9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 1.
ASI Ekslusif a. Pengertian ASI ekslusif ASI ekslusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan sampai sekitar usia 6 bulan. Selama itu bayi tidak di harapkan mendapatkan tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk, air teh, madu, air putih. Pada pemberian ASI ekslusif bayi juga tidak diberikan makanan tambahan seperti pisang, biskuit, bubur susu, bubur nasi, tim, dan sebagainya (Sidi, 2011). ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin mineral dan obat (Prasetyono, 2012). b. Manfaat ASI Manfaat pemberian ASI khususnya ASI secara ekslusif bagi bayi, ibu, keluarga, Negara, sangat banyak untuk disebutkan satu-persatu, manfaat terpenting bayi antara lain: 1) Manfaat ASI bagi bayi Banyak manfaat pemberian ASI khususnya ASI ekslusif yang
9
10
dapat dirasakan, berikut manfaat terpenting yang diperoleh bayi, menurut (Danuatmadja, 2009) a) ASI merupakan nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang terbaik b) ASI meningkatkan daya tahan tubuh c) ASI dapat meningkatkan kecerdasan d) Pemberian ASI dapat meningkatkan jalinan kasih sayang atau bonding 2) Manfaat ASI bagi keluarga Manfaat ASI bukan hanya utuk bayi saja, tetapi juga banyak manfaat bagi keluarga diantaranya adalah sebagai berikut, menurut (Prasetyo, 2012) a) Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli susu formula, botol susu, serta kayu bakar serta minyak tanah untuk merebus air, susu, dan peralatannya b) Jika bayi sehat, berarti keluarga mengeluarkan lebih sedikit biaya guna perawatan kesehatan c) Penjaragan kelahiran lantaran efek kontrasepsi MAL dari ASI ekslusif d) Jika bayi sehat, berarti menghemat waktu keluarga e) Menghemat tenaga keluarga karena ASI selalu siap tersedia f) Keluarga tidak perlu repot membawa botol susu, susu formula, air pana, dan lain sebagainya ketika bepergian
11
3) Manfaat ASI untuk ibu Air Susu Ibu mempunyai banyak manfaat yang diperoleh bagi ibu selama menyusui secara ASI ekslusif diantaranya adalah sebagai berikut, menurut (Suradi, 2011) a) Aspek kesehatan ibu Isapan bayi pada payudara akan merangsang bentuknya oksigen oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu involusi uterus dan mencegah terjadinya perdarahan paska persalinan. Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan paska persalinan mengurangi prevalensi anemia defisiensi besi. Kejadian karsinoma mammae pada ibu yang menyusui lebih rendah di banding yang tidak menyusui b) Aspek keluarga berencana Menyusui
secara
murni
(ekslusif)
dapat
menjarangkan
kehamilan. Ditemukan rerata jarak kelahiran ibu menyusui adalah 24 bulan, sedangkan yang tidak menyusui 11 bulan. Hormon yang mempertahankan laktasi bekerja menekan hormon untuk ovulasi, sehingga dapat menunda kembalinya kesuburan. Ibu yang sering hamil kecuali menjadi beban bagi ibu sendiri, juga merupakan resiko tersendiri bagi ibu untuk mendapatkan penyakit seperti anemia, risiko kesakitan dan kematian akibat persalinan
12
c) Aspek psikologis Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi, tetapi jug untuk ibu, ibu akan merasa bangga dan diperlukan, rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia 4) Manfaat ASI bagi Negara Pemberian Air Susu Ibu ekslusif akan menghemat pengeluaran Negara karena hal-hal berikut, menurut (Roesli, 2009) a) Penghematan
devisa
untuk
pembelian
susu
formula,
perlengkapan menyusui, serta biaya menyiapkan susu b) Penghematan untuk biaya sakit terutama sakit muntah-mencret dan sakit saluran napas c) Penghematan obat-obatan dan sarana kesehatan d) Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas untuk membangun Negara e) Langkah
awal
untuk
mengurangi
bahkan
menghindari
kemungkinan terjadinya generasi yang hilang khususnya bagi indonesia c. Jenis-jenis ASI Jenis Air Susu Ibu yang dikeluarkan oleh ibu memiliki 3 stadium, yaitu menurut stadium laktasi adalah air susu kolostrum, air susu transisi dan air susu matur, mengenai stadium laktasi akan dijelaskan dibawah ini (Nugroho, 2011)
13
