BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.
Lensa Kontak 1. Definisi Lensa kontak adalah lensa plastik tipis yang dipakai menempel pada kornea mata dimana memiliki fungsi yang sama dengan kacamata, yaitu mengoreksi kelainan refraksi, kelainan akomodasi, terapi dan kosmetik.6 Lensa kontak dapat terbuat dari gelas atau bahan plastik, untuk menutupi kornea dan sebagian sklera. Ruang di antara lensa kontak dan kornea diisi dengan larutan garam fisiologis. Sistim ini dapat menghilangkan astigmatisme kornea dan mengadakan koreksi ametropia. Lensa kontak mulai dipakai pada tahun 1930-an, di mana lensanya besar dan terbuat dari gelas. Pada tahun 1947 mulai dikenal lensa kontak yang terbuat dari plastik yang lebih kecil dan lebih tipis dari yang semula. 2. Bentuk Lensa Kontak a) Lengkung belakang terdiri dari : (1) PPC : Peripheral Posterior Curve (lengkung datar atau Base curve). (2) Intermediate Posterior Curve. (3) CPC : Central Posterior Curve. b) Lengkung depan terdiri atas : (1) CAC : Central Anterior Curve (lengkung depan tengah). (2) Intermediate Anterior Curve. (3) PAC : Peripheral Anterior Curve.7
7
3. Jeenis- jenis Lensa L Kontaak a Hard Con a) ntact Lens ((Lensa Konttak Keras)
mbar 2.1. Hard H Conta act Lens Gam Sumber : Marazzi, M 20 010.
Lensaa kontak keeras merupaakan jenis lensa l kontaak pertama yang dikeluark kan pada tahhun 1960-an n. Lensa ko ontak ini terrbuat dari bahan b PMMA (polymethylm (p methacrylate) yang memberikan m oksigen melalui pinggir leensa kontak . (1) Keleb bihan : (a) Tahan T lamaa. (b) Harga H lebihh murah. (2) Keku urangan : (a) Kurang K nyaaman digunaakan. (b) Memiliki M baahan yang sukar s ditem mbus oksigeen sehingga mata mudah m kekuurangan okssigen. b Soft Conttact Lens (L b) Lensa Kontaak Lunak)
Gambar 2.2. Soft Coontact Lenss dan Rigid d Gas Permeeable Sumber : Coleman Opticians, O 2010. 2 8
Lensaa kontak lunnak tersediaa untuk pem makaian jang ngka panjang dan pemakaiaan harian. K Kedua jeniss lensa konttak ini mem miliki kadar lalu oksigen (kemampua ( an dilalui oksigen) o yang berbedaa dengan bahan, b kadar airr, disain ddan keteballannya. Sofft contact lens, mem mbawa oksigen dengan d perrantaraan air a yang dikandungnyaa. Makin tinggi t kandungaan air, makaa makin baanyak oksigen yang daapat sampai pada kornea. bihan : (1) Keleb (a) Masa M adaptaasi yang sin ngkat biasan nya hanya bbeberapa harri. (b) Lebih L kecil kemungkin nan akan terrlepas padaa saat melak kukan aktivitas a yanng berlebihan. (c) Tersedia T beerbagai jen nis warna serta jangkka waktu masa pemakaian. p (d) Mudah M
uuntuk
mem mperolehny ya
serta
lebih
murah m
dibandingka d an dengan RGP. R (2) Keku urangan : (a) Karena K kadaar air yang tinggi t sehin ngga lebih m mudah kotorr. (b) Mudah M robeek. c) Rigid Gass Permeablee (RGP) Leens
Gam mbar 2.3. P Pemakaian Rigid Gas Permeable P Sumbber : Marco oeyes, 2008.
Lensaa kontak inii merupakan n polimer dari d polymetthylmethacrrylate dan siliko on. Silikon terkenal dengan d sifatt tembus gaas. RGP teerbuat dari plasttik tipis yanng fleksibel yang berssifat mudahh dilalui ok ksigen sehingga kornea dappat berfungssi dengan baik. b Pada llensa kontaak ini,
9
oksigen bukan hanya didapat pada saat mata berkedip, tetapi juga dari udara bebas yang dapat melalui lensa untuk mencapai kornea. Hal ini yang menyebabkan lensa kontak RGP lebih nyaman dipakai dalam waktu lama. (1) Kelebihan : (a) Tidak mudah robek. (b) Diameter lebih kecil antara 8.5 mm – 10 mm. (c) Transmisi oksigen lebih tinggi. (d) Mudah dirawat dan dibersihkan karena RGP mengandung air. (e) Mampu mengoreksi astigmatisme. (f) Memberikan penglihatan yang lebih tajam. (g) Masa pakai lebih lama, lebih dari 2 tahun. (2) Kekurangan : (a) Masa adaptasi yang lebih lama, biasanya memerlukan 2 minggu hingga 1 bulan. (b) Apabila lebih dari seminggu tidak dipakai maka pada saat pemakaian kembali memerlukan penyesuaian atau adaptasi. (c) Harga lebih mahal dibandingkan dengan lensa kontak lunak.8,9,10,11,12,13,14 4. Penggantian Lensa Kontak Pada orang yang baru belajar menggunakan lensa kontak, biasanya lensa diganti dalam waktu 4 bulan karena lensa menjadi rusak. Pada waktu selanjutnya pergantian lensa hanya 1 tahun sekali. Pergantian lensa biasanya disebabkan oleh lensa yang hilang, lensa yang rusak, timbulnya deposit pada permukaan lensa. Lensa kontak harus digunakan sesuai dengan aturan pakainya. Lensa untuk mengoreksi visus tidak boleh digunakan 24 jam terus menerus pada daily wear lens. Pada pemakaiannya juga diperlukan pemeriksaan secara rutin supaya kornea tetap dalam keadaan baik. Dengan berkembangnya tingkat pengetahuan tentang pembuatan lensa kontak, maka sekarang sudah dapat dikenal macam- macam lensa kontak
10
