BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Carpal Tunnel Syndrome Carpal Tunnel Syndrome adalah sindroma dengan gejala kesemutan dan rasa nyeri pada pergelangan tangan terutama 3 jari pertama yaituibu jari, telunjuk dan jari tengah sebagai akibat adanya tekanan pada saraf medianus dalam terowongan karpal yang letaknya dipergelangan tangan.5 Carpal Tunnel Syndrome atau Sindroma Leri adalah sindroma akibat terperangkap dan kompresi nervus medianus diantara ligamentum karpalis dan struktur dalam “tunnel carpal”.6 Saraf dilengan kita ada 3 jenis yaitu radialis yang letaknya dibagian atas, medianus ditengah dan ulnaris berada di bawah. Saraf medianus agak spesifik, karena secara anatomis berjalan dibagian tengah lengan, melewati terowongan (tunnel) didaerah karpal di telapak tangan, kemudian menuju jari tangan. Carpal Tunnel Syndrome akan terjadi jika saraf medianus terjepit di terowongan karpal.5 Gerakan-gerakan yang dilakukan terus menerus dalam jangka waktu lama menyebabkan stress pada jaringan disekitar terowongan karpal sehingga jaringan tersebut mengalami degenerasi, dan menyebabkan saluran terowongan menjadi sempit.5
B. Gejala Carpal Tunnel Syndrome Gejala dan tanda terjadinya Carpal Tunnel Syndrome yaitu:2 1. Gemetar dan kaku pada bagian-bagian tangan 2. Sakit seperti tertusuk atau nyeri yang menjalar dari pergelangan tangan sampai ke lengan terutama pada malam hari 3. Kelemahan pada satu atau 2 tangan 4. Nyeri pada telapak tangan 5. Pergelangan jari tidak terkoordinasi dengan baik 6. Lemah pegangan, sulit membawa ibu jari menyeberangi 4 jari lainnya. 7. Sensasi terbakar pada jari-jari 8. Kekakuan atau kram pada tangan pada pagi hari
9. Ibu jari terasa lemas 10. Sulit menggenggam atau ketidakmampuan mengepalkan tangan 11. Kulit tangan kering dan mengkilap 12. Tangan atau lengan bawah terasa lemah terutama pada malam atau pagi hari Gejala klinik menurut berbagai penelitian secara umun diawali dengan gangguan sensasi rasa, seperti parestesia, mati rasa (numbness), sensasi rasa geli (tingling) pada ibu jari, telunjuk dan jari tengah (persarafan nervus medianus). Timbul nyeri pada jari-jari tersebut, dapat terjadi nyeri pada tangan dan telapak tangan. Mati rasa dan sensasi geli makin menjadi pada saat mengetuk dan menggerakkan tangan. Nyeri bertambah hebat pada malam hari sehingga terbangun dari tidur malam (nocturnal pain). Kadang pula pergelangan tangan serasa diikat ketat (tightness) dan kaku gerak (clumsiness). Selanjutnya kekuatan tangan menurun, kaku, dan terjadi atrofi thenar.4
C. Patofisiologi Carpal Tunnel Syndrome
Pergelangan tangan mempunyai struktur anatomi yang rumit dan aktif. Carpal Tunnel yang mirip terowongan berada di pergelangan tangan, dibentuk 8 tulang carpal dan fleksor retinaculum atau ligamentum carpal transversalis. Di dalam tunnel (terowongan) ini lewat atau tersusun secara rapat fleksor digitorum profunda dan superficialis, fleksor ligitorum dan nervus medianus.8
Patofisiologi Carpal Tunnel Syndrome sebagai berikut:9
Carpal tunnel adalah terowongan sempit di daerah pergelangan tangan yang dibentuk di sebelah dasarnya oleh tulang-tulang karpal dengan jaringan ikat (ligamen) intrinsik dan ekstrinsik yang membungkusnya, sedangkan atap terowongan dibentuk oleh jaringan ikat kuat yang dikenal sebagai ligamentum karpi transversum. Terowongan ini dilalui oleh saraf (nervus) medianus, serta beberapa urat (tendo) dari otot-otot lengan bawah yang menuju ke tangan. Urat-urat ini dikenal sebagai tendo fleksor polisis longus (1 buah), tendo fleksor digitorum superfisialis (4 buah) dan tendo fleksor digitorum profundus (4 buah). Nervus medianus dalam terowongan terletak superfisial atau lebih dipermukaan dari pada tendo dari otot-otot. Dengan demikian, nervus medianus akan terletak langsung di bawah ligamentum karpi transversum.10 Terjadinya sindrom ini