1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab tinjauan pustaka dipaparkan teori penunjang yang menjadi dasar analisis dari Aplikasi Try Out Ujian Nasional Sekolah Men...
Bab tinjauan pustaka dipaparkan teori penunjang yang menjadi dasar analisis dari Aplikasi Try Out Ujian Nasional Sekolah Menengah Pertama (SMP) Berbasis Android. Teori penunjang yang disertai antara lain teori tentang Sekolah Menengah Pertama (SMP), M-Learning, sistem operasi Android, UML (Unified Modeling Language), Aplikasi hybrid, database dan teori penunjang lainnya.
2.1
State of the Art Penelitian yang dilakukan diperlukan kajian literatur yang bertujuan untuk
menyempurnakan, melakukan revisi serta menemukan gagasan baru untuk permasalahan yang diteliti. Jurnal karya Dwi Apri Setyorini (2011) dengan judul “Perangkat Lunak Bantu Try Out Ujian Nasional Berbasis Multi User Menggunakan Visual Basic 6.0 dan Mysql”. Aplikasi yang dibuat pada penelitian ini dikembangkan menggunakan Visual Basic 6.0 dan MySQL sebagai media penyimpanan data. Aplikasi ini bersifat multiuser dan menggunakan perangkat berbasis desktop sehingga untuk pengaksesannya bersifat terbatas dan offline. Jurnal yang ditulis oleh P. M. Labulan dan Fahrul Effendi (2012) dengan judul “Pengembangan Smart Try Out Sistem Berbasis Komputer pada Mata Pelajaran Matematika di Sekolah Kejuruan”. Penelitian ini memiliki metode Smart Try Out Sistem (STOS) dan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation). Aplikasi ini berbasis desktop dan pembahasan materinya hanya sebatas mata pelajaran matematika, tidak mencakup keseluruhan mata pelajaran yang diujiankan pada Ujian Nasional. Jurnal yang dibuat oleh Harfiyan Shia dan Teddy Marcus Zakaria (2013) yang berjudul “Pembuatan Aplikasi Pendukung Sistem Akademik Terpadu di Universitas Kristen Maranatha dengan Menggunakan Mono for Android”. Pengembangan aplikasi ini menggunakan framework untuk membangun aplikasi dengan
menggabungkan
teknologi
.Net
dan
juga
teknologi
Android.
Pengembangan aplikasi ini menggunakan bahasa pemrograman C# dan Visual 7
8
Studio 2010. Pengaksesan aplikasi masih menggunakan jaringan lokal sehingga aplikasi belum dapat diakses melalui jaringan luar atau internet. Aplikasi Try Out Ujian Nasional Sekolah Menengah Pertama (SMP) Berbasis Android yang dibuat pada penelitian ini diimplementasikan pada platform Android. Diharapkan dengan adanya aplikasi ini dapat memudahkan siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) dalam melakukan latihan untuk persiapan menghadapi Ujian Nasional. User pada aplikasi ini akan diberikan waktu dua jam untuk menjawab soal-soal latihan yang disesuaikan dengan soalsoal pada Ujian Nasional secara konvensional. Aplikasi ini memiliki fitur untuk menampilkan kunci jawaban soal dan penyelesaian dari soal serta nilai akhir yang didapat oleh user dari latihan atau Try Out yang diikuti. Setiap data nilai user akan disimpan ke dalam database yang nantinya dapat digunakan sebagai acuan evaluasi oleh pihak sekolah terhadap siswa-siswinya.
2.2
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Pengertian Sekolah Menengah Pertama atau yang disingkat dengan SMP
menurut Kementerian Pendidikan Nasional pada Tahun 2012 yaitu SMP merupakan jenjang pendidikan dasar pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Dasar (SD) atau sederajat. Sekolah Menengah Pertama (SMP) ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 7 sampai kelas 9. Sekolah Menengah Pertama (SMP) menjadi program Wajib Belajar 9 Tahun. Lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dapat melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan SMK) atau sederajat. Pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) umumnya berusia 13-15 tahun. Indonesia memliki peraturan yang menyebutkan bahwa setiap warga negara berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, yakni Sekolah Dasar (SD) atau sederajat selama 6 tahun dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau sederajat selama 3 tahun. Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Sejak diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2001, pengelolaan Sekolah Menengah Pertama (SMP) negeri di Indonesia yang
9
sebelumnya berada di bawah Kementerian Pendidikan Nasional, kini menjadi tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten atau kota, sedangkan Kementerian Pendidikan Nasional hanya berperan sebagai regulator dalam bidang standar nasional pendidikan. Secara struktural, Sekolah Menengah Pertama (SMP) negeri merupakan unit pelaksana teknis Dinas Pendidikan Kabupaten atau Kota. Belajar di Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau yang sederajat, anakanak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) dapat memilih sekolah yang sesuai dengan pilihan dan kesempatan yang dimiliki, seperti: 1.
