilaku orang atau perusahaan.”
Menurut Sundjaja dan Barlian (2003:34) pengertian keuangan adalah: “Keuangan merupakan ilmu dan seni dalam mengelola uang, yang mempengaruhi kehidupan setiap orang dan setiap organisasi.” Jadi dapat disimpulakan keuangan merupakan ilmu dan seni tentang bagaimana orang atau perusahaan seharunya berperilaku dalam mengelola uang untuk mempengaruhi kehidupan orang atau organisasi. Dimana di dalamnya termasuk aktivitas dan pelaksanaanya.
2.3
Manajemen Keuangan
2.3.1
Pengertian Manajemen Keuangan Dalam kehidupan sehari-hari secara langsung atau pun tidak langsung
manajemen keuangan sangat penting bagi seluruh orang atau perusahaan. Oleh karena itu manajemen keuangan sangat dibutuhkan bagi setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatannya. Manajemen keuangan membicarakan pengelolaan keuangan yang pada dasarnya dapat dilakukan baik oleh individu, perusahaan pemerintah, atau perusahaan swasta. Berikut beberapa pengertian dari manajemen keuangan menurut para ahli, yang pertama menurut Weston dan Copeland (2002:03) yaitu: “Pengertian manajemen keuangan dapat dirumuskan oleh fungsi dan tanggung jawab para manajer keuangan. Fungsi pokok manajemen keuangan antara lain menyangkut keputusan tentang penanaman modal, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian dividen pada suatu perusahaan.”
Pengertian manajemen keuangan menurut Sutrisno (2003:03): “Manajemen keuangan adalah semua aktivitas perusahaan dengan usaha-usaha mendapatkan dana perusahaan dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien.”
Menurut Sartono (2001:06) yang menjelaskan bahwa: “Manajemen keuangan dapat diartikan sebagai manajemen dana baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif maupun usaha mengumpulkan dana untuk pembiayaan investasi atau pembelanjaan secara efisien.” Berdasarkan pengertian-pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen keuangan adalah kegiatan usaha yang dilakukan oleh perusahaan berkaitan keuangan, pendanaan, pengalokasian dana yang dilakukan atau dikelola oleh manajer keuangan perusahaan tersebut secara efektif dan efesien.
2.3.2
Fungsi Manajemen Keuangan Dalam kegiatan manajemen keuangan seorang manajer adalah pelaku dari
fungsi manajeman keuangan, seorang manajer keuangan harus melakukan tugastugas dalam beberapa bidang. Tugas-tugas yang harus dilakukan itu merupakan fungsi dari manajer keuangan. Adapun fungsi tersebut menurut Gitosudarmo dan Basri (1995:08) ada 3 (tiga) macam: 1. Fungsi Pengendalian Likuiditas Pelaksanaan fungsi ini meliputi tiga hal yaitu: a. Perencanaan aliran kas (forecasting cash flow). b. Pencarian dana (raising fund) baik dana yang berasal dari luar maupun dari dalam perusahaan. c. Menjaga hubungan baik dengan lembaga-lembaga keuangan khususnya bank dan lainnya.
2. Fungsi Pengendalian Laba Fungsi ini terdiri dari empat hal yaitu: a. Pengendalian biaya (cost control). b. Penentuan harga (Princing). c. Perencanaan laba (profit planning). d. Pengukuran biaya capital (cost of capital).
3. Fungsi Manajemen Dalam mengendalikan laba maupun likuiditas maka manajer keuangan harus juga bertindak sebagai manajer dan sebagai decision maker. Dalam hal itu dia harus melakukan manajemen terhadap aktiva dan manajemen terhadap dana.
Sementara fungsi utama dari manajemen keuangan dalam manajemen keuangan menurut Nogi dan Tangkilisan (2003:116) yaitu: 1. Keputusan investasi (investment decision); membahas tentang penilaian dan pemilihan investasi pada aset-aset tertentu yang akan dilakukan. Fungsi ini terkait keputusan investasi dan pada aktiva. 2. Keputusan pendanaan (financing decision); membahas tentang pemilihan alternatif pendanaan perusahaan, menyangkut pilihan sumber dana utang (debt) atau ekuitas (equity). Fungsi ini terkait dengan dana yang disediakan dan perolehan sumber dana. 3. Kebijakan dividen (divedend policy); membahas tentang seberapa besar laba bersih yang diperoleh perusahaan akan dibayar sebagai dividen daripada ditahan sebagai laba ditahan (retained earning). Fungsi ini akan terkait dengan proporsi laba perusahaan antara dividen yang dibagikan dan laba ditahan.
