BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan suatu obyek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007, p.139).
b. Tingkat pengetahuan Pengetahuan
yang
cukup
didalam
domain
kognitif
mempunyai 6 tingkatan yaitu : (Notoadmodjo, 2007, p.140). 1) Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumya.Termasuk kedalam pengatahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
8
9
diterima.Oleh sebab itu “Tahu” adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tau tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya. 2) Memahami (Comprehention) Memahami
artinya
sebagai
suatu
kemampuan
untuk
menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dimana dapat menginterprestasikan secara benar.Orang yang telah faham terhadap obyek atau materi terus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap suatu obyek yang dipelajari. 3) Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk mengguanakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).Aplikasi penggunaan
disini
hukum-hukum,
dapat rumus,
diartikan
aplikasi
atau
metode,
prinsip,
dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4) Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut sama lain.
dan masih ada kaitanya satu
10
5) Sintesis (Syntesis) Sintesis yang dimaksud menunjukan pada suatu kemampuan untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu kesuluruhan yang baru.Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada. 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atu obyek.Penilaianpenilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang di tentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
c. Cara Memperoleh Pengetahuan Cara memperoleh pengetahuan yang dikutip dari Notoatmodjo, (2010, p.10-18) adalah sebagai berikut: 1) Cara tradisional atau non ilmiah a)
Cara coba salah (Trial and Error) Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan
dengan
menggunakan
kemungkinan
dalam
memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil, maka dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat terpecahkan.
11
b) Secara Kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak sengaja oleh orang yang bersangkutan. c)
Cara kekuasaan atau otoritas Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pimpinanpimpinan masyarakat baik formal atau informal,ahli agama, pemegang pemerintah, dan berbagai prinsip orang lain yang menerima mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenaranya baik berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri.
d) Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalm memecahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu. 2) Cara modern atau ilmiah Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau lebih popular disebut metodologi penelitian (research methodology).
12
d. Proses Perilaku Menurut Wawan & Dewi (2010, p.15) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang dapat diamati langsung dari maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar. Sedangkan sebelum mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni : 1) Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulasi (objek). 2) Interest (mersa tertarik) dimana individu mulai menaruh perhatian dan tertarik pada stimulasi. 3) Evaluasion
(menimbang-nimbang)
individu
akan
mempertimbangkan baik buruknya tindakan terhadap stimulasi tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. 4) Trial, dimana individu mulai mencoba perilaku baru 5) Adaption, dan sikapnya terhadap stimulasi e. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut
Wawan &
Dewi (2010, p.16-17) 1) Faktor Internal a) Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang di beriakan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi
13
kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan (Notoatmodjo, 2003). b) Pekerjaan Pekerjaan keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupanya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi cara mencari nafkah yang berulang dan banyak tantangan. c) Umur Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun (Nursalam, 2003). Semakin cukup umur, tingkat kematangan, dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan pekerjaan (huclok, 1998). 2) Faktor Eksternal a) Faktor Lingkungan Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. b) Sosial Budaya Sistem social budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.
14
2. Perawatan Organ Genetalia Eksterna Seharusnya merawat organ intim tanpa kuman dilakukan seharihari mulai bangun tidur dan mandi pagi. Beberapa cara merawat organ reproduksi remaja putri yaitu sebagai berikut Sadar atau tidak sadar organ reproduksi yang kita miliki adalah sebuah anugrah yang tidak tergantikan. a. Perawatan vagina memiliki beberapa manfaat antara lain: 1)
Menjadikan vagina tetap dalam keadaan bersih dan nyaman.
2)
Dapat mencegah munculnya keputihan, gatal-gatal dan bau tak sedap.
3)
Dapat menjaga pH vagina dalam kondisi normal (3,5-4,5). Menjaga kebersihan diri dan kebersihan dalam hubungan seksual. Ini dilakukan untuk mencegah infeksi atau masuknya kuman melalui saluran reproduksi, infeksi sering menjadi penyebab kemandulan. Untuk hubungan seksual, sangat tidak dianjurkan bagi anda untuk berganti-ganti pasangan karena hanya akan menambah kemungkinan terjadinya infeksi (Dita Andira, 2010, p. 22) Lakukan
pencegahan
khusus.