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri atau Sekolah Menengah Pertama (SMP) swasta biasa.
2.
Sekolah Dasar (SD) - Sekolah Menengah Pertama (SMP) satu atap.
3.
Sekolah Menengah Pertama (SMP) terbuka.
4.
MTs Negeri atau MTs swasta atau sekolah lainnya yang sederajat.
5.
Pondok Pesantren Salafiyah yang menyelenggarakan program Wajib Belajar.
2.3
Mobile Learning (M-Learning) Mobile Learning (M-Learning) merupakan bagian dari pembelajaran
elektronik atau lebih di kenal dengan e-learning (Georgiev, Georgieva and Trajkovski 2006). Terkait dengan jumlah pengguna perangkat bergerak yang banyak di Indonesia saat ini, mobile learning dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk memecahkan permasalahan yang ada di dalam bidang pendidikan, terutama masalah pemerataan akses infomasi pendidikan, kualitas konten pembelajaran yang berupa materi pembelajaran dengan bentuk teks ataupun gambar disertai dengan contoh-contoh soal serta peningkatan kualitas pengajar atau guru agar lebih baik dalam membuat atau menyampaikan materi pembelajaran dan mengelola kegiatan belajar mengajar. Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dalam menggunakan MLearning yaitu: 1.
Siswa dapat mengakses materi sekolah, tugas, ujian dan informasi sekolah di manapun dan kapanpun.
10
2.
Kebanyakan perangkat telepon genggam memiliki harga yang lebih murah dibandingkan dengan harga PC (Personal Computer).
3.
Ukuran perangkat yang lebih kecil dan ringan daripada PC (Personal Computer).
4.
Mengikutsertakan lebih banyak pelajar, karena M-Learning memanfaatkan teknologi yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk dapat mengakses M-Learning, digunakan perangkat pendukung
berupa telepon genggam khususnya smartphone yang mempunyai fasilitas untuk melakukan koneksi ke internet, minimal mempunyai sistem operasi berbasis Android.
2.4
Ujian Nasional Ujian Nasional adalah sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan
menengah di Indonesia serta sebagai sarana untuk memetakan mutu berbagai tingkatan pendidikan satu daerah dengan daerah lain (Gultom, h 5). Menurut H. A. R. Tilaar (2006, hh 109-110) Ujian Nasional adalah upaya pemerintah untuk mengevaluasi tingkat pendidikan secara nasional dengan menetapkan standarisasi nasional pendidikan. Hasil dari Ujian Nasional yang diselenggarakan oleh Negara adalah upaya pemetaan masalah pendidikan dalam rangka menyusun kebijakan pendidikan nasional. Berdasarkan pendapat tersebut tentang Ujian Nasional maka dapat disimpulkan bahwa Ujian Nasional adalah sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah yang dilakukan dengan menetapkan standarisasi nasional pendidikan yang bertujuan sebagai pemetaan masalah pendidikan dalam rangka menyusun kebijakan pendidikan nasional. Penyelenggara Ujian Nasional adalah Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dalam rangka membantu tugas Menteri dan bekerjasama dengan Kementerian Agama, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Luar Negeri, Kepolisian Republik Indonesia, Perguruan Tinggi Negeri, dan Pemerintah Daerah (POS Ujian Nasional BNSP 2013, h 7 ).
11
Mata pelajaran yang di ujian kan pada Ujian Nasional Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Peserta didik dinyatakan lulus Ujian Nasional apabila nilai rata-rata dari semua nilai akhir mencapai paling rendah 5,5 (lima koma lima) dan nilai setiap mata pelajaran paling rendah 4,0 (empat koma nol). Rumus nilai akhir tersebut diperoleh dari gabungan nilai sekolah dari mata pelajaran yang diujikan secara nasional dan nilai Ujian Nasional, dengan pembobotan 40% untuk nilai sekolah dari mata pelajaran yang diujikan secara nasional dan 60% untuk nilai Ujian Nasional, dengan ketentuan untuk SMP atau MTs, nilai sekolah diperoleh dari penggabungan nilai Ujian Akhir Sekolah (UAS) dan nilai rata-rata rapor semester 1, 2, 3, 4 dan 5, dengan pembobotan 60% untuk Ujian Akhir Sekolah (UAS) dan 40% untuk nilai rata-rata rapor semester 1, 2, 3, 4, dan 5 (POS Ujian Nasional BNSP 2013, hh 37-38).