1) Kolostrum Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali dieksresi oleh kelenjar payudara yang mengandung tissue debris dan radual material yang terdapat dalam alveoli dan duktus dari kelenjar payudara sebelumnya dan setelah masa puerperium. 2) ASI peralihan Merupakan ASI peralihan dari kolostrum menjadi ASI matur, siekresi dari ke 4 – hari ke 10 dari masa laktasi, selama dua minggu, volume air susu bertambah banyak dan berubah warna serta komposisinya, kadar imunoglobin dan protein menurun, sedangkan lemak dan laktosa meningkat 3) ASI matur ASI yang diekresi pada hari ke 10 dan seterusnya, yang dikatakan komposisinya relative konstan, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa minggu ke 3 sampai ke 5 ASI komposisinya baru konstan, tidak menggumpal jika dianaskan. d. Lama dan frekuensi menyusui Bayi aterm dan sehat lebih mengetahui beberapa sering dan seberapa lama ia perlu menyusu dari siapapun juga, lebih dikenal sebagai menyusu sesuai kebutuhan.Merupakan hal yang tidak biasa terjadi pada hari pertama atau berikutnya pada bayi untuk menyusu tidak teratur, dan ada 6-8 jam jeda antara menyusu yang baik, tiaptiap jeda tersebut mungkin agak lama. Hal ini tergolong normal
14
dan
memberikan
ibu
kesempatan
untuk
tidur
jika
ia
membutuhkannya. Ketika volume ASI berambah menyusu cenderung menjadi lebih sering dan lebih sebentar. Bayi tidak biasa disusui kurang dari enam kali dalam 24 jam sejak hari ketiga kelahirannya dan sebagian besar bayi meminta disusui antara enam sampai delapan kali per 24 jam saat mencapai usia seminggu. Bayi yang sering menyusui (10-12 kali dalam 24 jam setelah seminggu pertama kelahiran) mungkin tidak menempel dengan baik. Cara menyusui dan berat badan bayi harus di pantau. (Diane, 2009). a. Makanan dan Gizi ibu selama menyusui Selama menyusui seorang ibu biasanya memproduksi ASI ± 800-850 ml perhari, pada umumnya dalam 100 gram ASI terkandung kalori 60 ml kalori dan protein 1,2 gram. Produksi ASI lancarr jika kebutuhan gizi ibu tercukupi. Oleh karena itu ibu menyusui harus cermat dan menyusun pola makan. Ibu menyusui sebaiknya memperbanyak buah-buahan, protein nabati, protein hewani, kacang-kacangan dan sayuran tertentu seperti daun katuk dapat memperlancar produksi ASI dan minimal 8 hingga 10 gelas setiap hari ibu minum air putih, sebetulnya seorang ibu menyusui tidak perlu berpantang makanan, yang terpenting adalah pola makan yang seimbang (Sutomo, 2006)
15
b. Cara menyusui 1) Berikut beberapa tahap menyusui ASI menurut Simkin & Penny (2007) : a) Susui bayi anda sesegera mungkin setelah dilahirkan sebagian besar bayi dalam keadaan bangun dan lebih berminat untuk menyusu b) Susui bayi baru lahir dalam lingkungan yang tenang dan sepi jika mungkin, supaya anda merasa nyaman dan rileks c) Untuk
yang
menyusui
pertama
kali,
anda
dapat
melakukannya dengan ditemani suami, keluarga dan teman d) Manfaatkan bantuan dari bidan atau tenaga kesehatan yang berpengalaman untuk membantu anda e) Cari posisi yang nyaman dengan punggung tersangga dengan baik 2) Menurut Sidi (2009), cara menyusui adalah sebagai berikut: a) Cuci tangan sebelum dan sesudah menyusui b) Ibu duduk atau berbaring santai c) Massase payudara supaya lemas d) Tekan aerola antara ibu jari dan telunjuk sehingga keluar beberapa tetes ASI. Oleskan ASI tersebut pada putting susu dan aerola sekitarnya sebelum menyusui e) Letakan bayi di pangkuan bila ibu duduk, dan di sebelah ibu bila ibu tiduran
16
f) Ibu harus memegang payudara dengan posisi ibu jari diatas dan keempat jari lainya di bawah bagian payudara g) Sebagian besar aerola payudara harus di dalam mulut bayi h) Setiap payudara harus di susukan sampai kosong, kurang lebih 20-30 menit i) Bila akan melepaskan mulut bayi dari puting susu, masukan jari kelilingking antara mulut bayi dan payudara, atau tekan dagu bayi ke bawah, maka hisapan akan terlepas j) Sesudah selesai menyusui, oleskan ASI pada putting susu dan aerola sekitarnya serta biarkan sampai kering oleh udara k) Gendong bayi di bahu ibu atau di pangkuan tengkurap agar bersendawa kurang lebih 10-15 menit l) Periksa keadaan payudara, mungkin ada perlukaan/ pecahpecah atau berbendung m) Bayi menyusu setiap bayi kali membutuhkan, posisi di ubah-ubah semua sinus laktiferus terus bereperas n) Bila bayi belum kenyang setelah mengkosongkan satu payudara, dapat di berikan payudara yang lainnya. Tetapi penyusuan berikut mulai dari payudara yang belum kosong o) Pakailah bahan penyerap ASI di balik kutang, di luar waktu menyusui
17
c. Perawatan Payudara (breast care) 1)
Pengertian Breast Care post natal Adalah suatu cara yang dilakukan untuk merawat payudara agar air susu keluar dengan lancar (Marmi, 2012).
