ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
RESIN AKRILIK Resin akrilik adalah salah satu bahan material yang sering digunakan pada
Kedokteran Gigi, terutama pada bidang prostodonsia. Pada prinsipnya, akrilik digunakan sebagai basis pada gigi tiruan lengkap atau gigi tiruan sebagian. Bahan resin akrilik sering digunakan pada pembuatan gigi tiruan karena warna yang mirip dengan gingiva, mudah diproses, dan perubahan dimensi kecil, harga relatif murah (Combe, 1992). Resin akrilik yang digunakan sebagai basis gigi tiruan diklasifikasi menurut spesifikasi American Dental Association No. 12 (ISO 1567) untuk Resin Basis Gigi Tiruan. Resin tersebut merupakan plastik lentur yang dibentuk dengan menggabungkan molekul-molekul metil metakrilat multipel (Anusavice, 2003). Terdapat lima jenis resin basis gigi tiruan berdasarkan cara polimerisasinya, yaitu (Craig, et all., 2008): 1.
Tipe I : Heat-polymerizable polymers / Heat Cured Acrylic (Class 1, Powder dan Liquid ; Class 2, Plastic Cake)
2.
Tipe II : Autopolymerizable polymers / Self Cured Acrylic (Class 1, Powder dan Liquid ; Class 2, Powder dan Liquid pour- tipe resin)
3.
Tipe III : Thermoplastic blank or powder
4.
Tipe IV : Light activated materials / Visible Light Cured
5.
Tipe V : Microwave-cured materials Resin akrilik polimerisasi panas merupakan bahan basis gigi tiruan
polimer yang paling banyak digunakan saat ini. Resin akrilik polimerisasi panas adalah salah satu bahan basis gigi tiruan resin akrilik yang proses polimerisasinya
SKRIPSI
EFEKTIFITAS PERENDAMAN AMANDA LEMPENG DIAH ... PRAMESWARI HERIAWAN
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
dengan pengaplikasian panas. Energi termal yang diperlukan untuk polimerisasi bahan tersebut dengan menggunakan pemanasan air di dalam waterbath dan dapat juga menggunakan pemanasan oven gelombang mikro (Anusavice, 2003). 2.1.1
Komposisi Resin Akrilik heat cured Sebagian besar resin akrilik polimerisasi panas tersedia dalam bentuk
bubuk dan cairan. Bubuknya dapat transparan, sewarna gigi, atau berwarna pink untuk menyerupai warna gingiva. Beberapa sediaan bahkan mengandung seratserat merah agar dapat menyerupai pembuluh darah. Cairannya tersedia dalam botol kecoklatan untuk mencegah premature polimerisasi yang disebabkan cahaya atau radiasi ultraviolet pada saat penyimpanan (Mc Cabe, 2008). Bubuk dari resin akrilik tersebut mengandung beberapa komposisi yaitu polimetil metakrilat sebagai polimer, benzoil peroksida (0,2-0,5%) sebagai inisiator, merkuri sulfit atau cadmium sulfit sebagai zat pigmen yang tercampur di dalam partikel polimer, dan dibutil pthalat sebagai plasticizer. Sedangkan cairan dari resin akrilik mengandung monomer (metil metakrilat), hydroquinone (0,006 %) sebagai
inhibitor atau
stabilizer
untuk mencegah polimerisasi selama
penyimpanan, dibutil pthalat sebagai plasticizer, dan glikol dimetakrilat (1-2%) sebagai bahan untuk memicu ikatan silang (cross-linking agent) untuk meningkatkan kekuatan dan kekerasan resin akrilik sehingga tahan terhadap goresan (Combe, 1992). 2.1.2
Persyaratan Resin Akrilik sebagai Basis Terdapat syarat-syarat yang harus terpenuhi terhadap karakteristik
biologis, fisik, estetik, dan penggunaan dari resin akrilik tersebut. Syarat yang perlu diperhatikan, yaitu (Anusavice, 2003) :
SKRIPSI
EFEKTIFITAS PERENDAMAN AMANDA LEMPENG DIAH ... PRAMESWARI HERIAWAN
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
a.