2.5
Try Out Try Out dapat didefinisikan sebagai wahana latihan ujian bagi siswa, baik
itu untuk menghadapi ujian semester maupun Ujian Nasional. Try Out sudah merupakan suatu kegiatan rutin yang dilaksanakan baik itu oleh kelas 7, 8, 9, 10, 11 maupun 12, bukan hanya terfokus kepada ujian nasional. Saat ini Try Out lebih ditekankan untuk menghadapi ujian nasional, hal yang membedakan adalah Try Out untuk kelas 9 dan 12 berbeda pada waktu pelaksanaan yang sudah ditentukan oleh dinas pendidikan kabupaten, sedangkan untuk kelas 7, 8, 10 dan 11 tergantung sepenuhnya kepada masing-masing sekolah. Tujuan dilaksanakannya Try Out adalah sebagai wahana pembiasaan siswa terhadap penyelesaian soal-soal terutama yang sifatnya ujian bersama, baik yang diselenggarakan oleh dinas, gugus kecamatan, maupun pusat, bagi kelas 9 dan 12 berarti mempersiapkan untuk menghadapi Ujian Nasional, sedangkan kelas 7, 8, 10 dan 11 mempersiapkan untuk menghadapi ulangan umum bersama. Try Out dapat dijadikan sebagai standar penguasaan siswa terhadap suatu materi pelajaran dan dapat diambil sebagai nilai harian oleh guru masing-masing. Pelaksanaan Try Out dapat dijadikan sebagai alat untuk mengetahui peta
12
kemampuan siswa. Ujian Try Out berupa soal tes pilihan ganda. Materi soal yang diujikan harus disusun sesuai dengan kisi-kisi soal yang telah dirumuskan.
2.6
Android Android adalah sebuah sistem operasi untuk perangkat mobile berbasis
linux yang mencakup sistem operasi, middleware dan aplikasi. Android menyediakan platform yang terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasinya. Android Inc. merupakan pendatang baru dalam pembuatan piranti lunak untuk ponsel atau smartphone yang dibeli oleh Google Inc. dan untuk mengembangkan Android, dibentuklah Open Handset Alliance, konsorsium dari 34 perusahaan piranti keras, piranti lunak dan telekomunikasi, termasuk Google, HTC, Intel, Motorola, Qualcomm, T-Mobile dan Nvidia (Nazruddin 2012, h 1).
2.7
Pengembangan Aplikasi Mobile Perkembangan perangkat mobile tumbuh pesat dalam beberapa tahun
belakangan ini, khususnya pada perangkat yang memiliki sistem operasi Android. Aplikasi Android dapat dikembangkan melalui 3 pendekatan yang masing-masing menghasilkan aplikasi native, aplikasi web dan aplikasi hybrid. Masing-masing pendekatan ini mempunyai kelebihan dan kekurangan serta cara pengembangan yang berbeda satu sama lain. Perbedaan antara aplikasi native, aplikasi web dan aplikasi hybrid digambarkan pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Perbedaan Struktur Aplikasi (Sumber: IBM Corporation, 2012)
13
Gambar 2.1 menggambarkan perbedaan antara aplikasi native, aplikasi web dan aplikasi hybrid. Perbedaan tersebut dijelaskan sebagai berikut (Prasetya 2013): 2.7.1
Aplikasi Native Aplikasi native adalah aplikasi yang secara khusus ditujukan untuk
platform mobile tertentu dan menggunakan bahasa pemrograman serta perangkat pengembangan sesuai dengan platform tersebut. Aplikasi Android ditulis menggunakan bahasa pemrograman Java dengan menggunakan Eclipse IDE, sementara iOS (iphone) ditulis dengan menggunakan bahasa Objective-C dan Xcode. Aplikasi native menghasilkan tampilan antarmuka yang alami dan cocok dengan platform yang dikembangkan. Performa dari aplikasi native sangat baik karena ditulis menggunakan bahasa pemrograman yang sesuai dengan sistem operasi yang dituju. Kelebihan lain dari aplikasi native adalah adanya dukungan akses ke semua fitur perangkat keras smartphone seperti info device, kamera, compass, file dan GPS. Pengembangan aplikasi native hanya dapat berjalan pada platform yang sudah di spesifikasikan pada tahap awal pengembangan aplikasi, sehingga terbatas hanya untuk satu sistem operasi.
