6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peserta didik di setiap jenjang pendidikan bukan orang – orang yang tidak tahu apa – apa. Mereka itu datang dari berbagai kelompok di lapisan masyarakat dengan pengalaman empirik serta pengetahuan yang berbeda – beda. Keragaman pengalaman peserta didik akan mempengaruhi daya serap terhadap informasi yang diberikan oleh guru. Apabila seorang guru hanya menggunakan sumber bahan ajar secara terbatas maka ada murid yang di untungkan tetapi ada murid yag dirugikan. Kecuali itu, siswa tidak dirangsang untuk melacak secara proaktif informasi baru untuk memperkaya pemahaman dan sikap terhadap bahan ajar. Belajar menurut teori konstruktivisme adalah suatu proses pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh peserta didik sendiri. Maka peserta didik harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir,
menyusun
konsep
dan
memberi
makna
sesuatu
yang
dipelajarinya. Maka para guru, perancang pembelajaran dan pengembang program – program pembelajaran ini berperan untuk menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya belajar. Artinya mereka perlu mengatur lingkungan agar peserta didik termotivasi untuk belajar (Budiningsih, 2005: 58 – 59). Dengan kata lain para guru perancang pembelajaran dan pengembang program – program pembelajaran ini berperan untuk membantu proses pengkonstruksian pengetahuan oleh
7
peserta didik agar berjalan lancar. Dengan demikian para guru ini tidak hanya menstransferkan pengetahuan yang dimilikinya, tetapi membantu peserta didik untuk membentuk pengetahuannya sendiri. 2.7 Keberadaan Kelompok Mata Pelajaran Ilmu Sosial Pada Jurusan IPS di SMA Ilmu sosial (inggris:social science) atau ilmu pengetahuan sosial (inggris:social studies) adalah sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek – aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. Ilmu sosial ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan penggunaan metode ilmiah dalam mempelajari manusia, termasuk metoda kuantitatif dan kualitatif. Istilah ini juga termasuk menggambarkan penelitian dengan cakupan yang luas dalam berbagai lapangan meliputi perilaku dan interaksi manusia pada masa kini dan masa lalu. Berbeda dengan ilmu sosial secara umum, IPS tidak memusatkan diri pada satu topik secara mendalam melainkan memberikan tinjauan yang luas terhadap masyarakat. Ilmu sosial dalam mempelajari aspek-aspek masyarakat secara subjektif, inter-subjektif, dan objektif atau struktural, sebelumnya dianggap kurang ilmiah bila dibanding dengan ilmu alam. Namun sekarang, beberapa bagian dari ilmu sosial telah banyak menggunakan metoda kuantitatif. Demikian pula, pendekatan interdisiplin dan lintasdisiplin dalam penelitian sosial terhadap perilaku manusia serta faktor sosial dan lingkungan yang mempengaruhinya telah membuat banyak
8
peneliti ilmu alam tertarik pada beberapa aspek dalam metodologi ilmu sosial. Penggunaan metoda kuantitatif dan kualitatif telah makin banyak diintegrasikan dalam studi tentang tindakan manusia serta implikasi dan konsekuensinya. Sifatnya yang berupa penyederhanaan dari ilmu-ilmu sosial, di Indonesia IPS dijadikan sebagai mata pelajaran untuk siswa sekolah dasar (SD), dan sekolah menengah tingkat pertama (SMP/SLTP). Sedangkan untuk tingkat di atasnya, sekolah menengah tingkat atas (SMA) dan perguruan tinggi, rumpun ilmu sosial dipelajari sesuai cabang-cabang dalam ilmu tersebut khususnya pada jurusan atau fakultas yang memfokuskan diri dalam mempelajari hal tersebut. Sesuai dengan wikipedia. com, cabang-cabang utama dari ilmu sosial adalah : 1. Antropologi, yang mempelajari manusia pada umumnya, dan khususnya antropologi
budaya,
yang
mempelajari
segi kebudayaan masyarakat. 2. Ekonomi, yang mempelajari produksi dan pembagian kekayaan dalam masyarakat. 3. Geografi, yang mempelajari lokasi dan variasi keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi. 4. Hukum,
yang
dilembagakan.
