BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Respon Respon merupakan suatu tingkah laku atau sikap yang berwujud baik sebelum pemahaman yang mendetail, penilaian, pengaruh atau penolakan, suka atau tidak suka serta pemanfaatan pada suatu fenomena tertentu. Selain itu menurut Daryl Beum, respon diartikan sebagai tingkah laku balas atau sikap yang menjadi tingkah laku atau adu kuat (Adi, 1994 : 105). Respon juga diartikan sebagai suatu proses pengorganisasian rangsang dimana rangsangan-rangsangan proksimal diorganisasikan sedemikian rupa sehingga terjadi representasi fenomenal dari rangsangan- rangsangan proksimal tersebut (Adi, 1994 : 105). Respon pada prosesnya didahului oleh sikap seseorang, karena sikap merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku jika ia menghadapi suatu
rangsangan
tertentu.
Jadi
berbicara
mengenai
respon
tidak
terlepas
pembahasannya dengan sikap. Dengan melihat sikap seseorang atau sekelompok orang terhadap sesuatu, maka akan diketahui bagaimana respon mereka terhadap kondisi tersebut. Dalam menanggapi suatu respon seseorang akan muncul respon positif yakni menyenangi, mendekati dan mengharapkan suatu objek, dan respon negative yakni apabila informasi yang didengarkan atau perubahan suatu objek tidak mempengaruhi tindakan atau menjadi menghindar dan membenci objek tertentu (Walgito, 2000 : 23).
Universitas Sumatera Utara
Menurut Louis Thursone, respon merupakan jumlah kecenderungan dan perasaan, kecurigaan, dan prasangka, prapemahaman yang mendetail, rasa takut, ancaman dan keyakinan tentang suatu hal yang khusus. Diketahui bahwa pengungkapan sikap dapat melalui : 1. Pengaruh atau penolakan 2. Penilaian 3. Suka atau tidak suka 4. Kepositifan atau kenegatifan suatu objek psikologis Perubahan sikap dapat menggambarkan bagaimana respon seseorang atau sekelompok orang terhadap objek-objek tertentu seperti perubahan lingkungan atau situasi lain. Sikap yang muncul dapat positif yakni cenderung menyenangi , mendekati dan mengharapkan suatu objek, seseorang disebut mempunyai respon positif dilihat dari tahap kognisi, afeksi, dan psikomotorik. Sebaliknya seseorang mempunyai respon negatif apabila informasi yang didengarkan atau perubahan suatu objek tidak mempengaruhi tindakan atau malah menghindar dan membenci objek tertentu. Terdapat dua jenis variabel yang mempengaruhi respon yaitu: 1. Variabel struktural yakni faktor-faktor yang terkandung dalam rangsangan fisik. 2. Variabel fungsional yakni faktor-faktor yang terdapat dalam diri si pengamat, misalnya kebutuhan suasana hati, pengalaman masa lalu (cruthefield, dalam Sarlito, 1991 : 47). Menurut Hunt orang dewasa mempunyai sejumlah unit untuk memproses informasi-informasi. Unit-unit ini dibuat khusus untuk menangani representasi fenomenal dari keadaan diluar yang ada dalam diri individu. Lingkungan internal ini
Universitas Sumatera Utara
dapat digunakan untuk memperkirakan peristiwa-peristiwa yang terjadi diluar. Proses yang berlangsung secara rutin inilah yang disebut Hunt sebagai suatu respon (Hunt, dalam Adi, 1994 : 129). Teori rangsang balas (stimulus response theory) yang sering juga disebut sebagai teori penguat dan digunakan untuk menerangkan berbagai gejala tingkah laku sosial dan sikap. Yang artinya disini adalah kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu jika ia mengalami rangsang tertentu. Sikap ini menjadi biasanya terhadap benda, orang, kelompok, nilai-nilai dan semua hal yang terdapat disekitar manusia. Respon dalam penelitian akan diukur dari tiga aspek, yaitu persepsi, sikap dan partisipasi. Persepsi adalah suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya baik lewat
penglihatan, pendengaran,
perasaan dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi (Walgito, 2000 : 34). Agar dihasilkan suatu penginderaan yang bermakna, ada aspek-aspek dalam dunia persepsi, diantaranya adalah: a. Sensor sel dasar Rangsang yang diterima harus sesuai dengan mobilitas tiap-tiap indera yaitu penglihatan, penciuman, pendengaran dan sifat peraba. b. Dimensi ruang Dunia persepsi mempunyai sifat ruang yang dapat menyatakan atas, bawah, tinggi, rendah, luas sempit, dan belakang.
Universitas Sumatera Utara
c. Konteks Gejala dalam dunia pengamatan mempunyai struktur yang menyatu dengan konteksnya. d. Tujuan e. Dunia persepsi mempunyai arti yang cenderung melakukan pengamatan yang ada hubungannya dengan diri kita. Sedangkan menurut Thoha, persepsi adalah suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya baik lewat penglihatan, pendengaran, perasaan dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi. Bagi Wiliam James persepsi terbentuk atas dasar data yang kita peroleh dari lingkungan yang diserap oleh indra kita,serta sebagian lainnya. Diperoleh dari pengolahan ingatan (memory), diolah kembali berdasarkan pengalaman yang kita miliki. Jadi yang dimaksud dengan persepsi adalah suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungan baik lewat penglihatan ,pendengaran, penghayatan, perasaan dan penerimaan. Persepsi merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi dan bukan suatu pencatatan yang benar. Fenomena lain yang terkait dengan penginderaan adalah illusi. Illusi muncul karena akibat keterbatasan kemampuan indra kita, dan illusi bukanlah suatu tipuan (trick ) ataupun persepsi - persepsi yang salah (misperception). Morgan, King, Weisz,dan Schopler memandang bahwa illusi adalah suatu persepsi, tetapi ia disebut persepsi karena ia tidak sejalan dengan persepsi yang lain.
