BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Definisi Komunikasi Massa Komunikasi telah mencapai suatu tingkat di mana orang mampu berbicara dengan jutaan manusia secara serentak dan serempak. Melalui satelite komunikasi sekarang ini secara teoritis kita akan mampu memperlihatkan satu gambar, memperdengarkan satu suara kepada tiga milyar manusia di seluruh dunia secara simultan. Komunikator hanya tinggal menyambungkan alat pemancar dan jutaan orang tinggal menyetel alat penerima. Definisi yang paling sederhana tentang komunikai massa dirumuskan oleh Bittner (1980) “Mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people” (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada pada sejumlah besar orang). Namun ahli komunikasi yang lain mendefinisikan komunikasi dengan memperinci karakteristik komunikasi massa. Gerbner (1967) menyatakan bahwa “Mass communication is the technologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of messages in industrial societies” (Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan
11
12
teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri).1 Berdasarkan dari definisi–definisi di atas, maka komunikasi juga bisa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar yang memang ditujukan kepada khalayak yang beraneka-ragam (heterogen) baik itu melalui media elektronik atau media cetak yakni pesan yang sama dapat diterima secara serentak kepada khalayak. Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan oleh para ahli komunikasi. Banyak ragam dan titik tekan yang dikemukakannya. Namun, dari sekian banyak definisi itu terdapat benang merah kesamaan definisi satu sama lain. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Dilihat dari awal perkembangannya saja komunikasi berasal dari pengembangan kata ‘media of mass communication’ (media komunikasi massa). Media massa atau saluran yang dihasilkan oleh teknologi modern yang ditekankan karena ada media yang bukan termasuk dari media massa yakni media tradisional, seperti kentungan, angklung, gamelan dan lain–lain. Jadi, di sini jelas media massa menunjuk pada hasil produk teknologi modern yakni media elektronik dan media cetak sebagai saluran dalam komunikasi massa.2
1
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2011. Hal. 185 –
186. 2
Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2007, Hal 3 - 4.
13
Dilihat dari bentuk media massa yakni media elektronik (televisi, radio), media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), buku dan film. Namun dalam perkembangan komunikasi massa yang sudah sangat modern dewasa ini, ada satu perkembangan tentang media massa yakni ditemukannya internet. Namun, ada satu definisi komunikasi massa yang dikemukakan Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986) yang memperjelas bahwa apa itu komunikasi massa. Menurut mereka sesuatu bisa didefinisikan sebagai komunikasi massa apabila mencakup hal sebagai berikut : 3 1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Dan pesan itu disebar kan melalui media antara lain : surat kabar, majalah, televisi, film atau gabungan dinatara media tersebut. 2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan – pesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak saling mengenal satu sama lain. 3. Pesan adalah milik publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang. Karena itu dapat diartikan milik publik. 4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan, atau perkumpulan. Dengan kata lain komunikatornya, tidak
3
Ibid. 8 – 9.
14
berasal dari seseorang, tetapi lembaga. Lembaga ini pun biasanya berorientasi pada keuntungan bukan organisasi suka rela atau nirlaba. 5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (penapis informasi). Artinya, pesan–pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa. Ini berbeda denga komunikasi antarpribadi, kelompok atau publik di mana yang mengontrol bukan sejumlah individu. Beberapa individu dalam komunikasi massa itu ikut berperan dalam membatasi, memperluas pesan yang disiarkan. Contohnya adalah seorang reporter, editor, film, penjaga rubrik, dan lembaga sensor lain dalam media itu bisa berfungsi sebagai gatekeeper. 6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Kalau dalam jenis komunikasi lain, umpan balik bisa bersifat langsung. Misalnya, dalam komunikasi antar pesona. Dalam komunikasi ini umpan balik langsung dilakukan, tetapi komunikasi yang dilakukan lewat surat kabar tidak bisa langsung dilakukan alias tertunda (delayed). Komunikasi Massa adalah studi ilmiah tentang media massa beserta pesan yang dihasilkan, pembaca atau pendengar atau penonton yang akan coba diraihnya dan efeknya terhadap mereka. Komunikasi massa merupakan disiplin kajian ilmu sosial yang relatif mudah jika dibandingkan dengan ilmu psikologi, sosiologi, ilmu politik
15
dan ekonomi. Namun pada saat ini ilmu komunikasi sudah dimasukkan ke dalam ilmu disiplin ilmiah. 4 Dengan demikian, media massa adalah alat–alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas.5 Adanya media massa saat ini dapat memudahkan kita untuk mendapatkan pesan yang diberikan oleh komunikator dan disuguhkan oleh pengelola program di setiap stasiun televisinya. Pesan yang disampaikan melalui media massa diberikan secara serentak. Media massa tersebut terdiri dari media elektronik (televi, radio) , media cetak (majalah, koran) dan lain-lain. Meskipun begitu, setiap media memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. 2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa Melalui definisi komunikasi massa kita dapat mengetahui karakteristik komunikasi massa. Berikut ini adalah karakteristik komunikasi massa antara lain:6 1. Komunikator Terlembagakan 4
Ibid Hal. 2.
5
Ibid, Hal. 9. Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala, dan Siti Karlinah, Komunikasi Massa, Simbiosa Rekatama
6
Media, Bandung, 2007, Hal 6 – 12.
16
Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Apabila terdapat pesan yang disampaikan melalui surat kabar maka prosesnya sebagai berikut komunikator menyusun pesan dalam bentuk artikel, apakah atas keinginanya atau atas permintaan media massa yang bersangkutan. Selanjutnya pesan tersebut diperiksa oleh penanggung jawab rubrik yang kemudian diserahkan kepada redaksi untuk diperiksa layak tidaknya pesan itu untuk dimuat dengan pertimbangan utama tidak menyalahi kebijakan dari lembaga media massa tersebut. Tahap akhir setelah dicetak yang merupakan tugas bagian distribusi untuk mendistribusikan surat kabar yang berupa pesan tersebut kepada pembacanya. 2. Pesan bersifat umum Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Maka dari itu, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apapun harus memenuhi kriteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik bagi sebagian besar komunikan. 3. Komunikannya Anonym dan Heterogen Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Dalam komunikasi massa komunikator tidak mengenal komunikan (anonym) karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan
17
masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan dari faktor usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi. 4. Media massa menimbulkan Keserempakkan Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relative banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. 5. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan Salah satu prinsip komunikasi adalah bahwa komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan. Dimensi isi menunjukkan muatan atau isi komunikasi, yaitu apa yang dikatakan sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya, yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu. 6. Komunikasi Massa bersifat satu arah Selain ada ciri yang merupakan keunggulan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, ada juga ciri komunikasi massa yang merupakan kelemahannya. Karena komunikasinya melalui media massa, maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun dintara keduanya tidak dapat melakukan dialog
18
sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpesona. Dengan kata lain, komunikasi massa itu bersifat satu arah. Dalam komunikasi antarpesona, komunikator dan komunikan saling mengendalikan arus informasi, sedangkan pada komunikasi massa tidak terjadi pengendalian arus informasi. 7. Stimulasi alat indra terbatas Ciri komunikasi massa lainnya yang dapat dianggap salah satu kelemahannya, adalah stimulasi alat indra yang terbatas. Pada komunikasi antarpersona yang bersifat tatap muka, maka seluruh alat indra pelaku komunikasi yakni komunikator dan komunikan dapat digunakan secara maksimal yang artinya kedua belahpihak dapat melihat, mendengar secara langsung, bahkan hingga merasa. Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya bisa melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indra penglihatan dan pendengaran. 8. Umpan balik tertunda (delayed) dan tidak langsung (indirect) Komponen umpan balik atau yang populer dengan sebutan feedback merupakan faktor penting dalam proses komunikasi antarpersona, komunikasi kelompok dan komunikasi massa. Efektivitas komunikasi sering kali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan. Dalam proses komunikasi massa, umpan balik bersifat tidak langsung (indirect) dan tertunda (delayed) artinya komunikator komunkasi massa tidak dapat dengan segera mengetahui bagaimana reaksi khalayak terhadap pesan yang disampaikannya.
19
Tanggapan khalayak bisa diterima lewat telepon, email, atau surat pembaca. Proses penyampain feedback lewat telepon, email atau surat pembaca itu menggambarkan feedback komunikasi massa bersifat indirect. Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk menggunakan telepon, menulis surat pembaca, mengirim email itu menunjukkan bahwa feedback komunikasi massa bersifat tertunda (delayed). Karakteristik yang ada pada komunikasi massa berbeda dengan komunikasi antarpersonal dan komunikasi kelompok (Komunikasi yang dilakukan dalam suatu kelompok atau group tertentu yang membahas mengenai masalah-masalah yang menyangkut kepentingan banyak orang dalam kelompok) misalnya saja adalah rapat dalam sebuah kantor. Perbedaanya ini terletak pada suatu komponen–komponen yang terlibat di dalamnya dan juga pada proses berlangsungnya komunikasi tersebut. Namun, agar karakteristik komunikasi massa itu terlihat jelas, maka pembahasannya perlu dibandingkan dengan komunikasi antarpesonal. 2.1.3 Komponen Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah suatu proses yang digunakkan oleh si pihak komunikator massa untuk mengirimkan sebuah pesan mereka kepada audien massa atau komunikasi. Dan mereka melakukannya melalui media massa. Berikut ini adalah komponen yang termasuk dalam komunikasi massa menurut John Vivian dalam bukunya Teori Komunikasi Massa antara lain :7 1. Komunikator Massa 7
John Vivian, Teori Komunikasi Massa, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2008, Hal 451 –
454.