di mana ada yang dapat digunakan untuk jangka waktu yang lebih lama, sehingga pengguna lensa kontak tidak banyak terganggu oleh karena pemasangan dan pelepasan lensa kontak yang terlalu sering. Macam- macam lensa kontak menurut waktu penggunaannya : a) Daily wear lens Yang telah lama dikenal. Lensa ini harus dibuka setiap harinya pada malam hari. b) Sunday wear lens Dapat digunakan selama satu minggu terus- menerus dan dibuka setiap minggu untuk dibersihkan dan mata diistirahatkan. Untuk mencegah mata kering, penderita setiap hari harus meneteskan cairan lensa lubricant “comfort drops” pada pagi hari. c) Extended wear lens Diberikan pada : (1) Monokuler afakia. (2) Berumur 65 tahun atau lebih. (3) Tak dapat memasang dan melepas lensa kontak setiap hari. (4) Ada kelainan retina, yang mungkin memerlukan penyinaran laser di kemudian hari. (5) Pada mata yang mungkin memerlukan lens implant di kemudian hari. Lensa ini paling lama dapat dipakai 3 bulan terus- menerus, tetapi dianjurkan sebaiknya dibuka sekali sebulan. Setiap pagi penderita harus meneteskan “comfort drops”. Karena sangat tipis extended wear lens
tidak
dapat
menutupi
astigmatisme
sehingga
penderita
astigmatisme tidak dapat memakai extended wear lens, kecuali bila ditambah dengan kacamata untuk mengoreksi astigmatismenya. Untuk astigmatisme yang yang tinggi, sekarang dikenal toric contact lens yang dapat juga dibuat sebagai daily wear lens, sunday wear lens dan extended wear lens. Yang ada di Indonesia baru yang daily wear toric contact lens.7
11
5. Skrining Penggunaan Lensa Kontak Syarat- syarat atau kriteria penggunaan lensa kontak : a) Keadaan anatomi dan fisiologi Struktur, bentuk, kejernihan segmen anterior harus normal. b) Psikologis Motivasi, intelegensia dan kepribadian pasien mempengaruhi “success rate” pemakai lensa kontak. c) Patologis Berdasarkan anamnese : kesehatan umum, kesehatan mata, obat- obat yang digunakan, penyakit mata, visus dan kaca mata. d) Faktor umur, pekerjaan, olahraga. e) Pemeriksaan refraksi.14 6. Indikasi Penggunaan Lensa Kontak a) Memperbaiki visus : (1) Keratokonus. Keratokonus adalah kelainan kornea di mana bagian tengah kornea menipis sehingga kornea berbentuk kerucut dan tidak teratur. Pemakaian lensa kontak pada keratokonus berfungsi membentuk permukaan baru yang lebih teratur, menahan perkembangan keratokonus dan mengoreksi kelainan refraksi yang ada. (2) Astigmatisme ireguler. Astigmatisme ini disebabkan karena permukaan kornea tidak teratur atau karena pada lapisan- lapisan kornea terdapat kekeruhan. Dalam hal ini mungkin lensa kontak dapat memperbaiki tajam penglihatannya, sedangkan terhadap turunnya tajam penglihatan oleh kekeruhan lapisan dalam kornea dapat dipertimbangkan keratoplasti.
12
b) Pengganti kacamata yang tebal : (1) Miopia tinggi Pada miopia tinggi, lensa kontak memperbesar ukuran dari bayangan sehingga akan memperbaiki visus. (2) Afakia Dengan lensa kontak, pada afakia dapat mengurangi pembesaran bayangan dibanding dengan menggunakan kacamata biasa sehingga penderita dapat bergerak lebih pasti. (3) Mengoreksi anisometropia Anisometropia terjadi oleh karena perbedaan refraksi, antara mata kanan dan kiri 2,5-3 D atau lebih) sehingga dengan penggunaan lensa kontak, gambaran penglihatan mata kanan-kiri kurang lebih sama. (4) Memperbaiki penglihatan binokuler (binocular vision) Contohnya pada afakia monokuler, yang bila dikoreksi dengan kacamata biasa dapat menimbulkan perbedaan besar bayangan yang hebat, sehingga mengganggu penglihatan binokuler. c) Untuk terapi Pemakaian lensa kontak lunak terapeutik sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari upaya ahli oftalmologi untuk menangani penyakit mata luar. Lensa kontak ini digunakan sebagai aplikasi obat dengan tujuan mempercepat proses penyembuhan luka, melindungi luka pada kornea dan melindungi kornea, yaitu bila terdapat kelainan- kelainan pada kelopak mata di mana lensa kontak menghindari perlekatan yang disebabkan keadaan peradangan akut, keratopati bulosa. Dalam hal ini lensa kontak dapat membentuk barrier lunak antara kornea dan dunia luar. d) Kosmetik Lensa kontak berwarna dapat digunakan untuk menyamarkan bekas luka atau jaringan parut pada kornea maupun untuk merubah
13
warna iris. Selain itu juga dapat digunakan untuk mengoreksi visus.4,6,7 7. Kontraindikasi Penggunaan Lensa Kontak a) Kontraindikasi absolut : Tidak
dapat
digunakan
pada
keadaan
peradangan,
blefaritis
konjungtivitis akut, keratitis. b) Kontraindikasi relatif : (1) Dry eye syndrom. (2) Bleb setelah operasi glaukoma. (3) Penderita dengan gangguan kekebalan tubuh. (4) Kelainan palpebra : kalazion, trikiasis, entropion, koloboma. (5) Kelainan konjungtiva : pterigium, pinguekula.14 8. Pemeriksaan Sebelum Penggunaan Lensa Kontak a) Pemeriksaan lengkap pada kedua mata. Untuk pemakaian lensa kontak perlu : (1) Produksi air mata yang cukup. (2) Refleks mengedip yang normal. (3) Epitel kornea sehat. (4) Tidak ada radang ataupun infeksi pada segmen anterior mata (blefaritis, keratitis, uveitis, glaukoma). (5) Penderita yang kooperatif. b) Pemeriksaan refraksi secara obyektif dan subyektif yang teliti. Pada astigmatisme, refraksi dinyatakan dengan lensa silinder negatif. Oleh karena air mata yang terdapat di antara lensa kontak dan kornea, berfungsi sebagai lensa silinder negatif (disebut lensa air mata), maka astigmatisme kornea dengan sendirinya telah dikoreksi. c) Penentuan lengkung dasar lensa kontak dengan keratometer. Hasil pengukuran keratometri dinyatakan dengan dioptri dan jarijarinya. Pengukuran diameter lensa kontak dengan keratometer atau topogometer. Diambil 2 mm lebih panjang dari diameter daerah apeks kornea yang terpanjang.