mempelajari
sistem
aturan
yang
telah
9
5. Linguistik, yang mempelajari aspek kognitif dan sosial dari bahasa. 6. Pendidikan, yang mempelajari masalah yang berkaitan dengan belajar, pembelajaran, serta pembentukan karakter dan moral. 7. Politik, yang mempelajari pemerintahan sekelompok manusia (termasuk negara). 8. Psikologi, yang mempelajari tingkah laku dan proses mental. 9. Sejarah, yang mempelajari masa lalu yang berhubungan dengan umat manusia. 10. Sosiologi, yang mempelajari masyarakat dan hubungan antar manusia di dalamnya. Dalam pelaksanaan pembelajaran di SMA sesuai dengan kurikulum, tidak semua disiplin ilmu itu dijadikan mata pelajaran tersendiri melainkan di batasi pada ekonomi, geografi, sejarah dan sosiologi.
Walaupun
demikian,
mengingat
kehidupan
sosial
kemasyarakatan sudah menyatu sebagai sebuah kenyataan / fenomena sosial, maka dalam pengembangan bahan ajar tiap mata pelajaran perlu diperkaya dengan materi dari cabang – cabang ilmu sosial sepanjang ada kaitannya. Itu berarti guru harus selalu melacak bahan ajar dari berbagai sumber bahan ajar dan disesuaikan dengan dinamika masyarakat itu sendiri.
10
2.8 Peran Guru Kelompok Mata Pelajaran Ilmu Sosial Dalam Meramu Bahan Ajar Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang bersumber dari kehidupan sosial masyarakat yang diseleksi dengan menggunakan konsep-konsep
ilmu
sosial
yang
digunakan
untuk
kepentingan
pembelajaran. Oleh karena itu, segala gejala, masalah, dan peristiwa tentang kehidupan manusia di masyarakat, dapat dijadikan sumber dan materi IPS. Kejadian – kejadian tadi baik yang langsung kita jumpai dimasyarakat maupun yang diberitakan di radio, surat kabar, TV, dan yang ditulis pada buku – buku pelajaran, dapat dijadikan bahan untuk dipelajari. Dengan demikian, sumber dan materi IPS ini dapat dikatakan tidak terbatas. Salah satu masalah penting yang sering dihadapi guru dalam kegiatan
pembelajaran
adalah
memilih
atau
menentukan
materi
pembelajaran atau bahan ajar yang tepat dalam rangka membantu siswa memenuhi kompetensi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam kurikulum atau tuntutan KTSP, silabi di susun sendiri oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran dan itupun terbatas pada materi pokok saja. Menjadi tugas guru mata pelajaran untuk menjabarkan materi pokok tersebut sehingga menjadi bahan ajar yang lengkap. Selain itu, bagaimana cara memanfaatkan bahan ajar juga merupakan masalah. Pemanfaatan dimaksud adalah bagaimana cara mengajarkannya ditinjau dari pihak guru, dan cara mempelajarinya ditinjau dari pihak murid.
