BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1.
Sistem Sistem merupakan sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu
yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkuympul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu (Verdi Yasin, 2012:260) Menurut Daranatha yang dikutib oleh Syabillal Akbar (2010:9), “sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama”. Pengertian sistem dilihat dari elemen-elemennya. Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berkaitan dan bekerja sama dalam melakukan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan. Contoh : sistem pernapasan manusia yang terdiri dari elemen-elemen hidung, tenggorokan, paru-paru, pembulu darah, dan darah, elemen-elemen tersebut saling bekerja sama. Pengertian sistem dilihat dari masukan dan keluarannya. Sistem adalah suatu rangkaian yang berfungsi menerima input (masukan), mengolah input, dan menghasilkan output (keluaran). Sistem yang baik akan mampu bertahan dalam lingkungannya. Contoh : sistem produksi dalam perusahaan yang terdiri dari masukan berupa bahan baku dan kemudian diolah oleh mesin dan akan menghasilkan barang jadi. Jika ada salah
14
15
satu yang terganggu maka sistem produksi akan terganggu (V. Wiratna Sujarweni, 2015:1) Tujuan umum dari suatu sistem adalah menghubungkan berbagai bagian dari sistem tersebut. Meskipun tiap bagian berfungsi secara independen dari yang lainnya, semua bagian tersebut melakukan tujuan yang sama. Jika komponen tertentu tidak memberikan kontribusinya pada tujuan bersama, maka komponen tersebut bukannlah bagian dari sistem tersebut. Contohnya, sepasang sepatu iceskating dan jaring permainan voli adalah komponen. Akan tetapi, keduanya tidak memiliki tujuan bersama dan karenanya tidak membentuk sistem (James A. Hall, 2011:7). Menurut Syabillal Akbar (2010:14), ada beberapa yang didefinisikan yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut : Komite terminalogi AICPA (The Comitee on Terminology of The American Institute of Certified Public Accountants), melalui laporan APB No. 4 mendefinisikan akuntansi sebagai berikut : “Akuntansi merupakan suatu aktivitas pelayanan, fungsinya adalah untuk memberikan informasi kuantitatif, pada dasarnya bersifat finanscial, mengenai entitas ekonomi yang dimaksudkan menjadi bermanfaat dalam membuat keputusan ekonomi dalam membuat pilihan beralasan diantara berbagai alternative.” Agar informasi dapat bermanfaat bagi pemakainya, Menurut Syabillal Akbar (2010:13) yang mengutip dari Romney maka informasi harus memiliki kualitas atau karakteristik sebagai berikut :
16
a. Akurasi (Accuracy) Akurasi atau tingkat keakuratan dapat diartikan bahwa sejauh mana informasi bebas dari kesalahan, tidak bias atau menyesatkan. Secara ideal semua informasi yang dihasilkan harus seakurat mungkin. b. Ketepatan Waktu (Timelines) Manajer seharusnya dapat memperoleh informasi yang menggambarkan apa yang terjadi sekarang atau dimasa yang akan datang dan informasi apa yang terjadi dimasa lampau, mengingat informasi disajikan mempengaruhi proses pembuatan keputusan. c. Kelengkapan (Completeness) Informasi semakin berharga jika dapat memberikan suatu gambaran yang utuh dari permasalahan, atau pemecahan masalah. Namun informasi yang berlebihan, sama sekali bukan merupakan keuntungan, melainkan justru merupakan suatu ancaman tersendiri, karena sangat mungkin terjadi pihak pengguna informasi (manajemen perusahaan) misalnya akan mengabaikan seluruh bahkan seluruh informasi yang ada. d. Relevansi (Relevance) Informasi harus dapat menambah pengetahuan atau nilai bagi para pembuat keputusan, dengan cara mengurangi ketidakpastian, menaikkan kemampuan untuk memprediksi, atau menegaskan/membenarkan ekspetasi semula. e. Ringkas (Simple) Informasi telah dikelompokkan sehingga tidak perlu diterangkan.
17
f. Jelas (Clear) Tingkat informasi dapat dimengerti dan dipahami oleh penerima. g. Dapat dikuantifikasi (Kualitatif) Tingkat informasi dapat dinyatakan dalam bentuk angka. h. Konsisten (Consistency) Tingkat informasi dapat diperbandingkan.