14
d Dengan menggunakkan lensa biasa, diteentukan reffraksi tamb d) bahan sampai teercapai visuss yang terbaaik. Dari suatu u tabel konv nversi, dapatt diketahui kekuatan reefraksi tamb bahan untuk dattaran korneaa. Kekuatan n lensa konttak yang seebenarnya adalah a kekuatan lensa kontaak percobaaan ditambah h dengan reefraksi tamb bahan untuk dataran korneaa. e) Hubungan n lensa konntak dengan kornea diperhatikan ddengan fluorresein dan penyiinaran cahay aya ultraviollet. f)) Cara peny yesuaian diiri dengan lensa l kontaak hanya teercapai bila lama pemakaiaannya setiapp hari, sedik kit- sedikit ditambah. d R Rata- rata seetelah 2 minggu u lensa kontaak dapat dip pakai dengaan nyaman.7 9. Cairan C Lensaa Kontak a Jenis- jen a) nis cairan lennsa kontak : (1) Laruttan serba guuna (multipu urpose solution) Laruttan serba guna lenssa kontak berfungsi membersihkan, menssterilkan dann menyimpan lensa ko ontak. Lensaa kontak bu ulanan dan tahunan t harrus direndaam oleh larrutan minim mal 6 jam untuk u menccuci lensa kkontak sehiingga terhin ndar dari koontaminasi yang meru usak mata. Contoh:
Gambarr 2.4. Laruttan Serbaguna Sumbeer : http://op ptikpandanaaran.com/so olution/multiporpouse-ssolitions.htm ml
15
(2) Laruttan pencucii lensa kontaak Laruttan pencuc i lensa kon ntak biasan nya dianjurkkan untuk lensa kontaak tahunan,, namun daapat digunak kan juga olleh lensa kontak k bulan nan. Larutann pencuci digunakan d untuk u mengghilangkan sisa sisa yang y menum mpuk di len nsa kontak, seperti s minyyak dan pro otein. Contoh :
Gam mbar 2.5. L Larutan Peencuci Lenssa Kontak Sumbeer : http://op ptikpandanaaran.com/so olution/multiporpouse-ssolitions.htm ml
(3) Laruttan pelembaab lensa kon ntak (lubriccating and rrewetting drrops) Laruttan yang ditteteskan unttuk melumaasi lensa kettika lensa kontak k sedan ng dipakai. Larutan terrsebut dapaat digunakann sepanjang g hari untuk k menjagaa kelembab ban mata dan untukk meningk katkan kenyamanan pem makaian len nsa kontak. Contoh :
mbar 2.5. Laarutan Peleembab Len nsa Kontakk Gam Sumbeer: http://op ptikpandanar aran.com/sollution/multiiporpouse-ssolitions.htm ml 16
b) Bahan- bahan (kandungan) cairan lensa kontak Tabel 2.1. Kandungan Cairan Lensa Kontak Aqueous
Wetting agent
Other polymer
(saline)
Buffering
Preservative
agent
(Pengawet)
vehicle NaCl
not specified
carboxymethylcelluluse
not specified
chlorite / peroxide
NaCl + KCl
PEG-11 lauryl
hydroxyethylcellulose
borate (boric
chlorite-
saline
ether
hydroxypropyl guar
mixed salts
carboxylic acid
acid)
hypromellose
citrate
polamine
glycerine
phosphate
poloxamer (e.g.