Pertimbangan biologis, resin harus tidak memiliki rasa, tidak berbau, tidak toksik, dan tidak mengiritasi jaringan mulut.
b.
Sifat fisik, resin harus memiliki kekuatan dan kepegasan serta tahan terhadap tekanan gigit atau pengunyahan, tekanan benturan, dan dimensi harus stabil.
c.
Sifat estetik, bahan harus menunjukkan translusensi atau transparasi yang cukup sehingga cocok dengan penampilan jaringan mulut yang digantikan.
d.
Karakteristik penanganan, bahan harus mudah diaduk, dimasukkan, dibentuk dan diproses, produk akhir mudah dipoles, dan pada keadaan patah yang tidak sengaja dapat diperbaiki dengan mudah dan efisien.
2.1.3
Sifat Akrilik Sifat fisik resin akrilik sebagai basis protesa merupakan salah satu aspek
penting untuk ketepatan dan fungsi protesa lepasan. Sifat yang perlu diperhatikan termasuk pengerutan polimerisasi, keporusan, penyerapan air, kelarutan, tekanan selama proses, dan retakan atau goresan (Anusavice, 2003) . 1.
Porositas Adanya gelembung udara pada permukaan dan dibawah permukaan
dapat mempengaruhi kekuatan, estetika, dan kebersihan basis gigi tiruan. Porositas cenderung terjadi pada bagian basis protesa yang lebih tebal. Porositas terjadi sebagai akibat dari penguapan monomer yang tidak bereaksi serta polimer berberat molekul rendah, bila temperatur resin mencapai atau melebihi titik didih bahan tersebut. Namun, porositas jenis ini tidak terjadi seragam sepanjang segmen resin yang terkena.
SKRIPSI
EFEKTIFITAS PERENDAMAN AMANDA LEMPENG DIAH ... PRAMESWARI HERIAWAN
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2.
Penyerapan Air Akrilik menyerap air relatif sedikit, namun dapat menimbulkan efek
yang nyata pada sifat mekanis dan dimensi polimer akrilik. Adanya molekul air dalam masa yang terpolimerisasi dapat mengganggu ikatan rantai polimer dan menyebabkan akrilik mengalami ekspansi, dan mempengaruhi kekuatan akrilik. Molekul air juga mengganggu ikatan rantai polimer dan akan mengubah sifat fisik polimer tersebut. Hal ini akan membuat rantai polimer mudah bergerak dan memungkinkan terjadinya relaksasi tekanan selama polimerisasi. Begitu tekanan dihilangkan, akrilik akan mengalami sedikit perubahan bentuk. 3.
Crazing Crazing terlihat seperti garis retakan kecil yang timbul pada permukaan
protesa. Biasanya crazing terjadi akibat relaksasi tekanan yang akan berdampak negatif terhadap sifat fisik dan estetika suatu protesa. Crazing juga dapat terjadi akibat perbedaan coefficients of thermal expansion antara gigi porselin dan akrilik. Selama proses pendinginan setelah polimerisasi, akrilik lebih mengerut dibandingkan porselen, akibatnya tekanan tarik dihasilkan oleh akrilik. Adanya tekanan tersebut menyebabkan terbentuknya garis retakan kecil atau crazing. 4.
Kekuatan Kekuatan resin akrilik lebih rendah jika dibanding dengan logam
sehingga mudah tergores dan abrasi. Kekuatan resin akrilik tergantung pada faktor komposisi akrilik, teknik pembuatan, dan kondisi di dalam rongga
SKRIPSI
EFEKTIFITAS PERENDAMAN AMANDA LEMPENG DIAH ... PRAMESWARI HERIAWAN
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
mulut. Faktor paling penting yang menentukan kekuatan akrilik adalah derajat polimerisasi bahan, sebab derajat polimerisasi yang meningkat akan membuat kekuatan akrilik juga meningkat. Resin akrilik aktivitas panas menunjukkan derajat polimerisasi yang lebih tinggi dari resin akrilik aktivitas kimia. 5.
