BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan
perguruan
tinggi
sangat
penting
dalam
menunjang
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Pada umumnya perpustakaan perguruan tinggi bertujuan untuk memberikan informasi kepada pengguna.Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 55 menyebutkan bahwa : Perpustakaan Perguruan Tinggi (PPT) merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang bersama-sama dengan unit lain melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan cara menghimpun, memilih, mengolah, merawat serta melayani sumber informasi kepada lembaga induk khususnya dan masyarakat akademis pada umumnya. Adapun yang termasuk dalam Perguruan Tinggi meliputi universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, politeknik dan atau Perguruan Tinggi lain yang sederajat. Perpustakaan perguruan tinggi menurut Sulistyo-Basuki,(1991:51)adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, maupun lembaga yang bersifat dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya. Tujuan perguruan tinggi di Indonesia dikenal dengan Tri Dharma Perguruan Pinggi (pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat) maka perpustakaan perguruan tinggi pun memiliki tujuan untuk membantu melaksanakan ketiga Dharma peguruan tinggi.Yang termasuk dalam perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan jurusan, bagian fakultas, universitas, institut,
6
sekolah tinggi, politeknik, akademik, maupun perpustakaan non-regular.Bagi perpustakaan badan bawahan yang dibawah universitas, institut, maupun sekolah tinggi, misalnya lembaga pendidikan dan lembaga pengabdian masyarakat, juga dimasukan ke dalam kelompok perpustakaan perguruan tinggi, walaupun ada juga yang menggolongkan ke dalam perpustakaan khusus. Perpustakaan dipandang sebagai perpaduan antara manusia, tempat atau fasilitas dan informasi, karena antara satu dengan yang lainnya saling ketergantungan.Manusia, merupakan pengelola dan pemakainya. Tempat atau fasilitas merupakan sarana yang digunakan manusia untuk melakukan “transaksi informasi”, sedangkan informasi dapat berupa buku, jurnal, majalah, koran dan materi lainnya yang merupakan bahan-bahan yang harus disajikan di perpustakaan. Sehingga dengan keterpaduan tadi akan jelas misi yang diemban oleh sebuah perpustakaan, yaitu antara lain turut mencerdaskan bangsa dengan menyediakan informasi yang diperlukan, melestarikan nilai-nilai budaya bangsa dan berkiprah dalam pengembangan ilmu dan teknologi. Terkait dengan perpustakaan perguruan tinggi sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 Pasal 24, bahwa: 1.
Setiap perguruan tinggi menyelenggarakan perpustakaan yang memenuhi standar nasional perpustakaan dengan memperhatikan Standar Nasional Pendidikan.
2.
Perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki koleksi, baik jumlah judul maupun jumlah eksemplarnya, yang mencukupi untuk mendukung pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat,
7
3.
Perpustakaan perguruan tinggi mengembangkan layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi,
4.
Setiap perguruan tinggi mengalokasikan dana untuk pengembangan perpustakaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan guna memenuhi standar nasional pendidikan dan standar nasional perpustakaan.
1.1.1 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi Tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk memenuhi kebutuhan informasi para pengguna atau pemustaka. Adapun tujuan perpustakaan perguruan tinggi menurutSulistyo-Basuki (1993 : 52) adalah : 1. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi , lazimnya staf pengajar dan mahasiswa. Sering pula mencakup tenaga kerja administrasi perguruan tinggi 2. Menyediakan bahan pustaka (referensi) pada semua tingkatan akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga ke mahasiswa pasca sarjana dan pengajar. 3. Menyediakan ruangan belajar bagi pemakai perpustakaan. 4. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pemakai. 5. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan perguruan tinggi juga lembaga industri lokal. Berdasarkan pendapat di atas dapat dilihat bahwa ada lima tujuan utama perpustakaan perguruan tinggi
yaitu : memenuhi keperluan informasi,
menyediakan bahan pustaka, menyediakan ruangan belajar, menyediakan jasa peminjaman, dan menyediakan jasa informasi.