bertumpu pada perubahan patologis yang diakibatkan oleh adanya iritasi secara terus menerus pada nervus medianus di daerah pergelangan tangan. Banyak faktor yang dapat mengawali timbulnya sindrom ini, baik sistemik maupun lokal, namun khusus bagi para pemakai komputer, faktor iritasi lokal terhadap nervus medianus inilah yang tampaknya perlu mendapat perhatian lebih banyak. Bila kedudukan antara telapak tangan terhadap lengan bawah bertahan secara tidak fisiologis untuk waktu yang cukup lama, maka gerakan-gerakan tangan akan mengakibatkan tepi ligamentum karpi transversum bersentuhan dengan saraf medianus secara berlebihan. Hal lain yang dapat terjadi, ada bagian persendian tangan yang mengalami tekanan atau regangan yang berlebih dan sebagai mekanisme kompensasi, tubuh berusaha memperkuat bagian yang mendapat beban tidak fisiologis ini antara lain
dengan mempertebal ligamentum karpi transversum. Penebalan ini akan mempersempit terowongan tempat lalunya saraf dan urat, dan lebih berat lagi akan menjepit saraf. Pada operasi, tak jarang dijumpai perubahan struktur pada nervus medianus di daerah proximal dari tepi atas ligamentum karpi ransversum, tanpa diikuti oleh penebalan ligamentumnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua penyebab di atas dapat berjalan secara terpisah ataupun bersamaan. Nervus medianus sendiri mulai dari daerah pergelangan tangan, 94% merupakan serabut perasa / sensoris, sedangkan 6% merupakan serabut motoris yang ke arah ibu jari. Dengan demikian, pada awalnya gejala lebih banyak ditandai dengan kejadian parestesia (seperti kesemutan, rasa terbakar), sampai ke hipoanestesia (baal-baal sampai hilangnya rasa raba). Bila sudah ada gejala motorik (otot pangkal ibu jari tangan mulai mengecil, kekuatan berkurang), maka iritasi kemungkinan sudah berlangsung sejak lama.
D. Diagnosa Carpal Tunnel Syndrom Diagnosa kejadian Carpal Tunnel Syndrom
sebagai akibat pekerjaan dapat
dilakukan dengan kriteria diagnostik yang ditetapkan oleh National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) pada tahun 1989 berupa:11 1. Terdapatnya salah satu atau lebih gejala parestesia, hipoanestesia, sakit/ baal/ mati rasa pada tangan yang berlangsung sedikitnya 1 minggu atau bila tidak terjadi terus menerus, sering terjadi pada berbagai kesempatan. 2. Secara obyektif dijumpai hasil tes Tinel atau tes Phalen positif atau berkurang sampai hilangnya rasa sakit pada kulit telapak dan jari tangan. Diagnosa dapat pula ditegakkan melalui pemeriksaan elektrodiagnostik antara lain dengan pemeriksaan elektromiografi. 3. Adanya riwayat pekerjaan seperti melakukan pekerjaan berulang atau repetitive, pekerjaan yang disertai kekuatan tangan, fleksi ekstensi, dan deviasi gerakan pergelangan dan jari tangan, menggunakan alat dengan getaran tinggi serta terjadi tekanan pada pergelangan tangan atau telapak tangan.
Tes Tinel dilakukan melalui ketukan atau penekanan diatas syaraf medianus atau ligamentum volare pada pergelangan tangan pada arah telapak tangan. Dinyatakan positif bila timbul rasa nyeri, parestesia yang menjalar kearah ujung jari (distribusi syaraf medianus).12
Tes Phalen dilakukan dengan menekuk kedua tangan pada kedudukan fleksi maksimum pergelangan tangan selama 30 detik sampai 2 menit, namun secara rata-rata dilakukan selama 1 menit. Bila timbul rasa tebal atau parestesia di daerah persyarafan medianus maka tes dinyatakan positif. Menurut Priguna Sidharta, tes Phalen dilakukan dengan menekuk kedua tangan pasien di sendi pergelangan tangan. Kemudian menekankan kedua dorsum manus satu dengan yang lain sekuat-kuatnya. Tangan yang merasakan
nyeri
atau
kesemutan
mengungkapkan
bahwa
terowongan
karpal
menyempit.12 Sensitifitas tes Tinel menurut Erdil, Dickerson dan Glicken berdasarkan penelitian berbagai ahli berkisar 44%-63%, sedangkan tes Phalen memiliki sensitivitas 25%-71%.