Ketepatan Dimensi Faktor-faktor yang berpengaruh pada ketepatan dimensi adalah mould
expansion pada waktu pencetakan, thermal expansion pada tahap dough, akibat pengerutan polimerisasi, serta panas yang berlebihan pada saat polishing. 2.1.4
Proses Polimerisasi Resin Akrilik heat cured Saat monomer dan polimer diaduk dengan komposisi yang tepat,
dihasilkan campuran yang dapat diproses. Campuran yang dihasilkan akan melalui 5 tahap yang berbeda (Anusavice, 2003) : a.
Sandy, tahap berpasir, sedikit atau tidak ada interaksi pada tingkat molekuler. Butir- butir polimer tetap tidak berubah, dan konsistensi adukan dapat digambarkan sebagai ‘coarse’ atau ‘berbutir’.
b.
Stringy, tahap berbenang, monomer memasuki permukaan setiap butir polimer. Beberapa rantai polimer terdispersi dalam monomer cair. Rantai-rantai polimer ini melepaskan ikatan, sehingga meningkatkan kekentalan campuran. Tahap ini mempunyai ciri berbenang atau lengket bila bahan disentuh atau ditarik.
c.
Dough, Tahap menyerupai adonan. Pada tingkat molekul, jumlah rantai polimer yang memasuki larutan akan meningkat dan terbentuklah suatu lautan monomer dan polimer terlarut. Terdapat pula sejumlah polimer yang tidak terlarut. Secara klinis, campuran
SKRIPSI
EFEKTIFITAS PERENDAMAN AMANDA LEMPENG DIAH ... PRAMESWARI HERIAWAN
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
bersifat seperti adonan yang dapat dibentuk. Campuran tidak lagi seperti benang dan tidak melekat pada permukaan pot atau spatula pengaduk. Karakteristik fisik dan kimia yang terlihat dari fase lanjutan dari tahap ini adalah ideal untuk compressing molding. d.
Ruberry, Tahap karet atau elastik. Monomer dihabiskan dengan penguapan dan dengan penembusan lebih jauh ke dalam butir-butir polimer yang tersisa. Secara klinis, campuran akan memantul bila ditekan atau diregangkan. Karena campuran tidak mengalir dengan bebas lagi sehingga mengikuti bentuk wadahnya, bahan ini tidak dapat dibentuk dengan teknik kompresi konvensional.
e.
Stiff, Tahap menjadi keras atau kaku. Bila dibiarkan hingga suatu tahap campuran akan menjadi keras. Hal ini disebabkan karena penguapan monomer bebas. Secara klinis, campuran tampak amat kering dan tahan terhadap deformasi mekanik.
Selama tahap berbagai konsistensi, polimerisasi sedikit terjadi dan reaksi terjadi secara fisik di alam. Reaksi ini mencakup beberapa larutan dari partikelpartikel polimer. Untuk plastik akrilik konvensional, tidak ada polimerisasi substansial yang terjadi hingga kuvet dipanaskan di atas 70ºC. Jika terlalu banyak monomer digunakan dalam campuran, penyusutan polimerisasi akan lebih besar, waktu tambahan akan diperlukan untuk mencapai konsistensi pengepakan dan akan ada kecenderungan untuk porositas dapat terjadi pada gigi tiruan (Craig, 2008).