2)
Mamase payudara untuk memelihara payudara perawatan payudara dilakukan dengan benar dan teratur akan memudahkan si kecil untuk mengkonsumsi ASI. Pemeliharaan ini juga bisa merangsang produksi ASI mengurangi resiko luka saat menyusui. Berikut ini kiat masase payudara yang dapat anda praktikan sejak hari ke 2 usai persainan, sebanyak 2 kali sehari.
3)
Persipan Alat breast care Post Natal a) Handuk 2 buah b) Waslap 2 buah c) Waskom berisi air dingin 1 buah d) Waskom berisi air hangat 1 buah e) Minyak kelapa/baby oil f) Waskom kecil 1 buah berisi kapas/kassa secukupnya g) Baki alat dan penutup
4)
Prosedur Perawatan Breas Care Post natal a) Buka pakaian b) letakan handuk di diatas pangkuan dan tutuplah payudara dengan handuk
18
c) Buka handuk pada daerah payudara d) Kompres puting susu dengan menggunakan kapas minyak selama 3-5 menit e) Bersihkan dan tariklah puing susu yang datar f) Ketuk-ketuk sekeliling putting susu dengan ujung jariujung jari 20-30 kali g) Kedua telapak tangan dibasahi dengan minyak kelapa/baby oil h) Pengurutan dimulai kearah atas, samping, telapak tangan kiri kearah sisi kiri, telapak tangan kanan ke arah sisi kanan 20-30 kali i) Pengurutan diteruskan ke bawah, samping, selanjutnya melintang, telapak tangan mengurut kedepan kemudian dilepas dari kedua payudara j) Telapak tangan kiri menopang payudara kiri, kemudian jari-jari tangan kanan sisi kelingking mengurut payudara kearah putting susu 20-30 kali k) Telapak tangan kanan menopang payudara dan tangan lainya menggenggam dan mengurut payudara dari arah pangkal kearah puting susu 20-30 kali l) Payudara disiram air hangat dan dingin secara bergantian kira-kira 5 menit (air hangat dahulu)
19
m)Keringkan dengan handuk n) Pakailah BH khusus untuk ibu menyusui (BH yang menyangga payudara) 5)
Tahapan perawatan Breast Care post natal a) Gerakan pertama Kedua tangan disimpan dibagian tengah atau antara payudara, gerakan tengah ke arah atas pusat ke samping, ke bawah kemudian payudara diangkat sedikit dilepaskan, lakukan 20-30 kali b) Gerakan kedua Satu tangan menahan payudara dari bawah, tangan yang lain mengurut payudara dengan pinggir tangan dari arah pangkal ke putting susu, dilakukan 20-30 kali dilakukan pada kedua payudara secara bergantian c) Gerakan ketiga Satu tangan menahan payudara dibagian bawah, tangan yang lain mengurut dengan bahu, jari tangan mengepal, lakukan pengurutan dari arah pangkal ke putting susu 20-30 kali dilakukan pada kedua payudara (1)
Kompres dengan air hangat, kemudian dengan air dingin secara bergantian di akiri dengan air hangat 5 menit
(2)
Bersihkan payudara terutama bekas minyak
20
(3)
Pakailah BH yang terbuka bagian depannya
Gambar 2.1 Brast care post natal
d. Pijat Oksitosin Prosedur pijat Oksitosin untuk memperlancar ASI dan mencegah terjadinya infeksi menurut, Sulistyawati (2009) : 1) Alat dan bahan meliputi: kursi, meja, minyak kelapa, dan handuk 2) Langkah-langkah pijat oksitosin adalah sebagai berikut ini : a) Kompres panas untuk mengurangi rasa sakit b) Ibu harus rileks c) Dekatkan bayi kepada ibu agar ibu dapat memandangnya d) Pijat leher dan punggung belakang (sejajar daerah payudara) menggunakan ibu jari dengan tehnik gerakan memutar searah jarum jam kurang lebih selama 3 menit