11
Berkenaan dengan pemilihan bahan ajar ini, secara umum masalah dimaksud meliputi cara penentuan jenis materi, kedalaman, ruang lingkup, urutan penyajian, perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran, dan sebagainya. Masalah lain yang berkenaan dengan bahan ajar adalah memilih sumber di mana bahan ajar itu didapatkan. Mengingat bahwa masyarakat itu sangat majemuk dan sangat dinamis maka keragaman sumber bahan ajar menjadi keharusan, mulai dari yang memuat catatan peristiwa lama seperti pada sejarah sampai pada prediksi kecenderungan sosial ke depan seperti pada ekonomi dan sebagainya. Padahal banyak sumber bahan ajar selain buku yang dapat digunakan. Bukupun tidak harus satu macam dan tidak harus sering berganti seperti terjadi selama ini. Berbagai buku dapat dipilih sebagai sumber bahan ajar. Termasuk masalah yang sering dihadapi guru berkenaan dengan bahan ajar adalah guru memberikan bahan ajar atau materi pembelajaran terlalu luas atau terlalu sedikit, terlalu mendalam atau terlalu dangkal, urutan penyajian yang tidak tepat, dan jenis materi bahan ajar yang tidak sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai oleh siswa. Berkenaan dengan buku sumber sering terjadi setiap ganti semester atau ganti tahun ganti buku. Sumber bahan ajar merupakan tempat di mana bahan ajar dapat diperoleh. Dalam mencari sumber bahan ajar, siswa dapat dilibatkan untuk mencarinya. Misalnya, siswa ditugasi untuk mencari koran, majalah, hasil penelitian, dsb. Hal ini sesuai dengan prinsip pembelajaran siswa aktif
12
(CBSA). Berbagai sumber dapat kita gunakan untuk mendapatkan materi pembelajaran dari setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar. Berbagai sumber-sumber dimaksud menurut Nana Sanjaya (2001: 86) antara lain : 1. Buku Teks Buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit dapat dipilih untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Buku teks yang digunakan sebagai sumber bahan ajar untuk suatu jenis mata pelajaran tidak harus hanya satu jenis, apa lagi hanya berasal dari satu pengarang atau penerbit. Gunakan sebanyak mungkin buku teks agar dapat diperoleh wawasan yang luas. Buku-buku atau terbitan tersebut hanya merupakan bahan rujukan. Artinya,tidaklah tepat jika hanya menggantungkan pada buku teks sebagai satusatunya sumber bahan ajar. Tidak tepat pula tindakan mengganti buku pelajaran pada setiap pergantian semester atau pergantian tahun. Buku-buku pelajaran atau buku teks yang ada perlu dipelajari untuk dipilih dan digunakan sebagai sumber yang relevan dengan materi yang telah dipilih untuk diajarkan. Mengajar bukanlah menyelesaikan satu buku, tetapi membantu siswa mencapai kompetensi. Karena itu, hendaknya guru menggunakan banyak sumber materi. Bagi guru, sumber utama untuk mendapatkan materi pembelajaran adalah buku teks dan buku penunjang yang lain.
13
Kelemahan dari buku teks itu adalah bahwa data dan informasi tidak aktual lagi, sebab informasi yang ada di dalam buku itu tidak mengikuti perubahan masyarakat. Misalnya saja buku teks yang terbit tahun 2011 di mungkinkan data – data yang ada di dalam buku tersebut adalah data – data tahun sebelumnya. Kelebihan buku teks adalah pesan atau informasi dapat dipelajari oleh siswa sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kecepatan masingmasing ; dapat dipelajari kapan dan dimana saja karena mudah dibawa. 2. Laporan Hasil Penelitian Laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para peneliti sangat berguna untuk mendapatkan sumber bahan ajar yang aktual atau mutakhir. Laporan penelitian ini mempunyai data – data yang relevan dengan perubahan sosial masyarakat yang dinamis. 3. Jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah) Penerbitan berkala yang berisikan hasil penelitian atau hasil pemikiran sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Jurnal-jurnal tersebut berisikan berbagai hasil penelitian dan pendapat dari para ahli di bidangnya masing-masing yang telah dikaji kebenarannya. Pemakaian jurnal sebagai sumber bahan ajar memang sangat mutakhir karena informasi yang ada mengikuti perubahan sosial