SKRIPSI
EFEKTIFITAS PERENDAMAN AMANDA LEMPENG DIAH ... PRAMESWARI HERIAWAN
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2.2
PEMELIHARAAN GIGI TIRUAN Gigi tiruan harus dikeluarkan dari mulut ketika tidak digunakan dan
dibersihkan secara berkala sekurang-kurangnya dua kali sehari. Gigi tiruan sebaiknya dikeluarkan dari dalam mulut pada malam hari untuk memberi kesempatan istirahat pada jaringan mulut. Selain itu, lidah maupun otot-otot sekitar mulut dengan bantuan saliva dapat melakukan pembersihan dan stimulasi terhadap jaringan yang berada dibawah gigi tiruan. Saat membersihkan sebuah gigi tiruan lebih baik dilakukan diatas wadah yang berisi air atau handuk basah untuk memperkecil kemungkinan patahnya gigi tiruan saat jatuh secara tidak sengaja (Gunadi, 1995). Gigi tiruan lengkap dapat menyebabkan terkumpulnya deposit seperti pada gigi asli. Debris makanan yang lunak dapat dihilangkan dengan dicuci atau disikat sedangkan deposit yang keras seperti kalkulus dan stain lebih susah untuk dihilangkan. Untuk menghilangkan kalkulus dan stain dapat menggunakan cara repolishing pada gigi tiruan atau merendam dan menyikat gigi tiruan setiap hari (Powers, 2008). Pembersihan gigi tiruan dibagi menjadi 2 (dua) yaitu secara mekanik dan kimia. Pembersihan secara mekanik menggunakan sikat gigi, sedangkan
pembersihan
secara
kimia
menggunakan
larutan
pembersih.
Pembersihan secara kimia lebih efektif karena larutan pembersih dapat masuk ke tempat-tempat yang tidak terjangkau oleh sikat gigi (Jogersen, 1979). Ketika membersihkan gigi tiruan secara mekanik, sebaiknya pasta gigi dan sikat gigi dengan bulu sikat yang kaku tidak digunakan karena menurut David, et al (2011), akrilik kurang resisten terhadap abrasi sehingga dapat membuat goresan pada
SKRIPSI
EFEKTIFITAS PERENDAMAN AMANDA LEMPENG DIAH ... PRAMESWARI HERIAWAN
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
resin akrilik. Penggunaan pembersih abrasif atau merendam pada air mendidih dapat merubah sifat gigi tiruan (Allen, 2003).
Gambar 2.1 : Plak pada basis gigi tiruan yang menghadap palatum (Allen, 2003).
Menurut David et al, (2011), diperlukan beberapa langkah untuk menurunkan jumlah biofilm, bakteri, dan fungi pada gigi tiruan : 1. Gigi tiruan harus dibersihkan setiap hari dengan cara menyikat atau merendam menggunakan denture cleanser non abrasif. 2. Denture cleanser hanya digunakan diluar rongga mulut. 3. Gigi tiruan harus dicuci setelah merendam atau menyikat menggunakan denture cleanser sebelum digunakan kembali pada rongga mulut. 4. Gigi tiruan tidak boleh direndam pada air mendidih. Menurut Allen (2003) dan Powers (2008), perendaman dalam air mendidih dapat menyebabkan distorsi. 5. Gigi tiruan sebaiknya tidak direndam pada larutan pemutih sodium hypochlorite atau produk denture cleanser yang mengandung sodium hypochlorite. Perendaman pada larutan sodium hypochlorite lebih dari 10 menit dapat membahayakan gigi tiruan.
