BAB-II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1.
Pengertian Saham Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, saham
merupakan surat berharga sebagai bukti pemilikan individu/institusi dalam suatu perusahaan (biasa dipegang perorangan/lembaga pada suatu perusahaan). Apabila seseorang membeli saham, maka ia akan menjadi pemilik dan disebut pemegang saham perusahaan tersebut. Menurut Baridwan dalam Fakhrurozie (2007) apabila perusahaan menyertakan satu macam saham, maka saham itu disebut saham biasa (common stock). Saham biasa ada dua jenis, yaitu saham atas nama dan saham atas unjuk. Untuk saham atas nama, nama pemilik saham tertera di atas saham tersebut, sedangkan saham atas unjuk yaitu nama pemilik saham tidak tertera di atas saham, tetapi pemilik saham adalah yang memegang saham tersebut. Apabila saham yang dikeluarkan itu dua macam yang satu adalah saham biasa dan yang lain adalah saham prioritas (preferred stock). Jadi dapat disimpulkan saham adalah surat kepemilikan modal dalam suatu perusahaan yang dapat diperjualbelikan di pasar modal. Salah satu harapan investasi yang paling mendasar atas saham adalah membuat investor dapat menikmati keuntungan yang dicapai oleh perusahaan. Namun keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada
Universitas Sumatera Utara
pemegang saham adalah setelah memenuhi kewajiban perusahaan lainnya ,seperti biaya bunga, biaya operasional dan lain sebagainya. 2.
Harga Saham Harga saham adalah harga suatu saham pada pasar yang sedang
berlangsung . Menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal pada hakekatnya harga saham merupakan penerimaan besarnya pengorbanan yang harus dilakukan oleh setiap investor untuk penyertaan dalam perusahaan. Menurut Weston dalam Haryati (2001:5), harga saham menggambarkan penilaian pasar modal atas kemampuan perusahaan memperoleh pendapatan dari waktu ke waktu, besarnya resiko atas kelangsungan pendapatan dan sekumpulan faktor-faktor lain. Jika pasar bursa efek ditutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing price). Harga pasar inilah yang menyatakan naik turunnya suatu saham. Jika harga pasar ini dikalikan dengan jumlah saham yang diterbitkan (outstanding share),maka akan didapatkan nilai pasar (market value). Berdasarkan fungsinya, nilai suatu saham dibagi menjadi tiga jenis yaitu par value (nilai nominal), base price (harga dasar), market price (harga pasar). 1)
Par value (nilai nominal) Merupakan nilai yang tercantum pada saham untuk tujuan
akuntansi. Jumlah saham yang dikeluarkan perseroan dikalikan dengan nilai nominalnya merupakan modal disetor penuh bagi
Universitas Sumatera Utara
suatu perseroan dan dalam pencatatan akuntansi, nilai nominal nilai nominal dicatat sebagai modal ekuitas perseroan dalam neraca. 2)
Base price (harga dasar) Harga dasar dipergunakan dalam perhitungan indeks harga
saham. Harga dasar akan berubah sesuai dengan aksi emiten.Untuk mengitung nilai dasar yaitu harga dasar dikalikan dengan total saham yang beredar. 3)
Market price (nilai pasar) Merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang
berlangsung atau jika pasar sudah tutup maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing price). 3.
Perubahan Harga Saham Keuntungan investor dalam menginvestasikan modalnya kepada
perusahaan adalah pada akhir periode akuntansi yang berupa deviden. Oleh karena itu, banyak investor yang menanamkan modalnya terutama pada perusahaan yang sering memperoleh keuntungan.Perusahaan yang memperoleh keuntungan akan memberikan kompensasi (return) kepada investor. Menurut Hanafi dan Abdul Halim (1996:300) return sebagai perubahan nilai antara periode t+1 dengan periode t ditambah pendapatpendapat lain yang terjadi selama periode tersebut. Sementara Jogiyanto (2000:107) membedakan return menjadi dua yaitu return expektasi (expected return) dan return realisasi (realized return).