2.3.3
Tujuan Manajemen Keuangan Dalam mengambil keputusan perusahaan seorang manajer harus memiliki
tujuan dan sasaran yang digunakan sebagai standar dalam memberikan penilaian keefisienan keputusan keuangan perusahaan. Efisiensi keputusan keuangan dapat tercapai ketika nilai perusahaan meningkat. Dengan demikian tujuan manajemen keuangan menurut Gitosudarmo dan Basri (1995:07):
“Tujuan keseluruhan yaitu kemakmuran yang maksimal, manajer keuangan harus menjabarkan tujuan perusahaan itu kedalam tujuantujuan yang lebih terperinci”.
Bagi bagian keuangan penjabaran tujuan tersebut dapat dilakukan dengan dua cara pendekatan: 1. Pendekatan Risiko Hasil Dalam pendekatan ini menekankan agar manajer keuangan harus menciptakan laba yang maksimum tetapi dengan tingkat risiko yang minimum 2. Pendekatan Likuiditas Profitibilitas Dalam pendekatan ini manajer keuangan harus berusaha menjaga likuiditas dan profitabilitas bersama-sama secara serasi, selaras dan seimbang. Menurut Atmaja (2001:02) teori-teori keuangan di bidang keuangan perusahaan memiliki satu fokus: “Bagaimana memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau pemilik perusahaan (wealth of the shareholders)? Tujuan normative ini dapat diwujudkan dengan memaksimumkan nilai perusahaan (market value of the firm) dengan asumsi bahwa pemegang saham akan makmur jika kantongnya bertambah tebal”.
Menurut Sutrisno (2003:05) mengatakan bahwa: “Tujuan dari manajemen keuangan adalah bagaimana perusahaan mengelola baik itu mendapatkan dana maupun mengalokasikan dana guna mencapai nilai perusahaan yaitu kemakmuran para pemegang saham.”
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan manajemen keuangan yang dilakukan oleh manajer keuangan adalah mengelola dana guna memaksimalkan nilai perusahaan.
2.3.4
Prinsip Manajemen Keuangan Untuk dapat memahami transaksi-transaksi keuangan serta pembuatan
keputusan keuangan, kita perlu mempelajari prinsip-prinsip keuangan. Menurut Atmaja (2001:05) yaitu: “Prinsip-prinsip keuangan terdiri atas himpunan pendapat-pendapat yang membentuk dasar untuk teori keuangan dan pembuatan keputusan keuangan”. Prinsip “Self Interest Behavior” Prinsip ini mengatakan “People act in their own financial self interest”. Inti prinsip ini adalah: orang akan memilih tindakan yang memberikan keuntungan (secara keuangan) yang terbaik bagi dirinya. Prinsip “Risk Aversion” Prinsip ini mengatakan “When all else is equal, people prefer higher return and lower risk”. Inti prinsip ini adalah: orang akan memilih alternatif
dengan rasio keuntungan (return) dan
risiko (risk) terbesar. Prinsip “Diversification” Prinsip ini mengatakan “Diversification is beneficial”. Prinsip ini mengajarkan bahwa tindakan diversifikasi adalah menguntungkan
karena
dapat
meningkatkan
rasio
antara
keuntungan dan risiko. Prinsip “Two Sided Transactions” Prinsip ini mengatakan “Each financial transaction has at least two sides”. Prinsip ini mengingat kita bahwa dalam mempelajari dan membuat keputusan keuangan kita tidak hanya melihat dari sisi kita, tetapi juga mencoba melihat dari sisi lawan transaksi kita.
Prinsip “Incremental benefit” Prinsip ini mengatakan “Financial decisions are based on incremental benefit”. Prinsip ini mengajarkan bahwa keputusan keuangan harus didasarkan pada selisih antara nilai dengan suatu alternative dan nilai tanpa alternatif tersebut. Prinsip “Signaling” Prinsip ini mengatakan “Actions convey information”. Prinsip ini mengajarkan bahwa setiap tindakan mengandung informasi. Prinsip “Capital Market Efficiency” Prinsip ini mengatakan “Capital market are efficient”. Capital market atau pasar modal yang efisien adalah pasar modal dimana harga aktiva financial yang diperjual-belikan mencermikan seluruh informasi yang ada dan dapat menyesuaikan diri secara cepat terhadap informasi baru. Prinsip “Risk-Return Trade-Off” Prinsip ini mengatakan “There is a trade-off between risk and return”. Orang menyukai keuntungan tinggi dengan risiko rendah (prinsip Risk Aversion). Kondisi “high return, low risk” ini tidak akan tercapai karena semua orang menginginkannya (prinsip Self-Interest behavior) Prinsip “Option” Prinsip ini mengatakan “Option is valuable”. Option atau opsi adalah suatu hak tanpa kewajiban untuk melakukan sesuatu. Prinsip “Time Value of Money” Prinsip ini mengatakan “Time has a time value”. Prinsip ini sederhana, mudah dimengerti namun memainkan peranan penting dalam ilmu keuangan.
