BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi sangat diperlukan untuk diterapkan dalam sebuah perusahaan, baik itu perusahaan manufaktur, jasa, dagang, maupun perusahaan non profit seperti lembaga zakat untuk menyajikan laporan keuangan yang
baik dan benar kepada pihak – pihak yang berkepentingan sebagai acuan dalam penilaian operasi. 2.1.3
Pengertian Sistem Sistem menurut Gelinas (2005:13) adalah “a set of interdependent elements that together accomplish specific objectives”. Sedangkan James A. Hall (2001:5) mendefinisikan sistem sebagai kelompok dua atau lebih komponen – komponen yang saling berkaitan (interrelated) atau subsistem – subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose). Selain itu pengertian sistem menurut Mulyadi (2008:3) adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama – sama untuk mencapai tujuan. Dari beberapa pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa sistem tidak bisa berdiri sendiri, harus berkelompok dengan komponen –komponennya dan harus saling berkaitan serta bersama – sama untuk mencapai satu tujuan yang sama. 14
15
2.1.2 Pengertian Akuntansi
Pengertian akuntansi menurut Suwardjono (2003:5) dalam
bukunya yang berjudul Akuntansi Pengantar adalah sebagai berikut:
“Akuntansi adalah seni pencatatan, pengolongan, peringkasan transaksi,
dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan
dalam bentuk satuan uang, dan penginterprestasian hasil proses tersebut.”
Sedangkan dalam buku Teori Akuntansi disebutkan bahwa: Akuntansi adalah bahasa atau alat komunikasi bisnis yang dapat memberikan informasi tentang kondisi keuangan (ekonomi) berupa posisi keuangan terutama dalam jumlah kekayaan, utang, dan modal suatu bisnis dan hasil usahanya pada waktu”.(Sofyan, 2004:3) Berdasarkan pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa akuntansi merupakan
suatu
proses
pengidentifikasian,
pengukuran,
dan
pengkomunikasian informasi ekonomi, yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan- keputusan ekonomi dalam membuat suatu pilihan di antara alternatif – alternatif tindakan yang ada dari suatu keadaan. 2.1.4 Pengertian Sistem Akuntansi Mulyadi (2008:3) dalam bukunya Sistem Akuntansi menjelaskan bahwa sistem akuntansi adalah “organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan
yang
dibutuhkan
oleh
manajemen
guna
memudahkan
pengelolaan perusahaan”. Sedangkan dalam buku Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode menyatakan bahwa: Sistem akuntansi adalah formulir-formulir catatan-catatan, prosedurprosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data
16
mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan yang diperlukan oleh manajemennya untuk mengawasi usahanya dan bagi pihakpihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur, dan lembaga - lembaga pemerintah untuk menilai operasi.(Baridwan, 1998:4)
Dari definisi tersebut, maka unsur suatu sistem akuntansi pokok
adalah formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar dan buku
pembantu, serta laporan. Adapun penerapan sistem akuntansi ini penting untuk mengendalikan setiap kegiatan yang terjadi di perusahaan agar tujuan perusahaan dapat tercapai.
2.2 Sistem Akuntansi Pokok Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa unsur sistem akuntansi pokok adalah formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar dan buku pembantu, serta laporan Berikut ini akan diuraikan lebih lanjut pengertian masing – masing unsur sistem akuntansi pokok tersebut. 2.2.3 Formulir Menurut Baridwan (1998:7) formulir adalah blangko – blangko yang digunakan untuk melakukan pencatatan dari suatu transaksi. a. Manfaat Formulir a. Menimbulkan tanggung jawab timbulnya transaksi perusahaan. b. Merekam data transaksi bisnis perusahaan. c. Mengurangi kemungkinan kesalahan dengan cara menyatakan semua kejadian dalam bentuk tulisan.
17
d. Menyampaikan informasi pokok dari orang satu ke orang lain di
dalam
organisasi
yang
sama
atau
ke
organisasi
lain.(Mulyadi,2008:78)
b. Golongan Formulir
1) Golongan Formulir Menurut Sumbernya
a. Formulir yang dibuat dan disimpan oleh perusahaan.
b. Formulir yang dibuat dan dikirim kepada pihak luar
perusahaan. c. Formulir
yang
diterima
dari
pihak
luar
perusahaan.