Universitas Sumatera Utara
Return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa mendatang. Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis. Return ini merupakan selisih harga sekarang dan sebelumnya secara relatif. Return realisasi penting untuk mengukur kinerja perusahaan dan sebagai penentu resiko di masa depan. Yang dirumuskan sebagai berikut :
Pt - Pt-1 Rt = Pt-1 Keterangan : Rt
= Return Saham
Pt
= Harga saham tanggal publikasi laporan keuangan
Pt-1
= Harga Saham setelah tanggal publikasi laporan keuangan
Analisis internal dilakukan melalui antara lain: analisis strategi perusahaan dimana strategi ini memfokuskan pada persaingan yang dihadapi perusahaan, struktur biaya relatif terhadap pesaing, kemampuan manajemen dalam mengendalikan biaya, kualitas manajemen lainnya. Pada umumnya analisis internal yang banyak digunakan adalah analisis terhadap laporan keuangan perusahaan yaitu melalui analisis trend untuk beberapa tahun buku/periode dan analisis rasio finansial. a.
Analisa trend Mempelajari trend beberapa periode dan kegiatan-kegiatan
usaha perusahaan untuk beberapa tahun terakhir dihadapkan ada gambaran perkembangan,fluktuasi/kemunduran.Informasi berharga
Universitas Sumatera Utara
tersebut
dapat
operasional
menyangkut
perusahaan
posisi keuangan dan kegiatan
(laba/rugi)
dari
perusahaan
yang
bersangkutan. Suatu perusahaan diramalkan menuju kebangkrutan bila hasil analisis trend terhadap posisi keuangan menunjukkan kecenderungan menurunnya posisi kas pada bank, modal kerja dan over investment pada aktiva lancar. b. Analisa rasio keuangan Analisa rasio keuangan adalah studi tentang informasi yang menggambarkan hubungan diantara berbagai akun dari laporan keuangan yang mencerminkan keadaan serta hasil operasional perusahaan. Sumber data yang digunakan untuk melakukan analisa rasio keuangan adalah laporan keuanganyang telah melalui proses pemeriksaan (Auditing). Rasio harus diinterpretasikan dengan hatihati karena faktor yang mempengaruhi pembilang dapat berkorelasi dengan faktor yang mempengaruhi penyebut. 1) Rasio likuiditas Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menyelesaikan hutang/kewajibannya jatuh tempo segera dengan menggunakan aktiva lancar. Biasanya rasio yang digunakan adalah current ratio, quick ratio, cash ratio, dan net working capital. 2) Rasio leverage Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh/besar perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio leverage yang biasanya
Universitas Sumatera Utara
digunakan adalah debt to total asset ratio, total debt to equity ratio, long term debt to equity ratio. 3) Rasio aktivitas Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan/menggunakan sumber dana perusahaan beberapa rasio yang dipergunakan adalah total asset turn over ratio, receivable turn over ratio, inventory turnover ratio, dan average collection periode. 4) Rasio profitabilitas Rasio ini memberikan gambaran tentang kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan keuntungan, beberapa rasio yang sering digunakan adalah gross profit, net profit margin, rate of return on total asset. 5) Rasio pasar Rasio ini diterapkan untuk perusahaan yang telah go public dan mengukur kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai terutama pada pemegang saham dan calon investor. Beberapa rasio yang sering digunakan adalah price earning ratio, market to book value. 4. Kebangkrutan Bank A. Pengertian Kebangkrutan Kebangkrutan
(bankcruptcy)
biasanya
diartikan
sebagai
kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan untuk
Universitas Sumatera Utara
menghasilkan laba sedangkan menurut Undang-Undang No.4 tahun 1998 dimana suatu institusi dinyatakan oleh keputusan pengadilan bila debitur memiliki dua atau lebih kreditur dan tidak membayar sedikitnya satu hutang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih. Kebangkrutan dapat juga disebut likuidasi perusahaan atau penutupan perusahaan ataupun insolvabilitas. Kebangkrutan sebagai suatu kegagalan terjadi pada sebuah perusahaan didefenisikan dalam beberapa pengertian. a.
Kegagalan Ekonomi (Economic Distressed) Kegagalan dalam ekonomi berarti bahwa perusahaan kehilangan
uang atau pendapatan perusahaan tidak mampu menutupi biayanya sendiri, ini berarti tingkat labanya lebih kecil dari biaya modal atau nilai sekarang dari arus kas perusahaan lebih kecil dari kewajiban. Kegagalan terjadi bila arus kas sebenarnya dari perusahaan tersebut jauh di bawah arus kas yang diharapkan. Bahkan kegagalan dapat juga berarti bahwa tingkat pendapatan atas biaya historis dari investasinya lebih kecil daripada biaya modal perusahaan yang dikeluarkan untuk sebuah investasi tersebut. b.