2.4
Pasar Modal
2.4.1
Pengertian Pasar Modal Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang kelebihan dana
dan pihak yang membutuhkan dana dengan bertransaksi instrument investasi yang tersedia dipasar modal. Menurut Tandelilin (2010:26) pasar modal merupakan: “Pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjual belikan sekuritas. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk memperjual-belikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi.”
Menurut Sabardi (1994:129) pasar modal adalah: “Pasar bagi instrument financial (misal obligasi dan saham) jangka panjang (lebih dari satu tahun temponya).” Sedangkan menurut Sunariyah (2004:04) pengertian pasar modal secara umum dan khusus yaitu: “Pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta seluruh suratsurat berharga yang beredar. Sedangkan dalam arti khusus pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek.”
Berdasarkan pengertian menurut para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pasar modal merupakan sarana pertemuan bagi para investor untuk melakukan transaksi jual beli surat berharga pada perusahaan yang menerbitkan sekuritas.
2.4.2
Fungsi Pasar Modal Pasar modal memiliki beberapa fungsi strategis yang menyebabkan
lembaga ini mempunyai daya tarik baik bagi pihak yang membutuhkan dana, pihak yang memiliki dana, maupun pemerintah. Menurut Sutrisno (2009:301) pasar modal mempunyai beberapa fungsi yaitu: 1. Sebagai Sumber Penghimpunan Dana 2. Sebagai Sarana Investasi 3. Pemerataan Pendapatan 4. Sebagai Pendorong Investasi 2.4.3
Jenis Pasar Modal Menurut Sabardi (1994:129) terdapat dua macam pasar modal yaitu pasar
modal perdana (primary market) dan pasar sekunder (secondary market). Pasar perdana (primary market) adalah penawaran surat berharga oleh perusahaan penerbit kepada masyarakat setelah diberi ijin emisi oleh Bapepam sampai dengan saat pencatatan di bursa. Pasar sekunder (secondary market) adalah pasar perdagangan surat berharga yang dilakukan oleh para pemegang saham dan calon pemegang saham. Uang yang mengalir dari pemegang saham yang satu ke tangan pemegang saham yang lain. 2.4.4
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pasar Modal Menurut Husnan (2005:08), faktor-faktor yang mempengaruhi pasar
modal adalah sebagai berikut: 1. Supply sekuritas. Berarti harus banyak perusahaan yang bersedia menerbitkan sekuritas di pasar modal. 2. Demand sekuritas. Ini berarti masyarakat harus mempunyai dana yang cukup besar untuk dipergunakan untuk membeli sekuritas-sekuritas pasar saham yang ditawarkan. 3. Kondisi politik dan ekonomi. Politik yang stabil akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang akhirnya mempengaruhi Supply dan demand sekuritas.
4. Hukum dan peraturan. Hukum yang jelas akan melindungi pemodal dari info yang tidak jelas. 5. Peran-peran lembaga pendukung pasar modal yang akan membantu kegiatan pasar modal secara tepat. Lembaga ini adalah: Kustodian, Biro Administrasi Efek, Wali Amanat, Akuntan, Notaris, Konsultan Hukum, dan Penilai. 2.4.5
Instrumen Investasi Pasar Modal Instrumen pasar modal pada prinsipnya adalah semua surat-surat berharga
(efek) yang umumnya diperjual-belikan melalui pasar modal. Menurut UU Pasar Modal RI No.8 Tahun 1995 butir 5 tentang Pasar Modal, efek merupakan: “Setiap surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti utang, rights issue, waran, opsi atau setiap turunan (derivative) dari efek, atau setiap instrument yang ditetapkan sebagai efek.”
Sedangkan menurut Panduan Bursa Efek Jakarta mengenai instrument pasar modal yang diperdagangkan dipasar modal Indonesia, antara lain:
1. Saham Biasa (common stock) Merupakan bukti kepemilikan seseorang atas suatu perusahaan. Keuntungan yang dimiliki oleh pemilik saham berasal dari dividend dan keanaikan harga saham (capital gain). Pemilik saham biasa memiliki hak memilih dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) untuk keputusan-keputusan yang memerlukan pemungutan suara,
seperti
Komisaris, dsb.
pembagian
dividen,
pengangkatan
Direksi,
2. Saham Preferen (preferred stock) Saham preferen adalah saham istimewa, yaitu pemilik akan menerima sejumlah dividen dengan jumlah yang tetap. Biasanya pemiliknya tidak mempunyai hak pilih dalam RUPS. 3. Obligasi (bond) Obligasi yaitu surat berharga yang berisi kontak antara pemberi pinjaman (pemodal atau investor) dengan yang diberi pinjaman (emiten). Obligasi dapat diartikan juga sebagai surat tanda hutang jangka panjang yang diterbitkan oleh pemerintah. Obligasi tersebut membayarkan bunga yang ditunjukan oleh coupon rate
yang
tercantum pada obligasi tersebut. 4. Obligasi Konversi Obligasi konversi hampir sama dengan obligasi biasa, yaitu mempunyai coupon rate, memiliki waktu jatuh tempo, dan punya nilai pari. Hanya saja obligasi konversi memiliki keunikan, yaitu dapat dikonversikan (tukar) menjadi saham biasa sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan sebelumnya. 5. Right Issue Merupakan produk turunan (derifative) dari saham. Right issue merupakan hak bagi pemodal untuk membeli saham baru yang dikeluarkan oleh emiten. Biasanya hak diberikan kepada pemegang saham lama ketika dilakukan penawaran umum terbatas. 6. Reksadana (mutual fund) Sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan uang kepada pengelola reksadana (disebut juga manajer investasi), untuk digunakan sebagai modal berinvestasi di pasar uang atau pasar modal.