20
Jantung dari komunikasi massa adalah orang – orang yang memproduksi pesan yang disampaikan melalui media massa. Orang – orang ini mencakup jurnalis, penulis naskah film, penulis lagu, penyiar televisi, penyiar radio dan lain–lain. Komunikator massa (mass communicator) berbeda dengan komunikator lain karena mereka tidak dapat dilihat audiennya. Yang artinya komunikator adalah orang yang menyampainkan pesan kepada komunikan (penerima pesan). Namun komunikan tidak mendapatkan feedback langsung dari audiennya. 2. Pesan Massa Item berita adalah pesan massa (mass message) misalnya saja seperti isi pesan yang disampaikan dari film, novel, lagu rekaman, dan iklan billboard. “Pesan” (message) adalah bentuk paling nyata dari hubungan kita dengan media massa. Kita memperhatikan media karena ingin mendapatkan pesannya. 3. Media Massa Media massa (mass media) adalah sarana yang membawa pesan. Media massa tersebut antara lain adalah buku, majalah, koran, televisi, radio, rekaman, film, dan web. Kebanyakan ahli teori menganggap media adalah sebagai sebuah wahana yang netral dalam memuat pesan. Dengan kata lain, media massa adalah sebuah alat atau channel untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan atau audien. 4. Komunikasi Massa
21
Komunikasi massa (mass communication) adalah sebuah proses di mana pesan sampai ke audien melalui media massa. Kemampuan untuk menjangkau ribuan, atau bahkan jutaan, yang dikatakan orang tersebut adalah sebuah ciri dari komunikasi massa (mass communication), yang dilakukan melalui medium massa seperti televisi atau koran. Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses penggunaan sebuah medium massa untuk mengirim pesan kepada audien yang luas untuk tujuan memberi informasi, menghibur dan membujuk. 5. Audien Massa Jumlah atau diversitas audien massa (mass audience) menambah kompleksitas komunikasi massa. Komunikator massa tahu bahwa pesannya telah diterima melalui cara–cara tak langsung. Komunikator massa tak pernah tahu pasti berapa audien, apalagi efek dari pesannya. Komponen komunikasi massa adalah sebuah jaringan yang memiliki suatu perangkat dengan satu kesatuan misalnya saja dengan adanya komponen komunikator (communicator), pesan (message), media (channel), komunikasi (communication) serta khalayaknya atau komunikasi (audience) agar dapat terjalinnya sebuah hubungan komunikasi massa tersebut. 2.1.4 Fungsi Komunikasi Massa Para pakar mengemukakan tentang sejumlah fungsi komunikasi, kendati dalam setiap item fungsi terdapat persamaan dan perbedaan. Pembahasan fungsi komunikasi
22
menurut Charles R. Wright ahli sosiologi menyatakan fungsi komunikasi massa sebagai media massa, diantaranya adalah : 8 a.
Surveillance Menunjuk pada fungsi pengumpulan dan penyebaran informasi
mengenai kejadian–kejadian dalam lingkungan, baik di luar maupun di dalam masyarakat. Fungsi ini berhubungan yang disebut dengan Handling News. Artinya adanya berita–berita yang ada di media berfungsi selaku mata yang mengawasi lingkungan, memberitahukan kepada masyarakat mengenai kejadian–kejadian dan orang–orang tersebut. b.
Correlation (Pertalian) Meliputi fungsi interpretasi pesan yang menyangkut lingkungan dan
tingkah laku tertentu dalam mereaksi kejadian–kejadian. Untuk sebagian, fungsi ini di identifikasikan sebagai fungsi editorial atau propaganda. Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam sehingga membentuk pertalian (correlation) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. Misalnya, Pada saat SBY mengundurkan diri dari cabinet Megawati beberapa tahun yang lalu, kemudian media massa menampilkan bahwa SBY sebagai sosok orang yang tertindas. Akhirnya apa yang dilakukan oleh media massa justru bias menyatukan masyarakat. Hal ini terbukti dengan sikap masyarakat pada saat itu yang sangat kompak
8
Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, PT. Grasindo, Jakarta, 2000, Hal. 12.
23
mendukung SBY dan memilih SBY sebagai Presiden. Akhirnya SBY berhasil terpilih sebagai presiden Indonesia melalui pemilihan secara umum. Kemenangan SBY tidak lepas dari fungsi komunikasi massa yang membentuk pertalian yang sangat kuat. c. Transmission Of Values (Penyebaran nilai – nilai) Menunjuk pada fungsi mengkomunikasikan informasi, nilai – nilai dan norma – norma sosial budaya dari satu generasi ke generasi yang lain atau dari anggota – anggota suatu masyarakat kepada pendatang baru. Fungsi ini di identifikasikan sebagai
fungsi pendidikan. Fungsi
ini juga disebut
socialization (sosialisasi) yakni mengacu kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa yang mewakili gambaran masyarakat itu ditonton, didengar dan dibaca. Media massa juga memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang mereka harapkan. Media massa sering kali digunakkan untuk menyebarkan nilai – nilai berdasarkan dari latar belakang budaya yang mereka miliki. Misalnya, nilai – nilai masyarakat Jawa yang disebarkan melalui pertunjukkan wayang yang ditayangkan di televisi, atau Si Bolang yang berusaha menyebarkan nilai – nilai dari budaya – budaya yang ada di Indonesia. Dengan kata lain, media mewakili kita dengan model peran yang kita amati dan harapan untuk menirunya. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa banyak remaja belajar tentang perilaku berpacaran dari menonton film dan
24
acara televisi yang mengisahkan tentang pacaran, bahkan termasuk pacaran yang agak liberal atau bebas. d. Entertainment (Hiburan) Menunjuk pada kegiatan – kegiatan komunikatif yang dimaksudkan untuk memberikan hiburan tanpa mengharapkan efek–efek tertentu. Televisi adalah media massa yang mengutamakan sajian hiburan yang hampir tiga perempat bentuk siaran televisi yang setiap harinya merupakan tayangan hiburan. Begitu pun radio siaran, siarannya juga banyak memuat acara siaran. Melalui berbagai macam program acara yang ditayangkan televisi, khalayak dapat memperoleh hiburan yang dikehendakinya. Berbagai macam hiburan yang disajikan dalam media massa antara lain sinetron, film, komedi, lagu dan lain–lainnya. Komunikasi massa itu sendiri seharusnya ada di setiap program televisi di Indonesia. Karena apabila masyarakat terbiasa disuguhkan dengan adanya sebuah tayangan atau program televisi yang menayangkan sebuah program yang didasarkan dengan fungsi komunikasi massa maka masyarakat akan lebih bijak dengan pemilihan program yang ditayangkan di setiap channel stasiun televisinya.
2.2 Media Massa
25
Dengan berkembangnya teknologi komunikasi dunia kini dirasakan semakin sempit karena dalam beberapa saat saja kita dapat berhubungan dengan orang lain sehingga rasanya kita berada di dalam suatu tempat dunia yang sangat berdekatan. Akibat dari berkembang pesatnya teknologi komunikasi ini mengakibatkan berkembangnya media massa khususnya di media televisi merupakan suatu tantangan bagi pengelolanya dalam menyediakan sebuah program tayangan televisi. 2.2.1 Pengertian Media Massa Media massa biasanya dianggap sebagai sumber berita dan hiburan. Media massa juga membawa pesan persuasi. Media massa telah merasuk (pervasive) ke dalam kehidupan modern dan juga membawa pengaruh kepada masyarakat atau orang banyak. Karena media massa sangat berpengaruh maka berikut ini adalah bagaimana alasan media massa ini sangat mempengaruhi masyarakat : 9 a. Melalui media massa kita mengetahui hampir segala sesuatu yang kita tahu tentang dunia di luar lingkungan dekat kita. Misalnya saja, kita mengetahui informasi bagaimana fashion masyarakat remaja Inggris. Baik itu melalui media massa televisi, majalah atau yang lain–lainnya. b. Warga yang berpengetahuan (informed) dan aktif sangat mungkin terwujud di dalam demokrasi modern hanya jika media massa berjalan dengan baik.
9
John Vivian, Teori Komunikasi Massa, Kencana Prenada Media Group, 2008, Hal. 4 -5.
