BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Genset Genset (Generator set) adalah perangkat kombinasi antara pembangkit listrik (generator) dan mesin penggerak yang digabung dalam satu set unit untuk menghasilkan tenaga listrik. Mesin penggerak pada genset umumnya merupakan mesin pembakaran internal berupa motor / mesin diesel dengan bahan bakar solar dan mesin dengan bahan bakar bensin. Sedangkan generator adalah perangkat yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.Prinsip kerja generator menggunakan prinsip percobaannya faraday yaitu memutar magnet dalam kumparan atau sebaliknya, ketika magnet digerakkan dalam kumparan maka akan terjadi perubahan fluks gaya magnet (perubahan arah penyebaran medan magnet) di dalam kumparan dan menembus tegak lurus terhadap kumparan sehingga menyebabkan beda potensial antara ujung-ujung kumparan (yang menimbulkan listrik).
4
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
5
Gambar 2.1 Generator Listrik Sumber : ( Trikueni Dermanto, 2014 )
2.1.1 Prinsip Kerja Genset Prinsip kerja genset adalah sebuah mesin pembakaran (mesin diesel atau mesin bensin) akan mengubah energi bahan bakar menjadi energi mekanik, kemudian energi mekanik tersebut diubah atau dikonversi oleh generator sehingga menghasilkan daya listrik. Generator memiliki dua tipe, yaitu generator AC atau yang biasa disebut alternator dan generator DC. Generator AC (alternator) adalah generator yang menghasilkan arus listrik bolak-balik (AC), sedangkan generator DC adalah generator yang menghasilkan arus listrik searah (DC). Sebenarnya generator AC memiliki sistem kerja yang sama dengan generator DC, yaitu menghasilkan listrik dari induksi elektromagnetik, selain itu baik generator AC maupun generator DC sebenarnya pada dasarnya sama-sama menghasilkan arus listrik bolak-balik. Namun generator AC dan generator DC memilki perbedaan pada desain konstruksinya. Generator DC menggunakan sebuah cincin belah (split ring) atau yang biasa disebut komutator yang bertindak sebagai penyearah (rectifier), sehingga
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
6
arus yang dihasilkan generator DC adalah arus searah (DC). Sedangkan pada generator AC (alternator) menggunakan dua cincin seret (slip ring) untuk menghasilkan arus bolak-balik.
2.1.2 Fungsi Genset Genset (generator set) biasa digunakan untuk menghasilkan daya listrik alternatif, seperti ketika suplai pasokan daya listrik dari industri pembangkit listrik padam/off, atau keadaan dimana tidak ada pasokan jaringan listrik di daerah tersebut, atau juga biasa digunakan ketika diperlukan daya listrik tambahan.
2.2 Voltmeter Voltmeter adalah alat pengukur beda potensial (tegangan) antara dua titik. Voltameter juga digunakan untuk mengukur besarnya potensial listrik, mengukur tingkat tegangan yang ada dalam batterei, dan mengukur turunan tegangan dalam sirkuit. Untuk mengukur beda potensial antara dua titik pada suatu komponen, kedua terminal voltmeter harus dihubungkan dengan kedua buah titik yang tegangannya akan diukur sehingga terhubung secara parallel dengan komponen tersebut.Voltmeter dapat dibuat dari sebuah galvanometer dan sebuah hambatan eksternal Rx yang dipasang seri. Adapun tujuan pemasangan hambatan Rx ini tidak lain adalah untuk meningkatkan batas ukur galvanometer, sehingga dapat digunakan untuk mengukur tegangan yang lebih besar dari nilai standarnya.Terdapat dua jenis voltmeter, yaitu:
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
7
Gambar 2.2 Voltmeter Analog Sumber : ( Jendela Den Ngabie, 2011 )
Gambar 2.3 Voltmeter Digital Sumber : ( Jendela Den Ngabie, 2011 )
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
8
Tabel 2.1 Perbedaan Voltmeter Analog dan Voltmeter Digital.