Menurut Dwanto pada tes Tinel memiliki sensitivitas 80% sedangkan tes phalen 64%. Spesivitas tes Tinel dan tes Phalen masing-masing 50%. Kedua tes sangat bermanfaat dalam membantu menegakkan diagnostik, sederhana, dan tidak banyak membutuhkan banyak biaya.
E. Pencegahan dan Penanganan Medis Carpal Tunnel Syndrom Pencegahan 1. Mengurangi posisi kaku atau awkward pada pergelangan tangan, gerakan repetitive, getaran peralatan tangan pada saat bekerja. 2. Peralatan kerja disesuaikan dengan alat kerja sehingga posisi tangan dapat bekerja secara natural dan nyaman. 3. Adanya modifikasi ruangan kerja selain nyaman berpengaruh pula pada kondisi kesehatan kerja bagi pekerja. 4. Mengubah metode kerja untuk mengurangi kelelahan diperlukan adanya istirahat sejenak untuk mengendalikan kekakuan otot. 5. Perlunya peningkatan pengetahuan tentang Carpal Tunnel Syndrome dari bahaya terjadinya hingga bagaimana cara untuk mengatasinya. Pengobatan Carpal Tunnel Syndrome biasanya diberikan obat-obatan anti inflamasi, dan relaksan untuk otot dan kalau diperlukan adanya fisioterapi. Khusus untuk Indonesia, sudah mulai dipakai pengobatan dengan menggunakan laser. Penemuan ini dilakukan oleh Hamidah Fadhil, penggunaan laser ini dapat mengurangi rasa nyeri pada penderita Carpal Tunnel Syndrome. Pengobatan alternatif lain antara lain adalah dengan metode terapi akupuntur dan yoga.5
B. Keyboard sebagai Pemicu Terjadinya Carpal Tunnel Syndrom Salah satu dari penyebab terjadinya Carpal Tunnel Syndrome adalah pekerjaan yang berulang , peralatan serta postur kerja tangan statis atau posisi tangan yang tidak ergonomis. Dari berbagai jenis peralatan komputer, keyboard memegang peranan penting sebagai pemicu terjadinya Carpal Tunnel Syndrome. Berikut ini akan dijelaskan seluk beluk keyboard sehingga dapat mengakibatkan terjadinya Carpal Tunnel Syndrom.1
Keyboard adalah alat untuk menuliskan perintah melalui aksara dan angka ke dalam monitor yang sebelumnya perintah tersebut diolah secara elektronis oleh Central Processing Unit (CPU). Bentuk keyboard secara umum sama dengan tombol pada mesin ketik, perbedaannya adalah jumlah tombol keyboard untuk aksara, angka dan perintah lainnya lebih banyak daripada yang terdapat pada mesin ketik. Data atau perintah dapat dimasukkan dalam komputer melalui keyboard. Jadi keyboard merupakan penghubung antara m,anusia dengan komputer. Keyboard sebagai penghubung antara manusia dan komputer merupakan salah satu sumber penyebab penyakit akibat kerja selain karena monitor, meja dan kursi komputer maupun printer, yang pada umumnya berupa nyeri otot. Untuk mengetahui mengapa keyboard dapat menyebabkan kejadian nyeri otot, ada beberapa bentuk keyboard yang pernah dibuat selama ini yaitu: a. Keyboard jenis QWERTY yang dibuat pertama kali pada tahun 1873 oleh perusahaan Remington untuk keperluan mesin ketik. Nama QWERTY diambil dari deretan huruf pada baris paling atas. Hampir semua komputer menggunakan keyboard jenis Qwerty. Sejak awal keyboard Qwerty dibuat tidak memperhatikan masalah ergonomi, sehingga sangat memungkinkan timbulnya gangguan atau kejadian terhadap tubuh manusia dan lebih jauh lagi dapat menjadi penyebab penyakit kerja. Keyboar Qwerty ternyata belum memberikan beban yang sama untuk jari-jari tangan kiri dan tangan kanan. Untuk orang yang biasa bekerja dengan tangan kanan (right handed) ternyata tangan kiri hanya berfungsi 60% dari waktu yang disediakan walaupun sudah menggunakan pengetikan 10 jari akibatnya tangan kanan akan lebih cepat lelah. Tombol-tombol yang ada pada baris tengah yang paling mudah dicapai oleh jari tangan kanan maupun kiri ternyata hanya ditekan 30% dari waktu pengetikan, sehingga jari-jari lebih sering melompat kebaris atas maupun ke baris bawah dan ini akan menimbulkan beban tersendiri pada pergelangan tangan. Untuk pengetikan dalam bahasa Inggris yang bayak menggunakan huruf: a, e, h, i, l, n, o, r, s, t (10 huruf utama), ternyata hanya 4 buah huruf yang berada dibaris tengah dan ini akan menambah beban kerja pada jari karena jari lebih sering melompat ke baris atas dan bawah. Selain dari itu, perintah-perintah tambahan pada keyboard sebagian besar terletak pada