II.2.
Akuntansi Akuntansi adalah “suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas,
mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya. Ada juga sebahagian orang mendefinisikan akuntansi itu adalah sebagai suatu seni mengumpulkan, mengelompokkan, mencatat, dan melaporkan transaksi-transaksi yang bernilai ekonomi secara sistematis”. Akuntansi berasal dari kata asing accounting yang artinya bila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi digunakan dihampir seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk mengambil keputusan sehingga disebut sebagai bahasa bisnis (Elizar Sinambela, dkk, 2010:1) Menurut V. Wiratna Sujarweni (2015:3), Akuntansi adalah proses transaksi yang dibuktikan dengan faktur, lalu dari transaksi dibuat jurnal, buku besar, neraca lajur, kemudian akan menghasilkan informasi dalam bentuk laporan
18
keuangan yang digunakan pihak-pihak tertentu. Pihak-pihak yang menggunakan laporan keuangan diantaranya adalah : 1.
Pihak manajemen perusahaan di mana laporan keuangan dapat digunakan untuk mengambil keputusan.
2.
Pemilik perusahaan, fungsi laporan keuangan digunakan untuk memberi tahu keadaan perusahaan dari sisi keuangan.
3.
Investor & pemegang saham, disini investor biasanya melihat laporan keuangan untuk mengambil keputusan penanaman saham.
4.
Kreditor atau pemberi utang biasanya melihat kesehatan perusahaan dari laporan keuangan untuk memutuskan perusahaan layak diberikan kredit atau tidak.
5.
Pemerintah, berkepentingan untuk memungut pajak berdasarkan laporan keuangan yang ada.
6.
Karyawan, memerlukan informasi akuntansi untuk mengetahui profitabilitas dan akuntabilitas perusahaan tempat mereka bekerja.
II.3.
Sistem Akuntansi Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang
dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan. Dari definisi sistem akuntansi tersebut, unsur-unsur sistem akuntansi pokok adalah formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar dan buku pembantu, serta laporan (Mulyadi, 2013:3).
19
Menurut Baridwan seperti yang dikutib oleh Syabillal Akbar (2010:16), sistem informasi akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, menggolongkan, mengolah, menganalisa dan komunikasi informasi keuangan yang relevan untuk pengambilan keputusan kepada pihakpihak luar (seperti inspeksi pajak, investor dan kreditur) dan pihak-pihak dalam (terutama manajemen).
II.4.
Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Sistem Akuntansi Penerimaan Kas adalah suatu prosedur catatan yang
dibuat untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang yang berasal dari berbagai macam sumber, yaitu dari penjualan tunai, penjualan aktiva tetap, pinjaman baik, dan setoran modal baru. Tetapi penerimaan kas perusahaan biasanya yang reguler berasal dari dua sumber utama, yaitu : penerimaan kas berasal dari penjualan tunai dan dari piutang atau pembayaran dari penjualan kredit. Sistem penerimaan kas dari dari penjualan tunai dengan sistem penerimaan kas dari Over-the Counter Sale. Sistem penerimaan kas dari Over-the Counter Sale adalah penjualan tunai di mana pembeli datang sendiri ke perusahaan, memilih barang dan membayar langsung di kasa dan langsung mendapatkan barang. Dalam hal ini, perusahaan menerima uang tunai, cek, credit card, sebelum barang diserahkan kepada pembeli (V. Wiratna Sujarweni, 2015 : 121). Menurut Mulyadi (2013:500), Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama : dari penjualan tunai dan piutang. Penerimaan kas dari penjualan tunai dapat berupa uang tunai, credit card sale slip, atau cek pribadi (personal
20