polyethylene glycol (PEG)
trometamol
pluronic-F127)
polyvinyl alcohol (PVA)
peroxycompound (CPC) Polyhexamethylene Biguanide (PHMB)
povidone
polidronium
sodium hyaluronate
polyhexanide sodium perborate sorbic acid stabilised oxychlorite
Sumber : Michael J Doughty, 2010. Cairan lensa kontak umumnya mengandung 4 jenis bahan yaitu aqueous (saline) vehicle, wetting agent (agen pembasah), polymer dan buffering agent (untuk memberikan pH cairan yang tepat). Tambahan bahan pengawet pada cairan lensa kontak sebagai suatu agen antimikroba, khususnya digunakan untuk melemahkan atau mencegah pertumbuhan mikroba dalam botol cairan lensa kontak. Beberapa bahan pengawet tertentu dapat menyebabkan terjadinya efek toksik pada mata yaitu salah satunya dapat menyebabkan suatu alergi mata. Untuk itu pemilihan cairan pembersih harus diperhatikan karena sebagian pengguna lensa kontak alergi terhadap bahan pengawet yang ada dalam cairan lensa kontak. Sebaiknya sebelum memilih menggunakan suatu cairan lensa kontak, pengguna lensa kontak mencoba cairan lensa kontak beberapa hari terlebih dahulu untuk mengukur apakah mata nyaman dengan cairan tersebut.15,16
17
Tabel 2.2. Bahan Cairan Lensa Kontak yang Bersifat Toksik pada Mata Bahan BAK
Kelebihan
Kekurangan
‐ Agen bakterisida khususnya
‐ Tidak digunakan untuk
untuk bakteri maupun jamur (Benzalkonium Chloride)
soft contact lens karena materialnya
‐ Biasanya
sebagai
bahan
pengawet
solusi
hard
contact lens
mengikat
bahan pengawet yang dapat
menyebabkan
efek toksik serta jejas okular. ‐ Efek toksisitas pada air mata dan kornea ‐ Reaksi alergi mata
Chlorobutanol
Agen antimikroba untuk cairan
Dapat
lensa kontak
reaksi alergi pada mata
Polyquaternium
Agen antimikroba untuk cairan
Efek toksik minimal
(Polyquad)
lensa kontak
Thymerosal
Memiliki efek bakterisida pada solusi
hydrogel
lens/
soft
menyebabkan
‐ Dapat merusak epitel kornea
contact lens ‐ Reaksi alergi EDTA
Pengikat mukoprotein
kotoran pada
berupa lensa
kontak, ini adalah senyawa
Pada penggunaan jangka panjang
memiliki
efek
sitotoksik
yang diharapkan dapat bekerja membersihkan lensa kontak. Chlorhexidine
Memiliki efek bakterisida pada
Hipersensitif dan reaksi
glukonat
solusi hydrogel lens
toksik pada mata
PHMB
Untuk menghilangkan bakteri
Efek
(Polyhexaethylene
dan kuman pada lensa
kornea
pewarnaan
pada
Biguanide)
Sumber : Jimmy D. B and Siret D. J, 2008.17
18
B.
Anaatomi Mata a 1. Kelopak K Maata atau Palppebra
Gaambar 2.4. Palpebra Sumber : R Putz dan n R Pabst, 2006. 2
Kelopak mata atau palpebra memiliki m fun ngsi melinddungi bola mata, seerta mengelluarkan sekkresi kelenjaarnya yang membentuk m k film air mata di d depan korneea. Palpebrra merupak kan alat peenutup mataa yang berrguna u untuk melin ndungi boola mata terhadap t trrauma, trauuma sinar dan p pengeringan n bola mata. Pada kelop pak mata terdapat bagiaan : a Struktur palpebra a) p Palpeb bra terdiri aatas lima bidang b jaringan utama. Dari superrfisial ke dalam m terdapat llapis kulit, lapis otot rangka (orrbikularis okuli), o jaringan areolar, jaaringan fib brosa (lemp peng tarsuus), dan laapisan membran n mukosa (kkonjungtiva palpebralis)). b Tepian paalpebra b) (1) Tepiaan anterior : bulu matta, glandulaa Zeis (moodifikasi kellenjar sebassea kecil yaang bermuaara ke dalam m folikel ram mbut pada dasar bulu mata), glaandula Molll (modifikasi kelenjaar keringat yang berm muara membbentuk satu barisan b dek kat bulu matta). (2) Tepiaan posterioor : tepian palpebra posterior p beerkontak deengan bola mata, dan sepanjang tepian t ini teerdapat muaara- muara kecil dari kelenjar k sebbasea yang telah dimodifikasi (gllandula Meiibom, atau tarsal). t 19
(3) Pung gtum Lakrim mal : berfu ungsi meng ghantar air mata ke bawah b melalui kanalikuulusnya ke sakus s lakrim malis. c) Fisura palpebra : ruaang berbentu uk ellips di antara keduua palpebraa yang dibuka. d Septum orbital d) o : fasiaa di belakan ng bagian otot orbikulaaris yang terrletak di antara tepian orbiita dan tarsu us dan berffungsi sebag agai sawar antara a palpebra dan d orbita. e) Retraktorr palpebra yyang berfung gsi membuk ka palpebra.. f)) Muskuluss levator pallpebra supeerior. g Persarafan g) n sensoris bberasal darii divisi perttama dan keedua dari nervus n trigeminu us (V). h Pembuluh h) h darah (a . lakrimaliss dan optaalmika, draainase venaa dari palpebra mengalir kke dalam v. optalmika dan membbawa vena- vena yang mem mbawa daraah dari dahi dan temporral) dan pem mbuluh limffe. 2. Sistem S Lakriimal
Gambaar 2.5. Sisteem Lakrim mal Sumber : R Putz dan n R Pabst, 2006 2 . Sistem sekresi air m mata atau lak krimal terleetak di daeraah temporall bola m mata. Sistem m eksresi m mulai dari pungtum p lak krimal, kannalikuli lakrrimal, saakus lakrim mal, duktuss nasolakrim mal, meatus inferior. Sistem lak krimal teerdiri atas 2 bagian :
20
a Sistem prroduksi atauu glandula laakrimal. a) b Sistem ek b) ksresi yang terdiri atas pungtum laakrimal, kannalikuli lakrrimal, sakus lakrrimal dan dduktus nasollakrimal. Film airr mata bergguna untuk kesehatan mata. m Air m mata akan masuk m k dalam sakus ke s lakrim ui pungtum m lakrimal.. Bila pun ngtum mal melalu laakrimal tid dak menyinnggung bola mata, maka m air maata akan keluar k m melalui marrgo palpebrra yang dissebut dengaan epifora ((pengeluaraan air m yang berlebihan daari kelenjarr lakrimal). mata 3. Konjungtiva K a
Gam mbar 2.6. Konjungtiva K a Sumber : R Putz dan n R Pabst, 2006. 2
Konjung gtiva merupaakan memb bran yang menutupi m skl klera dan kelopak m bagian belakang. K mata Konjungtivaa terdiri atas tiga bagiaan, yaitu : a Konjungttiva tarsal yyang menu a) utupi tarsus dan sukar digerakkan n dari tarsus. b Konjungttiva bulbi m b) menutupi sk klera dan mu udah digeraakkan dari sklera s di bawahn nya. c) Konjungttiva fornisess atau fornik ks konjungttiva yang m merupakan teempat peralihan konjungtivva tarsal den ngan konjun ngtiva bulbi .