Voltmeter analog
Voltmeter digital
Menggunakan jarum dan skala untuk
Menampilkan nilai pada tampilan
menunjukan nilai
digital
Lebih sulit dibaca dalam pembacaan
Lebih mudah dibaca
skalanya Sulit mendapat nilai yang pasti
Nilai yang di dapat nilai pasti
Kedua jenis voltmeter tersebut mempunyai fungsi yang sama, yang membedakan adalahtampilannya, jika voltmeter analog menggunakan jarum penunjuk sedangkan voltmeter digital menggunakan LCD (Liquid Crystal Display).Voltmeter merupakan galvanometer yang dirangkai seri dengan resistor yang mempunyai hambatan (R) yang tinggi.Voltmeter yang sering digunakan di laboratorium sekolah. Kemampuan pengukurannya terbatas sesuai dengan nilai maksimum yang tertera dalam alat ukur itu. Ada yang maksimumnya 5 V, 10 V dan 20 V.Bagian-bagian voltmeter, voltmeter terdiri atas beberapa bagian yaitu: 1.
Terminal positif (+) dan negatif (-)
2.
Skala tinggi dan rendah
3.
Batas ukur
4.
Jarum penunjuk
5.
Setup pengatur fungsi (pengenolan)
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
9
2.3 Accu Accu adalah sebuah sel listrik dimana di dalamnya berlangsung proses elektrokimia yang reversibel (dapat berbalikan) dengan efisiensinya yang tinggi. Yang dimaksud dengan proses elektrokimia reversibel, adalah di dalam baterai dapat berlangsung proses pengubahan kimia menjadi tenaga listrik (proses pengosongan), dan sebaliknya dari tenaga listrik menjadi tenaga kimia, pengisian kembali dengan cara regenerasi dari elektroda-elektroda yang dipakai, yaitu dengan melewatkan arus listrik dalam arah (polaritas) yang berlawanan di dalam sel.
2.3.1 Fungsi Accu Accu pada mobil berfungsi untuk menyimpan energi listrik dalam bentuk energi kimia, yang akan digunakan untuk mensuplai (menyediakan) listik ke sistem starter, sistem pengapian, lampu-lampu dan komponen komponen kelistrikan lainnya.
Gambar 2.4 Accu Sumber : ( Hidayat Rahmat, 2013 )
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
10
2.3.2 Kontruksi Accu Didalam aki terdapat elektrolit asam sulfat, elektroda positif dan negatif dalam bentuk plat yang dibuat dari timah. Karena itu baterai tipe ini sering disebut baterai timah, Ruangan didalamnya dibagi menjadi beberapa sel (biasanya 6 sel, untuk baterai mobil) dan didalam masing masing sel terdapat beberapa elemen yang terendam didalam elektrolit. Pada mobil banyak terdapat komponen-komponen kelistrikan yang digerakkan oleh tenaga listrik. Diwaktu mesin mobil hidup komponen kelistrikan tersebut dapat digerakkan oleh tenaga listrik yang berasal dari alternator dan baterai (aki), akan tetapi pada saat mesin mobil sudah mati, tenaga listrik yang berasal dari alternator sudah tidak digunakan lagi, dan hanya berasal dari baterai saja.
2.4 Inverter Inverter adalah perangkat elektronika yang dipergunakan untuk mengubah tegangan DC (Direct Current) menjadi tegangan AC (Alternating Curent). Output suatu inverter dapat berupa tegangan AC dengan bentuk gelombang sinus (sine wave), gelombang kotak (square wave) dan sinus modifikasi (sine wave modified). Sumber tegangan input inverter dapat menggunakan battery, tenaga surya, atau sumber tegangan DC yang lain. Inverter dalam proses konversi tegangn DC menjadi tegangan AC membutuhkan suatu penaik tegangan berupa step up transformer.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
11
Gambar 2.5 Inverter Sumber : ( Foto Pribadi )
2.5 Alternator Alternator berfungsi untuk menghasilkan energi listrik dari putaran mesin. Energi Mekanik ditransfer dari mesin ke alternator dengan sabuk penggerak beralur pada susunan puli. Melalui induksi elektromagnetik alternator mengubah energi mekanik ini menjadi energy listrik.