check). Penerimaan kas dari piutang dapat berupa cek atau giro bilyet. Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai dapat dibagi menjadi tiga macam prosedur : over-the-counter sale, cash on delivery, dan credit card sale. Dalam prosedur penerimaan kas dari over-the-counter sale, perusahaan melaksanakan pe-nyerahan barang dan menerima kas dari penjualan di tempat usaha. Dalam cash on delivery sal, perusahaan melaksanakan penyerahan barang dan menerima kas dari penjualan ditempat pelanggan. Dalam penerimaan kas melalui kartu kredit, penerimaan melibatkan pihak ketiga (bank atau perusahaan penerbit kartu kredit). Dokumen penting yang digunakan untuk melaksanakanpenerimaan kas dari penjualan tunai adalah faktur penjualan tunai (untuk over-the-counter sale), faktur penjualan COD (untuk COD sale), pita register kas (cash regitertape), bill of lading, bukti setor bank, dan rekapitulasi harga pokok penjualan. Sistem penerimaan kas dari piutang dapat dibagi menjadi tiga macam prosedur : melalui penagihan perusahaan, melalui pos, dan melalui lock-boxcollection plan. Dokumen penting yang digunakan dalam melaksanakan sistem penerimaan kas dari piutang adalah : daftar piutang yang jatuh tempo (jika penagihan piutang dilaksanakan oleh fungsi penagihan perusahaan), surat pemberitahuan, daftar surat pemberitahuan, dan bukti setor bank. Sistem penerimaan kas dari piutang menjadi sederhana dan andal jika cancelled check dikembalikan melalui sistem perbankan kepada check issuer.
21
II.5.
Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Sistem akuntansi pengeluaran kas merupakan sistem yang membahas
keluarnya uang yang digunakan untuk pembelian tunai maupun kredit dan untuk pembayaran. Pengeluaran kas berupa pembayaran bisa menggunakan uang tunai maupun cek (V. Wiratna Sujarweni, 2015:123) Menurut Mulyadi (2013:543), Dalam pelaksanaan transaksi pengeluaran kas perusahaan, penggunaan cek atas nama atau dengan pemindahbukuan menjamin diterimanya kas perusahaan oleh orang atau perusahaan yang dimaksud. Sistem pengeluaran kas dengan cek atas nama atau pemindahbukuan juga menjamin ketelitian dan keandalan catatan akuntansi kas perusahaan, karena melibatkan pihak ketiga (bank) yang secara periodik mengirimkan rekening koran bank sebagai dasar untuk melakukan rekonsiliasi catatan kas perusahaan. Sistem pengeluaran kas dengan cek dibagi menjadi empat macam : (1) sistem pengeluaran kas dengan cek dalam account payable system, (2) sistem pengeluaran kas dengan cek dalam one-time voucher payable system-cash basis, (3) sistem pengeluaran kas dengan cek dalam one-time voucher payable systemaccrual basis, (4) sistem pengeluaran kas dengan cek dalam built-up voucher payable system. Sistem pengeluaran kas dengan uang tunai dilaksanakan melalui dana kas kecil yang diselenggarakan dengan dua macam sistem : fluctuating-fund-balance system dan imprest system. Dalam fluctuating-fund-balance system saldo rekening dana kas kecil dalam buku besar berubah-ubah sesuai dengan pengisian dan pemakain dana kas kecil. Dalam fluctuating-fund-balance system pengeluaran
22
dana kas kecil dicatat dalam jurnal pengeluaran kas dan pengisian kembali dana kas kecil tidak harus sama dengan jumlah dana kas kecil yang telah dikeluarkan. Sistem penyelenggaraan dana kas kecil ini tidak menciptakan pengendalian intern yang baik terhadap kas perusahaan, karena catatan akuntansi kas perusahaan tidak dapat direkonsiliasi dengan rekening koran bank yang secara periodik diterima di bank. Dalam imprest system, saldo rekening dana kas kecil dalam buku besar tidak berubah dengan transaksi pengeluaran dana kas kecil. Pengeluaran dana kas kecil tidak dicatat dalam jurnal pengeluaran kas, namun bukti dana pengeluaran kas kecil disimpan dalam arsip sementara. Pada saat pengisian kembali dana kas kecil, bukti pengeluaran dana kas kecil tersebut direkap dan dipakai sebagai dasar pengisian kembali dana kas kecil. Dana kas kecil diisi kembali sebesar jumlah rupiah bukti pengeluaran kas kecil yang telah dikumpulkan, dan dilaksanakan melalui sistem pengeluaran kas dengan cek. Dengan demikian jurnal pengeluaran kas perusahaan tetap dapat direkonsiliasi dengan rekening koran bank. Tidak seperti halnya dengan fluctuating-fund-balance system, imprest system tidak mencatat pengeluaran dana kas kecil di dalam jurnal pengeluaran kas, namun hanya mengarsipkan bukti-bukti pengeluaran dana kecil dalam arsip sementara, sampai dengan saat pengisian kembali dana kas kecil.