14
masyarakat yang dinamis. Data – data yang adapun juga relevan dengan perkembangan yang ada. Tetapi data – data tersebut harus di uji atau di kritisi kembali. 4. Pakar bidang studi Pakar atau ahli bidang studi digunakan sebagai sumber bahan ajar. Pakar tadi dapat dijadikan konsultan mengenai kebenaran materi bahan ajar, ruang lingkup, kedalaman, urutan dan sebagainya. Pakar ini sangat mahir dengan teori – teori yang ada. Mereka dapat memakai teori sesuai dengan keadaan yang ada. 5. Profesional (sumber nara) Kalangan professional adalah orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu. Kalangan perbankan misalnya tentu ahli di bidang ekonomi dan keuangan. Sehubungan dengan itu bahan ajar yang berkenaan dengan ekonomi dan keuangan dapat ditanyakan pada orang-orang yang bekerja di perbankan. Mereka ini ahli dalam praktek. 6. Buku kurikulum Buku kurikulm penting untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Karena berdasar kurikulum itulah standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi bahan dapat ditemukan. Hanya saja materi yang tercantum dalam kurikulum hanya berisikan pokok-pokok materi. Gurulah yang harus menjabarkan materi pokok menjadi bahan ajar yang terperinci. Data –data yang ada buku kurikulum kurang
15
relevan dengan keadaan sosial masyarakat yang dinamis karena data – data yang ada biasanya merupakan data – data tahun sebelumnya. 7. Penerbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan Penerbitan berkala seperti koran banyak berisikan informasi yang berkenaan dengan bahan ajar suatu mata pelajaran. Penyajian dalam koran-koran atau mingguan menggunakan bahasa popular yang mudah dipahami. Karena itu baik sekali apabila penerbitan tersebut digunakan sebagai sumber bahan ajar. Data – data atau informasi yang adapun juga relevan dengan sosial masyarakat yang dinamis. Karena data di dapat kemari atau hari ini langsung bisa dipublikasikan kepada masyarakat. Sehingga data – data yang ada merupakan data yang benar – benar baru. 8. Internet Bahan ajar dapat diperoleh melalui jaringan internet. Internet dengan jaringan kerjanya (network) merupakan sumber untuk mendapatkan segala macam bahan ajar. Bahan ajar tersebut bisa dicetak atau dicopy.Di internet dapat diperoleh segala macam bahan ajar. Pemafaatan internet dalam pembelajaran ilmu sosial pada jurusan IPS mengkondisikan siswa untuk dapat belajar sendiri. Para siswa dapat mengakses secara on line dari berbagai perpustakaan, museum, database, dan mendapatkan sumber primer tentang berbagai peristiwa sejarah, biografi, rekaman, laporan, data statistik,atau kutipan yang berkaitan dengan ilmu sosial.
16
Mereka menganalisis informasi yang relevan dengan pembelajaran Ilmu sosial dan melakukan pencarian yang sesuai dengan kehidupan nyatanya (real life). Siswa dan guru tidak perlu hadir secara fisik di kelas (classroom meeting),karena siswa dapat mempelajari bahan ajar dan mengerjakan tugas-tugas pembelajaran serta ujian dengan cara mengakses jaringan komputer yang telah ditetapkan secara online. Siswa juga dapat belajar bekerja sama (collaborative) satu sama lain. Mereka dapat saling berkirim e-mail (electronic mail) untuk mendiskusikan bahan ajar IPS Manfaat internet dalam dunia pendidikan tidak diragukan lagi dengan tersedianya informasi dalam berbagai bidang dalam jumlah yang melimpah. Kekayaan akan informasi yang sekarang tersedia di internet harus benar-benar dimanfaatkan oleh para penentu kebijakan dalam pendidikan, kepala sekolah, guru dan staf administrasi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia Dalam kaitannya dengan kelebihan internet bagi guru, internet sangat potensial untuk mendukung pengembangan profesional guru karena internet menawarkan beberapa kesempatan untuk diraih, yakni (a) meningkatkan pengetahuan; (b) berbagi sumber diantara rekan sejawat; (c) bekerjasama dengan guru-guru dari luar negeri; (d) kesempatan untuk menerbitkan/mengumumkan gagasan yang dimiliki secara online; (e) mengatur komunikasi secara teratur; dan
