2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kalsium Fosfat Senyawa kalsium fosfat merupakan komponen utama pada mineral tulang. Senyawa kalsium fosfat sintetik diperoleh dengan mencampurkan prekursor kalsium dan fosfat dengan berbagai metode. Kalsium fosfat merupakan keramik yang memiliki ikatan kovalen atau ionik. Senyawa kalsium fosfat tidak memiliki muatan bebas sehingga memiliki sifat listrik yang rendah. Dalam berbagai penelitian kalsium fosfat sintetik berhasil diperoleh dalam berbagai macam fase. Perbedaan fase kalsium fosfat dapat digunakan dalam medis tergantung pada bioaktivitas atau kemampuan penyerapan material yang diperlukan.4 Daftar kalsium fosfat yang sering digunakan pada bidang medis dapat dilihat pada Tabel 1. (halaman 4). Biomaterial untuk implantasi tulang menggunakan senyawa kalsium fosfat yang memiliki kekuatan tinggi. Meninjau sifat tersebut, HAp merupakan senyawa apatit yang banyak digunakan dibidang ortopedik.4 Kombinasi beberapa fase kalsium fosfat dapat dilakukan untuk menghasilkan biomaterial yang optimum dan dapat mempercepat proses remodelling. HAp memiliki stabilitas yang tinggi. Pada penggunaannya HAp dimodifikasi dengan menambahkan fase kalsium fosfat lain yang memiliki kelarutan yang tinggi bertujuan untuk menghasilkan bagian yang dapat terdegradasi selama remodelling tulang. Fase senyawa kalsium fosfat yang mudah terserap adalah Trikalsium Fosfat (TKF) dan Apatit Karbonat (AK).5
Tabel 1. Jenis-jenis senyawa kalsium fosfat. Ca : P (rasio molar)
Nama mineral
Nama kimia
Rumus kimia
Monetite
Dikalsium fosfat
CaHPO4
1,00
(DKF) Brushite
Dikalsium fosfat
CaHPO4.2H2O
1,00
Whitlockite
dihidrat (DKFD) Oktakalsium fosfat
Ca8H2(PO4)6.5H2O
1,33
(OKF ) Trikalsium fosfat
Ca3(PO4)2
1,50
Hidroksiapatit
(TKF) Hidroksiapatit (HA)
Ca10(PO4)6(OH)2
1,67
Hillinstockite
Tetrakalsium Fosfat
Ca4P2O9
2,00
(TTCP)
2.1.1 Hidroksiapatit Hidroksiapatit merupakan mineral alami yang berupa kalsium apatit, dengan rumus kimia Ca10(PO4)6(OH)2. Hidroksiapatit mempunyai bentuk struktur heksagonal, dengan fasa kristal dari senyawa kalsium fosfat yang stabil, dengan parameter kisi: a = b = 9,433Å, c = 6,875Å, serta rasio Ca/P = 1,67.6 Hidroksiapatit merupakan komponen utama dari tulang dan gigi, hal ini dikarenakan sifat - sifat ion kalsium (Ca2+) pada hidroksiapatit dapat mengubah ion-ion logam berat yang beracun dan memiliki kemampuan yang cukup baik dalam menyerap unsur-unsur kimia organik dalam tubuh.7 Sifat-sifat yang menonjol dari hidroksiapatit adalah mudah terserap tulang (resorpsi), bioaktif, tidak korosi, tahan aus, dan biokompatibilitas yang tinggi. Bioaktif merupakan kemampuan suatu bahan untuk merangsang pertumbuhan tulang baru disekitar implan. Biokompatibilitas suatu bahan merupakan kemampuan bertahan terhadap korosi terhadap efek toksin yang dihasilkan korosi dan kemampuan bertahan terhadap perubahan selama pemakaian bahan di lingkungan tubuh dan tidak menimbulkan
3
penolakan dari jaringgan tubuh. Akan tetapi terddapat kelem mahan padaa sifat hidroksiapaatit yaitu getas, g dan mudah m patah. Hal ini dapat menjadi kendala k dalam desaain.8 Gam mbar 1. mennunjukan unnit sel struktur krristal hidrokksiapatit. Padda unit sel terdiri atas 2 subsel prisma seegitiga rombik. Teerdapat 2 kacca datar horiizontal yaitu pada z = ¼ dan z = ¾ dan bidang b tengah invversi letaknyya disetiap tengah t muka vertikal dari setiaap subsel. Atom A C ditunjukan oleh lingkarran berwarnaa hijau, atom O ditunjukan oleh linggkaran berwarna biru b dan attom P ditunnjukan oleh lingkaaran berwarnna merah. Unit U sel kristal hidrroksiapatit mempunyai m 2 jenis atom Ca yaitu y Ca1 daan Ca 2. Tiaap unit sel yang mempunyaii perbedaan pada lokasi darii atom Ca. Pada P setiap subsel mempunyaai 3 pusatt. Pada gambar g lingkaran abu-abu mewakili atom Ca sebagai atoom enantiom mer. Ca padaa dasar dan puncakk dihitung ½ Ca, sedangkkan Ca yang beraada ditengahh dihitung 1 Ca. Masing-maasing subsel memiliki 2 atom Ca dari Caa1 serta terrdapat lebih dari 4 atom Ca dari d satu unnit sel. Sedaangkan pada atom Ca2 dikelilinngi oleh 6 attom O, pada setiapp unit sel mem miliki 6 atom m Ca2. Atom Ca22 ini membbentuk 2 seegitiga normal padda sumbu c dengan d sudutt rotasi sebesar 60˚˚.