II.6.
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) BOS (Bantuan Operasional Sekolah) adalah program pemerintah yang
pada dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan biaya operasi nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar. Namun
23
demikian, ada beberapa jenis pembiayaan investasi dan personalia yang diperbolehkan dibiayai dengan dana BOS. (Suyanto, 2010). Menurut Mendiknas Nomor 37 yang dikutip oleh Febriyani (2014), Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah program pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan biaya operasi non personalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar 9 tahun. Secara umum program BOS bertujuan untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang bermutu. Selain itu secara khusus menurut Mendiknas Nomor 37 program BOS betujuan untuk: 1. Membebaskan pungutan bagi seluruh siswa SD Negeri dan SMP Negeri terhadap biaya operasi sekolah, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) dan sekolah bertaraf internasional (SBI) 2. Membebaskan pungutan seluruh siswa miskin dari seluruh pungutan dalam bentuk apapun, baik di sekolah negeri maupun swasta 3. Meringankan beban biaya operasi sekolah bagi siswa di sekolah swasta.
II.7.
Visual Basic 2010 Visual Basic 2010 merupakan salah satu bagian dari produk
pemrogramanterbaru yang dikeluarkan oleh Microsoft, yaitu Microsoft Visual Basic 2010. Sebagai produk lingkungan pengembangan terintegrasi atau IDE andalan yang dikeluarkan oleh Microsoft, Visual Basic 2010 menambahkan perbaikan-perbaikan fitur dan fitur baru yang lebih lengkap dibandingkan versi Visual Studio pendahulunya, yaitu Microsoft Visual Studio 2008.
24
Visual studio merupakan produk pemograman andalan dari Microsoft Corporation, yang di dalamnya berisi beberapa jenis IDE pemrograman seperti Visual Basic, Visual C++, Visual Web Developer, Visual C#, dan Visual F#. Semua IDE pemrograman tersebut sudah mendukung penuh implementasi .Net Framework terbaru, yaitu .Net Framework 3.5. Adapun database standar yang disertakan adalah Microsoft SQL Server 2008 express (Wahana Komputer, 2010:2).
II.8.
Basis Data (Database) Basis data (database) adalah kumpulan tabel dari suatu pengorganisasian
sekumpulan data yang saling terkait sehingga memudahkan aktivitas untuk memperoleh informasi. Sebagai contoh, basis data akademis mengandung tabeltabel yang berhubungan dengan data siswa, data kelas, data mata pelajaran, dan nilai yang diperoleh siswa (Verdi Yasin, 2012:279). Sistem basis data adalah sistem terkomputerisasi yang tujuan utamanya adalah memelihara data yang sudah diolah atau informasi dan membuat informasi tersedia saat dibutuhkan. Pada intinya basis data adalah media untuk menyimpan data agar dapat diakses dengan mudah dan cepat. Pada buku ini menggunakan basis data relasional yang diimplementasikan dengan tabel-tabel yang saling memiliki relasi. Sistem informasi tidak dapat dipisahkan dengan kebutuhan akan basis data apapun bentuknya, entah berupa file teks ataupun Database Management System (DBMS).
25
Kebutuhan basis data dalam sistem informasi meliputi : a. Memasukkan, menyimpan, dan mengambil data b. Membuat laporan berdasarkan data yang telah disimpan Tujuan dari dibuatnya tabel-tabel disini adalah untuk menyimpan data ke dalam tabel-tabel agar mudah diakses. Oleh karena itu, untuk merancang tabel-tabel yang akan dibuat maka dibutuhkan pola pikir penyimpanan data nantinya jika dalam bentuk baris-baris data (record) dimana setiap baris terdiri dari beberapa kolom (Rosa A.S. dan M. Shalahuddin, 2015:43).