17
(f) berpatisipasi dalam forum dengan rekan sejawat baik lokal maupun internasional. Dalam kaitannya dengan sumber bahan mengajar, guru dapat (a) mengakses rencana belajar mengajar & metodologi baru, (b) memperoleh bahan baku & bahan jadi yang cocok untuk segala bidang pelajaran. 9. Media audio visual (TV, Video, VCD, kaset audio). Berbagai jenis media audio visual berisikan pula bahan ajar untuk berbagai jenis mata pelajaran. Kita dapat mempelajari gunung berapi, kehidupan di laut, di hutan belantara melalui siaran televisi. Media elektronik, khususnya radio dan TV bukan lagi barang baru bagi para siswa. Hampir setiap saat mereka dapat mendengar siaran radio dan menonton tayangan TV. Pada umumnya berita di radio berisi
tentang
kejadian-kejadian
dibidang
ekonomi,
politik,
pendidikan dan sosial budaya di lingkungan setempat, lingkungan nasional dan dunia. Sedangkan siaran di TV berisi berita yang menyangkut hal yang sama yang dilengkapi dengan gambar bergerak. Acara TV juga terdapat juga siaran hiburan. TV memiliki keunggulan
dibandingkan
dengan
radio.
TV
tidak
hanya
menyiarkan audio (suara) yang dimiliki oleh radio melainkan juga rekaman video atau gambar bergerak. Oleh karena itu media TV lebih menarik dibandingkan dengan radio. Namun demikian, tidak semua siaran TV dapat dijadikan sebagai bahan pelajaran. Banyak
18
acara TV yang tidak sesuai dengan tingkat usia siswa. Demikian juga acara tayangan iklan berbagai produk sering mendorong para siswa untuk mengkonsumsi barang yang ditawarkan sehingga hal itu dapat mengajak mereka ke arah pola hidup boros atau konsumtif. Oleh karena itu dalam pembelajaran diperlukan pelatihan tentang cara menyeleksi siaran TV, waktu menonton dan sikap kritis terhadap tayangan TV agar siaran tersebut benar-benar menjadi sumber belajar bagi para siswa yang sedang belajar IPS. 10. Lingkungan ( alam, sosial, senibudaya, teknik, industri, ekonomi) Berbagai lingkungan seperti lingkungan alam, lingkungan sosial, lingkungan seni budaya, teknik, industri, dan lingkungan ekonomi dapat digunakan sebagai sumber bahan ajar. Mempelajari abrasi atau penggerusan pantai, jenis pasir, gelombang pasang misalnya kita dapat menggunakan lingkungan alam berupa pantai sebagai sumber sebagai contoh yang berkaitan dengan lingkungan sosial, Di Desa Leles, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, sejak sepuluh tahun lalu sebagian warga telah membuka usaha baru untuk memenuhi
kebutuhan
hidupnya.
Kebanyakan
dari
mereka
memproduksi aneka macam dodol. Ada yang memproduksi dodol dari kacang hijau atau dari buah-buahan dan lain sebagainya. Hasil produksi mereka tidak hanya dikonsumsi oleh masyarakat sekitar, tetapi juga didistribusikan ke masyarakat luas di sekitar Kabupaten Garut. Oleh karena itu,
mereka terus berusaha meningkatkan
19
kualitas dan kuantitas hasil produksi. Salah satu cara meningkatkan kualitas dan kuantitas tersebut, selain memilih bahan baku yang berkualitas mereka juga harus menentukan lay out mesin-mesin dan tata ruang yang benar. Hal tersebut kemudian diangkat dalam pembelajaran di kelas untuk mata pelajaran IPS, yang dikemas dengan tema Home Industry. Model pembelajaran ini mengarah pada
pembelajaran
kontekstual,
yaitu
mengaitkan
materi
pembelajaran dengan situasi dunia nyata, sehingga siswa dapat menggali informasi secara langsung dari sumber dan media pembelajaran yang ada di lingkungan sekitarnya. Tujuan dari pembelajaran ini adalah agar siswa dapat memahami tentang kegiatan home industry. Selain itu, siswa dapat melakukan pemetaan tata ruang yang benar untuk kegiatan home industry. Lain dari pada itu, kehidupan sosial kemasyarakatan tidak terkotak – kotak menurut disiplin ilmu. Sehingga ramuan bahan ajar harus mencakup kehidupan itu sendiri. 2.9 Prinsip – Prinsip Pemilihan Bahan Ajar Dalam mengembangkan bahan ajar tentu perlu memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran. Gafur (1994) menjelaskan bahwa beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran diantaranya meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan.
