Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1. Laporan Keuangan Stakeholder dalam melakukan investasi ataupun dalam membuat keputusan membutuhkan informasi yang lengkap mengenai kondisi suatu perusahaan. Informasi tersebut disusun dan disajikan oleh perusahaan dalam bentuk neraca, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan modal dan laporan arus kas serta catatan atas laporan keuangan. Informasi tersebut sangat diperlukan oleh perusahaan-perusahaan yang telah terdaftar di bursa efek dalam persiapannya untuk melakukan penawaran umum karena salah satu syarat perusahaan yang go public adalah harus menyerahkan laporan keuangannya selama dua tahun terakhir yang sudah diperiksa oleh akuntan publik. Oleh karena itu diperlukan kemampuan untuk menyusun laporang keuangan yang baik dan benar apabila suatu perusahaan ingin go public. Kemampuan perusahaan-perusahaan dalam memberikan informasi keuangan yang akurat dan tepat waktu memiliki dampak terhadap stakeholder bisnis itu sendiri. Penyusunan laporan keuangan yang baik memerlukan pengetahuan dan ketrampilan akuntansi yang baik. Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat
21 Universitas Sumatera Utara
digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan dalam suatu perusahaan mempunyai arti yang sangat penting terutama bagi pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia ( 2010:2), Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahaan harga. Menurut PSAK no.1 (2009), laporan keuangan adalah suau penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Menurut
Harahap
(2007:19),
laporan
keuangan
dalam
suatu
perusahaan sebenarnya merupakan output dari proses atau siklus akuntansi dalam suatu kesatuan akuntansi usaha, dimana, proses akuntansi meliputi kegiatan-kegiatan : 1. Mengumpulkan bukti-bukti transaksi 2. Mencatat transaksi dalam jurnal 3. Memposting dalam buku besar dan membuat kertas kerja 4. Menyusun laporan keuanga
22 Universitas Sumatera Utara
Menurut Weygandt, Kieso, dan Kimmel (2011), akuntansi adalah sebuah sistem informasi yang dapat mengindentifikasiakan, mencatat, dan mengkomunikasikan transaksi-transaksi ekonomi dari suatu organisasi kepada pihak-pihak yang berkenptingan Menurut IAI (2007:4) laporan keuangan
merupakan bagian dari
proses pelaporan keuangan , yang meliputi laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Menurut Munawir (2010:5), pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas. Neraca menunjukkan dan menggambarkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada
tanggal
tertentu,
Sedangkan
perhitungan
(laporan)
laba-rugi
memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta beban yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan ekuitas perusahaan.Menurut Subramanyam dan Wild (2012:18) laporan keuangan perusahaan juga menginformasikan empat aktivitas utama perusahaan
yaitu perencanaan, pendanaan, investasi dan operasi.
Dari
definisi diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir dari akuntansi yang didalamnya terdiri dari laporan neraca yang mengambarkan jumlah aset beserta kewajiban dan ekuitas , laporan laba rugi yang memperlihatkan pendapatan yang dihasilkan oleh perusahan beserta 23 Universitas Sumatera Utara
beban-beban yang terjadi, laporan perubahan posisi keuangan dan laporan lain yang mengambarkan kondisi keuangan dari suatu perusahaan serta menginformasikan
empat
aktivitas
utama
perusahaan
yaitu
perencanaan,pendanaan, investasi dan operasi dalam jangka waktu tertentu. 2.1.2. Tujuan laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan output atau hasil akhir dari sebuah proses
akuntansi.
Penyajian
laporan
keuangan
dimaksudkan
untuk
memberikan informasi kuantitatif mengenai kondisi keuangan perusahaan pada periode waktu tertentu. Dalam mengambil keputusan ataupun membuat suatu kebijakan pihak manajemen internal maupun eksternal menggunakan laporan keuangan sebagai dasar mereka untuk membuat keputusan . secara umum tujuan laporan keuangan adalah : •
Untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, hasil usaha, aliran keluar masuknya kas, serta perubahan posisi keuangan
•
Untuk memberikna informasi yang dapat digunakan sebagai alat estimasi prospek dan potensi perusahaan dalam menghasilkan laba atau keuntungan
•
Untung mengungkapkan sejauh mungkin informasi yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan bagi pemakai laporan keuangan, misalnya kebijakan akutansi yang digunakan perusahaan dalam penyajian laporan keuangan
24 Universitas Sumatera Utara
Menurut IAI (2007 : 3) , Tujuan akuntansi dan laporan keuangan adalah sebagai berikut : a. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan b. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva neto suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba c. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba d. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi e. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan Menurut Financial Accounting standard Board (FASB) tahun 2009, untuk tujuan bisnis, laporan keuangan memiliki tujuan : a. Untuk menyediakan informasi keuangan yang berfungsi untuk membuat keputusan investasi dan kredit b. Untuk menyediakan informasi keuangan yang dapat dimengerti dan dapat digunakan untuk menilai arus kas di masa yang akan datang c. Untuk menyedakan informasi keuangan yang berhubungan dengan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dan perubahan yang terjadi di dalamnya menurut A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) dalam Harahap (2000 : 6), merumuskan empat tujuan laporan keuangan sebagai berikut : • •
Membuat keputusan yang menyangkut penggunaan kekayaan yang terbatas dan untuk menetapkan tujuan Mengarahkan dan mengontrol secara efektif sumber daya manusia dan faktor produksi lainnya 25 Universitas Sumatera Utara
• •
Memelihara dan melaporkan pengamanan terhadap kekayaan Membantu fungsi dan pengawasan sosial Dalam SAK No. 1 dituliskan bahwa ltujuan laporan keuangan adalah
Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahaan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan, sedangkan menurut APB Statement no.4 tujuan laporan keuangan digolongkan sebagai berikut : a. Tujuan Khusus Tujuanya untuk menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan GAAP b. Tujuan Umum Tujuan umum dari laporan keuangan adalah memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi, dan kewajiban perusahaan: memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba; menaksir informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba, mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan. c. Tujuan Kualitatif Tujuan kualitatif menurut APB Statement No.4 adalah sebagai berikut : •
Relevance
26 Universitas Sumatera Utara
Memilih informasi yang benar-benar dapat membantu pemakai laporan dalam proses pengambilan keputusan •
Understandability Informasi yang dipilih untuk disajikan bukan saja yang penting tetapi juga harus informasi yang dimengerti para pemakainya
•
Verifiability Hasil akuntasi itu harus dapat diperiksa oleh pihak lain yang akan menghasilkan pendapat yang sama
•
Neutrality Laporan
akuntansi
itu
netral
terhadap
pihak-pihak
yang
berkepentingan •
Timeliness Laporan akuntasi hanya bermanfaat untuk pengambilan keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat
•
Comparability Informasi akuntasi harus dapat saling dibandingkan, artinya akuntansi harus memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu perusahaan maupun perusahaan lain
•
Completeness informasi akuntasi yang dilaporkan harus mencakup semua kebutuhan yang layak dari para pemakai
27 Universitas Sumatera Utara
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002;4) tujuan dari laporan keuangan adalah sebagai berikut: a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam hal pengambilan keputusan ekonomi b. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebahagian besar pemakai. Namun demikian laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam
pengambilan
keputusan
ekonomi
karena
secara
umum
menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian dimasa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non-keuangan c. Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen atau
pertanggung
jawaban
manajemen
atas
sumber
daya
yang
dipercayakan kepadanya Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggung jawaban manajemen, berbuat demikian agar mereka dapat membaut keputusan ekonomi. Keputusan ini mungkin mencakup misalnya keputusan untuk menahan atua menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen
28 Universitas Sumatera Utara
2.1.3. Manfaat laporan keuangan Sebagaimana telah dikemukakan diatas, bahwa laporan keuangan merupakan
hasil akhir dari proses akuntansi yang didalamnya berisi
informasi kualitatif tentang kondisi keuangan perusahan. Dikarenakan laporan keuangan berisi informasi ini, maka pihak-pihak eksternal maupun pihakpihak internal perusahan sering menggunakan laporan keuangan sebagai dasar bagi
mereka
untuk
mengambil
keputusan.