Universitas Sumatera Utara
Fenomena yang lain yang terpenting dengan persepsi adal;ah atensi (attention). Atensi adalah suatu proses penyeleksian input yang diproses dalam kaitan dengan pengalaman. Oleh karena itu, atensi ini menjadi bagian yang terpenting dalam proses persepsi. Sedangkan atensi itu banyak mendasarkan diri pada proses yang disebut filtering atau proses untuk menyaring informasi yang ada pada lingkungan , karena sernsori channel kita tidak mungkin memproses semua rangsangan yang berada pada lingkungan kita. Hal–hal yang mempengaruhi atensi seseorang dapat dilihat dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi atensi adalah : 1) Motif dan kebutuhan. 2) Prepator set, yaitu kesiapan seseorang untuk berespon terhadap suatu input sensori tertentu tetapi tidak pada input yang lain. 3) Minat (interest). Faktor eksternal yang mempengaruhi atensi adalah : 1) Intensitas dan ukuran ( intensity and size ). Misalnya makin keras suara suatu bunyi maka makin menarik perhatian seseorang. 2) Kontras dengan hal –hal yang baru. 3) Pengulangan 4) Pergerakan ( adi, 2000 :105 ) Selain penglihatan dan pendengaran, atensi, pengetahuan juga penting dalam proses persepsi. Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal, dimana pengetahuan
muncul ketika seseorang
menggunakan akal budinya untuk mengenali benda/kejadian tertentu yang belum
Universitas Sumatera Utara
pernah dilihat/dilakukan sebelumnya. Misalnya : seseorang yang baru pertama kali dipilih untuk memimpin suatu organisasi maka ia akan mendapatkan pengetahuan tentang manajemen organisasi tersebut (Walgito, 2000 : 45). Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya : 1. Media Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Jadi contoh dari media massa ini adalah televise, radio, koran dan majalah.
2. Keterpaparan informasi Informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui namun ada pula yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain itu istilah informasi juga memiliki arti yang lain sebagaimana oleh RUU teknologi informasi yang mengartikannya sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisa, dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu. Sikap adalah suatu organisasi yang mengandung pendapat, perasaan dan keyakinan tentang sesuatu yang sifatnya relative konstan pada perasaan tertentu dan memberikan dasar untuk berperilaku ( Walgito, 2000 : 57). Sikap merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu jika ia menghadapi suatu rangsangan tertentu (Sarwono, 1991 : 20). Rangsangan yang dimaksud dapat berupa rangsangan yang berbentuk batiniah seperti aktualisasi diri, dan dapat pula berbentuk fisik seperti halnya hasil-hasil dan usahausaha pembangunan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Walgito ( 2000 : 97) sikap dapat dilihat melalui penilaian, penerimaan/penolakan, mengharapkan/menghindari suatu objek tertentu. 1. Penilaian adalah pengetahuan yang dimiliki seseorang tentang objek sikapnya. Dari pengetahuan ini kemudian akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang bagaimana menilai objek tersebut. 2. Penerimaan/penolakan adalah berhubungan dengan rasa senang/tidak senang. Jadi sifatnya evaluatif yang berhubungan erat dengan sistem nilai yang dimiliki. 3. Mengharapkan/menghindari adalah kesiapan seseorang bertingkah laku yang berhubungan dengan objek sikapnya.
Ciri-ciri sikap sebagai berikut: 1.
Dalam sikap selalu terdapat hubungan subjek-objek. Tidak ada sikap yang tanpa objek. Objek ini bisa berupa benda, orang, ideology, nilai-nilai sosial, lembaga masyarakat dan sebagainya.
2.
Sikap tidak dibawa sejak lahir tetapi dipelajari dan dibentuk berdasarkan pengalaman dan latihan.
3.
Karena sikap dapat dipelajari,maka sikap dapat berubah – ubah, meskipun relative sulit berubah.
4.
Sikap tidak menghilang walau kebutuhan sudah dipenuhi.
5.
Sikap tidak hanya satu macam, melainkan sangat beragam sesuai dengan objek yang menjadi pusat perhatiannya.
6.
Dalam sikap tersangkut juga motivasi dan perasaan ( Adi, 2000 : 179 ).
Universitas Sumatera Utara
Sikap merupakan keceenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu jika ia menghadapi suatu rangsangan tertentu (Sarwono, 1991 : 20). Rangsangan yang dimaksud dapat berupa rangsangan yang berbentuk batiniah seperti aktualisasi diri, dan dapat pula berbentuk fisik seperti halnya hasil-hasil dan usahausaha pembangunan. Selain persepsi dan sikap, partisipasi juga menjadi hal yang sangat penting bahkan mutlak diperlukan dalam mengukur respon. Pendekatan partisipasi bertumpu pada kekuatan masyarakat untuk secara aktif berperan serta dalam proses pembangunan secara menyeluruh. Partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu participation, yang artinya mengambil bagian. Partiispasi adalah suatu proses sikap mental dimana orang-orang atau anggota masyarakat aktif menyumbang kreatifitas dan inisiatifnya dalam usaha meningkatkan kualitas hidupnya. Partisipasi atau keikutsertaan para pelaku dalam masyarakat untuk terlibat dalam proses pembangunan ini akan membawa manfaat dan menciptakan pertumbuhan ekonomi di daerah ( Walgito, 2000 : 68 ). Menurut Huntingon partisipasi tidak hanya sebagai strategi dalam program masyarakat, tetapi juga menjadi hasil yang diharapkan dari program pengembangan masyarakat. Di dalam proses pembangunan secara keseluruhan, perluasan partisipasi dapat dipahami sebagai berikut: 1.
Sebagai satu tujuan utama, masyarakat, kekuatan sosial, dan perorangan yang
terlibat didalam proses itu. 2.
Sebagai sarana kaum elit, kelompok-kelompok dan perorangan untuk mencapai
tujuan lain yang mereka nilai tinggi.
Universitas Sumatera Utara
3.