7. Waran Merupakan sekuritas yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham dari perusahaan yang menerbitkan waran tersebut, dengan harga tertentu, dan pada waktu tertentu. Biasanya waran dijual bersamaan.
2.4.6
Lembaga yang Terkait Pasar Modal Lembaga-lembaga yang terkait dengan pasar modal menurut Subardi
(1994:130) adalah: 1. BADAN PEMBINAAN PASAR MODAL. Badan ini bertugas memberikan pengarahan dan pertimbangan kebijakan kepada Menteri Keuangan dibidang pasar modal (KEPPRES no.52 tahun 1976 bab II) 2. BADAN PELAKSANA PASAR MODAL (BAPEPAM). Bapepam adalah pengatur pasar modal, bertindak sebagai bapak asuh para pelaku pasar modal. Memberikan ransangan bila pasar tampak lesu, membiarkan mereka bermain dalam jalur yang telah disediakan, meluruskan bila mereka yang melanggar ketentuan dan aturan bermain. (KEPPRES no.52 tahun 1976 bab III). 3. PERSERO DANAREKSA. Sebagai perusahaan perseroan yang bertugas melakukan pembelian saham-saham di bursa efek dan kemudian menjualnya kepada masyarakat dalam bentuk pecahan saham kecil. (Peraturan Pemerintah no.25 tahun 1976). Terdapat juga instansi pemerintah yang lain seperti Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Departemen Teknis dan Departemen Kehakiman. Disamping itu, lembaga swasta yang terkait antara lain akuntan publik, notaris, konsultan hukum, penilai (appraiser) dan konsultan sekuritas (Invesment advisor).
2.4.7
Para Pelaku Dalam Pasar Modal Para pelaku utama dalam pasar modal menurut Sabardi (1994:130)
adalah: 1. EMITEN. Adalah perusahaan yang memperoleh dana melalui pasar modal dengan menerbitkan saham atau obligasi dan menjualnya secara umum kepada masyarakat. 2. PEMODAL (INVESTOR). Ditinjau dari tujuan mereka, pemodal dapat dikelompokan menjadi empat kelompok yaitu: a. Kelompok bertujuan memperoleh modal. b. Kelompok bertujuan berdagang. c. Kelompok bertujuan memiliki perusahaan. d. Kelompok spekulan. 3. LEMBAGA PENUNJANG. Lembaga-lembaga penunjang pasar modal antara lain penjamin emisi (underwriter), penanggung, wali amanat, perantara perdagangan efek, pedagang efek, perusahaan efek, perusahaan pengelola dan kantor (biro) administrasi efek. Struktur atau skema teoritis pasar modal menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:37) yaitu:
Gambar 2.1
Struktur atau Skema Teoritis Pasar Modal MENTERI KEUANGAN BAPEPAM
BURSA EFEK
LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN (LKP)
Lembaga Penunjang Perusahaan Efek: Biro Administrasi Penjamin Emisi Efek Perantara Bank Kustodian Pedagang Efek Wali Amanat 2.5 Laporan Keuangan Manajer Investasi Penasihat Investasi
2.5.1
LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN (LPP)
Profesi Penunjang Akuntan Konsultan Hukum Penilai Notaris
Pemeringkat Efek Pengertian Laporan Keuangan
Emiten Perusahaan Publik Reksadana
Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan tidak dibuat secara serampangan, tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan atau standar yang berlaku. Hal ini perlu dilakukan agar laporan keuangan mudah dibaca dan dimengerti. Menurut Kasmir (2008 : 06) pengertian laporan keuangan adalah: “Laporan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.” Menurut Nilasari dan Wilujeng (2005:164) Definisi laporan keuangan sebagai berikut: “Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses pencatatan keuangan yang merupakan pencerminan dari prestasi manajemen perusahaan pada suatu periode tertentu.” Sedangkan menurut Muslich (2000:44): ”Laporan keuangan suatu perusahaan lazimnya meliputi Neraca laporan Rugi Laba dan Laporan Sumber dan Penggunaan Dana. Laporan keuangan ini digunakan untuk berbagai macam tujuan.” Jadi dapat disimpulkan dari laporan keuangan akan tergambar kondisi keuangan suatu perusahaan yang dapat memudahkan manajemen dalam menilai kinerja manajemen perusahaan.