(Mulyadi,2008:80) 2) Golongan Formulir Menurut Tujuan Penggunaannya a. Formulir yang dibuat untuk meminta dilakukannya suatu tindakan. b. Formulir yang digunakan untuk mencatat tindakan yang telah dilaksanakan. (Mulyadi,2008:81) 2.2.4 Jurnal (Catatan Pertama) Jurnal merupakan catatan transaksi pertama kali (books of original entry)
yang
dibuat
berurutan
berdasarkan
tanggal
terjadinya
transaksi.(Baridwan,1998:6) a. Jenis Jurnal 1) Jurnal Umum Jika kegiatan perusahaan masih sedikit, jurnal umum cukup dengan dua kolom, debit dan kredit.
18
2) Jurnal Khusus
Jika perusahaan bertambah besar dan jenis transaksi menjadi lebih banyak, jurnal umum tersebut menjadi tidak mampu lagi
menampung berbagai transaksi yang timbul, yang frekuensi
terjadinya semakin tinggi. (Mulyadi,2008:102)
b. Metode Pencatatan Data ke dalam Jurnal 1) Dengan pena. Informasi dalam dokumen sumber disalin dalam jurnal menggunakan tulisan tangan. 2) Dengan mesin pembukuan. Informasi dalam dokumen sumber dicatat dalam mesin pembukuan, bersamaan dengan pembukuan ke dalam rekening buku pembantu. 3) Dengan arsip dokumen sumber yang berfungsi sebagai jurnal. Jurnal berupa arsip dokumen disusun menurut waktu terjadinya transaksi. 4) Dengan komputer. Data dalam dokumen sumber dimsukkan kedalam sistem komputer melalui keyboard dan dicatat kedalam arsip transaksi (transaction
file)
(Mulyadi,2008:108-111)
yang
berfungsi
sebagai
jurnal.
19
2.2.5 Buku Besar (Catatan Kedua)
merupakan kumpulan rekening – rekening neraca (riel) dan rugi – laba (nominal).(Baridwan,1998:27)
Sedangkan rekening adalah judul suatu catatan akuntansi yang
Buku besar adalah buku catatan akhir (books of final entry) yang
umumnya berbentuk T, yang dibagi dua bagian, sebelah kiri debit dan
kanan disebut kredit, sebagai alat untuk mengklasifikasikan dan mencatat transaksi berdasarkan prinsip tata buku berpasangan (double entry bookkeeping).(Mulyadi,2008:121) a. Formulir Rekening Buku Besar Ada berbagai variasi bentuk formulir rekening buku besar, yaitu: 1) Rekening dengan debit lebar (wide debit ledger). Bentuk rekening ini menyediakan kolom “keterangan” pada sebelah kredit. Hal ini dilakukan karena penjelasan yang bersangkutan dengan transaksi pendebitan lebih banyak bila dibandingkan dengan penjelasan yang bersangkutan dengan transaksi pengkreditan, dan jika penentuan saldonya dilakukan secara periodik. 2) Rekening biasa (regular ledger). Bentuk rekening ini umum digunakan dalam buku besar dengan kolom “keterangan” yang sama lebar untuk sebelah debit maupun kredit.
20
3) Rekening berkolom saldo di tengah (center balance together).
Bentuk rekening ini digunakan jika diperlukan informasi saldo rekening setiap saat, baik saldo debit maupun kredit dan diperlukan
penjelasan yang relatif sama banyaknya baik untuk transaksi
pendebitan
maupun
transaksi
pengkreditan.