2.7.2
Aplikasi Web Aplikasi web merupakan aplikasi website yang secara spesifik digunakan
untuk
penggunaan di
lingkungan
smartphone. Aplikasi
web
dibangun
menggunakan standar teknologi web seperti HTML5, CSS3 dan JavaScript. Aplikasi web dapat berjalan baik di semua browser modern yang terdapat pada platform mobile sehingga aplikasi ini menjadi aplikasi yang multi platform karena mampu berjalan di semua platform mobile. Pengembangan aplikasi web tergolong mudah dikarenakan menggunakan bahasa pengembangan web yang sudah ada dan familiar bagi pengembang atau programmer. Aplikasi web tidak dapat mengakses fitur-fitur perangkat keras smartphone seperti aplikasi native karena aplikasi web hanya berjalan pada browser smartphone. Aplikasi web hanya dapat diakses melalui jaringan internet
14
dan bergantung pada konektivitas sehingga menyebabkan performanya kurang stabil.
2.7.3
Aplikasi Hybrid Intuisi dari aplikasi hybrid adalah menanamkan aplikasi mobile HTML5
ke dalam konten aplikasi native. Aplikasi hybrid merupakan kombinasi dari kelebihan yang dimiliki antara aplikasi web dan aplikasi native. Aplikasi hybrid mengkonversi aplikasi web mobile HTML5 ke aplikasi native smartphone yang ditargetkan. Konversi aplikasi web mobile ke dalam aplikasi native memerlukan dukungan perangkat lunak spesifik semacam framework pengembangan aplikasi mobile. Kelebihan aplikasi hybrid adalah tahap pengembangannya yang relatif mudah karena memanfaatkan standar teknologi web. Aplikasi hybrid dapat berjalan pada hampir semua platform mobile yang dituju, artinya aplikasi hybrid dapat didistribusikan secara aplikasi native menuju ke platform mobile yang ditargetkan
oleh
pengembang.
Distribusi
aplikasi
yang
secara
native
memungkinkan aplikasi hybrid untuk dapat mengakses fitur-fitur perangkat keras seperti kamera, wifi, kalender dan file.
2.8
Pengembangan Aplikasi Hybrid pada Platform Android Aplikasi hybrid adalah gabungan antara aplikasi native dan aplikasi web.
Pengembangan aplikasi hybrid menggunakan HTML5, JavaScript, CSS3 dan Ionic Framework yang di dalamnya terdapat compiler Apache Cordova atau PhoneGap. Gambar 2.2 merupakan gambaran pengembangan aplikasi hybrid.
15
Gambar 2.2 Tools yang Dipakai untuk Pengembangan Aplikasi Hybrid
Gambar 2.2 dijelaskan tools yang digunakan untuk pengembangan aplikasi hybrid, yang dijelaskan sebagai berikut: 2.8.1
HTML 5 Hypertext Mark up Language atau biasa dikenal dengan HTML
merupakan suatu metode untuk mengimplementasikan konsep hypertext dalam suatu naskah atau dokumen. HTML bukan tergolong pada suatu bahasa pemrograman karena sifatnya yang hanya memberikan tanda (marking up) pada suatu naskah teks dan bukan sebagai program. HTML merupakan protokol yang digunakan untuk mentransfer data atau dokumen dari web server ke dalam browser. HTML memiliki banyak versi dan versi terbaru saat ini adalah HTML5. HTML5 adalah versi terbaru teknologi hypertext atau web yang sekarang ini masih dalam tahap pengembangan. Munculnya versi terbaru dari HTML yakni HTML versi ke-5, membawa beberapa elemen-elemen baru untuk mewujudkan struktur halaman web yang lebih baik. Elemen HTML sendiri merupakan semua hal yang terdapat diantara start tag sampai end tag. Beberapa elemen-elemen baru yang terdapat pada HTML5 dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Elemen-elemen Baru Pada HTML5
Tag <article>
Keterangan Digunakan untuk menspesifikasikan konten yang bersifat independen, seperti artikel, blog post, forum post dan