Gmbar 2.6 Alternator Sumber : ( Sistem Kelistrikan Otomotif, 2014 )
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
12
Energi listrik yang dihasilkan alternator digunakan untuk mengisi energi pada baterai dan digunakan untuk memberikan daya pada komponen kelistrikan lainnya di mobil pada saat mesin hidup. Jika generator menghasilkan arus “searah”, atau DC, maka alternator menghasilkan “bolak-balik”, atau AC. Alternator menghasilkan arus yang jauh lebih besar pada kecepatan rendah disbanding generator, sehingga memungkinkan lebih banyak aksesori dapat dipasang dalam mobil. Prinsip kerja alternator didasarkan pada induksi elektromagnetik. Bila sebuah penghantar (konduktor) digerakkan di dalam sebuah medan magnet, maka gerakan penghantar akan memotong garis-garis gaya magnet permanen. Kondisi ini akan menciptakan tegangan induksi (gaya gerak listrik) pada penghantar. Alternator membangkitkan arus listrik (menghasilkan gaya gerak listrik) dengan cara memutar magnet listrik atau kumparan rotor (rotor coil) di dalam kumparan stator (stator coil). Besar gaya gerak listrik yang dihasilkan alternator bergantung pada beberapa faktor, yaitu : a. lilitan kawat alternator b. Kecepatan garis gaya magnet rotor memotong lilitan kumparan stator (kecepatan Jumlah putar kumparan rotor) c. Kekuatan medan magnet kumparan rotor. Arus searah dari baterai masuk ke kumparan medan rotor dengan menggunakan gesekan sikat karbon melawan cincin-gesek (slip-ring). Salah satu ujung kumparan medan terikat pada sikat karbon terisolasi, sementara ujung lainnya melekat pada ground sikat karbon. Ketika medan kutub melewati stator, arus dihasilkan secara elektromagnetik (seperti pada gambar generator). Tetapi karena rotor sendiri dari kutub
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
13
utara dan selatan bolak-balik, arus yang dihasilkan mengalir dalam arah yang berlawanan setiap rotasi 180-derajat. Dengan kata lain, arus yang terbentuk adalah arus bolak-balik. Kumparan stator pada alternator terdiri dari tiga kumparan yang terpisah, sehingga mampu menghasilkan apa yang dikenal sebagai arus bolak-balik tiga fasa. Generator hanya menggunakn satu kumparan, sehingga dihasilkan arus fasa tunggal yang searah (arus searah, DC). Akibatnya, alternator menghasilkan arus tiga kali lebih banyak dibanding generator dengan bagian mesin yang sama.
2.5.1 Jenis Alternator Berdasarkan konstruksinya, alternator dibedakan menjadi : 1. Alternator konvensional dimana regulator tegangan terpisah dari bodi alternator. 2. Alternator kecepatan tinggi yang dilengkapi dengan regulator IC.
Gambar 2.7 Alternator Konvensional dan Alternator Kecepatan Tinggi Sumber : ( Sistem Kelistrikan Otomotif, 2014 )
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
14
Kedua jenis alternator ini dinilai menurut arus keluarannya. Kisaran arus keluaran dari 40 sampai 80 amper.
2.5.2 Komponen-Komponen Alternator Komponen utama alternator adalah rotor yang menghasilkan medan magnet, stator yang menghasilkan arus bolak-balik dan beberapa diode yang menyearahkan arus. Komponen tambahannya berupa sikat arang yang mensuplai arus listrik ke rotor untuk menghasilkan kemagnetan, bantalan-bantalan yang memungkinkan rotor dapat berputar dengan lembut danf an untuk mendinginkan rotor, stator, dan diode pada saat beroperasi.