super- α daapat diamati pada termp peratur sekitar 15000 ºC. Polim morf yang sering diperoleh pada p TKF aadalah α dan n β. αTKF mem miliki strukktur mono oklinik dengan paarameter kissi a = 12,887Å, b = 27,728Å Å dan c = 115,219 Å. β -TKF memiliki sttruktur rhom mbohedral dengan d unit sel meemiliki ukurran a = 10,4 439 Å 10 dan c = 377,3775Å. S Struktur β - TKF memiliki plot yang sama dengan d heksagonal.. Sintesis TKF dilak kukan dengan memberikan m perlakuan temperatur tingggi. Pemanassan ini diperrlukan untuk mengghilangkan semua OH- yang terbentuk. Termperatuur pemben ntukan fase TKF diatas d 1000ºC C. β - TKF stabil sampai teermperatur 1125ºC. Diatas D temperatur tersebut sampai 14 430ºC menjadi TK KF pada fasee α. Super- α TKF dapat terbenntuk pada teermperatur 14 430ºC dan memiliiki titik lelehh 1756ºC, α-TKF α memiliki deensitas yang lebih rendaah dari pada β-TK KF. β - T TKF tidak dapat terbentuk pada p sistem m cair. β - TKF dikenal lebiih mudah larrut dari padaa oksihidroksiapaatit, tetapi diatas pH = 6 kemampuann kelarutannnya lebih kecil dibandingkaan dengan kalsium fosfaat lain. Selain itu, kelarutannya k a menurun dengan d meningkatnnya tempperatur. Untuk U keperluan medis TKF F memiliki sifat biodegradabbel, bioaktiif dan kelaarutan yang tinggi. Material inni dapat digu unakan untuk materrial implan tuulang.10 2.1.3 Apatiit Karbonat (AK)
Gambar 1. Struktur hiddroksiapatit unit sel tamppak sampingg.9 2.1.2 Trikaalsium Fosfaat TKF adalah Rum mus kimia empat TKF Ca3(PO4)2. m memiliki polimorf: α, α β, γ dan supers α. Poolimorf
Mayooritas apatiit yang terrdapat pada apatit biologi adallah apatit karrbonat [(Ca, Na, Mg) M 5 (HPO4, PO4 , CO3 )3 (OH, CO3)]. Padda penelitiann kalsium fosfat sintetik telaah diperoleh fase-fase kaalsium fosfat yangg sesuai denggan apatit biiologi. Terbentuknnya apatit karbonat siintetik yaitu denggan menam mbahkan karrbonat dalam form mulasi HAp. Karbonat dapat menggantikkan posisi OH- pada HAp membentukk apatit karbbonat tipe A dan jika mengggantikan posiisi (PO4)3- disebut d apatit karboonat tipe B. U Ukuran paraameter kisi untuk Tipe T A adalahh a = 9,529 Å, Å b= 19,10 Å dan d c = 66,860 Å. Ukuran U parameter kisi k untuk T Tipe B nilaai a = 9,309 Å daan c = 6,927 Å.11 Kem mapuan
4
karbonat untuk membentuk apatit karbonat tipe B lebih mudah dibandingkan dengan membentuk apatit karbonat tipe A. Hal ini terjadi karena OH- pada HAp membutuhkan energi yang lebih besar untuk lepas dari pada (PO4)3-. Apatit karbonat tipe-A dapat dibentuk pada termperatur yang tinggi dan mayoritas apatit tipe-B karbonat dapat dibentuk pada termperatur rendah.11 2.3 Hidroksiapatit Berpori Melloning12 menyebutkan hidroksiapatit berpori yaitu hidroksiapatit yang memiliki sifat biokompatibilitas, mikrokristal dengan ukuran 190 - 230 mikron dari struktur berpori yang memungkinkan pembuluh darah dan jaringan ikat masuk diantara pori–pori sehingga dapat merangsang pertumbuhan tulang. Hidroksiapatit berpori ini digunakan pada tulang yang tidak menopang beban karena memiliki kekuatan yang rendah. Ukuran porositas dari partikel hidroksiapatit mempunyai peranan penting pada proses pertumbuhan tulang, melalui pori cairan dari jaringan ikat masuk kepermukaan. Carranza13 menyebutkan ukuran pori kurang dari 10 mikron akan menghalangi pertumbuhan sel, 15-50 