Tujuan
melakukan
pencegahan khusus adalah untuk menemukan atau mendeteksi beberapa kelainan. Tindakan ini juga bermanfaat untuk menekan biaya pengobatan bila terjadi infeksi, kemandulan, atau biaya operasi atau kemoterapi jika terjadi kanker. Hal ini dikarenakan
15
beberapa
penyakit
saluran
reproduksi
tidak
dapat
di
hindarihanya dengan memelihara kebersihan saja. Meskipun demikian, kemajuan teknologi dalam bidang kedokteran telah memungkinkan penyembuhan (bahkan beberapa diantaranya sampai tuntas), asal penyakit segera di tangani (Dita Andira, 2010, p. 22) Jaga daerah dan selakangan agar tetap kering. Suasana yang lembab akan menarik datangnya jamur yang dapat menimbulkan gangguan pada sistem reproduksi anda. Terlebih lagi, jika anda tergolong tergolong wanita dengan berat badan berlebih, maka anda harus benar-benar menjaga agar daerah tersebut tetap dalam keadaan kering (Dita Andira, 2010, p. 22) Pencucian vagina. Jaga vagina anda agar tetap bersih. Lakukan pencucian dengan air bersih secukupnya. Pencucian dengan larutan khusus hanya di perlukan jika ada infeksi di daerah kemaluan. Lakukan pencucian terutama setelah buang air kecil maupun besar dengan air dan sabun. Siram bagian kewanitaan anda dari arah depan kebelakang, bukan sebaliknya. Ini dilakukan untuk mencegah masuknya kuman dari dubur ka vagina (Dita Andira, 2010, p. 22). Jaga
kebersihan
pakaian
dalam.
Sebaiknya
anda
menggantinya pakaian dalam anda minimal dua kali dalam
16
sehari. Selain itu, pilih pakaian dalam dari bahan yang dapat dengan mudah menyerap keringat (katun). Hal tersebut dapat mencegah menempelnya jamur pada alat kelamin. Hindari tukar-menukar pakaian dalam dengan orang lain meskipun dengan anggota keluarga anda. Ini disebabkan setiap orang memiliki kondisi kelamin yang berbeda-beda
(Dita Andira,
2010, p. 22). Lakukan perawatan terhadap rambut yang tumbuh pada alat kelamin. Hindari kebersihan rambut yanmg tumbuh di daerah kemaluan dengan cara mencabut karena akan menimbulkan lubang bekas bulu kemaluan tersebut. Lubang tersebut bisa menjadi jalan masuk bakteri, kuman, dan jamur selanjutnya dapat menyebabkan iritari dan penyakit kulit. Untuk perawatan rambut tersebut, di sarankan hanya merapikanya
saja
dengan
memendekkan
(memotongnya)
menggunakan gunting atau cukur. Sebelum menggunakan alat cukur, pakailah busa sabun terlebih dahulu. Gunakan alat cukur khusus yang lembut, yang sebelumnya sudah di bersihkan dengan sabun dan air panas. Setelah selesai di gunakan, simpan dalam tempat yang bersih dan kering. Jangan menyimpanya di tempat yang lembab. Sama dengan pemakaian celaana dalam, alat cukur tersebut juga
17
tidak dianjurkan dipakai secara bergantian meskipun dengan pasangan (Dita Andira, 2010, p. 23). Rajin mengganti pembalut saat menstruasi. Pada saat menstruasi, kuman-kuman lebih mudah masuk kedalam rongga reproduksi. Pembalut yang mengandung banyak gumpalan darah merupakan
tempat
yang
baik
bagi
pertumbuhan
dan
perkembangan jamur dan bakteri. Oleh karena itu, sebaiknya pada saat menstruasi anda mengganti pembalut 4 jamsekali atau 2-3 kali sehari atau setiap saatjika anda sudah merasa tidak nyaman.
Sebelum
mengganti
pembalut,
jangan
lupa
membersihkan vagina anda terlebih dahulu (Dita Andira, 2010, p. 24). Konsultasi kedokter. Jika terjadi keluhan-keluhan yang tidak wajar dengan organ reproduksi anda, sebaiknya segera konsultasi
kedokter.
Dengan
demikian,
anda
dapat
mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan pada sistem reproduksi anda. Perlu anda ketahui
bahwa infeksi
jamur yang berulang pada organ kelamin bisa merupakan tanda adanya masalah kesehatan lainya, seperti kencing manis, HIV, atau infeksi lainya (Dita Andira, 2010, p. 24). Bagi penderita infksi jamur, celana dalam harus di cuci dengan tepat. Ini dikarenakan jamur hanya bisa di matikan dengan menggunkan panas tinggi. Anda dapat memberikan
18
perlakuan pada celana dalam anda seperti merebus, merendam dicairan pemutih, menggosok cara steam, atau meletakan celana dalam yang masih lembap di micromove dengan suhu tinggi selama lima menit (Dita Andira, 2010, p. 24).
b. Perawatan sistem reproduksi yang sebaiknya perlu dihindari Pemakaian celana dalam atau celana jin yang terlalu ketat. Pemakaian celana dalam atau celana jin yang sangat ketat
akan
menyebabkan kulit pada organ kelamin dan daeraah selakangan menjadi sulit bernafas. Akibatnya, daerah tersebut menjadi lebih banyak berkeringat. Hal tersebut menyebabkan wilayah kemaluan menjadi lembab. Hal tersebut menyebabkan daerah kemaluan mudah terkrna jamur dan teriritasi (Dita Andira, 2010, p. 25). Pemakaian pantyliner. Pemakaian pantyliner seakan sudah menjadi tren masa kini. Jika dahulu produk ini hanya beredar sedikit di pasaran, kini banyak produsen yang memproduksi produk tesebut. Pemakaianya yang praktis dari pada harus membawa ganti celana dalam untuk menjaga kebersihan daerah kemaluan menjadi daya tariknya. Namun penggunaan pantyliner setiap hari tidak dianjurkan. Akan lebih baik bagi kesehatan organ reproduksi anda jika mengganti celana dalam dari pada sekadar ganti pantyliner. Sebaiknya pantyliner hanya digunakan saat anda mengalami keputihan saja (Dita Andira, 2010, p. 25).