8
1.1.2 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi Fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk mendukung tujuan pembelajaran bagi mahasiswa, pengajar dan staf. Fungsi perpustakaan perguruan tinggi menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2004: 3) adalah sebagai berikut : 1. Fungsi Edukasi Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika, oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung
pencapaian
tujuan
pembelajaran,
pengorganisasian
bahan
pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran 2. Fungsi Informasi Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi 3. Fungsi Riset Perpustakaan mempersembahkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi adalah menghasilkan karya-karya penelitian yang dapat diaplikasikan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang. 4. Fungsi Rekreasi, Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan 5. Fungsi Publikasi Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni sivitas akademika dan staf non-akademik 6. Fungsi Deposit Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya 7. Fungsi Interpretasi Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya.
9
Berdasarkan pendapat di atas dapat dilihat bahwa ada tujuh fungsi perpustakaan perguruan tinggi yaitu : fungsi edukasi, fungsi informasi, fungsi riset, fungsi rekreasi, fungsi publikasi, fungsi deposit, dan fungsi interprestasi.
1.2 Koleksi Koleksi perpustakaan merupakan salah satu bahan pustaka yang memiliki berbagai macam jenis informasi dalam kebutuhan pemakai perpustakaan. Menurut Ade Kohar (2003 : 6), “Koleksi perpustakaan adalah yang mencakup berbagai format bahan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan alternatif para pemakai perpustakaan terhadap media rekam informasi”. Dari beberapa pendapat di atas dapat disumpulkan bahwa koleksi adalah bahan pustaka yang mengandung berbagai macam sumber informasi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pemakai atau pengguna perpustakaan.
1.2.1 Jenis Koleksi Jenis koleksi adalah suatu bahan yang berbentuk karya cetak, non-cetak, dan bentuk mikro Adapun jenis-jenis koleksi menurut Yulia (1993 : 3) yaitu : 1. Karya cetak Karya cetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk cetak, seperti : a. Buku Buku adalah bahan pustaka yang merupakan suatu kesatuan utuh dan yang paling utama terdapat dalam koleksi perpustakaan. Berdasarkan standar dari Unesco tabel buku paling sedikit 49 halaman tidak termasuk kulit maupun jaket buku. Diantaranya buku fiksi, buku teks, dan buku rujukan.
10
b. Terbitan berseri Bahan pustaka yang direncanakan untuk diterbitan terus dengan jangka waktu terbit tertentu. Yang termasuk dalam bahan pustaka ini adalah harian (surat kabar), majalah (mingguan bulanan dan lainnya), laporan yang terbit dalam jangka waktu tertentu, seperti laporan tahunan, tri wulan, dan sebagainya. 2. Karya non-cetak Karya non-cetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan tidak dalam bentuk cetak seperti buku atau majalah, melainkan dalam bentuk lainnya seperti rekaman suara, rekaman video, rekaman gambar dan sebagainnya. Istilah lain yang dipakai untuk bahan pustaka ini adalah bahan non buku, ataupun bahan pandang dengar. Yang termasuk dalam jenis bahan pustaka ini adalah : a. Rekaman suara Yaitu bahan pustaka dalam bentuk pita kaset dan piringan hitam. Sebagai contoh untuk koleksi perpustakaan adalah buku pelajaran bahasa inggris yang dikombinasikan dengan pita kaset. b. Gambar hidup dan rekaman video Yang termasuk dalam bentuk ini adalah film dan kaset video. Kegunaan selain bersifat rekreasi juga dipakai untuk pendidikan. Misalnya untuk pendidikan pemakai, dalam hal ini bagaimana cara menggunakan perpustakaan. c. Bahan grafika Ada dua tipe bahan grafika yaitu bahan pustaka yang dapat dilihat langsung (misalnya lukisan, bagan, foto, gambar, teknik dan sebagainya) dan yang harus dilihat dengan bantuan alat (misalnya selid, transparasi, dam filmstrip) d. Bahan kartografi Yang termasuk dalam jenis ini adalah peta, atlas, bola dunia, foto udara, dan sebagainya.
