BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terminologi Judul Judul dalam proyek ini adalah Pusat Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu, dan berikut ini merupakan penjelasan terhadap kasus proyek tersebut:
Pusat :
Pusat dapat diartikan sebagai sebuah pokok pangkal yang jadi pumpuan yang letaknya berada dibagian tengah (KBBI, 1989, hal 712).
Pameran:
Menurut Myers, B. (1985) dalam bukunya “How To Look At Art” pameran merupakan satu aktivitas yang melibatkan satu ruang, biasanya galeri atau dewan yang memamerkan hasil karya seni seperti lukisan, cetakan, arca, ukiran, gambar, foto dan karya yang siap.
Pameran adalah suatu kegiatan penyajian karya seni rupa untuk dikomunikasikan sehingga dapat diapresiasi oleh masyarakat luas.
Oleh-Oleh/Souvenir :
souvenir adalah barang-barang kerajinan tangan (handy crafts), yang merupakan hasil kreativitas para pengrajin yang mampu merubah benda-benda yang terbuang dan tidak berharga menjadi produk-produk kraft tangan yang menarik dan diminati banyak orang, terutama para wisatawan. Dalam kamus The Collins Cobuild Dictionary (2009)
Sementara itu, dalam kamus Webster English Dictionary (2004), kata souvenir diartikan sebagai, “an object a traveler brings home for the memories associated with it.” (Souvenir adalah benda yang dibawa pulang oleh wisatawan sebagai kenang-kenangan bagi perjalanannya itu).
Kerajinan Tangan :
Seni kerajinan tangan adalah cabang seni yang menekankan pada ketrampilan tangan yang tinggi dalam proses pengerjaannya. Seni kriya berasal dari kata “Kr” (bhs Sanskerta) yang berarti „mengerjakan‟, dari akar kata tersebut kemudian menjadi karya, kriya dan kerja. Dalam arti khusus adalah mengerjakan sesuatu
Universitas Sumatera Utara
untuk menghasilkan benda atau obyek yang bernilai seni” (Prof. Dr. Timbul Haryono: 2002).
kata kerajinan tangan dalam bahasa indonesia berarti pekerjaan (ketrampilan tangan). Di dalam bahasa Inggris disebut craft berarti energi atau kekuatan. Pada kenyataannya bahwa seni kerajinan tangan sering dimaksudkan sebagai karya yang dihasilkan karena skill atau ketrampilan seseorang”. (Prof. Dr. I Made Bandem, 2002)
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa Pusat Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu adalah sebuah wadah untuk menampung aktifitas perwisataan dalam memamerkan proses pembuatan kerajinan tangan, hasil kerajinan tangan, dan sejarah perkembangan kebudayaan kerajinan tangan dan juga sebagai wadah pembelian oleholeh/souvenir kerajinan tangan khas Sumatera Utara.
2.2. Aerotropolis Menurut Kasarda (2011), aerotropolis merupakan bentuk integrasi bandara dengan kota metropolis mandiri di sekitarnya, yang kemudian mendorong pengembangan bisnis untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota metropolis tersebut. Konsep aerotropolis bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas bandara dengan pusat-pusat pertumbuhan kota, merencanakan pembangunan pada tiap koridornya, sehingga menghasilkan bentuk integrasi yang tertata, efisien, dan efektif dalam memberikan manfaat. Di dunia, sudah banyak bandara yang menerapkan konsep aerotropolis, Bandara Schipol Amsterdam di Belanda, Bandara Los Angeles di Amerika Serikat, Bandara Incheon di Korea Selatan, dan Bandara Changi di Singapura,
adalah
contoh
sukses
penerapan
konsep
aerotropolis
yang
mampu
mengintegrasikan kota, bandara, dan kawasan bisnis. Mengacu pada konsep Aerotropolis yang di populerkan oleh John D. Kasarda, PT. Angkasa Pura II ( Persero), mendefinisikan Aerotropolis adalah sebuah konsep bandar udara yang didalamnya terintegrasi dengan keadaan dan fasilitas layaknya sebuah kota modern atau dapat disebut dengan kota bandara (Airport City). Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain area parkir bertingkat, ruang kovensi, pusat perbelanjaan, sarana rekreasi, fasilitas hotel, serta kemudahan jalur trasnportasi.
Universitas Sumatera Utara
Mengacu kepada fungsi bandara yang mana adalah sebagai pintu keluar masuk orang dari suatu daerah. Itulah mengapa Bandar Udara selalu menjadi sarana utama bagi pengembangan suatu wilayah dan juga dapat menjadi magnet yang dapat menarik aktivitas manusia. Semakin besar jumlah orang yang datang dan pergi, semakin banyak pula sarana pendukung yang dibutuhkan pada poin inilah mengapa terjadinya sebuah pengembangan Aerotropolis di bandara yang dikarenakan adanya kebutuhan para penumpang / pengguna Bandar Udara dimana dapat memberikan akses yang dekat dengan bandara dan juga bagi Bandara itu sendiri konsep Aerotropolis akan memberikan keuntungan diluar pendapatan konvensionalnya. Aerotropolis bandara kota memiliki beberapa konsep dasar pengembanganya. Aerotropolis menjadi generator utama pengembangan kawasan karena merupakan kawasan cepat tumbuh berbasis bandara atau sering disebut airport-centric comercial development. Kawasan ini menciptakan secara mandiri berupa:
a) lapangan pekerjaan b) perbelanjaan c) perdagangan d) pertemuan bisnis e) hiburan, dan f) tujuan rekreasi,
sehingga menjadi kota handal dan menjadi daya tarik global dan lokal. Evolusi function dan form ini mentraformasikan secara esensial sejumlah bandara kota (city airport) menjadi kota bandara (airport city) (Kasarda, 2008). Kasarda menyebutkan evolusi “bandara kota” menjadi kota bandara didorong oleh apa yang dia sebut sebagai airport city drivers. Dia menyatakan kota bandara telah ber-evolusi dengan bentuk spasial yang berbeda didasarkan pada lahan yang tersedia dan prasarana transportasi darat, namun hampir semua muncul sebagai tanggapan terhadap empat pendorong pembangunan yang menjadi pertimbangan utama. Keempat aiportt city driver tersebut menurut kasarda adalah:
Universitas Sumatera Utara
a) Bandara-bandara perlu menciptakan sumber daya dari kegiatan yang tidak berkaitan dengan penerbangan untuk bersaing dan juga memberikan pelayanan yang lebih baik dari fungsi bandara b) Usaha sector komersial untuk mendapatkan lahan yang aksesibel c) Bandara mampu meningkatkan penumpang dan barang d) Pelayanan bandara sebagai katalis dan magnet pembangunan kegiatan bisnis
Gambar 2.1. Skematik Desain Aerotropolis John Kasarda
Kasarda (666-667) menyebutkan skematik desain dari Aerotropolis dalam Schematic of Typical Airport City, dimana skematik desain Aerotropolis dapat dibedakan menjadi tiga yakni core aeronautical activities, airport related dan airport-oriented activities, dan dijelaskan sebagai berikut: a) Aktivitas inti penerbangan, operasional teknis dari bandara yang secara langsung mendukung fungsi-fungsi penerbangan (semua kegiatan banadara, jasa pengiriman barang kilat, perbelanjaan, hotel dan bongkar muat). b) Aktivitas yang berhubungan dengan Bandar Udara merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pengangkutan serta pergerakan penumpang dan barang (kawasan logistic dan perdangangan bebas, pusat kegitatan distribusi, pusat intermoda angkutan, kereta api).
Universitas Sumatera Utara
c) Aktivitas yang berorientasi pada Bandar Udara memilih berada di area sekitar Bandara dikarenakan imej yang dimiliki oleh bandara itu sendiri dan aksesbilitas jalan yang sangat baik. Harga lahan dan konektivitas yang baik merupakan faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi dari kegitan-kegiatan tersebut (pusat perdagangan dan niaga grosir, convention center, pusat penelitian/teknologi, kawasan kesehatan, kawasan industri, mixed use, kawasan komersial, kawasan oleh raga dan kawasan perkantoran).
