7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Inflasi Kita menyadari bahwa dengan adanya kenaikan harga BBM maka akan mendorong terjadinya inflasi. Dan dengan adanya inflasi pendapatan riil masyarakat menjadi berkurang. Berarti pengeluaran riil masyarakat baik untuk konsumsi maupun investasi relatif menjadi berkurang. Disisi lainnya, bila pengeluaran untuk konsumsi relatif tetap maka berarti pengeluaran masyarakat termasuk pengeluaran masyarakat investor untuk investasi menjadi berkurang. Dampak kenaikan inflasi dapat berupa cost push inflation, yaitu kenaikan pada biaya, baik biaya hidup maupun biaya produksi perusahaan. Dengan naiknya biaya produksi perusahaan maka margin keuntungan perusahaan relatif berkurang dan lebih lanjut menjadikan harga sahamnya di bursa akan terhambat pertumbuhannya. Meskipun pengaruhnya kecil, setiap kenaikan inflasi cenderung akan melemahkan kinerja bursa efek atau mengurangi laju pertumbuhan kinerja bursa efek. Angka inflasi tertinggi di Indonesia pada periode krisis tahun 1998 mencapai 60% dan pada waktu itu IHSG menembus angka terendah pada posisi di bawah 300. Asumsi suku bunga SBI pada perubahan APBN telah terjadi perubahan kenaikan dari semula 6,5% menjadi 8%. Hasil penelitian dengan periode pengamatan jangka panjang menggambarkan bahwa kenaikan suku bunga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja bursa meskipun pengaruhnya relatif kecil, berarti meredusir laju pertumbuhan bursa Monetaris berpendapat bahwa inflasi merupakan phenomena moneter. Artinya inflasi selalu timbul sebagai akibat bertambahnya jumlah uang. Faktor utama tejadinya inflasi adalah kenaikan jumlah uang sebagai akibat kebijaksanaan moneter yang ekspansif dari Bank Sentral. Dengan demikian monetaris menganggap Bank Sentral sebagai penyebab terjadinya inflasi. Inflasi timbul sebagai akibat bertambahnya jumlah uang. Sebaliknya Keynesian berpendapat bahwa kenaikan permintaan aggregate tidak saja berasal dari Bank Sentral, tetapi
8
juga dari kenaikan pengeluaran investasi oleh pengusaha dan pemerintah maupun pengeluaran konsumsi. Monetaris sebaliknya mengatakatn bahwa defisit anggaran belanja akan menimbulkan inflasi manakala defisit ini mendorong Bank Sentral untuk menambah jumlah uang. 2.2. Tingkat bunga Menurut Keynes, penambahan jumlah uang akan menurunkan tingkat bunga. Kenaikan pendapatan mendorong naiknya permintaan uang sehingga tingkat bunga merembet naik. Dalam hal ini turunnya tingkat bunga sebagai akibat kelebihan likuiditas jauh lebih besar dari kenaikan tingkat bunga sebagai akibat kenaikan pendapatan sehingga hasil akhirnya tingkat bunga lebih rendah dari tingkat awal. Sebaliknya monetaris berpendapat bahwa tingkat bunga akhirnya akan lebih tinggi dari tingkat awal. Alasannya pengaruh kenaikan pendapatan terhadap kenaikan tingkat bunga (income effect) lebih besar dari penurunan tingkat bunga sebagai akibat dari adanya kelebihan likuiditas (liquidity effect). Kenaikan tingkat bunga ini masih didorong lagi dengan adanya pengaruh dari ekspektasi tentang harga Penambahan jumlah uang ini akan mempengaruhi susunan kekayaan (portpfolio) masyarakat. Mereka kelebihan uang kas dalam protfolionya. Tindakan penyesuaian segera mereka lakukan, yakni dengan menukarkan kelebihan uang kas dengan bentuk kekayaan yang lain, misalnya dengan membeli surat berharga. Harga surat berharga naik dan dengan demikian tingkat bunga turun. Inilah yang disebut liquidity effect. Penurunan tingkat bunga akan mendorong kenaikan investasi (demikian juga pada pengeluaran total). Akibat selanjutnya pendapatan naik. Kenaikan pendapatan akan mendorong kenaikan permintaan dana dan juga kenaikan permintaan akan uang. Sebagai akibat adanya kenaikan permintaan uang maka tingkat bunga naik. Kenaikan tingkat bunga inilah yang disebut dengan income effect. Setelah beberapa waktu harga akan naik. Kenaikan harga ini akan menyebabkan masyarakat mengantisipasi kenaikan harga lebih lanjut. Antisipasi
9
kenaikan harga akan mendorong tingkat bunga nailk lebih lanjut, inilah yang disebut price expectation effect. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah
menurut monetaris kenaikan
jumlah uang beredar dalam jangka panjang akan menaikkan tingkat bunga. Sedangkan menurut Keynes, penambahan jumlah uang akan menurunkan tingkat bunga. Tapi keduanya menganggap kenaikan jumlah uang beredar akan mempengaruhi tingkat bunga. 2.3. Jumlah Uang beredar Keynesian tidak memandang bahwa jumlah uang merupakan faktor eksogen seperti halnya Monetaris. Monetaris menganggap bahwa perubahan jumlah uang tidak terpengaruh kegiatan ekonomi. Dengan kata lain jumlah uang merupakan faktor eksogen. Keynesian sebaliknya menganggap bahwa jumlah uang sangat dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi. Dari uraian Keynes jelas terlihat bahwa jumlah uang beredar bukan merupakan faktor eksogen, tetapi endogen dalam arti dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi. 2.4 Kurs Valuta Asing Kurs atau nilai mata uang adalah harga dari suatu mata uang terhadap mata uang lainnya atau harga mata uang luar negeri dalam satuan harga mata uang domestik. Harga ini merupakan hasil dari interaksi di pasar valuta asing yaitu suatu pasar tempat dimana individu, perusahaan, dan kalangan perbankan mengadakan jual beli atas berbagai jenis mata uang dari berbagai negara atau valuta asing. Permintaan akan valuta asing bersumber pada kebutuhan akan pembiayaan impor atau pembelian barang-barang dan jasa dari negara lain, atau untuk membiayai investasi di luar negeri. Sedangkan penawaran valuta asing bersumber dari hasil pendapatan ekspor atau penjualan barang dan jasa keluar negeri atau dari arus masuk investasi asing. Harga dari valuta asing dapat mengalami kenaikan atau penurunan. Kenaikan harga valuta asing dalam satuan mata uang domestic disebut dengan depresiasi. Sedangkan penurunan harga valuta asing dalam satuan mata uang domestic disebut apresiasi.
10
Perdagangan yang dilakukan antara dua negara tidaklah semudah yang dilakukan dalam satu negara,
karena mesti memakai dua mata uang yang
berbeda misalnya antara negara Indonesia dan Amerika Serikat, pengimpor Amerika harus membeli Rupiah untuk membeli barang-barang dari Indonesia. Sebaliknya pengimpor Indonesia harus membeli Dollar Amerika untuk menyelesaikan pembayaran terhadap barang yang dibelinya di Amerika. Menurut Sadono Sukirno (1976 : 292) “besarnya jumlah mata uang tertentu yang diperlukan untuk memperoleh satu unit valuta asing disebut dengan kurs mata uang asing.” Besarnya keinginan untuk mendapatkan suatu mata uang dalam kajian tulisan ini bukanlah untuk menyimpannya tapi untuk digunakan bagi membayar pembelian barang-barang dari luar negeri, maka sifat permintaannya berkaitan erat dengan sifat permintaan atas barang-barang dari luar negeri tersebut. Bila harga-harga lebih mahal maka permintaannya berkurang atau sebaliknya, bila harga-harga lebih murah maka permintaannya akan bertambah. Beberapa faktor penting yang mempunyai pengaruh atas perubahan kurs pertukaran menurut Sadono Sukirno (1976; h. 296) adalah : 1. Perubahan dalam cita rasa masyarakat. Bila penduduk suatu negara lebih menyukai barang-barang dari negara lain maka nilai mata uang asing tersebut akan semakin naik. 2. Perubahan harga dari barang-barang ekspor. Semakin tinggi harga barang yang akan diekspor, semakin turun nilai mata uang pengekspor tersebut. 3. Kenaikan harga-harga umum (inflasi). Semakin tinggi tingkat inflasi negara pengeskpor semakin turun nilai mata uang negara tersebut. 4. Perubahan dalam tingkat bunga dan tingkat pengembalian investasi. Semakin tinggi tingkat bunga investasi di negara tersebut maka semakin tinggi nilai mata uang negara tersebut. 5. Perkembangan ekonomi. Semakin banyak nilai ekspor suatu negara semakin kuat nilai mata uang negara tersebut. Berbagai studi menunjukkan: pertama, pengaruh kurs sangat besar pada inflasi. Kedua, suku bunga belum tentu berpengaruh besar pada perubahan kurs.