Kegagalan Keuangan (Financial Distressed) Pengertian financial distressed mempunyai makna kesulitan dana
baik dalam arti dana dalam pengertian kas atau dalam pengertian modal kerja. Sebagian asset liability management sangat berperan dalam pengaturan untuk menjaga agar tidak terkena financial
Universitas Sumatera Utara
distressed. Kegagalan keuangan bisa juga diartikan sebagai insolvensi yang membedakan antara dasar arus kas dan dasar saham. Insolvensi arus kas ada dua bentuk. 1. Insolvensi teknis Perusahaan bisa dianggap gagal jika perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo, walaupun total aktiva melebihi total utang atau terjadi bila suatu perusahaan gagal memenuhi salah satu atau lebih kondisi dalam ketentuan hutangnya seperti rasio aktiva lancar terhadap utang lancar yang telah ditetapkan atau rasio kekayaan bersih terhadap total aktiva yang disyaratkan. Insolvensi teknis juga terjadi bila arus kas tidak cukup untuk memenuhi pembayaran bunga atau pembayaran kembali pokok pada tanggal tertentu. 2. Insolvensi dalam pengertian kebangkrutan Insolvensi dalam pengertian kebangkrutan didefinisikan dalam ukuran
sebagai
kekayaan
bersih
negatif
dalam
neraca
konvensional atau nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan lebih kecil dari kewajiban. 5.
Faktor-faktor Penyebab Kebangkrutan Kebangkrutan yang terjadi pada perbankan di Indonesia disebabkan
oleh nilai mata uang rupiah yang menurun, suku bunga tinggi, terjadinya rush, hutang membengkak, simpanan nasabah rendah dan tingginya kredit macet yang melanda hampir seluruh bank di Indonesia. Faktor-
Universitas Sumatera Utara
faktor yang menyebabkan terjadinya kebangkrutan pada perusahaan adalah faktor umum,faktor eksternal perusahaan, faktor internal perusahaan. a.
Faktor Umum 1. Sektor ekonomi 2. Sektor sosial 3. Teknologi 4. Sektor pemerintah
b.
Faktor Eksternal Perusahaan 1. Faktor pelanggan atau nasabah 2. Faktor pemasok/kreditur 3. Faktor pesaing/bank lain
c.
Faktor Internal Perusahaan Faktor-faktor yang menyebabkan kebangkrutan secara internal sebagai berikut : 1).terlalu besarnya kredit yang diberikan kepada nasabah sehingga akan menyebabkan adanya penunggakan dalam pembayaran sampai akhirnya tidak dapat membayar, 2).manajemen tidak efisien yang disebabkan karena kurang adanya kemampuan,pengalaman,ketrampilan, sikap inisiatif dari manajemen, 3).penyalahgunaan wewenang dan kecurangan dimana sering dilakukan oleh karyawan, bahkan manajer puncak
Universitas Sumatera Utara
sekalipun sangat merugikan apalagi yang berhubungan dengan keuangan perusahaan. 6.
Rasio-rasio Prediksi Kebangkrutan Bank Rasio-rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kebangkrutan
bank ada lima yaitu, Working capital to Total Assets Ratio, Retained Earnings to Total Assets Ratio ,Earning Before Interest Taxes to Total Assets Ratio, Market Value of Equity to Book Value of Total Debt Ratio,Sales to Total Assets Ratio. a.
Working Capital/Total Asset Modal kerja yang di sini dimaksud adalah selisih antara aktiva
lancar (current assets) dengan hutang lancar (current liabilities). Sedangkan current assets pada perusahaan perbankan terdiri dari cash on hand and banks,placement in other banks, notes and securities, loan and investmen. Current liabilities terdiri dari demand deposit, time deposit, dan saving deposit. Sedangkan total assets adalah semua assets yang ada di dalam perusahaan tersebut. b.
Retained Earning/Total Assets Rasio ini merupkan rasio profitabilitias yang mendeteksi atau
mengukur
kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan
keuntungan dalam periode tertentu. Retained earnings di sini adalah
laba
ditahan.