Gambar 2.8 Komponen-Komponen Alternator Sumber : ( Sistem Kelistrikan Otomotif, 2014 )
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
15
a. Rotor Rakitan sebuah rotor terdiri dari inti besi, kumparan medan (lilitan kawat ke dalam kumparan yang ditempatkan di atas inti besi) dipasang pada poros rotor, dua cincin gelincir (slip rings), dan dua buah kutup berbentuk cakar jari yang mengelilingi kumparan medan untuk meningkatkan medan magnet. Rotor merupakan bagian yang berputar di dalam alternator. Kumparan pada rotor (rotor coil) berfungsi untuk menghasilkan medan magnet. Kuat medan magnet yang dihasilkan tergantung besar-kecilnya arus listrik yang mengalir ke rotor coil. Rotor berputar bersama-sama dengan poros alternator. Kutub cakar jari yang terdapat pada rotor berfungsi sebagai kutub-kutub magnet (kutub utara dan kutub selatan). Arus listrik ke kumparan rotor disalurkan melalui dua buah sikat arang (carbon brush) yang selalu menempel pada cincin gelincir (slip ring). Salah satu sikat sebagai sikat positif berhubungan dengan terminal F alternator. Sedangkan satu sikat yang lain sebagai sikat negative berhubungan dengan ground. Rotor ditumpu oleh dua buah bantalan yang terdapat pada rumah bantalan depan dan belakang. Pada bagian depan rotor terdapat puli dan fan pendingin, sedangkan di bagian belakang terdapat cincingelincir (slip ring). Kumparan rotor digulung dengan arah yang sama dan pada saat arus mengalir, satu inti kutub menjadi kutub utara dan yang lainnya menjadi kutub selatan. Pada rotor terdapat kabel yang dillitkan pada sebuah inti besi. Arus yang melalui lilitan ini disebut dengan istilah “arus medan”. Arus ini menciptakan medan magnet di sekitar inti besi. Arus medan ini adalah arus searah atau DC yang disuplai oleh sepasang sikat karbon. Medan magnet yang dihasilkan, seperti medan magnet pada umumnya, mempunyai
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
16
kutub utara dan selatan. Rotor digerakkan oleh tali kipas dan bergerak pada saat mesin dihidupkan. b. Stator Stator berfungsi sebagai kumparan yang menghasilkan arus listrik saat terpotong oleh medan magnet rotor. Stator terdiri dari inti besi terlaminasi dan 3 set kumparan yang membentuk sistem 3 fasa. Ada 2 jenis disain kumparan stator, yaitu jenis “delta” dan jenis “Y”. Pada jenis “Y” ketiga ujung kumparan tersebut disambung menjadi satu. Titik sambungan ini disebut titik “N” (neutral point). Pada jenis delta ketiga ujung lilitan dijadikan satu sehingga membentuk segi tiga (delta). Jenis ini tidak memiliki terminal neutral (N). Kumparan stator menghasilkan arus listrik bolak-balik tiga fasa. Tiap ujung stator dihubungkan ke dioda positif dan diodanegatif. Pada saat rotor berputar di dalam stator, dihasilkan arus pada rotor melalui sepasang sikat karbon yang membuat kontak secara konstan dengan dua buah cincingelincir (slip ring) pada poros rotor, sehingga rotor menjadi magnet. Kutub utara dan selatan magnet berputar bolak-balik melewati tiga set lilitan kawat pada stator dan dihasilkan tegangan konstan pada ketiga kumparan kawat. Dengan kata lain, arus bolakbalik dihasilkan di stator. Arus bolak-balik yang dihasilkan harus dikonversi dulu menjadi arus searah agar sesuai dengan tegangan kerja kelistrikan pada kendaraan. Hal ini dilakukan dengan menggunakan serangkaian 6 dioda yang terpasang dalam rakitan penyearah (rectifier).