Kolom
saldo
dilatakkan di tengah – tengah formulir rekening. 4) Rekening berkolom saldo (balance ledger) Bentuk rekening ini digunakan juka diperlukan penjelasan yang banyak, baik untuk transaksi pendebitan maupun pengkreditan, dan jika diperluakn informasi saldo berjalan setiap saat. Kolom saldo diletakkan di tengah untuk memudahkan penyusunan neraca sisa. 5) Rekening ganda berkolom saldo (double ledger with balance ledger). Bentuk rekening ini digunakan jika hanya diperlukan penjelasan
singkat
untuk
setiap
transaksi
pendebitan
dan
pengkreditan, jika diperlukan informasi saldo berjalan setiap saat, dan jika rekening sangat aktif dipakai. 6) Rekening dengan saldo lama dan saldo baru (old and new balance ledger). Rekening ini digunakan jika perusahaan menggunakan mesin pembukuan sebagai alat posting-nya. Operasi posting dengan mesin pembukuan memerlukan kegiatan penjemputan saldo lama (old
21
balance pick up) untuk memungkinkan mesin pembukuan dengan
otomatis menghitung saldo baru.(Mulyadi,2008:121) b. Kode Rekening
Menurut Mulyadi (2008:127) dalam bukunya Sistem Akuntansi,
kode adalah suatu rerangka (framework) yang menggunakan angka atau
huruf kombinasi angka dan huruf untuk memberi tanda terhadap
klasifikasi yang sebelumnya telah dibuat. Tujuan dari kode rekening ini adalah: 1) Mengidentifikasi data akuntansi secara unik. 2) Meringkas data. 3) Mengklasifikasi rekening atau transaksi. 4) Menyampaikan makna tertentu. Ada beberapa metode dalam pemberian kode rekening, yaitu: 1) Kode Angka atau Alfabet Urut (numerical – or alphabeticsequence code). 2) Kode Angka Blok (block numerical code). 3) Kode Angka Kelompok (group numerical code). 4) Kode Angka Desimal (decimal code). 5) Kode Angka Urut Didahului dengan Huruf (numerical sequence preceded by an alphabetic refrence).(2008:127)
2.2.6 Laporan Keuangan Menurut
Baridwan
dalam
bukunya
Intermediate
Accounting
menyebutkan bahwa “laporan keuangan merupakan ringksan dari suatu
22
proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi – transaksi
keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan”.(2008:17) Laporan keuangan ini digunakan sebagai laporan kepada pihak –
pihak di luar perusahaan dan juga pihak dalam sebagai salah satu alat
dalam mengambil keputusan.
Laporan keuangan ini dapat berupa neraca, laporan rugi laba, laporan
perubahan laba yang ditahan, laporan harga pokok produksi, laporan biaya pemasaran, laporan harga pokok penjualan, daftar umur piutang, daftar utang yang akan dibayar, daftar saldo persediaan yang lambat persediaannya. PSAK No. 1 (Revisi 1998) tentang penyajian laporan keuangan menyatakan bahwa laporan keuangan lengkap terdiri dari komponen – komponen sebagai berikut: a. Neraca, yaitu laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Susunan aktiva dan pasiva di dalam neraca saldo adalah sebagai berikut: Harta – harta /Aktiva Aktiva lancar Investasi jangka panjang Aktiva tetap berwujud Aktiva tidak berwujud Aktiva / harta lainnya
23
Utang – utang dan Modal Sendiri
Utang – utang Utang – utang lancar
Pendapatan yang diterima di muka
Utang – utang jangka panjang
Utang – utang lain Modal sendiri Modal saham yang disetor Agio / Disagio saham Cadangan – cadangan Laba tidak dibagi b. Laporan laba rugi, yaitu laporan yang menunjukkan hasil usaha dan biaya – biaya selama satu periode akuntansi. Laporan ini minimal mencakup pos- pos berikut: a. pendapatan b. laba rugi usaha c. beban pinjaman d. bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diberlakukan menggunakan metode ekuitas e. beban pajak f. laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan g. pos luar biasa h. hak minoritas
24
i. laba atau rugi bersih untuk periode berjalan
c. Laporan perubahan ekuitas, yaitu laporan yang menunjukkan sebab – sebab perubahan ekuitas dari jumlah pada awal periode menjadi jumlah ekuitas pada akhir periode.
d. Laporan arus kas (cashflow statement), menunjukkan arus kas masuk
dan keluarnya dibedakan menjadi arus kas operasi, arus kas investasi,
dan arus kas pendanaan.