19
Penggunaan toilet umum. Toilet umum di gunakan oleh orang banyak dan terkadang tidak semua pemakaianya memperhatikan kebersihan. Oleh karena itu, bukan tidak mungkin toilet umum berpotensi menyebarkan bibit penyakit, terutama pada organ genetalia. Namun, terkadang kita terjebak pada kondisi yang tidak bisa menolak memakai toilet umum.sebagai contohnya, saat kita dalam perjalanan tiba-tiba ingin buang air dan pada saat itu hanya ada toilet umum yang bisa membantu kita mengatasi permasalahan yangmendesak tersebut. Mau tidak mau, suka atau tidak suka, terpaksa atau tidak terpaksa, tetap saja kita harus menggunakanya. Ada beberapa hal yang sebaiknya anda lakukan dalam pemakaian toilat umum minimalkan dampak negatif yang mungkin muncul dari balik toilet umum tersebut. Hal-hal tersebutbantara lain: 1)
Siram toilet sebelum menggunakanya. Ini dilakukan
untuk
mencegah penularan penyakit jika ada penggunaan lain yang berpenyakit kelamin. 2)
Gunakan air yang keluar melalui kran atau tisu.
3)
Hindari penggunaan air dari bak atau ember karena berdasarkan peneitian air tersebut mengandung 70% jamur penyebab keputihan dan rasa gatal pada vagina (Dita Andira, 2010, p. 25). Jangan menyemprotkan minyak wangi atau parfum ke
dalam vagina
20
c. Efek perawatan yang salah Bagaimana pun juga, perawatan pada organ reproduksi wanita harus di lakukan secara benar. Jika perawatan yang anda lakukan tidak benar, alih-alih mendapatkan sistem reproduksi yang sehat, efek perawatan organ reproduksi eksterna yang salah antara lain: 1) Tergantungnya keseimbangan ekosustem jika pembersih atau sabun yang berbahan daun sirih digunakan dalam wakyu lama. 2) Produk pembersih vagina wanita yang mengandung bahan providone iodine mempunyai efek samping dermatitis kontak sampai reaksi elergi yang sehat (Dita Andira, 2010, p. 28).
3. Penyuluhan a. Pengrtian Penyuluhan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara penyebaran pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu akan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubunganya dengan kesehatan (Ircham dkk, 2005, p.12). Pendidikan kesehatan adalah sejumlah pengalaman yang berpengaruh secara menguntungkan terhadap kebiasaan, sikap dan pengetahuan yang ada hubunganya dengan kesehatan seseorang, masyarakat dan bangsa. Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa
penyuluhan
kesehatan
adalah
kegiatan
21
menyebarkan pesan atau pengetahuan sehingga masyarakat menjadi lebih tau dan mengerti serta mau dan bisa melakukan anjuran yang ada hubunganya dengan kesehatan (Syafrudin, 2009).
b. Tujuan Penyuluhan Kesehatan 1) Tercapainya
perubahan
perilaku
individu,
keluarga
dan
masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang obtimal. 2) Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik,mental dan sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian. 3) Menurut WHO adalah untuk merubah perilaku perseorangan atau masyarakat dalam bidang kesehatan (Syafrudin, 2009).
c. Proses Pendidikan kesehatan Dalam kegiatan belajar terdapat tiga pokok, yakni: 1) Masukan (input) Persoalan masukan yang nenyangkut sobjek atau sasaran belajar itu sendiri dengan berbagai latar belakang.
22
2) Proses Persediaan proses adalah mekanisme atau proses terjadinya perubahan kemampuan pada diri subjek belajar. Didalam proses ini terjadi pengaruh timbal balik antara berbagai faktor, antara lain subjek belajar, pengajar atau fasilitator belajar, metode yang digunakan, alat bantu belajar dan materi atau bahan yang di pelajari. 3) Keluaran (output) Keluaran merupakan hasil belajar itu sendiri, yang terdiri dari berkemampuan baru atau perubahan baru pada diri subjek belajar (Syafrudin, 2009).
d. Sasaran Penyuluhan Kesehatan Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup individu, keluarga dan masyarakat. 1)
Individu. Individu yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan, yang dapat dilakukan dirumah sakit, klinik, puskesmas, rumah bersalin, posyandu, keluarga binaan, dan masyarakat binaan.