11
Besarnya pengaruh kurs pada inflasi disebabkan tingginya ketergantungan sebuah negara pada impor. Melemahnya Rupiah serta-merta menaikkan harga pada berbagai titik produksi dan distribusi. Fakta kedua dapat dilihat bahwa selama masa krisis kenaikan suku bunga domestik tidak dapat dikatakan menjadi penjelasan naik turunnya kurs. Dalam beberapa periode terakhir kita melihat penurunan suku bunga tidak diikuti dengan melemahnya kurs, bahkan yang terjadi sebaliknya. Inflasi akibat melemahnya Rupiah adalah cost pushed, yaitu naiknya harga keluaran (output) karena naiknya harga masukan (input). Dalam hal ini, menaikkan suku bunga tidak tepat karena yang akan terjadi adalah harga dan permintaan tetap, tetapi naiknya cost of funds akan memakan marjin produsen dan pedagang yang berujung pada kebangkrutan. Ini terjadi pada kondisi ekonomi di Indonesia sejak tahun 1997-1999. Sebaliknya, kalau inflasi yang terjadi demand-pulled, yaitu naiknya harga karena naiknya permintaan mendadak sementara pasokan belum naik, maka menaikkan suku bunga akan menurunkan permintaan (karena insentif menabung naik dan secara relatif insentif belanja turun), tetapi ongkos produksi juga turun sehingga risiko kebangkrutan tidak naik tajam. Melalui penelitian dengan periode pengamatan yang panjang, kurs Rupiah juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan bursa meskipun pengaruhnya relatif kecil. Melemahnya kurs Rupiah sampai batas tertentu akan cenderung memberikan daya tarik pada investor untuk berinvestasi di pasar uang. Dampaknya dapat terjadi pengaliran investasi keluar dari pasar modal dan masuk berinvestasi di pasar uang. Selain itu melemahnya kurs Rupiah yang melewati batas, dalam jangka panjang akan menurunkan kinerja perusahaan. Dampaknya dapat menurunkan kinerja sahamnya di bursa efek.
2.4.1. Perkembangan Kurs Valuta Asing Dalam perkembangannya uang berkembang menjadi komoditas yang bisa di perdagangkan. Pasar valuta asing sendiri mengalami pertumbuhan yang pesat
12
pada awal dekade 70-an. Adapun yang menyebabkan pasar valuta asing bertumbuh dengan pesat antara lain adalah: 1. Pergerakan nilai valuta asing yang cukup signifikan sehingga menarik bagi beberapa kalangan tertentu untuk berkecimpung di dalam pasar valuta asing. 2. Bisnis yang semakin mengglobal. Dengan semakin sengitnya persaingan bisnis membuat perusahaan harus mencari sumber daya baru yang lebih murah dan tersebar di seluruh dunia, sehingga menimbulkan permintaan akan mata uang suatu negara tertentu. 3. Perkembangan telekomunikasi yang begitu cepat dengan adanya sarana telepon, telex, faximile, internet dll, maka memudahkan para pelaku pasar untuk berkomunikasi sehingga transaksi luar negeri lebih mudah di lakukan. 4. Keuntungan yang di peroleh di pasar valuta yang cenderung besar meningkatakan keinginan berbagai pihak berusaha memperoleh gain dari pergerakan valuta asing. Pergerakan nilai valuta asing yang selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu karena hukum demand dan supply selalu melibatkan berbagai pelaku pasar yang mempunyai berbagai kepentingan. Pelaku pasar tersebut antara lain adalah : 1. Perusahaan. Untuk meningkatkan daya saing dan menekan biaya produksi perusahaan selalu melakukan eksplorasi terhadap berbagai sumber-sumber daya yang baru dan yang lebih murah. Bisanya kita menyebut kegiatan ini dengan kegiatan impor. Dan perusahaan juga akan selalu melakukan kegiatan eksplorasi market untuk memperluas jaringan distribusi barang dan jasa yang telah di produksi oleh perusahaan tersebut yang pada akhirnya akan timbul pendapatan dalam mata uang lain. Biasanya kita menyebut kegiatan tersebut dengan ekspor. Karena ada kegiatan impor dan ekspor inilah perusahaan kadang memerlukan mata uang negara lain dengan jumlah yang cukup besar. 2. Masyarakat atau perorangan. Masyarakat atau perorangan dapat melakukan transaksi valuta asing di sebabkan oleh beberapa faktor. Faktor yang pertama adalah kegiatan spekulasi, yaitu dengan memanfaatkan fluktuasi pergerakan nilai valuta asing untuk memperoleh keuntungan. Faktor kedua adalah
13
kebutuhan konsumsi pada saat berada di luar negeri. Contoh saja ada sebuah keluarga yang melakukan perjalanan keluar negeri sebut saja negara Amerika. Pada saat mereka akan melakukan kegiatan konsumsi di Amerika maka mereka tidak bisa membayarnya dengan Rupiah karena mata uang yang berlaku di Amerika adalah dolar Amerika, sehingga mereka mau tidak mau harus menukarkan uangnya terlebih dahulu ke dalam dolar Amerika. Contoh lainnya adalah seorang ayah yang akan membiayai sekolah anaknya di Australia maka sang ayah harus menukarkan uangnya kedalam bentuk Australian dolar terlebih dahulu. 3. Bank Umum. Bank umum melakukan transaksi jual beli valas untuk berbagai keperluan antara lain melayani nasabah yang ingin menukarkan uangnya kedalam bentuk mata uang lain. Untuk memenuhi kewajibannya dalam bentuk valuta asing. 4. Broker. Broker adalah perusahaan yang menjadi perantara terjadinya transaksi valuta asing. Mereka membantu kita untuk mencarikan pembeli ataupun penjual. 5. Pemerintah. Pemerintah melakukan transaksi valuta asing untuk berbagai tujuan antara lain membayar hutang luar negeri, menerima pendapatan dari luar negeri yang harus di tukarkan lagi kedalam mata uang local. 6. Bank Sentral. Di banyak negara bank sentral adalah lembaga independen yang bertugas menstabilkan mata uangnya. Biasanya bank sentral melakukan jual beli valuta asing dalam rangka menstabilkan nilai tukar mata uangnya yang biasa disebut dengan kegiatan intervensi. 2.4.2. Mata Uang Dunia Yang di Perdagangkan Ada tujuh mata uang dunia yang biasanya di perdagangkan. Ketujuh mata uang dunia tersebut adalah 1.
Dolar Amerika / USD
2.
Poundsterling Inggris / GBP
3.
Euro Dolar / EUR
4.
Swiss Franc / CHF
5.
Japanese Yen / JPY
6.
Australian Dolar / AUD
14
7.