21
4. Bola B Mata
Ga ambar 2.7. Bola Mata a dan Isi Bo ola Mata Suumber: Iyus A, 2011.
Bola maata terdiri attas tiga lapisan, dari lu uar ke dalaam adalah tunika fiibrosa, tunik ka vaskulossa yang berp pigmen dan tunika nervvosa. a Tunika Fiibrosa a) Merupakaan lapisan terluar bolaa mata dim mana terdiri dari skleraa dan kornea. (1) Korn nea Kornea K adallah bagian anterior tunika fibrossa mata di mana pada kornea hiddup bersifat transparan.. Bentuknyaa seperti segmen d rataa- rata mem miliki kecil dari suatuu bola kecill. Kornea dewasa tebal 550 µm di pusatnya (terdapat varriasi menurrut ras); diam meter 5 mm dan vertikalnya v 10,6 mm. Batas horisontalnya seekitar 11,75 antarra kornea dan skleraa disebut limbus. D Dari anterio or ke posteerior, korneea tersusun n atas lima lapisan jaaringan, berturut turut : E anteriior yang bersambung dengan d epiteel konjungtiiva. (a) Epitel
22
Epitel kornea merupakan lapisan paling luar kornea dan berbentuk epitel gepeng berlapis tanpa tanduk. Setiap gangguan epitel akan memberikan gangguan sensibilitas kornea berupa rasa sakit dan mengganjal. Daya regenerasi epitel cukup besar sehingga apabila terjadi kerusakan, akan diperbaiki dalam beberapa hari tanpa membentuk jaringan parut. (b) Lamina limitans anterior (Bowman). Membran Bowman terletak di bawah epitel merupakan suatu membran tipis yang homogen terdiri atas susunan serat kolagen kuat yang mempertahankan bentuk kornea. Bila terjadi kerusakan pada membran Bowman maka akan berakhir dengan terbentuknya jaringan parut. (c) Substansia propria (Jaringan ikat atau Stroma). Merupakan lapisan yang paling tebal dari kornea. Stroma bersifat higroskopis yang menarik air dari kamera okuli anterior. Kadar air di dalam stroma kurang lebih 70%. Kadar air di dalam stroma relatif tetap yang diatur oleh fungsi pompa sel endotel dan penguapan oleh epitel. Apabila fungsi sel endotel kurang baik maka akan terjadi kelebihan kadar air sehingga timbul sembab kornea (edema kornea). (d) Lamina limitans posterior (Descemet). Merupakan suatu lapisan tipis yang bersifat kenyal, kuat dan bening. Lapisan ini merupakan pelindung atau barrier infeksi dan masuknya pembuluh darah. (e) Mesotel (kadang- kadang disebut endotel kamera okuli anterior). Terdiri atas satu lapis sel yang merupakan jaringan terpenting untuk mempertahankan kejernihan kornea. Sel endotel berfungsi mengatur cairan di dalam stroma kornea. Endotel
23
tidak t punyya daya regenerasi r sehingga apabila teerjadi kerusakan k m maka endoteel tidak dapat normal kkembali.
Gambar G 2.88. Penampang melintang korneaa Suumber : Abu u A, 2010.
Kornea K berssifat avasku uler. Nutrisin nya didapatt secara perm measi dari tepi ke selluruh substtansia proprria. Sumbeer nutrisi kornea adalaah dari pem mbuluh- pem mbuluh daraah di limbuus, humor akuos a dan air mata. Kornea diiinervasi olleh nn. silliaris caban ng n. optalmikus. Akhhiran- akhiran saraf beb bas di epiteel anterior kornea meneerima rangsaang nyeri, sentuhan s daan mungkin rangsang hangat h dan dingin. d (2) Sklerra Sklera S meruupakan baagian posteerior tunika ka fibrosa yang bersifat opak. S Sklera meny yusun limaa perenam bbagian belaakang bola mata, berb entuk seperrti suatu segmen bola.. Sklera tersusun atas anyaman a seerabut kolag gen. Di sebeelah depan,, sklera diteembus oleh aa. dan nnn. siliaris, dan oleh vv. vortikoosa. Di seebelah belak kang, skleraa ditembus oleh n. opttikus. Ke arrah depan sklera s langssung beraliih menjadi kornea paada taut koorneosklera atau limbu us.