bagian kanan keyboard yang berarti akan manambah beban kerja pada tangan kanan. Dengan demikian maka beban kerja pada jari tangan kanan dan tangan kiri belum bisa seimbang, akibatnya sudah barang tentu adalah kejadian nyeri otot. b. Keyboard jenis DVORAK yang dibuat pada tahun 1936. Keyboard Dvorak dibuat berdasarkan prinsip kerja biomekanis dan efisiensi. Susunan letak tombol huruf lain dengan jenis Qwerty yaitu dibuat dengan sedemikian rupa, sehingga 56% ketukan ada pada tangan kanan dan jari-jari yang bekerja lebih banyak adalah jari telunjuk, jari tengah dn jari manis. Huruf-huruf yang ada pada baris tengah lebih sering diketuk kira-kira sampai 70% dan perpindahan antar baris hanya sekitar 10% sehingga kelelahan jari-jari sangat banyak berkurang. Walupun keyboard jenis Dvorak sudah lebih baik dari pada jenis Qwerty, akan tetapi karena kalah duluan dalam hal pemasarannya dengan jenis Qwerty, dan kalaupun harus diganti dengan jenis Dvorak, maka perlu pelatihan baru dan ini berarti biaya tambahan yang harus disangga oleh perusahaan pembuat keyboard Dvorak. Kemungkinan untuk mengganti keyboard yang sudah ada belum dapat dipastikan sehingga keyboard jenis lama ( Qwerty) masih tetap digunakan. c. Keyboard jenis KLOCKENBERG dibuat dengan maksud menyempurnakan jenis keyboar yang sudah ada, yaitu dengan memisahkan kedua bagian keyboard (bagian kiri dan kanan). Bagian kiri dan kanan keyboard dipisahkan dengan sudut 15 derajat dan dibuat miring kebawah. Selain dari pada itu, keyboard Klockenberg tombol-tombolnya dibuat lebih dekat (tipis) dengan meja kerja sehingga terasa lebih nyaman untuk bekerja. Keyboard Klockenberg tampak lucu karena dipisahkan bagian kiri dan kanannya dan relatif lebih banyak memakan ruang. Walaupun demikian keyboard Klockenberg sudah lebih baik dalam hal pengurangan beban pada jari dan lengan, sehingga nyeri otot pada bahu dan pergelangan sangat sedikit. Dari ketiga macam keyboard tersebut, ternyata keyboard Qwerty yang tetap diusulkan sebagai keyboard resmi. Hal ini diperkuat dengan keputusan Amerika Serikat melalui Standard Institute pada tahun 1968 dan melalui ISO pada tahun 1971 yang menetapkan untuk tetap menggunakan keyboard Qwerty. Keputusan ini lebih banyak berdasarkan pada masalah ekonomi yaitu mengurangi biaya pelatihan baru bila harus
memakai keyboard jenis Klockenberg maupun jenis Dvorak, sehingga masalah nyeri masih tetap akan muncul pada pemakaian keyboard Qwerty. Sebagai bagian dari perancangan produk keyboard, telah ada perkembangan lain pada karakteristiknya yaitu keyboard yang dihubungkan dengan kabel yang fleksibel pada monitor dan terminal komputer yang sekarang telah banyak tersebar dimana-mana dan sangat digemari karena pengaturan yang fleksibel pada posisi keyboard dan layar monitornya yang relatif lebih mudah terhadap posisi operator. Dalam kasus pemasukan data dengan satu tangan, misalnya hanya menggunakan angka (numeric) yang letaknya terpisah dapat diputar-putar pada posisi horizontal untuk menghindari membengkoknya lengan tangan (ulnar deviasi).13 Agar keyboard tersebut tetap pada ketinggian atau lebih rendah dari tinggi siku (untuk maksud perancangan stasiun kerja