Canadian Dolar / CAD
2.4.3. Sistem Nilai Tukar Dalam sistem nilai tukar dikenal dua system nilai tukar yaitu : sistem nilai tukar mengambang dan iystem nilai tukar tetap. Sistem nilai tukar mengambang terbagi menjadi dua bagian yang terdiri dari siystem mengambang bebas (clean/pure/freely floating) dan siystem mengambang (managed or dirty floating rates). Sistem tukar mengambang bebas menyatakan bahwa nilai tukar suatu uang ditentukan sepenuhnya oleh mekanisme pasar tanpa adanya campur tangan pemerintah. Lembaga otoritas moneter tidak berupaya menetapkan ataupun memanipulasi nilai tukarnya. Oleh karena itu , keberadaan cadangan devisa tidak diperlukan dalam sistem yang menganut mengambang bebas. Sistem nilai tukar mengambang terkendali mengharuskan otoritas moneter berperan aktif dalam menstabilkan nilai tukar pada tingkat tertentu. Oleh karena itu cadangan devisa masih dibutuhkan sebagai alat untuk membeli dan menjual valuta asing di pasar untuk mempengaruhi pergerakan nilai tukar. Sedangkan sistem nilai tukar tetap, suatu negara mengumumkan nilai tertentu atas mata uangnya. Otoritas moneter berperan aktif dalam menjaga nilai tukar dengan cara menyetujui untuk membeli atau menjual valuta asing dalam jumlah terbatas pada nilai tukar yang telah ditetapkan. Nilai tukar tetap masih diperbolehkan berfluktuasi pada batas yang sangat sempit. Contoh sistem nilai tukar tetap adalah sistem di bawah perjanjian Bretton Woods, Two Tier GoldPricing Sistem pada tahun 1968 dan SDR (Special Drawing Rights) sejak tahun 1970. Nilai mata uang terdiri dari dua jenis, yaitu : nilai tukar atau kurs nominal dan kurs riil. Kurs Nominal adalah mata uang domestik yang ditanyakan dalam mata uang asing atau luar negeri. Sedangkan kurs riil adalah nilai komoditi domestik dalam komoditi asing atau luar negeri. Kurs riil menggambarkan daya saing produk domestik di pasar internasional. Hubungan antara kurs riil dan nominal dinyatakan oleh hukum kekuatan daya beli (Purchasing Power Parity) dimana kurs riil merupakan hasil kali antara kurs nominal dengan rasio harga
15
mitra dagang dengan harga domestik. Rasio harga dapat diaproksimasi dengan rasio IHK (Indeks Harga Konsumen) mitra dagang dengan IHK (Indeks Harga Konsumen) domestik. 2.5. Sektor Perbankan di Indonesia 2.5.1. Pengertian bank Definisi bank menurut UU no 14/1967 pasal I tentang pokok perbankan adalah seagai berikut : “ Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.” Dalam UU No 71/1992 yang merupakan pengganti UU No 14/1967 mendefinisikan bank sebagai berikut : “Bank atau perbankan adalah suatu lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang dengan tujuan memenuhi kebutuhan kredit dengan modal sendiri atau orang lain”. (Widjanarto, 1993;199). Di dalam ensiklopedia Indonesia diterangkan bahwa : “Bank atau perbankan adalah suatu lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah memberikan kredit atau jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang dengan tujuan memenuhi kebutuhan kredit dengan modal sendiri atau orang lain.”(Ensiklopedia Indonesia I, 1990;459) Suyatno, Abdulah
dkk dalam bukunya Kelembagaan Perbankan
mendefinisikan bank dilihat dari fungsinya ke dalam tiga kelompok : 1.Bank dilihat sebagai penerima kredit. Dalam pengertian ini bank menerima uang serta dana-dana lainnya dari masyarakat dalam bentuk simpanan atau tabungan biasa, deposito berjangka dan simpanan dalam rekening giro. 2.Bank dilihat sebagai pemberi kredit, ini berarti bank melaksanakan operasi perkreditan secara aktif. 3.Bank dilihat sebagai pemberi kredit bagi masyarakat melalu sumber yang berasal dari modal sendiri, simpanan masyarakat maupun penciptaan uang bank. (Suyatno dkk, 1993; 2)
16
Dari definisi di atas dapat diambil gambaran bahwa bank adalah lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara pihak kelebihan dana (uang) untuk dihimpun dan menyalurkannya kembali kepada pihak-pihak yang memerlukan dana (uang). 2.5.2. Jenis Bank Sesuai dengan UU No 7 tahun 1992 tentang perbankan mengelompokkan bank-bank ke dalam dua jenis : a. Bank Umum b. Bank Perkreditan Rakyat. Sejak dikeluarkannya deregulasi perbankan Pakto 1988, maka sektor industri perbankan
mengalami
kemajuan.
Sebab dipihak lain
sebelum
dikeluarkannya deregulasi itu, sektor industri perbankan telah mengalami stagnasi. Misi pemerintah pada saat itu adalah untuk mengumpulkan dana dari masyarakat sebanyak-banyaknya. Selain itu akibat lainnya adalah persaingan antar bank semakin ketat. Bank-bank yang muncul baik dengan nama dan kepemilikan baru maupun bank yang benar-benar baru berdiri untuk menawarkan jasa-jasa perbankannya dengan berbagai tambahan fasilitas layanan.Di tahun-tahun pertama setelah dikeluarkannya deregulasi, ada kecenderungan bank-bank pada saat itu mengiming-imingi nasabah dengan bermacam hadiah maupun insentive lainnya. Dengan adanya Pakto ini, jumlah bank-bank yang ada setiap tahunnya bertambah. Hal ini mencerminkan terjadinya persaingan yang sangat ketat diantara bank-bank tersebut. Nasabah yang sama kadang berpindah dari satu bank ke bank lainnya. Persaingan paling tajam dan sensitif yang terjadi adalah persaingan harga dan persaingan bunga baik bunga untuk deposan maupun debitur. Dilain pihak dengan meningkatnya pembangunan fisik di semua sektor, dibutuhkan banyak biaya yang akan digunakan untuk modal kerja maupun untuk investasi. Namun pada tahun 1991 keluar Pakjan 1991, sehingga akibatnya dunia usaha harus mulai mengencangkan ikat pinggangnya.
Penarikan dana besar-
17
besaran milik BUMN di bank-bank pemerintahan memicu naiknya suku bunga deposito. Diikuti dengan kenaikan suku bunga kredit, sehingga banyak kreditkredit yang menjadi bermasalah. Setelah itu baru dimulai diterapkan prinsip kehati-hatian dan menjadikan Bank Indonesia sebagai pengawas bank secara langsung. Bank Indonesia bertindak sebagai Bank Sentral yang memiliki wewenang untuk memberi dan mencabut atau mengajukan rekomendasi pemberian ijin usaha kepada bank. Lembaga ini juga mempunyai wewenang untuk mengatur, mengawasi dan mengenakan sangsi kepada bank. Oleh karena itu adalah wajar bila setiap banker harus mempunyai pengetahuan umum tentang Bank Sentral dan peranannya dalam perkembangan ekonomi nasional dan dunia perbankan. Tugas utama Bank Sentral adalah membantu pemerintah dalam dua hal yaitu : •
Memelihara sistem moneter dan perbankan dalam negeri agar dapat bekerja secara efisien
•
Meningkatkan perkembangan ekonomi nasional guna memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan taraf kehidupan penduduk Seluruh bank-bank yang ada di Indonesia wajib mengacu pada aturan-
aturan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai bank sentral sekaligus sebagai pengawas kinerja bank-bank di Indonesia. Dalam perjalanannya fungsi pengawasan Bank Indonesia banyak mendapat distorsi dari pemerintah. Bank Indonesia tidak bekerja sebagai institusi yang independen lagi. Krisis ekonomi yang dimulai dari menurunnya nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing lainnya terutama terhadap mata uang US Dollar sejak bulan Juli 1997 menyebabkan makin banyak lagi bank-bank yang dilikuidasi oleh pemerintah. Berbagai macam istilah digunakan untuk menutup kegiatan operasi bank yang bersangkutan yang terkadang diakhiri dengan likuidasi. Sehingga pada saat itu likuidasi menjadi hal yang paling menakutkan bagi para pemilik bank maupun bagi para nasabah. Walaupun pada bulan Januari 1998 pemerintah telah memberikan jaminan atas segala bentuk simpanan yang ada di bank, tapi seringkali terjadi isu-isu yang kadang mengakibatkan terjadinya ‘rush’ atau
18
penarikan dana dalam jumlah besar dari para nasabahnya. Sehingga banyak bank yang kewalahan dalam memenuhi kewajibannya terhadap para nasabah. Ketika banyak bank-bank yang dilikuidasi sejak akhir tahun 1997 itu, maka pekerjaan Bank Indonesia menjadi lebih kompleks dan rumit, hingga pada tahun 1998 dibentuklah BPPN (Badan Pengawas Perbankan Nasional) yang berperan untuk merestruktrusisasi seluruh perusahaan-perusahaan di Indonesia yang berada di ambang kebangkrutan termasuk diantaranya adalah perusahaanperusahaan yang bergerak di sektor perbankan. 2.6. Pasar Modal Indonesia Pasar modal ialah pasar finasial yang memungkinkan penawar dan peminta dana jangka panjang mengadakan transaksi. Pasar modal diciptakan oleh sejumlah lembaga dan peraturan untuk mengadakan transaksi jangka panjang . Pasar modal memungkinkan segmen-segmen ekonomi dapat berkembang. Ada beberapa definisi dari pasar modal : 1. Undang-undang no 15.1952 “Bursa adalah bursa-bursa perdagangan di Indonesia yang didirikan untuk perdagangan efek-efek termasuk pelelangan efek.” 2. Keputusan presiden No 60/1988 “Pasar modal adalah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan penawar dan peminta dana jangka panjang dalam bentuk efek sebagaimana yang dimaksud dengan undangundang no 15 tahun 1952 tentang bursa”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasar modal adalah sarana untuk mempertemukan penjual dan pembeli dana. Dan tempat penawaran atau penjual efek ini dilaksanakan berdasarkan satu bentuk lembaga resmi yang disebut bursa efek. Dengan kata lain pasar modal adalah sarana untuk mempertemukan penjual dan pembeli dan bursa efek adalah lembaga tempat penjual efek tersebut. Dalam perkembangan ekonomi suatu negara, tidak berlebihan bila dikatakan bahwa perkembangan ekonomi secara keseluruhan harus pula diukur dari perkembangan pasar modal dan industri sekuritas negara tersebut. Hal ini terlihat pada saat krisis ekonomi berlangsung di negara-negara Asia sejak 1997, pasar modal dan industri sekuritas di negara yang bersangkutan adalah yang