24
b) Tunica Vaskulosa Tunika vaskulosa bulbi atau uvea terdiri atas dari belakang ke depan : koroid, korpus siliare dan iris. (1) Koroid Koroid merupakan selubung berwarna kecoklatan yang menutup sebagian besar permukaan dalam sklera. Koroid terdiri dari beberapa lapis, dari luar ke dalam : (a) Lamina suprakoroid yang mengandung sel- sel pigmen. (b) Lamina vaskulosa terdapat arteri cabang- cabang a. siliaris posterior brevis dan vena yang akan membentuk vv. vortikosa. (c) Lamina koriokapilaris yang mengandung kapiler- kapiler darah. (d) Lamina basalis terdapat di dekat stratum pigmenti retinae. (2) Korpus Siliare Korpus siliare merupakan bagian tunika vaskulosa yang menebal. Ke belakang menyambung dengan koroid dan ke depan menyambung dengan iris. Korpus siliare berfungsi untuk menggantung lensa dan berfungsi dalam akomodasi. Selain itu juga berfungsi untuk memproduksi humor akuos. (3) Iris Iris berupa diafragma sirkular yang mengandung banyak pigmen. Tepi perifer atau pangkalnya melekat di korpus siliaris, sedangkan tepi medialnya bebas, membatasi lubang yang disebut pupil. Pupil tampak hitam karena sinar cahaya yang dipantulkan dari retina direfraksi oleh lensa dan kornea kembali ke asal sumber cahaya. Iris membagi ruang di antara kornea dan lensa menjadi dua, yaitu kamera okuli anterior dan kamera okuli posterior. Kamera okuli anterior dibatasi oleh kornea dan iris serta oleh bagian dari sklera, korpus siliaris dan lensa. Kamera okuli
25
posterior dibatasi oleh iris, prosesus siliaris, dan lensa. Kedua ruang tersebut berisi humor akuos. c) Tunika Nervosa Tunika nervosa atau retina mengandung reseptor khusus. Retina terdiri atas dua strata : (1) Stratum pigmentosum retinae yang terletak di luar (2) Stratum serebri bersifat transparan dan terdiri atas beberapa lapis, yaitu dari luar ke dalam : (a) Lapisan konus dan basilus. (b) Membran limitans eksterna. (c) Stratum granulosum eksternum. (d) Stratum fibrosum. (e) Stratum retikulare eksternum. (f) Stratum granulosum internum. (g) Stratum retikulare internum. (h) Stratum ganglionare. (i) Stratum nervosum. (j) Membrana limitans interna. 5. Isi Bola Mata Isi bola mata terdiri atas humor akuos, lensa dan korpus vitreum. a) Humor akuos Humor akuos mengisi kamera okuli posterior dan kamera okuli anterior. Humor akuos diproduksi oleh prosesus siliaris dan dicurahkan ke dalam kamera okuli posterior. Selanjutnya lewat pupil ke kamera okuli anterior setelah itu melewati spatium anguli iridokornealis dan sinus venosus sklera, kemudian masuk ke vena siliaris. b) Korpus vitreum Korpus vitreum mengisi bola mata di belakang lensa dan merupakan gel transparan yang berfungsi sedikit menambah
26
pembesarran mata, juuga menyo okong perm mukaan possterior lensaa dan membantu u melekatkaan pars nerv vosa retina ke k pars pigm mentosa rettina. c) Lensa Lensaa merupakkan suatu struktur bikonveks, b avaskular,, tak berwarna, dan hamppir transparran sempurn na. Lensa m memiliki teebal 4 mm dan berdiameter b r 9 mm. Len nsa tergantu ung pada zoonula di belaakang iris di mana m zonulla (zonula Zinnii) menghubung m gkannya deengan korpus siiliaris. Di ssebelah anteerior lensa terdapat huumor akuos dan sebelah posteriornya p a vitreus. Sumber S nuttrisinya berrasal dari humor h akuos. Leensa tersusuun atas : (1) Kapssul Kapssul lensa bberupa selub bung elastiik tempat serabut- seerabut zonula siliaris melekat di d mana merupakan m suatu mem mbran semip permeabel yang akan n memperb bolehkan aiir dan elek ktrolit masu uk. (2) Selap pis epitel suubkapsular terletak di seebelah depaan lensa matta. (3) Serab but- serabutt lensa. Enam m puluh lim ma persen lensa terd diri atas aair, sekitar 35% merupakaan protein (kandungan n protein tertinggi di antara jaringan tubuh). Selain S itu, tterdapat seedikit minerral, kalium m dengan ju umlah lebih ting ggi dibandiingkan deng gan jaringaan lain, asaam askorbaat dan glutation. Tidak adaa serat nyeeri, pembulluh darah, atau saraf pada lensa18,19,220,21,22,23
C.
Iritaasi Mata
Gam mbar 2.9. Irritasi Mata Sumbber : Rio Ca aesar, 2012..
27
1. Definisi Iritasi Mata Suatu gangguan mata ringan yang dapat disebabkan oleh paparan bahan kimia, benda asing atau iritan lainnya pada mata. 2. Gejala Iritasi Mata Beberapa dari gejala-gejala yang berhubungan dengan iritasi mata, termasuk : a) Mata merah dan rasa panas pada mata Mata yang sehat seharusnya mempunyai pembuluh-pembuluh darah merah yang terlihat (visible). Kemerah-merahan pada mata yang kronis dan berlebihan adalah suatu tanda bahwa mata teriritasi, salah satunya kemungkinan oleh suatu alergi. b) Sensasi nyeri pada mata c) Pembengkakan pada kelopak mata d) Gatal-Gatal Merupakan salah satu gejala iritasi mata oleh adanya infeksi baik dari virus maupun bakteri atau akibat paparan pada bahan-bahan pengotor (polutan) seperti asap rokok atau bahan-bahan pengotor industri. Selain itu mata gatal dapat diakibatkan oleh adanya reaksi alergi pada mata dimana akibat adanya histamin dan kimia-kimia lainnya yang dilepaskan sewaktu terjadi reaksi alergi. e) Mata berair (epifora) Air mata membantu melumasi mata dan mengeluarkan bendabenda asing dan partikel-partikel. Pada beberapa kasus mata memproduksi dan mengalirkan air mata secara berlebihan. Selain iritasi mata, mata yang berair juga dapat disebabkan oleh adanya alergi pada mata , serta saluran air mata yang tersumbat. Sedangkan mata berair pada keadaan terjadinya iritasi mata dapat disebabkan oleh bermacam-macam faktor seperti mata yang kering, serta adanya benda-benda asing pada mata. Keadaan mata yang kering atau disebut juga dengan sindrom mata kering (dry eye syndrome) merupakan