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
17
c. Dioda Dioda berfungsi untuk menyearahkan arus bolak-balik (AC) yang dihasilkan oleh kumparan stator menjadi arus DC, di samping itu juga berfungsi untuk menahan agar arus dari baterai tidak mengalir ke stator coil. Pada alternator terdapat 6 buah dioda yang digabungkan menjadi satu. Menurut pemasangannya dioda ini dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu dioda positif dan dioda negative. Pada dioda positif, plat pemegang bodi dioda dipasang ke rumah alternator dan di isolasi. Sedangkan dioda negative, plat pemegang dioda dibautkan secara langsung ke bodi alternator tanpa isolasi. Dioda hanya mengijingkan arus mengalir dalam satu arah saja. Jika tegangan mencoba mengalir kea rah lain, akan diblokir. Enam dioda diatur sedemikian rupa sehingga semua tegangan yang datang dari alternator diarahkan dalam satu arah sehingga mengubah arus AC menjadi arus DC. Alternator yang memiliki tiga kumparan stator umumnya menggunakan enam dioda untuk menyearahkan arus keluaran. Masing-masing konduktor terhubung ke satu dioda positif dan satu ke dioda negatif . d. Cincin Gelincir dan Sikat Arang Cincin gelincir (slip rings) dan sikat arang (carbon brush) berfungsi untuk menghantarkan arus ke kumparan rotor. Kebanyakan alternator otomotif mempunyai dua buah cincin gelincir yang dipasang pada poros rotor. Cincin gelincir terisolasi satu sama lain dan terhadap poros rotor. Salah satu ujung dari kumparan rotor dihubungkan ke masing-masing cincin gelincir melalui sikat arang.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
18
Pada alternator terdapat dua sikat arang yang selalu menempel dan bergesekan dengan slip ring, yaitu : 1. Sikat positif yang berhubungan dengan terminal F alternator. 2. Sikat negatif yang berhubungan dengan bodi alternator atau ground. Saat rotor berputar, terjadi gesekan antara slip ring dengan sikat arang, sehingga sikat arang menjadi cepat aus. Agar sikat arang mampu kontak secara sempurna dengan slip ring, maka sikat arang ditahan oleh pegas. Sikat merupakan bagian yang sering menjadi penyebab gangguan pada alternator, karena cepat aus. Karena sikat arang selalu bergesekan dengan slip ring pada saat rotor berputar, maka sikat arang menjadi aus (menjadi pendek). Tekanan pegas pada sikat arang melemah saat sikat arang menjadi pendek. Akibatnya, arus listrik ke kumparan rotor berkurang dan arus listrik yang dihasilkan alternator menurun. Bila sikat sudah pendek harus segera diganti, sebab kalau sampai habis maka slip ring akan bergesekn dengan pegas sikat sehingga menjadi aus. Sikat yang sudah habis dapat menyebabkan aliran listrik ke rotor coil terputus, kemagnetan rotor hilang, alternator tidak dapat menghasilkan listrik, tidak terjadi proses pengisian. Sikat arang dihubungkan secara pararel dengan rangkaian keluaran alternator. Sikat arang menarik beberapa arus keluaran alternator dan melewatkannya melalui kumparan rotor. Arus yang melalui kumparan harus searah. Arus medan dalam alternator biasanya berkisar antara 1,5 sampai 3,0 Amper. Karena sikat arng pada alternator membawa arus yang demikian kecil, maka tidak membutuhkan perawatan yang lebih banyak sebagaimana pada sikat arang generator DC, yang harus menghantarkan semua arus keluaran.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
19
e. Rumah Alternator Rumah alternator berfungsi sebagai tempat berputarnya rotor/stator dengan celah sekecil mungkin. Rumah alternator terbuat dari aluminium tuang. Pada bagian depan dan belakang rumah alternator terdapat tempat dudukan bantalan. Rumah alternator bagian depan di samping sebagai tempat dudukan bantalan, juga sebagai tempat dudukan pemasangan alternator bagian kerangka mesin dan lokasi penyesuai kekencangan sabuk penggerak. Pada rumah alternator bagian belakang terdapat lokasi terminal-terminal output alternator, sebagai tempat duduk plat-plat dioda dan rumah sikat arang (carbon brush). f. Terminal Alternator Beberapa alternator pada umumnya memiliki terminal sebagai berikut : “B”, “IG”, “S”, “L”, dan”F”. Pada saat saklar kontak pada posisi “ON”, arus