19
pertama terkena imbas. Meskipun dari luar terlihat bahwa krisis ekonomi yang melanda negara-negara Asia bermula dari turunnya nilai tukar mata uang setempat dibandingkan mata uang US Dollar, tetapi sebenarnya terjadi depresiasi mata uang ini lebih dikarenakan oleh ulah beberapa fund manager penyandang dana terbesar di dunia. Mekanisme pelaksanaan terjadinya penarikan dan penanaman modal di suatu Negara bisa dilakukan di pasar modal yang dimiliki oleh negara yang bersangkutan. Suatu negara di tahap awal industiralisasinya belum memerlukan pasar modal yang canggih. Hanya setelah sistem perekonomian menapak ke jenjang yang lebih baik dalam sekor ekonominya, kecenderungan untuk menyimpan tabungan maupun kekayaan dalam bentuk riil estate perlahan-lahan beralih ke arah financial asset. Beberapa keuntungan dan kelebihan dari menanamkan modalnya di pasar modal dibandingkan invesasi lainnya adalah sebagai berikut : 1. Para
investor
dapat
memilih
atlternatif
sahamnya,
sehingga
dapat
memperhitungkan sendiri resiko dan keuntungan yang akan diperolehnya. 2. Investasi dapat dilakukan kapan saja dan dapat dijual kapan juga dengan lebih cepat, tidak seperti investasi yang dilakukan pada asset fisik. 3. Merupakan alternatif penghimpun dana bagi perusahaan dengan biaya yang lebih rendah, dibandingkan dengan lembaga keuangan perbankan, asuransi dan lain-lainnya. Di Indonesia kegiatan pasar modal dimulai pertama kali pada tahun 1997. Hingga saat ini di Indonesia sudah ada 3 bursa efek yaitu 1. Bursa Efek Jakarta, (BEJ) yang dikelola oleh pemerintah dan merupakan salah satu unit dari Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal) 2. Bursa Efek Surabaya (BES) dikelola oleh suatu perseroan terbatas milik swasta 3. Bursa Paralel dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Effek (PPUE) Bursa Efek adalah tempat bertemunya para broker dan dealer untuk melakukan jual beli efek (saham dan obligasi). Di dalam kontes pengaturan pasar modal di Indonesia, kegiatan-kegiatan bursa efek berada dalam pengawasan Departemen Keuangan melalui Bapepam. Jadi Bapepam berfungsi untuk
20
membina, mengatur dan mengawasi kegiatan emiten, profesi. lembaga penunjang dan pemodal. Perusahaan-perusahaan yang go public harus tunduk pada peraturanperaturan pasar modal. Ini berarti anggaran dasar perusahaan harus memuat isi ketentuan-ketentuan pasar modal. Dengan demikian bila hendak go public, perusahaan tersebut harus mengadakan perubahan anggaran dasar, baik perubahan modal, kewenganan Direksi, kewenangan Komisaris maupun hak-hak yang melekat pada saham yang berkaitan dengan kepentingan investor publik. Pemodal (investor) adalah orang atau badan yang melakukan penanaman modal. Pemegang saham pendiri adalah pemodal pertama dalam perusahaan. Dengan tujuan perluasan usaha, perusahaan dapat menawarkan kepada para investor untuk menanamkan modalnya melalu dua cara. 1. Penawaran terbatas kepada pihak tertentu Berdasarkan peraturan di Indonesia penawaran tidak dilakukan melalui media masa dan tidak melebihi kepada 20 orang atau badan. 2. Penawaran umum melalui pasar modal dengan go public Orang-orang atau badan yang tertarik berpatungan modal sesuai dengan kemampuan masing-masing kepada perusahaan dengan membeli saham perusahaan di pasar modal. 2.6.1. Struktur Pasar Modal Struktur pasar modal Indonesia telah diatur oleh UU No.8 Tahun 1995 tentang pasar modal. Berdasarkan hal tersebut, kebijakan di bidang pasar modal ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Pembinaan, pengaturan dan pengawasan sehari-hari pasar modal dilakukan oleh Bapepam sebagai salah satu unit di lingkungan Departemen Keuangan. Secara umum struktur pasar modal Indonesia sebagai berikut:
21
Gambar 2.1. Struktur Pasar Modal Indonesia
:
Penjamin Emisi Perantara Pedagang Efek Manajer Investasi
BAE
Akuntan
Domestik
Kustodian
Konsultan Hukum
Asing
Wali Amanat Pemeringkat Efek
Penilai Notaris
Sumber: Cetak Biru Pasar Modal Indonesia
1. Bapepam Bapepam atau Badan Pengawas Pasar Modal adalah lembaga yang mengatur dan mengawasi kegiatan pasar modal. Keberadaan Bapepam dimaksudkan agar dapat mewujudkan kegiatan pasar modal yang teratur, wajar dan efisien dan melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat. Bapepam memiliki tiga fungsi : •
Fungsi Pembinaan yaitu memiliki kewenangan untuk memberikan, mencabut, menunda sementara, membekukan izin bagi seluruh lembaga yang terkait di pasar modal termasuk Bursa Efek LKP dan LPP
•
Fungsi Pengaturan yaitu memiliki kewenangan untuk membuat peraturan di bidang pasar modal, untuk memberikan penjelasan lebih lanjut yang bersifat teknis atas undang-undang dan peraturan pelaksanaannya
22
•
Fungsi Pengawasan dan Penegakan Hukum yaitu memiliki kewenangan untuk melakukan penyidikan kepada para pelaku di pasar modal dan pihak lain yang terlibat dalam pelanggaran ketentuan pasar modal. Sebagai badan yang membawahi pasar modal Bapepam juga mempunyai
kewenangan untuk memberikan ijin, persetujuan dan pendaftaran kepada para pelaku pasar modal, memproses pendaftaran perusahaan yang akan menerbitkan saham, membuat peraturan pelaksanaan perundang-undangan di bidang pasar modal dan melakukan penegakan hukum jika terjadi pelanggaran terhadap peraturan tersebut. Selain itu Bapepam berwenang memberikan ijin usaha bagi perusahaan efek untuk melakukan kegiatan sebagai perantara perdagangan efek, penjamin emisi dan manajer investasi maupun badan atau lembaga dan profesi penunjang lainnya. 2. Bursa Efek Bursa efek adalah lembaga yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek. Di bursa inilah dilakukan jual beli saham dengan menggunakan jasa perusahaan efek yang menjadi anggota bursa. Di Indonesia bursa efek harus berbentuk perseroan, sementara pemegang sahamnya adalah perusahaan efek yang menjadi anggota bursa. Ada dua bursa efek di Indonesia yaitu PT Bursa Efek Jakarta (PT BEJ) dan PT Bursa Efek Surabaya (PT BES). PT BEJ memperoleh ijin usaha pada 18 Maret 1992 dan diswastakan pada 13 Juli 1992 dengan penyerahan pengelolaan dari Bapepam ke PT BEJ. PT BES didirikan pada tanggal 16 Juni 1989. Pada tahun 1995 Bursa Paralel menggabungkan diri dengan PT BES. 3. LKP (Lembaga Kliring dan Penjaminan) Lembaga ini menyediakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa. Setiap transaksi akan melewati lembaga ini untuk diselesaikan transaksinya, apakah seorang pemodal akan bertambah jumlah saham yang dimilikinya (karena melakukan pembelian) dan melakukan pembayaran, atau akan
23
berkurang jumlah sahamnya (karena menjual saham) dan menerima pembayaran. Lembaga yang melakukan fungsi ini di Indonesia adalah PT KPEI. 4. LPP (Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian) Lembaga ini merupakan lembaga yang menyediakan jasa custodian (penyimpan efek) sentral dan penyelesaian transaksi efek. Efek-efek yang diperjual belikan di bursa tidaklah beredar secara fisik, tetapi hanya lewat catatan saja. Efek-efek tersebut disimpan di berbagai bank custodian, perusahaan efek dan pihak lain. 5. Perusahaan Efek Perusahaan efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek, dan atau Manajer investasi setelah memperoleh izin usaha dari Bapepam a. Penjamin Emisi adalah pihak yang memuat kontrak dengan emiten untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak terjual. Pihak ini memberikan jaminan penjualan saham pada masa penawaran perdana saham kepada umum. Dikenal dua macam jaminan yaitu jaminan full commitment (semua saham dijamin akan terjual semua, jika tidak dibeli masyarakat) dan jaminan best effort (jika ada saham yang tak terjual pada masa penawaran maka saham tersebut dikembalikan ke emiten). b. Perantara Perdagangan Efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli efek untuk kepentingan sendiri atau pihak lain. Diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Pialang (broker atau makelar) adalah agen yang melakukan transaksi saham
atas
permintaan
investor.