mikron dapat merangsang pertumbuhan fibrovaskuler, 50-150 mikron dapat menghasilkan pembentukan osteoid dan pada ukuran > 150 mikron memungkinkan terjadinya mineralisasi. Hidroksiapatit berpori dibuat untuk meningkatkan pembentukan ikatan yang kuat antara implan dan tulang. Sebagian besar penelitian pada implantasi hidroksiapatit berpori menunjukkan bahwa tingkat infiltrasi jaringan di pori - pori dan pembentukan tulang baru sangat tergantung pada karakteristik pori seperti porositas, ukuran pori, distribusi ukuran pori dan bentuk pori .14 Hulbert et al15 menyatakan bahwa pori - pori minimum dengan ukuran 100 mikrometer diperlukan untuk bahan implan berpori untuk dapat berfungsi dengan baik. Pada bahan in vivo selalu diberi tekanan mekanis seperti kompresi, tegangan dan torsi.
Oleh sebab itu, materi harus memiliki bentuk dengan porositas yang cukup.16 Salah satu tantangan di bidang teknik jaringan tulang adalah mengembangkan hidroksiapatit berpori, yang dapat menyerupai bentuk biologis alami dengan pencocokan sifat mekanik dari keadaan sekitar jaringan. Hidroksiapatit berpori yang cocok pada tulang memiliki porositas diantara 35% sampai 75%. Porositas yang terbentuk dapat membantu sel untuk dapat berkembang biak dan perlahan - lahan terbentuk sebagai jaringan. Dalam pembentukan tulang yang baru, jaringan ikat dan pembuluh darah dapat tumbuh pada pori diantara implan dan tulang dengan ukuran pori minimal 100 mikrometer. Kondisi ini diperlukan untuk sekelompok seluler dan ekstraseluler komponen vassels tulang dan darah. Ukuran pori yang lebih besar dari pada 200 pm diharapkan efektif pada osteoconduction.16 Hidroksiapatit berpori dalam kedokteran digunakan dalam aplikasi pada pengisian rongga osseous untuk meningkatkan biokompatibilitas implan. Hidroksiapatit berpori diharapkan mampu menyerupai tulang alami, tidak hanya mampu dalam pertumbuhan tulang tetapi juga membentuk permukaan yang lebih baik antara tulang dan implan.17 2.4 Lilin Lebah Sarang lebah merupakan koloni bangunan unik dari bahan "malam" atau lilin dengan penghuni ± 30.000 ekor lebah. Koloni lebah ini dibentuk dari lilin sebagai bahan utama dan diperkuat dengan bahan perekat yang disebut propolis. Lilin lebah dibentuk melalui proses kimia dengan madu sebagai bahan baku. Dalam pembuatan satu kilogram lilin diperlukan empat kilogram madu. Lilin lebah juga disebut lilin putih (Cera alba) dan lilin kuning (Cera jlava) adalah lilin yang dihasilkan oleh lebah madu dari sisiran sarangnya. Lilin atau "malam" adalah ester yang terbentuk dari asam lemak dengan alkohol monohidrat rantai panjang. Oleh karena itu, lilin yang dihasilkan merupakan bahan padat yang
5
mernpunyai titik lebur agak tinggi (35 – 100) 0C. Lilin lebah (bee wax) sebagian besar tersusun atas ester seril miristat yang mernpunyai rumus molekul C13H27CO2C26H53.18 Lilin lebah mengandung carnpuran senyawa kimia organik yang sangat kompleks, terdiri dari 12-14% hidrokarbon rantai lurus dengan jumlah atom karbon sebanyak 20 sampai dengan 23. Total komponen ester sebesar 64% mengandung 35% monoester, 14% diester dan 3% triester. Sisanya berupa monohidroksi dan poliester yang jumlahnya berturut-turut sebesar 4 dan 8%. Komposisi lilin lebah terdiri dari miristil palmitat, serotat, dan asam homolog, dengan sejumlah kecil hidrokarbon, ester kolesterol dan