Pengembangan kawasan komersial yang pesat di dan sekitar gerbang Bandar menjadikan kegiatan tersebut sebagai generator pertumbuhan perkotaan dan menjadikan bandara sebagai pusat lapangan perkerjaan yang penting, kawasan perbelanjaan perdagangan serta destinasi bisnis, serta bandara membangun sebuah brand image tersendiri untuk menarik kegiatan bisnis yang tidak berkaitan dengan kebandar udaraan.
Sifat alami dari pasar lokal dalam kegiatan indsutri dan komersial yakni memiliki peran penting dalam keberlangsungan kota Bandara dan kegitan didalamnya. Selain itu area sekitar bandara juga dapat menarik kegiatan bisnis, pekerja-pekerja profesional dan penduduk lebih banyak dibanding area lain, pembangunan kegitan komersial didalam kawasan bandara merefleksikan kebutuhan dari pekerjaan, pekerja dan penduduk terhadap pelayanan yang disediakan oleh bisnis yang berbasi bandara. pelayanan-pelayanan tersebut meliputu pelayanan perumahan, rekreasi, kuliner, perdagangan, kesehatan, penitipan anak dan dokter hewan. Seperti pada penelitian mengenai perkotaan di Amerika Serikat yang memaparkan mengenai pertumbuhan di area perkantoran di dekat bandara lebih cepat berkembang dibanding di area bandara sub-urban lainya.
Kebutuhan-kebutuhan untuk kegiatan bisnis yang berbasis pada bandara saat ini disediakan didalam kawasan campuran (mixed use) yang luas di dalam area bandara, sebagai centra pembangunan Aerotropolis pergeseran ini membuat pembangunan kota Bandara seabagai model perencanaan kreatif dan atribut-atribut managemen yang berbeda. a) Perkantoran dan kegiatan bisnis, meliputi kawasan bisnis b) Logistik dan distribusi c) Produksi barang, meliputi kawasan industri.
Universitas Sumatera Utara
2.2.1. Jarak dan Lokasi Aerotropolis Secara Umum Lokasi perancangan konsep Aerotropolis secara umum terletak di luar pagar Bandara tetapi memiliki akses yang dekat dan mudah ke Bandara. batas luar dari Aerotropolis tidak diatur oleh batasan-batasan atapun jarak karena belum adanya batas yang disepakati untuk menentukan jarak dan waktunya akan tetapi waktu 20 sampai 30 menit yang digunakan seabagai acuan untuk mengatur batas luar dalam beberapa studi rencana induk Aerotrpolis.
2.2.2. Bangunan-Bangunan di Kawasan Aerotropolis Menurut John D. Kasarda Aerotropolis merupakan sebuah konsep Kota Bandara yang mana perkembanganya menciptakan kawasanya secara mandiri dikarenakan Aerotropolis merupakan generator utama dalam pengembangan kawasan, perkembangya kawasan meliputi fungsi-fungsi bangunan yang terbentuk antara lain adalah: a) lapangan pekerjaan b) perbelanjaan c) perdagangan d) pertemuan bisnis e) hiburan, dan f) tujuan rekreasi, pernyataan diatas merupakan kriteria bangunan yang ada pada kawasan Aerotropolis meliputi,
Pertokoan
Restoran
Kegiatan entertaiment dan kebudayaan
Hotel dan akomodasinya
Bank dan penukaran mata uang asing
Gedung perkantoran
Convention dan exhibition center
Hiburan, rekreasi dan pusat kebugaran
Logistik dab distribusi
Katering dan kuliner
Universitas Sumatera Utara
Perdangangan bebas
Lapangan golf
Factory outlet
Pelayanan keluarga seperti klinik kesehatan dan penitipan anak
2.2.3. Tema dan Karakteristik Bangunan di Kawasan Aerotropolis tidak adanya kesepakatan atapun peraturan dalam pemilihan tema bangunan yang akan di rancang pada kawasan Aerotrpolis, akan tetapi menurut studi banding di kawasan Aerotropolis di luar negeri kebanyakan tema perancangan dengan gaya high tech dimana bangunan berkarakter futuristik hal ini dimaksudkan untuk merefleksikan konsep desain Bandar Udara tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2.2.4. Studi Banding Aerotropolis Berikut merupakan beberapa studi banding Aerotropolis yang sudah beroperasi maupun yang dalam proses perancangan dan pembangunan di beberapa negara.
A. Kuala Lumpur International Airport (KLIA), KLIA Aeropolis
Gambar 2.2. KLIA Aeropolis Kuala Lumpur Internasional Airport (KLIA) merupakan salah satu pusat penerbangan utama di Asia selain turut menjadi sebuah destinasi pelancongan yang tersendiri. Ia terletak di bagian atas koridor selatan Semenanjung Malaysia, yang bersempadan dengan negeri Selangor dan Negeri Sembilan. Terletak di daerah Sepang, jaraknya kira-kira 50km dari ibu kota Kuala Lumpur. Kuala Lumpur Internasional Airport (KLIA) 'master plan kota bandara, dijuluki KLIA Aeropolis, membentang di 6.750 hektar tanah di sekitar Bandara KL International (KLIA). Sebuah kota yang terdiversifikasi dan terintegrasi dengan fasilitas yang lengkap untuk kegiatan retail, pameran, rekreasi dan pariwisata, KLIA Aeropolis adalah lokasi yang ideal untuk bisnis Anda untuk berkembang dalam pertumbuhan tinggi, daerah nilai optimum. KLIA Aeropolis pengembangan rencana induk didorong oleh aksesibilitas, kecepatan dan kelincahan faktor yang bandara menyediakan untuk rantai pasokan yang sensitif terhadap
Universitas Sumatera Utara
waktu dan konektivitas perusahaan, nasional dan global. Hal dibayangkan untuk menjadi pengembangan kota bandara baru yang benar-benar luar biasa dengan atraksi wisata kelas atas.
KLIA aeropolis master plan terdiri dari:
Commercial Business Zone
Free Commercial Zone
Recreational & Institutional Zone
Agro-Tourism & Theme Parks
Natural Conservation Zone
Cargo & Logistics
Medical Tourism
Gambar 2.3. Perencanaan KLIA Aeropolis Universitas Sumatera Utara
a. Lokasi KLIA Aeropolis berlokasi masih berada dekat dengan bandara diamana lokasi nomor 2 dan 4 berada pada jalan utama menuju ke bandara, sedengkan nomor 1 dan 3 berada di dalam pagar bandara, sehingga daerah lokasinya masi daerah Sepang, Selangor, Malaysia b. Jarak dari bandara Jarak aeropolis dari bandara sekitar 6 km sedangkan dari pusat kota mencapai 60 km dengan menempuh 50 menit waktu perjalanan c. Bangunan Fungsi bangunan yang berada pada KLIA Aeropolis adalah LCCT Concersion, Cargo logistik park, Southen Support zone, Airline Headquarter Offices, Airline office buildings, Other office buildings, Hostel facilities, Service apartments, Theme Parks, 18 hole Golf Course & Range, 5 Star Themed Hotels, F&B and retail options, Convention and Conferencing facilities.
B. Aerotropolis Songdo IBD, Incheon, Korea Selatan
Gambar 2.4. Perencanaan Songdo
Universitas Sumatera Utara
Aerotropolis Songdo IBD merupakan Aerotropolis yang berada di Korea Selatan, pembangunan Aerotropolis berada dekat dengan bandara Incheon yang dibangun di-atas pulau buatan yang dihubungkan dengan sebuah jembatan sepanjang 13 mil, Terletak di 1.500 hektare di dekat Seoul, Korea Selatan, Songdo Distrik Bisnis Internasional (IBD) adalah salah satu proyek real estate swasta terbesar di dunia, dan merupakan contoh utama dari sebuah kota tepi aerotropolis. Diposisikan untuk menjadi pusat bisnis baru di Asia Timur Laut, Cina, pasar regional Rusia dan Jepang mudah diakses dari Bandara Internasional Incheon, yang telah menerima berbagai penghargaan.