Dari
jasanya
tersebut
pialang
mendapatkan imbalan dalam bentuk komisi. 2
Pedagang Efek (dealer atau komisioner) yaitu agen yang melakukan transaksi saham atas permintaan investor ataupun untuk dirinya sendiri.
c. Manajer Investasi : adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portfolio efek untuk para nasabah atau mengelola portfolio investasi kolektif untuk
24
sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku 6. Lembaga Penunjang dan Profesi Penunjang a. Biro Administrasi Efek (BAE), memberikan jasa berkaitan dengan kepemilikan efek yang disimpan dalam penitipan kolektif di LPP (Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian), sehingga dapat memberikan informasi kepada emiten mengenai perubahan kepemilikan saham. Hal ini diperlukan agar emiten tidak melakukan pelanggaran sehubungan dengan benturan kepentingan, perdagangan orang dalam dan manipulasi pasar. b. Badan Kustodian, adalah pihak yang dapat menyelenggarakan kegiatan usaha pengelolaan dan penyimpanan. Yang dapat menjadi kustodian adalah LPP (Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian), perusahaan efek atau umum yang telah mendapat persetujuan Bapepam. c. Wali Amanat : melakukan penilaian terhadap keamanan obligasi yang dibeli investor dan mewakilinya, agar obligasi yang telah dibeli lunas oleh perusahaan yang menerbitkannya pada saat jatuh tempo. d. Pemeringkat Efek, menerbitkan data statistic yang independen dan akurat tentang efek-efek yang tercatat di bursa. Data yang disediakan tersebut dalam bentuk data elektronis yang sesuai kebutuhan para analisis efek. e.
Akuntan Publik, memeriksa dan memberikan pendapat atas laporan keuangan perusahaan emiten. Bagi perusahaan yang telah menerbitkan sahamnya laporan keuangan tersebut harus mendapat pendapat “wajar tanpa syarat”.
f.
Konsultan Hukum, diperlukan untuk memeriksa keabsahan dokumendokumen perusahaan dan menjamin bahwa perusahaan yang menerbitkan saham di pasar modal tidak terlibat sengketa hukum dengan pihak lain.
g. Perusahaan Penilai, melakukan penilaian terhadap aktiva perusahaan, baik yang berwujud maupun tidak berwujud. Tujuannya adalah untuk mengetahui nilai wajar aktiva tersebut pada saat tertentu untuk dipergunakan sebagai dasar dalam penawaran efek melalui pasar modal.
25
h. Notaris, diperlukan untuk membuat berita acara Rapat Umum Pemegang Saham (RSUPS), menyusun pernyataan / keputusan RUPS dan meneliti keabsahan penyelenggaraan RUPS itu sendiri. 7. Investor adalah orang dan lembaga / perusahaan yang melakukan investasi dengan membeli saham. 8. Emiten adalah perusahaan yang telah menerbitkan / menjual sahamnya di pasar modal. Perusahaan-perusahaan efek tersebut
membentuk sistem perdagangan
yang terorgansiasi yang dalam bentuk perseroan yang disebut PT Bursa Efek Jakarta (BEJ). Tujuan didirikannya bursa efek ini, adalah agar dapat diselenggarakan perdagangan efek yang efisien, wajar dan teratur serta mampu menciptakan suatu kondisi yang dapat mendorong peranan perusaan efek sehingga dapat merangsang minat investor untuk berinvestasi di pasar modal. Tujuan lainnnya yaitu memperluas distribusi kepemililkan saham terutama untuk investor-investor dengan dana yang terbatas (investor kecil). Saat ini ada dua pasar modal di Indonesia yaitu PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan PT Bursa Efek Surabaya (BES). Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) merupakan perusahaan anak yang didirikan oleh Bursa efek untuk melakukan kegiatan kliring dan penjaminan transaksi-transaksi yang terjadi di bursa. Seluruh transaksi kegiatan perdagangan efek dikliring oleh LKP secara terus menerus sehingga dapat selalu ditentukan hak dan kewajiban anggota bursa yang melakukan transaksi. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) dibentuk oleh perusahaan efek dan bank custodian untuk mempermudah penyelesaian pemindah bukuan dan memberikan pelayanan secara menyeluruh kegiatan yang mengikuti transaksi perdagangan saham, termasuk pembagian hak atas efek seperti deviden dan saham bonus, proses kuasa pemegang saham, penyerahan kas dan efek jika diminta pengguna jasa, dan administrasi pinjam meminjam efek serta segala kegiatan emiten yang terkait dengan kepentingan pemegang saham.
26
Seluruh kegiatan usaha yang dilakukan oleh komponen-komponen pasar modal diatas diatur dan diawasi oleh Bapepam selaku badan yang ditugasi untuk melakukan pembinaan, pengaturan dan pengawasan pasar modal. 2.6.2. Harga Saham Pengertian Saham Saham adalah surat bukti pemilikan bagian modal atau tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas yang memberi hak atas deviden dan lain-lain menurut besar kecil modal disetor. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Menurut Keputusan Presiden Republik Indonesia No 52 tahun 1976 pasal 1 ayat 3 disebutkan bahwa : “Efek adalah setiap saham, obligasi atau bukti lainnya termasuk sertifikat atau surat pengganti atau surat bukti sementara dari surat-surat jaminan, opsi atau hak-hak lainnya untuk memesan atau membeli saham, obligasi atau bukti penyertaan dalam modal atau pinjaman lainnya, serta setiap alat yang lazim dikenal sebagai efek.” Umumnya instrumen atau surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal dapat dibedakan menjadi surat berharga yang bersifat hutang seperti obligasi dan surat berharga yang bersifat kepemilikan seperti saham. Saham adalah hak atas sebagian dari suatu perusahaan, misalnya saham suatu perusahaan terbatas atau suatu bukti penyertaan atau partisipasi dalam modal suatu perusahaan. Pemegang saham suatu perusahaan turut memiliki sebahagian dari perusahaan tersebut. Saham yang dimiliki oleh mereka yang sudah membeli, yaitu yang telah menyerahkan uang ke dalam perusahaan agar perusahaan bisa berfungsi, sebagai bukti kepemilikan maka diterbitkan surat saham. Surat saham diberikan kepada mereka yang telah menyerahkan dana. Jenis-jenis saham dapat ditinjau dari cara peralihan hak serta manfaat yang diperoleh para pemegang saham. Menurut Marzuki Usman (1990 ; 74) : “ Ditinjau dari cara peralihan hak, saham menjadi saham atas unjuk dan saham atas nama. Saham atas unjuk (bearer stock) tidak menuliskan nama pemiliknya atas sertifikat saham. Dengan pemilikan saham atas unjuk seorang pemilik sangat mudah untuk
27
mengalihkan atau memindahkan haknya kepada orang lain. Sedangkan pada saham ditulis nama (registred stock) diatas sertifikat saham ditulis nama pemiliknya.” “Ditinjau dari manfaatnya pada dasarnya saham dapat digolongkan menjadi saham biasa dan saham preferen. Saham biasa merupakan sumber dana yang permanent, karena modal ini akan tertanam untuk jangka yang panjang selama perusahaan beroperasi, saham preferen juga merupakan bagian dari modal sendiri. Saham preferen berarti adanya prioritas (Preferensi) terhadap saham biasa dalam hal pembayaran deviden dan didahulukan haknya atas kekayaan perusahaan dalam proses likuidasi.” Pembentukan Harga Saham Harga saham di bursa ditentukan oleh kekuatan pasar yang artinya saham tergantung dari kekuatan permintaan dan penawaran. Bila dilihat dari harga pembentukan harga saham yang terjadi di pasar modal, maka pasar modal dapat dibagi dalam pasar regular dan pasar negosisasi. Pembentukan harga pasar regular dilakukan dengan cara tawar menawar secara terus menerus berdasarkan kekuatan pasar. Sedangkan pembentukan harga saham di pasar negosiasi dilakukan dengan cara negosiasi antara pihak pembeli dan penjual. Disamping itu persaingan dalam pasar akan banyak berpengaruh tehadap harga saham 2.7. Analisa Rasio Keuangan Setiap perusahaan yang telah terdaftar di pasar modal maka harus melaporkan laporan tahunan yaitu laporan keuangannya. Ini ditujukan agar setiap yang berkepentingan dalam pasar modal itu dapat melakukan analisis terhadap komponen yang ada dalam laporan keuangan itu. Laporan keuangan merupakan laporan hasil pengklarifikasian dan penghikhtisaran terhadap catatan transaksi-transaksi yang terjadi pada suatu perusahaan, Fungsi laporan keuangan dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara pihak manajemen perusahaan dengan pihak-pihak lain yang berkepentingan terhadap data dan aktivitas perusahaan tersebut (Hornanto, 1987; 9 -16). Laporan keuangan yang dihasilkan oleh akuntansi dimanfaatkan oleh pemakai luar yang terdiri dari pemegang saham, kreditur, analis keuangan,