e. Catatan atas laporan keuangan. 2.2.7
Sistem Akuntansi Manual dan Terkomputerisasi Seperti yang telah dijelaskan oleh James A. Hall (2004:29) dalam bukunya yang berjudul Accounting Information System bahwa sistem akuntansi manual adalah sistem akuntansi bentuk tertua dan paling tradisional. sistem manual merupakan peristiwa fisik, sumber daya, dan personel yang mencirikan proses bisnis. Sedangkan sistem akuntansi yang terkomputerisasi mirip dengan sistem akuntansi manual hanya saja pencatatan serta posting transaksi dilakukan secara simultan dengan tingkat akurasi yang tinggi, dan kecepatan dalam menyajikan pelaporan. Berikut ini adalah tabel perbandingan kedua sistem tersebut: Sistem Akuntansi Terkomputerisasi
Sistem Akuntansi Manual Jurnal
Input
Mencatat data penjualan dalam Catat data penjualan (data input) jurnal penjualan
dalam data acara penjualan (input untuk penyimpanan)
25
Posting
Proses
Posting setiap entri dari jurnal Setiap record dijual di piutang (AR)
penjualan ke anak perusahaan master data (update penyimpanan) pelanggan Posting
Total
Proses jurnal
penjualan
dan Jumlah data acara penjualan dan
posting ke buku besar (GL)
catatan dalam GL master data
(update penyimpanan) Ringkasan
Output
Susunlah neraca saldo
Mengambil (sebuah proses) buku besar
data
master
(dari
penyimpanan) dan mencetak neraca saldo Tabel 2.1: Perbedaan Sistem Akuntansi Manual dan Terkomputerisasi
2.3 Pengertian Zakat, Infaq dan Shodaqoh 2.3.1 Pengertian Zakat Pengertian zakat menurut istilah adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu, yang Allah SWT mewajibkan kepada pemiliknya, untuk diserahkan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula (Hafidhuddin:2001). Sedangkan pengertian zakat secara bahasa menurut Mursyidi (2010:75) berasal dari kata zaka yang berarti suci, tumbuh, berkah dan terpuji. Dari kedua definisi di atas dapat disebutkan bahwa setiap harta yang sudah dikeluarkan sebagai zakat akan menjadi suci, tumbuh, berkah, dan terpuji.
26
MenurutMursyidi (2010:77) zakat dibedakan menjadi dua kelompok,
a. Zakat Fitrah b. Zakat Maal
yaiu:
2.3.2 Pengertian Infaq dan Shodaqoh
Selain zakat, dikenal pula infaq dan shodaqoh. Infaq adalah harta yang
dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha di luar zakat untuk kemaslahatan
umum.(UU No 23 Tahun 2011)
Infaq tidak mengenal nisab, dan dikeluarkan oleh orang yang beriman, baik yang berpenghasilan tinggi maupun rendah dan pada saat baik maupun susah.(Ali Imran:124) Sedangkan shodaqoh adalah harta atau non harta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha di luar zakat untuk kemaslahatan umum. Dari definisi tersebut, perbedaan diantara infaq dan shodaqoh ada pada jenis harta yang dikeluarkannya. Dalam shodaqoh kita bisa memberikan non harta, sedangkan dalam infaq kita hanya bisa memberikan harta. 2.4 Pengertian Muzakki, Mustahiq, dan Asnaf 2.4.1 Pengertian Muzakki, Mustahiq, dan Asnaf a. Muzakki Muzakki adalah sebutan bagi orang yang membayar zakat, yaitu orang yang secara hukum diwajibkan untuk mengeluarkan zakat atas harta yang dimilikinya.(UU No 23 Tahun 2011)
27
b. Mustahiq
zakat itu sendiri,(UU No 23 Tahun 2011) c. Asnaf
Asnaf merupakan delapan
Sedangkan mustahiq adalah sebutan bagi orang yang menerima
golongan mustahiq seperti
yang
disebutkan oleh Mursyidi dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Zakat
Kontemporer (2010:172-180) yaitu: 1. Orang Fakir 2. Orang Miskin 3. Amil Zakat 4. Golongan Muallaf 5. Riqab 6. Al – Gharim 7. Fi sabilillah 8. Ibnu Sabil
2.5 Akuntansi pada Lembaga Zakat 2.5.1 Gambaran Umum PSAK No. 109 PSAK adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan di Indonesia. PSAK digunakan sebagai pedoman akuntan untuk membuat laporan keuangan. PSAK No. 109 ini hanya berlaku bagi lembaga organisasi pengelola zakat yang pembentukannya dimaksudkan untuk mengumpulkan dan menyalurkan zakat dan infaq atau shodaqoh dan dibuat dengan tujuan untuk
28
mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan transaksi
zakat dan infaq atau shodaqoh.