II.9.
Normalisasi Menurut Verdi Yasin (2012 : 278) Normalisasi adalah suatu teknik untuk
mengahasilkan kumpulan relasi dengan properti yang diinginkan untuk mengetahui kebutuhan data dalam organisasi. Tujuan dari normalisasi adalah untuk menghilangkan kerangkapan data, untuk mengurangi kompleksitas dan untuk mempermudah modifikasi data. Unnormalized Form (UNF) adalah tabel yang berisi satu atau lebih repeating group. Dari bentuk inilah dilakukan proses normalisasi. Bentuk proses normalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Bentuk tidak normal (UNF) Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan disimpan, tidak ada keharusan mengikuti suatu format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi dan data dikumpulkan apa adanya.
26
b. Bentuk normal pertama (INF) Suatu tabel dikatakan dalam bentuk normal pertama (1NF) bila setiap kolom bernilai tunggal untuk setiap baris. Ini berarti bahwa nama kolom yang berulang cukup diwakili oleh sebuah nama kolom (tidak perlu ada indeks dalam memberi nama kolom). c. Bentuk normal kedua (2NF) Suatu tabel berada dalam bentuk normal kedua (2NF) jika tabel berada dalam bentuk normal pertama, semua kolom bukan kunci primer dan tergantung sepenuhnya terhadap kunci primer. Suatu kolom disebut tergantung sepenuhnya terhadap kunci primer jika nilai pada suatu kolom selalu bernilai sama untuk suatu nilai kunci primer yang sama. d. Bentuk normal ketiga (3NF) Suatu tabel berada dalam bentuk normal ketiga (3NF) jika tabel berada dalam bentuk normal kedua dan semua atribut bukan primer tidak punya hubungan yang transitif. Dengan kata lain setiap atribut bukan kunci haruslah bergantung hanya pada primary key dan pada primary key secara menyeluruh.
II.10. SQL Server SQL (Structured Query Language) adalah bahasa yang digunakan untuk mengelolah data pada RDBMS. SQL awalnya dikembangkan berdasarkan teori aljabar relasional dan kalkulus. SQL mulai berkembang pada tahun 1970an. SQL mulai digunakan sebagai standar yang resmi pada tahun 1986 oleh ANSI (American National
27
Standards Institute) dan pada tahun 1987 oleh ISO (International Organization for Standardization) dan disebut sebagai SQL-86. Pada perkembangannya, SQL beberapa kali dilakukan revisi. Berikut ini sejarah perkembangan SQL sampai saat ini : Tabel II.1. Sejarah Perkembangan SQL No. Tahun Nama 1 1986 SQL-86 2 1989 SQL-89 3 1992 SQL-92 4 1999 SQL:1999 5 2003 SQL:2003 6 2006 SQL:2006 7 2008 SQL:2008 8 2011 SQL:2011 (Sumber : Rosa A. S dan M. Shalahuddin, 2015:46) Meskipun SQL diadopsi dan diacu sebagai bahasa standar oleh hampir sebagian besar RDBMS yang beredar saat ini, tetapi tidak semua standar yang tercantum dalam SQL diimplementasikan oleh seluruh DBMS tersebut. Sehingga kadang-kadang ada perbedaan perilaku (hasil yang ditampilkan) oleh DBMS yang berbeda padahal query yang dimasukkan sama (Rosa A. S dan M. Shalahuddin, 2015:46).