Beberapa
pihak
yang
berkepentingan atau memanfaatkan laporan keuangan antara lain adalah sebagai berikut : •
Pihak Manajemen Bagi pihak manajemen, laporan keuangan merupakan saran untuk mengevaluasi kinerja perusahaan. Dalam hal ini , dapat dikatakan bahwa manajer adalah orang yang sangat berperan dalam mengevaluasi kinerja perusahaan. selain itu melalui laporan keuangan maka manajer juga dapat menetapkan rencana , target serta anggaran untuk periode yang akan datang, pengambilan keputusan, dan untuk mengendalikan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Selain sebagai alat untuk mengambil keputusan laporan keuangan juga menjadi dasar yang digunakan oleh manajer untuk melakukan analisis keuangan untuk melihat
29 Universitas Sumatera Utara
bagaimana kinerja keuangan perusahaan selama periode waktu tertentu. •
Pemegang saham atau pemilik perusahaan Bagi pemegang saham, laporan keuangan merupakan alat untuk mengetahui kinerja perusahaan. Dengan mengetahui kinerja dari suatu perusahaan maka para pemegang saham dapat yakin dengan kemampuan manajemen dalam mengelola perusahan dan sekaligus menilai kemampuan manajemen serta dapat menjadi acuan untuk mengambil keputusan investasi-investasi dimasa yang akan datang. Tentunya pemegang saham berharap agar laporan keuangan menunjukan hasil yang positif sehingga dapat memperoleh keuntungan yang sepadan dengan nilai yang telah mereka invetasikan dan sekaligus menilai apakah aman untuk berinvestasi di suatu perusahaan
•
Kreditor Bagi pihak kreditor , laporan keuangan mempunyai arti penting untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban-kewajibannya beserta bunga. Dalam memberikan kredit, kreditor
juga
perlu
melakukan
analisis
dan
mempelajari
kemampuan keuangan perusahaan pemohon kredit diperiode yang lalu, saat ini dan prediksi periode yang akan datang. Kreditor tidak
30 Universitas Sumatera Utara
boleh secara mudah memberikan kredit pinjaman kepada perusahan pemohon tanpa melakukan analisis terlebih dahulu. Bagi kreditor NPL (non-performing Loan) adalah yang tidak baik oleh karena itu mereka harus berhati-hati dalam memberikan kredit. Itulah mengapa kreditor harus melihat kinerja keuangan suatu perusahaan dan untuk melakukan itu mereka memerlukan laporan keuangan sebagai
dasar
untuk
mengambil
keputusan
apakah
akan
memberikan kredit atau menolak untuk memberikan kredit. •
Calon investor Bagi para calon investor, laporan keuangan dapat digunakan untuk mencari informasi yang berhubungan dengan tujuan mereka yaitu mencari keuntungan dari dana yang akan mereka tanamkan dalam rangka investasi, apabila perusahan dapat memberikan harapan yang
menarik,
maka
kemungkinan
besar
investor
akan
menanamkan modalnya. Selain itu melalui laporan keuangan para calon investor juga dapat melihat apakah suatu perusahaan memiliki prospek yang bagus dan dapat bertahan untuk jangka waktu yang lama •
Pemerintah Bagi pihak pemerintah, laporan keuangan penting dalam rangka untuk pendapatan negara dalam hal pajak. Pajak perusahaan dinilai
31 Universitas Sumatera Utara
berdasarkan jumlah laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan dalam laporan keuanganya. Melalui laporan keuangan maka perusahaan dapat mengetahui besarnya pajak yang harus disetorkan oleh perusahaan ke kas negara. Selain itu bagi perusahaanperusahaan yang ingin go public, laporan keuangan harus diajukan kepada BAPEPAM (badan pengawas pasar modal) untuk mendapatkan persetujuan •
Karyawan & serikat pekerja Bagi karyawan, laporan keuangan yang bernilai positif akan menjamin penghasilan yang memadai, jaminan kesehatan dan jaminan kesehatan yang baik. untuk itu karyawan akan semakin termotivasi untuk memberikan kontribusi yang tinggi kepada perusahaan. Sedangkan untuk pihak serikat pekerja, melalui laporan keuangan mereka dapat menuntut hak-hak para pekerja apabila perusahaan mendapatkan keuntungan sehingga hal ini akan semakin membuat karyawan untuk memberikan kontribusi yang lebih baik lagi.
2.1.4 karakteristik laporan keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:5-8), laporan keuangan yang berguna bagi pemakai informasi bahwa harus terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu :
32 Universitas Sumatera Utara
1. Dapat dipahami Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai.untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntasi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu. 2. Relevan Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegasan atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu. Peran informasi dalam peramalan (predictive) dan penegasan (confirmatory) berkaitan satu sama lain. misalnya informasi struktur dan besarnya aset yang dimiliki bermanfaat bagi pemakai ketika mereka berusaha meramalkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan peluang dan bereaksi terhadap situasi yang merugikan. Informasi yang sama juga berperan dalam memberikan penegasan (Confirmatoru role) terhadap prediksi yang lalu, misalnya tentang bagaimana struktur keuangan perusahaan diharapkan tersusun atau tentang hasil dari operasi yang direncanakan. Informasi posisi keuangan dan kinerja di masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan atau hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai, seperti pembayaran dividen dan upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo. Untuk memiliki nilai prediktif informasi tidak perlu harus dalam bentuk ramalan eksplisit. Namun demikian, kemampuan laporan keuangan untuk membuat prediksi dapat ditingkatkan dengan penampilan informasi tentang transaksi dan peristiwa masa lalu. Misalnya nilai prediktif laporan laba-rugi dapat ditingkatkan kalau akun-akun penghasilan atau badan yang tidak biasa, abnormal dan jarang terjadi diungkapkan secara terpisah. 33 Universitas Sumatera Utara
3. Keandalan Informasi juga hars andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, material, dan dapat diandalkan pemakaiannya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Informasi mungkin relevan tetapi jika hakekat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaaan infromasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Misalnya jika tindakan hukum masih dipersengkatakan, mungkin tidak tepat bagi perusahaan untuk mengakui jumlah seluruh tuntutan tersebut dalam neraca meskipun mungkin tepat untuk mengungkapkan jumlah serta keadaan dari tuntutan tersebut. 4. Dapat dibandingkan Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antara perisode untuk mengidentifikasikan kecenderungan posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antara perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan, transaksi, dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan bersangkutan, antar periode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda. 2.1.5. keterbatasan laporan keuangan Menurut Munawir (2010:9), keterbatasan laporan keuangan antara lain: 1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report ( laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan buka merupakan laporan yang final
34 Universitas Sumatera Utara
2. Laporan keuangan menunjukan angka dalam rupiah yang kelihatanya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah 3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu dimana daya beli uang tersebut menurun, dibanding dengan tahuntahun
sebelumnya,
sehingga
knaikan
volume
penjualan
yang
dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukan atau mencerminkan unit yang dijual semakin besar, mungkin kenaikan tersebut disebabkan naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin juga diikuti kenaikan harga-harga 4. Laporan keuangan tidak mencerminkan berbagai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dalam satuan uang 2.1.6 Komponen laporan keuangan Laporan keuangan terdiri dari beberapa komponen seperti neraca , laporan laba rugi , laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan. Berikut akan dijelaskan lebih lanjut mengenai komponen-komponen yang telah disebutkan diatas. •
Neraca
35 Universitas Sumatera Utara
Neraca atau laporan posisi keuangan (balance sheet atau statement of financial position) adalah bagian dari laporan keuangan suatu entitas yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan entitas pada akhir periode tersebut. Neraca terdiri dari tiga unsur, yaitu aset, liabilitas, dan ekuitas (Wikipedia). Aset / aktiva Aset adalah harta yang dimiliki perusahaan atau nilai dari sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan. Aset sendiri terbagi kedalam beberapa beberapa kategori antara lain seperti :
aset
lancar
yaitu
aset
yang
manfaatnya
ekonominya diharapkan akan diperoleh dalam waktu satu atau kurang seperti kas , setara kas , piutang , persediaan, investasi jangka pendek , beban dibayar dimuka)
aset tetap yaitu aset yang memiliki substansi (wujud) fisik dan digunakan untuk operasi normal perusahaan ( bukan untuk dijual) dan memberikan manfaat ekonomi lebihd ari satu tahun. seperti bangunan, kendaraan bermotor, furnitur, peralatan, mesin produksi dll) 36 Universitas Sumatera Utara
aset tidak berwujud yaitu aset yang tidak memiliki substansi fisik dan biasanya dalam bentuk hak istimewa yang memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan biasanya lebih dari satu tahun seperti hak paten , goodwill dan royalti.