11
3. Bentuk mikro Bentuk mikro adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan semua bahan pustaka yang menggunakan media film dan tidak dapat dibaca dengan mata biasa melaikan harus memakai alat yang dinamakan microreader. Bahan pustaka ini tergolong tersendiri, tidak dimasukkan bahan non-cetak. Hal ini disebabkan informasi yang tercakup didalamnya meliputi bahan tercetak seperti majalah, surat kabar, dan sebagainya. Ada tiga macam bentuk mikro yang sering menjadi koleksi perpustakaan yaitu : a. Mikrofilm, bentuk mikro dalam gulungan film. Ada beberapa ukuran film yaitu 16 mm, dan 35 mm. b. Mikrofis, bentuk mikro dalam lembaran film dengan ukuran 105 mm x 148 mm (standar) dan 75 mm x 125 mm. c. Microopaque, bentuk mikro dimana informasinya dicetak kedalam kertas yang mengkilat tidak tembus cahaya. Ukuran sebesar mikrofis. 4. Karya bentuk elektronik Dengan adanya teknologi informasi, maka informasi dapat dituangkan ke dalam media elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disc. Untuk membacanya diperlukan perangkat keras seperti computer, CD-ROM player, dan sebagainnya Dari penjelasan di atas, dapat disumpalkan bahwa jenis koleksi terdiri karya cetak dan non-cetak. Karya cetak meliputi : buku, koran, majalah dan laporan. Untuk bahan non-cetak meliputi :kaset, video, dan piringan hitam.
1.3 Pengembangan Koleksi 1.3.1 Pengertian Pengembangan Koleksi Pengembangan koleksi merupakan suatu aktivitas penting yang bentujuan untuk memenuhi sarana dan kebutuhan pengguna perpustakaan.
12
Menurut Sutarno N.S(2003:90) “Pengembangan koleksiadalah awal dari pengadaan
koleksi
perpustakaan
bertujuan dengan kebutuhan masyarakat
pemakai, dan jumlah bahan pustaka selalu
mencukupi.
Mutu
koleksi
perpustakaan dibentuk oleh kegiatan pengembangan koleksi ini”. Sedangkan menurut Magrill and Corbin (1989:16). “Pengembangan koleksi merupakan pemakai
proses
akan
memastikan
terpenuhi
secara
bahwa, tepat
kebutuhan waktu
informasi
dan
tepat
dari para
guna dengan
memanfaatkan sumber-sumber informasi yang dihimpun oleh perpustakaan. Sumber-sumber informasi tersebut harus dikembangkan sebaik-baiknya sesuai dengan
kondisi
internalyang dijabarkan
perpustakaan
mempengaruhi menjadi
lima
dan masyarakat
proses
yang
pengembangan
dilayani.
oleh koleksi
Faktor dapat
hal, yaitu masyarakat atau institusi, tujuan
perpustakaan, kelompok masyarakat atau pemakai yang harus dilayani, koleksi yang telah ada, sumber daya yang tersedia yang meliputi sumber daya manusia, dana, bahan yang tersedia, serta alat bantu untuk identifikasi dan evaluasi yang tersedia”. Dari beberapa pendapat di atas dapat disumpulkan bahwa pengembangan koleksi merupakan awal kegiatan pengadaan koleksi atau proses awal dalam memenuhi koleksi dan kebutuhan pemakai atau pengguna perpustakaan.
1.3.2 Langkah Pengembangan Koleksi Langkah pengembangan koleksi berdasarkan aspek pengembangan koleksi menurut Saepudin (2009) : 1. Kerelevanan
13
Koleksi hengdaknya relevan dengan program pendidikan, pengajaran penelitian, dan pengabdian pada masryakat.Karena itu, perpustakaan perlu memperhatikan jenis dan jenjang yang ada.
2. Berorientasi kepada kebutuhan pemustaka Pengembangan koleksi perpustakaan harus ditunjukan kepada pemenuhan kebutuhan pengguna 3. Kelengkapan Koleksi hendaknya jangan hanya terdiri atas buku ajaran yang langsung dipakai dalam pembelajaran, tapi juga meliputi bidang ilmu yang berkaitan erat dengan program yang ada di lingkungan universitas. 4. Kemutakhiran Koleksi hendaknya mecerminkan kemutakhiran.Hal ini berarti bahwa perpustakaan harus mengadakan dan memperbaharui bahan perpustakaan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. 5. Kerja sama Koleki hendaknya merupakan hasil kerja sama semua pihak yang berkepentingan dalam pengembangan koleksi, yaitu antara pustakawan dengan sivitas akademika. 6. Jenis koleksi Semua informasi dalam bentuk karya, cetak dan karya rakam dalam berbagai media mempunyai nilai pendidikan yang dihimpun, diolah, dan dilayankan. Bentuk koleksi yaitu buku fisik, buku non fisik, penerbitan berkala, bahan– bahann vertical, file dan alat pandang dengar atau audio visual. Berdasarkan pendapat di atas dapat dilihat bahwa ada enam langkah pengembangan koleksi yaitu : kerelevanan, berorientasi kepada kebutuhan pemustaka, kelengkapan, kemutakhiran, kerja sama, dan jenis koleksi.