2)
Keluarga Keluarga binaan yang mempunyai masalah kesehatan dan keperawatan yang tergolong dalam keluarga risiko tinggi, diantaranya adalah:
23
a) Anggota keluarga yang menderita penyakit menular b) Keluarga-keluarga dengan kondisi sosial ekonomi dan pendidikan yang rendah c) Keluarga-keluarga dengan masalah sanitasi lingkungan yang buruk d) Keluarga-keluarga dengan jumlah anggota keluarga yang banyak diluar kemampuan kapasitas keluarga. 3)
Kelompok Kelompok khusus yang menjadi sasaran dalam penyuluhan kesehatan masyarakat, salah satunya adalah kelompok Remaja putri.
4)
Masyarakat a)
Masyarakat binaan puskesmas
b)
Masyarakat nelayan
c)
Masyarakat pedesaan
d)
Masyarakat yang datang ke institusi pelayanan kesehatan seperti puskesmas, posyandu, sekolahan yang diberikan penyuluhan kesehatan secara masal.
e)
Masyarakat luas terkena masalah kesehatan seperti wabah DHF, muntah berak dan nsebagainya (Syafrudin, 2009). a. Materi Pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan dari individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Sehingga
24
materi yang disampaikan dapat dirasakan langsung manfaatnya. Materi yang disampaikan sebaiknya : (a) Menggunakan
bahasa
yang
mudah
dimngerti
masyarakat dalm bahasa seharinya. (b) Materi yang disampaikan tidak terlalu sulit untuk mengerti oleh sasaran. (c) Dalam penyampaian materi sebaiknya menggunakan alat peraga untuk mempermudah pemahaman dan untuk menarik perhatian sasaran. (d) Materi atau pesan yang disampaikan merupakan kebutuhan sasaran dalam masalah kesehatan dan perawatan yang mereka hadapi.
e. Metode penyuluhan kesehatan Metode yang dipakai dalam penyuluhan kesehatan hendaknya metode yang dapat mengembangkan komunikasi dua arah antara yang memberikan penyuluhan terhadap sasaran, sehingga diharapkan tingkat pemahaman sasaran terhadap pesan yang disampaikan akan lebih jelas dan mudah dipahami. 1) Metode Didaktik Pada metode didaktik yang aktif adalah orang melakukan penyuluhan kesehatan, sedangkan sasaran bersifat pasif dan tidak
25
diberikan
kesempatan
untuk
ikut
serta
mengemukakan
pendapatnya atau mengajukan pertayaan-pertayaan apapun. Proses penyuluhan yang terjadi bersifat satu arah (one way menthod), yang termasuk dalam metode ini adalah : i. Secara langsung : ceramah ii. Secara tidak langsung : Poster, media cetak (majalah buleyin, surat kabar), media elektronik (radio, televisi) (Syafrudin, 2009, p. 141). 2) Metode Sokratik Pada
metode
ini
sasaran
diberikan
kesempatan
mengemukakan pendapat, sehingga mereka ikut aktif dalam proses belajar, dengan demikian terbitlah komunikasi dua arah antara yang menympaikan pesan disatu pihak dengan yang menerima pesan dilain pihak (Two way mehtod). Yang termasuk dalam metode ini adalah : a) Langsung : diskusi, curah pendapat, demonstrasi, simulasi, bermain peran (role plaiying), sosidrama, simposium, seminar, studi kasus, dan sebagainya. b) Tidak langsung : penyuluhan kesehatan melalui telepon, satelit komunikasi (Syafrudin, 2009, p. 141-142). Sedangkan menurut Notoatmodjo (2010) Metode pendidik kesehatan dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
26
1) Metode pendidikan individual (perorangan) Metode ini digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina seseorang yang mulai tertarik kepada suatu perubahanperubahan perilaku atau anovasi. 2) Metode pendidikan kelompok Dalam memilih metode pendidikan kelompok, harus di ingat beaarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Untuk kelompok yang besar metodenya akan lain dengan kelompok yang lebih kecil. Evektivitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran pendidikan. 3) Metode pendidikan (pendekatan) Massa cocok untuk mengomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang
ditunukan
kepada
masyarakat.