SKRIPSI
EFEKTIFITAS PERENDAMAN AMANDA LEMPENG DIAH ... PRAMESWARI HERIAWAN
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
6. Gigi tiruan sebaiknya direndam di dalam air setelah dibersihkan dan ketika tidak digunakan di dalam rongga mulut untuk mencegah terjadinya perubahan bentuk. 2.2.1
Denture Cleanser Salah satu cara dalam pemeliharaan gigi tiruan adalah dengan merendam
gigi tiruan pada denture cleanser. Denture cleanser tertentu mengandung sodium perborate (NaBO2.H2O2.3H2O) yang mengandung peroxide (H2O2). Denture cleanser yang mengandung perborate memiliki pH antara 7 – 11,5. Mekanisme kerja dari larutan yang mengandung peroxide melalui kemampuan oksidasi dan effervescing yang dapat mengeluarkan oksigen. Sebagian dari larutan ini mengandung klorin yang dapat mengakibatkan korosi pada base metal (David, 2011). Tabel 2.1 : Macam denture cleanser beserta mekanisme kerjanya (David, et al. 2011)
LARUTAN Alkaline Peroxide
MEKANISME KERJA Mengangkat
MERK KOMERSIAL
kotoran StredantTM
(effervesence) Acid Cleaners
Melunakkan debris
DenclenTM
Hypochlorite Cleanser
Bleaching
DenturalTM
Larutan hipoklorit dapat membahayakan soft lining dan mengakibatkan korosi pada base metal. Tetapi larutan ini dapat bekerja sebagai pemutih gigi tiruan. Larutan pembersih alkaline peroxida yang paling berbahaya terhadap soft lining. Perendaman gigi tiruan pada larutan alkaline peroxide saat malam hari lebih aman dan efektif untuk membersihkan. Pembersihan gigi dengan cara merendam gigi tiruan dapat dilakukan sepanjang malam, 1 jam, 30 menit atau 15 menit tergantung dari bahan pembersih yang digunakan (Febriani, 2009).
SKRIPSI
EFEKTIFITAS PERENDAMAN AMANDA LEMPENG DIAH ... PRAMESWARI HERIAWAN
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Perendaman selama 15 menit efektif untuk mengangkat plak yang matur dan kurang efektif untuk stain dan deposit (Powers, 2008). Tabel 2.2 : Macam denture cleanser beserta bahan aktif dan kekurangannya. (Powers, 2008)
JENIS
BAHAN AKTIF
KEKURANGAN
CLEANSER Abrasive
KOMERSIAL Calcium carbonate
Cream Hydrate silica
Dapat menimbulkan
Dentu creme
abrasi pada akrilik
(GSK)
dan anasir gigi.
Fresh N
precipitated
Brite’(Pfizer)
Sodium
Mengakibatkan
Calgon and
hypochlorite,
bleaching, korosi
Clorox
trisodium phospate
pada stainless steel
Alkaline Hypochlorite
MERK
dan cobaltchromium alloy, menimbulkan bau pada denture. Alkaline Perborate
Sodium perborate
Kurang efektif untuk
Efferdent/single
/derivate, potassium
menghilangkan
layer (pfizer)
monopersulfate
deposit yang tebal.
Citric acid,
Polident (GSK)
isopropyl
Syarat ideal dari denture cleanser, yaitu (David, et al. 2011; Powers, 2008) : 1. Tidak toksik, mudah dihilangkan, dan tidak menimbulkan bekas. 2. Dapat menghilangkan atau melarutkan deposit organik dan inorganik. 3. Tidak berbahaya pada material gigi tiruan. 4. Tidak berbahaya jika mengenai mata, kulit, atau baju jika terkena larutan denture cleanser, 5. Stabil saat penyimpanan
SKRIPSI
EFEKTIFITAS PERENDAMAN AMANDA LEMPENG DIAH ... PRAMESWARI HERIAWAN
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
6. Bersifat bakterisid dan fungisid. 7. Mekanisme kerja yang singkat (< 8 jam). 8. Mudah digunakan oleh perawat atau pasien. 2.3
AIR OZON Ozon merupakan molekul yang tidak stabil yang merupakan bentukan