28
organisasi karyawan dan berbagai instansi pemerintah. Para pemakai luar ini memerlukan laporan keuangan perusahaan sebagai dasar pembuatan keputusan mengenai hubungan mereka dengan perusahaan yang bersangkutan sebagai dasar pembuatan keputusan mengenai hubungan mereka dengan perusahaan yang bersangkutan. Para investor membutuhkan informasi keuangan suatu perusahaan untuk mengambil keputusan apakah mereka akan melakukan investasi dalam perusahaan tersebut ataupun pada perusahaan lain. Sedangkan permintaan investor dipengaruhi oleh informasi mengenai perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut, seperti diutarakan oleh Zein Mahmud (1990:1) “Keputusan investasi pada dasarnya merupakan proses yang berorientasi informasi, informasi ini diolah berdasarkan fakta masa lalu untuk memperoleh gambaran tentang apa yang akan diharapkan dimasa datang”. Laporan keuangan merupakan informasi penting bagi para investor dan dengan analisis yang tepat dapat menilai keadaan atau kinerja suatu bank atau perusahaan, baik dari segi modal maupun tingkat profitabilitasnya. Kinerja parusahaan merupakan informasi yang dibutuhkan investor dalam menentukan keputusan investasinya. Perusahaan yang sehat akan memberikan keuntungan yang diharapkan investor. Dari uraian itu kita dapat menyimpulkan bahwa : 1. Kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan, dari kinerja tersebut dapat ditentukan tingkat kesehatan perusahaan, yaitu dengan cara melakukan analisis atau intepretasi terhadap laporan keuangan. 2. Tingkat kesehatan perusahaan merupakan informasi yang diperlukan oleh banyak pihak untuk membantu dalam pengambilan keputusan. Investor menggunakan informasi tersebut untuk menentukan perusahaan mana yang sahamnya menguntungkan. Dengan kata lain semua informasi yang penting dan relevan akan dapat mempengaruhi pembentukan harga saham perusahaan. Seperti yang telah diutarakan oleh Weston dan Copeland (1986;195) “However, financial ratios are also useful in security analysis-the evaluation of the emphasis is on security analysis, the principal focus in on judging the long run profit potential of the firm. Profitability is run : because financial ratios analysis provides insight into this factor, it is useful to security analyst.”
29
Menurut ketentuan yang dikeluarkan oleh BEJ, bahwa setelah perusahaan go public dan mencatat efeknya di bursa, maka emitten sebagai perusahaan publik, wajib menyampaikan laporan secara rutin maupun laporan lain jika ada kejadian penting kepada BAPEPAM dan BEJ. Seluruh laporan yang disampaikan oleh emiten kepada bursa, yaitu laporan adanya kejadian penting, secepatnya dipublikasikan oleh bursa kepada masyarakat pemodal melalui pengumuman dilantai bursa maupun melalui papan informasi. Masyarakat permodalan dapat memperoleh langsung informasi tersebut melalui perusahaan pialang. Ada tiga jenis waktu pelaporan keuangan yaitu (1). laporan keuangan tahunan yang diterbitkan selambat-lambatnya selama 120 hari sejak berakhirnya tahun buku setelah diaudit. (2). Laporan keuangan tengah tahunan diterbitkan selambat-lambatnya selama 60 hari atau 90 hari tidak diaudit, atau selama 120 hari setelah diaudit (3) laporan triwulan diterbitkan selambat-lambatnya selama 60 hari tidak diaudit. Analisis
Rasio
melibatkan
metoda-metoda
perhitungan
dan
menginterpretasikan rasio keuangan untuk memberikan penilaian terhadap status dan performasi perusahaan. Dalam penelitian yang dilakukan ini, analisis rasio dilakukan hanya terhadap rasio-rasio yang memiliki korelasi dan keterkaitan yang signifikan terutama terhadap sektor usaha yang dihadapi, yaitu sektor perbankan. Rasio Keuangan dapat dibagi dalam 4 kategori, yaitu : 1. Rasio Likuiditas 2. Rasio Aktivitas 3. Rasio Hutang 4. Rasio Profitabilitas Rasio Likuiditas Likuiditas di dalam perusahaan bisnis diukur berdasarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh temponya. Rasio Likuiditas terdiri dari 1. Net Working Capital 2. Current Ratio 3. Quick Ratio (Acid Test)
30
1. Net Working Capital. Kerap kali digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan seara menyeluruh. Secara matematis, perhitungannya adalah : Net Working Capital = Current Asset – Current Liabilitas 2. Current Ratio Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Secara matematis, perhitungannya adalah : Current Ratio = current asset current liabilities 3. Quick Ratio Ratio ini mirip current ratio, hanya dalam perhitungannya tidak memasukkan komponen persediaan (inventory). Quick Ratio =
current asset - inventory Current liabilities
Ratio Profitabilitas Di dalam melakukan analisisi terhadap profitabilitas, terdapat beberapa macam pengukuran yang masing-masing berkaitan dengan kemampuan tingkat pengembalian perusahaan terhadap sales, equity atau share value-nya. Tanpa adanya faktor profitabilitas ini sulit bagi perusahaan untuk menarik dana dari para investor di luar. Analisis profitabilitas ini terdiri dari beberapa macam diantaranya dalah Return On Tolal Asset . Rasio ini dikenal juga sebagai Return On ivestment (ROI), yang mengukur efektifitas manajemen secara keseluruah untuk menghasilkan keuntungan dari seluruh asset yang dimiliki. Secara matematis perhitungannya adalah sebagai berikut : Return on Total Asset =
Net profit after taxes Total asset
31
Rasio ini bertujuan untuk mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor. Menurut Lawrence (1997: p 137) “Return On Asset measurement the overall effectiveness of management in generating profit with its available assets and the higher the firm’s return assets the better.” Return On Asset yang positip menunjukkan bahwa modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva dipergunakan untuk operasi perusahaan mampu memberikan keuntungan bagi perusahaan, sebaliknya Return On Asset yang negative menunjukkan bahwa keseluruhan aktiva yang dipergunakan untuk operasi perusahaan tidak mampu memberikan keuntungan bagi perusahaan. Perusahaan yang mampu menghasilkan Return On Asset yang besar mempunyai peluang yang cukup besar besar untuk meningkatkan pertumbuhan modal sendiri, karena sebagian dari laba yang dihasilkan tersebut akan ditanam kembali dalam perusahaan dalam bentuk laba ditahan. Ini berarti menyangkut keputusan investasi. 2.7.1. Pengaruh profil perusahaan terhadap fluktuasi indeks harga saham Pasar
modal yang telah berdiri sejak tahun 1977, sebenarnya lebih
merupakan sarana investasi jangka panjang bagi para investor.