20
1. Prinsip relevansi, artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian SK dan KD. Cara termudah ialah dengan mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Misalnya, apakah kompetensi dasar yang diharapkan dikuasai siswa berupa mengingat nama suatu objek, waktu dan lokasi suatu peristiwa seperti nama-nama ibu kota propinsi atau nama-nama tokoh pahlawan? Jika ”ya” maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta atau bahan hafalan. Atau apakah berupa
kemampuan
menyatakan
suatu
pengertian/definisi,
mengidentifikasi ciri-ciri/karakteristik sesuatu, membandingkan dan mengklasifikasi beberapa contoh objek seperti mendefinisikan apa itu gunung, apa ciri-ciri yang dimiliki gunung, apa bedanya gunung dengan pegunungan?Jika “ya” berarti materi yang harus diberikan berupa konsep. Dengan memperhatikan prinsip dasar ini, guru akan mengetahui apakah materi yang hendak diajarkan tersebut materi fakta, konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap atau aspek psikomotorik sehingga pada gilirannya guru terhindar dari kesalahan pemilihan jenis materi yang tidak relevan dengan pencapaian SK dan KD. 2. Prinsip konsistensi, artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Misalnya, siswa
21
diminta
menyebutkan
masing-masing
empat
contoh
alat
transportasi yang ada di daratan, perairan dan udara. Dengan memperhatikan prinsip ini, guru akan mengetahui seberapa banyak rincian materi yang harus diajarkan serta melakukan kriteria pengukuran dan penilaian dari kemampuan siswa. 3. Prinsip kecukupan, artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai SK dan KD. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya 2.10
Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP)
SMA/MA/SMALB/Paket C Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 23 Tahun 2006, menyebutkan standar kompetensi lulusan satuan pendidikan (SKL-SP) SMA/MA/SMALB/Paket C adalah sebagai berikut : 1. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja. 2. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya.
22
3. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan dan pekerjaannya. 4. Berpartisipasi dalam penegakan aturan – aturan sosial. 5. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global. 6. Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif. 7. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan. 8. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri. 9. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatka hasil terbaik. 10. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks. 11. Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial. 12. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab. 13. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 14. Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya. 15. Mengapresiasi karya seni dan budaya.