26
c. Orang membutuhkan media massa untuk mengekspresikan ide–ide mereka ke khalayak luas. Tanpa media massa, gagasan kita hanya akan sampai ke orang– orang di sekitar saja. d. Negara–Negara kuat menggunakan media massa untuk menyebarkan ideologinya dan untuk tujuan komersial. Karena media massa adalah alat utama para propagandis, pengiklan, dan lain–lain. Arti penting media massa dalam merekatkan warga ke dalam wadah kebangsaan tampak jelas dalam setiap revolusi atau kudeta yang terjadi di seluruh dunia. Para pemimpin berusaha menguasai system media nasional karena media merupakan sarana penting untuk menyaukan warga guna mendukung tindakan mereka dan membungkam oposisi. 10 Media massa adalah sebuah channel atau alat baik media elektronik maupun media cetak yang ditujukan kepada massa atau ke banyak khalayak. Media massa ini dirasakan sangat penting baik kepada individu maupun masyarakat bahkan media massa ini bisa dinyatakan sebagai kebutuhan sehari-hari apalagi setelah mereka melepaskan aktivitas mereka seharian.
2.2.2 Fungsi Media Massa 10
Ibid. Hal. 8.
27
Kehadiran media massa akan membawa pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Media massa bekerja untuk menjalankan fungsi tertentu. Pada umumnya fungsi tersebut dirumuskan sebagai berikut :11 1. Menginformasikan Media massa menyebarluaskan informasi kepada masyarakat. Misalnya saja yaitu berita atau pengumuman. 2. Mengawasi Media massa menyampaikan informasi yang mengawasi masyarakat, yang biasa dinamakan fungsi control sosial. Misalnya menyiarkan informasi yang menunjukkan kekeliruan atau kesalahan yang terjadi di tengah masyarakat. 3. Mendidik Media massa menyampaikan materi pendidikan kepada masyarakat. Misalnya mendidik masyarakat cara berlalu lintas yang berdisplin. 4. Menghibur Media massa menyampaikan isi atau pesan yang menghibur masyarakat. Misalnya saja sinetron, kartun atau musik. Peristiwa yang dilaporkannya memang lucu dan unik sehingga menghibur khalayaknya. 5. Mempengaruhi
11
Yosal Iriantara, Media Relations: Konsep, Pendekatan dan Praktik, Simbiosa Rekatama Media,
Bandung, 2011, Hal. 154 – 155.
28
Media massa menyampaikan isi atau pesan yang mempengaruhi masyarakat. Misalnya, tajuk rencana ditulis untuk memengaruhi pandangan orang terhadap satu permasalahan actual yang biasanya mengundang berbagai pandangan (kontroversial). Fungsi dari komunikasi massa juga sangat mempengaruhi pola pikir masyarakat bahkan juga hingga pada lingkungan dimana mereka bertempat tinggal. Baik itu fungsi komunikasi mulai dari sekedar menginformasikan, sebagai pengawasan lingkungan, sebagai sarana mempengaruhi, meghibur hingga bahkan sebagai sarana pendidikan atau sarana belajar. 2.2.3 Bentuk Media Massa Menurut Angipora dalam buku Franciscus Theojunior Lamintang yang berjudul Pengantar Ilmu Broadcasting & Cinematography. Media massa terbagi atas tiga bagian utama, yaitu media cetak, media elektronik, dan media luar ruang. Tetapi dalam hal ini hanya media cetak dan media elektronik yang akan dijabarkan antara
lain:12
12
Franciscus Theojunior Lamintang, Pengantar Ilmu Broadcasting & Cinematography, In Media,
Jakarta, 2013. Hal. 21 - 31
29
a. Media Cetak Media cetak adalah suatu media yang statis yang mengutamakan pesan– pesan visual dalam melaksanakan fungsinya sebagai media penyampaian informasi, maka media cetak terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna dan halaman putih, dengan fungsi utamanya adalah memberikan informasi atau menghibur. b. Media Elektronik Media elektronik merupakan media komunikasi atau media massa yang menggunakan alat – alat elektronik (mekanis), misalnya saja terdapat : radio dan televisi c. Internet (interconnected networking) Internet adalah rangkaian computer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Yang artinya internet adalah system computer umum, yang berhubung secara global dan menggunakan TCP/ IP sebagai protocol pertukaran paket (packet switching communication protocol). Bentuk dari media massa itu sendiri terdiri dari media cetak (majalah, koran), media elektronik (televisi, radio) dan bahkan internet yang berkembang di jaman era sekarang ini. Berbagai macam bentuk media massa yang disuguhkan terasa sangat memudahkan kita untuk mendapatkan informasi yang kita inginkan sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Namun, dari sekian banyaknya bentuk media massa tetap
30
saja di setiap media ini memiliki kelebihan dan kekurangan di masing-masing bentuk media massa tersebut. 2.3 Televisi Sebagai Media Massa 2.3.1 Pengertian Televisi Televisi ditemukan oleh Paul Nipkow dari Jerman pada tahun 1881, namun di tahun 1928 Vladimir Zworkyn (Amerika Serikat) menemukan tabung kamera atau iconoscope yang bisa menangkap dan mengirim gambar ke kotak yang dinamakan televisi. Iconoscope bekerja mengubah gambar dari bentuk gambar optis ke dalam sinyal elektronis selanjutnya diperkuat dan ditumpangkan kedalam gelombang radio. Zworkyn dengan bantuan Philo Farnsworth berhasil menciptakan pesawat televisi pertama yang dipertunjukkan kepada umum pada pertemuan World’s Fair pada tahun 1939. Namun di perang dunia ke 2, sempat menghentikan perkembangan televisi dan setelah perang tersebut usai adanya sebuah penciptaan teknologi baru yang telah disempurnakan selama perang. Dan teknologi tersebut berhasil mendorong kemajuan televisi. Pada saat ini, layar televisi sudah menjadi lebih besar dan lebih banyak program yang tersedia dan banyaknya jumlah stasiun televisi yang terlihat di zaman era globalisasi sekarang ini. 13
13
Morissan, Manajemen Media Penyiaran : Mengelola Radio dan Televisi, Kencana, Jakarta, 2008,
Hal 6-7.
31
Televisi merupakan salah satu medium bagi para pemasang iklan di Indonesia. Media televisi merupakan industry yang padat modal, padat teknologi dan padat sumber daya manusia. 14 Sejak penemuannya sebuah televisi yang awalnya berupa tabung kamera atau yang disebut iconoscope dengan memiliki fungsi menangkap dan mengirim gambar ke kotak ini, televisi semakin berkembang mulai dari bentuk televisi itu sendiri hingga pada berbagai macam penayangan sebuah program televisi itu sendiri. Bahkan dengan adanya sebuah televisi tersebut, terbukanya sebuah lapangan pekerjaan, berkembangnya sebuah teknologi-teknologi canggih untuk keperluan produksi televisi, dan juga hingga pada pemasukan sebuah modal yang diterima misalnya saja dengan adanya sebuah iklan maka disitu adanya sebuah pemasukan sebagai modal baik untuk program ataupun untuk stasiun televisi itu sendiri. Perkembangan televisi dengan menggunakan media gelombang elektromagnetik sendiri mengalami bermacam–macam proses percobaan dalam waktu yang tidak sebentar.15 Namun, bagaimana pun televisi di Indonesia sudah terbilang canggih dari hebatnya stasiun televisi yang tidak lepas dari TVRI sebagai cikal bakal penyiaran televisi Indonesia yakni sejak diputuskannya TVRI sebagai media pemerintah pertama kali di tahun 1961.16 14
Ibid. Hal. 10
15
Ciptono Setyobudi, Teknologi Broadcasting Tv, Graha Ilmu, Jakarta, 2012. Hal. 9
16
Fransiscus Theojunior Lamintang, Ibid. Hal. 23.
32
Dari pengertian diatas, penulis melihat bahwa sebagai media siaran yakni Televisi yang memiliki jam siaran 12–24 jam tentu mampu menyiarkan program yang beraneka ragam artinya tidak hanya berita tapi juga non berita. 2.3.2 Karakteristik Televisi Ada beberapa karakteristik yang ada dalam televisi diantaranya adalah : 17 a. Televisi mampu menghadirkan sesuatu yang aktual dan secara serempak dapat diterima oleh khalayak penontonnya yang artinya adalah para penonton di seluruh belahan bumi secara bersamaan mendapatkan informasi yang sama dan dengan waktu yang bersamaan. b. Televisi telah membuat suatu loncatan yang panjang, dimana hasilnya langsung terus dapat dilihat apa yang terjadi sekarang, demikian pula dapat didengar apa yang dibicarakan sekarang. Maksudnya adalah adanya perbedaan karakteristik antara televisi dengan film yakni kalau film harus menunggu beberapa saat karena film harus mengalami suatu proses yang panjang sebelum kita dapat melihat hasilnya. Berbagai informasi paling besar prosentasenya adalah melalui mata. Hal ini dapat kita rasakan bahwa sebagian besar informasi ini diterima dengan jalan melihat sehingga sering kita dengar “saya yakin karena saya melihat dengan mata kepala saya sendiri”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media audio visual merupakan 17
Darwanto Sastro Subroto, Produksi Acara Televisi, Duta Wacana University Press, Yogyakarta,
1992, Hal. 3.