Sebagai hasil sampingan atau konsekuensi tercapainya tujuan-tujuan lain, baik
oleh masyarakat secara keseluruhan oleh kaum elit, kelompok-kelompok dan perorangan di dalam masyarakat ( Huntingon dalam Walgito, 2000 : 73). Partisipasi yang sering juga disebut peran serta atau ikut serta masyarakat, diartikan sebagai adanya motivasi dan keterlibatan masyarakat
secara aktif ( dan
terorganisasikan ) dalam seluruh tahapan pembangunan, sejak tahap persiapan, perencanaan,
pelaksaan,
pemeliharaan,
evaluasi
hingga
pengembangan
atau
perluasannya. Partisipasi ditinjau dari fungsi yang diambil masyarakat (pelaku) untuk suatu program, fungsi yang dapat diambil oleh masyarakat dalam berpartisipasi antara lain: 1.
Berperan serta dalam menikmati hasil pembangaunan. Karena semua sudah dikerjakan oleh pihak luar masyarakat
tinggal menerima jadi berupa hasil
pembangunan misalnya gedung sekolah, pos KB, pembibitan tanaman, masyarakat tinggal menerima bibitnya, dsb. Partisipasi ini jelas mudah, namun menikmati belum berarti memelihara. 2.
Berperan serta dalam melaksanakan program pembangunan hal ini terjadi karena pihak luar masyarakat, sudah mengerjakan persiapan, perencanaan, dan menyediakan semua kebutuhan program. Masyarakat tinggal melaksanakan, dan setelah itu baru dapat menikmati hasilnya misalnya dalam membangun jalan ( pengerasan ), masyarakat ikut serta meratakan jalan dan menata/ merapikan batu. Pemugaran rumah ,masyarakat tinggal memasang alat-alat/bahan yang sudah disediakan.
Universitas Sumatera Utara
3.
Berperan serta dalam memelihara hasil program. Fungsi ini lebih sulit, apalagi kalau masyarakat tidak terlibat dalam pelaksanaan. Sulit bukan saja karena tidak mempunyai keterampilan ,tetapi yang lebih penting karena mereka merasa tidak memilikin program tersebut, misalnya biasanya masyarakat bersedia memelihara satu geduing milik umum di desa jika mereka ikut ambil bagian dalam membangunya , bahkan ikut menyumbang sebahagian bahan.
4.
Berperan serta dalam menilai program. Fungsi ini kadang diambil masyarakat karena diminta oleh penyelenggara program dan masyarakat merasa program tidak sesuai dengan aspirasinya (Walgito, 2000 : 70). Partisipasi aktif masyarakat dalam pelaksanaan program pembangunan
memerlukan kesadaran warga masyarakat akan minat dan kepentingan yang sama. Strategi yang biasa diterapkan adalah melalui strategi penyadaran. Untuk berhasilnya program pembangunan desa tersebut, warga masyarakat di tuntut untuk terlibat tidak hanya dalam aspek kognitif dan praktis tetapi juga ada keterlibatan emosional pada program tersebut. Hal ini diharapkan dapat memberikan kekuatan dan perasaan untuk ikut serta dalam gerakan perubahan yang mencakup seluruh bangsa.
2.2. Masyarakat 2.2.1. Pengertian Masyarakat Masyarakat adalah golongan besar atau kecil terdiri dari beberapa manusia, yang atau dengan sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh mempengaruhi satu sama lain (Shadily, 1993 : 47). Pengaruh dan pertalian kebatinan yang terjadi dengan sendirinya disini menjadi unsur yang sine qua non (yang harus ada) dalam masyarakat,
Universitas Sumatera Utara
bukan hanya menjumlahkan adanya orang-orang, diantara mereka harus ada pertalian satu sama lain. 2.2.2. Masyarakat dan Macamnya Masyarakat adalah satu kesatuan yang berubah yang hidup karena proses masyarakat yang menyebabkan perubahan itu. Masyarakat mengenal kehidupan yang tenang, teratur dan aman, disebabkan oleh karena pengorbanan sebagian kemerdekaan dari anggota-anggotanya, baik dengan paksa maupun sukarela. Pengorbanan disini dimaksudkan menahan nafsu atau kehendak sewenang-wenang, untuk mengutamakan kepentingan dan keamanan bersama, dengan paksa berarti tunduk kepada hukumhukum yang telah ditetapkan (negara dan sebagainya) dengan sukarela berarti menurut adaptasi dan berdasarkan keinsyafan akan persaudaraan dalam kehidupan bersama itu. Cara terbentuknya masyarakat mendatangkan pembagian dalam : a. Masyarakat paksaan umpamanya negara, masyarakat tawanan ditempat tawanan dan sebagainya. b. Masyarakat merdeka terbagi pula dalam : 1.
Masyarakat alam (nature) yaitu yang terjadi dengan sendirinya suku, golongan, yang bertalian karena darah atau keturunan, umumnya yang masih sederhana sekali kebudayaannya dalam keadaan terpencil atau tidak berhubungan dengan dunia luar.
2.
Masyarakat budidaya, terdiri karena kepentingan keduniaan atau kepercayaan (keagamaan) antara lain kongsi perekonomian, koperasi gereja dan sebagainya.
2.2.3. Asal Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Bermacam-macam penyelidikan dijalankan, untuk mendapat jawaban tentang asal masyarakat, tetapi tidak satupun yang dapat ditegaskan benar semua pendapat hanya merupakan kira-kira dan pandangan. Antara lain orang berkesimpulan bahwa manusia tidak dapat hidup seorang diri, hidup dalam gua dipulau sunyi umpamanya, selalu ia akan tertarik kepada hidup bersama dalam masyarakat, karena : a. Hasrat yang berdasar naluri ( kehendak diluar pengawasan akal ) untuk memelihara keturunan, untuk mempunyai anak, kehendak akan memaksa ia mencari istri hingga masyarakat keluarga terbentuk. b. Kelemahan manusia selalu terdesak untuk mencari kekuatan bersama, yang terdapat dalam berserikat dengan orang lain, sehinggan berlindung bersamasama dan dapat pula mengejar kebutuhan kehidupan sehari-hari dengan tenaga bersama. c. Aristoteles berpendapat, bahwa manusia ini adalah zoon politikon, yaitu makhluk sosial yang hanya menyukai hidup berkelompok atau sedikitnya mencari teman untuk hidup bersama lebih suka dari pada hidup sendiri. d. Lain dari pada Aristoteles maka Bergson berpendapat, bahwa manusia ini hidup bersama bukan karena oleh persamaan melainkan oleh karena perbedaan yang terdapat dalam sifat, kedudukan dan sebagainya, demikian oleh karena pendapat ini berdasar kepada pelajaran dialektika, yang mencoba melihat kebenaran dalam kenyataan dengan mengadakan perbedaan dan perbandingan (Shadily, 1993 : 52).