23
16. Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok. 17. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan lingkungan. 18. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun. 19. Memahami hak dan kewajiban diri da orang lain dalam pergaula di masyarakat. 20. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain. 21. Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan estetis. 22. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis dan berbicara dalam bahasa indonesia dan Inggris. 23. Menguasai
pengetahuan
yang
diperlukan
untuk
mengikuti
pendidikan tinggi. 2.11
Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP)
untuk masing – masing satuan pendidikan khususnya mata pelajaran ilmu Pengetahuan dan tehkhnologi Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 23 Tahun 2006, menyebutkan standar kompetensi kelompok mata pelajaran (SK-KMP) untuk masing – masing satuan pendidikan khususnya mata pelajaran ilmu Pengetahuan dan tehkhnologi adalah sebagai berikut :
24
1. Membangun dan menerapkan informasi, pengetahuan, dan tekhnologi secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif. 2. Menunjukkan kemampuan berfikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif secara mandiri. 3. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri. 4. Menunjukkan sikap kompetitif, sportif, dan etos kerja untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam bidang iptek. 5. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memcahkan masalah kompleks. 6. Menunjukkan kemampuan menganalisis fenomena alam dan sosial sesuai dengan kekhasan daerah masing – masing. 7. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab. 8. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun melalui berbagai cara termasuk pemanfaatan tekhnologi informasi. 9. Menunjukkan kegemaran mwmbaca dan menulis. 10. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis dan berbicara dalam bahasa Indonesia dan Inggris. 11. Menguasai
pengetahuan
pendidikan tinggi,
yang
diperlukan
untuk
mengikuti
25
2.12
Tinjaun IPS SMA dan MA dalam Kaitannya dengan
KTSP Menurut Akbar dan Hadi Wijaya (2010) dalam bukunya mengemukakan bahwa ruang lingkup mata pelajaran ilmu sosial pada jurusan IPS adalah : 1) Sosiologi SMA/MA a. Latar Belakang Masalah Sosiologi ditinjau dari sifatnya digolongkan sebagai ilmu pengetahuan murni (pure science) bukan ilmu pengethauan terapan (applied science). Sosiologi dimaksudkan untuk memberikan
kompetensi
kepada
peserta
didik
dalam
memahami konsep – konsep sosiologi seperti sosialisasi, kelompok sosial, struktur sosial, lembaga sosial, perubahan sosial, dan konflik sampai pada terciptanya integrasi sosial. Pembelajaraan
sosiologi
dimaksudkan
untuk
mengembangkan kemampuan pemahaman fenomena kehidupan sehari – hari. Materi pelajaran mencakup konsep – konsep dasar, pendekatan, metode, dan tekhnik analisis dalam pengkajian berbagai fenomena dan permasalahan yang ditemui dalam kehidupan nyata di masyarakat. Mata pelajaran sosiologi sebagai bagian integral dari IPS, sedangkan pada tingkat pendidikan menengah diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri.
26
b. Tujuan. Mata pelajaran sosiologi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : •
Memahami konsep – konsep sosiologi seperti sosialisasi, kelompok sosial, struktur sosial, lembaga sosial, perubahan sosial, dan konflik sampai pada terciptanya integrasi sosial;
•
Memahami berbagai peran sosial dalam kehidupan bermasyarakat;
•
Menumbuhkan sikap, kesadaran dan kepedulian sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
c. Ruang Lingkup. Ruang lingkup mata pelajaran sosiologi meliputi aspek – aspek sebagai berikut : •
Struktur Sosial.
•
Proses Sosial.
•
Perubahan Sosial.
•
Tipe – tipe Lembaga Sosial.
2) Ekonomi SMA/MA. Ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasai, dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan –
27
pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan/atau distribusi. Luasnya ilmu ekonomi dan terbatasnya waktu yang tersedia membuat standar kompetensi dan kompetensi dasar ini dibatasi dan difokuskan pada fenomena empirik ekonomi yang ada disekitar peserta didik dapat merekam peristiwa ekonomi yang terjadi disekitar lingkungannya dan mengambil manfaat untuk kehidupan yang lebih baik. Akuntansi difokuskan pada perilaku akuntansi jasa dan dagang. Peserta didik dituntut memahami transaksi keuangan perusahaan jasa dan dagang serta mencatatnya dalam suatu sistem akuntansi untuk disusun dalam laporan keuangan. Pemahaman pencatatan ini berguna untuk memahami manajemen keuangan perusahaan jasa dan dagang. a. Tujuan. Mata pelajaran Ekonomi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : •
Memahami
sejumlah
konsep
ekonomi
untuk
mengakaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan
sehari
–
hari,
terutama
yang
terjadi
dilingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara; •
Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi;
28
•
Membentuk sikap bijak, rasional, dan bertanggung jawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen dan akuntansi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan negara;
•
Membuat keputusan yang bertanggung jawab mengenai nilai – nilai sosial ekonomi dalam masyarakat yang majemuk,
baik
dalam
skala
nasional
maupun
internasional. b. Ruang Lingkup. Mata pelajaran ekonomi mencakup perilaku ekonomi dan ksesejahteraan yang berkaitan dengan masalah ekonomi yang terjadi di lingkungan kehidupan terdekat hingga lingkungan terjauh, meliputi aspek – aspek sebagai berikut : •
Perekonomian,
•
Ketergantungan,
•
Spesialisasi dan pembagian kerja,
•
Perkoperasian, dan
•
Kewirausahaan,
•
Akuntansi dan manajemen.