14
1.3.3 Kebijakan Pengembangan Koleksi Kebijakan pengembangan koleksi merupakan alat atau pedoman yang penting bagi staf untuk semua kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan penganggaran, seleksi atau pemilihan, dan pengadaan koleksi perpustakaan (Magrill,1989:29) Koleksi yang baik hanya berasal dari pemilihan bahan perpustakaan yang baik pula.Untuk itu diperlukan kebijakan yang memandu pengembangan koleksi.Dengan kebijakan pengembangan koleksi, yang secara resmi disahkan oleh pimpinan lembaga yang bersangkutan, perpustakaan memiliki pegangan untuk mengembangkan koleksinya. Selain itu, perpustakaan juga akan memiliki kekuatan resmi untu menjalin hubungan dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun diluar lembaganya. Pengembangan koleksi haruslah selalu didasari asas tertentu, yang harus dipegang teguh.Untuk perpustakaan perguruan tinggi misalnya, perpustakaan harus menjaga agar koleksinya berimbang sehingga mampu memenuhi kebutuhan dosen, mahasiswa dan peneliti.Demikian pula kebutuhan kurikulum perlu diperhatikan.Sebab itu asas pengembangan koleksi perlu diperhatikan dalam memilih bahan perpustakaan, antara lain kerelevanan, berorientasi kepada kebutuhan pengguna, kelengkapan, kemutakhiran dan kerjasama.
1.3.4 Seleksi Dalam rencana pengadaan bahan pustaka (buku) perlu diadakan terlebih dahulu seleksi. Karena seleksi akan mempengaruhi koleksi pustaka dan
15
fungsi koleksi yang disesuaikan dengan fungsi akan mempengaruhi seleksi pengadaan buku perpustakaan.Menurut
Kamus
Umum
Bahasa
Indonesia
bahwa pengertian seleksi adalah penyaringan pemilihan untuk mencari yang terbaik dari pada yang ada. Menurut Magrill and Corbin (1989:1) “Secara umum seleksi diartikan sebagaai tindakan, cara, atau proses memilih. Dalam hubungannya dengan pengembangan
koleksi
perpustakaan, seleksi
merupakan
kegiatan
untuk
mengidentifikasi rekaman informasi yang akan ditambahakan pada koleksi yang sudah ada, di perpustakaaan”. Dari .penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa seleksi merupakan kegiatan memilih bahan-bahan pustaka yang terbaik untuk selanjutnya diproses ke bagian pengadaan koleksi.
1.3.4.1 Proses Seleksi Proses seleksi merupakan faktor penting atau dasar pikiran perpustakaan akan mementukan pilihan apakah mengutamakan kualitas nilai intrinsik bahan pustaka atau menggunakan kebutuhan untuk pengguna. Dalam hal ini peran pustakwan adalah sangat besar, karena menyeleksi suatu bahan pustaka tidak mudah, dibutuhkan keahlian dan pengetahuan yang tidak sedikit, yang meliputi : 1. Pandangan Tradisional Prinsip ini mengutamakan nilai intrinsik untuk bahan pustaka yang akan dikoleksi perpustakaan. Titik tolak yang mendasari prinsip ini ialah pemahaman bahwa perpustakaan merupakan tempat untuk melestarikan warisan budaya dan sarana untuk mencerdaskan masyarakat. Apabila dinilai tidak bermutu, bahan pustaka tidak akan dipilih untuk diadakan.