komputer), maka hendaknya dirancang ketebalan keyboard yang seminimum (tipis) mungkin. Teknologi modern sekarang ini menghendaki keyboard yang tipis dan standar yang dikeluarkan oleh negara Jerman (DIN 66234) merekomendasikan ketebalan maksimum sebesar 30 mm dan hal itu telah diterima oleh masyarakat dunia. Inklinasi keyboardpun harus disesuaikan terhadap operatornya yaitu sekitar 5 – 150. Untuk meningkatkan kenyamanan kerja, direkomendasikan untuk memberi rancangan tambahan adanya suatu sandaran pergelangan tangan (wrist-rest) yang diletakkan disebelah keyboard. Alternatif yang lainnya yaitu adanya kemiringan permukaan kerja ke arah operator. Manfaatnya adalah seseorang dapat duduk lebih kebelakang dengan sedikit memiringkan kepalanya dapat konsisten lagi bila dilengkapi dengan sandaran lengan, bila tidak kemiringan keyboard sebesar 120 akan membantu meningkatkan kenyamanan kerja operator, mengurangi kerja otot statis serta mengurangi tingkat kelelahan13 .
G. Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Carpal Tunnel Syndrome Faktor yang mempengaruhi terjadinya Carpal Tunnel Syndrome meliputi: a. Umur Umumnya terjadi pada usia 29 sampai 62 tahun. Jumlah penderitanya cenderung meningkat dari tahun ke tahun, dan usianya cenderung semakin
muda. Salah satu penelitian di Amerika menyebutkan , saat ini Carpal Tunnel Syndrome mengincar penderita usia 25-34 tahun. b. Jenis kelamin Perempuan ternyata memiliki risiko terkena Carpal Tunnel Syndrome lima kali lebih besar dibandingkan pria. Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan priapun dapat terkena Carpal Tunnel Syndrome pula.5 c. Kebiasaan atau hobi Syndroma ini mengincar orang yang banyak melakukan pekerjaan dengan tangan terutama jenis pekerjaan yang menuntut jari dan pergelangan tangan bergerak secara ritmik dan terus menerus seperti mengetik,memainkan alat musik seperti gitar maupun piano, menulis serta memasak. d. Riwayat penyakit Riwayat penyakit seperti rheumatoid arthritis14, pregnancy, diabetes mellitus, menopause, obesitas, penyakit raynoud serta akromegali. Kondisi ini sering terjadi pada wanita karena wanita terjadi perubahan hormon yang menyebabkan penyerapan cairan dan pembengkakan jaringan lebih sering terjadi seperti pada saat pregnancy, premenstruasi syndrom serta menopause. e. Riwayat pekerjaan Pekerjaan yang berisiko menyebabkan Carpal Tunnel Syndrome berdasarkan berbagai penelitian antara lain: penjahit, pekerja garmen, pengemasan makanan beku, pengepakan barang, pekerja pabrik mobil dan pesawat terbang, juru tulis, juru ketik, penyortir surat, tukang kayu, tukang cuci pakaian, pengecor logam, operator komputer4, pemain alat musik dan pemain jenis olah raga tertentu.
H. Kerangka Teori Jenis pekerjaan (mengetik)
Gerakan berulang pada jari dan pergelangan tangan
Perubahan patologis Radang tendon pada sendi
Penekanan pada nervus medianus
Usia Jenis kelamin Kebiasaan atau hobi Riwayat penyakit Riwayat pekerjaan
Carpal Tunnel Syndrom
Masa kerja Lama kerja
Ergonomisitas alat Ergonomisitas sikap kerja
I. Kerangka Konsep Variable Bebas
Variable Terikat
Masa kerja Lama kerja
Carpal Tunnel Syndrome Variabel Kontrol Usia* Jenis kelamin* Kebiasaan/hobi* Riwayat penyakit* Riwayat pekerjaan* Ergonomisitas alat Ergonomisitas sikap kerja
Ket: * = variabel dikendalikan
J. Hipotesa 1. Ada hubungan antara masa kerja dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrome pada operator komputer 2. Ada hubungan antara lama kerja dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrome ada operator komputer 3. Ada hubungan antara masa kerja dan lama kerja dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrome pada operator komputer