seril alkohol.Titik leleh liIin lebah murni berkisar antara 61-69 0C, indeks bias 1,44 konstanta dielektrik 2,9 dan densitas sebesar 0,96 pada suhu 20 0C. Lilin lebah tidak larut dalam air tetapi sedikit larut dalam alkohol dingin.18 2.5 X-Ray Diffraction (XRD) Karakterisasi dengan X - Ray Diffraction (XRD) dilakukan untuk mengidentifikasi adanya struktur Kristal, nilai parameter kisi dan derajat kristalinitas. Sinar-X dihasilkan dalam tabung sinar katoda dengan memanaskan filamen untuk menghasilkan elektron dan mempercepat elektron menuju bahan dengan menerapkan tegangan. Ketika elektron memiliki energi yang cukup untuk mengeluarkan elektron pada kulit bahan akan menghasilkan karakteristik spektrum sinar-X. Spektrum ini terdiri dari beberapa komponen, yang paling umum K ,Kα , dan Kβ. Panjang gelombang spesifik karakteristik dari bahan target (Cu, Fe, Mo, Cr) penyaringan dengan foil atau monochrometers kristal diperlukan untuk menghasilkan monokromatik sinar-X. Sampel dan detektor diputar dihasilkan intensitas sinar-X. Ketika geometri sinar-X menimpa sampel akan memenuhi persamaan Bragg, interferensi konstruktif terjadi dan puncak intensitas terjadi. Catatan detektor A dan proses ini
sinyal sinar-X mengkonversi sinyal ke tingkat hitungan yang kemudian menghasilkan output ke perangkat seperti printer atau monitor komputer. Geometri dari difraksi sinar-X menyebabkan sampel berputar di jalur sinar-X collimated pada sudut θ sedangkan detektor sinar-X terpasang pada lengan untuk mengumpulkan difraksi sinar-X dan berputar pada sudut 2 θ. Instrumen yang digunakan untuk mempertahankan sudut dan memutar sampel disebut gonio-meter. Untuk pola dalam bentuk padat, data dikumpulkan pada 2θ yaitu 10° sampai 80°, sudut yang telah ditetapkan di X-ray scan.19 Informasi hasil pola difraksi sinarX meliputi posisi puncak dan intensitas. Posisi puncak mengindikasikan struktur kristal dan identifikasi fase yang ada di bahan tersebut, sedangkan intensitas menunjukkan total hamburan balik dari masing-masing bidang dalam struktur Kristal.19 Pada tahun 1912 fisikawan Max Von Laue menyatakan bahwa sebuah benda padat yang mengkristal, terdiri dari susunan teratur dari atom-atom, yang dapat membentuk sebuah” kisi difraksi” berdimensi tiga alami untuk sinar X.20 Metode difraksi sinar-X yaitu seberkas sinar X yang dikolimasikan, yang panjang gelombangnya terdistribusi secarah kontinu jatuh pada kristal dengan sudut tertentu dan berkas-berkas itu akan berinterferensi konstruktif jika jarak ekstra yang ditempuh berkas 1 lebih besar dari berkas 2 sebesar kelipatan bilangan bulat λ.20 Jarak ekstra ini = 2d sin θ (Gambar 2). Dengan demikian interferensi konstruktif akan terjadi, mengikuti persamaan Bragg yaitu : 2d sin θ = n λ……................................(1) Pada persamaan, d merupakan jarak antar bidang, λ merupakan panjang gelombang sinar-X Cu Kα , θ merupakan sudut hamburan , dan n merupakan orde difraksi. Sinar-X dapat didifraksikan dari bidang-bidang yang berbeda dengan sudut berbeda di dalam kristal. Berdasarkan teori difraksi, sudut difraksi bergantung kepada lebar celah kisi,
6
sehingga mempengaru m uhi pola diifraksi, sedangkan intensitas cahaya c bergaantung dari banyakknya kisi kriistal yang meemiliki orientasi yang y sama. Skema terjaadinya difraksi dappat dilihat paada Gambar 2.