triatomik dari oksigen yang memiliki simbol O 3 (Chaudhary, 2011). Ozon terbentuk dari gabungan antara atom dan molekul oksigen (O2). Reaksi tersebut bersifat endotermik dan membutuhkan input energi yang besar. Ozon berwujud gas pada suhu kamar. Gas tersebut tidak berwarna dan menimbulkan bau pada konsentrasi 0.02 ppm hingga 0.05 ppm per volume. Konsentrasi tersebut merupakan batas aman yang berada di bawah ambang maksimal untuk kesehatan. Gas ozon bersifat sangat korosif dan toksik jika melebihi konsentrasi sebesar 2 ppm ( Agus, 2003 ). Ozon merupakan oksidator kuat yang dapat dimanfaatkan untuk membunuh bakteri (sterilization), menghilangkan warna (decoloration), menghilangkan bau (deodoration) dan menguraikan senyawa organik (degradation). Proses yang relatif baru adalah mencampur gas ozon ke dalam air, dikenal dengan nama ozonisasi (Khadre et al., 2001). Ozon mampu mengoksidasi komponen organik dan inorganik pada air. Ozon lebih mudah larut di dalam air dibandingkan dengan oksigen. Pada suhu 20o C, kelarutan ozon dengan konsentrasi 100% hanya 570 mg/L. Konsentrasi ozon yang digunakan untuk mengozonisasi air menggunakan pengaliran gas ozon ke dalam air adalah kurang dari 14% dari massa gas ozon yang dtransfer ke dalam air. Pada proses ozonisasi air, ozon dapat larut dengan adanya radikal bebas dari hidroksil. Radikal bebas dari hidroksil merupakan zat
SKRIPSI
EFEKTIFITAS PERENDAMAN AMANDA LEMPENG DIAH ... PRAMESWARI HERIAWAN
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
pengoksidasi yang sangat reaktif di dalam air. Terdapat pula kandungankandungan yang berfungsi sebagai pengontrol difusi zat terlarut, yaitu hidrokarbon aromatik, komponen tak jenuh, aliphatic alcohols, dan formic acid (EPA Guidance Manual, 1999). Metode yang banyak digunakan sebagai generator ozon adalah corona discharge. Kondisi ini dapat dihasilkan saat aliran voltase tinggi melewati celah udara. Aliran voltase tinggi tersebut mentransfer energi untuk memecahkan molekul O2 sehingga terbentuk formasi molekul yang terdiri dari 3 atom oksigen atau yang disebut O3 (Smith, 2012). Metode generator tersebut dapat dilihat pada gambar sketsa di bawah ini.
Gambar 2.2 : Sketsa Mekanisme Generator Ozon. (Smith, 2012)
Pada bidang industri, ozon dapat digunakan sebagai desinfeksi air minum, pengolahan makanan, desinfeksi air, desinfeksi udara, pengontrol bau pada ruangan, dan lain-lain. Karena memiliki efek anti mikroba yang tinggi, saat ini ozon banyak digunakan pula pada bidang Kedokteran Gigi untuk manajemen karies, manajemen hipersensitifitas, terapi di bidang endodontik, restorasi gigi, anti bakteri pada plak biofilm, terapi di bidang bedah mulut, perawatan periimplantitis, penyembuhan luka, irigasi pada gigi avulsi sebelum replantasi,
SKRIPSI
EFEKTIFITAS PERENDAMAN AMANDA LEMPENG DIAH ... PRAMESWARI HERIAWAN
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
sebagai denture cleanser, perawatan oral candidiasis, stomatitis, dan ulser aftosa (Chaudhary, 2011 ; Sushma, 2011). Menurut Arita, et all (2005), desinfeksi menggunakan air ozon dapat mengurangi jumlah candida albicans pada basis akrilik gigi tiruan . Sifat oksidasi dari ozon dapat menghancurkan dinding sel dan membran sitoplasma dari candida dan menyebabkan kerusakan membran sehingga candida tersebut mati karena adanya permeabilitas yang meningkat. Setelah itu, candida albicans terlepas dari lempeng akrilik disebabkan adanya gangguan fungsi dan struktural pada membran sitoplasmiknya. Pemakaian air ozon sebagai bahan pembersih pada gigi tiruan sebagian yang terbuat dari alloy memberikan sedikit dampak pada kualitas yang berhubungan dengan reflektansi, kekasaran permukaan, dan berat logam alloy tersebut (Suzuki et al, 1999). 2.4
CANDIDA ALBICANS Candida albicans merupakan salah satu jenis jamur flora normal yang