Songdo IBD mudah dijangkau karena terkait dengan bandara dan Seoul melalui jalur kereta bawah tanah, bus dan 21 kilometer Incheon Bridge. GTX direncanakan (Great Train Express) akan terhubung Songdo ke pusat kota Seoul di 25 menit, yang akan memberikan aksesibilitas, mobilitas dan daya saing pasar untuk perusahaan-perusahaan internasional yang terletak atau berencana untuk menemukan di Songdo. Hampir 50 persen pembangunan selesai, Songdo IBD memiliki 22.000 penduduk, dengan luas Songdo lebih besar sekarang menghitung lebih dari 60.000 penduduk. Songdo IBD telah menarik inovator dan pengusaha sama, dan kota telah berkembang dengan pesat dan secara organik sejak dibuka pada 2009. Setelah selesai, akan ada tenaga kerja ekonomi yang kuat dari sekitar 260.000 orang di kota baru ini dirancang dan dibangun dari awal. Songdo IBD inisiatif penjangkauan global yang telah berhasil menarik perusahaan multinasional besar seperti Cisco dan Caps ADT. Perusahaan-perusahaan ini juga membantu dalam pengembangan dan pengoperasian infrastruktur kota Songdo cerdas dan berkelanjutan.
a. Lokasi Songdo IBD terletak di jantung daerah perkotaan yang lebih besar: Songdo City, Yeonsu-gu, Incheon, Korea Selatan, yang terletak di dalam yang lebih besar Incheon Metropolitan City. b. Jarak dari bandara Jarak Aerotropolis Songdo IBD dengan bandara adalah 20 km yang dimana menempuh waktu 18 menit perjalanan dari Bandara Incheon c. Bangunan
Universitas Sumatera Utara
Fungsi bangunan yang berada pada Aerotropolis Songdo IBD adalah , Pusat Konvensi Songdo, Hotel Oakwood, Taman Biopark, Taman Teknologi, Pusat Riset dan Sekolah Tinggi, dan kompleks perkantoran dan bisnis
2.2.5. Rangkuman Konsep Aerotropolis Tabel 2.1. Perbandingan Konsep Aerotropolis Konsep Aerotropolis
Aerotropolis A (KLIA Aeropolis)
Aerotropolis B (Songdo IBD)
Lokasi
daerah Sepang, Selangor, Malaysia
Songdo-dong,
Yeonsu-gu,
Incheon, Korea Selatan Jarak Dari Bandara
6 km dan 60 km dari pusat bandara 20 kilometer dari Bandara Schiphol
Internasional
Incheon.
26
kilometer dari Seoul Bangunan
LCCT Conversion
Landmark Songdo,
Cargo Logistics Park
Pusat Konvensi
Southern Support Zone
Airline Headquarter Offices
Airline office buildings
Taman Biopark,
Other office buildings
Taman Teknologi,
Hostel facilities
Pusat Riset dan
Service apartments
Theme Parks
Hotels
18 hole Golf Course & Range
F&B and retail options
Convention and Conferencing
Songdo, Hotel Oakwood,
Sekolah Tinggi,
CBD
facilities Karakteristik Lainnya
Antara bandara dan IBD
Universitas Sumatera Utara
(jika ada)
dihubungkan
lewat
suatu
jalan tol laut Keterangan
Bandara
masih
dalam
proses Bandara masih 50 % dalam
Tambahan
perencanaan dan pengembagan
proses pembangunan
Berdasarkan studi banding kedua Aerotropolis, ada beberapa kriteria menjadi sebuah dasar pemikiran dalam pemilihan lokasi, dan fungsi dari bangunan yang akan dirancang.
Tabel 2.2. Kesimpulan Konsep Aerotropolis Konsep perencanaan aerotropolis Lokasi
Menurut studi banding yang di jelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pemilihan lokasi Aerotropolis berada pada sebuah
daerah
maupun
kawasan
pusat
kegiatan nasional (PKN) ataupun daerah pusat-pusat pertumbuhan ekomomi utama. Jarak dari bandara
Jarak yang didapat dari studi banding adalah kisaran 6 km sampai dengan 20 km
Bangunan
Fungsi bangunan menurut studi banding diatas adalah bangunan yang memiliki fungsi sbb:
Indsutri
Perdangangan dan jasa
Pariwisata
Cargo dan logistik
Berdasarkan Tabel 2.2 beberapa fungsi bangunan yang dapat dipilih untuk dirancang pada kawasan Aerotropolis di Bandara Kualanamu adalah bangunan dengan fungsi komersil dimana sebagai penyedia kawasan bisnis dan dalam bentuk akomodasi seperti hotel transit, dan juga sebagai area pariwisata.
Oleh sebab itu, bangunan yang akan dirancang adalah memiliki fungsi sebagai area wisata cultural yang berfokus kepada kerajinan tangan yaitu Pusat Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu.
Universitas Sumatera Utara
2.3. Lokasi Lokasi perancangan berada di Kabupaten deli serdang dimana lokasi berada dekat dengan Bandara Kualanamu, dikarenakan konsep yang digunakan dalam perancagan adalah Aerotropolis sehinggan lokasi proyek harus berada dekat dengan Bandara Kualanamu. Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara, secara administratif terdiri dari 22 Kecamatan dan 394 Desa/Kelurahan (380 desa dan 14 kelurahan). Pada pemilihan lokasi di Kabupaten deli serdang terdapat beberapa pertimbanagan berupa dari konsep Aerotropolis dan pertimbangan peraturan-peraturan berupa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) untuk mengetahui tata guna lahan supaya proyek yang akan direncanakan sesuai dengan peraturan, lalu Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP) Bandara Kualanamu.
Gambar 2.5. KKOP Kualanamu Site perancangan Area Wisata dan Pusat Oleh-Oleh Kerajnan Tangan Kualanamu berada pada ring 2 dimana ketinggian bangunan 46 m.
Universitas Sumatera Utara
2.3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi Pemilihan lokasi site berdasarkan atas beberapa kriteria, seperti: 1. Berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada tabel diatas. 2. Berdasarkan peraturan KKOP Bandara Kualanamu yang terletak pada ring 2. 3. Lokasi site berpotensi sebagai pengembangan Aerotropolis. 4. Aksesbilitas lokasi site yang berada di jalan arteri ke arah Kualanamu sehingga mudah dicapai dari arah bandara Kualanamu maupun dari Kota Medan Beberapa pertimbangan dalam pemilihan lokasi Area Wisata dan Pusat Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Sumatera Utara : 1. Area Wisata dan Pusat Oleh-Oleh Kerajinan Tangan yang berdasarkan konsep Aerotropolis maka penempatan lokasi kawasan harus berada dekat dengan bandara dimana terdapat peraturan jarak tempuh Bandara ke Kawasan Aerotropolis yaitu 2,5 mil, 5 mil, dan 10 mil. Lokasi Area Wisata dan Pusat OlehOleh Kerajinan Tangan berada pada radius 2,5 mil (4 Km). 2. Pertimbangan lokasi site adalah pencapaian yang dekat dengan Bandara Kualanamu sehingga Area Wisata dan Pusat Oleh-Oleh Kerajinan Tangan bisa menjadi fasilitas pendukung dari aktivitas Bandara Kualanamu yaitu Pusat OlehOleh sehingga para wisatawan yang datang bisa membeli Oleh-Oleh hasil kerajinan tangan khas Sumatera Utara dan sekaligus berfungsi untuk memperkenalkan hasil kerajinan tangan khas Sumatera Utara pada wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri.