Namun
kecenderungan yang ada di Indonesia para investor yang bermain di pasar modal cenderung memiliki karakteristik transaksi dalam jangka waktu pendek. Investasi di pasar saham ini masih dianggap investasi yang mengandung cukup besar bila dibandingkan dengan pasar uang, sehingga para investor selalu berusaha untuk mengantisipasikannya dengan melakukan investigasi awal terhadap perusahaanperusahaan yang akan men-launching IPO (Initial Public Offering). Profil perusahaan yang sudah terdaftar di pasar modal akan mempengaruhi fluktuasi harga saham di bursa. 2.8. Analisis Cluster Analisis Cluster merupakan salah satu teknik statistik multivariat untuk mengindentifikasikan sekelompok obyek yang memiliki kemiripan karakteristik
32
tertentu, yang dapat dipisahkan dengan kelompok objek lainnya. Jumlah kelompok yang dapat diidentifikasikan tergantung pada banyak dan variasi data objek. Hasil dari analsis cluster ini berupa grup objek yang memiliki high internal (within-cluster) homogeneity dan high external (between cluster) heterogeneity. Tujuan analsisi cluster adalah untuk mengelompokan sekumpulan data objek ke dalam beberapa kelompok yang memiliki karakteristik tertentu dan dapat dibedakan satu sama lain untuk analisis dan interpretasi lebih lanjut sesuai dengan tujuan penelitian yang dilakukan. Konsep dasar penggunaan analisis cluster adalah konsep pengukuran jarak (distance) dan kesamaan (similarity). Distance adalah ukuran tentang jarak pisah antar objek, sedangkan similarity adalah ukuran kedekatan. Konsep ini penting karena pengelompokan pada analisis cluster didasarkan pada kedekatan. Pengukuran korelasi dan pengukuran jarak digunakan untuk data-data yang bersifat metrik sementara pengukuran kesesuaian (matching type measure) digunakan untuk data-data yang bersifat kulitatif. Tahapan Analisis Cluster Tahap 1 : Menentukan Tujuan analisi Cluster Tujuan utama dari analisis cluster adalah untuk mempartisi sebuah set objek menjadi dua grup atau lebih berdasarkan kesamaan karakteristik obyek tersebut. Dengan membentuk grup yang homogen, dapat dilihat tiga hal berikut : 1. Deskripsi Taksonomi Dengan analisis cluster dapat dibentuk taksonomi, klasifikasi obyek yang dilakukan secara empiris. 2. Simplifikasi Data Interpretasi lebih mudah dilakukan terhadap beberapa kelompok objek dibandingkan terhadap obyek dalam jumlah besar. 3. Identifikasi Relationship Dengan mengukur similariy objek, dapat dilihat hubungan/relationship antar obyek.
33
Pemilihan Variabel Cluster Data yang digunakan dapat berupa data interval, frekuensi dan biner. Set data objek harus memiliki variabel dengan tipe sejenis, tidak campur antar tipe yang satu dengan yang lainnya. Tahap 2 : Desain Penelitian Setelah pengumpulan data,
harus dideteksi terlebih dahulu apakah terdapat
outlier. Outlier adalah obyek yang memiliki nilai ekstrim dibandingkan objekobjek lainnya. Adanya outlieur dapat mengganggu proses pengelompokkan, Kemudian perhatikan dimensi/satuan pengukuran variabel yang bersangkutan. Jika terdapat perbedaan dimensi, maka variabel harus distandardisasikan terlebih dahulu. Standardisasi dapat dilakukan dengan menghitung Z score (skore standar) dengan persamaan : Z = Xi – M Dimana Z = skor standar Xi = skor data mentah M = rata-rata σ = standar deviasi Pengukuran Similaritas Similaritas inter-objek dapat diukur dengan tiga metoda sebagai berikut : •
Correlational Measure
Pada pengukuran jarak dengan metode ini, objek-objek dikelompokkan bersama dalam satu kelompok jika memiliki korelasi yang tinggi di antara variabelvariabel yang diukur. Metoda ini jarang digunakan karena umumnya similarias didasarkan pada kedekatan jarak antar objek, bukan kesamaan pola antar variabel. •
Distance Measure
Pengukuran berdasarkan jarak/distance ini adalah metode yang paling umum digunakan dalam analisis cluster. Semakin kecil jarak antar obyek mengidikasikan semakin similar obyek-obyek tersebut, begitu juga sebaliknya. Jadi obyek-obyek
34
dalam satu kelompok memiliki kedekatan jarak, namun bisa memiliki pola yang sangat berbeda pada variabel-variabel yang diukur. •
Association Measure
Metoda ini digunakan untuk membandingkan obyek dengan karakteristik data nonmetrik (nominal atau ordinal). Misalnya, jawaban responden berupa ‘ya’ atau ‘tidak’ dapat diasosiasikan dengan angka 1 dan 0. Pengukuran asosiasi yang paling sederhana dapat dilakukan dengan melihat presentase kesamaan jawaban antar responden. Ketiga metode tersebut dipilih berdasarkan tujuan penelitian dan tipe data, Correlation Measure dan Distance Measure digunakan untuk tipe data metrik, sedangkan Association Measure untuk tipe data nonmetrik. Teknik Pengukuran Jarak/Similaritas Terdapat jenis ukuran jarak untuk tipe data interval, frekuensi dan biner. Teknik pengukuran jarak yang paling umum adalah Euclidien Distance, dimana teknik ini merupakan ukuran jarak antara dua item X dan Y. Pengukuran ini merupakan pengukuran yang paling umum digunakan. Standardisasi Data Terdapat dua metoda dalam melakukan standardisasi data : 1. Standardisasi dengan variabel Yang paling umum dilakukan adalah dengan mengkorversikan masing-masing variabel menjadi skor standar (dikenal dengan z score) 2. Standardisasi dengan Observasi Tahap 3 : Asumsi Model 1. Sampel harus representative 2. Tidak adanya multikolinear Multikolinear berarti variabel yang satu tidak bebas dari variabel lainnya, artinya sebuah variabel bukan merupakan kombinasi linear dari variabelvariabel lainnya.
35
Tahap 4. Pengelompokan Secara umum, proses dimulai dengan pengambilan pengukuran variabel dan n obyek pengamatan. Data tersebut dijadikan matriks data mentah berukuran n x p. Matrik tersebut ditransformasikan ke dalam bentuk matrix similarities berukuran n x n yang dihitung berdasarkan pasangan-pasangan objek p variabel. Kemudian suatu algoritma pengelompokkan dipilih dimana algoritma inilah yang akan menentukan aturan-aturan yang berhubungan dengan pengelompokkan obyek-obyek ke dalam kelompok, didasarkan pada similaritas antar obyek. Terdapat 3 metode pengelompokkan yang biasa digunakan : hirarki, nonhirarki dan kombinasi, Metoda yang paling baik digunakan adalah metoda yang menghasilkan perbedaan maksimum antar cluster relative terhadap variasi dalam kelompok. Teknik hierarki adalah teknik pengelompokkan membentuk konstruksi hirarki atau berdasarkan tingkatan tertentu seperti struktur pohon. Jadi proses pengelompokkan dilakukan secara bertingkat dan bertahap. Dalam hal ini ada beberapa metoda yaitu metoda agglomerative yaitu dimulai dengan kenyataan bahwa setiap obyek membentuk kelompoknya masing-masing. Kemudian, dua obyek dengan jarak terdekat bergabung, selanjutnya obyek ketiga akan bergabung dengan kelompok yang ada atau bersama obyek yang lain, membentuk kelompok baru. Proses terus berlanjut sampai terbentuk satu kelompok yang terdiri dari keseluruhan obyek. Metoda lainnya Metoda Divisive, dalam hal ini dimulai dari satu kelompok besar mencakup semua observasi. Selanjutnya obyek yang memiliki ketidakmiripan besar dipisahkan sehingga membentuk kelompok yang lebih kecil. Pemisahan ini dilanjutkan hingga mencapai sejumlah keompok yang diinginkan. Teknik Non Hirarki, dimulai dengan memilih sejumlah nilai kelompok awal sesuai dengan jumlah yang diinginkan kemudian obyek digabungkan ke dalam kelompok-kelompok tersebut. Prosedur alanisis cluster K-means digunakan untuk mengelompokkan sejumlah kasus yang besar lebih dari 200 kasus dengan lebih efisien. Metoda ini berdasarkan nearest centroid sorting yaitu pengelompokan berdasarkan jarak terkecil antara kasus dan pusat dari kelompok.