Universitas Sumatera Utara
2.3.
Petani sebagai penerima subsidi pupuk Petani adalah perorangan warga Negara Indonesia yang mengusahakan lahan
milik sendiri atau bukan daan menggantungkan hidupnya pada lahan pertanian sebagai mata pencaharian utamanya. Secara garis besar petani terdapat tiga jenis , yaitu petani pemilik lahan, petani pemilik dan sekaligus juga penggarap lahan,dan buruh tani (Amri,2006:8) Secara umum, kehidupan petani identik bertempat tinggal di pedesaan dan sebagian besar diantaranya, terutama yang tinggal daerah –daerah yang padat penduduk di Asia Tenggara, hidup dibawah garis kemiskinan. Petani dapat dibedakan menjadi peladang atau pekebun, petani kecil ( peisan ), dan petani pengusaha atau farmer. Sebagian besar petani yang ada di Indonesia merupakan peisan atau petani pemilik yang sekaligus juga menggarap lahan pertanian yang mereka miliki (Amri, 2006: 15). Peasant atau disebut juga dengan petani kecil, merupakan golongan terbesar dalam kelompok petani yang menerima subsidi pupuk. Ciri-ciri petani yang tergolong sebagai peasant adalah sebagai berikut: 1. Mengusahakan pertanian dalam lingkup tekanan penduduk lokal yang meningkat. 2. Mempunyai sumberdaya terbatas sehingga menciptakan tingkat hidup yang rendah. 3. Bergantung seluruhnya atau sebagian kepada produksi yang subsisten. 4. Kurang memperoleh pelayanan keehatan, pendidikan,dan pelayanan lainnya. Dari segi ekonomi, ciri yang sangat penting pada petani kecil ialah terbatasnya sumberdaya dasar tempat ia mengusahakan pertanian. Pada umumnya mereka hanya menguasai sebidang tanah kecil,
kadang disertai dengan ketidakpastian dalam
pengelolaannya. Lahannya yang sering tidak subur dan terpencar-pencar dalam
Universitas Sumatera Utara
beberapa petak. Mereka mempunyai tingkat pendidikan, pengetahuan, dan kesehatan yang sangat rendah. Mereka sering terjerat hutang dan tidak terjangkau oleh lembaga kredit dan sarana produksi. Walaupun petani kecil mempunyai ciri yang sama, yaitu memiliki sumberdaya terbatas dan pendapatan yang rendah, namun cara bekerja mereka berbeda-beda, sesuai dengan kebudayaannya.
2.4.
Program Subsidi Pupuk Program subsidi pupuk bagi petani adalah program nasional yang bertujuan
untuk membantu
petani memenuhi kebutuhan pupuk sesuai kebutuhannya dalam
kegiatan usaha tani dengan harga terjangkau agar dapat meningkatkan produksi pertanian dan menambah pendapatan serta memperbaiki kesejahteraanya. Kebijakan pemberian subsidi pupuk untuk sektor pertanian telah dilakukan sejak tahun 2003 dan dilanjutkan sampai saat ini. Pada tahun 2010, sesuai UndangUndang Nomor 47 Tahun 2009 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2010, telah ditetapkan anggaran subidi harga pupuk sebesar Rp. 11, 291 triliun, untuk penyediaan pupuk urea, SP-36, ZA, NPK dan Pupuk organik. Selanjutnya kebijakan subsidi pupuk tersebut, Pemerintah telah menerbitkan peraturan Menteri
PERTANIAN Nomor 50/permentan/SR. 130/2009 tentang
Kebutuhan dan Harga Eceran Tertinggi ( HET ) Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2010.
Universitas Sumatera Utara
Tersedianya pupuk bersubsidi sampai di tingkat petani secara 6 tepat yaitu tepat jumlah, jenis, waktu, dengan mutu terjamin dan harga sesuai dengan HET yang ditetapkan pemerintah. Tersalurnya pupuk bersubsidi kepada petani harus melalui syarat,antara lain: 1. Berprofesi sebagai petani. 2. Memiliki lahan tidak lebih dari 2 hektar. 3. Tergabung dalam kelompok tani. Pupuk adalah bahan kimia atau organisme yang berperan dalam penyediaan unsur hara bagi keperluan tanaman secara langsung atau tidak langsung. Pupuk bersubsidi adalah pupuk yang pengadaan dan penyalurannya ditataniagakan dengan Harga Eceran Tertinggi ( HET ) yang ditetapkan di penyalur resmi di Lini IV (Pengecer Resmi
sesuai
ketentuan
Peraturan
menteri
Perdagangan
Nomor
07/M-
DAG/PER/2/2009 tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Berubsidi untuk sektor Pertanian).
2.4.1. KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI TA 2010 2.4.1.1. Alokasi Kebutuhan Pupuk Bersubsidi a. Peraturan Menteri Pertanian Kebutuhan pupuk bersubsidi dihitung melalui beberapa tahapan, yaitu berdasarkan usulan kebutuhan teknis di lapangan yang diajukan oleh pemerintah daerah secara berjenjang dari Bupati/Walikota kepada Gubernur dan selanjutnya disampaikan kepada Menteri Pertanian dan didasari pada program Peningkatan Produksi pertanian, terutama padi, jagung dan kedelai pertahun.