33
media yang memberikan informasi terbesar bila dibandingkan dengan informasi yang diberikan melalui media lainnya.18 Bentuk media massa terdiri dari media cetak, media elektronik hingga kepada media internet. Namun dari sederetan media massa yang banyak digunakkan adalah media elektronik terutama televisi karena media ini lah yang paling mudah informasinya kita serap dengan pancaindera mata untuk melihat gambar atau tulisan, dan juga telinga untuk mendengar si komunikator berbicara atau menyampaikan pesan ataupun suara misalnya seperti effect dari musik, bascksound dan lain-lainnya. Media audio visual tidak hanya bersifat visual saja tetapi juga memberikan informasi melalui suara meskipun unsur–unsur visual atau gambar sangat dominan dalam menentukan keberhasilan informasi yang diberikan, sebab suara sifatnya hanya sebagai pendukung dalam arti memberikan tambahan informasi saja. 19 Dalam media audio visual ini atau yang biasa kita sebut dengan televisi ini memng sangat diperlukannya mata dan telinga untuk menyimak sebuah informasi. Suara hanya dijadikan sebagai pendukung saja sedangkan gambarlah yang menentukan suksesnya itu informasi tersebut disampaikan. 2.3.3 Fungsi Televisi
18
Ibid. 5.
19
Ibid. 7.
34
Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan radio siaran), yakni memberikan informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi sebagaimana berdasarkan dari hasil–hasil penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad, yang menyatakan bahwa pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, dan juga untuk memperoleh informasi.20 Fungsi media massa adalah sebagai sarana memberikan informasi, sebagai pengawasan lingungan, sebagai sarana pendidikan, mempengaruhi hingga menghibur. Namun dari sekian banyaknya fungsi media massa yang paling unggul adalah sebagai sarana hiburan terutama pada media televisi. Karena setelah mereka beraktivitas, mereka melepaskan kepenatannya dengan cara melihat televisi dan mencari sebuah tayangan televisi yang mengarah sebagai sarana hiburan.
2.3.4 Jenis Stasiun Penyiaran Televisi Undang–Undang penyiaran di Indonesia membagi jenis stasiun penyiaran ke dalam empat jenis. Keempat jenis stasiun penyiaran ini berlaku baik untuk stasiun
20
Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala, dan Siti Karlinah, Komunikasi Massa, Simbiosa Rekatama
Media, Bandung, 2007, Hal 137.
35
penyiaran televisi maupun radio. Keempat jenis stasiun penyiaran ini diantaranya adalah : 21 1. Stasiun Swasta Ketentuan dalam Undang–Undang penyiaran menyebutkan bahwa stasiun penyiaran swasta adalah lembaga penyiaran yang bersifat komersial berbentuk badan hukum Indonesia yang bidang usahanya hanya menyelenggarakan jasa penyiaran radio atau televise. Bersifat komersial berarti stasiun swasta didirikan dengan tujuan mengejar keuntungan yang sebagian besar berasal dari penayangan iklan dan juga usaha sah lainnya yang terkait dengan penyelenggaran penyiaran. 2. Stasiun Penyelenggaraan Perkembangan televisi berlangganan dimulai dari tahun 1948 dari sebuah kota kecil di Mahony City, Pennsylvania, AS. Pemilik sebuah toko yang menjual pesawat televise di kota itu mengalami kesulitan dalam menjual pesawat televisinya. Daya Tarik televise kabel bagi konsumen juga semakin besar dengan berbagai layanan yang semakin beragam dan menarik misalnya pembayaran berdasarkan program yang ditonton (pay-preview), fasilitas internet dan program interaktif. Kapasitas saluran televise kabel juga semakin lebar sehingga dapat menampung lebih baik channel.
21
Morissan, Manajemen Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Kencana, Jakarta,
2009. Hal. 88 – 105.
36
3. Stasiun Komunitas Stasiun penyiaran komunitas harus berbentuk badan hokum Indonesia, didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat independen dan tidak komersial dengan daya pancar rendah, luas jangkuan wilayahnya terbatas serta untuk melayani kepentingan komunitasnya. Definisi dari komunitas itu sendiri adalah sekumpulan orang yang bertempat tinggal atau berdomisili dan berinteraksi di wilayah tetentu. Dengan kata lain, stasiun ini didirikan tidak untuk mencari keuntungan atau tidak menjadi bagian perusahaan yang mencari keuntungan semata. 4. Stasiun Publik Stasiun penyiaran public berbentuk badan hokum yang didirikan oleh Negara, bersifat independen, netral, tidak komersial, dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat. Stasiun penyiaran public terdiri atas Radio Republik Indonesia (RRI) dan Televisi Republik Indonesia (TVRI) yang stasiun pusat penyiarannya berada di ibu kota Negara. Di daerah provinsi, kabupaten atau kota dapat didirikan stasiun penyiaran publik lokal. Dalam penelitiannya, peneliti berfokus kepada Stasiun Penyelenggaraan dengan menggunakan televisi kabel atau jaringan televisi berbayar yang menyediakan berbagai macam program tayangan televisi dengan menggunakan paket berlangganan yang dipilih oleh konsumen tersebut. Televisi berlangganan yang dimaksud salah
37
satunya adalah Indovision yang memiliki 19 channel milik sendiri dan 9 channel milik luar negeri yang bekerja sama dengan PT MNC Sky Vision. 2.3.5 Jenis–Jenis Program Televisi Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Berbagai jenis program itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu:22 1. Program Informasi Program Informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khlayak audien. Daya Tarik program ini adalah informasi dan informasi itulah yang “dijual” kepada audien. Dengan demikian, program informasi tidak hanya melulu program berita di mana presenter atau penyiar membacakan berita tetapi justru segala bentuk penyajian informasi termasuk juga talk show (perbincangan). Misalnya saja wawancara dengan artis, orang terkenal atau dengan siapa saja. Program informasi juga dapat dibagi menjadi dua dintaranya adalah berita keras (hard news) dan berita lunak (soft news). 2. Program Hiburan
22
Morissan, Manajemen Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Kencana, Jakarta,
2009. Hal. 217-223.
38
Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan. Program yang termasuk kategori hiburan adalah drama, permaian (game), musik dan pertunjukkan. Jenis program televisi yang menjadi fokus penelitian adalah program hiburan yakni Start Track suatu acara musik yang tayang di televisi berlangganan (pay-tv) dengan menghadirkan bintang tamu untuk mengulik seputar single terbarunya. 2.3.6 Manajemen Program Televisi Kata manajemen berasal dari Bahasa Prancis kuno management, yang memiliki arti melaksanakan dan mengatur.23 Sedangkan definisi dari program televisi adalah tren gaya hidup masyarakat yang saling mempengaruhi di lingkungan sekitarnya. Maka definisi dari management program televisi adalah adanya sebuah pelaksanaan dalam mengatur kinerja karyawannya dalam menciptakan sebuah tayangan yang dapat mempengaruhi pola pikir masyarakat. Insan televisi berusaha menempatkan program yang dapat disaksikan oleh audien. Menurut Naratama, kunci keberhasilan suatu program televisi ialah penentuan format acara televisi diantaranya adalah24 1. Drama/fiksi (timeless and imajinatif) Tragedi, aksi, komedi, cinta atau romantisme, legenda dan horror.
23
Mabruri KN. Anton, Manajemen Produksi, MIND 8 Publishing House, Depok, 2010.Hal. 18-21. Hidajanto Djamal, & Andi Fachruddin, Dasar – dasar Penyiaran : Sejarah, Organisasi, Operasional, dan Regulasi, Kencana, Jakarta, 2011, Hal. 167-168. 24
39
2. Nondrama (timeless and factual) Musik, magazine show, talk show, variety show, repackaging, game show, kuis, talent show, dan competition show. 3. Berita atau news (actual dan factual) Berita, current affairs program, sport, magazine news, dan features. Adanya sebuah manajemen yang terdapat pada program televisi yang memiliki fungsi dalam melaksanakan serta mengatur kinerja tim yang terlibat dalam pembuatan sebuah program televisi. Dalam pembuatannya program televisi menayangkan program terbaik yang menjadi andalan mereka serta selalu berusaha dalam menarik audien yang melihatnya (viewers). Manajemen inilah yang menjadi tuntutan staff atau tim pada sebuah program dalam menayangkan program mereka demi menarik perhatian audiennya untuk terus melihat tayangan yang disajikannya tersebut. Agar program yang dijalaninya mencapai sebuah keberhasilan maka diperlukannya mengetahui format program acara televisi terlebih dahulu agar tidak salah dalam memilih atau menentukan sebuah keputusan. 2.4
Program Siaran Di setiap stasiun penyiaran televisi terdapat satu tayangan di layar kaca pesawat
televisi yang tersusun rapi yang biasa kita kenal dengan program acara. Namun terdapat pula program acara yang siaran yang ditayangkannya secara dinamis yakni
40
program acara yang ditayangkan sesuai dengan kondisi misalnya saja breaking news. Susunan jadwal program siaran ini biasanya juga sering disebut sebagai pola acara. 2.4.1 Pengertian Program Siaran Program siaran dapat didefinisikan sebagai satu bagian atau segmen dari isi siaran radio ataupun televisi secara keseluruhan. Sehingga memberikan pengertian bahwa, dalam siaran keseluruhan terdapat beberapa program yang di udarakan. Atau dapat dikatakan bahwa siaran keseluruhan satu sistem penyiaran tersusun dari beberapa program siaran. Masing–masing siaran ini menempati slot waktu tertentu dengan durasi tertentu yang biasanya tergntung dari beberapa dari jenis programnya, apakah jenis hiburannya, informsi iptek atau berita. 25 Slot waktu masing–masing program ini dirancang sesuai dengan tema program itu (programming) sehingga menjadi satu jadwal siaran tiap harinya. Pada stasiun tertentu jadwal program ini telah dirancang dalam satu bulanan bahkan hingga enam bulan kedepan. Hal ini dikarenakan ketatnya persaingan mendapatkan spot iklan dan proses memasarkan produk program televisi harus melalui tahapan yang cukup panjang.26 Pada umumnya, program tersebut berdiri sendiri yakni tidak selalu terkait dengan adanya sebuah akusisi program, namun terkadang terdapat acara yang 25
Hidajanto Djamal, & Andi Fachruddin, Dasar – dasar Penyiaran : Sejarah, Organisasi, Operasional,
dan Regulasi, Kencana, Jakarta, 2011, Hal. 159. 26
Ibid. 160.