a. Pengakuan Zakat, Infaq, dan Shodaqoh
Penerimaan zakat, infaq, dan shodaqoh diakui pada saat kas atau aset
lainnya diterima. Zakat yang diterima dari muzakki akan diakui sebagai
penambah dana zakat jika:
1) dalam bentuk kas maka sebesar jumlah yang diterima; 2) dalam bentuk non kas maka sebesar nilai wajar aset nonkas tersebut. b. Pengukuran Setelah Pengakuan Zakat, Infaq, dan Shodaqoh Jika terjadi penurunan nilai aset zakat non kas, jumlah kerugian yang ditanggung harus diperlakukan sebagai pengurang dana zakat atau pengurang dana amil tergantung dari sebab terjadinya kerugian tersebut. Penurunan nilai aset zakat atau aset lancar pada infaq atau shodaqoh diakui sebagai: 1) pengurang dana zakat, jika terjadi tidak disebabkan oleh kelalaian amil; 2) kerugian dan pengurang dana amil, jika disebabkan oleh kelalaian amil. c. Penyaluran Dana Zakat, Infaq, dan Shodaqoh Zakat, infaq dan shodaqoh yang disalurkan kepada mustahiq diakui sebagai pengurang dana zakat sebesar: 1) jumlah yang diserahkan, jika dalam bentuk kas; 2) jumlah tercatat, jika dalam bentuk aset non kas.
29
d. Penyajian Dana Zakat, Infaq, dan Shodaqoh
dan dana non halal secara terpisah dalam neraca (laporan posisi keuangan).
e. Pengungkapan Transaksi Zakat, Infaq, dan Shodaqoh
Amil menyajikan dana zakat, dana infaq atau shodaqoh, dana amil,
Amil harus mengungkapkan hal-hal berikut terkait dengan transaksi zakat, tetapi tidak terbatas pada: 1) kebijakan penyaluran zakat, seperti penentuan skala prioritas penyaluran, dan penerima; 2) kebijakan pembagian antara dana amil dan dana non amil atas penerimaan zakat, seperti persentase pembagian, alasan, dan konsistensi kebijakan; 3) metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk penerimaan zakat berupa aset nonkas; 4) rincian jumlah penyaluran dana zakat yang mencakup jumlah beban pengelolaan dan jumlah dana yang diterima langsung mustahiq; 5) keberadaan dana nonhalal, jika ada, diungkapkan mengenai kebijakan atas penerimaan dan penyaluran dana, alasan, dan jumlahnya; 6) kinerja amil atas penerimaan dan penyaluran dana zakat dan dana infaq atau shodaqoh; dan 7) hubungan istimewa antara amil dan mustahiq yang meliputi: a) sifat hubungan istimewa;
30
b) jumlah dan jenis aset yang disalurkan; dan
selama periode. Sedangkan dalam menyajikan transaksi infaq atau shodaqoh, amil
harus mengungkapkan hal-hal berikut tetapi tidak terbatas pada:
c) presentase dari aset yang disalurkan tersebut dari total penyaluran
1) metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk penerimaan infaq atau shodaqoh berupa aset non kas; 2) kebijakan pembagian antara dana amil dan dana non amil atas penerimaan infaq atau shodaqoh, seperti persentase pembagian, alasan, dan konsistensi kebijakan; 3) kebijakan penyaluran infaq/shodaqoh, seperti penentuan skala prioritas penyaluran, dan penerima; 4) keberadaan dana infaq/shodaqoh yang tidak langsung disalurkan tetapi dikelola terlebih dahulu, jika ada, maka harus diungkapkan jumlah dan persentase dari seluruh penerimaan infaq atau shodaqoh selama periode pelaporan serta alasannya; 5) hasil yang diperoleh dari pengelolaan yang dimaksud di huruf (d) diungkapkan secara terpisah; 6) penggunaan