Universitas Sumatera Utara
Usulan kebutuhan pupuk bersubsidi secara button up
tersebut diproses di
tingkat pusat dengan memperhatikan kemampuan daya serap pupuk di masing-massing wilayah selama beberapa tahun serta pagu anggaran subsidi pupuk yang ditetapkan pemerintah. Penetapan alokasi pupuk bersubsidi untuk masing-masing provinsi pada umumnya di bawah kebutuhan teknis yang diusulkan daerah karena terbatasnya pagu anggaran subsidi, sehingga dengan jumlah pupuk berubsidi yang terbatas tersebut, diharapkan agar tetap dapat dimanfaatkan secara optimal dengan memperhatikan azas prioritas, baik prioritas terhadap daerah yang dinilai sebagai sentra produksi, prioritas jenis komoditas yang diunggulkan oleh daerah. Jenis- jenis pupuk pupuk yang disubsidi pemerintah terdiri dari pupuk urea, ZA, SP-36, NPK dan pupuk organik yang diadakan produsen Pupuk yang ditunjuk, yaitu: PT Pupuk Sriwidjaja, PT Pupuk Kujang, PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Pupuk Iskandar Muda dan PT Pupuk Petrokimia Gresik. b. Peraturan Gubernur berdasarkan alokasi kebutuhan pupuk bersubsidi tersebut, sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50/Permentan/SR.130/11/2009, pasal 3 ayat 3 dan 4, dirinci lebih lanjut menurut kabupaten/kota, jenis, jumlah, dan sebaran bulanan, yang ditetapkan dan disahkan dengan Peraturan Gubernur, selambat-lambatnya bulan Desember 2009. c. Peraturan Bupati/Walikota berdasarkan alokasi kebutuhan pupuk bersubsidi sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50/Permentan/SR.130/11/2009, pasal 3 ayat 5 dan 6, bahwa
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan Peraturan Gubernur tersebut, alokasi pupuk bersubsidi dirinci lebih lanjut menurut kecamatan, jenis, jumlah dan sebaran bulanan yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati atau Walikota, diharapkan selambat-lambatnya pada akhir bulan Desember 2009. Kebutuhan pupuk bersubsidi bagi kelompok tani tanaman pangan/ holtikultura/ perkebunan, yang diajukan oleh kelompok tani dengan menggunakan Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) yang disetujui oleh petugas teknis, penyuluh atau Kepala Cabang Dinas (KCD) setempat. Untuk itu, Dinas yang membidangi tanaman pangan, holtikultura,
perkebunan, setempat wajib melaksanaan pembinaan kepada
kelompok tani untuk menyusun RDKK sesuai luas areal usaha tani dan atau kemampuan penyerapan pupuk di tingkat petani di wilayahnya. Bagi petani/pekebun/yang belum menjadi anggota kelompok tani, dianjurkan untuk bergabung kepada kelompok tani di wilayah terdekat, atau membentuk kelompok baru sehamparan dalam pelaksanaan kegiatan usaha tani, dan wajib mengajukan rencana kebutuhan pupuk bersubsidi yang diperlukan sesuai dengan kegiatan usahatani yang diusahakan, dengan format RDKK dan kemudian diajukan kepada Dinas teknis setempat. 2.4.1.2.Realokasi Kebutuhan Pupuk Bersubsidi Untuk memenuhi kebutuhan pupuk di wilayah yang mengalami kekurangan pasokan dapat dilakukan dengan merealokasi pupuk dari walayah lainnya yang penyerapannya kurang dari alokasi yang telah ditetapkan, yang diatur melalui mekanisme realokasi pupuk oleh pemerintah daerah setempat, yang dalaksanakan secara berjenjang,yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a) Realokasi antar kecamatan dalam wilayah Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Bupati/Walikota dengan mempertimbangkan usulan dari Dinas teknis setempat. b) Realokasi antar Kabupaten/Kota dalam wilayah provinsi ditetapkan oleh Gubernur atas usul Bupati/Walikota dengan memperhatikan saran dan mempertimbangkan dari Dinas teknis setempat. c) Realokasi antar provinsi ditetapkan oleh Direktur Jenderal Tamanan Pangan atas usul dari Gubernur.
2.4.2. CADANGAN PUPUK BERSUBSIDI Pada kondisi tertentu atau berdasarkan usulan permintaan tambahan pupuk dari Gubernur,
direktur Jenderal Tanaman Pangan dapat merekomendasikan kebutuhan
pupuk Urea dan NPK bersubsidi disuatu wilayah yang mengalami kekurangan dengan menggunakan cadangan pupuk Urea/NPK bersubsidi. Pemerintah menyediakan cadangan pupuk Urea bersubsidi sebanyak 400.000 ton dan NPK bersubsidi sebanyak 200.000 ton, yang merupakan bagian dari alokasi pupuk berubsidi tahun 2010, cadangan pupuk bersubsidi tersebut dikuasai pemerintah yang digunakan untuk mengatasi masalah kekurangan pupuk. Yang dimaksud dengan pupuk bersubsidi yang dikuasai pemerintah adalah penundaan sementara alokasi pupuk bersubsidi dan akan dialokasikan pada daerah yang mengalami kekurangan pupuk dalam rangka peningkatan produktivitas dan perluasan areal tanam. Pelaksanaan pendistribusian pupuk bersubsidi dari cadangan tersebut,dilakukan berdasarkan penugasan dari Departemen Perdagangan c/q Direktur Jenderal Perdagangan dalam Negeri sesuai rekomendasi dari Direktur Jenderal Tanaman Pangan.
Universitas Sumatera Utara
Mekanime pemanfaatan cadangan pupuk bersubsidi tersebut, mengacu pada ketentuan distribusi pupuk bersubsidi yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perdagangan, sehingga jelas penanggung jawab pelaksanaan penyaluran pupuk pupuk bersubsidi dimaksud.