16
2. Pandangan Liberal Prioritas pemilihan didasarkan atas popularitas.Artinya, kualitas tetap diperhatikan, tetapin dengan lebih mengutamakan pemilihan karena disukai dan banyak dibaca atau mengikuti selera masyarakat pemakai. 3. Pandangan Pluralistik Prinsip yang dianut pandangan ini berusaha mencari keselarasan dan keseimbangan diantara kedua pandangan tersebut, baik tradisional maupun liberal. Berdasarkan pendapat di atas ada 3 point dalam proses seleksi yaitu : pandangan tradisional, pandangan liberal, pandangan pluralistik. 1.3.4.2 Kriteria Seleksi Kriteria seleksi tersebut harus dituangkan secara jelas dalam kebijakan pengembangan koleksi.Hal ini tentu saja agar memudahkan para pustakawan dalam melakukan kegiatan seleksi. Adapun kriteria seleksimenurut Spiller, David (1982:83-90), yaitu : 1. Tujuan, cakupan dan kelompok pembaca Bahan pustakan yang dipilih harus mempertimbangkan secara sungguh– sungguh kesesuaiannya dengan tujuan, cakupan dan kelompok pembaca. 2. Tingkat koleksi Tingkat koleksi menjadi salah satu faktor utama untuk menentukan koleksi tertentu. Tingkatan mana yang diprioritaskan dapat berbeda diantara perpustakaan yang satu dengan perpustakaan yang lain. Dasar perbedaan ini dapat ditimbulkan oleh adanya tipe perpustakaan yang berbeda–beda. 3. Otoritas dan kredabilitas pengarang Otoritas pengarang harus ditentukan secermat–cermatnya.Jika pengarang bukan pakar yang dikenal dalam bidangnya, kualifikasinya dalam penulisan buku harus diteliti dengan baik. 4. Harga
17
Publikasi harga dapat diketahui melalui bibliografi, untuk mengetahui nilai intriksik dari sebuah buku hanya dapat dinilai pada buku itu sendiri.Agar dapat memutuskan pemilihan bahan pustaka diatas harga rata–rata dan sesuai dengan kebutuhan pengguna. 5. Kemutahiran Data tentang tanggal penerbitan bahan pustaka tetap perlu ditinjau, agar penerbitan bahan pustaka tertentu diterbitkan beberapa tahun setelah penelitian sehingga kemutahiran dari koleksi tersebut dapat berkurang. 6. Penyajian fisik buku Penampilan fisik buku dapat mempengaruhi kepetusan seleksi.Bahan pustaka seharusnya bersih, rapi dan dibaca. 7. Struktur dan metode penyajian Pustakawan dengan latar belakang subjek tertentu biasanya dapat memperoleh gambaran tentang struktur buku melalui daftar isi. 8. Indeks dan bibliografi Keadaan indeks dan bibliografi dari sebuah buku dapat diketahui secara jelas entri dalam bibliografi nasional, meskipun demikian kualitas indeks dan bibliografi akan dapat ditentukan secara tepat apabila langsung diperiksa dan dilihat pada buku itu sendiri. Berdasarkan pendapat di atas bahwa ada delapan point dalam kriteria seleksi yaitu : tujuan, cakupan dan kelompok pembaja, tingkat koleksi, otoritas dan kredabilitas pengarang, harga, kemutakhiran, penyajian fisik buku, struktur dan metode penyajian, indek dan bibliografi.
1.3.5 Pengadaan Bahan Pustaka Pengadaan
bahan
pustaka
merupakan
rangkaian
dari
kebijakan
pengembangan koleksi perpustakaan.Semua kebijakan pengembangan koleksi berakhir di pengadaan bahan pustaka.
18
Di perpustakaan perguruan tinggi pengadaan bahan pustaka merupakan bagian pelayanan teknis.Hal ini disebabkan karena tugas utama dari perpustakaan adalah menyajikan dan meyebarluaskan informasi kepada seluruh sivitas akademik di perguruan tinggi.Untuk
melakukan tugas tersebut maka
perpustakaan hendaklah didukung oleh bahan pustaka yang tepat, lengkap dan selalu up-to-date sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Menurut Sutarno, (2006:174) “Pengadaan atau akusisi koleksi bahan pustaka merupakan proses awal dalam mengisi perpustakaan
dengan sumber-
sumber informasi”. Sedangkan menurut Sumantri, (2002:29) “Pengadaan bahan pustaka atau koleksi adalah proses menghimpun dan menyeleksi bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi, hendaknya koleksi harus relevan dengan minat dan kebutuhan peminjam serta lengkap dan aktual”. Pendapat lain meyebutkan bahwa, “Pengadaan bahan pustaka merupakan rangkaian dari kebijakan pengembangan koleksi perpustakaan. Semua kebijakan pengembangan koleksi akhirnya akan bermuara pada kegiatan pengadaan bahan pustaka” (Darmono, 2001:57). Menurut Suharyoto (2014:43-44) adapun pengadaan bahan pustaka dapat melalui berbagai cara yang meliputi : 1. Pembelian Pembelian bahan pustaka bisa langsung dilakukan ditoko buku, agen buku, memesan langsung pada penerbit, dan lain –lain melalui prosedur tertentu yang telah ditetapkan.