Gambar 2. Skema terjaadinya difrakksi 20 oleh kisi kristal. k Paraameter kisi hidroksiapati h t telah diketahui memiliki m sisteem heksagonnal, yaitu denggan mengguunakan persaamaan: 1 4 ⎛ h 2 + hk + k 2 ⎞ l 2 ⎟⎟ + 2 = ⎜ d 2 3 ⎜⎝ a2 ⎠ c
..........................(2) Dari pengukurann penelitiann yang telah dilakkukan, dikettahui bahwaa parameter kisi kristal hidrooksiapatit addalah a = b=9.423Å Å dan c = 6..875 Å, sedaangkan h, k, l merrupakan inddeks bidang.. Perhitungan ukuran u kristtal dengan persamaan Scherrer yaitu: ………… ……...................…….............(3)
kira-kira 1 cm sampai 5 mikron dengan d perbesaran mulai darri 20X meenjadi sekitar 30.0000 X, resoluusi spasial dari d 50 sampai 1000 nm.21 Prinnsipnya kerjaa dari SEM a adalah pem mercepat eleektron (electron gun) g dalam SEM mem mbawa sejumlah beesar energi kkinetik, enerrgi ini hilang mennghasilkan ppancaran eleektron monokromaatis diantarannya backsca attered electron ( BSE ) , dif iffraction eleectron backscatterred (EBSD) yang digu unakan untuk meneentukan strukktur Kristal, foton ( sinar-X karakteristik k k yang digu unakan untuk analiisis unsur ddan kontinum Xsinar), cahhaya tampaak (cahodlu uminescence - CL), C dan ppanas. Seco ondary electron dan d backsccattered eleectron biasanya digunakan d uuntuk penccitraan sampel, seecondary eelectron berrperan dalam morrfologi dann topografi pada sampel sedaangkan electtron backsca attered berperan dalam d kontraas dalam saampel multifasa. Analisis SEM dian nggap konstruktif, sinar-X yanng dihasilkan n oleh interaksi ellektron tidakk meng-akib batkan hilangnya volume sampel, seh hingga memungkinnkan untukk meng-an nalisis bahan-bahaan yang sam ma berulang kali.21 Prinsip kerj rja SEM ini diperjelas pada Gambar 3. Skema S SEM M. Electron Gun
An node Scanning Geneerator
mbang sinarr-X, β λ adalah panjang gelom adalah harrga lebar settengah makssimum atau FWHM M (full widthh at half maxximum) dari difrakksi skala 2θθ, θ adalah sudut difraksi daan c adalah konstanta variasi v Kristal yaittu 0.94, sertaa adalah paanjang gelombangg yang diguunakan padda alat XRD yaituu 1,54056 nm m.20 2.6
Scanning (SEM M)
Electtron
Microoscope
Karaakterisasi dengan d Scaanning Electron Microscope M (SEM) dilaakukan untuk menngetahui moorfologi eksternal yang (tekstur), dan struktuur kristal membentukk sampel. Bidang B mulaai dari
Chattode Ray Tubee
First Condeensor Lens
Final Condeensor Lens
Video Amplifier A
s Signal Detektor D
Specim men
2 Gambaar 3. Skema kerja SEM.21
Persiapan samppel untuk an nalisis SEM terganntung pada sifat sampeel dan data yang dibutuhkan. d Persiapan akkuisisi sampel yanng akan masuuk ke ruang SEM dan beberappa akomodasi elektrik sampel isolasi. Kebanyakan elektrik saampel isolasi dilaapisi dengaan lapisan tipis,
7