Oleh
karena
sasaran
pendidikan ini bersifat umum, dalam arti tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin , pekerjaan , status sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan sebagainya, maka pesan-pesan kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut. 4) Alat bantu penyuluhan kesehatan Alat bantu pendidikan adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidikan
dalam
menyampaikan
bahan
pendidikan
atau
pengajaran. Alat bantu ini sering disebut sebagai alat peraga karena
27
berfungsi untuk membantu dan memperagakan sesuatu didalam proses pendidikan atau pengajaran. 5) Manfaat a) Menimbulkan minat sasaran pendidikan b) Mencapai sasaran yang lebih banyak c) Membantu dan mengatasi banyak hambatan dalam pemahaman d) Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima pada orang lain e) Mempermudah penyampaian bahan pendidikan atau informasi oleh para pendidik atau pelaku pendidikan f) Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan g) Mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian lebih mendalami, dan akhirnya mendapat pengertian yang lebih baik h) Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh 6) Macam-macam alat bantu pendidikan Pada garis besar hanya ada tiga macam alat bantu pendidikan ( alat peraga) yaitu: a) Alat bantu lihat (visual aids) yaitu alat yang dapat membantu untuk menstimulasikan indra mata (penglihatan) pada waktu proses terjadinya pendidikan. b) Alat-alat bantu dengar (audio aids) yaitu alat yang dapat membantu untuk menstimulasikan indera pendengar pada
28
waktu proses penyampaian bahan pendidikan atau pengajaran. Misalnya : piring hitam, radio, pita suara, dan sebagainya. c) Alat bantu lihat dengar, seperti televisi, radio cassette. Alat-alat bantu pendidikan ini lebihdikenal dengan Audio Visual Aids (AVA) (Ircham dkk, 2005, p. 86-87) Disamping pembagian tersebut, alat peraga juga dapat dibedakan menjadi dua macam menurut pembuatanya, yaitu: a) Alat peraga yang complicated (rumit) seperti film-film b) Alat peraga yang sederhana, yang mudah dibuat sendiri, dengan bahan-bahan setempat yang mudah diperoleh seperti bambu, karton, kaleng bekas, bekas koran dan sebagainya (Ircham dkk, 2005, p. 86-87). 7) Sasaran yang dicapai alat bantu pendidikan a) Idividu atau kelompak b) Kategori-kategori sasaran seperti kelompok umur, pendidikan, pekerjaan dan sebagainya. c) Bahan yang mereka gunakan d) Adat istiyadat serta kebiasan e) Minat dan perhatian f) Pengetahuan dan pengalaman mereka tentang pesan yang akan diterima (Ircham dkk, 2005, p. 88)
29
8) Tempat memasang (menggunakan) alat –alat bantu atau peraga : a) Didalam keluarga, antara lain didalam kesempatan kunjungan rumah, waktu menolong persalinan dan merawat bayi, atau menolong orang sakit, dan sebagainya. b) Dimasyarakat misalnya pada waktu perayaan hari-hari besar, arisan-arisan, pengajian, dan sebagainya serta juga dipasang ditempat-tempat umum yang strategis. c) Di instansi-istansi, antara lain puskesmas, rumah sakit, kantorkantor, sekolah-sekolahan dan sebagainya (Ircham dkk, 2005, p. 88). 9) Alat-alat bantu atau peraga tersebut sedapat mungkin dapat dipergunakan oleh : a) Petugas-petugas puskesmas atau kesehatan b) Kader kesehatan c) Guru-guru sekolahdan tokoh-tokoh masyarakat lain d) Pamong desa (Ircham dkk, 2005, p. 88). 10)Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penyuluhan Faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu penyuluhan kesehatan masyarakat, apakah itu dari penyuluh, sasaran atau dalam proses penyuluhan itu sendiri. a) Faktor penyuluh (1) Kurang persiapan (2) Kurang menguasai materi yang akan dijelaskan
30
(3) Penampilan kurang menyakinkan sasaran (4) Bahasa yang digunakan kurang dapat mengerti oleh sasaran karena terlalu banyak menggunakan istila-istilah asing (5) Suara terlalu kecil dan kurang dapat didengar (6) Penyampaian
materi
penyuluhan
terlalu
monoton
sehingga membosankan b) Faktor sasaran (1) Tingkat pendidikan terlalu rendah sehingga sulit mencerna pesan yang disampaikan (2) Tingkat sosial ekonomi terlalu rendah (3) Kepercayaan dan adat kebiasaan yang telah tertanam sehingga sulit untuk mengubah (4) Kondisi lingkungan tempat tinggal sasaran yang tidak mungkin terjadi perubahan perilaku 11) Faktor proses dalam penyuluhan a) Waktu penyuluhan tidak sesuai dengan waktu yang diingankan sasaran b) Tempatpenyuluhan
dilakukan
dekat
dengan
tempat
keramaian c) Jumlah sasaran yang mendengarkan penyuluhan terlalu banyak sehingga sulit untuk menarik perhatian dalam pemberian penyuluhan
31
d) Alat peraga dalam memberikan penyuluhan kurang dapat mempermudah pemahaman sasaran e) Metode yang digunakan kurang tepat f) Bahasa yang digunakan kurang mengerti oleh sasaran
4. Kesehatan Reproduksi a. Pengertian Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnyaa (Yani Widyastuti, 2009, p.1). Menurut
Konferensi
Internasional
Kependudukan
dan
Pembangunan atau ICPD (Internasional Confererence on Population and Development), di Kairo Mesir tahun 1994 di ikuti 180 negara menyepakati perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan dan pembangunan dari kependekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas atau keluarga bencana menjadi pendekatan yang terfokus pada kesehatan reproduksi (Yani Widyastuti, 2009, p.1).