baterai dipasok ke regulator melalui kabel yang menghubungkan saklar dengan terminal “IG” pada saklar kontak. Ketika alternator sedang mengisi, arus pengisian mengalir melalui kabel yang menghubungkan baterai dengan terminal “B”. Pada saat yang sama, tegangan baterai untuk regulator di monitor melalui terminal “S”. Regulator akan menambah atau mengurangi kekuatan medan rotor saat diperlukan. Rangkaian Lampu indikator dihubungkan melalui terminal “L”. Jika tidak ada output, lampu akan menyala. Secara skematik sistem rangkaian kelistrikannya ditunjukkan dalam Gambar 7.19. Arus untuk menghasilkan medan magnet pada rotor berasal dari saklar penyalaan (kunci kontak) dan melewati regulator tegangan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
20
Untuk memutar rotor, harus ada rangkaian dari regulator ke rotor alternator. Hal ini dicapai dengan kabel yang dihubungkan ke dua buah sikat pegas-beban yang menggesek dua cincin gelincir pada poros rotor, sehingga dihasilkan arus pada saat rotor berputar. Regulator tegangan memonitor tegangan yang keluar dari altenator dan, ketika mencapai ambang batas sekitar 14,5 volt, regulator mengurangi arus pada rotor untuk melemahkan medan magnet. Bila tegangan turun di bawah batas ini, arus ke rotor meningkat. Pada alternator juga terdapat rangkaian untuk mengontrol sistem lampu peringatan pengisian yang terdapat di dasbor, yang digunakan untuk memberikan informasi bila ada masalah dengan sistem pengisian. Sisi lain dari terminal lampu dihubungkan ke sisi RUN dari saklar penyalaan (kunci kontak). Jika kedua sisi terminal lampu peringatan telah mempunyai tegangan positif yang sama, lampu tidak akan menyala.
2.6 Motor Listrik AC Motor listrik AC (Alternating Current) adalah sebuah motor yang mengubah arus listrik menjadi energi gerak maupun mekanik daripada rotor yang ada di dalamnya. Motor listrik AC tidak terpengaruh kutub positif maupun negatif, dan bersumber tenaga listrik.
2.6.1 Prinsip Kerja Motor AC Satu Fasa Motor AC satu fasa berbeda cara kerjanya dengan motor AC tiga fasa, dimana pada motor AC tiga fasa untuk belitan statornya terdapat tiga belitan yang menghasilkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
21
medan putar dan pada rotor sangkar terjadi induksi dan interaksi torsi yang menghasilkan putaran. Sedangkan pada motor satu fasa memiliki dua belitan stator, yaitu belitan fasa utama (belitan U1-U2) dan belitan fasa bantu (belitan Z1-Z2), lihat gambar1.
Gambar 2.9 Prinsip Medan Magnet Utama dan Medan Magnet Bantu Motor Satu Fasa Sumber : ( Dunia-Listrik,2009 ) Belitan utama menggunakan penampang kawat tembaga lebih besar sehingga memiliki impedansi lebih kecil. Sedangkan belitan bantu dibuat dari tembaga berpenampang kecil dan jumlah belitannya lebih banyak, sehingga impedansinya lebih besar dibanding impedansi belitan utama. Grafik arus belitan bantu Ibantu dan arus belitan utama Iutama berbeda fasa sebesar φ, hal ini disebabkan karena perbedaan besarnya impedansi kedua belitan tersebut. Perbedaan arus beda fasa ini menyebabkan arus total, merupakan penjumlahan vektor arus utama dan arus bantu. Medan magnet utama yang dihasilkan belitan utama juga berbeda fasa sebesar φ dengan medan magnet bantu.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
22
Gambar 2.10 Grafik Gelombang Arus Medan Bantu dan Arus Medan Utama Sumber : ( Dunia-Listrik,2009 )
Gambar 2.11 Medan Magnet pada Stator Motor Satu Fasa Sumber: ( Dunia-Listrik,2009 )
Belitan bantu Z1-Z2 pertama dialiri arus Ibantu menghasilkan fluks magnet Φ tegak lurus, beberapa saat kemudian belitan utama U1-U2 dialiri arus utama Iutama.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
23
yang bernilai positip. Hasilnya adalah medan magnet yang bergeser sebesar 45° dengan arah berlawanan jarum jam. Kejadian ini berlangsung terus sampai satu siklus sinusoida, sehingga menghasilkan medan magnet yang berputar pada belitan statornya. Rotor motor satu fasa sama dengan rotor motor tiga fasa yaitu berbentuk batangbatang kawat yang ujung-ujungnya dihubung singkatkan dan menyerupai bentuk sangkar tupai, maka sering disebut rotor sangkar.