2.4.3. HET PUPUK BERSUBSIDI Pada tahun 2010, Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi di kios pengecer resmi, di tingkat kecamatan/desa ditetapkan sebagai berikut:
Tabel:2.4.3 Harga Eceran Tertinggi Pupuk bersubsidi JENIS PUPUK
HARGA (Rp/Kg)
(Rp/zak)
UREA
1,200
60,000 (@50kg)
ZA
1,050
52,500 (@50kg)
Superphos/SP-36
1,550
77,500 (@50kg)
NPK Phonska
1,750
87,500 (@ 50kg)
NPK Pelangi
1,830
91,500 (@50kg)
NPK Kujang
1,586
79,300 (@50kg)
Organik
500
25,000 (@ 50kg) Atau 10,000 (@ 20kg)
Sumber : Pedoman Pelaksanaan Subsidi Pupuk Tahun 2010
Universitas Sumatera Utara
Harga diatas belum ditambah oleh biaya tranportasi dari pusat hingga sampai ke Lini IV dan ke konsumen. 2.4.4 PENYALURAN PUPUK BERSUBSIDI Penyaluran pupuk yang disubsidi dilakukan oleh produsen yang ditunjuk, yaitu: PT Pupuk sriwidjaja, PT Pupuk Kujang, PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Pupuk Iskandar Muda dan PT Pupuk Petrokimia Gresik, melalui distributor dan penyalur di wilayah tanggung jawab masing-masing. Guna
pengamanan
penyaluran
kemasan/kantong pupuk bersubsidi wajib
pupuk
bersubsidi
dimaksud,pada
diberi label “PUPUK BERSUBSIDI
PEMERINTAH” yang mudah dibaca dan tidak mudah hilang/terhapus. Pelaksanaan pengadaan, penyaluran, dan peredaran pupuk bersubsidi dilakukan sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Perdagangan tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian. Produsen, distributor dan pengecer resmi wajib menjamin ketersediaan pupuk bersubsidi di wilayah tanggung jawabnya sesuai ketentuan stok yang telah ditetapkan. Untuk itu perlu adanya pengawasan melekat secara berjenjang dari produsen dan distributor. 2.4.5. PENGAWASAN DAN PELAPORAN 2.4.5.1.Pengawasan Sebagaimana ditegaskan di dalam Peraturan Presiden no.77 tahun 2005 tentang penetapan pupuk bersubsidi sebagai barang dalam pengawasan, maka diperlukan instrumen untuk pelaksanaan, pengawasan, penyediaan dan penyaluran pupuk bersubsidi. Setiap penyimpangan/pelanggaran terhadap ketentuan pengadaan dan
Universitas Sumatera Utara
penyaluran pupuk bersubsidi harus ditindak tegas sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Pengawasan pupuk bersubsidi dilakukan oleh seluruh instansi terkait yang tergabung dalam Pokja Pupuk di Pusat maupun melalui Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida (KP3) di provinsi dan Kabupaten/Kota.Peran aktif Pemerintah daerah melalui optimalisasi kinerja Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida( KP3 ) dan PPNS di Provinsi dan kabupaten/Kota dalam pengawalan dan pengawasan terhadap penyaluran dan Harga Eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi diwilayahnya, sangat diharapkan agar sistem pengawasan pupuk bersubsidi dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Untuk membantu pelaksanaan pengawasan oleh Komisi Pengawas pupuk (KPP) Provinsi/kota, ditempatkan petugas Pengendali Organisme pengganggu Tanaman (PPOT) di masing-masing kabupaten/kota dengan tugas tambahan untuk membantu Komisi Pengawas Pupuk (KPP) dalam melaksanakan pemantauan dan pengawasan penyediaan pupuk sampai di tingkat petani, yang selanjutnya hasil pemantauan dilaporkan secara periodik (mingguan) oleh Komisi Pengawas Pupuk (KPP). 2.4.5.2.Pelaporan Komisi Pengawas Pupuk (KPP) di kabupaten/ kota menyampaikan laporan pemantauan dan pengawasan pupuk bersubsidi diwilayah kerjanya kepada Bupati/ Walikota setiap bulan (minggu ke 2). Bupati/Walikota dan Komisi Pengawas Pupuk (KPP) Provinsi menyampaikan laporan hasil pemantauan dan pengawasan pupuk bersubidi setiap bulan ( minggu ke 3 ) kepada gubernur.
Universitas Sumatera Utara
Perkembangan pelaksanaan penyediaan dan penyaluran pupuk bersubsidi serta berbagai permasalahan dan upaya antisipasinya di masing-masing provinsi diharapkan dapat dilaporkan oleh gubernur kepada Menteri Pertanian c.q. Direktur Jenderal tanaman Pangan setiap awal bulan (minggu ke 4 ). Berdasarkan laporan dari daerah tersebut, diharapkan pupuk bersubsidi yang dialokasikan dimasing-masing daerah dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk kepentingan petani.
2.5.
Kesejahteraan Sosial Kesejahteraan sosial sering diidentikkan dengan kesejahteraan masyarakat dan
kesejahteraan umum. Kesejahteraan sosial dalam artian yang sangat luas mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia untuyk mencapai tingkat kehidupan masyarakat yang lebih baik. Menurut Walter A.Friedlander pengertian kesejahteraan sosial adalah : “Sistem yang terorganisir
dari pelayanan- pelayanan social dan lembaga – lembaga yang
bertujuan untuk membantu individu dan kelompok untuk mencapai standart hidup dan kesehatan yang memuaskan dan relasi – relasi pribadi dan sosial yang memungkinkan mereka mengembangkan kemampuannya sepenuh mungkin dan meningkatkan kesejahteraan selaras dengan kebutuhan keluarga dan masyarakat” (Muhidin,1992: 1). Menurut Elizabeth Wickenden, kesejahteraan sosial termasuk didalamnya adalah peratuiran perundangan, program, tunjangan dan pelayanan yang menjamin atau memperkuat pelayanan untuk memenuhi kebutuhan sosial yang mensadar dari masyarakat serta menjaga ketentraman dalam masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Dalan UU No 6 tahun 1979 tentang ketentuan- ketentuan pokok Kesejahteraan Sosial Pasal 2 ayat 1 disebutkan bahwa “ Kesejahteraan sosial ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materiil maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir dan batin, yang memungkinkan bagi setiap warganegara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan- kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan pancasila” ( Adi , 2000: 1). Berdasarkan defenisi diatas, dapat diambil pengertian bahwa kesejahteraan social mencakup berbagai usaha yang dikembangkan untuyk meningkatkan taraf hidup manusia ,baik di bidang fisik, mental , emosional, sosial, ekonomi, ataupun kehidupan spiritual.
2.6.