terdapat pada mukosa membran. Candida berkoloni pada permukaan mukosa pada seluruh manusia selama atau setelah lahir (Jawetz, et all., 2007) dan berada di dalam rongga mulut sekitar 45% pada orang dewasa (Willet, 1991). Spesies candida adalah patogen jamur yang paling sering ditemukan pada candidiasis (Anaissie, 2007) dibandingkan dengan C. Tropicalis, C. Parapsilosis, C. Guillermondii, C. Kruzei, dan beberapa lainnya (Kayser, 2005). 2.4.1
Morfologi Pada umumnya, golongan jamur memiliki dinding sel tebal yang terbuat
dari substansi karbohidrat polimer (glucans dan mannans) atau glikoprotein (chitin). Di bawah lapisan dinding sel terdapat membran sel yang mengandung
SKRIPSI
EFEKTIFITAS PERENDAMAN AMANDA LEMPENG DIAH ... PRAMESWARI HERIAWAN
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ergosterol. Selain itu, jamur juga mengandung kromosom yang terikat di nukleus. Nukleus tersebut berada di dalam sitoplasma yang mengandung organel-organel seperti ribosom, mitokondria, dan retikulum endoplasma yang berfungsi sebagai fungsi selular (Willet, 1991). Secara histologi, candida tampak sebagai ragi lonjong, kecil, berdinding tipis, bertunas, gram positif, berukuran 2-3 x 4-6 µm, yang memanjang menyerupai hifa (pseudohifa). Candida membentuk pseudohifa ketika tunastunas terus tumbuh tetapi gagal melepaskan diri, menghasilkan rantai sel-sel yang memanjang yang terjepit atau tertarik pada septasi-septasi diantara sel (Willet, 1991). Candida albicans bersifat dimorfik dan dapat membentuk ragi, pseudohifa, dan hifa sejati (Brooks, 2007). 2.4.2
Kultur Candida Albicans Pengulturan candida albicans pada umumnya menggunakan Saboraud’s
medium berupa agar yang mengandung 4% glukosa dan pH 5,6. Keadaan dengan adanya konsentrasi gula yang tinggi dan pH rendah dapat menjadi lingkungan yang baik untuk pertumbuhan koloni candida (Willet, 1991). Dua tes morfologi sederhana membedakan candida albicans dari spesies candida lainnya yaitu setelah inkubasi dalam serum selama 90 menit pada suhu 37 oC, sel-sel ragi c. albicans akan mulai membentuk hifa sejati. Pada tabung benih dan pada media yang kekurangan nutrisi, c.albicans menghasilkan chlamydospora bulat dan besar. Candida albicans meragikan glukosa dan maltosa, menghasilkan asam (asam dari sukrosa) dan gas, dan tidak bereaksi dengan laktosa (Brooks, 2007). Pada agar saboraud’s yang diinkubasi pada suhu kamar atau 37oC selama 24 jam, candida tersebut menghasilkan koloni-koloni halus berwarna krem yang
SKRIPSI
EFEKTIFITAS PERENDAMAN AMANDA LEMPENG DIAH ... PRAMESWARI HERIAWAN
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
mempunyai bau seperti ragi seperti pada gambar 2.3. Pertumbuhan permukaan terdiri atas sel-sel bertunas lonjong dan dibawahnya terdiri atas pseudomiselium. Pertumbuhan tersebut terdiri atas pseudohifa yang membentuk blastokonidia pada nodus-nodus dan kadang-kadang klamidokonidia pada ujung-ujungnya (Willet, 1991).
Gambar 2.3 : Candida albicans pada sabouraud’s agar (Anonymous, 2006).
2.4.3
Patogenesis dan Patologis Flora normal ini akan menjadi flora yang bersifat patogen jika dipengaruhi
oleh 3 faktor yaitu faktor imun host, keadaan mukosa, dan karakteristik mikroorganisme (Willet, 1991). Candida ini dapat ditemukan pada pasien dengan imunocompromised baik secara lokal maupun sistemik (Tortora, 2004). Candida albicans dapat menyebabkan terjadinya oral candidiasis. Oral candidiasis terbagi menjadi 4 macam berupa acute pseudomembranous, acute atrophic, chronic atrophic, dan chronic hyperplastic. (Willet, 1991) a.