Gambar 2.12 Rotor Sangkar Sumber : ( Dunia-Listrik,2009 )
Belitan rotor yang dipotong oleh medan putar stator, menghasilkan tegangan induksi, interaksi antara medan putar stator dan medan magnet rotor akan menghasilkan torsi putar pada rotor.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
24
2.7 Pully
Pully adalah sebuah mekanisme yang terdiri dari roda pada sebuah poros atau batang yang memiliki alur diantara dua pinggiran di sekelilingnya. Sebuah tali, kabel, atau sabuk biasanya digunakan pada alur puli untuk memindahkan daya. Puli digunakan untuk mengubah arah gaya yang digunakan, meneruskan gerak rotasi, atau memindahkan beban yang berat. Puli merupakan salah satu dari enam mesin sederhana.
Sistem puli dengan sabuk terdiri dua atau lebih puli yang dihubungkan dengan menggunakan sabuk. Sistem ini memungkinkan untuk memindahkan daya, torsi, dan kecepatan, bahkan jika puli memiliki diameter yang berbeda dapat meringankan pekerjaan untuk memindahkan beban yang berat.
Gambar 2.13 Sistem Pully dengan Menggunakan Sabuk
Sumber : ( Fahmi0026, 2010 )
2.8 V-Belt Sabuk-v adalah elemen transmisi daya yang fleksibel yang dipasang secara ketat pada puli. Sabuk-v digunakan untuk mentransmisikan daya dari poros yang satu ke poros yang lainnya melalui puli yang berputar dengan kecepatan sama atau berbeda.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
25
Puli
sabuk-v
merupakan
salah
satu
elemen
mesin
yang
berfungsi
untuk
mentransmisikan daya seperti halnya sproket rantai dan roda gigi. Bentuk sabuk-v umumnya polos dan pada Ribbed Belt adalah beralur dimana alur-alur tersebut lebih dapat meredam slip, gaya gesek dan tidak berisik.
Gambar 2.14 V-belt Sumber : ( Potomac, 2015)
2.9 Pengelasan SMAW
Proses pengelasan SMAW (Shielded Metal Arc Welding) yang umumnya disebut Las Listrik adalah proses pengelasan yang menggunakan panas untuk mencairkan material dasar dan elektroda. Panas tersebut ditimbulkan oleh lompatan ion listrik yang terjadi antara katoda dan anoda (ujung elektroda dan permukaan plat yang akan dilas ) dengan kata lain teknik pengelasan ini memanfaatkan panas busur listrik yang timbul karena perbedaan tegangan antara elektroda terbungkus dengan material yang akan disambung.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
26
Gambar 2.15 Pengelasan SMAW Sumber : ( Modul Las SMAW 2008) Prinsip kerja pengelasan busur elektroda terbungkus SMAW adalah pengelasan busur listrik terumpan yang menggunakan elektroda yang terbungkus fluks sebagai pembangkit busurdan sebagai bahan pengisi.Panas yang timbul diantara elektroda dan bahan induk mencairkan ujung elektroda (kawat) las dan bahan induk, sehingga membentuk kawah las yang cair, yang kemudian membeku membentuk lasan. Bungkus (coating) elektroda yang berfungsi sebagai fluks akan terbakar pada waktu proses berlangsung, gas yang terjadi akan melindungi proses terhadap pengaruh udara luar (Oksidasi) yang sekaligus berfungsi memantapkan busur. Gas pelindung(Shielded Gas) timbul dari lapisan pembungkuselektroda atau fluks yang terurai (decomposition).
http://digilib.mercubuana.ac.id/z