41
bersambung yang biasa dikenal dengan miniseries. Biasanya program yang seperti ini, ditayangkan secara mingguan pada hari yang sama dan slot waktu yang sama atau justru malah setiap hari pada hari yang sama dan jam yang sama. Program acara yang seperti ini biasanya sering kita jumpai, misalnya saja seperti sinetron. 2.4.2 Karakteristik Program Siaran Tayangan siaran televisi di layar kaca memiliki dampak yang sangat luas bagi audiennya. Hal itu menunjukkan bahwa program siaran tersebut mempunyai karakteristik tertentu yang dapat memengaruhi, memrovokasi baik dalam hal positif maupun negatif dan bahkan mampu mengubah sikap seseorang dari yang pendiam menjadi agresif. Hal ini disebabkan oleh daya rangsang televisi sangat tinggi. Telah diuraikan diatas bahwa melalui media televisi ini kita dapat memberikan kepada khlayak apa yang disebut dengan simulated experience yang membahas mengenai; penonton melihat sesuatu yang belum pernah dilihat sebelumnya, berjumpa dengan seseorang yang sebelumnya belum pernah dijumpai dan datang ke suatu tempat yang belum pernah dikunjungi. Hal tersebut menandakan bahwa media ini mampu membuat perasaan khalayak terlibat kedalam pengalaman yang aktual. Di dalam kehidupan sehari–hari khlayak banyak mengalami berbagai pengalaman tertentu sebagai akibat terintegrasinya kelima indera yang mereka miliki. Karakteristik inilah yang sangat baik untuk dimanfaatkan di dalam sebuah program siaran. Misalnya saja program siaran tentang wisata (khalayak dapat melihat dan mengetahui banyak tempat, dimana mereka belum pernah mengunjungi sebelumnya), adanya sebuah
42
program acara yang terdapat wawancara bersama pejabat (khalayak seolah – olah bertemu dengan pejabat dan mendapatkan informasi dari sumber pertama).27 Melalui simulated experience yang disajikan dlam sebuah televisi, akan memberikan berbagai saluran pengetahuan kepada khalayak dan dapat memberikan kesan yang mendalam sehingga dalam hal – hal tertentu dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari – hari. Hal ini berarti akan berpengaruh terhadap emosi dan nafsu sehingga pada akhirnya media ini memungkinkan untuk mempengaruhi berbagai tingkah laku penonton yang terjadi alam bawah sadar mereka sehingga tanpa disadari mereka akan berubah tingkah lakunya antara ke hal – hal yang negatif maupun positif tergantung dari kondisi pengaruh itu sendiri serta kestabilan atau kelabilan dalam kejiwaan penonton itu sendiri. 28 Salah satu karakteristiknya adalah sifat persuasif seperti terdapat pada siaran iklan karena dengan sebuah iklan produk detergen tertentu seorang ibu tidak hanya meniru adegan atau ilustrasinya bahkan ia langsung membelinya baik itu di kios ataupun di supermarket terdekat. Namun, kita sebagai masyarakat juga tetap harus mewaspadai dengan adanya sebuah tayangan di televisi karena tidak semua tayangan program yang terdapat di televisi tersebut selalu berdampak positif namun juga terdapat dampak negatif.
27
Darwanto Sastro Subroto, Produksi Acara Televisi, Duta Wacana University Press, Yogyakarta,
1992, Hal. 7 – 8. 28
Ibid. 9.
43
2.4.3 Jenis Program Siaran Jenis program umumnya dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok besar diantaranya adalah hiburan, informasi dan berita. Namun dari ketiganya dapat diperinci lagi menjadi jenis–jenis program yang lebih spesifik dan dengan nama yang bervariasi seperti talent show, kompetitif show. Berikut ini adalah jenis program yang digolongkan menjadi 2 (dua) klasifikasi antara lain : 29 1. Program karya artistik lebih mengutamakan keindahan dan kesempurnaan sesuai perencanaan misalnya saja drama atau sinetron, music, lawak atau akrobat, quiz, informasi iptek, informasi pendidikan, informasi pembangunan, informasi kebudayaan, informasi hasil produksi (iklan dan public service), informasi flora dan fauna, informasi sejarah dan dokumenter, dan informasi apa saja yang sifatnya non politis. 2. Sedangkan program karya jurnalistik dominan mengutamakan kecepatan dan kebenaran yang dikelompokkan beberapa klasifikasi berita aktual (siaran berita), berita non actual (feature atau majalah udara) dan penjelasan mengenai majalah hangat (dialog, monolog, panel diskusi, current affairs). Selain itu, ada juga beberapa program bentuk dari jurnalistik diantaranya adalah :
29
Hidajanto Djamal, & Andi Fachruddin, Dasar – dasar Penyiaran : Sejarah, Organisasi, Operasional,
dan Regulasi, Kencana, Jakarta, 2011, Hal. 163 – 165.
44
a. Current affairs atau current events adalah satu kategori atau format dalam jurnalis penyiaran yang dicirikan pada penekanan analisis satu peristiwa yang baru terjadi atau sedang berlangsung ketika topik berita ini disiarkan yang meliputi persoalan politik, atau kontroversi kebijakan publik. b. Breaking news adalah laporan peristiwa yang sedang terjadi dan umumnya tidak diperkirakan terjadi, misalnya seperti kecelakaan pesawat terbang, kebakaran hebat dan lain – lain. c. Feature story atau feature adalah naskah jurnalistik (soft news) yang mengulas satu topik secara mendalam dengan pembahasan yang luas dengan memasukkan beberapa hal terkait disertai dengan narasi yang mendukungnya. Program Start Track masuk ke dalam program karya artistik yang mana dalam sebuah penyangannya lebih mengutamakan keindahan dan kesempurnaan yang didasarkan dengan sebuah perencanaan. Yakni dengan adanya sebuah strategi yang dibicarakan dalam rapat, alat-alat yang dibutuhkan hingga kepada produksi yang dilaksanakan. 2.5
Musik Musik adalah salah satu jenis program televisi yakni sebagai sarana hiburan.
Kebanyakan dari mereka cara melepas penat dari aktivitas rutinitas kehidupan sehari– harinya adalah dengan mendengarkan musik. Musik dapat memberikan kita untuk
45
memberikan inspirasi atau ide, melepaskan kejenuhan, bahkan hingga merasakan sebuah kenyamanan pada saat kita mendengarkan sebuah musik yang kita pilih tersebut. 2.5.1 Pengertian Musik Musik adalah sebuah bentuk karya seni yang terdiri dari bunyi-bunyian instrumental atau vokal ataupun keduanya yang menghasilkan sebuah karya yang indah dan juga harmonis. Musik Nusantara juga disebut sebagai musik Indonesia yakni semua musik yang berkembang di Nusantara ini mencerminkan ciri khas dari ke Indonesiaan mulai dari segi bahasa maupun gaya melodinya. Adapun perkembangan musik Indonesia ditandai dengan banyaknya bermunculan pendatangpendatang baru dari berbagai Negara. Berikut ini adalah fase atau sejarah dari musik. Dimulai dari masa sebelumnya masuk Hindu-Budha hingga kepada masa sekarang ini, yakni diantaranya adalah :30 1. Masa sebelum masuknya pengaruh Hindu – Budha Di masa ini musik digunakan sebagai bagian dari kegiatan ritual masyarakat yakni terlihat dari bunyi – bunyian yang dihasilkan dari anggota badan atau alat tertentu diyakini memiliki kekuatan magis. Biasanya di masa ini, instrumen atau alat musik yang digunakkan umumnya berasal dari alam sekitar. 30
http://phinxgranger4jc.blogspot.com/2010/05/sejarah-dan-perkembangan-musik.html (Diakses pada
tanggal 18 Januari 2015 pukul 16.00 WIB)
46
2. Masa setelah masuknya pengaruh Hindu – Budha Musik tidak hanya digunakan sebagai bagian dari sebuah ritual saja di Istana khususnya di daerah Jawa pada saat masa itu, namun juga pada kegiatan – kegiatan keistanaan diguanakan sebagai sarana hiburan para tamu raja. Musik istana pada saat itu yang berkembang adalah musik gamelan yang terdiri dari 5 kelompok diantaranya adalah kelompok balungan, kelompok blimbingan, kelompok pencon, kelompok kendang, dan kelompok pelengkap. 3. Masa setelah masuknya pengaruh Islam Pada masa ini, musik justru diperkenalkan oleh para pedagang Arab. Alat musik yang mereka pergunakkan berupa gambus dan rebana. Disitulah asal muasal muncul orkes – orkes gambus di Indonesia bahkan hingga sekarang.