Universitas Sumatera Utara
2.3.2. Alternatif Pemilihan Lokasi
Alternatif 1 Lokasi berada pada Kecamatan Batang Kuis di jalan Bandara Kualanamu. Site berada di daerah perindustrian dan komersil. Rencana Sistem Perkotaan di Kubupaten Deli Serdang, kawasan ini merupakan kawasan Pedangangan jasa dan Kawasan wisata aktif. Lokasi site ini sangat cocok untuk kawasan wisata dan pusat oleh-oleh dikarenakan aksesbilitas yang baik dari Bandara Kualanamu.
Gambar 2.6. Alternatif site Jln. Bandara Kualanamu
Kasus Proyek : Pusat Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu
Status Proyek : Fiktif
Lokasi Proyek : Jln. Bandara Kualanamu, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang o Batas Utara
: Pabrik batu
o Batas Timur : Crew Hotel o Batas Selatan : Pondok Pesantren o Batas Barat
: Sawah
Luas Lahan
: 18 Ha (180.000 m2)
Kontur
: Datar
KDB
: 60%
Universitas Sumatera Utara
KLB
Ketinggian menurut KKOP : Maksimum 45 m
GSB
Potensi Lahan: - Lokasi Site dekat dengan bandara
: 4 (max. 8)
: Jln. Bandara Kualanamu : 9 m
- Aksesbilitas yang baik karena dekat dengan jalan besar - Memiliki jalur service di samping site - Berada pada kawasan komersil dan wisata - Transportasi lancar dan baik - memiliki jalur utilitas yang baik
Alternatif 2 Lokasi ini berada pada Kecamatan Tanjung Morawa di jalan Batang Kuis, site berada di daerah kawasan perumahan, perkantoran, dan juga komersil. Pada Rencana Sistem Perkotaan di Kubupaten Deli Serdang kawasan ini merupakan kawasan perdagangan dan jasa lokal, industri, dan perumahan dan permukiman.
Gambar 2.7. Alternatif Site Jln. Batang Kuis
Kasus Proyek : Pusat Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu
Status Proyek : Fiktif
Lokasi Proyek : Jln. Batang Kuis, Kecamatan Tanjung morawa, Kabupaten Deli Serdang o Batas Utara
: Perumahan
o Batas Timur : Kantor PTPN
Universitas Sumatera Utara
o Batas Selatan : Area komersil o Batas Barat
: Perumahan TNI
Luas Lahan
: 18 Ha (180.000 m2)
Kontur
: Datar
KDB
: 60%
KLB
: 4 (max. 8)
Ketinggian menurut KKOP : Maksimum 45 m
GSB
Potensi Lahan: - Lokasi site berada dekat dengan jalan tol
: Jln. Batang Kuis : 9 m
- Lokasi site berada di lahan hook - Dekat dengan perumahan penduduk
Universitas Sumatera Utara
2.4. TINJAUAN FUNGSI Tinjauan fungsi membahas tentang prilaku pengguna beserta dengan aktivitas dan juga membahas tentang besaran ruang, program ruang dan studi banding dengan arsitektur fungsi sejenis.
2.4.1. Deskripsi Pengguna dan Kegiatan Deskripsi pengguna dan kegiatan adalah gambaran pengguna/user dan juga kegiatankegiatan yang akan dapat dilakukan di dalam bangunan nanti. Ada 2(dua) fungsi didalam Area ini yaitu: 1. Galeri dan Area Workshop a. Deskripsi Pengguna Ada pun deskripsi pengguna bangunan Galeri Kerajinan tangan & Area Workshop, yaitu:
Seniman adalah orang yang memiliki bakat seni, dan menghasilkan banyak karya seni.
Pengelola adalah pegawai yang bekerja untuk mengurusi masalah administrasi serta mengelola berbagai macam bentuk kegiatan seni di Galeri Kerajinan Tangan.
Pengunjung adalah seniman, pelajar, wisatawan lokal, wisatawan domestik, wisatawan mancanegara, kurator, dan kritikus.
b. Deskripsi Kegiatan Deskripsi kegiatan utama yang disediakan pada Galeri Kerajinan Tangan adalah sebagai berikut:
Kegiatan Pameran : mengadakan pameran dari hasil-hasil kerajinan tangan khas Sumatera Utara dan juga memamerkan proses pembuatan kerajinan tangan secara langgsung
Kegiatan Ilmiah : mengadakan seminar, diskusi, pertemuan, penelitian, dan sebagainya untuk membahas berbagai hal yang berhubungan dengan seni rupa dan sekaligus menambah wawasan mengenai seni rupa itu sendiri.
Kegiatan Perawatan dan Perbaikan : merawat karya seni rupa yang dipamerkan untuk menghindari kerusakan.
Universitas Sumatera Utara
Kegiatan Pendidikan : mengadakan pelatihan barupa kursus-kursus mengenai seni kerajinan tangan kepada masyarakat dan pelajar untuk meningkatkan apresiasi terhadap karya-karya keraijnan tangan Sumatera Utara.
Kegiatan Pengelolaan : mengelola berbagai macam bentuk kegiatan pada gedung Galeri Kerajinan Tangan dan Area Workshop
Berikut ini adalah Tabel deskripsi kegiatan dan pengguna pada galeri dan area workshop
Kegiatan Pameran
Tabel 2.3. Tabel Deskripsi Kegiatan dan Pengguna Ruang Pameran Nama Ruang
R. Pameran
Lobby
Kegiatan Memamerkan
Zona hasil-hasil
kerajian
tangan khas Sumatera Utara
Pengguna -Seniman
Publik
-Pengunjung -Pengelola
Ruang tunggu sebelum memasuki ruang pameran
-Seniman Publik
-Pengunjung -Pengelola -Seniman
Resepsionis
Gudang Pameran
Memberikan informasi tentang Galeri Seni Rupa Di Medan Penyimpanan pameran
alat-alat
untuk
Publik
-Pengunjung -Pengelola
Servis
- Pengelola
Universitas Sumatera Utara
Kegiatan Ilmiah
Tabel 2.4. Tabel Deskripsi Kegiatan dan Pengguna Ruang Kegiatan Ilmiah Nama Ruang
Kegiatan
Ruang serbaguna
Untuk dilakukan seminar
diskusi, dan menonton tentang karya-karya seni Menonton karya seni, atau menonton pembuatan karya seni
Serambi
Audio visual
Gudang
Penyimpanan alat-alat
Zona
Semi privat
Semi privat
Semi privat
Servis
Pengguna
- Seniman - Pengunjung - Pengelola - Seniman - Pengunjung - Pengelola - Seniman - Pengunjung - Pengelola - Pengelola
Kegiatan Pendidikan
Tabel 2.5. Tabel Deskripsi Kegiatan dan Pengguna Ruang Kegiatan Pendidikan Nama Ruang
Kegiatan
Workshop
Memamerkan pembuatan karya publik Kerajinan Tangan
Ruang kelas
Menyelenggarakan pendidikan nonformal dan latihan bagi Publik masyarakat dan pecinta seni
Zona
Pengguna
- Seniman - Pengunjung - Pengelola - Seniman - Pengunjung - Pengelola
Kegiatan Pengelolaan Barang
Tabel 2.6. Tabel Deskripsi Kegiatan dan Pengguna Ruang Kegiatan Pengelolaan Barang Nama Ruang
Kuratorial Ruang konservasi dan preparasi Gudang Laboratorium
Kegiatan
Mengurus dan mengawas karya-karya Kerajinan tangan Mengkonservasi dan merawat karya-karya seni rupa Menyimpan barang dan alat Meneliti karya-karya seni rupa
Zona
Pengguna
Privat
- Kurator - Staff kurator
Privat
- Konservator - Staff konservator
servis
- Pengelola
Privat
- Peneliti - Kurator
Universitas Sumatera Utara
Kegiatan Pengelolaan Bangunan
Tabel 2.7. Tabel Deskripsi Kegiatan dan Pengguna Ruang Kegiatan Pengelolaan Bangunan Zona
Nama Ruang
Kegiatan
Direktur Wakil direktur Sekertataris Staf dan administrasi
Bekerja Bekerja Bekerja
Privat Privat Privat
- Direktur - Wakil direktur - Sekertataris
Bekerja
Privat
- Staff
Ruang rapat
Rapat atau meeting
Privat
Ruang tunggu
Tempat menunggu
Publik
Gudang
Menyimpan dan alat
servis
barang
Pengguna
- Direktur - Wakil direktur - Sekertaris - Staf-staf - Direktur - Wakil direktur - Sekertaris - Staf-staf - Pengunjung - pengelola - Pengelola
2. Pusat Oleh-Oleh a. Deskripsi Pengguna Ada pun deskripsi pengguna bangunan Pusat Oleh-Oleh, yaitu:
Seniman adalah orang yang memiliki bakat seni, dan menghasilkan banyak karya seni.
Pengelola adalah pegawai yang bekerja untuk mengurusi masalah administrasi serta mengelola berbagai macam bentuk kegiatan di gedung Pusat Oleh-Oleh.
Pengunjung adalah seniman, pelajar, wisatawan lokal, wisatawan domestik, wisatawan mancanegara, kurator, dan kritikus.
b. Deskripsi Kegiatan Deskripsi yang disediakan pada gedung Pusat Oleh-Oleh adalah sebagai berikut:
Kegiatan Penjualan : menjual hasil-hasil keraijnan tangan yang dibuat oleh para pengrajin di area workshop disekitar kawasan.
Berikut ini adalah Tabel deskripsi kegiatan dan pengguna pada galeri dan area workshop
Universitas Sumatera Utara
Kegiatan Penjualan
Tabel 2.8. Tabel Deskripsi Kegiatan dan Pengguna Ruang Kegiatan Pejualan Nama Ruang
Kegiatan
Ruang penjualan alat dan bahan seni rupa Ruang penjualan souvenir dan buku tentang seni rupa
Menjual Tangan
Zona
alat
dan
Kerajinan Publik
Menjual berbagai souvenir dan buku tentang Kerajinan Tangan
Publik
Pengguna
- Seniman - Pengunjung - Pengelola - Seniman - Pengunjung - Pengelola
Universitas Sumatera Utara
2.4.2. Deskripsi Prilaku a. Pengunjung
Daftar
Seminar Pameran indoor
Datang
Istirahat
Pameran outdoor
Sholat Latihan/ belajar
Belanja di Pusat OlehOleh
Pulang
Beli
Diagram 2.1. Deskripsi Prilaku Pengunjung
b. Seniman
Pameran
Istirahat
Mengajar
Datang
Pulang
Seminar Diagram 2.2. Deskripsi Prilaku Seniman
c. Pengelola
Datang
Absen
Kerja
Istirahat
Kerja
Pulang
Absen
Diagram 2.3. Deskripsi Prilaku Pengelola
Universitas Sumatera Utara
2.4.3. Kebutuhan Ruang Kebutuhan ruang dan besaran ruang adalah sebuah data tentang ruang-ruang yang dibutuhkan dan berapa besaran standar yang dibutuhkan dalam membuat ruang tersebut, sedangkan dalam kasus proyek ini terdapat dua fungsi yang berbeda yaitu satu sebagai Area wisata dan yang satu lagi sebagai tempat pusat oleh-oleh/souvenir sehingga akan dijabarkan kebutuhan ruang dan besaran ruang kedua fungsi tersebut secara terpisah, sebagai berikut:
Tabel 2.9. Tabel Kebutuhan Ruang NAMA RUANG Pameran
KEBUTUHAN RUANG Penerima Hall Resepsionis Penitipan Ruang Pamer Pameran tetap Indoor Kerajinan tangan Ruang Pamer Pameran Tetap Outdoor Kerajinan tangan Pendidikan dan Pendidikan Dewasa Pelatihan Workshop/ studio Anak-anak Kelas & Workshop Kantor Pimpinan Administrasi Pengajar Lavatory Pria WC Urionoir Wastafel Sirkulasi Wanita WC Wastafel Sirkulasi Pengelola Penerima Hall Resepsionis Pimpinan Direktur KEGIATAN
Pengelola bagian galeri
Wakil Sekretaris Manager Sekretaris
UNIT
STANDAR
ACUAN
500 org 5 org 3 org
1 m2/org -
AJM A A
42 karya
10 m2/karya
STU
46 stand
16 m2/stand
A
2 unit/20 org
4m2/org
NDA
1 unit/20 org
4m2/org
NDA
1 org 5 org 10 org
18 m2/org 4,1m2/org 4,1m2/org
AJM AJM AJM
3 unit 4 unit 3 unit
1,25 m2/unit 0,5 m2/unit 0,8 m2/unit
NDA NDA NDA
20% 3 unit 3 unit 14 org 2 org 1 org 1 org 1 org 1 org 1 org
1,25 m2/unit 0,8 m2/unit
20% 20 m2 2,5 m2/org 23-33 m2/org 15 m2/org 5,5 m2/org 8 m2/org 5,5 m2/org
NDA NDA A A AJM AJM AJM NAD A
Universitas Sumatera Utara
Hall ruang tamu Staff R. bagian keuangan R.bagian kepegawaian R.bagian operasional R.bagian pemeliharaan dan perawatan bangunan R.bagian pemasaran R. bagian keamanan R. presentasi R. rapat Pengelola Manager bagian Sekretaris workshop Staff R. bagian keuangan R.bagian kepegawaian R.bagian operasional R.bagian pemeliharaan dan perawatan bangunan R.bagian pemasaran R. presentasi R. rapat Pengelola Manager bagian pusat Sekretaris oleh-oleh Staff R. bagian keuangan R.bagian kepegawaian R.bagian operasional R.bagian pemeliharaan dan perawatan bangunan R.bagian
20 0rg 20 org 6 org
0,8 m2/org 7,5 m2/org 5,0 m2/org
A TSS NAD
6 org
5,0 m2/org
NAD
6 org
5,0 m2/org
NAD
6 org
5,0 m2/org
NAD
6 org
5,0 m2/org
NAD
6 org
5,0 m2/org
NAD
52 org 52 org 1 org 1 org 20 org 6 org
2,0 m2/org 2,0 m2/org 8 m2/org 5,5 m2/org 7,5 m2/org 5,0 m2/org
TSS TSS NAD A TSS NAD
6 org
5,0 m2/org
NAD
6 org
5,0 m2/org
NAD
6 org
5,0 m2/org
NAD
6 org
5,0 m2/org
NAD
52 org 52 org 1 org 1 org 20 org 6 org
2,0 m2/org 2,0 m2/org 8 m2/org 5,5 m2/org 7,5 m2/org 5,0 m2/org
TSS TSS NAD AJM TSS NAD
6 org
5,0 m2/org
NAD
6 org
5,0 m2/org
NAD
6 org
5,0 m2/org
NAD
6 org
5,0 m2/org
NAD
Universitas Sumatera Utara
Administrasi Konservasi dan Preparasi
pemasaran R. bagian keamanan R. presentasi R. rapat Kepala Staff Kepala bagian Sie. Konservasi Staff Sie. Preparasi Staff
Koleksi R.Service
Lavatory
Penunjang
Center Souvenir Craft Lavatory
Musholla
Pelayanan Service
dan Pelayanan Pameran
Kepala Staff R.Rapat R.tamu VIP Gudang Dapur/Pantry Kantin Pria WC Urinoir Wastafel Sirkulasi Wanita WC Wastafel Sirkulasi Souvenir Store Retail store Pria WC Urinoir Wastafel Sirkulasi Wanita WC Wastafel Sirkuasi R.Sholat R.Wudhu R.jaga Loading dock R.Penerima R.Transaksi Gudang Sementara
6 org
5,0 m2/org
NAD
52 org 52 org 4 org 15 org 1 org 1 org 4 org 1 org 4 org 1 org 20 org 20 org 1 org 1 unit 4 unit 220 org
2,0 m2/org 2,0 m2/org 15 m2/org 7,5 m2/org 15 m2/org 7,5 m2/org 7,5 m2/org 7,5 m2/org 7,5 m2/org 15 m2/org 7,5 m2/org 2,5 m2/org 30 m2/org 48 m2/unit 20 m2/unit 1,4 m2/org
TSS TSS TSS TSS A TSS TSS TSS TSS A TSS NDA A NDA A NAD
2 unit 4 unit 3 unit
1,25 m2/org 0,5 m2/org 0,8 m2/org 20%
NDA NDA NDA
3 unit 3 unit
1,25 m2/org 0,8 m2/org 20% 2000 m2/unit 30 m2/unit
NDA NDA
3 unit 4 unit 3 unit
1,25 m2/org 0,5 m2/org 0,8 m2/org 20%
NDA NDA NDA
3 unit 3 unit
1,25 m2/org 0,8 m2/org 20% 1,25 m2/org 3 m2/org 4 m2/org 9 m2/ruang 6 m2/org 20 m2/ruang 48 m2/ruang
NDA NDA
1 unit 25 unit
25% pengguna 2 unit 4 org 3 ruang 6 org 3 ruang 3 ruang
A A
NDA A NDA NDA A A NDA
Universitas Sumatera Utara
Pelayanan Servis Lab
Teknis
R. Kuratorial R. Registrasi Konservasi Perbaikan R.Preparasi Dokumentasi Vault Gudang Alat R. Kontrol R. PABX R. Mesin R. AHU R. Genset R. Trafo R. Pompa Cleaning Service
4 org 4 org 2 ruang 3% koleksi 1 ruang 3% koleksi 1 ruang 10% koleksi 1 ruang 1 unit 1 unit 1 unit 4 unit 1 unit 1 unit 1 unit
7,5 m2/org TSS 2 9 m /org A 30 m2/ruang A 30 m2/ruang A 60 m2/ruang 5 m2/karya 30 m2/ruang 12 m2/ruang 12 m2/ruang 60 m2/ruang 30 m2/ruang 48 m2/ruang 30 m2/ruang 30 m2/ruang 5 m2/lantai
A A A A A A A A A A A
Keterangan Sumber: - NAD : Neufret, Ernest.1992.Data Arsitek,jilid 1 dan 2.Erlangga.Jakarta -TSS
:De Chiara.Joseph,and John Calender.1981.Time Saver Standart for Building Types.Mcgraw Hill Book Company.New York.
-A : Asumsi & pengamatan Studi
Universitas Sumatera Utara
2.4.4. Persyaratan dan Kriteria Ruang 1. Persyaratan Ruang Persyaratan ruang yang harus diprhatikan dalam merencanakan dan merancang sebuah Pusat pameran adalah fleksibilitas ruang pameran, kenyamanan pengunjung yang dihubungkan dengan keadaan termal, pencahayaan terhadap objek yang di pamerkan, serta sirkulasi, baik sirkulasi dari pengunjung maupun sirkulasi dari kegiatan service.
1. Fleksibelitas ruang Fleksibilitas ruang meksudnya kemampuan suatu ruang untuk dapat menyesuaikan diri terhadap aktivitas yang berlangsung didalamnya.kefleksibilitasan ruang ini berpengaruh terhadap potensi ruang dapat menampung item dan stan pameran, Fleksibelnya suatu ruang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
Pembagian ruang Pembagian ruang yang tepat dapat membantu seberapa banyak ruangan dapat menampung kegiatan pameran. Penggunaan dinding geser pada bangunan Pameran merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar ruang pameran dapat fleksibel menampung kegiatan pameran sehingga dapat menampung kegiatan pameran yang berbeda dalam waktu yang bersamaan.
Pemilihan stuktur bangunan Pemilihan struktur bangunan yang tepat dapat mempengaruhi seberapa fleksibelnya suatu bangunan. untuk kasus bangunan pameran seperti galeri dan museum yang penggunaan ruangannya berbentang lebar membutuhkan suatu pemilihan struktur bentang lebar yang sesuai untuk sebuah gedung pameran.
Ketinggian ruang ketinggian ruang ditentukan oleh jenis produk yang di pamerkan dan bentuk stan pameran. Dengan ruang yang tinggi kita dapat memberikan space pada produkproduk yang memiliki ketinggian yang cukup dan menjadikan ruang lebih fleksibel dengan menerapkan desain stan yang bertingkat.
Lighting/pencahayaan Tujuan dari perancangan pencahayaan adalah memberikan suatu lingkungan suasana lingkungan yang menyenangkan dan nyaman terhadap visual, Cahaya yang baik dapat membuat atmospehere dan mood suatu ruangan menjadi lebih efektif. Banyak pameran yang menjadi kurang menarik akibat pencahayaan yang tidak
Universitas Sumatera Utara
didesain sejalan dengan desain dari pameran. Menurut sumbernya cahaya dibagi atas dua bagian yaitu pencahayaanalami dan pencahayaan buatan. Cahaya buatan merupakan cahaya yang bersumber ari alam yaitu matahari, sedangkan buatan berasal dari penerangan buatan seperti lampu yang digunakan pada ruangan-ruangan dalam kondisi tertentu. Penggunaan efek pencahayaan akan menjadi penerima yang baik dengan pengunaan peralatan spesial seperti lampu sorot (spot light) atau peralatan optical lainnya.
Sirkulasi Gedung pameran mesti memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk melihat dan memberikan kenikmatan, stimulasi, dan pengetahuan Perencanaan dan sistem sirkulasi pameran ditekankan pada pola pengaturan pencapaian, sirkulasi pengunjung dan servis bangunan.
2. Kriteria Ruang Beberapa hal yang harus di perhatikan pada fasilitas di ruang pameran adalah sebagai berikut: Tabel 2.10. Tinggi Rata-Rata Orang Asia
Jenis Kelamin
Tinggi Rata-Rata
Pandangan Mata
Pria
165 cm
160 cm
Wanita
155 cm
150 cm
Anak-Anak
115 cm
100 cm
Gambar 2.8. Jarak Pandang Mata terhadap Objek Pamer
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.9. Jarak Pandang Mata terhadap Lukisan
Gambar 2.10. Kemampusan Gerak anatomi manusia
Pandangan yang nyaman ke arah objek lukisan adalah pandangan di dalam daerah visual 30° ke arah atas, 30° ke arah bawah, 30° ke arah kiri. Hal tersebut dikarenakan pada daerah tersebut merupakan daerah dimana mata kita dapat mengenali warna atau membedakan daerah dimana kita dapat mengenali warna.
Pencahayaan yang memberikan kesan ruang dan meningkatkan kualitas karya seni Pencahayaan dalam galeri seni lukis dapat berupa cahaya alami dan buatan (dengan menggunakan spotlight).
Pencahayaan alami (daylight) Pencahayaan alami harus diperhitungkan agar pengguna ruangan yang berada di dalamnya merasa nyaman dan lukisan terhindar dari sinar matahari. Berikutadalah cara yang digunakan untuk menyaring sinar matahari.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.11. Penyaringan Sinar Matahari
Sinar dan cahaya yang diterima apabila tidak menggunakan shading dan filter Hampir 97% mengakibatkan ruang tidak nyaman. Pada gambar di tengah, cahaya yang diterima apabila menggunakan shading adalah 80% mengakibatkan ruang nyaman. Pada gambar di kanan, cahaya yang diterima adalah 72% sehingga ruang lebih nyaman.
Pencahayaan buatan (dengan menggunakan spotlight) Pencahayaan buatan yang digunakan sebagai penerangan untuk lukisan adalah spotlight dengan pure white light karena sinar yang berwarna putih tidak akan mengubah warna sebuah lukisan.
Gambar 2.12. Sitem Pencahayaan Buatan
Universitas Sumatera Utara
2.4.5. Studi Banding Arsitektur dengan Fungsi Sejenis a. Desa Wisata Kasongan Kasongan adalah salah satu daerah desa tujuan wisata di Kabupaten Yogyakarta. hasil
Bantul,
D.I
Terkenal
dengan
kerajinan
keramiknya. Pedukuhan
gerabah
Berada Kajen,
di Desa
Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan Bantul,
Yogyakarta.
Berjarak
Gambar 2.13. Pintu Gerabang Kawasan Wisata kurang lebih 7 km dari pusat kota Kasongan Sumber www. http://jogjapetualang.com
Jogja. Jika anda ingin menuju Kasongan
sangatlah
mudah.
Lewati saja jalan Bantul (Jogja-Bantul) dan perhatikan gapura besar di kanan jalan yang bertuliskan Kasongan. Biasanya di tempuh selama 30-40 menit dari kota Yogyakarta Desa Kasongan merupakan wilayah pemukiman para kundi, yang berarti buyung atau gundi, orang yang membuat sejenis buyung, gendi, kuali dan lainnya yang tergolong barang dapur, gerabah, juga barang hias keramik. Gerabah hasil kerajinan Kasongan berupa guci dengan berbagai motif (burung merak, naga, bunga mawar, gajah, bambu, dan banyak lainnya), pot berbagai ukuuran, hiasan keramik, patung-patung kecil, pigura, perabotan dari bambu, bahkan topengtopeng. Hasil-hasil kerajinan desa wisata Kasongan tersebut berkualitas istimewa hingga banyak yang telah di ekspor ke manca negara seperi eropa dan amerika. b. Desa Wisata Krebet Desa wisata yang satu ini berada di Dusun Krebet, Desa Sendangsari, Kecamatan
Pajangan,
Bantul,
Yogyakarta. Keistimewan dari Desa wisata yang satu ini adalah "Batik Kayu", yaitu membuat batik dengan Gambar 2.14. Hasil Kerajinan Tangan dari Desa Wisata Krebet Sumber http://www.yogyalagi.com
Universitas Sumatera Utara
media kayu. Unik bukan? karena biasanya kita jumpai adalah batik dengan media kain. Karena polanya dibuat secara manual, bukan dicetak, maka membatik dengan media kayu membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi. Motif batik kayu yang dibuat oleh warga Krebet adalah seperti motif parangrusak, parangbarong, kawung, garuda, sidorahayu, sidomukti, dan motif lainnya.
c. Desa Wisata Ledok Sambi Berada di Dukuh sambi, desa Pakembinangun,
Kecamatan
Pakem, Kabupaten SLeman, Daerah Istimewa Yogyakarta. berbagai
macam
kesenian
rakyat dapat anda jumpai di tempat
ini,
diantaranya
Gambar 2. 15. Kawasan Desa Wisata Ledok Sambi
wayang kulit, karawitan jawa,
Sumber http://www.yogyalagi.com
yang
uyon-uyon dan lain sebagainya tentunya
desa
sambiberbasis pada kesenian tradisional. Disini pengunjung dapat selain menikmati pertunjukan juga dapat turut aktif dengan mempelajari kesenian tersebut. Sedangkan budaya desa yang masih terus di lestarikan dan dilakukan di desa ini antara lain kenduri, sadranan dan ruwahan serta beberapa kegiatan budaya lain. Para pengunjung dapat terlibat langsung dalam acara yang dilaksanakan di hari-hari tertentu.
Selain itu, di Desa Wisata Ledok Sambi juga menawarkan panorama desa yang sangat menjadi daya tarik bagi wisatawan, disini wisatawan dapat menikmatinya dengan menyususri desa (tracking) dengan pemandu setempat. Ada juga beragam kegiatan outbound yang menyenangkan di desa ini. Anda dapat menyusuri hutan, mengenal masyarakat desa yang hidup secara tradisional, berkemah. Ssalah satu wahana yang terbaru dari outbond di Wisata desa Sambi ini adalah Flying fox 200 m melintasi kali kuning yang menjadi jalur lahar dingin merapi. Wisata disini akan menciptakan proses belajar aktif berupa leadership, communications dan teamworking untuk Anda dan team Anda.
Universitas Sumatera Utara
2.5. ELABORASI TEMA 2.5.1. Pengertian Tema Tema yang akan diangkat dalam perancangan Pusat Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu adalah “Arsitektur Metafora”. Metafora merupakan bagian dari gaya bahasa yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu melalui persamaan dan perbandingan. Metafora berasal dari bahasa latin yaitu “Methapherein” yang terdiri atas 2 buah kata yaitu (Wardhana, 2015): “metha” yang berarti : setelah, melewati “pherein” yang berarti : membawa Secara etimologis diartikan sebagai pemakaian kata-kata, bukan arti sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan dan perbandingan. Pada awal tahun 1970-an muncul ide untuk mengkaitkan arsitektur dengan bahasa. Menurut Charles Jenks, dalam ”The Language of Post Modern Architecture”, metafora sebagai kode yang ditangkap pada suatu saat oleh pengamat dari suatu obyek dengan mengandalkan obyek lain dan bagaimana melihat suatu bangunan sebagai suatu yang lain karena adanya kemiripan. Menurut James C. Snyder, dan Anthony J. Cattanese dalam “Introduction of Architecture”, metafora mengidentifikasikan pola-pola yang mungkin terjadi dari. hubungan-hubungan paralel dengan melihat keabstrakannya, berbeda dengan analogi yang melihat secara literal. Menurut Geoffrey Broadbent, (1995) dalam buku “Design in Architecture”, metafora pada arsitektur merupakan salah satu metode kreatifitas yang ada dalam desain spektrum perancang. Menurut Anthony C. Antoniades, (1990) dalam ”Poethic of Architecture”, suatu cara memahami suatu hal, seolah hal tersebut sebagai suatu hal yang lain sehingga dapat mempelajari pemahaman yang lebih baik dari suatu topik dalam pembahasan. Dengan kata lain menerangkan suatu subyek dengan subyek lain, mencoba untuk melihat suatu subyek sebagai suatu yang lain. Ada tiga kategori dari metafora Menurut Anthony C. Antoniades
Universitas Sumatera Utara
a. Intangible Metaphors (metafora yang tidak diraba) yang termasuk dalam kategori ini misalnya suatu konsep, sebuah ide, kondisi manusia atau kualitas-kualitas khusus (individual, naturalistis, komunitas, tradisi dan budaya). b. Tangible Metaphors (metafora yang dapat diraba) Dapat dirasakan dari suatu karakter visual atau material. c. Combined Metaphors (penggabungan antara keduanya) Secara konsep dan visual saling mengisi sebagai unsur-unsur awal dan visualisasi sebagai pernyataan untuk mendapatkan kebaikan kualitas dan dasar. Arsitektur yang berdasarkan prinsip-prinsip metafora, pada umum nya dipakai jika: a. Mencoba atau berusaha memindahkan keterangan dari suatu subjek ke subjek lain. b. Mencoba atau berusaha untuk melihat suatu subjek seakan-akan sesuatu hal yang lain. c. Mengganti fokus penelitian atau penyelidikan area konsentrasi atau penyelidikan lainnya (dengan harapan jika dibandingkan atau melebihi perluasan kita dapat menjelaskan subjek yang sedang dipikirkan dengan cara baru). Kegunaan penerapan metafora dalam arsitektur sebagai salah satu cara atau metode sebagai perwujudan kreativitas arsitektural, yakni sebagai berikut : 1. Memungkinkan untuk melihat suatu karya arsitektural dari sudut pandang yang lain. 2. Mempengaruhi untuk timbulnya berbagai interpretasi pengamat. 3. Mempengaruhi pengertian terhadap sesuatu hal yang kemudian dianggap menjadi hal yang tidak dapat dimengerti ataupun belum sama sekali ada pengertiannya. 4. Dapat menghasilkan arsitektur yang lebih ekspresif.