21
e) Belai dengan lembut kedua payudara menggunakan minyak pelumas f) Lakukan stimulasi pada kedua puting. Caranya, pegang putting dengan dua jari pada arah yang berlawanan, kemudian putar putting dengan lembut searah jarum jam g) Selanjutnya, kompres dengan air hangat dan dingin untuk mengurangi odem Selama 5 menit h) Pakai BH sesuai dengan ukuran dan bentuk payudara, yang dapat menyangga payudara dengan baik i) Bila
terlalu
sakit,
dapat
diberikan
obat
analgesik
parasetamol 500 mg
Gambar 2.2 Pijat Oksitosin e. Faktor ibu tidak menyusui secara ekslusif Alasan ibu untuk tidak menyusui terutama yang secara ekslusif sangat bervariasi. Namun, yang paling dikemukakan sabagai berikut, menurut (Roesli, 2009)
22
1) ASI tak cukup Alasan ini tampaknya merupakan alasan utama para ibu untuk tidak memberikan ASI ekslusif. Walaupun banyak ibu-ibu yang merasa ASI nya kurang, tetapi hanya sedikit sekali (25%) yang secara biologis memang kurang produksi ASI-nya. Selebihnya 95-98% ibu dapat menghasilkan ASI yang cukup untuk bayinya 2) Ibu bekerja dengan cuti hamil tiga bulan Bekerja bukan alasan untuk tidak memberikan ASI ekslusif, karena waktu ibu bekerja, bayi dapat diberi ASI perah yang diperah yang diperah sehari sebelumnya 3) Takut di tinggal suami Dari survey yang dilakukan oleh yayasan Lembaga Konsumen Indonesia
(YLKI)
pada
tahun
1995
terhadap
ibu-ibu
sejabotabek: diperoleh data bahwa alasan pertama berhenti memberikan ASI pada anaknya adalah “takut ditinggal suami”. Ini semua karena mitos yang salah, yaitu ‘menyusui akan mengubah bentuk payudara menjadi jelek”. Sebenarnya mengubah bentuk payudara adalah kehamilan bukan menyusui 4) Tidak diberi ASI tetap berhasil “jadi orang” Dengan diberi susu formula memang bayi dapat tumbuh besar, bahkan mungkin berhasil “jadi orang” namun, kalau bayi ini diberi ASI ekslusif akan lebih berhasil
23
5) Bayi akan tumbuh menjadi anak yang tidak mandiri dan manja Pendapat bahwa bayi akan tumbuh menjadi anak manja karena selal sering didekap dan dibelai, ternyata salah. Anak akan tumbuh menjadi kurang mandiri, manja, dan agresif karena kurang perhatian bukan karena terlalu diperhatikan oleh orangtua 6) Susu formula lebih praktis Pendapat ini tidak benar, karena untuk membuat susu formula diperlukan api atau listrik untuk memasak air, peralatan yag harus steril, dan perlu waktu untuk mendinginkan susu formula yang baru dibuat. Sementara itu, ASI yang siap pakai denga suhu yang tepat setiap saat serta tidak memerlukan api, listrik, dan perlengkapan yang harus steril jauh lebih praktis dari pada susu formula 7) Takut badan tetap gemuk Pendapat ibu menyusui akan sukar menurunkan berat badan adalah
tidak
mempersiapkan
benar.
Pada
timbunan
waktu lemak
hamil, untuk
badan
telah
membuat
ASI.