28
gangguan akibat kurangnya produksi air mata atau penguapan air mata yang berlebihan.24,25 3. Penyebab Iritasi Mata Lain Iritasi mata terjadi bila indera penglihatan mengalami rangsangan, baik dari dalam maupun luar tubuh. Bentuk rangsangannya beragam, mulai dari benda padat, gas dan zat kimia. warna merah muncul di mata sebagai reaksi atas datangnya rangsangan, berupa pembuluh darah yang melebar. Jadi iritasi sesungguhnya merupakan mekanisme pertahanan tubuh secara alamiah untuk menolak zat yang mengganggu mata.26 a) Benda padat Benda pada seperti debu paling sering menyebabkan terjadinya iritasi mata. Debu merupakan partikel- partikel zat yang disebabkan oleh pengolahan, penghancuran, pelembutan, pengepakan dan lain- lain dari bahan- bahan organik maupun anorganik. Debu umumnya berasal dari gabungan secara mekanik dan material di mana bersifat toksik bagi manusia. Partikel debu yang masuk ke mata menyebabkan terjadinya iritasi mata.27 b) Gas Pencemaran udara terutama di daerah perkotaan sebagian besar disebabkan oleh polutan berupa gas yang berasal dari industri maupun asap kendaraan bermotor. Gas tersebut berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan, salah satunya sebagai penyebab terjadinya iritasi mata. Contoh : Asam Klorida (HCl), Amoniak (NH3), Klorin (Cl2), Carbon Monoksida (CO), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen Dioksida (NO2). c) Bahan kimia korosif (bahan iritan) Merupakan bahan yang karena adanya reaksi kimia yang dapat menimbulkan kerusakan atau peradangan atau sensitisasi bila kontak dengan permukaan tubuh yang lembab termasuk mata. Bahan iritan pada umumnya adalah bahan korosif. Menurut bentuknya, bahan iritan terdiri atas :
29
(1) Bahan korosif padat (a) Sifat basa : natrium hidroksida, kalium hidroksida, natrium silikat, ammonium karbonat, kalsium hidroksida. (b) Sifat asam : trikloroasetat. (c) Lain- lain : fenol, natrium, kalium, posfor, perak nitrat. (2) Bahan korosif cair (a) Asam mineral : asam nitrat, asam sulfat, asam klorida, asam fluoride, asam posfat. (b) Asam
organik
:
asam
formiat,
asam
asetat,
asam
monokloroasetat. (c) Pelarut organik : petroleum, hidrokarbon, karbon disulfida, terpentin. (3) Bahan korosif gas : akrolein, dimetilsulfat (sifatnya sedikit larut dalam air, tetapi sangat iritan pada mata). Iritasi mata disebabkan karena adanya kontak mata secara langsung dengan bahan iritan. Iritasi mata dikarenakan bahan iritan lebih banyak terjadi pada bahan iritan jenis gas dan cair.28
D.
Hubungan Iritasi Mata dengan Penggunaan Lensa Kontak 1. Masalah yang berkaitan dengan pemakaian lensa kontak Masalah yang ditimbulkan dengan pemakaian lensa kontak tergantung pada beberapa faktor, seperti bahan lensa, cara perawatan lensa kontak (kebersihan lensa, jenis cairan pencuci lensa, kerutinan pencucian lensa dan kebersihan tempat penyimpanan lensa kontak), lama waktu penggunaan lensa kontak dalam sehari, serta batas waktu penggunaan lensa kontak. a) Bahan lensa Kontak, ionicity, dan kandungan air. Bahan dari beberapa pabrik bisa mempengaruhi kemampuan lensa kontak sebagai mechanical host. Bahan lensa kontak berhubungan dengan perlekatan dan pemindahan mikroba ke permukaan kornea hal
30
ini dikaitkan dengan insidens infeksi Acanthamoeba yang lebih rendah pada lensa kontak RGP bila dibandingkan dengan lensa kontak lunak. Namun, perlekatan trofozoit yang signifikan dijumpai pada kasus pemakaian lensa RGP dengan afinitas yang lebih tinggi pada lensa RGP yang terbuat dari bahan silicone acrylate dibandingkan yang terbuat dari bahan fluoropolymer. Acanthamoeba yang banyak bergantung pada keadaan yang lebih ionik dan kandungan air yang tinggi sehingga menjelaskan perlekatan yang lebih tinggi pada pemakaian lensa kontak lunak dibandingkan dengan lensa RGP. b) Cara perawatan lensa kontak Kepatuhan pengguna lensa kontak yang menuruti cara perawatan lensa yang baik sangat diperlukan untuk mengurangi resiko kejadian iritasi mata yang disebabkan oleh infeksi mata yang serius. Berenang, menyelam, mandi atau mencuci muka tanpa melepaskan lensa kontak menyebabkan iritasi mata yang dapat berlanjut menjadi keratitis Acanthamoeba. Kepatuhan pengguna lensa kontak lebih tercapai dengan pengenalan cairan serbaguna. Cairan serbaguna berfungsi sebagai cairan tunggal yang dapat digunakan untuk pencucian, desinfektan, dan tempat penyimpanan lensa. Cairan serbaguna memberi proteksi antimikroba yang poten dengan kesan toksik dan alergik yang rendah. Pencucian lensa yang rutin dan baik dapat menurunkan perlekatan tropozoit dan kista pada permukaan lensa. Membilas serta menggosok lensa kontak dengan solusi desinfektan lebih baik daripada hanya merendam karena dapat menurunkan perlekatan mikroba patogen. Studi terbaru menunjukkan penggunan solusi lensa kontak serbaguna pada pencucian secara manual dengan menggosoknya lebih efektif untuk melepaskan lekatan deposit dan mikroba patogen dari lensa lunak bila dibandingkan dengan hanya membilasnya saja. Penggunaan lensa kontak pada saat tidur juga meningkatkan risiko terjadinya iritasi mata. Kornea mendapatkan oksigen secara