dana
infaq/shodaqoh
menjadi
aset
kelolaan
yang
diperuntukkan bagi yang berhak, jika ada, jumlah dan persentase terhadap seluruh penggunaan dana infaq/shodaqoh serta alasannya;
7) rincian jumlah penyaluran dana infaq/shodaqoh yang mencakup jumlah beban pengelolaan dan jumlah dana yang diterima langsung oleh penerima infaq/shodaqoh;
31
8) rincian dana infaq/shodaqoh berdasarkan peruntukannya, terikat dan tidak
9) keberadaan dana nonhalal, jika ada, diungkapkan mengenai kebijakan atas penerimaan dan penyaluran dana, alasan, dan
jumlahnya;
terikat;
10) kinerja amil atas penerimaan dan penyaluran dana zakat dan dana infaq/shodaqoh; dan 11) hubungan istimewa antara amil dengan penerima infaq/shodaqoh yang meliputi:
i. sifat hubungan istimewa; ii. jumlah dan jenis aset yang disalurkan; dan iii. presentase dari aset yang disalurkan tersebut dari total penyaluran selama periode.
f. Laporan Keuangan Amil Adapun komponen laporan yang lengkap dari amil terdiri lagi: a. Neraca (laporan posisi keuangan) Entitas amil menyajikan pos-pos dalam neraca (laporan posisi keuangan) dengan memperhatikan ketentuan dalam PSAK terkait, yang mencakup, tetapi tidak terbatas pada: Aset (a) kas dan setara kas (b) instrumen keuangan (c) piutang (d) aset tetap dan akumulasi penyusutan
32
Kewajiban
(e) biaya yang masih harus dibayar
(f) kewajiban imbalan kerja
Saldo dana
(h) dana infaq/shodaqoh
(i) dana amil
(j) dana nonhalal
(g) dana zakat Berikut ini contoh format untuk neraca: Neraca (Laporan Posisi Keuangan) BAZ “XXX” Per 31 Desember 2XX2 Keterangan
Rp
xxx xxx xxx
Aset tidak lancar Aset tetap Akumulasi penyusutan
Rp
Kewajiban
Aset Aset lancar Kas dan setara kas Instrumen keuangan Piutang
Keterangan
Kewajiban jangka pendek Biaya yang masih harus dibayar xxx
Kewajiban jangka panjang Imbalan kerja jangka panjang Jumlah kewajiban
xxx (xxx)
Saldo Dana Dana zakat Dana infaq/shodaqoh Dana amil Dana nonhalal Jumlah dana
xxx
xxx
xxx xxx xxx xxx xxx
Jumlah aset
xxx
Jumlah Kewajiban dan Saldo Dana
Tabel 2.2: Contoh Format Neraca (Laporan Posisi Keuangan)
xxx
33
b. Laporan Perubahan Dana
Amil menyajikan laporan perubahan dana zakat, dana infaq/shodaqoh, dana amil, dan dana nonhalal. Penyajian laporan
perubahan dana mencakup, tetapi tidak terbatas pada pos-pos
berikut:
Dana zakat (a) Penerimaan dana zakat (i) Bagian dana zakat (ii) Bagian amil (b) Penyaluran dana zakat (i) Entitas amil lain (ii) Mustahiq lainnya (c) Saldo awal dana zakat (d) Saldo akhir dana zakat Dana infaq/shodaqoh (e) Penerimaan dana infaq/shodaqoh (i) Infaq/shodaqoh terikat (muqayyadah) (ii) Infaq/shodaqoh tidak terikat (mutlaqah) (f) Penyaluran dana infaq/shodaqoh (i) Infaq/shodaqoh terikat (muqayyadah) (ii) Infaq/shodaqoh tidak terikat (mutlaqah) (g) Saldo awal dana infaq/shodaqoh (h) Saldo akhir dana infaq/shodaqoh
34
Dana amil
(i) Penerimaan dana amil (i) Bagian amil dari dana zakat
(ii) Bagian amil dari dana infaq/shodaqoh
(iii) Penerimaan lainnya
(j) Penggunaan dana amil