Didapatkan bukti bahwa menyusui akan membantu ibu-ibu menurunkan berat badan lebih cepat daripada ibu yang tidak menyusui secar ekslusif. Timbunan lemak yang terjadi sewaktu hamil akan digunakan untuk proses menyusui, sedangkan
24
wanita yang tidak menyusui akan lebih sukar untuk menghilangkan timbunan lemak ini. f. Hal –hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan meyusui Menurut Nugroho, (2011), beberapa hal yang perlu diperhatikan agar ibu sehat dan mampu menyusui bayinya : 1) Nutrisi Adapun cakupan yang seimbang kira-kira 40 kkal / kgBB, dengan komposisi protein 20-25% dan karbohidrat 50-60%. Jumlah cairan yang perlu diminum sekitar 2 liter per hari 2) Istirahat Wanita hamil sebaiknya tidur minimal 8 jam sehari. Kegiatan dan gerakan sehari-hari harus memperhatikan perubahan fisik dan mental yang terjadi pada dirinya. Diantara waktu kegitan tersebut diperlukan waktu untuk istirahat guna melemaskan otot-otot 3) Tidak merokok, minum alkohol, kopi, soda Termasuk menjauhi asap rokok dan minuman soda dapat mengurangi kemampuan usus untuk menyerap kalsium dan zat besi 4) Obat-obatan Pemakaian obat-obatan selama menyusui perlu mendapat perhatian, apakah mempunyai efek positif atau negatif terhadap
25
laktasi. Beberapa obat yang dapat mempengaruhi ASI yaitu pil KB yang mengandung esterogen 5) Keluhan lain Adanya keluhan lain, misalnya sakit gigi/mulut, infeksi lainnya, perlu diperhatikan karena dapat menjalar kebagian tubuh lainnya dan mengganggu kehamilan 6) Kebersihan diri dan pakaian yang nyaman Perlu mendapat perhatian untuk menjaga kesehatan. Pilihlah pakaian longgar, ringan, mudah dipakai dan menyerap keringat 7) Mengenal petugas kesehatan Sebaiknya selama 3 bulan terakir kehamilan, seorang ibu telah menentukan seorang dokter yang akan mengawasi persalinan dan pertolongan anaknya kelak. Kerjasama antar tenaga penolong persalinan dan dokter anak juga haru dibina 8) Posisi ibu bayi benar saat menyusui Dapat dicapai bila bayi tampak menyusui dengan tenang, bayi menempel betul pada ibu, mulut bayi membuka lebar, sebagian besar aerola tertutup mulut bayi, bayi menghisap ASI pelanpelan dan kuat, pusting susu ibu tidak terasa sakit dan puting terhadap lengan bayi berada pada satu garis 9) Penilaian cakupan ASI pada bayi Berat badan lahir telah pulih kembali setelah bayi berusia 2 minggu, kenaikan berat badan dan tinggi badan sesuai dengan
26
kurva pertumbuhan normal, bayi mengompol sampai 6 kali atau lebih dalam sehari 10) Diluar waktu menyusui Jangan membisakan bayi menggunakan dot atau kempeng, berikan ASI dengan sendok bila ibu tidak menyusui bayinya 11) Ibu bekerja Selama cuti hendaknya ibu menyusui bayinya terus, jangan juga membiasakan bayi menyusu dengan botol bila cuti telah habis dan ibu harus kembali bekerja g. Teknik memerah ASI dengan tangan menurut, Ambarwati (2010) : 1) Cuci tangan sampai bersih 2) Pegang cangkir bersih untuk menampung ASI 3) Condongkan badan kedepan dan sangga payudara dengan tangan 4) Letakkan ibu jari pada batas atas aerola payudara dan letakan jari telunjuk pada batas aerola payudara bagian bawah sehingga berhadapan 5) Tekan kedua jari ini ke dalam arah dinding dada tanpa menggeser letak kedua jari tadi 6) Pijat daerah diantara kedua jari tadi kearah depan sehingga akan memeras dan mengeluarkan ASI yang berada didalam sinus lactiferous 7) Ulangi gerakan tekan, pijat dan lepas beberapa kali
27