Kerangka Pemikiran Pembangunan pertanian tidak terlepas dari pengembangan kawasan pedesaan
yang menempatkan pertanian sebagai penggerak utama perekonomian. Lahan, tenaga kerja, dan basis ekonomi lokal pedesaan menjadi faktor utama pengembangan pertanian. Saat ini disadari bahwa pembangunan pertanian tidak hanya bertumpu di desa tetapi juga diperlukan integrasi dengan kawasan dan dukungan sarana serta prasarana yang tidak hanya berada di pedesaan. Pertanian sangat berperan dalam pembangunan suatu daerah dengan harapan mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi penduduk, sebagai sumber pendapatan, sebagai sarana berusaha, serta sebagai sarana untuk merubah nasib kearah yang lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
Respon merupakan suatu tingkah laku atau sikap yang berwujud baik ebelum pemahaman yang mendetail, penilaian, pengaruh atau penolakan, suka atau tidak suka serta pemanfaatan pada suatu fenomena tertentu. Selain itu menurut Daryl Beum, respon diartikan sebagai tingkah laku balas atau sikap yang menjadi tingkah laku atau adu kuat ( Adi, 1994 : 105). Respon dalam penelitian akan diukur dari tiga aspek yaitu persepsi, sikap dan partisipasi. Persepsi adalah suatu proses yang didahului oleh penginderaannya yaitu proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya, kemudian stimulus diteruskan ke pusat susunan syaraf yaitu otak, dan otak merupakan proses psikologisnya sehingga individu bisa mempersepsi stimulus yang diterimanya ( Walgito, 2000 : 34). Sikap adalah suatu organisasi yang mengandung pendapat, perasaan dan keyakinan tentang sesuatu yang sifatnya relatif konstan pada perasaan tertentu dan memberikan dasar untuk berperilaku ( Walgito, 2000 : 57). Partisipasinya atau keikutsertakan para pelaku dalam mesyarakat untuk terlibat dalam proses pembangunan ini akan membawa manfaat dan menciptakan pertumbuhan ekonomi di daerah ( Walgito, 2000 : 23). Masyarakat miskin di pedesaan umumnya adalah petani. Kemiskinan yang dialami oleh petani merupakan konsekuensi dari involusi usaha tani, tingkat produktivitas yang tidak menaik yang menyebabkan pendapatan rendah. Terbatasnya sumberdaya dasar tempat petani mengusahakan pertanian merupakan salah satu kesulitan yang dihadapi oleh petani. Pada umumnya mereka hanya menguasai sebidang lahan kecil, yang tidak jarang lahannya mengalami kekeringan atau tidak subur. Mereka mempunyai tingkat pendidikan, pengetahuan dan kesehatan yang sangat rendah. Selain itu petani miskin (kecil) ini sering terjerat hutang oleh lembaga kredit dan sarana
Universitas Sumatera Utara
produksi dalam pengelolahan lahannya. Biaya pengelolaan lahan seperti harga pupuk, bibit yang melonjak menjadikan para petani ini sulit untuk meningkatkan produktivitasnya. Oleh karena itu, pemerintah telah mengambil langkah kebijakan strategis untuk menjual pupuk dengan harga yang murah ( dapat dijangkau) oleh petani kecil sejak tahun 2003. Program Subsidi Pupuk ini merupakan salah satu program pertanian dalam mewujudkan upaya ketahanan pangan dan meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian. Pelaksanaan dan penyaluran subsidi pupuk ini dilakukan oleh Departemen Pertanian dan PT pupuk Sriwidjaja (Holding), meliputi pupuk Urea, SP-36, NPK dan pupuk Organik dengan alokasi dan Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi sebagaimana ditetapkan dalam peraturan Menteri Pertanian Nomor 50/Permentan/SR. 130/11/2009 tentang kebutuhan pupuk bersubsidi dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2010. Pupuk bersubsidi ini dapat diperoleh petani kecil jika petani tersebut terdaftar dalam kelompok tani dan sesuai dengan syarat penerima pupuk bersubsidi. Desa Gunung Selamat merupakan salah satu desa di kabupaten Labuhan Batu yang menerima dan mengadakan penyaluran pupuk bersubsidi bagi masyarakat petani yang membutuhkan pupuk dengan harga terjangkau. Penyaluran pupuk bersubsidi yang dilakukan oleh Kepala Desa dan instansi yang terkait, akan memberikan respon tersendiri kepada penerima pupuk bersubsidi. Untuk itu peneliti ingin mengetahui bagaimana respon masyarakat terhadap pelaksanaan subsidi pupuk di Desa Gunung Selamat Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu.
Universitas Sumatera Utara
BAGAN 2.1. Kerangka Pemikiran Desa Gunung Selamat Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu
Program Subsidi Pupuk 1. Kebutuhan subsidi pupuk. 2. Cadangan subsidi pupuk. 3. HET subsidi pupuk. 4. Penyaluran subsidi pupuk. 5. Pengawasan dan pelaporan subsidi pupuk.
Masyarakat
Respon
Persepsi 1. Penglihatan dan pendengaran
Sikap 1. Penilaian
Partisipasi 1. Menikmati
2. Atensi
2. Penolakan/penerimaan
2. Melaksanakan
3. Pengetahuan
3. Mengharapkan/menghindari
3. Memelihara 4. Menilai 5. Frekuensi 6. Kualitas
Universitas Sumatera Utara
2.7.