2.5.2
Tujuan Laporan Keuangan Setiap laporan keuangan yang dibuat sudah pasti memiliki tujuan tertentu.
Dalam praktiknya terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai, terutama bagi pemilik usaha dan manajemen perusahaan. Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu. Berikut ini beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan menurut Kasmir (2008:10) yaitu: 1. Memberikan
informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang
dimiliki perusahaan pada saat ini. 2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu. 4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu. 5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan. 6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode. 7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan. 8. Informasi keuangan lainnya. Jadi, dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, akan dapat diketahui keuangan perusahaan secara menyeluruh. Kemudian, laporan keuangan tidak hanya sekedar cukup dibaca saja, tetapi juga harus dimengerti dan dipahami tentang posisi keuangan perusahaan saat ini.
2.5.3
Jenis-jenis Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2008:07) laporan keuangan menggambarkan pos-pos
keuangan yang diperoleh dalam suatu periode. Dalam praktiknya dikenal beberapa macam laporan keuangan seperti: 1. Neraca Dalam neraca disajikan bebagai informasi yang berkaitan dengan komponen yang ada di neraca. Secara lengkap informasi yang disajikan dalam neraca meliputi: 1) Jenis-jenis aktiva atau harta (assets) yang dimiliki; 2) Jumlah rupiah masing-masing jenis aktiva; 3) Jenis-jenis kewajiban atau utang (liability); 4) Jumlah rupiah masing-masing jenis kewajiban; 5) Jenis-jenis modal (equity); 6) Jumlah rupiah masing-masing jenis modal.
2. Laporan Laba Rugi Seperti halnya neraca, laporan laba rugi memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan. Adapun informasi yang disajikan perusahaan dalam laporan laba rugi meliputi: 1) Jenis-jenis pendapat yang diperoleh dalam suatu periode; 2) Jumlah rupiah dari masing-masing jenis pendapatan; 3) Jumlah keseluruhan pendapatan; 4) Jenis-jenis biaya atau beban dalam suatu periode; 5) Jumlah rupiah masing-masing biaya atau beban yang dikeluarkan; dan 6) Jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan; 7) Hasil usaha yang diperoleh dengan mengurangi jumlah pendapatan dan biaya. Selisih ini disebut laba atau rugi. 3. Laporan Perubahan Modal Laporan perubahan modal menggambarkan jumlah modal yang dimiliki perusahaan saat ini. Kemudian, laporan ini juga menunjukan perubahan saat ini. Kemudian, laporan ini juga menunjukan perubahan modal serta sebab-sebab berubahnya modal. Informasi yang diberikan dalam laporan perubahan modal meliputi: 1) Jenis-jenis dan jumlah modal yang ada saat ini; 2) Jumlah rupiah tiap jenis modal; 3) Jumlah rupiah modal yang berubah; 4) Sebab-sebab berubahnya modal; 5) Jumlah rupiah modal sesudah perubahan. 4. Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan. Laporan ini memberikan informasi tentang penjelasan yang dianggap perlu atas laporan keuangan yang ada sehingga menjadi jelas sebab penyebabnya. Tujuannya adalah agar pengguna laporan keuangan dapat memahami jelas data yang disajikan.
5. Laporan Kas Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukan arus kas masuk dan arus kas keluar diperusahaan. Arus kas masuk berupa pendapatan atau pinjaman dari pihak lain, sedangkan arus kas keluar merupakan biayabiaya yang telah dikeluarkan perusahan. Baik arus kas masuk maupun arus kas keluar dibuar untuk periode tertentu.
2.5.4 2.5.4.1
Analisis Laporan Keuangan Pengertian Analisis Keuangan Agar laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga dapat dipahami dan
dimengerti oleh berbagai pihak, perlu dilakukan analisis laporan keuangan. Bagi pihak pemilik dan manajemen tujuan utama analisis laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui posisi keuangan saat ini. Hasil analisis laporan keuangan juga akan memberikan informasi tentang kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan. Dengan mengetahui kelemahan ini, manajemen akan dapat memperbaiki atau menutupi kelemahan tersebut. Kemudian kekuatan yang dimiliki perusahaan harus dipertahankan atau bahkan ditingkatkan, itu merupakan pernyataan dari Kasmir (2008:66).
2.5.4.2
Tujuan Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan yang dilakukan untuk beberapa periode adalah
menganalisis antara pos-pos yang ada dalam satu laporan. Atau dapat pula dilakukan antara satu laporan dengan laporan yang lainnya. Hal ini dilakukan agar lebih tepat dalam menilai kemajuan atau kinerja manajemen dari periode ke periode selanjutnya. Ada beberapa tujuan manfaat bagi berbagai pihak dengan adanya analisis laporan keuangan. Menurut Kasmir (2008:68) secara umum dikatakan bahwa tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan adalah: 1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode;
2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja
yang menjadi
kekurangan perusahaan; 3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki; 4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini; 5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal; 6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.