aset lain-lain yaitu aktiva yang tidak dimasukan ke dalam salah satu dari pembagian aset diatas seperti biaya pra-operasi, pabrik yang sedang dibangun dll.
Liabilitas / Kewajiban adalah utang yang harus dilunasi atau pelayanan yang harus dilakukan pada masa datang pada pihak lain. Liabilitas dapat diklasifikasikan lagi menjadi 2 yaitu :
Liabilitas lancar atau hutang jangka pendek Yaitu kewajiban yang jatuh temponya atau pelunasannya dalam krun waktu kurang dari satu tahun. Yang termasuk kedalam htang lancar adalah hutang dagang, hutang wesel, hutang pajajak, hutang biaya ( biaya yang masih harus dibayar).
Liabilitas jangka panjang 37 Universitas Sumatera Utara
Adalah kewajiban yang akan dilunasi dalam jangka waktu lebihd ari satu tahun. Yang termasuk dalam liabilitas jangka panjang adalah hutang obligasi, pinjaman jangka panjang dll. Ekuitas Ekuitas / modal adalah hak pemilik atas aktiva perusahaan yang merupakan kekayaan bersih ( jumlah aktiva dikurangi kewajiban). Ekuitas terdiri dari setoran pemilik dan sisa laba yang ditahan ( retained earnings) •
Laporan laba rugi komprehensif Menurut Munawir (2010:26) laporan laba-rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, beban, laba-rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Prinsip-prinsip yang umumnya diterapkan adalah sebagai berikut : 1. Bagian yang pertama menunjukan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan ( penjualan barang dagangan atau memberikan service) diikuti dengan harga pokok dari barang yang dijual sehingga diperoleh laba kotor. 2. Bagian kedua menunjukan beban-beban operasional yang terdiri dari beban penjualan dan beban umum/administrasi
38 Universitas Sumatera Utara
3. Bagian ketiga menunjukan hasil-hasil yang diperoleh di luar operasi pokok perusahaan, yang diikuti dengan beban-beban yang terjadi di luar usaha pokok perusahaan 4. Bagian keempat menunjukan laba atau rugi yang insidentil ( Extraordinary) sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan Tujuan pokok laporan laba rugi komphrehensif adalah melaporkan kemampuan riil perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Laporan laba rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Menurut IAI (2009), laporan laba rugi komprehensif minimal mencakup pos-pos berikut dalam satu periode : a. Pendapatan b. Biaya keuangan c. Bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint venture yang dicatat dengan metode ekuitas d. Beban pajak e. Suatu jumlah tunggal yang mencakup total dari laba rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan dan keuntungan setelah pajak diakui dengan pengukuran nilai wajar dikurangi biaya untuk
39 Universitas Sumatera Utara
menjual atau dari pelepasan aset dalam rangka operasi yang dihentikan f. Laba rugi g. Total laba rugi komprhensif Laporan laba rugi pada umumnya terdiri dari 2 bentuk yaitu a. Bentuk single step Bentuk
laporan
keuangan
ini
menggabungkan
semua
penghasilan menjadi satu kelompok dan semua biaya menjadi satu kelompok sehingga untuk menghitung laba rugi bersih hanya memerlukan satu langkah saja b. Bentuk multiple step Komponen-komponen perhitungan laba rugi disajikan secara lebih terperinci sesuai dengan prinsip penyusunan laba rugi sehingga memberikan informasi yang lebih lengkap untuk kepentingan analisis laporan keuangan •
Laporan perubahan ekuitas Laporan perubahan ekuitas menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih dari kekayaan selama periode yang bersangkutan. Perusahaan harus menyajikan laporan perubahaan ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan. Menurut IAI 2009, :
40 Universitas Sumatera Utara
a. Total laba atau rugi bersih selama suatu peride yang menunjukan
secara
terpisah
total
jumlah
yang
dapat
diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepada kepentingan pengendali b. Untuk
setiap
komponen
ekuitas,
pengaruh
penerapan
retrospektif atau penyajian kembali secara retrospektif yang diakui oleh PSAK 25 c. Untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal dan akhir periode, secara terpisah mengungkapkan masing-masing perubahan yang timbul dari Laba rugi Masing-masing pendapatan komprehensif lain, dan Transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, yang menunjukan secara terpisah kontribusi dari pemilik dan distribusi kepada pemilik dan perubahan hak kepemilikan pada entitas anak yang tidak menyebabkan hilangnya pengendalian •
Laporan arus kas Laporan arus kas adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntasi yang
41 Universitas Sumatera Utara
menunjukan aliran masuk dan keluar uang (kas) perusahaan. Laporan arus kas terdiri dari tiga bagian yaitu: a. Aktivitas operasi, berupa penerimaan / pengeluaran uang yang didapat dari jual/beli barang atau jasa, juga pembayaran kas untuk pemasok, karyawan, dll. b. Aktivitas investasi, berupa penerimaan / pengeluaran uang dari komponen yang dianggap sebagai unsur investas. Unsur yang dianggap investasi biasanya kegiatan keuangan lain guna mendapatkan imbal balik baik langsung atau tidak langsung. Kegiatan investasi misalnya pembelian tanah, pembangunan pabrik, atau juga penyertaan modal di perusahaan lain c. Aktivitas pendanaa, berupa penerimaan / pengeluaran uang dari komponen yang dianggap sebagai pendanaan ( financing) Manfaat laporan arus kas antara lain adalah : a. Sebagai indikator jumlah arus kas di masa yang akan datang, serta berguna untuk menilai kecermatan atas taksiran arus kas yang telah dibuat sebelumnya b. Laporan arus kas juga menjadi alat pertanggungjawaban arus kas masuk dan arus kas keluar selama periode pelaporan c. Laporan arus kas memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam mengevaluasi perubahan kekayaan
42 Universitas Sumatera Utara
bersih / ekuitas dana suatu entitas pelaporan dan struktur keuangan pemerintah ( termasuk likuiditas dan solvabilitas) •
Catatan atas laporan keuangan Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan atas apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan pendapatan komprehensif, laporan laba rugi terpisah ( apabila disajikan). Laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan atau rincian dari pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dan informasi mengenai pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan (IAI, 2009) : a. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu yang digunakan dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting b. Mengungkapkan informasi yang disyaratkan dalam Standar Akuntansi Keuangan yang tidak disajikan dibagian manapun dalam laporan keuangan c. Memberikan informasi yang tidak disajikan dibagian manapun dalam laporan keuangan keuangan, tetapi informasi tersebut relevan untuk memahami laporan keuangan.