Respon positif Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional
Respon negatif
2.7.1. Defenisi Konsep Konsep adalah suatu makna yang berada dialam pikiran atau di dunia kepahaman manusia yang dinyatakan kembali dengan sarana lambang perkataan atau kata-kata (Suryanto,2008 : 49 ). Konsep merupakan suatu istilah atau defenisi yang digunakan oleh peneliti untuk menggambarkan secara abstrak suatu kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1989 : 33). Penelitian ini dimaksud untuk mengetahui respon masyarakat desa Gunung Selamat terhadap terhadap program subsidi pupuk, oleh karena itu untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini maka dirumuskan dan didefenisikan istilah yang digunakan secara mendasar agar tercipta suatu persamaan persepsi dan menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan penelitian. Yang menjadi konsep penelitian ini adalah : 1. Respon adalah tanggapan, reaksi maupun jawaban dimana tingkah laku atau sikap yang berwujud baik sebelum pemahaman yang mendetail, penilain atau penolakan, suka atau tidak suka serta pemanfaatan pada suatu fenomena tertentu. 2. Program subsidi pupuk adalah program nasional yang bertujuan untuk membantu petani memenuhi kebutuhan pupuk sesuai kebutuhannya dalam kegiatan usaha tani dengan harga terjangkau agar dapat meningkatkan produksi pertanian dan menambah pendapatan serta memperbaiki kesejahteraanya. Dan
kebijakan pemberian subsidi
pupuk untuk sektor pertanian telah dilakukan sejak tahun 2003 dan dilanjutkan sampai
Universitas Sumatera Utara
saat ini. Pada tahun 2010, sesuai Undang-Undang Nomor 47 Tahun 2009 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2010, telah ditetapkan anggaran subidi harga pupuk sebesar Rp. 11, 291 triliun, untuk penyediaan pupuk urea, SP-36, ZA, NPK dan Pupuk organik. Selanjutnya kebijakan subsidi pupuk tersebut, Pemerintah telah menerbitkan peraturan Menteri PERTANIAN Nomor 50/permentan/SR. 130/2009 tentang Kebutuhan dan harga eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2010. 3. Petani adalah perorangan warga Negara Indonesia yang mengusahakan lahan milik sendiri atau bukan dan menggantungkan hidupnya pada lahan pertanian sebagai mata pencaharian utamanya. Petani kecil (peasant) sebagai penerima subsidi pupuk merupakan petani yang memiliki lahan dan yang pemilik itu sendiri yang mengerjakan lahannya, dengan luas lahan yang tidak cukup besar ( tidak lebih dari 2 hektar) . Dengan demikian dapat diambil defenisi konsep secara keseluruhan. Yang dimaksud dengan respon masyarakat terhadap program subsidi pupuk adalah tingkah laku/ tindakan masyarakat yang merupakan wujud persepsi dan sikap masyarakat terhadap
suatu
objek
yang
dilihat
melalui
proses
pemahaman,
penilaian,
pengaruh/penolakan, suka/tidak suka serta pemanfaatan program subsidi pupuk sebagai salah satu program pertanian yang dibuat pemerintah dan ditujukan kepada petani kecil. 2.7.2. Defenisi Operasinal Defenisi operasional merupakan seperangkat petunjuk atau kriteria atau operasi yang lengkap tentang apa yang diamati dan bagaimana mengamatinya dengan memiliki rujukan-rujukan empiris. Bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam melaksanakan
Universitas Sumatera Utara
penelitian di lapangan. Maka perlu operasionalisasinya dari konsep-konsep yang menggambarkan tentang apa yang harus diamati (Ulber Silalahi, 2009 : 120).
Respon masyarakat terhadap program subsidi pupuk dapat diukur dari : 1.
Persepsi / pemahaman masyarakat mengenai program subsidi pupuk, dapat
diukur : a. Penglihatan dan pendengaran adalah suatu proses dimana masyarakat dapat mencermati, memahami, menilai program subsidi pupuk yang dilaksanakan pemerintah. b. Atensi adalah suatu proses penyeleksian masyarkat terhadap program subsidi pupuk yang dilaksanakan oleh pemerintah dengan program sebelumnya yang pernah dilakukan untuk menanggulangi kemiskinan. c. Pengetahuan adalah informasi yang diperoleh masyarakat mengenai program subsidi pupuk yang dilaksanakan oleh pemerintah melalui keterpaparan informasi dimana pemerintah mengumumkan adanya informasi program tersebut melalui media elektronik maupun cetak. 2.
Sikap masyarakat terhadap program subsidi pupuk, dapat diukur dari: a. Penilaian adalah pengetahuan atau informasi yang dimiliki masyarkat terhadap
program subsidi pupuk. Dari pengetahuan ini kemudian akan terbentuk suatu keyakinan tentang bagaimana menilai program tersebut. b. Penolakan / penerimaan adalah berhubungan dengan rasa senang atau tidak senangnya masyarakat terhadap program subsidi pupuk yang dilaksanakan oleh pemerintah. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa masyarakat menolak atau menerima terhadap adanya program tersebut.
Universitas Sumatera Utara
c. Mengharapkan / menghindari adlah kesiapan masyarakat untuk bertingkah laku berhubungan dengan adanya program subsidi pupuk yang dilaksanakan oleh pemerintah dan dalam hal ini dapat diketahui bahwa masyarakat mengharap atau menghindari terhadap adanya program subsidi pupuk. 3.
Partisipasi masyarakat terhadap program subsidi pupuk, dapat diukur dari : a. Menikmati adalah masyarkat berperan serta dalm menikmati hasil program
subsidi pupuk dimana masyarakat tinggal menerima berupa hasil program seperti menerima pupuk dengan harga terjangkau ( sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi /HET dari pemerintah ). b. Melaksanakan adalah masyarakat berperan serta dalam melaksanakan program dengan penuh persiapan, perencanaan, pemahaman dan evaluasi agar pelaksanaan program tersebut berjalan lancar. c. Memelihara adalah masyarakat berperan serta dalam memelihara hasil program subsidi pupuk agar tidak kritis yang berakibat pada hasil panen buruk dan dapat menimbulkan masalah pertanian. d. Menilai adalah masyarakat berperan serta dalam menilai hasil program subsidi pupukdimana masyarakat dapat menilai positif atau negatif hasil program tersebut. e. Frekuensi adalah keterlibatan masyarkat dalam melaksanakan program subsidi pupuk dengan penuh persiapan, perencanaan, pemahaman, dan evaluasi dimana keterlibatan masyarakat harus memiliki frekuensi yang baik dan teratur. f. Kualitas adalah keterlibatan masyarakat dalam berperan serta melaksanakan program subsidi pupuk yaitu bertata laku dengan baik maka masyarakat akan menjadi terinternalisasi dengan sikap dan nilai pribadi yang kondusif terhadap kualitas.
Universitas Sumatera Utara