4. Masa Kolonialisme Pengaruh besar dalam perkembangan musik di Indonesia di mulai dengan masuknya bangsa Barat ke Indonesia. Kemudian mereka memperkenalkan berbagai alat musik dari Negara mereka sendiri misalnya saja seperti biola, cello (selo), gitar, flute (seruling), dan ukulele yang juga membawa sistem solmisasi dalam berbagai karya lagu dan dari sinilah Indonesia memulai perkembangan musik modern yang ditandai dengan para musisi Indonesia yang menciptakan musik berupa adanya sebuah perpaduan musik barat dengan musik Indonesia yang saat itu dikenal dengan musik keroncong. 5. Masa Kini
47
Seiring berjalannya waktu dari masa kolonialisme berlanjut kepada masa kini dengan berbagai jenis musik barat yang makin berkembang misalnya saja seperti pop, jazz, blues, rock, R & B. Bahkan ada juga jenis musik yang memadukan unsur kedaerahan Indonesia dengan unsur musik barat yang disebut sebagai musik etnis. Program musik dapat ditampilkan dalam dua format yaitu videoklip atau konser. Program musik berupa konser dapat dilakukan di lapangan (outdoor) ataupun di dalam studio (indoor). Program musik di televisi saat ini sangat ditentukan dengan kemampuan artis guna untuk menarik audien. Tidak saja dari kualitas suara namun juga berdasarkan bagaimana mengemas penampilannya agar menjadi lebih menarik.31 Musik disajikan dengan adanya sebuah penghayatan dan suatu makna yang disampaikan dalam sebuah lirik yang diciptakannya. Dahulu musik hanya dilakukan sebagai sarana ibadah saja dan dengan adanya kehadiran musik saat ini, maka musik berkembang hingga banyaknya genre-genre musik yang bermunculan. 2.5.2 Pertunjukkan Musik Pertunjukkan Musik adalah program
yang
menampilkan
kemampuan
(performance) seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di studio ataupun di luar studio, di dalam ruangan (indoor) ataupun di luar ruangan (outdoor). Jika apabila mereka yang tampil adalah musisi, maka pertunjukkan itu menjadi 31
Morissan, Manajemen Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio & Televisi, Kencana, Jakarta, 2008, Hal. 228.
48
pertunjukkan musik atau jika yang tampil adalah juru masak, maka pertunjukkan itu menjadi pertunjukkan masak.32 Salah satu pertunjukkan musik adalah konser Ungu yang dilaksanakan di outdoor misalnya saja di Senayan Gelora Bung Karno. Kebanyakan dari sebuah pertunjukkan musik tersebut biasanya dilakukan oleh produksi sendiri. Dan untuk program Start Track ini sndiri ditayangkan di indoor (di dalam studio) dengan wallpaper greenscreen.
2.5.3 Pengelompokkan Genre Musik Genre musik adalah adanya sebuah aliran instrumen dengan adanya sebuah pengelompokkan musik yang sesuai denga kemiripannya satu sama lain. Genre musik diantaranya adalah :33 1. Genre Pop Nama lain dari musik pop adalah musik popular. Biasanya jenis musik ini didengar luas oleh pendengarnya yang dominan bersifat komersial. Pada tahun 1920, musik ini berkembang pertama kali di Amerika Serikat yang
32
Ibid. Hal. 229 - 230.
33
http://rapendik.com/program/pengayaan-pembelajaran/pensi/44-pengertian-genre-musik-dan-jenis-
jenisnya.html (Diakses pada tanggal 18 Januari 2015 Pukul 19.00 WIB)
49
dibuat oleh Thomas Edison pada saat melakukan rekaman pertama kali. Misalnya lagu yang bergenre pop adalah ungu, vierra, dewa dan lain – lain. 2. Genre Reggae Genre musik reggae ini sangat popular dari 1960an hingga pada saat ini. Kata “reggae” berasal dari logat Afrika yakni “ragged” yang artinya gerak kagok seperti hentak badan pada orang yang menari dengan iringan musik ska atau reggae. Irama musik ini bertempo lebih lambat. Sebenarnya makna dari genre Raggae sendiri adalah adanya sebuah kombinasi yang berasal dari iringan musik tradisional Afrika, Amerika, dan Blues beserta folk (lagu rakyat) Jamaika. Salah satu musik yang bergenre reggae adalah Bob Marley and The Wailers. 3. Genre Jazz Genre jazz adalah jenis musik yang memiliki melodi Amerika dan Eropa. Genre jenis jazz ini tidak memperhatikan lirik namun lebih kepada irama musik yang disuguhkan. Musik jazz juga memiliki macam – macam aliran musik jazz diantaranya adalah Ragtime, Classic, Swing, Kansas, Gypsy, Bebop, Mainstream, Vocalese, Cool, Hard, Bossa dan lain – lain. 4. Genre Rock adalah genre musik yang berasal dari rhythm and blues. Ciri khas dari musik rock itu sendiri adalah gitar listrik atau gitar akustik dan juga terdapat pada back beat yang kental pada rhythm section dengan gitar bass dan drum yang berkembang sekitar tahun 40an dan 50an. Misalnya saja My Chemical Romance.
50
5. Genre Blues Genre Blues adalah aliran musik dengan vocal dan instrument yang berasal dari Amerika Serikat. Musik blues ini awalnya adalah musik – musik spiritual dan pujian yang berasal dari komunitas mantan budak – budak Afrika di Amerika Serikat. Dalam musik dan lirik lagu – lagu blues adalah bukti asal – usulnya berpangkal di Afrika Barat. Musisi yang menggunakan genre ini adalah (alm) Ray Charles.
6. Genre Classical Adalah sebuah istilah luas yang biasanya mengacu pada musik yang dibuat dari tradisi kesenian Barat sekitar di abad ke 9 hingga pada abad ke 21. Musisi yang menggunakan genre ini adalah Mozart. 7. Genre Country Adalah adanya sebuah kombinasi dari unsur – unsur yang berasal dari Amerika Serikat. Musik ini dimulai dari lagu rakyat Amerika Utara yang berkembang pada tahun 1920an. Istilah lain untuk genre musik ini adalah country and western. Misalnya saja musisi yang menggunakan jenis musik genre ini adalah Taylor Swift. 8. Dangdut Adalah salah satu genre musik yang berkembang di Indonesia di tahun 1940an. Musik ini lebih kepada musik melayu yang berpengaruh kepada
51
musik India dan juga Arab. Sebutan kata “dangdut” merupakan onomatope dari suara permainan table (gendang) yang khas dan di dominasi oleh bunyi dan dan dut. Musisi yang menggunakan genre ini adalah Rhoma Irama. Dunia musik mengalami banyak perkembangan, semakin berjalannya waktu generasi muda tidak ingin dikalahkan dalam menciptakan sebuah musik baru. Banyak sekali pendatang baru yang membawa aliran atau genre musik dengan beraneka ragam sehingga ia membuktikan dengan hasil ciptaan musik itu sendiri berupa single kemudian mereka melakukan promosi baik itu di televisi, radio, majalah dan media massa lainnya untuk memperkenalkan mereka dengan single terbarunya. Dan di Start Track ini, kebanyakan baik pendatang baru, ataupun artist yang sudah terkenal biasanya mereka menggunakan genre musik yang sering dibawakan adalah genre pop. 2.6
Strategi Strategi adalah sebuah rencana yang dipersiapkan untuk bertempur. Agar tidak
salah dalam mengambil sebuah keputusan maka ditentukanlah terlebih dahulu sebuah rencana yang matang. Dengan memiliki sebuah strategi dalam suatu program televisi setidaknya dapat mengurangi resiko yang akan dialami. Misalnya saja pada salah program televisi yakni Start Track, sebelum melakukan produksi atau dimulainya pertempuran maka yang harus dipersiapkan terlebih dahulu adalah sebuah strategi.