3) Sejarah SMA/MA. Sejarah
merupakan cabang ilmu pengetahuan yang
menelaah tentang asal usul dan perkembangan serta peranan
29
masyarakat di masa lampau berdasarkan metode dan metodologi tertentu. a. Tujuan Mata pelajaran Sejarah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : •
Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini dan masa depan,
•
Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi keilmuan,
•
Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa indonesia di masa lampau,
•
Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang,
•
Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang dapat diimpelemantasikan dalam berbagai
bidang
internasional.
kehidupan
baik
nasional
maupun
30
b. Ruang Lingkup. Mata pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas meliputi aspek – aspek sebagai berikut : •
Prinsip dasar ilmu sejarah;
•
Peradaban awal masyarakat dunia dan Indonesia;
•
Perkembangan negara – negara tradisional di Indonesia;
•
Indonesia pada masa penjajahan;
•
Pergerakan kebangsaan; dan
•
Proklamasi
dan
perkembangan
negara
kebangsaan
Indonesia. 4) Geografi SMA/MA. Mata pelajaran geografi membangun dan mengembangkan pemahaman peserta didik tentang variasi dan organisasi spasial masyarakat, tempat dan lingkungan pada muka bumi. Peserta didik didorong untuk memahami aspek dan proses fisik yang membentuk pola muka bumi, karakteristik dan persebaran spasial ekologis di permukaan bumi. Selain itu peserta didik di motivasi secara aktif dan kreatif untuk menalaah bahwa kebudayaan dan pengalaman mempengaruhi persepsi manusia tentang tempat dan wilayah. Pengetahuan, keterampilan, dan nilai – nilai yang diperoleh dalam mata pelajaran geografi diharapkan dapat membangun kemampuan peserta didik untuk bersikap, bertindak cerdas, arif,
31
dan bertanggung jawab dalam menghadapi masalah sosial, ekonomi, dan ekologis. a. Tujuan. Mata pelajaran geografi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : •
Memahami pola spasial, lingkungan dan kewilayahan serta proses yang berkaitan.
•
Menguasai keterampilan dasar dalam memperoleh data dan informasi, mengkomunikasikan dan menerapkan pengetahuan geografi.
•
Menampilkan perilaku peduli terhadap lingkungan hidup dan memanfaatkan sumber daya alam secara arif serta memiliki
toleransi
terhadap
keragaman
budaya
masyarakat. b. Ruang Lingkup. Ruang lingkup Geografi meliputi aspek –aspek sebagai berikut : •
Konsep dasar, pendekatan, dan prinsip dasar geografi.
•
Konsep dan karakteristik dasar serta dinamika unsur – unsur geosfer mencakup litosfer, pedosfer, atmosfer, hidrosfer, biosfer, dan antroposfer serta pola persebaran spasialnya.
32
•
Jenis, karakteristik, potensi, persebaran spasial, Sumber Daya Alam (SDA) dan pemanfaatannya.
•
Karakteristik, unsur – unsur, kondisi (kualitas) dan variasi spasial lingkungan hidup, pemanfaatan dan pelestariannya.
•
Kajian wilayah negara – negara maju dan sedang berkembang.
•
Konsep
wilayah
dan
perwilayahan,
kriteria
dan
pemetaannya serta fungsi dan manfaatnya dalam analisis geografi. •
Pengetahuan dan keterampilan dasar tentag seluk beluk dan pemanfaatan peta, sistem informasi geografis (SIG) dan citra pengindraan jauh.