43 Universitas Sumatera Utara
2.1.7 Analisis laporan keuangan Menurut Munawir (2010:35), analisis laporan keuangan adalah analisis laporan keuangan yang terdiri dari penelaahan atau mempelajari daripada hubungan dan tendensi atau kecenderungan untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkuat. Menurut Harahap (2009:190), analisis lapoaran keuangan berarti menguraikan akun-akun laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara yang satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebihd alam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat, Sedangkan menurut Sundjaja dan Barlian ( 2001:37), analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarkan merupakan perhitungan rasio-rasio untuk menilai
keadaan
keuangan
perusahaan
disama
lalu, saat
ini, dan
kemungkinannya di masa depan. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan merupakan proses menelaah informasi-informasi keuangan untuk memahami posisi serta kondisi keuangan, hasil operasi dan perkembangan suatu perusahaan dengan cara mempelajari hubungan antara data-data keuangan dalam suatu laporan keuangan, dengan kata lain analisis laporan keuangan dapat menjadi dasar dalam pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. 44 Universitas Sumatera Utara
Analisis laporan keuangan dapat digunakan untuk mengambil keputusan-keputusan manajemen, seperti : •
Melanjutkan atau tidak melanjutkan operasional suatu usaha atau bagian dari suatu usaha
•
Melakukan pembuatan atau pembelian bahan baku dalam proses produksi
•
Melakukan pembelian atau menyewa mesin-mesin produksi
•
Melakukan penerbutan saham atau melakukan negosiasi untuk memperoleh pinjaman bank guna meningkatkan modal kerja perseroan
•
Berbagai keputusan lainnya yang memungkinkan manajemen melakukan pilihan yang tepat terhadap berbaga alternatif yang ada dalam mengelola perusahaan
Dari sudut lain tujuan analisis laporan keuangan menurut Bernstein (1983) adalah sebagai berikut : 1. Screening Analisis dilakukan dengan melihat secara analitis laporan keuangan dengan tujuan untuk memilih kemungkinan investasi atau merger 2. Forecasting Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan dimasa yang akan datang
45 Universitas Sumatera Utara
3. Diagnosis Analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalahmasalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi , keuangan atau masalah lain 4. Evaluation Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajeme, operasional, efisiensi dan lain-lain. 5. Understanding Dengan melakukan analisis laporan keuangan, informasi mentah yang dibaca dari laporan keuangan akan menjadi lebih luas dan lebih dalam Ada beberapa jenis analisa yang dapat digunakan dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan, (Supardi dan Mastuti, 2003 :78) yaitu : 1. Analisis Internal Analisis internal merupakan analisis yang dilakukan oleh pihak manajemen untuk mengukur efisiensi usaha dan menjelaskan perubahan yang terjadi dalam kondisi keuangan perusahaan. Selain menghasilkan laporan yang baisa diumumkan pada pihak diluar perusahaan, analisa ini juga
menghasilkan
laporan
yang
tidak
untuk
diumumkan
atau
dipublikasikan tetapi hanya dipakai untuk maksud-maksud internal saja. 2. Analisa eksternal Analisa eksternal merupakan analisa yang dilakukan oleh pihak-pihak diluar manajemen perusahaan misalnya bank, calon pemegang saham, dan 46 Universitas Sumatera Utara
calon kreditur lain yang mana dalam melakukan analisa mereka tidak bisa memperoleh data secara terperinci, hanya informasi yang sifatnya diterbitkan untuk umum. Analisa ini juga ditujukan untuk menilai kinerja perusahaan sebelum pihak eksternal melakukan kerjasama finansial dengan perusahaan tersebut 3. Analisis horizontal ( analisis dinamis) Analisis horizontal merupakan analisa perkembangan data keuangan dan data operasi perusahaan dari tahun ke tahun atua dengan kata lain mengadakan pembandingan laporan keuangan untuk beberapa periode waktu tertentu dengan menetapkan salah satu periode sebagai periode dasar pembanding. Dari analisa ini akan dapat terlihat perkembangan maupun penurunan operasional perusahaan 4. Analisis vertikal ( Analisis statis) Analisis vertikal merupakan analisis laporan keuangan yang terbata pada satu periode akuntansi saja, sehingga hanya membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut untuk mengetahui keadaan keuangan atau hasil usaha pada periode itu saja
2.1.8 manfaat analisis laporan keuangan Menurut Harahap (2009:195), kegunaan analisis laporan keuangan ini dapat dikemukakan sebagai berikut:
47 Universitas Sumatera Utara
1. Dapat memberika informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dair laporan keuangan biasa. 2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan (implicit) 3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan. 4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisiten dalam hubunganya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan. 5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan modelmodel dan teori-teori yang terdapat dilapangan seperti untuk prediksi peningkatan. 6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan kata lain yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga antara lain : •
Dapat menilai prestasi perusahaan
•
Dapat memproyeksi laporan perusahaan
•
Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekaran dari aspek waktu tertentu : Posisi keuangan
48 Universitas Sumatera Utara
Hasil usaha perusahaan Likuiditas Solvabilitas Aktivitas Rentabilitas atau profitabilitas Indikator pasar modal • Menilai perkembangan dari waktu ke waktu • Menilai komposisi struktur keuangan arus dana 7. Dapat menentukan peringkat perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis 2.1.9 Tujuan analisis laporan keuangan Menurut kasmir (2011:68), tujuan dari analisis laporan keuangan adalah : •
Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu peridoe tertentu, baik aset, kewajiban, ekuitas, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode
•
Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan
•
Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki
49 Universitas Sumatera Utara
•
Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini
•
Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen kedepan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal
•
Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai Menurut munawir (2010 :31), tujuan analisis laporan keuangan
merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih, dan dianalisa lebih lanjut sehingga akan dapat dipeoleh data yang akan dapat mendukung keputusan yang akan diambil. 2.1.10 Alat-alat analisis laporan keuangan Menurut Subramanyam dan wild ( 2012 : 34), terdapat 5 (lima) alat penting untuk melakukan analisis keuangan : 1. Analisis laporan keuangan komparatif Analisis ini dilakukan dengan cara menelaah neraca, laporan laba rugi, atau laporan arus yang berurutan dari satu peridoe ke periode berikutnya. Analisis ini meliputi penelaahan perubahan saldo tiap=tiap akun dari thaun
50 Universitas Sumatera Utara