52
Karena strategi dapat dinyatakan pula sebagai sebuah indikator dan juga sebuah evaluasi mengenai suatu cara mempertahankan eksistensi. 2.6.1 Strategi Program Departemen program dan manajer program stasiun penyiaran memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam menunjang keberhasilan stasiun penyiaran. Strategi program yang ditinjau dari aspek manajemen atau sering juga disebut dengan manajemen strategis (management strategic) program siaran yang terdiri
dari : 34 1. Perencanaan program Pada stasiun televisi, perencanaan program diarahkan pada produksi program yaitu program apa yang akan diproduksi, pemilihan program yang akan dibeli (akuisisi) dan penjadwalan program untuk menarik sebanyak mungkin audien yang tersedia pada waktu tertentu. Menurut Peter Pringle dalam buku yang berjudul Manajemen Media Penyiaran menyatakan bahwa pengelola stasiun televisi menargetkan suatu audien dan berupaya untuk memberikan respons atas kesukaan atau preferensi dari orang–orang yang menonton. 34
Ibid. Hal. 273 – 342.
53
2. Produksi dan Pembelian Program Manajer program bertanggung jawab melaksanakan rencana program yang sudah ditetapkan dengan cara memproduksi sendiri program atau mendapatkannya dari sumber lain atau akuisisi (membeli). Dalam melakukan akuisisi, manajer program harus terlebih dahulu berkonsultasi dengan manajer pemasaran dan manajer umum. Dalam hal perencanaan program memutuskan unuk memproduksi sendiri program yang diinginkan, maka tugas tersebut dilakukan oleh bagian produksi atau departemen produksi stasiun penyiaran. Untuk memproduksi atau membuat program adalah ide atau gagasan. Dengan demikian, setiap program selalu dimulai dari ide tau gagasan yang kemudian diwujudkan melalui produksi. Ide tau gagasan dapat berasal dari mana saja dan dari siapa saja. Terkadang gagasan untuk membuat program dapat berasal dari media massa, misalnya dari siaran radio, surat kabar dan sebagainya. Media massa memberi ide untuk membuat program. 3. Eksekusi Program Eksekusi program mencakup kegiatan menayangkan program sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan. Strategi penayangan program yang baik sangat ditentukan oleh bagaimana menata atau menyusun berbagai program yang akan ditayangkan. Menata program adalah kegiatan meletakkan atau menyusun berbagai program pada suatu periode yang sudah ditentukan.
54
4. Pengawasan dan evaluasi program Proses pengawasan dan evaluasi menentukan seberapa jauh suatu rencana dan tujuan sudah dapat dicapai atau diwujudkan oleh stasiun penyiaran, departemen dan karyawan. Kegiatan evaluasi secara periodik terhadap masing–masing individu dan departemen memungkinkan manajer umum membandingkan kinerja sebenarnya dengan kinerja yang direncanakan. Namun, jika kinerja tersebut tidak sama maka diperlukan langkah–langkah perbaikan. Pengawasan harus dilakukan berdasarkan hasil kerja atau kinerja yang dapat diukur agar fungsi pengawasan dapat berjalan secara efektif. Adanya sebuah program yang dijalankan apabila dilihat dari aspek manajemen atau manajemen strategis (management strategic) yang terdiri dari perencanaan program, produksi dan pembelian program, eksekusi program dan juga adanya sebuah pengawasan dan juga evaluasi program adalah bagian dari sebuah strategi yang harus dipersiapkan secara matang. Agar strategi berjalan dengan baik sebelum dimulainya aksi yang dilakukan maka strategi ini harus ditentukan terlebih dahulu. Perencanaan program pada dasarnya bertujuan untuk memproduksi atau membeli program yang akan ditawarkan kepada pasar audien. Dengan demikian, audien atau penonton adalah pasar karenanya setiap media penyiaran yang berhasil harus terlebih dahulu memiliki suatu rencana pemasaran strategis (strategic marketing plan) yang berfungsi sebagai panduan dalam menggunakan sumber daya
55
yang dimiliki. Maka strategi adalah suatu cara atau taktik guna untuk mendapatkan target yang diinginkan.35 Strategi manajemen strategis (management strategic) sangat dibutuhkan sebagai sebuah kompas atau petunjuk jalan dalam menjalankan sebuah misi. Tidak hanya sebuah manajemen strategi yang membantu seiring berjalannya sebuah media penyiaran yang sukses namun rencana pemasaran strategis (strategic marketing plan) ikut berperan didalamnya dengan mempromosikan adanya sebuah program itu sendiri. Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.36 Strategi adalah aksi potensial yang membutuhkan keputusan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan dalam jumlah yang besar. Selain itu, strategi memengaruhi perkembangan jangka panjang perusahaan, biasanya untuk lima tahun ke depan dan karenanya berorientasi ke masa yang akan datang. Strategi mempunyai
35
Ibid. Hal. 278.
36
Onong Uchjana Effendy, Komunikasi Teori dan Praktek, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009.
Hal. 32.
56
konsekuensi multifungsional atau multidivisional serta perlu mempertimbangkan, baik faktor eksternal maupun internal yang dihadapi perusahaan.37 Program yang baik membutuhkan strategi yang baik pula guna untuk menunjang keberhasilan sebuah program. Strategi sangat berpengaruh, baik bagi perusahaan maupun bagi kinerja karyawan. Untuk mendapatkan hasil yang baik perusahaan maupun tim harus bekerja keras dalam menghadapi tantangan yang mereka hadapi agar harapan yang mereka miliki sesuai dengan sasarannya yakni menginginkan sebuah program bertahan dalam mempertahankan eksistensinya. Menurut Robson strategi merupakan pola keputusan dari alokasi sumber yang dibuat untuk mencapai tujuan organisasi. Ada tiga tahapan yang harus dilalui dalam melaksanakan suatu strategi. Pimpinan perusahaan sebelum menetapkan strategi yang akan dilakukan, terlebih dahulu menganalisa strategi yang akan dilaksanakan, menganalisa budaya lingkungan, dan mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki baik itu berasal dari sumber alam, sumber daya manusia, maupun sumber daya lainnya. Kemudian setelah melakukan analisa strategi kemudian melakukan pemilihan strategi yang akan dilaksanakan, kemudian mempersiapkan evaluasi, guna untuk
memilih
salah
satu
strategi
yang
paling
tepat.
Selanjutnya
mengimplementasikan strategi yang telah dipilih dengan menetapkan system dan personel yang akan diberdayakan dalam lembaga tersebut kemudian membuat
37
Fred. R. David, Manajemen Strategis Konsep, Salemba Empat, Jakarta, 2009, Hal. 19.
57
struktur organisasi untuk merencanakan dan mengalokasikan sumber – sumber yang telah tersedia.38 Dapat ditarik sebuah kesimpulan yang dikatakan oleh Robson yang menyatakan bahwa terdapat tiga tahapan sebelum kita melakukan strategi diantaranya adalah menganalisa strategi, menganalisa budaya lingkungan, dan mempertimbangkan sumber
daya.
Selanjutnya,
mempersiapkan
evaluasi
dan
terakhir
adalah
mengimplementasikan strategi yang sudah dipilih. Tujuan dari strategi dapat didefinisikan sebagai hasil–hasil spesifik yang ingin diraih oleh suatu organisasi terkait dengan misinya. Tujuan dalam jangka panjang sangat penting bagi keberhasilan organisasional karena tujuan tersebut mengacu dalam
menyatakan
arah, membantu
dalam evaluasi, menciptakan
sinergi,
menjelaskan prioritas, memfokuskan koordinasi dan menyediakan landasan dalam sebuah perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian serta pengontrolan. 39 Undang–Undang penyiaran memberikan perlakuan khusus kepada Lembaga Penyiaran Berlangganan untuk melakukan sensor internal, sedangkan lembaga penyiaran yang lain, sensor harus dilakukan melalui lembaga sensor. Dal ini dapat dilihat pada pasal 26 ayat 2 yang menyatakan bahwa “Dalam menyelenggarakan siarannya, Lembaga Penyiaran Berlangganan harus melakukan sensor internal
38
Robson (2005) dalam buku Eti Rochaety, Tupi Setyowati, Faizal Ridwan. Z, Sistem Informasi
Manajemen, Mitra Wacana Media, 2011. Hal. 36. 39
Fred R. David, Manajemen Strategis, Salemba Empat, 2010. Hal 18.