31
langsung dari udara apabila kelopak mata terbuka dan dari pembuluh darah di sekitarnya apabila kelopak mata tertutup. Lensa kontak lunak dan keras yang terbaru didesain sehingga dapat melakukan penyerapan oksigen pada kornea baik pada kondisi kelopak mata terbuka maupun tertutup. Namun, hipoksia kornea, infiltrasi subepitel, perubahan pada kurvasi kornea, dan berbagai reaksi inflamasi dilaporkan pada pemakaian lensa kontak pada saat tidur. c) Lama waktu penggunaan lensa kontak Penggunaan lensa kontak terlalu lama lebih dari delapan jam dalam sehari, mata berpotensi mengalami kekurangan oksigen. Masalah penggunaan lensa kontak yang terlalu lama dipengaruhi oleh kadar transmisi dan permeabilitas oksigen melalui bahan lensa, jenis lensa, ketebalan lensa, penggantian lensa yang rutin dan pemakaian lensa secara berulang. Insidens perlekatan mikroba dilaporkan lebih rendah pada penggunaan lensa silikon hidrogel dengan permeabilitas terhadap oksigen yang tinggi berbanding lensa lunak yang mempunyai permeabilitas oksigen yang rendah dan digunakan untuk pemakaian yang lama. d) Batas waktu penggunaan lensa kontak Penggunaan lensa kontak tidak dianjurkan melebihi batas kadaluarsa. Sebagai contoh bila menggunakan lensa kontak masa pakai 1 bulan digunakan dalam jangka waktu 2 bulan, maka akan meningkatkan deposit lemak dan risiko kontaminasi mikroorganisme yang dapat mengakibatkan terjadinya iritasi pada mata.11,29 2. Penyebab Penggunaan lensa kontak dapat berhubungan dengan kejadian iritasi pada mata, kemerahan, serta penglihatan kabur. Hal ini dapat disebabkan oleh : a) Penggunaan lensa kontak yang baru karena mata belum beradaptasi. b) Penyesuaian lensa kontak terhadap mata yang buruk. c) Perawatan lensa kontak yang buruk.
32
d) Kebersihan lensa kontak yang buruk. e) Penggunaan lensa kontak yang melebihi batas masa pakainya (kadaluarsa). f) Penggunaan lensa kontak pada saat berenang atau pada saat tidur. g) Perendaman lensa kontak dengan menggunakan air kran. h) Sensitif terhadap cairan lensa kontak (contact lenses solutions) tertentu beberapa cairan lensa kontak terkadang tidak sesuai dengan beberapa lensa
atau berisi komponen tertentu seperti Thimerosal
(20% orang alergi terhadap zat ini). i) Benda asing yang menempel pada lensa kontak (membersihkan make up tanpa melepas lensa kontak terlebih dahulu). Hal ini juga dapat menyebabkan lecet (goresan) pada permukaan kornea.30 3. Pemakaian Lensa Kontak yang Aman a) Penggunaan lensa kontak tidak melebihi batas kadaluarsa dan lensa kontak aman dikenakan selama delapan jam, lebih dari itu mata berpotensi kekurangan oksigen. Sebaiknya, jika telah memakai lensa kontak sudah sampai delapan jam, segera lepas dan mencucinya. Setelah itu dapat menggunakannya kembali. b) Mencuci tangan sebelum menyentuh lensa kontak. c) Mencuci dan desinfeksi lensa kontak setiap kali setelah pemakaian. d) Mencuci lensa kontak yang baik dengan solusi serbaguna dan menggosoknya terlebih dahulu. e) Tempat lensa kontak dicuci dan dibiarkan kering setiap hari. Seminggu sekali, tempat lensa kontak didesinfeksi dengan air mendidih. f) Mengikuti petunjuk perawatan lensa kontak yang diberikan oleh dokter mata. g) Membuang
cairan
yang
telah
dipakai,
tidak
diperbolehkan
mempergunakan cairan yang telah dipakai untuk kedua kalinya. h) Jangan menggunakan cairan saline yang dibuat sendiri.
33
i) Jangan menyimpan lensa kontak dalam cairan yang tidak steril seperti air kran. j) Jangan memakai lensa kontak yang rusak atau sudah lama. k) Memeriksakan mata secara teratur (minimal setahun sekali). l) Memeriksakan mata ke dokter mata sebelum menggunakan obat tetes mata, karena ada obat tetes mata (termasuk yang dijual bebas) yang dapat berinteraksi dengan lensak kontak. m) Menghentikan pemakaian lensa kontak segera apabila mata merah atau tidak nyaman saat memakai lensa kontak.6
34
E.
Kerangka Teori Lensa Kontak
Perawatan Lensa
- Baik - Higiene (+)
Lama Waktu Penggunaan dalam Sehari
Jenis Lensa Kontak
- Buruk - Higiene (-)
RGP (Rigid Gas Permeable)
Bahan polimer PMMA dan silikonÆ sifat tembus gasÆ mudah dilalui O2
Soft Contact Lens
Hard Contact Lens
Bahan HEMA (Hydroxyethyl methacrylat) Æ kadar air tinggi Æ mudah kotor
Bahan PMMA (Polimethylmethacrylate) Æ Sukar ditembus O2 dan CO2
Memudahkan terjadinya kolonisasi mikroorganisme
Lebih dari batas waktu penggunaan ( > 8 jam)
Batas Waktu Penggunaan
Melebihi batas kadaluarsa Peningkatan deposit lemak dan mikroorganisme
O2 pada mata (kornea) = berkurang
Iritasi pada mata - Gatal - Kemerahan
F.
- Nyeri - Berair
Kerangka Konsep Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah : KARAKTERISTIK PENGGUNAAN LENSA KONTAK : ‐ Jenis Lensa Kontak yang Digunakan ‐ Cara Perawatan ‐ Lama Waktu Penggunaan dalam sehari ‐ Batas Waktu Penggunaan
Kejadian Iritasi Mata
35
G.
Hipotesis Ada hubungan karakteristik penggunaan lensa kontak dengan kejadian iritasi mata pada mahasiswa di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang tahun 2012.
36