2.5.4.3
Bentuk-bentuk dan Teknik Analisis Keuangan Sebelum melakukan analisis laporan keuangan, diperlukan langkah-
langkah atau prosedur tertentu. Langkah atau prosedur ini diperlukan agar urutan proses analisis mudah untuk dilakukan. Adapun langkah atau prosedur yang dilakukan dalam analisis keuangan menurut Kasmir (2008:69) adalah: 1. Mengumpulkan data keuangan dan data pendukung yang diperlukan selengkap mungkin, baik satu periode maupun beberapa periode. 2. Melakukan pengukuran-pengukuran atau perhitungan-perhitungan dengan rumusan-rumusan tertentu, sesuai dengan standar yang biasa digunakan secara cermat dan teliti, sehingga hasil yang diperoleh benar-benar tepat. 3. Melakukan perhitungan dengan memasukan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan secara cermat. 4. Memberikan interpretasi terhadap hasil perhitungan dan pengukuran yang telah dibuat. 5. Membuat laporan tentang posisi keuangan perusahaan. 6. Memberikan rekomendasi yang dibutuhkan sehubungan dengan hasil analisis tersebut
Dalam praktiknya Kasmir (2008:69) juga menulis bahwa terdapat dua macam metode analisis laporan keuangan yang biasa dipakai, yaitu sebagai berikut. 1. Analisis Vertikal (Statis) Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos yang ada, dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan tidak diketahui perkembangan dari period eke periode tidak diketahui. 2. Analisis Horizontal (Dinamis) Analisis
horizontal
merupakan
analisis
yang
dilakukan
dengan
membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode.hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari periode yang satu ke periode yang lain.
2.6
Analisis Rasio Keuangan
2.6.1
Pengertian Rasio Keuangan Angka-angka yang ada dalam laporan keuangan menjadi kurang berarti
jika hanya dilihat dari satu sisi saja. Angka-angka ini akan menjadi lebih apabila dapat kita bandingkan antara satu komponen dengan komponen yang lainnya. Setelah melakukan perbandingan, dapat disimpulkan posisi keuangan suatu periode tertentu. Pada akhirnya kita dapat menilai kinerja manajemen dalam periode tersebut. Perbandingan ini dikenal dengan nama analisis rasio keuangan. Menurut Muslich (2000:44) analisis rasio keuangan merupakan: “Alat utama dalam menganalisis keuangan, karena analisis ini dapat digunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang keadaan keuangaan perusahaan.” Menurut Bambang (2001:329) Rasio sebenarnya: “Hanyalah alat yang dinyatakan dalam aritmathical terms yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data financial.”
Menurut Kasmir (2008:104) analisis rasio keuangan merupakan: “Kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya.” Dalam praktiknya, analisis rasio keuangan suatu perusahaan dapat digolongkan menjadi sebagai berikut: 1. Rasio neraca, yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari neraca. 2. Rasio laporan laba rugi, yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari laporan laba rugi. 3. Rasio antarlaporan, yaitu membandingkan angka-angka dari dua sumber (data campuran), baik yang ada di neraca maupun di laporan laba rugi. 2.6.2
Bentuk-bentuk Rasio Keuangan Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan
rasio-rasio keuangan, dapat dilakukan dengan beberapa rasio keuangan. Kasmir (2008:106) menulis bentuk-bentuk rasio keuangan menurut para ahli, menurut J. Fred Weston, bentuk-bentuk rasio keuangan adalah sebagai berikut: 1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)
2. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio) Total utang dibandingkan dengan total aktiva atau rasio utang (Debt Ratio) Jumlah kali perolehan bunga (Times Interst Earned) Lingkup Biaya Tetap (Fixed Charge Converage) Lingkup Arus Kas (Cash Flow Converage)
3. Rasio Aktivity (Activity Ratio) Perputaran Sediaan (Inventory Turn Over) Rata-rata jangka waktu penagihan/perputaran piutang (Average Collection Periode) Perputaran aktiva tetap (Fixed Assets Turn Over) Perputaran total aktiva (Total Assets Turn Over) 4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) Margin laba penjualan (Profit Margin on Sales) Daya laba dasar (Basic Earning Power) Hasil pengembalian total aktiva (Return on Total Assets) Hasil pengembalian ekuitas (Return in Total Equity) 5. Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio) Pertumbuhan penjualan Pertumbuhan laba bersih Pertumbuhan pendapatan per saham Pertumbuhan dividen per saham 6. Rasio Penilaian (Valuation Ratio) Rasio harga saham terhadap pendapatan Rasio nilai saham terhadap nilai buku 2.6.3
Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio) Untuk menjalankan operasinya setiap perusahaan memiliki berbagai
kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana agar perusahaan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Menurut Kasmir (2008:151) rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan: ”Rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya.”