8) Setelah pancaran ASI berkurang, pindahkan posisi ibu jari dan telunjuk tadi dengan cara diputar pada sisi lain dari batas aerola dengan kedua jari selalu berhadapan 9) Lakukan berulang-ulang sehingga ASI akan berperah dari semua bagian payudara 10) Jangan memijat atau menarik putting susu, karena ini tidak akan mengeluarkan ASI dan akan menyebabkan rasa sakit h. Berikut beberapa tahap penyimpanan ASI menurut Muaris (2009) 1) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir 2) Satu minggu sebelum bekerja, setiap hari ibu memerah ASI hingga 1-2 botol, setelah itu ibu melakukan setiap hari setelah mulai bekerja, biasanya ibu memerah sebanyak 3X dalam sehari 3) Masukan ASI kedalam wadah plastik (food grade) khususnya untuk penyimpanan ASI dan ditutup rapat, serta diberi label tanggal perahnya lalu simpan dalam lemari es 4) ASI perah dapat disimpan di freezer, ketahanan ASI perah yang disimpan dalam freezer bisa sampai 3 bulan
28
Tabel 2.1 Petunjuk Penyimpanan ASI ASI a.Setelah diperas
SUHU RUANG 6-8 jam (kuranglebih 28º C)
LEMARI ES 3-5 hari (kurang lebih 4º )
b.Dari frezeer disimpan dilemari es (tidak dihangatkan) c.Di keluarkan dari lemari es (dihangatkan) d.Sisa minum bayi
4 jam atau kurang (minum berikutnya)
24 jam
Langsung diberikan
4 jam atau minum berikutnya buang
Minum berikutnya
FREZEER 2 mg frezzer dengan refrigenerator, 3bulan. (± ˗8º C) Jangan dibekukan ulang
Jangan dibekukan ulang Buang
m. Berikut merupakan beberapa tahapan proses pemberian ASI yang telah disimpan Gunakan ASI perah yang berkode paling lambat, keluarkan bungkusan ASI dari freezer. Untuk mencairkan jangan rebus ASI langsung, namun rendam ASI bersama bungkusnya di dalam air hangat, setelah ASI mencair buka wadahnya dan pindahkan ke gelas, suapkan ASI kepada bayi menggunakan sendok, jangan botol susu karena dapat menyebabkan bayi bingung putting, jika terdapat ASI perah, jangan disimpan lagi, buang saja karena telah tercemar (Priyono, 2010)
29
2. Praktik a. Pengertian Praktik Praktik adalah hal yang dilakukan oleh responden terhadap terkait dengan kesehatan (pencegahatan penyakit), cara peningkatan kesehatankesehatan, cara memperoleh pengobatan yang tepat, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010). Praktik adalah tindakan peserta didik berkaitan dengan pendidikan yang di berikan. Keterampilan adalah aktifitas fisik seseorang yang menggambarkan kemampuan motorik dalam psikomotor. Seseorang dikatakan menguasai kecakapan motorik bukan hanya karena dapat melakukan hal-hal atau gerakan yang telah ditentukan, tetapi juga karena dapat melakukan keseluruhan gerak secara lancar dan tepat waktu (Mubarak, 2011). b. Faktor-faktor yang mempengaruhi praktik seseorang, Ada beberapa sumber diantaranya adalah 1)
Menurut Mubarak 2011, faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang yaitu: a)
Fasilitas Orang yang sudah memiliki sikap positif terhadap manfaat imunisasi harus mendapatkan kemudahan fasilitas imunisasi agar orang tersebut mengimunisasikan anggota keluarganya
b)
Dukungan petugas kesehatan
c)
Dukungan orang tua (ayah dan ibu)
d)
Dukungan lingkungan sekitar
30
2)
Menurut Notoatmodjo (2003) beberapa faktor yang mempengaruhi praktik adalah: a)
Predisposisi (presdiposig factors): pengetahuan, pendidikan, sikap, keyakinan, nilai, ekonomi (pendapatan keluarga), hubungan social,
sosial
budaya sangat
mempengaruhi
perubahan perilaku seseorang. b)
Pendukung (enabling factor ): lingkungan fisik, fasilitas kesehatan.
c)
Penguat (reinforcing factor): petugas kesehatan, tokoh masyarakat.
Setelah seseorang mengalami stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadaan penilaian atau pendapat terhadap apa yang di ketahui, proses selanjutnya di harapkan dapat melaksanakan atau mempraktikan apayang di ketahui dan disikapinya (Notoatmomodjo, 2003). 3. Menurut Notoatmodjo (2012) praktik mempunyai beberapa tingkatan yaitu: a. Persepsi (perception) Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama. b. Respon terpimpin (guided response) Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yan benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat dua.