ke tahun atau selama beberapa tahun. Informasi terpenting yang didapat dari analisis laporan keuangan komparatif adalah kecenderungan atau tren. Perbandingan laporan selama beberapa peridoe dapat menunjukan arah, kecepatan, dan jangakuan jarak sebuah tren. Analisis komparatif juga membandingkan tren-tren pos-pos yang berkaitan.analisis komparatif juga sering disebut analisis horizontal karena saat kita menelaah laporan komparatif kita menganalisis saldo akun dengan anlisis dari kiri ke kanan ( atau kanan ke kiri). Terdapat dua teknik analisis komparatif yang populer, yaitu : •
Analisis perubahan tahun ke tahun Perbandingan laporan keuangan selama periode yang relatif pendek ( 2-3 tahun) biasanya dilakukan dengan analisis perubahan tahun ke tahun dalam tiap-tiap pos. Analisis perubahan tahun ke tahun untuk jangka pendek ini dapat ditangani dan dipahami. Analisis ini
memiliki keunggulan penyajian perubahan dalam
angka absolut maupun persentase. •
Analisis tren angka indeks Analisis tren angka indeks dilakukan dengan pemilihan tahun dasar untuk seluruh pos, yang biasanya diberi angka indeks 100. Karena tahun dasar menjadi rujukan untuk semua perbandingan, pilihan terbaik adalah tahun dengan keadaan bisnis normal. Untuk analisis
51 Universitas Sumatera Utara
tren angka indeks, kita tidak perlu menganalisis setiap pos dalam laporan keuangan, karena kita ingin befokus pada pos yang signifikan. Kita juga harus berhati-hati dalam menggunakan perbandingan tren angka indeks dimana perubahan mungkin disebabkan oleh faktor ekonomi atau industri. Terlebih lagi, interpretasi persentase perubahan, termasuk yang menggunakan serial tren angka indeks, harus dilakukand engan hati-hati terhadap potensi penerapan prinsip akuntansi yang tidak konsisten sepanjang waktu. 2. Analisis laporan keuangan Common-size Analisis Common-size sering juga disebut analisis vertikal karena evaluasi pos dari atas ke bawah ( atau bawah ke atas) dalam laporan common size. Analisis laporan keuangan common size berguna dalam memahami pembentuk internal laporan keuangan. Sebagai contoh, dalam analisis neraca, analisis common size menekankan pada dua faktor : •
Sumber
pendanaan
yang
termasuk
didalamnya
distribusi
pendanaan antara kewajiban lancar , kewajiban tidak lancar, dan ekuitas •
Komposisi aset termasuk jumlah untuk masing-masing aset lancar dan tidak lancar
52 Universitas Sumatera Utara
Perbandingan waktu atas laporan keuangan common-size perusahaan bermanfaat untuk mengungkapkan perubahaan proporsional pos dalam kelompok aset, kewajiban, beban dan kategori lainnya. Laporan commonsize terutama berguna untuk perbandingan antar perusahaan karena laporan keuangan perusahaan yang berbeda dibuat dalam format common-size. 3. Analisis rasio keuangan Analisis rasio keuangan merupakan salah satu analisis keuangan yang paling populer dan banyak digunakan. Menurut Harahap (2009:297), rasio keuangan merupakan angka yang diperolah dari hasil perbandingan dari satu akun laporan keuangan dengan akun lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Menurut Simamora (2002:357), analisis rasio merupakan cara penting untuk menyatakan hubunganhubungan yang bermakna diantara komponen-komponen dari laporanlaporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan. Menurut Riyanto (2010: 329), dalam mengadakan analisis rasio keuangan pada dasarnya
dapat melakukannya dengan 2 maca cara
pembandingan, yaitu :
53 Universitas Sumatera Utara
•
Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu-waktu yang lalu atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang dari perusahaan yang sama. Dengan cara pembanding ini akan dapat diketahui perubahan dari angka rasio tersebut maka dapatlah diambil kesimpulan mengenai tendensi atau kecenderungan keadaan keuangan serta hasil operasi perusahaan yang bersangkutan.
•
Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan dengan rasiorasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis untuk waktu yang sama. Dengan cara ini akan dapat diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan dalam aspek keuangan tertentu berada di atas rata-rata industri, berada pada rata-rata atau terletak dibawah ratarata industri.
Menurut Fahmi (2011:133), untuk dapat menginterpretasikan hasil perhitungan rasio, maka diperlukan adanya pembanding. Pada pokoknya ada dua cara yang dapat dilakukan dalam membandingkan rasio keuangan perusahaan yaitu: •
Cross sectional approach, merupakan suatu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainya yang sejenis pada saat bersamaan
54 Universitas Sumatera Utara
•
Time
series
analysis,
merupakan
suatu
cara
dengan
membandingkan rasio-rasio keuangan perusahaan dari suatu periode ke periode lainnya. Pembanding antara rasio yang dicapai saat ini dengan rasio-rasio pada masa lalu akan memperhatikan apakah perusahaan mengalmai kemajuan atau kemunduran. Menurut Riyanto (2010 :330), apabila dilihat dari sumber darimana rasio ni dibuat, maka dapat digolongkan dalam 3 golongan yaitu : •
Rasio neraca (Balance sheet ratios), yang digolongkan dalam kategori adalah semua data yang diambil dari atau bersumber dari neraca, misalnya : current ratio, acid test ratio,dll
•
Rasio laporan laba-rugi (income statement ratios), yang tergolong dalam kategori ini adalahsemau data yang diambil dari laba-rugi, misalnya Gross profit margin, net operating margin, dll
•
Rasio antar laporan (Interstatement ratios), yang tergolong dalam kategori ini adalah semua data yang diambil dari neraca dan laporan
laba
rugi,
misalnya
inventory
turnover,
account
receiveable turnover,dll Menurut Riyanto (2010:331), umumnya rasio dapat dikelompokan dalam 4 tipe dasar yaitu :
55 Universitas Sumatera Utara
•
Rasio likuditas, adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya. Yang termasuk dalam rasio likuiditas antara lain adalah : Rasio lancar ( Current Ratio) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang jangka pendeknya dennga menggunakan aktiva lancar Rasio Lancar = Aktiva lancar / kewajiban lancar Rasio cepat (Quick ratio) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mememhui hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya yang likuid, yaitu aktiva lancar diluar persediaan. Rasio cepat = (aktiva lancar – persediaan) / kewajiban lancar Rasio modal kerja terhadap total aktiva ( working capital to total assets ratio) menunjukan potensi cadangan kas yang ada akibat selisih yang terjadi antar aktiva lancar dengan hutan lancar Rasio modal kerja terhadap total aktiva = (akitva lancarkewajiban lancar) / total aktiva
56 Universitas Sumatera Utara
•
Rasio aktivitas, adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber dananya. Yang termasuk kedalam rasio aktivitas antara lain adalah : Rasio periode pengumpulan piutang digunakan untuk mengetahui berapa waktu yang dieprlukan untuk mengubah piutang menjadi uang tunai Rasio periode pengumpulan piutang = ( piutang x 360 hari) / penjualan kredit Rasio
tingkat
perputaran
piutang
digunakan
untuk
mengukur berapa kali tingkat perputaran piutang dalam satu tahunnya Rasio tingkat perputaran piutang = penjualan kredit / piutang Rasio tingkat perputaran persediaan menunjukan tingkat efektifitas
manajemen
persediaan,
yaitu
menunjukan
lamanya dana tertanam dalam persediaan Rasio tingkat perputaran persediaan = harga pokok penjualan / rata-rata persediaan Rasio tingkat perputaran aktiva tetap menunjukan sejauh mana efektifitas perusahaan menggunakan aktiva tetapnya.