Menurut
Mulyono
(1994)
retained
earning/total assets rasio profitabilitas yang dapat mendeteksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, yang
Universitas Sumatera Utara
ditinjau dari kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba dibandingkan dengan kecepatan perputaran operating assets sebagai ukuran efisiensi usaha. Rasio ini mengatur akumulasi laba selama perusahaan beroperasi. Umur perusahaan berpengaruh terhadap rasio tersebut karena semakin lama perusahaan beroperasi memungkinkan untuk memperlancar akumulasi laba ditahan. Hal tersebut menyebabkan perusahaan yang masih relatif muda pada umumnya akan menunjukkan hasil rasio tersebut yang rendah, kecuali yang labanya sangat besar pada masa awal berdirinya. c.
Earning Before Interest and Tax/Total Assets Menurut Supardi (2003:81) rasio ini merupakan rasio yang
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Rasio Earning Before Interest and Tax di sini adalah operating income. Beberapa indikator yang dapat kita gunakan dalam mendeteksi adanya masalah pada kemampuan profitabilitas perusahaan diantaranya adalah, piutang dagang meningkat, rugi terus-menerus dalam beberapa kwartal, persediaan meningkat, penjualan menurun, terlambatnya hasil penagihan piutang,
kredibilitas perusahaan berkurang
serta kesediaan
memberi kredit pada konsumen yang tak dapat membayar pada waktu yang telah ditetapkan. d.
Market Value Equity/Book Value of Debt
Universitas Sumatera Utara
Rasio ini merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memberikan jaminan kepada setiap hutangnya melalui modalnya sendiri. Rasio market value equity di sini adalah closing price tahunan dikali dengan total share tahunan. Modal yang dimaksud disini adalah gabungan nilai pasar dari modal biasa dan saham preferen, sedangkan hutang mencakup hutang lancar dan hutang jangka panjang. e.
Sales/Total Assets Menurut M. Akhyar Adnan (2001:190) rasio ini merupakan
rasio yang mendeteksi kemampuan dana perusahaan yang tertanam dalam keseluruhan aktiva yang berputar dalam satu periode tertentu. Rasio ini mengukur kemampuan manajemen dalam menggunakan aktiva untuk menghasilkan penjualan. Sales yang dipakai pada perusahaan perbankan adalah revenue. B. Review Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dibutuhkan sebagai dasar dalam membuat kerangka konseptual dan hipotesis, menurut Erlina (2007:39) review literature adalah untuk mengidentifikasi vaiabel-variabel penting yang signifikan yang terdapat terdapat dalam penelitian sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti Fakhrurozie (2007)
Rini widyastuti (2006)
Aprilia Nugraheni (2005)
Variabel penelitian Variabel independent : nilai rasio keuangan Altman ZScore. Variabel dependent : Harga saham
Hasil penelitian pengaruh kebangkrutan terhadap harga saham hanya sebesar 21, 50%
Variabel Independent: kinerja keuangan pendekatan Altman Variabel dependent: Harga saham
tidak ada perbedaan harga saham secara signifikan antara perusahaan yang masuk kategori sehat dan tidak sehat pada perusahaan jasa go public di Bursa Efek Jakarta khususnya perusahaan restoran. Hotel dan pariwisata pada tahun 2000-2004.
Variabel independent : rasio keuangan Altman ZScore. Variabel dependent : Harga saham
working capital merupakan bagian yang menentukan dalam naik atau turunnya z-score, dan pengaruh kebangkrutan terhadap harga saham berkisar 22,6%
Penelitian Fakhrurozie (2007) menemukan bahwa pada perusahaan perbankan pengaruh kebangkrutan hanya mempengaruhi harga saham sebesar 21,50%, sementara penelitian Rini Widyastuti (2006) terhadap perusahaan jasa tidak menemukan pengaruh antara saham perusahaan dengan
kinerja
perusahaa
kategori
sehat
dengan
kategori
tidak
sehat.Penelitian yang sama yang dilakukan oleh Apriia Nugraheni (2005) terhadap perusahaan perbankan menemukan bahwa terdapat pengaruh perusahaan tidak sehat terhadap harga saham sebesar 22,6%. C.
Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1.