31
c. Mekanisme (mecanism) Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga. d. Adopsi (adoption) Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah di modifikasikannya tanpa megurangi kebenaran tindakan tersebut. 4. Pengukuran praktik / Tindakan (perilaku terbuka) Mengukur perilaku terbuka, praktek atau tindakan, relative lebih mudah bila di bandingkan dengan mengukur perilaku tertutup (pengetahuan dan sikap). Sebab praktik atau tindakan mudah di amati secara kongkrit dan langsung maupun melalui pihak ketiga. secara garis besar mengukur perilaku terbuka atau praktik dapat dilakukan melalui dua metode, (Notoatmodjo, 2010) yakni: a. Langsung Mengukur
perilaku
terbuka
secara
langsung,berarti peneliti
langsung mengamati atau mengobservasi perilaku subyek yeng meneliti. misalnya: mengukur perilaku ibu dalam memberikan makan kepada anak blitanya, maka peneliti dapat mengamati langsung terhadap ibu-ibu balita dalam memberikan makanan kepada anak balitanya. untuk memudahkan pengamatan, maka hal-hal yang akan di amati tersebut di tuangkan atau di buat lembar tilik (check list), misalnya: jenis makanan
32
yang di berikan, jumlah makanan yang di berikan, jumlah atau porsi, waktu pemberian makanan, komposisi makanan, dan seterusnya. b. Tidak langsung Pegukuran perilaku tidak langsung ini, berarti peneliti tidak secara langsung mengamati perilaku orang yang di teliti (responden). Oleh sebab itu metode pengukuran secara tidak langsung ini dapat di lakukan dengan berbagai cara yakni: 1) Metode mengingat kembali atau “ recall” Metode “recall” ini dilakukan dengan cara responden atau subyek penelitian diminta untuk mengingat kembali(recall) terhadap perilaku atau tindakan beberapa waktu yang lalu. lamanya waktu yang di minta untuk di ingat responden berbedabeda. untuk perilaku makan atau asupan makanan, oleh para ahli gizi telah di tetapkan 24 jam, maka di sebut “24 hours recall” penetapan 24 jam untuk metode pengukuran perilau makan atau memmberian makanan ini di dasarkan penelitian para ahli gizi. bahwa kecenderungan mengingat jumlah dan jenis makanan yang dimakan atau di berikan kepada anak balita atau yang di makan (dikonsumsi) sendiri oleh responden itu adalah “24 jam”. sedangkan untuk perilaku-perilaku yang lain sangat relatif, oleh sebab itu batas waktu mengingat di serahkan kepada para peneliti yang bersangkutan.
33
2) Melalui orang ketiga atau orang lain yang “dekat” dengan subyek atau responden: Pengukuran perilaku terhadap seseorang atau responden yang teliti. misalnya untuk mengamati perilaku keteraturan minum obat seseorang menderita penyakit tertentu dapat melalui anggota keluarga pasien yang paling dekat, misalnya melalui isteri atau suami. Untuk mengamati partisipasi seseorang dalam masyarakat,
dapat
dilakukan
melalui
tokoh
masyarakat
setempat. 3) Melalui “indicator” (hasil perilaku) responden: Pengukuran perilaku ini dilakukan melalui indicator hasil perilaku orang yang diamati. Misalnya peneliti akan mengamati atau mengkur perilaku kebersihan diri atau “personal hygiene” sesorang murid seklah. Maka yang akan di amati adalah hasil dari perilaku kebersihan diri tersebut, antara lain: kebersihan kuku, telinga, kulit, gigi, dan seterusnya.