57 Universitas Sumatera Utara
Semakin tinggi rasio berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetapnya Rasio tingkat perputaran aktiva tetap = penjualan / aktiva tetap •
Rasio Leverage, rasio yang mengukur seberapa jauh perusahaan menggunakan utang untuk menjalani kegiataan operasinya. Yang termasuk dalam rasio leverage antara lain adalah : Rasio
hutang
(
debt
ratio)
mengukur
sejauhmana
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya Rasio hutang = total hutang / total aktiva Rasio kewajiban terhadap modal ( debt to equity ratio) menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua total kewajibannya dengan menggunakan modal sendiri Rasio kewajiban terhadap modal = total hutang / total modal sendiri Time
interest
earned
ratio
mengukur
kemampuan
perusahaan untuk membayar hutang dengan laba sebelum bunga dan pajak yang tersedia untuk menutup beban bunga
58 Universitas Sumatera Utara
Time interest earned ratio = laba operasi / beban bunga per tahun Rasio kewajiban lancar terhadap total aktiva mengukur berapa besar total aktiva perusahaan yang dibiayai dengan kewajiban lancar Rasio kewajiban lancar terhadap total aktiva = hutang lancar / total aktiva Rasio kewajiban tidak lancar terhadap total aktiva mengukur berapa besar total aktiva perusahaan yang dibiayai dengan kewajiban tidak lancar Rasio kewajiban tidak lancar terhadap total aktiva = hutang tidak lancar / total aktiva •
Rasio rentabilitas/ profitabilitas, adalah rasio yang mengukur hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan. Yang termasuk dalam rasio rentabilitas adalah : Margin laba kotor mencerminkan mark-up terhadap harga pokok
penjualan
selain
mencerminkan
kemampuan
manajemen untuk meminimalisasi harga pokok penjualan dalam hubungannya dengan penjualan yang dilakukan perusahaan Marjin laba kotor = laba kotor / penjualan bersih
59 Universitas Sumatera Utara
Marjin laba usaha mencerminkan kemampuan manajemen untuk menghasilkan laba setelah beban operasi atau usaha dan harga pokok penjualan dalam hubungannya dengan penjualan yang dilakukan Marjin laba usaha = laba usaha / penjualan bersih Marjin laba bersih mencerminkan kemampuan manajemen untuk menghasilkan laba setelah harga pokok penjualan, beban operasi atau usaha, beban lain-lainnya dan pajak dalam hubungannya dengan penjualan Marjin laba bersih = laba bersih setelah pajak / penjualan bersih Return
on
investment
mencerminkan
kemampuan
manajemen dalam mengatur aktiva-aktivanya seoptimal mungkin sehingga dicapai laba bersih yang diinginkan ROI = EBIT / total aktiva Return on assets mencerminkan kemampuan manajemen dalam menggunakan aset yang tersedia seoptimal mungkin sehingga dicapai laba bersih yang diinginkan Laba bersih setelah pajak / total aktiva ) x 100% Return on equity digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian kepada pemegang saham biasa. Rasio ini digunakan
untuk
mengukur
bagaimana
manajemen 60
Universitas Sumatera Utara
menghasilkan laba dari modal yang telah diberikan atau diinvetasikan para pemegang saham. ROE = laba bersih setelah pajak / rata-rata ekuitas 2.1.11 analisis potensi kebangkrutan Kebangkrutan adalah sebuah status hukum dari seseorang atau organisasi yang tidak mampu membayar hutangnya pada kreditor. Pada umumnya kebangkrutan diputuskan dengan putusan hakim dan biasanya dilaporkan oleh debitor. ketika hutang yang dimiliki oleh sebuah organisasi lebih tinggi dibandingkan nilai asetnya maka kebangkrutan terjadi ( Gitman,1996) . Kesulitan usaha merupakan kondisi kontinum mulai dari kesulitan keuangan yang ringan (seperti masalah likuiditas), sampai pada kesulitan yang lebih serius, yaitu tidak solvabel (utang lebih besar dibandingkan dengan aset). Pada kondisi ini perusahaan praktis bisa diakatakan sudah bangkrut” (Hanafi, 2010:638). Definisi kebangkrutan lainnya dikemukakan oleh Weston & Copeland (1997:510), bahwa kebangkrutan adalah sebagai suatu kegagalan yang terjadi dalam perusahaan tersebut dapat dibedakan sebagai berikut : 1. Kegagalan Ekonomi (Economic Distressed) Kegagalan dalam arti ekonomis bahwa pendapatan perusahaan tidak mampu lagi menutup biayanya yang berarti bahwa tingkat labanya masih lebih kecil daripada biaya modalnya. Definisi yang berkaitan adalah
61 Universitas Sumatera Utara
bahwa nilai sekarang dari arus kas perusahaan itu lebih kecil dari kewajibannya 2. Kegagalan keuangan (financial distressed) Insolvensi memiliki dua bentuk yakni default teknis yang terjadi bila suatu perusahaan gagal memenuhi salah satu atau lebih kondisi di dalam ketentuan hutangnya, seperti rasio aktiva lancar dengan hutang lancar yang ditetapkan, serta kegagalan keuangan atau ketidakmampuan teknik yang terjadi apabila perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya pada waktu yang telah ditentukan walaupun harta totalnya melebihi hutangnya Menurut Hanafi (2003:264) kebangkrutan yang terjadi sebenarnya dapat diprediksi dengan melihat beberapa indikator-indikator sebagai berikut : 1. Analisis aliran kas untuk saat ini atau masa mendatang 2. Analisis strategi perusahaan 3. Struktur biaya relatif terhadap pesaingnya 4. Kualitas manajemen 5. Kemampuan manajemen dalam mengendalikan biaya Menurut Suwarsono (1995), ada beberapa tanda atau indikator manajerial dan operasional yang muncul ketika perusahaan akan mengalami kebangkrutan antara lain : 1. Indikator dari lingkungan bisnis 62 Universitas Sumatera Utara
Pertumbuhan ekonomi yang rendah menjadikan indikator yang cukup penting pada lemahnya peluang bisnis,apalagi jika disaat yang sama banyak perusahaan baru yang memasuki pasar, besarnya perusahaan tertentu menjadi sebab mengecilnya perusahaan lain 2. Indikator internal Man manajemen tidak mampu melakukan perkiraan bisnis dengan alat analisa apapun yang digunakan, sehingga manajemen kesulitan mengembangkan sikap proaktif, lebih cenderung bersikpa reaktif, dan oleh karena itu baisanya terlambat mengantisipasi perubahan 3. Indikator kombinasi Seringkali perusahaan yang sakit disesbakan oleh interaksi ancaman yang datang dari lingkungan bisnis dan kelemahan yang berasal dari lingkungan perusahaan itu sendiri. Jika disebabkan oleh keduanya, biasanya membawa akibat yang lebih kompleks dibanding yang disesbakan oleh salah satu saja Menurut Jauch dan Glueck , faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kebangkrutan pada perusahaan adalah : a. Faktor umum Sektor ekonomi Faktor-faktor penyebab kebangkrutan dari sektor ekonomi adalah gejala inflasi dan deflasi dalam harga barang dan jasa kebijakan keuangan, suku bunga dan devaluasi atau 63 Universitas Sumatera Utara
revaluasi uang dalam hubungannya dengan uang asing serta neraca pembayaran, surplus atau defisit dalam hubunganya dengan perdagangan luar negeri Sektor sosial Faktor sosial sangat berpengaruh terhadap kebangkrutan cenderung pada perubahan gaya hidup masyarakat yang mempengaruhi permintaan terhadap produk dan jasa ataupun cara perusahaan berhubungan dengan karyawan. Faktor sosial yang lain yaitu kerusuhan atau kekacauan yang terjadi di masyarakat Teknologi Penggunaan teknologi informasi juga menyebabkan biaya yang ditanggung perusahaan membengkak terutama untuk pemeliharaan dan implementasi. Pembengkakan terjadi, jika penggunaan teknologi informasi tersebut kurang terencana oleh pihak manajemen, sistemnya tidak terpadu dan para manajer pengguna kurang profesional Sektor pemerintah Pengaruh dari sektor pemerintah berasal dari kebijakan pemerintah terhadap pencabutan subsidi pada perusahan dan industri, pengenaan tarif ekspor dan impor barang berubah,
64 Universitas Sumatera Utara
kebijakan undang-undang baru bagi perbankan atau tenaga kerja dan lain-lain b. Faktor eksternal perusahaan Faktor pelanggan Perusahaan harus bisa mengidentifikasi sifat konsumen, karena berguna untuk menghindari kehilangan konsumen, juga untuk menciptakan peluang untuk menemukan konsume baru dan menghindari menurutnya hasil penjualan dan mencegah konsumen berpaling ke pesaing lain Faktor pemasok Kekuatan
terletak
pada
pemberian
pinjaman
dan
mendapatkan jangka waktu pengembalian hutang yang tergantung kepercayaan kreditor terhadap kelikuiditasan suatu bank Faktor pesaing Faktor ini merupakan hal yang harus diperhatikan karena menyangkut
perbedaan
pemberian
pelayanan
kepada
pelanggang, perusahaan juga jangan melupakan pesaingnya karena jika produk saingan lebih diterima oleh masyarakat maka perusahaan tersebut akan kehilangan nasabah dan mengurangi pendapatan yang diterima.