2.6.3.1
Debt Equity Ratio Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang
dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Kasmir (2008:158). Rumusan untuk mencari debt to equity ratio : =
2.6.4
( (
) )
Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah
memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu produk dan melakukan investasi baru. Menurut Kasmir (2008:196) rasio profitabilitas merupakan: “rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan.”
2.6.4.1
Return On Total Equity Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity atau rentabilitas modal
sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukan efisiensi penggunaan modal sendiri Kasmir (2008:204). Rumusan untuk mencari Return on Equity (ROE) dapat digunakan sebagai berikut: (ROE) =
(
)
2.7
Struktur Modal Modal merupakan salah satu hal terpenting bagi perusahaan maka
penyusunan modal harus dilakukan oleh setiap perusahaan. Penyusunan modal yang dilakukan perusahaan disebut struktur modal. Struktur modal setiap perusahaan sangat berbeda tergantung dengan keinginan masing-masing perusahan. Menurut Nogi S dan Tangkilisan (2003:209): ”Struktur modal merupakan imbangan antara modal asing atau hutang dengan modal sendiri yang menjelaskan apakah ada pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan, kalau ada pengaruh investasi dan kebijakan dividen dipegang konstan.”
Menurut Sabardi (1994:71) struktur modal adalah: “Kombinasi (proporsi) pembelanjaan jangka panjang permanen perusahaan yang dinyatakan oleh hutang, saham preferen dan saham biasa.”
2.8
Saham
2.8.1
Pengertian Saham Salah satu surat berharga yang diperdagangkan dipasar modal adalah
saham. Saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau biasa yang disebut Emiten. Saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan itu. Dengan demikian jika seorang investror membeli saham, maka ia pun menjadi pemilik atau pemegang saham perusahaan. Menurut Kertonegoro (1995:99) mendefinisikan saham sebagai: “Bentuk modal penyertaan (equity capital) atau bukti posisi kepemilikan dalam suatu perusahaan.” Menurut Miskhin and Eakins (2006:38), saham adalah: “A security that is clalm on the earnings and assets of corporation.”
Sedangkan menurut Rusdin (2006:68): ”Saham adalah sertifikat yang menunjukan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan.” Jadi Surat berharga adalah surat berharga yang diperdagangkan dipasar modal yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), dimana saham tersebut menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan tersebut.
2.8.2
Jenis-jenis Saham Saham yang beredar di masyarakat terdapat dalam berbagai jenis. Adapun
maksud pembagian ini adalah hanya untuk membedakan dari karakteristik saham itu sendiri. Menurut Martono dan Harjito (2007:367), saham dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu: Berdasarkan cara pengalihannya a. Saham atas unjuk b. Saham atas nama Berdasarkan manfaatnya a. Saham biasa b. Saham perferen 2.8.3
Analisis Saham Setiap perilaku dipasar modal memerlukan suatu alat analisis untuk
membantu dalam mengambil keputusan membeli atau menjual suatu saham. Terdapat dua tipe analisis pasar untuk pedoman para pelaku di pasar modal setiap tipe mempunyai kelebihan masing-masing. Kedua tipe analisis tersebut adalah analisis fundamental dan analisis teknikal.
2.8.4
Harga Saham Karena saham-saham itu diperdagangkan di pasar modal, maka dibutuhkan
suatu sistem penilaian sebagai tolak ukur baik buruknya saham tersebut dengan pasar saham. Menurut Rusdin (2006:68), harga saham adalah: “Harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung, jika harga sudah tutup maka harga pasar saham tersebut adalah harga penutupannya.” Menurut Sartono (2001:70) dinyatakan bahwa: “Harga pasar saham terbentuk melalui mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal.” Menurut Martono dan Harjito (2005:235) menyatakan bahwa: “Nilai per lembar saham merupakan harga yang berlaku sekarang dimana saham diperdagangkan.” Jadi dapat disimpulkan harga saham yang terbentuk di pasar ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Jika penawaran terhadap saham tinggi, maka harga saham tersebut akan naik dan jika penawaran saham rendah maka harga saham akan turun.
2.8.4.1
Jenis-jenis Harga Saham Harga saham ditentukan oleh harga yang terjadi pada saat saham tersebut
pertama kali diterbitkan perusahaan yang melakukan IPO (initial public offering) yaitu di pasar perdana dan pada saat saham tersebut diperjual-belikan dipasar sekunder. Menurut Rusdin (2006:109): ”Harga saham ada dua yaitu ketika pertama kali dijual pada saat perusahaan melakukan IPO (initial public offering) dan yang kedua pada saat dijual di pasar sekunder atau lantai bursa.”