reproduksi serta hak
32
b. Organ reproduksi Kata ”Reproduksi” tersusun dari kata yakni kata “re” bermakna kembali dan kata “produksi” bermakna perangkat atau alat yang digunakan untuk nembuat generasi / keturunan (Yuntak, 2009). 1) Organ Reproduksi kewanitaan a)
Alat Genetalia wanita bagian luar (organ genetalia eksterna) (1) Mons Veneris Bagian yang menonjol diatas simfisis, disebut juga gunung venus, menonjol kebagian depan menutup tulang kemaluann dan pada wanita dewasa ditutupi oleh rambut kemaluan (Daru Wijayanti, 2009, p. 3-4). (2) Labia Mayora (bibir besar) Berasal dari mons veneris, bentuknya lonjong menjurus kebawah dan bersatu dibagian bawah. Bagian luar labia mayora terdiri dari kulit berambut, kelenjar lemak, dan kelenjar, bagian dalamnya tidak berambut dan mengandung kelenjar lemak, bagian ini mengandung banyak ujung saraf sehingga sensitif saat hubungan seks. Berfungsi untuk menutupi organ-organ genetalia di dalamnya dan mengeluarkan cairan pelumas pada saat menerima rangsangan seksual (Daru Wijayanti, 2009, p.4).
33
(3) Labia Minora (Bibir kecil) Merupakan kelipatan kecil dibagian dalam labia mayora. Bagian depanya mengelilingi klitoris. Kedua labia ini mempunyai pembuluh darah, sehingga dapat menjadi besar saat keinginan seks bertambah. Labia ini analog dengan kulit skrotum pada pria. Berfungsi untuk menutupi organ-organ genetalia di dalamnya serta merupakan daerah erotikyang mengandung syaraf dan pembuluh darah (Daru Wijayanti, 2009, p. 4). (4) Klitoris Merupakan bagian yang erektil, seperti penis pada pria. Mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf, sehingga sangat srensitif saat hubungan seks. (Daru Wijayanti, 2009, p. 4). (5) Vestibulum Bagian kelamin ini dibasahi oleh kedua labia kanankiri dan bagian atas oleh klitoris serts bagian belakang pertemuan labia minora. Pada bagia vestibulum terdapat muara vagina (liang senggama), saluran kencing, kelenjar Bartholini, dan kelenjar skene (kelenjar-kelenjar ini akan mengeluarkan cairan pada saat permainan pendahuluan memparmudah
dalam
hubungan
penetrasi
penis).
seks
sehingga
Berfungsi
untuk
34
mengeluarkan cairan apabila ada rangsangan seksual yang berguna untuk melumasi vagina pada saat bersenggama (Daru Wijayanti, 2009, p. 5). b) Alat Genetalia wanita bagian dalam (organ genetalia interna) (1) Vagina (Saluran Senggama) Merupakan saluran muskulo-membranasea (ototselaput) yang menghubungkan rahim dengan saluran luar. Bagian ototnya berasal dari otot levator ani dan otot
sfingter
ani
(otot
dubur)
sehingga
dapat
dikendalikan dan dilatih. Dinding vagina mempunyai lipatan sirkuler (berkerut) yang disebut “rugae”. Dinding depan vagina berukuran 9 cm dan dinding belakangnya 11cm. Berfungsi sebagai jalan lahir bagian lunak, sebagai
sarana
mengalirkan
hubungan
lendir
dan
seksual, darah
saluran
untuk
menstruasi
(Daru
Wijayanti, 2009, p. 5-6). (2) Rahim (Uterus) Bentuk rahim seperti buah Pir/Alpukat, dengan berat 30gr. Terletak di panggul kecil diantara rektum (bagian usus sebelum dubur) dan didepanya terletak dikandung kemih. Ruangan rahim berbentuk segitiga, dari bagian atas (Daru Wijayanti, 2009, p. 6-7).
35
(3) Tuba Fallopii Tuba fallopii berasal dari ujung ligamentum latum berjalan kearah lateral, dengan panjang sekitar 12 cm. Saluran ini yang bukan merupakan saluran lurus, tetapi mempunyai bagian yang lebar sehingga membedakanya menjadi empat bagian. Di ujungnya terbuka dan mempunyai fibriae, sehingga dapat menangkap ovum saat terjadi pelepasan ovum (telur). Saluran telur ini saluran hasil konsepsi menuju rahim.Berfungsi sebagai saluran yang mengeluarkan hasil konsepsi, tempat terjadinya fertilisasi, fimbria mengangkat ovum yang keluar dari ovarium (Daru Wijayanti, 2009, p. 9). (4) Indung Telur (Ovarium) Indung telur terletak diantara rahim dan dinding panggul, dan digantung kerahim oleh ligamentum ovarii proprium dan kedinding panggul oleh ligamentum infundibulo-pelvikum. Indung telur merupakan sumber hormonal wanita yang paling utama, produksi telur wanita sesuai dengan usianya. Saat lahir bayi wanita mempunyai sel telur 75.000, umur 6-15 tahun sebanyak 439.000, umur 16-25 tahun sebanyak 159.000, umur 2635 tahunsebanyak 59.000, umur 34-45 tahun sebanyak 34.000, dan masa menopause semua telur menghilang.