65 Universitas Sumatera Utara
informasi tentang prediksi kebangkrutan suatu perusahaan akan sangat bermanfaat bagi beberapa kalangan. Menurut hanafi ( 2000 :261) informasi kebangkrutan dapat bermanfaat untuk : •
Pemberi pinjaman Informasi kebangkrutan bisa bermanfaat untuk pengambilan keputusan siapa yang akan diberi pinjaman dan kemudian bermanfaat untuk mengambil kebijakan memonitor pinjaman yang ada
•
Investor Saham yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan tentunya akan sangat berkepentingan melihat adanya kemungiinan bangkrut atau tidaknya perusahaan yang menjual surat berharga tersebut. Investor yang menganut strategi aktif akan mengembangkan model prediksi kebangkrutan untuk melihat tanda-tanda kebangkrutan seawal mungkin dan kemudian mengantisipasi kemungkinan tersebut
•
Pemerintah Pada beberapa sektor usaha, lembaga pemerintah mempunyai tanggung
jawab
untuk
mengatasi
jalannya
usaha
tersebut.pemerintah mempunyai kepentingan untuk melihat tandatanda kebangkrutan lebih awal supaya tindakan-tindakan yang perlu dilakukan bisa lebih awal
66 Universitas Sumatera Utara
•
Akuntans mempunyai kepentingan terhadap informasi kelangsungan suatu usaha karena akuntan akan menilai kemampuan going concern suatu perusahaan
•
Manajemen Informasi kebangkrutan digunakan untuk melakukan langkahlangkah preventif sehingga biaya kebangkrutan bisa dihindari atau dapat diminimalisir
2.1.13. Analisis Altman Z-Score Altman Z-Score merupakan model yang dbuat oleh altman pada tahun 1968 yang dapat digunakan untuk memprediksi kebangkrutan suatu perusahaan sampai dua tahun sebelumnya saatnya tiba. Model ini menggunakan metode multiple discriminant analysis (MDA) dengan menghitung rasio keuangan yang mencakup rasio likuiditas perusahaan seperti rasio lancar, rasio leverage perusahaan seperti rasio hutang terhadap modalnya, rasio profitabilitas seperti rasio laba bersih terhadap modal atau akumulasi laba ditahan, rasio uji pasar dan aktivitas. Model altman Z-score dapat mengklasifikasikan perusahaan kedalam kelompok yang mempunyai kemungkinan yang tinggi untuk bangkrut atau kelompok perusahaan yang memiliki kemungkinan
bangkrut yang rendah.
Rumus
altman
Z-score
67 Universitas Sumatera Utara
mengalami beberapa perubahaan yang pertama adalah rumus yang digunakan untuk perusahaan manufaktur yang telah go public yaitu Z = 1.2T1 + 1.4T2 + 3.3T3 + 0.6T4 + 0.999T5. Kemudian untuk perusahaan pribadi, terdapat perubahan pada nilai X4 di mana X4 = book value of equity/liabilities sehingga rumusnya menjadi
Z' =
0.717T1 + 0.847T2 + 3.107T3 + 0.420T4 + 0.998T5 dan untuk perusahaan non-manufaktur rumusnya menjadi Z = 6.56T1 + 3.26T2 + 6.72T3 + 1.05T4. Dikarenakan pada penelitian ini perusahaan yang digunakan adalah perusahaan non-manufaktur maka rumus yang akan digunakan adalah : Z = 6.56T1 + 3.26T2 + 6.72T3 + 1.05T4. Keterangan : T1 = (Current assets – Current liabilities) / total assets T2 = Retained earning / total assets T3 = Earning before interest and taxes / total assets T4 = Market value of equity / total liabilites Penafsiran dari hasil perhitungan altman Z-score : Z > 2.9 -“Safe” Zone 1.22 < Z < 2.9 -“Grey” Zone Z < 1.22 -“Distress” Zone
68 Universitas Sumatera Utara
Dalam model analisis Altman Z-score untuk perusahaan nonmanufaktur variabel yang digunakan ada sebanyak 4 buah yaitu : •
Working capital to total assets Rasio pertama yang digunakan adalah rasio modal kerja terhadap total aktiva, ini adalah ukuran bersih pada aktiva lancar perusahaan terhadap modal perusahaan. Modal kerja bersih adalah selisih antara aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Karakteristik likuiditas benar-benar ditentukan secara jelas karena biasanya sebuah perusahaan yang mengalamikerugian operasi yang terus menerus akan meyusutkan aktiva lancar sehubungan dengan total aktiva. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah
T1 = (Current assets – Current liabilities) / total assets •
Retained earning to total assets Rasio ini berguna untuk mengukur profitabilitas suatu bisnis tanpa memandang seberapa besar utang dari perusahaan. Usia perusahaan dinyatakan secara implisit dalam rasio ini, sebagai contoh , sebuah perusahaan baru relatif mungkin akan menunjukan rasio laba kumulatifnya. Oleh karena itu, dapat dibuktikan bahwa perusahaan baru nampak berbeda dari analisis ini, dan kesempatan untuk diklasifikasikan dalam golongan bangkrut relatif lebih tinggi darpada perusahaan yang lebih tua. Rumus yang digunakan adalah :
69 Universitas Sumatera Utara
T2 = Retained earning / total assets •
Earning Before Interest and Taxes To Total Assets Rasio ini dihitung dangan membagi total aktiva perusahaan dengan penghasilan sebelum bunga dan potongan pajak. Rasio ini merupakan ukuran produktivitas dari aktiva perusahaan yang benarbenar terlepas dari pajak atau faktor leverage. Keadaan bangkrut terjadi saat total kewajiban melebihi penilaian wajar terhadap aktiva perusahaan yang ditentukan oleh kemampuan aktiva dalam menghasilkan laba. Rumus untuk menghitung rasio ini yaitu :
T3 = Earning before interest and taxes / total assets •
Market Value of Equity to Total Liabilities Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat leverage dari suatu perusahaan. Utang yang terlalu besar akan berbahaya bagi kelangsungan perusahaan, terutama apabila terdapat bunga yang harus dibayar. Dalam rasio ini, modal diukur melalui gabungan nilai pasar dan keseluruhan lembar saham preferen dan biasa. Sementara hutang meliputi hutang lancar dan hutang jangka panjang. Ukuran tersebut menunjukan seberapa banyak aktiva perusahaan dapat menurun nilainya (diukur dari nilai pasar modal ditambah hutang) sebelum kewajiban (hutang) melebihi aktiva dan
70 Universitas Sumatera Utara