36
Tahap 5. Tahap Intepretasi Pada tahap ini yang perlu diperhatikan adalah karakteristik apa yang membedakan masing-masing kelompok lalu sesuai dengan tujuan penulisan label apa yang dapat diberikan kepada masing-masing cluster tersebut. Tentunya perlu dispesifikasikan kriteria-kriteria yang mendasari kelompok-kelompok yang telah terbentuk. Disamping itu interpretasi dari hasil pengelompokkan baik berupa grafik dendogram maupun analisi nilai koefisien aglomerasi. Apabila melihat jarak pengelompokkan sebenarnya itu merupakan interpretasi dari beberapa nilai kedekatan dalam menggabungkan obyek dalam kelompok. Tahap 6. Tahap Validasi Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap kelompok yang telah dibentuk. Uji yang dapat dilakukan seperti membandingkan hasil yang diperoleh dengan algoritma yang berbeda. Misalnya bila pertama kita menggunakan algoritma hirarki maka dicoba menggunakan algoritma nonhierarki apakah hasilnya mirip atau tidak bila hasilnya berbeda secara significant maka kelompok tersebut masih belum valid karena tidak dapat diterapkan secara umum, Pada prosedur pengelompokkan dengan melihat tingkat perubahan koefisien algomerasi pada algoritma hierarkial sebenarnya juga merupakan langkah uji terhadap kelompok yang dibentuk. 2.9. Structural Equation Modeling Structural
Equation
Modeling
merupakan
suatu
teknik
analisis
multivariate yang dapat digunakan untuk menganalisis beberapa hubungan dependen sekaligus secara simultan. Analisis secara simultan ini dilakukan agar didapakan efisiensi secara statistic. Karena SEM sangat flexible, berbagai model dapat dihasilkan sebagai output analisis. Karena itu diperlukan strategi modeling. Terdapat 3 strategi umum 1. Confimatory Modeling Strategy, peneliti menspesifikasikan sebuah model dan SEM digunakan untuk meng-asses signifikansi statistik
37
2. Competing Models Strategy,
peneliti membandingkan beberapa model
sekaligus dan memilih mana yang paling kuat 3. Model Development Strategy, digunakan untuk mendapatkan insight atau pemahaman yang mendalam untuk selanjutnya dilakukan respesifikasi model. Hubungan (path) dalam SEM sepenuhnya dapat dispesifikasikan oleh peneliti sehingga dalam hal ini sangat penting struktur model didukung oleh teori yang kuat. Langkah-langkah dalam SEM 1. Membangun teori dasar model 2. Membangun path diagram 3. Convert path diagram 4. Pemilihan input matrix dan menganalisis permasalahan 5. Penilaian identifikasi model, evaluasi model estimates dan goodness of fit dan intrepretasi model 6. Modifikasi model Uraian rinci setiap langkah Uraian rinci langkah penelitian termasuk di dalamnya adalah langkah yang ada dalam Struktural Equation Modeling yaitu sebagai berikut : 1. Membangun teori dasar model 2. Membangun Path Diagram 3. Convert path diagram 4. Pemilihan input matrix dan menganalisis permasalahan 5. Penilaian identifikasi model, evaluasi model estimates dan goodness of fit dan intrepretasi model 6. Modifikasi model Step 1. Membangun TeoriDasar Model SEM adalah didasarkan pada hubungan kausal. Disini dilakukan penentuan ada tidaknya hubungan sebab akibat antar dua variabel. Penentuan ini tidak tergantung
38
pada perhitungan analisis tetapi pada justifikasi teori yang mendukung analisis tersebut. Step 2. Membangunt Path Diagram Dalam penyusunan ini diasumsikan semua hubungan bersifat causal relationship, dan semua hubungan adalah linear. Construct dapat dibagi dalam 2 yaitu exogenous construct dan endogenous construct. Exogenous construct dikenal sebagai variabel independent dan tidak terdapat panah dengan kepala panah tunggal yang masuk ke construct itu. Sedangkan endogenous construct dapat diprediksi oleh satu atau lebih construk yang lain. Step 3. Convert Part Diagram Sebelum masuk ke dalam spesifikasi model peneliti perlu mendefinisikan 1. Struktural Equation (structural model) yaitu hubungan antar construct 2. Measurement Model yaitu menspesifikasikan variabel mana saja yang mengukur construct tertentu 3. A set of Matrice yatu mengindikasikan beberapa hipotesis korelasi antara construct dan variabel. Selanjutnya dilihat isu isu lainnya seperti berapa jumlah indikator per construct, isu reliabilitas dan two step vs single step Step 4. Pemilihan input matrix dan menganalisis permasalahan Missing Data Dalam penggunaan SEM sering terdapat missing data yang mengakibatkan efek mendalam pada SEM.
Untuk kepraktisannya, input SEM sebaiknya
menggunakan data yang lengkap. Perlakuan terhadap missing data dapat dilakukan pada data screening yaitu sebelum dianalisis. Assumsi Model •
Independen observations
•
Random Sampling
•
Linearity of all relationship
39
•
Normality (nonskewed distribution)
Matriks kovariansi vs korelasi Kovariansi : memberikan perbandingan yang valid antar populasi yang berbeda tetapi kesulitan dalam interpretasi jika unit pengukurannya berbeda. Korelasi : Sesuai digunakan jika tujuan penelitian hanya untuk mengerti pola hubungan antar construct tetapi tidak untuk menjelaskan total variansi dari suatu construct. Peneliti yang ingin menguji suatu teori maka harus menggunakan input kovariansi. Ukuran Sampel Menurut Ralph M. Barnes (1990) , rumus kecukupan observasi yang umum digunakan dalam penelitian adalah dengan tingkat kepercayaan 95 persen, dan ± 5 persen ketelitian. Rumus yang digunakan adalah N’ = (( 40√NΣ(X2)-( ΣX)2 ) / ΣX)2 N’ = jumlah observasi yang dibutuhkan untuk memprediksi dengan tingkat kepercayaan 95 persen, dan ± 5 persen ketelitian. X = observasi N = jumlah actual observasi. Dikarenakan Jumlah observasi yang dimungkinkan pada saat penelitian adalah selama 4 tahun, yaitu sejak tahun 2001-2004 dan disebabkan keterbatasan data dan waktu maka kecukupan data tidak dapat memenuhi kriteria itu. (Lihat lampiran). Sehingga secara teoritis kecukupan data
mengacu pada kecukupan
observasi yang dikemukakan oleh Hair et. al. (1988 : p.605), “walaupun tidak ada kriteria yang mutlak untuk ukuran sample yang diperlukan dalam teknik SEM ini, namun berdasarkan Maximum Likelihood Estimation (MLE) yang merupakan prosedur untuk
40
mengestimasi, meyarankan bahwa ukuran sampel sekitar 50 sudah dapat digunakan, dan sudah bisa memberikan hasil-hasil yang valid dengan ukuran sampel tersebut Tetapi ukuran sampel yang kecil tidak disarankan. Hair et.al menyarankan bahwa agar dapat melakukan MLE maka jumlah sampel hendaklah diantantara 100-150. Namun sebaliknya jika ukuran sampel terlalu besar model menjadi terlalu sensitive”. Metoda dan proses Metoda yang umum : maximum likehood Proses : 1. direct estimation 2. bootsrapping 3. simulation 4. Jackniffing Step 5 Penilaian Identifikasi Model, Evaluasi Model Estimates dan Goodness of Fit dan Intrepretasi model Dalam SEM dikenal identification problem yaitu inability of the proposed model to generate unique estimate. Yang terkait dengan degree of freedom dalam SEM : Df = ½ [ (p+q)(p+q+1)] – t p = jumlah indikator endogen q = jumlah indikator eksogen t = jumlah koefisien yang diestimasi dalam model yang diusulkan Just identified terjadi jika d.o.f = 0 sehingga tidak terdapat generalizability Under identified terjadi jika d.o.f < 0 Over identified terjadi jika d.o.f > 0 ini meurpakan tujuan yang harus dicapai Step 6. Modifikasi model Sebelum mengevalusai model lebih lanjut, peneliti harus mengamati adanya offending estimate untuk kemudian memperbaiki terlebih dahulu. Offending estimates meliputi :
41
•
Variansi error negative
•
Standardized coefficient melewati atau sangat dekat dengan 1
•
Standard error untuk suatu nilai yang diestimasi menjadi sangat besar
Evaluating Goodness of fit criteria Terdapat 3 ukuran goodness of fitt 1. Absolute fit measures : hanya menaksir overall model fit, tidak terdapat adjustment terhadap kemungkinan adanya overfiting 2. Incremental fit measurement : membandingkan model yang diusulkan dengan model lain yang telah dispesifikasiakn oleh peneliti 3. Parsimonis fit measuremes : meng-adjust ukuran fitness model dengan koefisien yang diestimasi •
Measuremen model fit dapat diukur dengan reliabilitas indicator-indikator dalam menyusun construct misalnya Alpha’s Cronbach
•
Struktural model fit dapat dilihat dari signifikansi koefisien-koefisien yang diestimasi.
Interpreting and Modifiying the model •
Standardized vs unstandardized coefficient
•
Model repecification : proses menambahkan atau mengurangi parameter yang diestimasi dari model awal (orisinal)
•
Respesifikasi model hanya boleh dilakukan dalam kerangka teoritis dan model baru harus divalidasi silang.
42
Gambar 2.2. Flow Chart Tujuh Tahapan Proses Strutural Equation Model untuk Penelitian
Develop a Theoretically Bassed Model
Construct a Path Diagram
Convert Part Diagram
To stage 4
43