36
Fungsi produksi ovum: sebagai (sel telur) atuu ovum, sebagai organ yang menghasilkan hormon (estrogen dan progesteron) (Daru Wijayanti, 2009, p. 10). (5) Parametrium (Penyangga Rahim) Merupakan lipatan peritonium dengan berbagai penebalan, yang menghubungkan rahim dengan tulang panggul. Lipatan atas nya mengandung tuba fallopii dan ikut serta menyangga indung telur. Bagian ini sangat sensitif
terhadap
infeksi
sehingga
mengganggu
fungsinya. (Daru Wijayanti, 2009, p. 10-11).
c. Menstruasi Adalah perdarahan dari uterus yang keluar melalui vagina selama 5-7 hari, dan terjadi setiap 22 atau 35 hari. Yang merangsang menimbulkan menstruasi adalah hormon FSH dan LH, prolakti dari daerah otak dan hormon ekstrogen serta progesteron dari sel telur yang dalam keseimbanganya menyebabkan selaput lendir rahim tumbuh dan apabila sudah ovulasi sudah terjadi dan sel telur tidak dibuahi hormon ekstrogen dan progesteron menurun dan terjadilah pelepasan selaput lendir dengan perdarahan terjadilah menstruasi (Sarwono, 2007).
37
1) Masa haid, berlangsung selama 2-8 hari. Pada waktu itu endometrium dilepas, sedangkan pengeluaran hormon-hormon ovarium paling rendah (minimum). 2) Masa proliferasi, sampai hari ke-14. Pada waktu itu endometrium tumbuh
kembali,
disebut
juga
indometrium
mengadakan
proliferasi. Antara hari ke-14 dapat terjadi pelepasan ovum dari ovarium yang disebut ovulasi. 3) Msa sekresi, ketika itu korpus rubrum menjadi korpus luteum yang mengeluarkan progesteron. Dibawah pengaruh progesteron ini, kelenjar endometrium yang tumbuh berkeluk-keluk mulai bersekresi dan mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak. Pada akhir masa ini stroma endo metrium berubah kearah sel-sel desisua, terutama yang berada diseputar pembuluhpembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan adanya nidasi.
d. Penyakit menular seksual Adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Akan baresiko tinggi apabila dilakukan dengan berganti-ganti pasangan. Baik laki-laki maupun perempuan bisa beresiko tertular penyakit kelamin. Perempuan berisiko lebihbesar tertular karena bentuk alat reproduksinya lebih rentan terhadap PMS. Sayangnya, 50% dari perempuan yang tertular PMS tidak tahu bahwa ia sudah teratur.
38
PMS tidak dapat dicegah hanya dengan : 1) Membersihkan alat kelamin setelah berhubungan seksual 2) Minum jamu tradisional 3) Minum obat antibiotik sebelum dan sesudah berhubungan seksusl. PMS yang umum terdapat di Indonesia 1) Gonorrhea dan chamedia a) Disebabkan oleh bakteri. Infeksi dimulai beberapa hari sampai beberapa minggu setelah hubungan intim dengan orang yang terjangkit penyakit PMS. b) Pada pria, penyakit ini menyebabkan keluarnya cairan dari kemaluan pria. Buang air kecil terasa sakit. Gejala-gejala ini terdapat terasa berat atautidak terasa sama sekali. Gejala-gejala gonorrhea pada wanita biasanya sangat ringan atau tidak terasa sama sekali, tetapi kalau tidak diobati, penyakit
ini
dapat
menjadi
parah
dan
menyebabkan
kemandulan (Daru Wijayanti, 2009, p. 62). 2) Sifilis Kuman penyebabnya adalah Treponema Palidum. 6-12 minggu setelah hubungan seksual muncul bercak merah pada tubuh yang dapat hilang sendiri tanpa disadari. Komplikasi pada wanita hamil antara lain : dapat melahirkan dengan kecacatan seperti kerusakan kulit, limpa, dan keterbelakangan mental (Daru Wijayanti, 2009, p. 64).