34
3. BAYI a. Pengertian Bayi Bayi adalah anak dengan rentang usia 0-12 bulan, masa bayi merupakan bulan pertama kehidupan kritis karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah serta organorgan tubuh mulai berfungsi dan pada usia 29 hari sampai 12 bulan, bayi akan mengalami pertumbuhan yang sangat cepat (Perry & Potter, 2005) b. Periode Bayi Masa Post natal dibagi menjadi enam periode. Enam perode pertumbuhan dan perkembangan masa postnatal tersebut, adalah masa neonatus (0-28 hari), masa bayi (28 hari-1 tahun), masa anak (1-2 tahun), masa Pra sekolah (3-5 tahun), masa sekolah (6-12 tahun), dan masa remaja (13-18 tahun), dan akan dijabarkan sebagai berikut menurut Muslihatun (2010) : 1)
Masa Neonatus (0-28 hari) Masa neonatus merupakan masa terjadinya kehidupan baru diluar uterus. Terjadinya proses adaptasi semua sistem organ tubuh, diawali dengan aktifitas pernafasan pertama, penyesuaian denyut jantung janin, pergerakan bayi pengeluara mekonium dan defekasi. Perubahan fungsi organ lain, seperti ginjal, hati, dan system kekebalan tubuh belum sempurna
35
2)
Masa Bayi (28 hari- 1 tahun) Pertumbuhan dan perkembangan pada maa bayi dikelompokan menjadi 3 tahap, yaitu umur 1-4 bulan, umur 4-8 bulan, dan umur 8-12 bulan a)
Usia 1-4 bulan Pada usia 1-4 bulan, pertumbuhan berat badan akan mencapai 700-1000 gram apabila diukung dengan pemenuhan kebutuhan gizi yang baik. Pertumbuhan tinggi badan agak stabil pada usia ini
b) Usia 4-8 bulan Pada usia ini terjadi pertumbuhan berat badan dua kali berat badan lahir. Rata-rata kenaikan berat badannya adalah 500-600 gram/bulan apabila mendapatkan pemenuhan kebutuhan gizi yang baik. Tinggi badan tidak mengalami percepatan pertumbuhan dan naik stabil berdasarkan pertambahan umur c)
Usia 8-12 bulan Pertumbuhan berat badan mencapai tiga kali berat badan sekitar 350-450 gram perbulan pada usia 7-9 bulan dan 250350 gram perbulan pada usia 10-12 bulan, bila mendapatkan pemenuhan kebutuhan gizi yang baik pertumbuhan tinggi lebih 1,5 kali tinggi badan masih stabil dan diperkirakan mencapai 75 cm
36
3)
Masa anak (1-2 tahun) Pada masa ini terjadi beberapa perlambatan dalam pertumbuhan fisik. Kenaikan berat badan 1,5-2,5 kg, panjang badan 6-10 cm, lingkar kepala 2 cm karena adanya perlambatan pertumbuhan otak. Terjadi penambahan delapan gigi susu, termasuk gigi geraham pertama, dan gigi taring, sehingga jumlah gigi seluruhnya pada usia ini adalah 14-16 buah
4) Masa pra sekolah (3-5 tahun) Pertumbuhan berat badan mengalami kenaikan rata-rata 2 kg pertahun. Kelihatan kurus tetapi aktifitas motoriknya tinggi. Sitem tubuh mencapai kematangan, seperti berjalan, melompat dan lailain. Tinggi badan mengalami penambahan rata-raa 6,75-7,5 cm pertahun 5)
Masa Sekolah (6-12 tahun) Pertumbuhan dan perkembangan pada masa ini, terjadi percepatan pada umur 10-12 tahun. Penambahan berat badan ratarata 2,5 kg pertahun, penambahan tingggi badan 5 cm pertahun. Secara umum aktifitas fisik semakin tinggi dan memperkuat kemampuan motoriknya
6) Masa Remaja (13-18 tahun) Proses pertumbuhan dan perkembangan anak usia remaja ditujukan dengan kematangan beberapa fungsi organ, yakni endokrin dan seksual. Tampak sekali remaja menunjukan
37
kedewasaan dalam hidup bermasyarakat, karena beberapa peristiwa dilingkungan sosialnya. Terjadi peristiwa penting dan perlu perhatian yaitu peristiwa puberitas. Terdapat cirri-ciri yang menonjol pada peristiwa puberitas menurut jenis kelamin. Pada anak laki-laki ditandai tumbuhnya rambut pubis, ukuran penis, dan testis membesar. Pada anak perempuan diatandai dengan perubahan ukuran buah dada rambut pubis
38
B. KERANGKA TEORI 1.
2.
Faktor predisposi a.
Pengatahuan
b.
Pendidikan
c.
sikap
d.
keyakinan
Faktor Pendukung a.
Lingungan Fisik
b. Fasilitas Kesehatan
3.
Faktor Penguat a.
Petugas Kesehatan
b.
Tokoh Masyarakat
BAGAN 2.1 Kerangka Teori (Sumber : Notoatmodjo, 2003)
Praktik ibu dalam pemberian Asi ekslusif
39