bahan yang digunakan umumnya karbon, emas, atau logam lainnya. Pemilihan material untuk lapisan konduktif tergantung pada data yang akan diperoleh.21 2.7 Spektroskopi Fourier Transform Infrared (FTIR) FTIR merupakan salah satu teknik spektroskopi inframerah yang dapat mengidentifikasi kandungan gugus kompleks dalam senyawa kalsium fosfat, tetapi tidak dapat digunakan untuk menentukan unsur - unsur penyusunnya. Pada spektroskopi inframerah, spektrum inframerah terletak pada daerah dengan panjang gelombang mulai dari 0,75 sampai 1000 μm atau bilangan gelombang dari 1300 sampai 1 cm-1. Dilihat dari segi aplikasi dan instrumentasi, spektrum inframerah dibagi ke dalam tiga jenis radiasi yaitu inframerah dekat (bilangan gelombang 12800–4000 cm-1), inframerah pertengahan (bilangan gelombang 4000–200 cm-1), dan inframerah jauh (bilangan gelombang 200–10 cm-1). FTIR termasuk ke dalam kategori radiasi inframerah pertengahan (bilangan gelombang 4000–200 cm-1).22 Plot antara persentase transmitansi dengan bilangan gelombang akan menghasilkan spektrum inframerah dan setiap tipe ikatan yang berbeda mempunyai frekuensi vibrasi yang berbeda terletak dalam lingkungan yang berbeda, maka tidak ada dua molekul yang strukturnya berbeda akan mempunyai bentuk serapan inframerah atau spektrum infra merah yang tepat sama.22 FTIR memanfaatkan energi vibrasi gugus fungsi penyusun senyawa hidroksiapatit, yaitu gugus PO43-,, gugus CO32-, serta gugus OH-. Gugus PO43mem-punyai empat mode vibrasi yaitu : 1. Vibrasi simetri streching (v1) dengan bilangan gelombang sekitar 956 cm-1 2. Vibrasi simetri bending (v2) dengan bilangan gelombang sekitar 430–460 cm-1 3. Vibrasi asimetri streching (v3) dengan bilangan gelombang sekitar 1040 – 1090 cm-1
4. Vibrasi asimetri bending (v4) dengan bilangan gelombang sekitar 575–610 cm-1 Bentuk pita v3 dan v4 yang tidak simetri merupakan tanda bahwa senyawa hidroksiapatit tidak seluruhnya dalam bentuk amorf. Spektrum hidroksiapatit dapat diteliti yaitu pada v4 yang tersbelah dengan maksimum 562 cm-1 dan 602 cm1. Pita absorpsi v3 mempunyai dua puncak maksimum yaitu pada bilangan gelombang 1090 cm-1 dan 1030 cm-1. Pita absorpsi v1 dapat dilihat pada bilangan gelombang 960 cm-1.22 Pita serapan energi untuk gugus karbonat dapat diamati pada bilangan gelombang di sekitar 1545, 1450, dan 890 cm-1 dan pita absorpsi OH- dapat juga dilihat pada spektrum kalsium fosfat, yaitu sekitar 3576 cm-1 dan 632 cm-1. Kristal apatit tipe B mempunyai daerah bilangan gelombang di sekitar 1465, 1412, dan 873 cm-1. Pita yang nampak di dalam spektra infra merah alkana disebabkan oleh stecthing C-H di daerah 2850-3000 cm-1, scissoring CH2 dan CH3 di daerah 1450-1470 cm-1, rocking C-H pada kurang lebih 1370-1380 cm-1, dan pita rocking pada 720-725 cm-1. Alkena biasanya mengabsorbsi di daerah 30503150 cm-1. Bentuk C=C alkena terjadi di daerah 1645-1670 cm-1. Vibrasi bonding C-H di luar bidang terjadi di antara 6501000 cm-1. Untuk alkena ujung vibrasivibrasi ini jelas sekali dan nampak diantara 890-990 cm-1. Alkuna ujung memperlihatkan pita stretching C-H yang tajam pada 3300-3320 cm-1 dan bentuk bonding C-H yang jelas pada 600-700 cm-1. Streching C≡C pada alkuna ujung nampak pada 2100-2140 cm-1 dengan intensitas sedang. Untuk streching C≡C alkuna dalam berupa pita lemah yang terjadi pada 2200-2260 cm-1. Alkohol dan eter mempunyai ciri absorbsi infra merah karena streching C-O di daerah 1050-1200 cm-1. Dan streching O-H alkohol terjadi di daerah 3200-3600 cm-1. Sedangkan pada t-butil alkohol streching O-H sangat kuat yang berpusat pada 3360 cm-1.22