2.8.4.2
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham Faktor yang memnentukan harga saham adalah karena jumlah permintaan
dan penawaran akan saham yang terjadi dipasar bursa. Seperti yang dikemukakan oleh Martono dan Hartjito (2007:373):
“Harga saham sebagai komoditas perdagangan, tentu dipengaruhi oleh penawaran dan permintaan. Pada gilirannya, permintaan dan penawaran merupakan manifestasi dari kondisi psikologi pemodal.” Sedangkan Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga saham menurut Weston&Brigham (1993:26) adalah: “Proyeksi laba per lembar saham saat diperoleh laba, tingkat risiko dari proyeksi laba, proporsi hutang perusahaan terhadap ekuitas, serta kebijakan pembagian deviden.” Faktor-faktor yang menentukan perubahan harga saham sangat beragam. Namun yang paling utama adalah kekuatan pasar itu sendiri yaitu permintaan dan penawaran akan saham itu sendiri. Sesuai dengan hukum ekonomi, semakin tinggi permintaan akan saham tersebut maka harga saham akan naik.
2.9
Penelitian Terdahulu 1. Mursidah Nurfadillah dengan jurnalnya yang berjudul ANALISIS PENGARUH EARNING PER SHARE, DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON EQUITY TERHADAP HARGA SAHAM PT UNILEVER INDONESIA Tbk. Penelitian dilakukan terhadap PT Unilever
Indonesia
Tbk, dengan menganalisis laporan keuangan
perusahaan selama tahun 1999 sampai dengan 2010, dalam periode triwulan. Didapatkan hasil sebagai berikut: Korelasi antara harga saham dengan variabel independennya adalah kuat, karena berkisar diantara 0,600,799 (Sugiyono, 2007, 183). Model analisis regresi menunjukan bahwa semua variabel yaitu Earning per share (EPS), Debt to Equity (DER) dan Return on Equity (ROE) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham PT Unilever Indonesia Tbk. Berdasarkan hasil analisi statistic uji t menunjukan bahwa variabel yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham hanya EPS dan ROE sendangkan DER tidak berpengruh secara signifikan terhadap harga saham PT Unilever Indonesia Tbk.
2. Achmad Rizkiansyah dengan jurnalnya yang berjudul ANALISIS PENGARUH ROA, ROE, NPM, DAN EPS TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PADA SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008-2010. Penelitian ini pertujuan untuk menganalisis terjadinya pengaruh pada harga saham. Informasi laba perusahaan yang meliputi ROA, ROE, NPM dan EPS adalah variabel yang diduga mempegaruhi harga saham tahun 2008-2010. Unit analisis yang digunakan adalah perusahaan sektor industry barang konsumsi. Hasil penelitian menunjukan bahwa hanya variabel Earning Per Share (EPS) yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham secara parsial dengan nilai t hitung > t table (6,268 > 2,013), sedangkan rasio keuangan yang lainnya tidak berpengaruh. Untuk rasio keuangan yang terdiri dari ROA, ROE, NPM dan EPS berpengaruh secara bersama-sama terhadap harga saham pada tahun 2008-2010.
3. Angrawit Kusumawardani dengan jurnalnya yang berjudul ANALISIS PENGARUH EPS, PER, FL, DER, CR, ROA, PADA HARGA SAHAM
DAN
DAMPAKNYA
TERHADAP
KINERJA
PERUSAHAAN LQ45 YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 20052009. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh EPS, PER, ROE, FL, DER, CR, ROA, pada Harga Saham dan dampaknya terhadap kinerja perusahaan. Hasil dari penelitian ini yaitu harga saham terhadap kinerja memiliki pengaruh sangat signifikan sebesar 162%. Hal ini menunjukan harga saham memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kinerja. Ini berarti nilai kinerja akan semakin besar sehingga investor akan semakin tertarik dengan nilai kinerja yang semakin tinggi. Pengaruh EPS, PER, ROE, FL, DER, CR, ROA pada Harga Saham dan dampaknya terhadap kinerja perusahaan bernilai negative yaitu sebesar -112,9%.
4. Yousefi, Biabani, dan Taleghani dengan jurnalnya yang berjudul THE EFFECT OF INDUSTRY ON THE RELATION BETWEEN CAPITAL STRUCTURE AND PROFITABILITY OF TEHRAN STOCK EXCHANGE FIRMS. Hasil penelitiannya secara umum terdapat hubungan yang positif bahwa pembiayaan melalui utang memperluas profitabilitas peruahaan. Dalam rangka mengetahui pengaruh industry pada hubungan antara struktur modal dan profitabilitas, hubungan ini terbukti ada, dan itu diakui bahwa terdapat hubungan yang positif (yang artinya keuntungan akan lebih tinggi apabila menggunakan hutang yang lebih tinggi). Tapi apabila pengelolaan hutang yang tidak baik maka akan berdampak pada krisis keuangan perusahaan.