58
terhadap semua isi siaran yang akan disiarkan dan atau disalurkan.”Sementara untuk lembaga penyiaran lainnya berlaku ketentuan Pasal 4 yang menyebutkan bahwa “Isi siaran dalam bentuk film dan atau iklan wajib memperoleh tanda lulus sensor dari lembaga yang berwenang”.40 Tidak hanya stasiun televisi swasta saja yang memiliki aturan dalam menayangkan sebuah program yang ditayangkan ditelevisi. Namun, di televisi berlangganan juga terdapat pasal 26 ayat 2 yang menyatakan bahwa “Dalam menyelenggarakan siarannya, Lembaga Penyiaran Berlangganan harus melakukan sensor internal terhadap semua isi siaran yang akan disiarkan dan atau disalurkan”. Hal ini menyatakan bahwa televisi berlangganan juga memiliki peraturan dalam menayangkan sebuah program siaran televisi yang harus dipatuhi dan ditaati baik oleh perusahaan maupun tim yang bekerja di dalamnya. Instrumen yang paling sering digunakkan untuk mendapatkan respons audien adalah “riset audien” yang sering kali memiliki fungsi manajemen penting dan juga berfungsi sebagai penghubung antara media dan sistem ekonomi dan politik disekitarnya. Namun sering kali riset audien tidak memberikan banyak penjelasan yang bermakna bagi para pengelola media, tetapi hanya sekedar informasi mengenai jumlah audien. Organisasi media berfungsi menghasilkan pertunjukkan atau tontonan sebagai cara untuk mendapatkan penonton, menciptakan keuntungan, dan lapangan kerja karenanya media membutuhkan sutu pijakan yang kuat untuk memperkirakan 40
Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Kencana Prenada Media Group, 2008. Hal. 247.
59
seberapa besar ketertarikan dan perhatian yang dapat diberikan audien terhadap suatu tontonan.41 Pengetahuan mengenai perilaku audien diperoleh dari riset audien selama bertahun–tahun yang dilakukan di Negara–Negara maju khususnya di Amerika Serikat yang dipelopori oleh Nielsen. Definisi dari perilaku audien itu sendiri adalah pengetahuan mengenai pola tingkah laku audien ketika mereka sedang menonton acara televisi. Perilaku audien ini terkait dengan jumlah audien, prinsip audien konstan, aliran audien, serta perilaku audien terhadap remote control (tuning inertia) pengaruh demografis terhadap program dan juga selera audien.42 Audien adalah faktor yang paling penting bagi media karena audien adalah konsumen media. Keberhasilan suatu media sangat ditentukan oleh seberapa besar media bersangkutan bisa memperoleh pembacanya, pendengar, dan penonton.43 Audien atau penonton juga memiliki peran penting dalam mempertahankan keeksistensiannya dalam sebuah program Start Track. Agar kita melihat seberapa jauh jumlah audien yang melihat program tayangan itu adalah dengan menggunakan riset audien yakni yang menjadi penentu apakah sebuah program Strat Track ini mendapatkan target penonton sesuai dengan harapan atau tidak. Apabila tidak sesuai dengan harapan maka perlu adanya evaluasi dan tindakan secara segara agar tidak 41
Morissan, Manajemen Media Penyiaran, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2008. Hal. 266 –
267. 42
Ibid. Hal. 200.
43
Ibid. Hal. 264.
60
kehilangan audien dan juga agar program Start Track ini dapat mempertahankan keeksistensiannya. 2.7 Eksistensi 2.7.1 Definisi Eksistensi Definisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti dari eksistensi adalah berada atau adanya sebuah keberadaan. Eksistensialis adalah seseorang yang menganut eksistensialisme. Sedangkan definisi eksistensialisme itu sendiri adalah adanya sebuah aliran filsafat yang berpusat pada manusia individu atau secara pribadi yang bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas tanpa mengetahui mana yang benar dan mana yang tidak benar. 44 Kata dasar eksistensi (existency) adalah exist yang berasal dari kata Latin ex yang berarti keluar dari sistere yang berarti berdiri. Maka eksistensi adalah berdiri dengan keluar dari diri sendiri. Dalam Bahasa Jermannya disebut dasein. Da berarti disana atau di tempat sedangkan sein berarti berada. Yang artinya adalah bertempat bagi manusia tidaklah sama dengan bertempat bagi batu atau pohon yakni manusia selalu sadar akan tempatnya, dia sadar bahwa ia menempati, yang diartikan dengan adanya sebuah kesibukan, kegiatan, atau yang manusia itu sendiri melibatkan dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Yang dimaksud dengan eksistensi adalah ialah cara 44
http://kamusbesarbahasaindonesia.org/eksistensi/mirip (Diakses pada tanggal 4 April 2015 pukul
10.00 WIB)
61
orang berada di dunia. Kata berada pada manusia tidak sama dengan beradanya pohon atau batu. Dengan demikian, manusia akan sadar dengan dirinya sendiri. Dengan dirinya sendiri manusia sadar tentang dirinya sendiri, ia berdiri sebagai aku, pribadi. Menurut Jean Paul Sartre menyatakan bahwa hakikat beradanya manusia bukan etre (ada), melainkan a etre (akan atau sedang) yang artinya manusia selalu membangun ada-nya. 45 Keeksistensiannya dalam sebuah program Start Track ini adalah dilihat dari kemampuannya bahwa progam ini dapat berdiri dalam mempertahankan kualitas penyangannya yang dilihat dari tahun 2006 hingga pada saat ini. Sartre membuat perbedaan antara dua macam kenyataan, yaitu “berada-padadirinya-sendiri” (etre-en-soi) dan “berada-bagi-dirinya-sendiri” (etre-pour-soi). Etreen-soi adalah ada dari benda-benda. Ia adalah apa yang ada begitu saja dan identik dengan dirinya snediri sedangkan etre-pour-soi merupakan ada khas manusia yang ditandai dengan kesadaran yang tidak pernah identik dengan dirinya sendiri. Adanya suatu pour-soi (for-itself) dan en-soi (in-itself) yakni pour-soi, artinya menjadi subjek dimana ia menjadikan segala sesuatu bagi dirinya (for-itself), dan juga menjadi ensoi, artinya diadikan objek karena sesuatu dikenakan pada dirinya atau identik (initself). Eksistensi manusia terletak pada pour-soi ketika ia menjadi subjek dan bebas memperlakukan segala sesuatu bagi dirinya. Namun pada akhirnya, ia pun sadar betapa kebebasan itu serta keberadaannya dapat saling betentangan secara rasional 45
Tafsir. Ahmad, Filsafat Umum: Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1990. Hal. 218.
62
satu sama lain. Ketika manusia berusaha menjadi pribadi yang bebas (for-itself), ketika itu juga manusia memiliki hasrat untuk ‘menjadi’ atau ‘mencapai’ identitas yang diinginkan itu (in-itself).46 Eksistensi manusia yang terletak pada pour-soi yang pada saat itu bebas dalam meluapkan dari ide-ide yang tertuangkan hingga pada sebuah tindakan hingga terbentuknya sebuah tim dan berdirinya sebuah program Start Track. Menurut Bapak Gerakan Eksistensialis Kierkegaard yang terpenting bagi manusia adalah keadaannya sendiri atau eksistensinya sendiri. Namun, yang harus ditekankan bahwa eksistensi manusia bukanlah suatu ‘ada’ yang statis, melainkan suatu ‘menjadi’ yang mengandung di dalam suatu perpindahan, yaitu adanya sebuah pepindahan dari ‘kemungkinan’ ke ‘kenyataan’. Semula berada sebagai kemungkinan berubah atau bergerak menjadi suatu kenyataan. Perpindahan atau perubahan ini adalah suatu perpindahan yang bebas, yang terjadi dalam kebebasan dan keluar dari kebebasan (pemilihan manusia). Maka dengan demikian, eksistensi manusia merupakan suatu eksistensi yang dipilih dalam kebebasan. Bereksistensi berarti bereksistensi dalam suatu perbuatan yang harus dilakukan tiap orang bagi dirinya sendiri. Dengan kata lain, bereksistensi berarti berani mengambil keputusan yang menentukan hidup.47
46
Sobur. Alex, Filsafat Komunikasi : Tradisi dan Metode Fenomenologi, PT. Remaja Rosdakarya, 2013, Bandung, Hal. 212-213. 47 Ibid. Hal. 176-177.
63
Kebebasan dalam menuangkan ide hingga kepada suatu tindakan hingga berdirinya sebuah program Start Track itu sendiri adalah diawalinya dengan pemkiran sebuah “kemungkinan” yang beralih atau berubah kepada “kenyataan” yang mana ide yang semulanya dipikirkan adalah hanya sebuah kemungkinan akan menjadi sebuah kenyataan yang harus terrealisasikan atau terwujudkan. Sartre menegaskan bahwa bagaimanapun kita adalah individu-individu yang bebas, dan kebebasan itu mengutuk kita untuk membuat pilihan-pilihan sepanjang hidup kita (pilihan-pilihan itu didasari dengan sepenuhnya dalam tanggung jawab). Sartre menekankan bahwa manusia tidak boleh sekalipun melepaskan tanggung jawab terhadap tindakan-tindakannya.48 Ide hingga kepada terwujudnya suatu program boleh dinyatakan memiliki kebebasan, namun kebebasan itu sendiri memiliki sebuah tanggung jawab atas apa yang sudah menjadi sebuah pilihan baik itu mulai dari ide hingga kepada terwujudnya ide tersebut.
48
Ibid. Hal. 214-215.