perusahaan menjadi bangkrut. Rumus untuk menghitung rasio ini adalah : T4 = Market value of equity / total liabilites 2.1.14 Analisis O-Score Model yang diciptakan dan dikembangkan oleh James Ohlson pada tahun 1980 ini merupakan salah satu model yang masih digunakan oleh para analis. O-Score masih sering dibahas pada beberapa literatur dan merupakan salah satu model yang dikembangkan dengan menggunakan metode regresi Logistik, sebuah metode statistik yang digunakan untuk prediksi probabilitas kejadian suatu peristiwa dengan mencocokan dengan data pada fungsi kurva logistik. Model O-Score ini memiliki kesamaan dengan Z-Score yang menggunakan berbagai macam rasio keuangan untuk memprediksi kebangkrutan. Dalam pengembanganya, Ohslon menggunakan sampel yang jauh lebih banyak dibandingkan yang digunakan oleh Altman. Ohlson menggunakan hampir 2000 sampel dan menghasilkan 9 variabel yang digunakan untuk meningkatan keakuratan model ini untuk memprediksi kebangkrutan dari suatu perusahaan. 9 variabel yang dihasilkan antara lain adalah Ukuran perusahaan ( Size), Levergae measure, Working Capital, Inverse current ratio, discontinuity correction for leverage measure, return on assets, fund to debt ratio, discontinuity correction for return on assets,
71 Universitas Sumatera Utara
change in net income ( Sumber : http://www.stockopedia.com/). Berikut adalah rumus yang dikembangkan oleh Ohlson : O = -1.32 - 0.407x1 - 6.03x2 - 1.43x3 - 0.0757x4 - 2.37x5 - 1.83x6 - 0.285x7 - 1.72x8 - 0.521x9 Keterangan : X1 = Size X2 = Leverage Measure X3 = Working capital measure X4 = Inverse current ratio X5 = discontinuity correctionfor leverage measure X6 = return on assets X7 = fund to debt ratio X8 = Discontinuity correction for return on assets X9 = Change in net income Hasil dari perhitungan model itu kemudian diubah kedalam bentuk probabilitas untuk menunjukan tingkat kemungkinan kebangkrutan itu terjadi. Berbeda dengan dengan altman yang terus mengembangkan modelnya, model ohslon dapat digunakan dalam bentuk perusahaan apapun. 9 variabel yang digunakan dalam model ohslon adalah sebagai berikut : •
Size
72 Universitas Sumatera Utara
Ohlson mengukur ukuran perusahaan dari nilai total aset yang disesuikan dengan tingkat inflasi. Menurut ohlson perusahaan yang lebih kecil akan lebih mudah terkena resiko kebangkrutan X1 = log (Total assets / GNP Price level index) Untuk menghitung GNP Price level index digunakan rumus sebagai berikut : GNP price level index = (Nominal GNP / Real GNP)*100 •
Leverage Measure Dirancang oleh ohlson untuk melihat tingkat hutang suatu perusahaan. Menurut ohslon semakin tinggi tingkat hutangnya maka akan semakin tinggi potensi kebangkrutanya X2 = Total liabilities / Total assets
•
Working capital measure Menurut ohslon, meskipun perusahaan memiliki aset dan profitabilitas yang tinggi. Perusahaan juga harus memiliki tingkat likuiditas yang baik untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan beban operasional yang akan datang untuk menghindari kebangkrutan X3 = working capital / total assets
•
Inverse Current ratio
73 Universitas Sumatera Utara
Inverse current ratio membandingkan kewajiban lancar dengan aset lancar. Ratio ini adalah adalah salah satu ratio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas X4 = Current liabilities / current assets •
discontinuity correctionfor leverage measure dummy variabel yang dibuat Ohlson. Dummy variabel ini = 1 apabila total liabilitas melewati total asset, dan dummy variabel = 0 apabila terjadi sebaliknya. X5 = 1 ( If total liabilitas > Total assets) X5 = 0 ( if total liabilitas < total assets)
•
return on assets indikator yang digunakan untuk melihat seberapa tinggi tingkat profit sebuah perusahaan.apabila negatif maka perusahaan akan semakin tinggi resiko kebangkrutan X6 = Net income / total assets
•
Fund to debt ratio Untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membiayai utangnya menggunakan pendapatan operasional saja. Ratio yang jarang digunakan karena hanya memperkirakan kas dan tidak mempertimbangkan yang lain. apabila ratio of fund dari operati
74 Universitas Sumatera Utara
terhadap liabilitas lebih kecil maka perusahaan berada dalam masalah X7= Funds from operation / total liabilities Fund From operation dihitung dengan rumus : Pretax income + depreciation •
Discontinuity correction for return on assets Dummy variabel yang bernilai satu apabila pedapatan negatif selama 2 tahun terakhir dan bernilai nol apabil sebaliknya.
•
Change in net income X9 = [(Net income (t) – net income (t-1) / (net income (t) + net income (t-1)]
3.1 Penelitian terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan analisis prediksi kebangkrutan perusahaan yaitu :
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No peneliti
Judul penelitian
Hasil penelitian
1
Lalith P.
Altman’s Z-score model
model altman z-score memiliki
samarakoon
of predicting corporate
tingkat keakuratan hingga 80%
dan tanweer
distress : evidence from
bila digunakan untuk memprediki
hasan (2012)
the emergin sri lankan
2 tahun yang akan datang
75 Universitas Sumatera Utara
stock market 2
Mani Shehni Application and
Altman Z-score memiliki
Karamzadeh comparison of altman
tingkat keakuratan yang lebih
(2012)
baik daripada model O-score
and ohlson model bankruptcy of companies
3
Sanobar
Business bankruptcy
Beberapa perubahan yang
anjum
prediction model : a
telah dilakukan oleh altman
(2012)
significant study of the
telah meningkatkan tingkat
altman’s Z-Score
predikbilitasnya
model 4
Ying wang
Financial ratios and
o-socre memiliki tingkat
(2010)
the prediction of
keakuratan sebesar 95%
bankruptcy : the
tergantung pada cut-point
ohlson model applied
yang dipilih
to chinese publicly traded companies Sumber : Diolah peneliti (2014)
76 Universitas Sumatera Utara