II.11. UML (Unified Modeling Language) Menurut Verdi Yasin (2012 : 267) Unified Modeling Language (UML) adalah notasi yang lengkap untuk membuat visualisasi model suatu sistem. Sistem berisi informasi dan fungsi, tetapi secara normal digunakan untuk memodelkan sistem komputer. Di dalam pemodelan objek guna menyajikan sistem yang
28
berorientasi pada objek pada orang lain, akan sangat sulit dilakukan jika pemodelan tersebut dilakukan dalam bentuk kode bahasa pemrograman. Kesulitan yang muncul adalah timbulnya ketidakjelasan dan salah interpretasi di dalam pembacaan kode pemrograman untuk pemodelan objek tersebut. UML disebut sebagai bahasa pemodelan bukan metode. Bahasa pemodelan (sebagian besar grafik) merupakan notasi dari metode yang digunakan untuk mendesain secara cepat. Bahasa pemodelan merupakan bagian terpenting dari metode. Ini merupakan bagian kunci untuk komunikasi. Jika anda ingin berdiskusi tentang desain dengan seseorang, maka Anda hanya membutuhkan bahasa pemodelan bukan proses yang digunakan untuk mendapatkan desain. UML merupakan bahasa standar untuk penulisan blueprint software yang digunakan untuk visualisasi, spesifikasi, pembentukan dan pendokumentasian alat-alat dari sistem perangkat lunak. a. Tujuan UML Tujuan UML Diantaranya adalah : 1. Memberikan model yang siap pakai, bahasa pemodelan visual yang ekspresif untuk mengembangkan sistem dan yang dapat saling menukar model dengan mudah dan dimengerti secara umum. 2. Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari berbagai bahasa pemrograman dan proses rekayasa 3. Menyatuhkan praktek-praktek terbaik yang terdapat dalam pemodelan.
29
b. Tipe-tipe diagram UML UML merupakan sintak umum untuk membuat model logika dari suatu sistem dan digunakan untuk menggambarkan sistem agar dapat dipahami selama fase analisis dan desain. UML biasanya disajikan dalam bentuk diagram/gambar yang meliputi class beserta atribut dan operasinya, serta hubungan antar class yang meliputi inheritance, association dan komposisi. UML terdiri dari banyak diagram, secara garis besar diagram yang terdapat pada UML dapat diperlihatkan pada gambar dibawah ini :
Diagram
Structure Diagram
Class Diagram
Behavior Diagram
Component Diagram
Composite Structure Diagram
Aktivity Diagram
Object Diagram
Deployment Diagram
Package Diagram
Use case Diagram
State Manchine Diagram
Interaction Diagram
Sequence Diagram
Interaction Overview Diagram
Communication Diagram
Gambar II.1. Diagram-diagram pada UML (Sumber : Verdi Yasin, 2012:268)
Timing Diagram
30
1.
Use Case Diagram Use Case Diagram adalah gambar dari beberapa atau seluruh aktor dan use
case dengan tujuan mengenali interaksi mereka dalam suatu sistem. Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem, yang ditekannkan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan “bagaimana”. Sebuah use case mempersentasikan sebuah interaksi antar actor dengan sistem. Use case menggambarkan kata kerja seperti login ke sistem, maintenance user dan sebagainya. Oleh karena itu, use case diagram dapat membantu menganalisa kebutuhan suatu sistem. Dalam use case diagram terdapat istilah seperti aktor, use case dan use case relationship. a.
Aktor Aktor mewakili siapa pun atau apa saja yang harus berinteraksi dengan
sistem. Aktor bisa didefinisikan sebagai berikut : 1. Aktor hanya memberikan informasi kepada sistem. 2. Aktor hanya menerima informasi dari sistem. 3. Aktor memberikan dan menerima informasi ke dan dari sistem. b. Use case Use case model adalah dialog antara aktor dengan sistem yang akan menggambarkan fungsi yang diberikan oleh sistem. c. Use case relationship Use case relationship adalah suatu hubungan, baik itu antara aktor dan use case atau antara use case dan use case. Hubungan antara aktor dan use case disebut dengan communicate association.
31
d. Association/Directed association Asosiasi yaitu hubungan statis antar elemen. Umumnya menggambarkan elemen yang memiliki atribut berupa elemen lain, atau elemen yang harus mengetahui eksistensi elemen lain. Tanda panah menunjukkan arah query antar elemen. e. Generalization/Pewarisan Pewarisan merupakan hubungan hierarkis antar elemen. Elemen dapat dapat diturunkan dari elemen lain dan mewarisi semua atribut dan metode elemen asalnya dan menambahkan fungsionalitas baru, sehingga disebut anak dari elemen yang diwarisinya. Kebalikan dari pewarisan adalah generalisasi. Tabel II.2. Simbol Use Case Diagram Simbol
Keterangan Aktor : Seseorang atau sesuatu yang berinteraksi dengan system yang sedang dikembangkan. Use Case : peringkat tertinggi dari fungsionalitas yang dimiliki system. Association : adalah relasi antara actor dan use case Generalisasi : untuk memperlihatkan struktur pewaris yang terjadi.