Acute pseudomembranous candidiasis Bentukan ini berupa mukosa oral yang terjadi kemerahan dan terdapat lesi dengan bercak putih seperti krim susu yang dapat dikerok karena candida hanya berpenetrasi hingga lapisan epitelium parakeratin.
SKRIPSI
EFEKTIFITAS PERENDAMAN AMANDA LEMPENG DIAH ... PRAMESWARI HERIAWAN
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Setelah bercak dikerok akan meninggalkan bercak kemerahan pada mukosa. Nama lain dari candidiasis ini adalah oral thrush. Keadaan ini sering muncul pada penderita dengan fungsi sistem imun yang tidak optimal. b.
Acute atrophic candidiasis Pada penderita dengan acute atrophic candidiasis, penderita merasakan rasa terbakar pada mulut dan mukosa terlihat kemerahan tanpa disertai bercak putih.
c.
Chronic atrophic candidiasis Pada bentukam chronic atrophic candidiasis terdapat mukosa yang kemerahan yang tidak merata dan bersifat asimtomatik. Denture stomatitis termasuk dalam bentukan ini.
d.
Chronic hyperplastic candidiasis Bentukan chronic hyperplastic candidiasis jarang ditemukan. Bentukan ini disebut juga candidal leukoplakia karena adanya bercak putih yang tidak dapat dikerok.
2.4.4
Denture Stomatitis Pada bagian gigi tiruan yang dipoles sangat mudah dibersihkan, sedangkan
pada gigi tiruan yang tidak dipoles sulit untuk dibersihkan. Bagian tersebut harus tetap dibersihkan karena jika tidak dapat menyebabkan denture stomatitis (Davlin, 2002). Faktor yang menyebabkan denture stomatitis adalah candida albicans, infeksi bakteri, alergi, faktor psikologi, kurangnya bakteri, faktor psikologi, kurangnya kebersihan gigi tiruan, aliran saliva, dan nutrisi (Santarpia, et.all., 1990). Gigi tiruan lepasan yang berada di dalam mulut dilapisi saliva yang kaya
SKRIPSI
EFEKTIFITAS PERENDAMAN AMANDA LEMPENG DIAH ... PRAMESWARI HERIAWAN
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
akan protein sehingga terbentuk pelikel. Pelikel ini mampu mengadakan perlekatan dengan candida albicans (Edgerton & Levine, 1993). Selain itu, pemakaian gigi tiruan yang dipakai terus-menerus termasuk pada malam hari menyebabkan
jumlah
candida
albicans
akan
meningkat
dan
menjadi
kecenderungan untuk terjadinya denture stomatitis (Sukaton, 2003). Denture stomatitis adalah inflamasi yang terlokalisir maupun tidak di sekitar mukosa yang tertutupi gigi tiruan. Gejala klinis berupa kemerahan, mulut terasa terbakar, petechiae, dan kadang-kadang disertai vesikel. Penyebab utama terjadinya denture stomatitis adalah adanya kebiasaan buruk memakai denture selama 24 jam, oral hygiene yang jelek, gangguan hormonal, dan infeksi jamur. (Johnson, 1980) Bentukan denture stomatitis adalah chronic atrophic candidiasis. Terjadi inflamasi pada palatum yang berada di bawah full denture. Inflamasi dapat berupa bercak atau tersebar merata pada semua bagian yang tertutupi denture. Jika dilakukan hapusan pada mukosa yang terkena denture stomatitis terlihat adanya hifa (Nolte, 1977). Pasien dengan kondisi ini biasanya memiliki pola makan tinggi karbohidrat. Pasien diinstruksikan untuk melepaskan denture pada malam hari dan merendam di dalam denture cleanser (Allen, 2003).
SKRIPSI
EFEKTIFITAS PERENDAMAN AMANDA LEMPENG DIAH ... PRAMESWARI HERIAWAN