Kerangka Konseptual Analisa terhadap kinerja perusahaan, dapat dilihat dari laporan
keuangan yang dipublikasikan oleh perusahan. Analisa terhadap laporan
Universitas Sumatera Utara
keuangan akan memberikan informasi yang berharga bagi para investor, dan pihak yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan.Analisa pada neraca akan memberikan informasi mengenai posisi keuangan dari perusahaan, sedangkan analisa pada laporan laba-rugi memberikan kita gambaran mengenai aktivitas dari perusahan. Analisa yang dilakukan terhadap laporan keuangan memiliki beberapa faktor yang harus diperhatikan yaitu, Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas, dan Aktivitas. Faktor-faktor itu akan memberi pengaruh terhadap laporan keuangan yang dianalisa. Pada pendekatan Altman ini terdapat gabungan rasio keuangan dalam melakukan penilaian dimana rasio likuiditas, aktivitas dan profitabilitas digabung dalam melakukan penilaian,kemudian dikalikan dengan nilai dari koefisien Altman. Rasio likuiditas terdiri dari Working Capital to Total Asset,rasio profitabilitas terdiri dari Retained Earning To Total Assets, Earning Before Interest And Tax To Total Assets, dan rasio aktivitas Market Value Equity toBook Value of Debt, Sales/Total Assets. Rumus Altman z-score yang digunakan merupakan rumus z-score yang telah mengalami revisi agar dapat digunakan terhadap perusahaan – perusahaan lain selain perusahaan manufaktur go public tetapi juga perusahaan swasta selain perusahaan manufaktur. Nilai dari setiap rasio akan dihitung dengan persamaan sebagai berikut : Z-Score = 0,717X1 + 0,847X2 + 3,10X3 +0,420X4+ 0,998X5
Universitas Sumatera Utara
Persamaan Altman Z-score akan menghasilkan nilai dalam skala yang telah ditentukan sebagai berikut : 1.nilai Z-score diatas 2,90 (Z-score > 2,90) diklasifikasikan sebagai perusahaan sehat, 2.nilai Z-score diantara 1,20 sampai 2,90 (1,20 < Z- score < 2,90) perusahaan berada dalam daerah kelabu (gray area), 3.nilai z-score dibawah 1,20 (z-score< 1,20) perusahaan berpotensi bangkrut.
H
X
Y Harga Saham
Altman Z-score Gambar 2.1 Kerangka konseptual
Hasil analisa kinerja terhadap laporan keuangan yang dilakukan dengan metode Altman Z-score akan mencerminkan seperti apa kinerja dari perusahaan. Secara teoritis keadaan kinerja perusahaan yang tercermin didalam laporan keuangan akan berpengaruh terhadap harga saham perusahan. Semakin baik kinerja perusahaan maka akan sangat berpengaruh terhadap kenaikan harga saham. Sebaliknya apabila kinerja perusahan menurun juga akan berpengaruh terhadap penurunan harga saham
perusahan.
Penelitian
kebangkrutan
dengan
menggunakan
pendekatan Altman yang dilakukan oleh Fakhrurozie(2005) terhadap perusahaan perbankan selama tahun 2001-2003 menemukan bahwa
Universitas Sumatera Utara
terdapat hubungan yang postif antara hasil analisa kebangkrutan dengan harga saham perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Aprilia Nugraheni (2005) pada perusahaan perbankan dari tahun 1999-2003 mencoba untuk memberikan bukti empiris mengenai rasio-rasio keuangan dalam perusahaan perbankan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menemukan bahwa rasio dari pendekatan Altman secara bersama-sama memiliki hubungan yang positif dengan harga saham, sedangkan secara parsial rasio yang memiliki hubungan secara positif dengan harga saham adalah working capital to total asset. Penelitian ini menjelaskan
bahwa
hubungan antara kinerja perusahaan dengan
pendekatan Altman dengan harga saham perusahaan memiliki hubungan yang positif
baik secara parsial maupun secara simultan. Penilaian
terhadap harga saham perusahaan akan menggunakan harga penutupan (closing price) yang merupakan harga pasar sebenarnya. 2.
Hipotesis Penelitian Menurut Erlina (2007:41) hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan
dengan maksud diuji secara empiris. Melihat gambaran mengenai kerangka konseptual diatas maka penulis mengajukan hipotesis yaitu pengaruh kebangkrutan metode Altman Z-score terhadap harga saham perbankan dalam Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara