BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan
dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen. Jadi manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. Dalam manajemen terhadap beberapa unsur manajemen yang terdiri dari man, money, methods, materials, machine and market. Supaya unsur-unsur manajemen tersebut lebih berdaya guna, berhasil guna, terintegrasi, dan terkoordinasi dalam mencapai tujuan yang optimal, maka pimpinan perusahaan dengan wewenangnya sebagai pimpinan harus biasa mengaturnya melalui proses dari urutan fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasaian, pengarahan dan pengendalian. Untuk lebih jelasnya berikut ini akan dijelaskan beberapa pengertian Manajemen menurut para ahli. Menurut Malayu S.P Hasibuan (2007:2) mengemukakan bahwa : Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu . Selanjutnya menurut Ismail Solihin (2009:4), mengemukakan bahwa : Manajemen
adalah
proses
perencanaan,
pengorganisasian,
kepemimpinan dan pengendalian dari berbagai sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien . Sedangkan menurut T.HaniHandoko (2009:8), mengemukakan bahwa : Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasaian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : a. Manajemen mempunyai tujuan yang ingin dicapai. b. Manajemen merupakan perpaduan antara ilmu dan seni.
c. Manajemen merupakan proses yang sistematis, terkoordinasi, dan terintegrasi dalam memanfaatkan unsur-unsurnya (man, money, methods, materials, manchines, and market). d. Manajemen terdiri dari beberapa fungsi yaitu Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Penempatan (Staffing), Pengarahan (Directing), dan Pengendalian (Controlling).
2.2
Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia diperlukan untuk meningkatkan
efektifitas sumber daya manusia yang ada dalam lingkup perusahaan. Tujuannya adalah memberikan kepada perusahaan dan juga anggota perusahaan dan juga anggota perusahaan suatu konsep kerja yang efektif baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Tanpa adanya sumber daya manusia maka kegiatan perusahaan tidak akan berjalan sebagaimana mestinya meskipun pada saat ini otomatisasi telah memasuki setiap perusahaan, tetapi apabila pelaku dari pelaksana mesin tersebut yaitu manusia, tidak bisa membuat bisa membuat peranan yang diharapkan maka otomatisasi sia-sia. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam suatu perusahaan, karena semua aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuannya yaitu menghasilkan produk berkualitas yang mampu bersaing di pasar, serta penggunaan sumber-sumber data lainnya seperti money, material, machine, dan sebagainnya baru dapat terlaksana bila ada unsur manusia (man) karena manusia merupakan faktor penting dalam seluruh proses administrasi dan manajemen. Dalam hal ini dituntut adanya peranan manajemen sumber daya manusia yaitu manajemen khusus yaitu mengatur masalah-masalah yang berhubungan dengan faktor produksi manusia dengan segala aktivitasnya dalam suatu perusahaan sehingga mereka dapat bekerja dalam efektifitas dan efisien. Dibawah ini penulis akan mengemukakan beberapa definisi mengenai manajemen sumber daya manusia, menurut beberapa ahli, diantaranya : Menurut Herman Sofyandi (2008:6)mengemukakan bahwa :
Manajemen Sumber Daya Manusia didefinisikan sebagai suatu strategiatau upaya dalam menerapkan fungsi-fungsi manajemen dan fungsi-fungsi operasional sumber daya manusia yang ditujukan bagi peningkatan kontribusi produktif dari sumber daya manusia organisasi terhadap pencapaian tujuan organisasi secara lebih efektif dan efisien. Dikutip dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia, menurut Racmawati (2008:3), manajemen sumber daya manusia, yaitu : ManajemenSumber Daya Manusia adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawas kegiatankegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat . Menurut Mangkunegara (2008:2) dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia, yaitu : Manajemen sumber daya manusia sebagai suatu perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembanagan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi . Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses antara perencanaan, pengorganisasian, pengarahaan dan pengendalian diri dari pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian dan pemeliharan untuk tujuan yang telah ditetapkan.
2.3
Tujuan dan Peranan Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam kenyataan praktiknya kehidupan organisasi, sering tidak dinyatakan
secara jelas dan eksplisit, apa sebenarnya tujuan (objektif) dari organisasi atau departemen yang mengurusi manajemen sumber daya manusia tersebut. Padahal kegagalan dalam mengelola suatu sumber daya manusia dapat mengakibatkan timbulnya gangguan dalam pencapaian-pencapaian tujuan organisasi, baik terhadap kinerjanya, profitnya maupun kelangsungan hidup organisasi itu sendiri. Adapun tujuan manajemen sumber daya manusia menurut Rachmawati (2008 : 14) bahwa :
Tujuan
manajemen
sumber
daya
manusia
adalah
untuk
meningkatkan dukungan sumber daya manusia guna meningkatkan efektifitas organisasi dalam rangka mencapai tujuan. Peranan manajemen sumber daya manusia sangat penting dalam pencapaian tujuan perusahaan. Meningkatnya peran manajemen sumber daya manusia disebabkan oleh keyakinan organisasi akan peranannya yang strategis demi kesuksesan kompetitif organisasi. Menurut Rachmawati (2008 : 6) peranan manajemen sumber daya manusia sebagai berikut: 1. Peran administrasi manajemen sumber daya manusia Peran ini difokuskan pada pemrosesan dan penyimpanan data, meliputi penyimpanan data base dan arsip pegawai, proses klain keuntungan, kebijakan organisasi
tentang
program
pemeliharaan
dan
kesejahteraan
pegawai,
pengumpulan dokumen dan sebagainya. 2. Peran operasional manajemen sumber daya manusia Peran ini lebih bersifat taktis, meliputi pemrosesan lamaran pekerjaan, proses seleksi dan wawancara, kepatuhan terhadap kebijakan dan peraturan, peluang bekerja dengan kondisi baik, pelatihan dan pengembangan, program K3, dan sistem kompensasi. 3. Peran strategis manajemen sumber daya manusia Keunggulan kompetitif dari unsur sumber daya manusia merupakan kelebihan yang dimiliki oleh peran ini. Peran strategis ini menekankan bahwa orang-orang dalam organisasi merupakan sumber daya yang penting dan investasi organisasi yang besar.
2.4
Pengertian Motivasi Motivasi pada dasarnya adalah proses untuk mencoba mempengaruhi
seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan. Dengan kata lain adalah dorongan dari luar terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu. Dengan dorongan ini, dimaksud desakan yang alami untuk memuaskan kebutuhankebutuhan hidup dan merupakan kecenderungan dan mempertahankan hidup. Jadi
kunci terpenting dalam hal ini, bahwa manajer atau pemimpin organisasi harus memahami pengertian yang mendalam tentang manusia. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengerahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif, serta berhasil mencapai mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Motivasi merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam menentukan perilaku seseorang, termasuk prilaku kerja untuk dapat memotivasi seseorang yang diperlukan adanya pemahaman mengenai bagaimana proses terbentuknya motivasi pada karyawan. Pada dasarnya manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun non fisik. Kebutuhan yang tidak terpuaskan dari seseorang akan mengakibatkan suatu situasi yang tidak menyenangkan. Situasi tersebut mendorong manusia untuk memenuhinya, yang kemudian akan menimbulkan suatu tujuan, dimana untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan tindakan selanjutnya, proses motivasi itu sendiri tidak dapat terlihat secara langsung, yang terlihat adalah prilakunya terhadap sesuatu sehingga untuk melihat motivasi, dapat dilihat dari tingkat usaha yang dilakukan seseorang. Semakin tinggi tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang terhadap suatu kegiatan dapat memotivasi kerja tersebut. Motivasi berasal dari kata latin Movere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi ini hanya diberikan kepada manusia, khususnya kepada para bawahan atau pengikut. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuannya dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Pada dasarnya perusahaan bukan saja mengharapkan karyawan yang mampu, cakap dan terampil, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Untuk mempermudah pemahaman mengenai motivasi kerja, dibawah ini mengemukakan beberapa pengertian motivasi menurut para ahli. Menurut Malayu S.P Hasibuan (2007:219) mengemukakan bahwa : Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala upaya untuk mencapai kepuasan .
Sedangkan menurut Edwin H. Flippo yang dikutip oleh Malayu S.P Hasibuan (2008:143) mengemukakan bahwa : Motivasi is essence, it is a skill in aligning employee and organization interest so that behavior result in achievement of employee want simultaneously with attainment or organizational objectivies . Artinya : Motivasi adalah suatu keahlian, dalam mengarahkan karyawan dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehingga keinginan para karyawan dan jutuan organisasi sekaligus tercapai. Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat diketahui bahwa motivasi merupakan suatu dorongan dari dalam diri seseorang atau karyawan untuk bekerja seoptimal mungkin demi tercapainnya tujuan organisasi sekaligus terpenuhinya kebutuhan karyawan.
2.4.1 Aspek dan Tujuan Motivasi Keinginan dan
kegairahan
kerja
dapat
ditingkatkan
berdasarkan
pertimbangan tentang adanya dua aspek motivasi yang bersifat statis, menurut Malayu S.P Hasibuan (2008:145) dua aspek, motivasi yang bersifat statis yaitu : 1. Aspek motivasi statis yang pertama, tampak sebagai kebutuhan pokok manusia yang menjadi dasar bagi harapan yang akan diperoleh lewat tercapainya tujuan organisasi. 2. Aspek motivasi statis yang kedua, adalah berupa alat perangsang atau insentif yang diharapkan dapat memenuhi apa yang menjadi kebutuhan pokok yang diharapkan. Motivasi akan tampak sebagai kebutuhan dan juga sekaligus sebagai perangsang untuk dapat mengarahkan dan menggerakkan potensi sumber daya manusia itu kearah tujuan yang diinginkan. Menurut Malayu S.P Hasibuan (2008:146) adapun tujuan pemberian motivasi kerja adalah sebagai berikut : a. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan. b. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan. c. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan. d. Meningkatkan kedisiplinan karyawan.
e. Mengefektifkan pengadaan karyawan. f. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik. g. Meningkatkan loyalitas, kreatifitas dan partisipasi karyawan. h. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan. i. Mempertinggi rasa tanggungjawab karyawan terhadap tugas-tugasnya. j. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku. Berdasarkan uraian diatas, maka aspek dan tujuan motivasi merupakan upaya untuk menggerakkan sumber daya manusia agar secara produktif berhasil mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan oleh perusahaan.
2.4.2 Metode dan Proses Motivasi Manajemen sumber daya manusia memiliki metode-metode untuk memotivasi karyawannya. Menurut Melayu S.P Hasibuan (2008:149), metodemetode motivasi adalah sebagai berikut : 1. Motivasi Langsung (DirectMotivation), adalah motivasi (materil dan non materil) yang diberikan secara langsung kepada setiap individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasannya. Jadi sifatnya khusus seperti memberikan pujian, penghargaan, bonus, piagam dan lain sebagainnya. 2. Motivasi tidak langsung (IndirectMotivation) adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah kerja/kelancaran tugas, sehingga para karyawan betah dan bersemangat melakukan pekerjaannya. Motivasi tidak langsung ini besar pengaruhnya untuk merangsang semangat bekerja karyawan, sehingga produktivitas kerja meningkat. Metode motivasi merupakan langkah awal dalam melakukan proses pemotivasian karyawan. Metode motivasi digunakan para manajer agar pemotivasian tepat pada sasarannya setelah itu kemudian dilakukan proses motivasi. Memotivasi seseorang itu sangat sulit, karena pimpinan sulit untuk mengetahui kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) yang diperlukan bawahan dari hasil pekerjaannya itu. Menurut Melayu S.P Hasibuan (2008:150), ada enam tahapan dalam proses motivasi yaitu :
1. Tujuan Dalam proses memotivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan organisasi baru kemudian para bawahan dimotivasi kea rah tujuan tersebut. 2. MengetahuiKepentingan Dalam proses motivasi penting mengetahui kebutuhan/keinginan karyawan dan tidak hanya memelihara dari sudut kepentingan pimpinan dan perusahaan saja. 3. Komunikasi Efektif Dalam proses motivasi harus dilakukan komunikasi yang baik dan efektif dengan bawahan. Bawahan harus mengetahui apa yang akan diperolehnya dan syarat-syarat apa saja yang harus dipenuhinnya supaya insentif itu diperolehnya. 4. Integrasi Tujuan Dalam proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan perusahaan dan tujuan kepentingan karyawan. Tujuan perusahaan needscomplex, yaitu untuk memperoleh laba, perluasan perusahaan, sedangkan tujuan individu karyawan adalah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan. Jadi tujuan organisasi/perusahaan dan tujuan karyawan harus disatukan dan untuk ini penting adanya persesuaian motivasi. 5. Fasilitas Manajer dalam memotivasi harus memberikan fasilitas kepada perusahaan dan individu karyawan yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan, misalnya memberikan bantuan kendaraan kepada salesman. 6. Team Work (kerja tim) Perusahaan harus membentuk team work yang terorganisasi dengan baik, untuk mencapai tujuan perusahaan. Kerja tim ini sangat penting karena dalam suatu perusahaan biasanya terdapat banyak bagian. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa proses motivasi berguna untuk mengetahui kebutuhan karyawan, perilaku yang berorientasi pada tujuan, hasil karya (evaluasi dari tujuan yang tercapai), dan imbalan atau hukuman untuk karyawan.
2.4.3 Teori-teori Motivasi Proses motivasi dapat digambarkan apabila seseorang tidak puas akan mengakibatkan ketegangan, yang pada akhirnya akan mencari kepuasan yang menurut ukuran sendiri sudah sesuai dan terpenuhi. Ada beberapa teori motivasi menurut Malayu S.P. Hasibuan (2008:153) sebagai berikut: 1. Teori Hirarki Kebutuhan Maslow Dalam teori ini mengatakan bahwa manusia termotivasi untuk memuaskan lima jenis kebutuhan, yang dapat disusun dalam suatu hirarki. Kebutuhan yang lebih tinggi baru akan muncul apabila kebutuhan yang dibawahnya telah tepenuhi. Adapun Hirarki kebutuhan menurut Maslow adalah sebagai berikut: Tingkat tingkat kebutuhan
5. Self Actualization 4. Esteem or Status 3. Affiliation or Acceptance 2. Safety and Security 1.Phsylogical
Pemuas kebutuhan
Gambar 2.1 Konsep Hirarki kebutuhan menurut Maslow Sumber : Malayu S.P.Hasibuan(2008:156)
1. Physiological Needs (kebutuhan Fisik dan Biologis) Yaitu kebutuhan untuk mempertahankan hidup. Yang termasuk kedalam kebutuhan ini adalah kebutuhan makan, minum, perumahan, udara dan
sebagainya. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan ini merangsang seseorang berperilaku atau bekerja giat. 2. Safety and Security Needs (kebutuhan Keselamatan dan Keamanan) Adalah kebutuhan akan kebebasan yakni merasa aman dari ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam melaksanakan pekerjaan. 3. Affiliation or Acceptance Needs (Kebutuhan Sosial) Adalah kebutuhan sosial, teman, interaksi, dicintai dan mencintai, serta diterima
dalam
pergaulan
kelompok
pekerja
dan
masyarakat
lingkungannya. Pada dasarnya manusia normal tidak akan mau hidup menyendiri ditempat terpencil ia selalu membutuhkan kehidupan berkelompok. 4. EsteemorstatusNeeds (kebutuhan akan Penghargaan) Adalah kebutuhan akan penghargaan diri dan pengakuan serta penghargaan prestise dari karyawan dan masyarakat lingkungannya. Idealnya prestise timbul karena adanya prestasi tetapi selamanya demikian. Perlu juga di perhatikan oleh perusahaan bahwa semakin tinggi kedudukan seseorang dalam masyarakat atau posisi seseorang dalam organisasi, maka semakin tinggi pula prestisenya. 5. SelfActualization (Aktualisasi Diri) Adalah kebutuhan aktualisasi diri dengan menggunakan kemampuan, keterampilan, dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan. Keinginan seseorang untuk mencapai kebutuhan sepenuhnya berbeda satu sama lainnya. Pemenuhan kebutuhan dapat dilakukan perusahaan dengan menyelenggarakan pendidikan dan latihan.
2. Teori Herzberg Herzberg s Two Factors Theory (Teori Motivasi Dua Faktor). Menurut teori ini motivasi yang ideal dapat merangsang usaha adalah peluang untuk melaksanakan tugas yang lebih membutuhkan keahlian dan peluang untuk mengembangkan kemampuan. Herzberg menyatakan bahwa orang dalam
melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor yang merupakan kebutuhan, yaitu : a. Maintenance Factors (Faktor pemeliharaan atau Faktor Higienis) Adalah faktor-faktor pemeliharaan yang berhubungan dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh ketentraman badaniah. Kebutuhan kesehatan ini menurut Herzberg merupakan kebutuhan yang berlangsung terus menerus, karena kebutuhan ini akan kembali pada titik normal setelah dipenuhi. Faktor-faktor pemeliharaan ini meliputi belas jasa, kondisi kerja fisik, kepastian pekerjaan, mobil dinas, rumah dinas, kestabilan kerja, hubungan antar pribadi (atasan dan bawahan), dan macam-macam tunjangan lainnya. Faktor-faktor pemeliharaan ini perlu mendapat perharian yang wajar dari pimpinan agar kepuasan dan kegairahan bekerja bawahan dapat ditingkatkan. b. Motivation Factors (Faktor Motivasi) Adalah faktor motivator yang menyangkut kebutuhan psikologis seseorang yaitu perasaan sempurna dalam melakukan pekerjaan. Faktor motivasi ini berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi yang secara langsung berkaitan dengan pekerjaan. Kebutuhan ini meliputi serangkai kondisi intrinsic, kepuasan kerja yang diperoleh dalam pekerjaan akan mendorong motivasi yang kuat, yang dapat menghasilkan prestasi kerja yang baik. Faktor-faktor tersebut meliputi prestasi (achievement), pengakuan (recognition), pekerjaan itu sendiri (theworkinself), tanggung jawab (responsibility), kemajuan (advancement), dan pengembangan potensi individu (possibility of growth). Pada dasarnya kedua teori ini (teori hierarki kebutuhan Maslow dan teori dua faktor Herzberg) sama-sama bertujuan mendapatkan alat dan cara yang terbaik dalam memotivasi semangat kerja karyawan agar mereka mau bekerja giat untuk mencapai prestasi kerja yang optimal. Hanya saja teori hierarki kebutuhan yang dikembangkan oleh Maslow diilhami oleh Human Science Theory EltonMayo, bukan dikembangkan atas hasil penelitiannya. Jadi teori ini belum pernah di ujicoba kebenarannya, Sedangkan teori dua faktor yang dikemukakan oleh Herzberg dikembangkan atas hasil penelitiannya, dan telah di ujicoba kebenarannya.
3. Teori X dan Teori Y, Mc.Gregor Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa manusia secara jelas dan tegas dapat dibedakan atas manusia pengamat teori X (teori tradisional) dan manusia pengamat teori Y (teori demokratik). a. Teori X 1. Rata-rata karyawan malas dan tidak suka bekerja. 2. Umumnya karyawan tidak berambisi mencapai prestasi yang optimal dan selalu menghindari tanggung jawabnya. 3. Karyawan lebih suka dibimbing, diperintah, dan diawasi dalam melaksanakan pekerjaannya. 4. Karyawan lebih mementingkan diri sendiri dan tidak memperdulikan tujuan organisasi. Menurut teori X untuk memotivasi karyawan harus dilakukan dengan cara pengawasan yang ketat, dipaksa, dan diarahkan supaya mereka mau bekerja sungguh-sungguh. Jenis motivasi yang diterapkan adalah cenderung kepada motivasi negative yakni dengan menerapkan hukuman yang tegas. b. Teori Y 1. Rata-rata karyawan rajin dan menganggap sesungguhnya bekerja sama wajarnya dengan bermain-main dan beristirahat. Pekerjaan tidak perlu dihindari dan dipaksakan, bahkan banyak karyawan tidak betah dan merasa kesal jika tidak bekerja. 2. Lazimnya karyawan dapat memikul tanggungjawab dan berambisi untuk maju dengan mencapai prestasi kerja yang optimal. Mereka kreatif dan inovatif mengembangkan dirinya untuk memecahkan persoalan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan pada pundaknya. Jadi mereka selalu berusaha mendapatkan metode kerja yang baik. 3. Karyawan
selalu
berusaha
mencapai
sasaran
organisasi
dan
mengembangkan dirinya untuk mencapai sasaran itu. Menurut teori Y ini untuk memotivasi karyawan hendaknya dilakukan dengan cara peningkatan partisipasi karyawan, kerjasama, dan keterikatan pada keputusan. Tegasnya dedikasi dan partisipasi akan lebih menjamin tercapainya
sasaran. Mc.Gregor memandang suatu organisasi efektif sebagai organisasi apabila menggantikan pengawasan dan pengarahan dengan integrasi dan kerjasama serta karyawan ikut berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. 4. Teori Motivasi Clande S.George Teori ini mengemukakan bahwa seseorang mempunyai kebutuhan yang berhubungan dengan tempat dan suasana di lingkungan ia bekerja, yaitu : a. Upaya yang adil dan layak. b. Kesempatan untuk maju/promosi jabatan. c. Pengakuan sebagai individu. d. Keamanan kerja. e. Tempat kerja yang baik. f. Penerimaan ileh kelompok. g. Perlakuan yang wajar. h. Pengakuan atas prestasi.
5. Teori Kebutuhan Model Edward Edward mengatakan bahwa ada 15 macam kebutuhan yang dapat mempengaruhi motivasi seseorang, yaitu sebagai berikut : a. Achievement Kebutuhan untuk dapat melakukan sesuatu lebih baik daripada orang lain yang memotivasi seseorang untuk menyelesaikan tugas dengan lebih efektif dan efisien sehingga mencapai prestasi yang lebih tinggi. b. Deference Kebutuhan untuk mendengarkan pendapat orang lain, mengikuti petunjuk yang diberikan, memberikan pujian kepada orang lain, dan penyesuaian diri terhadap adat istiadat. c. Order Kebutuhan untuk melakukan sesuatu secara teratur, membuat rencana secara detail, dan melakukan kegiatan secara teratur.
d. Exhibition Kebutuhan untuk diperhatikan orang lain serta menjadi pusat perhatian dari kelompok. e. Autonomy Kebutuhan untuk tidak tergantung pada orang lain, hidup mandiri, dan tidak mau diperintah. f. Affiliation Kebutuhan untuk berhubungan dengan lingkungan, menjalin persahabatan, atau berpartisipasi dalam kelompok. g. Intraception Kebutuhan untuk memahami perasaan orang lain dan mengetahui perilaku lingkungan. h. Succorance Kebutuhan untuk mendapatkan bantuan, simpati, dan afeksi dari orang lain terhadap dirinya. i. Dominance Kebutuhan untuk mendominasi kelompok, memimpin, menasehati, dan mempertahankan pendapatanya. j. Abasement Kebutuhan perasaan bersalah dan diberi hukuman jika merasa berdosa. k. Nurturance Kebutuhan untuk membantu orang lain yang sedang dalam kesulitan, bersimpati, dan berbuat baik kepada orang lain. l. Change Kebutuhan untuk melakukan pembaruan, tidak menyukai rutinitas, senang berpergian, serta melawan adat istiadat. m. Edurance Kebutuhan untuk dapat bertahan pada suatu kegiatan hingga selesai dan tidak menyukai gangguan pada saat bekerja.
n. Heterosexuality Kebutuhan untuk mendekati lawan jenis dan ingin dianggap menarik oleh lawan jenis. o. Aggression Kebutuhan untuk mempertahankan pendapat orang lain, mengkritik, menyalahkan, dan senang pada kekerasan. Kebutuhan-kebutuhan diatas ada pada setiap pribadi manusia, tetapi ada yang lebih besar pengaruhnya dan ada yang kurang mempengaruhi sehingga membentuk perilaku manusia dalam beraktivitas dan bersosialisasi.
2.4.4 Faktor-Faktor Motivasi Hal yang memotivasi semangat kerja karyawan adalah untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasan baik materiil maupun nonmaterial yang diperolehnya sebagai imbalan jasa dari yang diberikannya kepada perusahaan. Apabila materiil dan nonmaterial yang diterimanya semakin memuaskan, semangat kerja karyawan semakin meningkat. Menurut Peterson dan Plowman yang dikutip oleh Malayu S.P hasibuan (2008:142) dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia, mengatakan bahwa orang mau bekerja karena faktor-faktor sebagai berikut : 1. Keinginan untuk hidup (The Desire to Live) Keinginan untuk hidup merupakan kegiatan utama dari setiap orang, manusia bekerja untuk mendapatkan makan dan makan untuk melanjutkan hidup. 2. Keinginan untuk suatu posisi (The Desire for Position) Keinginan untuk suatu posisi atau jabatan di tempat dia bekerja dan ini salah satu sebab mengapa manusia mau bekerja. 3. Keinginan untuk kekuasaan (The Desire for Power) Keinginan akan kekuasaan merupakan keinginan selangkah diatas keinginan untuk memiliki yang mendorong orang mau bekerja.
4. Keinginan akan pengakuan (The Desire for Recognation) Keinginan akan pengakuan, penghormatan, dan status sosial, merupakan jenis terakhir dari kebutuhan yang mendorong orang untuk bekerja. Dengan demikian, setiap pekerja mempunyai motif keinginan dan kebutuhan tertentu mengharapkan kepuasan dari hasil kerjanya. Kebutuhan-kebutuhan yang dipuaskan dengan bekerja menyangkut hal-hal berikut : 1. Kebutuhan Fisik dan Keamanan Kebutuhan ini menyangkut kepuasan kebutuhan fisik atau biologis seperti makan, minum, perumahan, seks, dan yang lainnya disamping kebutuhan akan rasa aman dan menikmatinya. 2. Kebutuhan sosial Kebutuhan ini adalah kebutuhan yang terpuaskan karena memperoleh pengakuan status dihormati, diterima sampai disegani dalam pergaulan masyarakat. Hal ini penting karena manusia tergantung satu sama lain. 3. Kebutuhan egoistik Kebutuhan egoistik merupakan kebutuhan kepuasan yang berhubungan dengan kebebasan orang untuk mengerjakan sendiri suatu pekerjaan sehingga puas karena berhasil menyelesaikannya. Kepuasan-kepuasan diatas ada yang dinikmati diluar pekerjaan, disekitar pekerjaan, dan lewat pekerjaan. Kepuasan fisik terpuaskan diluar pekerjaan, kebutuhan sosial terpuaskan melalui hubungan pribadi disekitar pekerjaan, sedangkan kebutuhan egoistik terpuaskan melalui pekerjaan.
2.4.5 Jenis-jenis dan Alat-alat Motivasi Pada garis besarnya motivasi yang diberikan bisa dibagi menjadi dua yaitu motivasi positif dan motivasi negatif. Perusahaan haruslah menggunakan kedua jenis motivasi tersebut. Bagi perusahaan yang lebih percaya bahwa kekuatan akan mengakibatkan karyawan segera bertindak mereka akan lebih banyak menggunakan
motivasi
negatif.
Sebaliknya
kalu
perusahaan
percaya
kesenangan
akan menjadi dorongan bekerja, perusahaan akan banyak
menggunakan motivasi positif. Ada dua jenis motivasi, yaitu : 1. Motivasi positif Perusahaan memotivasi karyawan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi diatas prestasi standar. Dengan motivasi positif semangat kerja karyawan akan meningkat karena umumnya manusia senang menerima hal yang baik saja. 2. Motivasi negatif Motivasi negatif maksudnya adalah perusahaan memotivasi karyawan dengan standar, mereka akan dapat hukuman. Dengan motivasi negatif ini semangat karyawan dalam jangka waktu pendek akan meningkat karena mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka panjang akan berakibat kurang baik. Dalam praktek kedua jenis motivasi tersebut sering digunakan oleh manajer suatu perusahaan. Penggunaannya harus tepat dan seimbang, supaya dapat meningkatkan semangat kerja karyawan. Alat-alat Motivasi menurut Malayu S.P Hasibuan (2008:149) dalam bukunya Manajemen Sumber Daya manusia, yaitu : 1. Materiil Insentif Alat motivasi yang diberikan itu berupa uang dan atau barang yang mempunyai nilai pasar, jadi memberikan kebutuhan ekonomis. Misalnya, yaitu : kendaraan, rumah dan lain-lainnya. 2. Nonmateriil Insentif Alat motivasi yang diberikan itu berupa barang atau benda yang tidak ternilai, jadi hanya memberikan kepuasan atau kebanggaan kebutuhan ekonomis. Misalnya yaitu : mendali, piagam, bintang jasa dan lain-lainnya. 3. Kombinasi Materiil dan Nonmateriil Insentif Alat motivasi yang diberikan itu berupa materiil (uang dan barang) dan nonmaterial (mendali dan piagam), jadi memenuhi kebutuhan ekonomis dan kepuasan atau kebanggan rohani.
Dengan adanya alat-alat motivasi, memungkinkan para karyawan meningkatkan semangat kerjanya untuk mencapai kebutuhan dan kepuasan yang diinginkannya, yang merupakan daya penggerak untuk memotivasi karyawan dalam mengerahkan semua potensi yang dimilikinya.
2.4.6 Hambatan-hambatan Motivasi Walaupun setiap individu karyawan mempunyai keinginan yang berbedabeda, tetapi ada kesamaan dalam kebutuhan (needs) nya, yaitu setiap manusia ingin hidup dan untuk hidup makan dan manusia normal mempunyai harga diri. Jadi setiap manusia atau karyawan mengharapkan kompensasi dari prestasi yang diberikannya serta ingin memperoleh pujian, perlakuan yang baik dari atasannya kepuasan atau ketidakpuasan karyawan dengan pekerjaan merupakan keadaan yang sifatnya subyektif, yang merupakan hasil kesimpulan yang didasarkan pada suatu perbandingan mengenai apa yang secara nyata diterima oleh karyawan dari pekerjaannya dibandingkan dengan apa yang diharapkan, diinginkan dan dipikirkannya sebagai hal yang pantas, atau berhak baginya. Dari apa yang telah diuraikan diatas, menurut Malayu S.P Hasibuan (2008:141) secara garis besar dapat diketahui Hambatan atau kendala dalam memotivasi karyawan yaitu : 1. Sulitnya menentukan alat motivasi yang paling tepat, karena keinginan setiap individu karyawan tidak sama. 2. Kemampuan perusahaan terbatas dalam menyediakan fasilitas dan insentif. 3. Manajer sulit mengetahui motivasi kerja setiap individu karyawan. 4. Manajer sulit memberikan insentif yang adil dan layak. Kepuasan kerja dari karyawan itu sendiri akan mempengaruhi motivasi kerja dalam dirinya untuk bekerja kepada perusahaan. Kesediaan atau motivasi seorang karyawan untuk bekerja biasanya ditunjukan oleh aktivitas-aktivitas pekerjaan yang dilakukan dengan giat dan berorientasikan tujuan. Jadi yang disebut karyawan yang termotivasi adalah karyawan yang prilakunya dapat diarahkan kepada tujuan organisasi dan tidak mudah terganggu oleh hambatanhambatan motivasi dalam perusahaan.