(i) Beban umum dan administrasi (k) Saldo awal dana amil (l) Saldo akhir dana amil Dana non halal (m) Penerimaan dana non halal (i) Bunga bank (ii) Jasa giro (iii) Penerimaan non halal lainnya (n) Penyaluran dana non halal (o) Saldo awal dana non halal (p) Saldo akhir dana non halal Berikut ini adalah contoh format untuk laporan perubahan dana:
35
Laporan Perubahan Dana
BAZ “XXX”
Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2XX2 Keterangan
Rp
DANAZAKAT Penerimaan Penerimaan dari muzakki muzakki entitas muzakki individual Hasil penempatan Jumlah penerimaan dana zakat Bagian amil atas penerimaan dana zakat Jumlah penerimaan dana zakat setelah bagian amil
xxx xxx xxx xxx xxx xxx
Penyaluran Fakir-Miskin Riqab Gharim Muallaf Sabilillah Ibnu sabil Jumlah penyaluran dana zakat Surplus (defisit) Saldo awal Saldo akhir
(xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) xxx xxx xxx
DANAINFAK/SEDEKAH Penerimaan Infak/sedekah terikat atau muqayyadah Infak/sedekah tidak terikat atau mutlaqah Bagian amil atas penerimaan dana infak/sedekah Hasil pengelolaan Jumlah penerimaan dana infak/sedekah
xxx xxx (xxx) xxx xxx
Penyaluran (xxx) Infak/sedekah terikat atau muqayyadah (xxx) Infak/sedekah tidak terikat atau mutlaqah (xxx) Alokasi pemanfaatan aset kelolaan (misalnya beban penyusutan dan penyisihan) (xxx) Jumlah penyaluran dana infak/sedekah xxx Surplus (defisit) xxx Saldo awal xxx Saldo akhir (bersambung ke halaman berikutnya)
36 (sambungan dari halaman sebelumnya)
DANA AMIL Penerimaan Bagian amil dari dana zakat Bagian amil dari dana infak/sedekah Penerimaan lainnya Jumlah penerimaan dana amil
xxx xxx xxx xxx
Penggunaan Beban pegawai Beban penyusutan Beban umum dan administrasi lainnya Jumlah penggunaan dana amil Surplus (defisit) Saldo awal Saldo akhir
(xxx) (xxx) (xxx) (xxx) xxx xxx xxx
DANA NON HALAL Penerimaan Bunga bank Jasa giro Penerimaan non halal lainnya Jumlah penerimaan dana non halal
xxx xxx xxx xxx
Penggunaan Jumlah penggunaan dana non halal Surplus (defisit) Saldo awal Saldo akhir Jumlah saldo dana zakat, dana infak/sedekah, dana amil dan dana nonhalal
(xxx) xxx xxx xxx xxx
Tabel 2.3: Contoh Format Laporan Perubahan Dana
c. Laporan Perubahan Aset Kelolaan;
Entitas amil menyajikan laporan perubahan aset kelolaan yang mencakup tetapi tidak terbatas pada: 1) Aset kelolaan yang termasuk aset lancar 2) Aset kelolaan yang termasuk tidak lancar dan akumulasi penyusutan 3) Penambahan dan pengurangan 4) Saldo awal 5) Saldo akhir
37
Berikut ini adalah contoh format laporan perubahan kelolaan:
Laporan Perubahan Aset Kelolaan BAZ “XXX”
Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2XX2
Saldo Penam- Pengu- Penyi- Akumulasi awal bahan rangan sihan penyusutan
Dana infaq/ xxx shodaqoh – aset kelolaan lancar (misal piutang bergulir)
xxx
(xxx)
(xxx)
Dana infaq/ shodaqoh – aset kelolaan tidak lancar (misal rumah sakit
xxx
(xxx)
-
-
Saldo akhir xxx
xxx
(xxx)
xxx
atau sekolah)
Tabel 2.4: Contoh Format Laporan Aset Kelolaan
d. Laporan Arus Kas Entitas amil menyajikan laporan arus kas sesuai dengan PSAK 2: Laporan Arus Kas dan PSAK yang relevan. e. Catatan Atas Laporan Keuangan Amil menyajikan catatan atas laporan keuangan sesuai dengan PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah dan PSAK yang relevan.