32
2.
Activity Diagram Activity diagram menggambarkan rangkaian aliran dari aktivitas, digunakan
untuk mendeskripsikan aktivitas yang dibentuk dalam suatu operasi sehingga dapat juga digunakan untuk aktivitas lainnya seperti use case atau interaksi. Activity Diagram berupa flow chart yang digunakan untuk memperlihatkan aliran kerja dari sistem. Notasi yang digunakan dalam activity diagram adalah sebagai berikut : a. Activity Notasi yang menggambarkan pelaksanaan dari beberapa proses dalam aliran pekerjaan. b. Transition Notasi yang digunakan untuk memperlihatkan jalan aliran kontrol dari activity ke activity. c. Decision Notasi yang menandakan kontrol cabang aliran berdasarkan decision point. d. Synchronization bars Aliran kerja notasi ini menandakan bahwa beberapa aktivitas dapat diselesaikan secara bersamaan (pararel).
Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sebuah sistem yang sedang dirancang. Bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat
33
menggambarkan proses pararel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Activity diagram tidak menggambarkan sifat internal dari sebuah sistem dan interaksi antara beberapa sub sistem secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur aktivitas dari level atas secara umum. Tabel II.3. Simbol Activity Diagram Simbol
Keterangan Titik awal Titik akhir Activity Pilihan untuk mengambil keputusan Fork : untuk menunjukkan kegiatan yang dilakukan secara paralel Rake : menunjukkan adanya dekomposisi
Tanda waktu
Tanda penerimaan
Aliran akhir (Flow Final)
(Sumber : Verdi Yasin, 2012 : 271) 3.
Sequence Diagram Sequence diagram menggambarkan kolaborasi dinamis antara sejumlah objek
dan untuk menunjukkan rangkaian pesan yang dikirim antar objek juga interaksi
34
antar objek, sesuatu yang terjadi pada titik tertentu dalam eksekusi sistem. Sequence diagram adalah gambaran tahap demi tahap yang seharusnya dilakukan untuk menghasilkan sesuatu sesuai dengan use case diagram. Sequence diagram berhubungan erat dengan use case diagram dimana 1 use case akan menjadi 1 sequence diagram. Dalam sequense diagram terdapat 2 simbol yaitu : a. Actor, untuk menggambarkan penggunaan sistem b. LifeLine, untuk menggambarkan kelas dan objek
: Transaksi
: Petugas
Gambar II.2. Actor dan LifeLine (Sumber : Verdi Yasin, 2012 : 273) Dalam sequence diagram terdapat 3 relasi yaitu ; 1. Create Relasi ini digunakan untuk melakukan inisialisasi suatu objek 2. Synchronous Relasi ini digunakan untuk memanggil operasi atau method yang dimiliki oleh suatu objek. Synchronous mengharuskan kita menyelesaikan 1 proses baru kemudian memanggil proses berikutnya
35
3. Asynchronous Relasi ini digunakan untuk memanggil operasi atau method yng dimiliki oleh suatu objek. Asynchronous memberikan kita fasilitas untuk menjalankan proses lain ketika proses sebelumnya belum selesai. 4.
Class Diagram Class diagram menggambarkan struktur dan dekripsi class, package, dan
objek beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lain-lain. Class diagram berfungsi untuk menjelaskan tipe dari objek sistem dan hubungannya dengan objek yang lain. Objek adalah nilai tertentu dari setiap attribute kelas entity. Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (attribute/property) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasikan keadaan tersebut (metode/fungsi). Customer Nama Class +IDCustomer Atribut +Nama_Customer +Alamat_Customer +Contact_Person +Telepon_Customer +Fax_Customer +Email_Customer +Simpan() Method +Hapus() +Lihat() Gambar II.3. Class Dalam UML (Sumber : Verdi Yasin, 2012 : 274)