39
3) Trikomonasiasis Disebabkan oleh protozoa Trichomonas Vaginalis. Gejalagejala yang mungkin ditimbulkan antara lain: keluar cairan vagina encer bewarna kuning kehijauan, berbusa dan berbau busuk, sekitar kemaluan bengkak, kemerahan, gatal dan terasa tidak nyaman. Komplikasi yang bisa terjadi: Lecet sekitar kemaluan, bayi lahir prematur, memudahkan penularan infeksi HIV (Rejeki, 2008). 4) Bisul pada alat kelamin Disebabkan oleh virus (Virus Human Papilloma atau HIV). a) Muncul berupa satu atau banyak bisul atau benjolan antara sebulan sampai setahun setelah berhubungan intim dengan penderita penyakit kelamin. b) Pada umumnya tidak dapat terlihat pada wanita karena terletak didalam vagina, atau pada pria karena terlalu kecil. Dapat diuji dengan lerutan cuka. c) Dapat
berakibat
serius
pada
wanita
karena
dapat
menyebabkankanker servik. d) Bisul pada kelamin dapat disembuhkan, Wanita harus menjalankan pap smer setiap kali berganti pasangan intim (Daru Wijayanti, 2009, p. 65).
40
5) HIV-AIDS HIV adalah jenis virus yang menyebabkan AIDS. Hampir tidak ada gejala yang muncul pada awal ter infeksi. Tetapi ketika berkembang menjadi AIDS, maka orang tersebut berlahan-lahan akan hilang kekebalan tubuhnya sehingga mudah terserang penyakit dan tubuh akan lemah. Tes HIV (ELISA dua kali) perlu disertai konseling sebelum dan sesudah tes dilakukan. a)
Penyakit hubungan intim yang paling serius, menyebabkan tidak bekerjanya sistem kekebalan tubuh.
b) Tidak ada gejala yang nyata tanpa penelitian darah. c)
Dapat menyebabkan kematian setelah sepuluh tahun setelah terinfeksi virus HIV, tetapi pengobatan telah ditemukan.
d) Disebarkan melalui hubungan intim dan pakaian jarum suntik secara bersamaan (Daru Wijayanti, 2009, p. 66-74).
5. Remaja a. Pengertian remaja Remaja atau “adolescence” (Inggris), berasal dari bahasa latin “adolescere”
yang
berarti
tumbuh
ke
arah
kematangan.
Kematanangan yang dimaksut adalah bukan hanya kematngan fisik saja, tetapi juga kematangan sosial dan psikologis (Yani Widyastuti, 2009, p. 10-11)
41
Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12-24 tahun. Menurut Depkes RI adalah antara 10-19 tahun dan belum kawan. Menurut BKKBN adalah 10-19 tahun (Yani Widyastuti, 2009, p. 11). Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai adanya perubahan fisik,emosi dan psikis. Masa remaja antara usia 10-19 tahun, adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa puberitas. Masa remaja adalah periode peralihan dan masa anak ke masa dewasa (Yani Widyastuti, 2009, p. 11).
b. Perkembangan remaja dan ciri-cirinya Berdasarkan sifat atau ciri perkembanganya, masa (rentang waktu) remaja ada tiga tahap, yaitu: Masa remaja awal 10-12 tahun, masa remaja tengah 13-15 tahun, masa remaja akhir 16-19 tahun. 1) Masa Remaja Awal (10-12) a) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya. b) Tampak dan merasa ingin bebes. c) Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berfikir yang khayal (abstrak) 2) Masa Remaja Tengah (13-15) a) Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri
42
b) Ada keinginan untuk berkencan atau tertarik dengan lawan jenis c) Timbul perasaan cinta yang mendalam. d) Kemampuan berfikir abstrak (menghayal) makin berkembang. e) Berhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seks. 3) Masa Remaja akhir a)
Menampakan pengungkapan kebebasan diri.
b) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif. c) Memiliki citra (gambaran, keadaan, nperanan) terhadap dirinya. d) Dapat mewujudkan perasaan cinta memiliki kemampuan berfikir khayal atau abstrak (Yani Widyastuti, 2009, p. 1112).
43
B. Kerangka Teori
Berdasarkan teori di atas disusun kerangka teori sebagai berikut: Papan informasi petugas Interverensi pendidikan kesehatan, penyuluhan Proses terjadinya pengetahuan:
Papan info keluarga Media
1. Kesadaran 2. Merasa tertarik
Latar belakang pendidikan
3. Menimbangnimbang
Pengetahuan tentang perawatan organ genetalia eksterna
Sumber info lain
Gambar 2.1 :
Kerangka Teori penelitian pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi terhadap pengetahuan tentang perawatan organ genetalia eksterna Sumber : Notoatmodjo, 2003.
44
C. Kerangka Konsep
Variabel Bebas
Variabel Terikat Pengetahuan tentang perawatan organ genetalia eksterna
Penyuluhan
Gambar 2.2 Skema Kerangka Konsep D. Hipotesis Penelitian Ada pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi terhadap pengetahuan tentang
perawatan organ genetalia eksterna studi pada siswi SMA
Muhammadiyah Gubug, Grobogan 2011.