19
2. Hadiah Tidak semua perpustakaan memiliki anggaran yang cukup untuk melakukan pembelian bahan pustaka.Maka karena dari itu bahan pustaka bisa pula diperoleh melaui hadiah. 3. Mengcopy Mengcopy bahan pustaka dari perpustakaan atau instasi lain sangat memungkinkan pula, karena tidak semua pustaka yang ditumbuhkan perpustakaan mudah ditemukan dipasaran, asalkan tidak untuk kepentingan komersial. 4. Tukar-menukar Perlu didasari bahwa tidak ada suatu perpustakaan yang mempunyai koleksi bahan pustaka yang lengkap dan memadai bagi kebutuhan masyarakat yang dilayani.Oleh karena itu mengcopy dan tukar menukar bahan pustaka seperti diatas baik sekali bila dilaksanakan. Ini merupakan salah satu bentuk kerja sama antara perpustakaan. 5. Titipan Titipan bahan pustaka bisa berasalal dari perpustakan lain, lembaga maupun perorangan dalam jangka waktu lama. Titipan yang waktu realitas singkat hanya akan memberoskan biaya saja. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengadaan bahan pustaka adalah suatu rangkaian dari pengembangan koleksi yang terdiri dari pembelian, hadiah, mengcopy,tukar-menukar, dan titipan. 1.3.6 Penyiangan Penyiangan bahan pustaka atau weeding merupakan upaya pengeluaran koleksi dari susunan rak karean tidak diminati, terlalu banyak eksamplarnya, telah ada edisi terbaru maupun koleksi itu tidak relevan. Koleksi yang dikeluarkan dan dapat diberikan ke perpustakaan lain atau dihancurkan dan dibuat kerta lagi.
20
“Proses penyiangan atau weeding itu sendiri umumnya didasari pada tiga kriteria, antara lain: koleksi tersebut tidak pernah digunakan atau dimanfaatkan, koleksi sudah out-of-date ketinggalan informasinya dan keadaan fisik koleksinya yang tidak memungkinkan untuk diperbaiki” (Spiller,1991:84) Koleksi perpustakaan secara berkala perlu disiangi agar bahan pustaka yang tidak sesuai lagi dapat diganti dengan bahan pustaka baru. Pemilihan bahan pustaka baru.Pemilihan bahan pustaka yang dikeluarkan dari koleksi sebaiknya dilakukan oleh pustakwan, kemudian untuk dipisah atau dipindah, dihibahkan atau dimusnahka.Keputusan tersebut berdasarkan petimbangan kemutahiran, kesesuain, dan kondisi fisik dokumen. Adapun alasan dikeluarkannya bahan pustaka dari koleksi adalah sebagai berikut : 1. Bahan pustaka yang isinya sudah tidak sesuai lagi. 2. Edisi dan cetakan lama. 3. Bahan pustaka yang rusak dan tidak dapat diperbaiki 4. Bahan pustaka yang isinya tidak lengkap 5. Bahan pustaka yang jumlah cetakannya terlalu banyak
1.3.7 Pemeliharaan dan Perawatan Koleksi Pemeliharaan dan perawatan koleksi perpustakaan adalah kegiatan menjaga atau mengusahakan agar bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan awet dan terawat dengan baik
21
Menurut Soeatminah(1992:126) “Pemeliharaan dan perawatan koleksi perpustakaan adalah kegiatan menjaga atau mengusahakan agar bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan awet dan terawat dengan baik” “Salah
satu
kegiatan
yang
harus
dilakukan
perpustakaan
adalah
mengadakan penyimpanan dan pelestarian bahan pustaka. Kegiatan ini harus dilaksanakan perpustakaan agar setiap bahan pustaka selalu terpelihara dan terawat dengan baik, sehingga daya pakai menjadi panjang, usianya lebih lama, dan tetap utuh, peletakannya di rak selalu teratur, dan keadaannya selalu bersih” (Sutarno N.S, 2003:92). Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan dan perawatakan koleksi adalah kegiatan mejaga dan membersihkan bahan pustaka, agar bahan pustaka tetap terawat dan terpelihara dengan baik.
22