2.6 Resiko Umum Dalam Sistem Akuntansi Pokok Rama dan Jones dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi (2008;142) menyebutkan bahwa resiko sistem informasi atau resiko kesalahan pada sistem informasi perusahaan dapat terjadi melalui pencatatan, pembaruan, atau pelaporan data yang tidak tepat. Resiko pencatatan menyatakan resiko yang tidak menangkap informasi kejadian secara akurat
38
dalam sistem informasi organisasi. Dalam hal sistem akuntansi pokok, resiko ini menyangkut kesalahan pada saat memberikan kode rekening akun,
pencatatan ke dalam jurnal dan buku besar, serta kesalahan dalam pelaporan
keuangan. 2.7 Pengendalian Internal Pengertian Pengendalian Internal 2.7.1 Definisi COSO tentang pengendalian intern sebagai berikut:
Internal control is process, affected by entility’s board of directors, management and other personnel, designed to provide reasonable assurance regarding the achievement of objectives in the following categories: • Effectiveness and efficiency of operations • Realibillty of Financial Reporting • Compliance with Applicable laws and regulations. (COSO:1992)
Atau terjemahan bebasnya adalah sebagai berikut : sistem pengendalian internal merupakan suatu proses yang melibatkan dewan komisaris, manajemen, dan personil lain, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga tujuan berikut ini: •
Efektivitas dan efisiensi operasi
•
Keandalan pelaporan keuangan
•
Kepetuhan kerhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Sedangkan menurut Azhar Susanto (2004:96) pengendalian meliputi
semua metode kebijakan dan prosedur yang menjamin kemanan harta kekayaan perusahaan, akurasi dan kelayakan data manajemen serta standar operasi manajemen lainnya.
39
2.7.2 Komponen - komponen Pengendalian Internal
Komponen pengendalian intern menurut COSO adalah : a. Lingkungan pengendalian (control environment).
Faktor-faktor lingkungan pengendalian mencakup integritas, nilai
etis, dan kompetensi dari orang dan entitas, filosofi manajemen dan gaya
operasi, cara manajemen memberikan otoritas dan tanggung jawab serta mengorganisasikan dan mengembangkan orangnya, perhatian dan pengarahan yang diberikan oleh board b. Penaksiran risiko (risk assessment). Mekanisme yang ditetapkan untuk mengindentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko-risiko yang berkaitan dengan berbagai aktivitas di mana organisasi beroperasi. c. Aktivitas pengendalian (control activities). Pelaksanaan dari kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang ditetapkan oleh manajemen untuk membantu memastikan bahwa tujuan dapat tercapai. d. Informasi dan komunikasi (informasi and communication). Sistem yang memungkinkan orang atau entitas, memperoleh dan menukar informasi yang diperlukan untuk melaksanakan, mengelola, dan mengendalikan operasinya. e. Pemantauan (monitoring). Sistem pengendalian internal perlu dipantau, proses ini bertujuan untuk menilai mutu kinerja sistem sepanjang waktu. Ini dijalankan
40
melalui aktivitas pemantauan yang terus-menerus, evaluasi yang terpisah
atau kombinasi dari keduanya.
2.7.3 Pengendalian Internal Dalam Sistem Akuntansi Pokok
Pengendalian internal dalam sistem akuntansi pokok dirancang
berdasarkan tujuan dari sistem itu sendiri. Dari rincian tujuan pengendalian
akuntansi yang disebutkan oleh Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi (2008;178) yang merupakan tujuan pengendalian internal
pada sistem akuntansi pokok adalah mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi yang dapat dilihat dari pelaksanaan transaksi melalui sistem otorisasi yang telah diterapkan dan pencatatan transaksi yang terjadi dalam catatan akuntansi.