2.5.2. Interpretasi Tema Penerapan tema arsitektur Metafora dalam perancangan Pusat Pameran dan OlehOleh Kerajinan Tangan Kualanamu dengan mengambil bentuk pola dari kerajinan tangan Sumatera Utara berupa motif ukiran gorga batak dengan jenis Tangible Metafor (metafora yang dapat diraba), pola motif ukiran gorga batak merupakan salah satu kesenian ukir yang
Universitas Sumatera Utara
biasanya terdapat pada bagian luar(eksterior) rumah adat batak, motif ukiran gorga batak ini memiliki arti dinamis, kreatif, sifat dan mencerminkan falsafah maupun pandangan hidup orang batak. Arti tersebut dapat dilihat dari bentukan motifnya yang memiliki pola bentukan melingkar dan melengkung.
Gambar 2. 16. Motif kain batik gorga batak
2.5.3. Keterkaitan Tema Dengan Judul Tema yang diterapkan pada perancangan Area Wisata dan Pusat Oleh-Oleh Kerajinan Tangan adalah tema Arsitektur Metafora dengan mengangkat motif kain gorga batak, hal ini dikarenakan motif ini merupakan salah satu bentuk dari hasil kerajinan tangan (kain dan ukiran) yang ada di Sumatera Utara yang memiliki makna filosofi yang dalam, selain itu juga sangat terkait dengan judul dari proyek ini yaitu sebagai tempat wisata kerajinan tangan dan pusat oleh-olehnya. 2.5.4. Studi Banding Arsitektur dengan Tema Sejenis Berikut ini adalah contoh studi banding bangunan dengan tema sejenis yang berada di negara lain: a.
Opera House, Sydney, Australia Selain dapat dikategorikan berdasarkan kiasan obyeknya, sebuah karya arsitektur
bisa memiliki multi-interpretasi bahasa metafora bagi yang melihatnya. Sydney Opera House adalah salah satu contohnya. Sydney Opera House dirancang oleh Jørn Utzon, seorang arsitek kelahiran Denmark. Setiap orang yang melihat karya arsitektur ini, akan menghasilkan berbagai macam interpretasi sesuai dengan pikiran masing-masing. Ada yang berpendapat bahwa konsep metafora Sydney Opera House berasal dari cangkang siput atau kerang. Ada pula yang berpendapat, karya arsitektur ini adalah kiasan layar kapal yang sedang terkembang. Dan ada pula yang berpendapat, bagaikan bunga yang sedang mekar. Sydney Opera House ini terletak di atas pelataran menjorok di tepian air, berdampingan dengan
Universitas Sumatera Utara
pelabuhan di Area Benellong Point diatas teluk Sydney yang dulunya difungsikan sebagai gudang penyimpanan kereta trem oleh Jorn Utzon diubah menjadi suatu mahakarya yang indah dan dikenang sepanjang masa pada tahun 1957 untuk memenuhi ambisi pemerintah setempat.
Gambar 2. 17. Sydney Opera House Sumber www.archdaily.com
b.
Stasiun TGV, Lyon, Prancis Stasiun TGV yang terletak di Lyon, Perancis, adalah salah satu contoh karya
arsitektur yang menggunakan gaya bahasa metafora konkrit karena menggunakan kiasan obyek benda nyata (tangible). Stasiun TGV ini dirancang oleh Santiago Calatrava, seorang arsitek kelahiran Spanyol. Melalui pendekatan tektonika struktur, Santiago Calatrava merancang Stasiun TGV dengan konsep metafora seekor burung. Bagian depan bangunan ini runcing seperti bentuk paruh burung. Dan sisi lain bangunan juga dirancang menyerupai bentuk sayap burung.
Gambar 2.17. Stasiun TGV
c.
Sumber www.arcspace.com E.X Plaza Indonesia
Universitas Sumatera Utara
E. X. Plaza Indonesia merupakan karya Budiman Hendropurnomo. Gubahan massa E.X yang terdiri atas lima buah kotak dengan posisi miring adalah hasil ekspresi dari gaya kinetik mobil-mobil yang sedang bergerak dengan kecepatan tinggi dan merespon gaya sentrifugal dari Bundaran Hotel Indonesia yang padat. Kolom-kolom penyangga diibaratkan dengan Gambar 2.19. E.X Plaza Indonesia
ban-ban mobil, sedangkan beberapa lapis
Sumber www.arcspace.com
dinding melengkung sebagai kiasan garis-garis
ban yang menggesek aspal. Dari konsep-konsep tersebut, gaya kinetik merupakan sebuah obyek yang abstrak (intangible). Kita tidak dapat melihat gaya kinetik secara visual, akan tetapi, ban-ban mobil merupakan obyek yang dapat kita lihat secara visual (tangible).
Universitas Sumatera Utara
2.6. Kesimpulan Menurut Kasarda (2011), aerotropolis merupakan bentuk integrasi bandara dengan kota metropolis mandiri di sekitarnya, yang kemudian mendorong pengembangan bisnis untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota metropolis tersebut. Konsep aerotropolis bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas bandara dengan pusat-pusat pertumbuhan kota, merencanakan pembangunan pada tiap koridornya, sehingga menghasilkan bentuk integrasi yang tertata, efisien, dan efektif dalam memberikan manfaat. Di dunia, sudah banyak bandara yang menerapkan konsep aerotropolis, Bandara Schipol Amsterdam di Belanda, Bandara Los Angeles di Amerika Serikat, Bandara Incheon di Korea Selatan, dan Bandara Changi di Singapura,
adalah
contoh
sukses
penerapan
konsep
aerotropolis
yang
mampu
mengintegrasikan kota, bandara, dan kawasan bisnis. Lokasi perancangan Area Wisata dan Pusat Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualaamu berada di Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli serdang, dimana lokasi perancangan mengikuti peraturan-peraturan RUTK dan KKOP Bandara Kualanamu. Pusat Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu merupakan sebuah wadah untuk menampung aktifitas perwisataan dalam memamerkan proses pembuatan kerajinan tangan, hasil kerajinan tangan, dan sejarah perkembangan kebudayaan kerajinan tangan dan juga sebagai wadah pembelian oleh-oleh/souvenir kerajinan tangan khas Sumatera Utara. Alasan pemilihan judul bangunan tersebut pertama berdasarkan pertimbangan dari konsep Aerotropolis dimana kawasan wisata masuk kedalam kriteria fungsi bangunan yang ada di konsep Aerotrpolis, kedua dikarenakan adanya potensi yang besar pada konsep Aerotropolis sehingga menjadi kesempatan untuk dapat memperkenalkan kebudayaan Sumatera Utara kepada para turis yang datang. Penerapan tema arsitektur Metafora dalam perancangan Pusat Pameran dan OlehOleh Kerajinan Tangan Kualanamu dengan mengambil bentuk pola dari kerajinan tangan Sumatera Utara berupa motif ukiran gorga batak dengan jenis Tangible Metafor (metafora yang dapat diraba), pola motif ukiran gorga batak merupakan salah satu kesenian ukir yang biasanya terdapat pada bagian luar(eksterior) rumah adat batak, motif ukiran gorga batak ini memiliki arti dinamis, kreatif, sifat dan mencerminkan falsafah maupun pandangan hidup orang batak. Arti tersebut dapat dilihat dari bentukan motifnya yang memiliki pola bentukan melingkar dan melengkung.
Universitas Sumatera Utara