BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Periklanan sebagai Proses Komunikasi Sesungguhnya cakupan komunikasi sangatlah luas, baik dari teori maupun terapannya, termasuk salah satu bagian komunikasi itu sendiri adalah perilanan. Iklan yang berarti pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarkat melalui suatu media.1 Iklan merupakan media informasi yang dibuat sedemikian rupa agar dapat menarik minat khalayak, orisinil, serta memiliki kharateristik tertentu dan persuasif sehingga konsumen atau khalayak secara sukarela terdorong untuk melakukan suatu tindakan sesuai dengan yang diingikan pengiklan. 2 Sebagai bagian dari promosi yang merupakan bauran dari pemasaran (marketing mix) , maka dari sebuah iklan adalah mampu pesan iklan yang menjual. Dalam suatu proses periklanan yang dilalui agar mampu memperoleh respon dari khalyak. Sandra Moriarty dalam bukunya Creative Advertising: Theory and Practie menggambarkan proses komunikasi tersebut dalam bentuk bagan.
1
Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan; Konsep & Aplikasinya di Indonesia, Cet IV (jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1995), hall. 9 2 Frank Jefkins, periklanan, Edisi 3 (jakarta: Erlangga, 1997), hall. 18 1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
Gambar 2.1 Skema proses Komunikasi Source (Advertiser)
Encorder (Agency)
Message (Advertisement)
Channel (Media)
Noise (Competition)
( Feed Back
Proses komunikasi dalam iklan dimulai dari produsen (source) menggunakan jasa biro iklan (encorder) untuk menyampaikan pesan iklan (message) yang disampikan harus cukup kuat untuk bersaing dalam mengatasi beragam pesan lainnya (noise), sehingga dapat dimengerti (desoded) oleh pemirsa, pendengarnya, pembaca (receiver). Untuk mengetahui apakah pesan itu berhasil diterima, pengiklan harus mendapatkan informasi kembali (feedback), yaitu bagaimana seseorang bereaksi terhadap iklan tersebut.3 Dalam proses komunikasi sangatlah penting untuk mengetahui efek yang akan dihasilkan, karena dengan adanya efek kita bisa mengetahui sejauhmana pesan yang disampaikan berpengaruh dan sampai dibeka khalayak terhadap sebuah pesan
3
Sandra E. Moriarty, Creative advertising: Theory & Practice (New Jersey USA: Prentice Hall, 1991), hal 5-6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
Dalam bukunya Deddy Mulyana4 menjelaskan, menurut Harold laswell, cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaanpertanyaan berikut who, says What, In Which Channel, To Whom, What Effect? Atau siapa mengantakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa, dengan pengaruh bagaimana. Gambaran teori lasswell tersebut dapat juga diterapkan dalam periklanan.ini daoat terlihat dalam penjelasan sebagai berikut. Menurut para praktisi periklanan Indonesia yang dikutip oleh Endah Muwarni5, iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk disampaikan melalui suatu media, dibiayai oleh pemerkasa yang dikenal, serta ditujuka kepada sebagian atau seluruh masyarakat. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa iklan adalah suatu kegiatan komunikasi untuk memperkenalkan produk barang atau jasa baik itu merupakan produk baru maupun lama yang telah muncul dipasaran lewat media massa. Dengan pengertian tersebut penulis mengutip dari dasar-dasar periklanan6, bahwa ternyata definisi tersebut sejalan dengan gambaran teori komunikasi lasswell yang unsure unsurnya adalah Who, Says What, In Which Channel, To Whom, What Effect?, dimana Who menunjukan pengiklan, Says What adalah pesan apa yang disampikan dalam iklan, Which Channel adalah media apa yang digunakan untuk menyampikan 4
Deddy Mulyana,MA< Ph.D, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Remaja Rosdakarya: Bandung, 2004, hal. 62 5 Endah Muwarni, Dasar-dasar Periklanan, Wacana Jurnal Ilmiah Komunikasi. FIKOM UNIV.Prof.Dr. Moestopo (beragama), Jakarta hal. 14 6 Endah Muwarni, Dasar-dasar Periklanan, Wacana Jurnal Ilmiah Komunikasi. FIKOM UNIV.Prof.Dr. Moestopo (beragama), Jakarta hal. 15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
iklan tersebut, To Whom menunjukan khalayak sasaran atau target market yang dituju, With What Effect adalah efek apa yang timbul dari penayangan iklan tersebut. Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa iklan merupakan bagian dari proses periklanan merupakan satu aspek dari proses komunikasi. Dimana perusahaan sebagai komunikator, iklan yang merupakan pesan komunikasi dan media merupakan alat pengantar pesan dan khalayak merupakan komunikan yang dituju. Perikanan adalah bentuk penyajian komunikasi non personal, promosi ide-ide, promosi produk barang atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan tertentu yang dibayar. Iklan itu sendiri merupakan suatu proses komunikasi satu arah yang menyampaikan
pesannya
melalui
suatu
mediator
yang
bertujuan
untuk
mempengaruhi khalayak terhadap sikap dan perilaku seseorang, iklan adalah cara yang paling dominan dan konvensional dalam mempromosikan produk.7 2.2 Tujuan Periklanan Sanyoto (2006), Bila digolongkan menurut Advertising Spiral, tujuan periklana televise dapat dibagi menjadi : 1. Untuk produk baru/perintisan (pioneering), tujuan periklanan adalah menimbulkan kesadaran (awareness) dan mengenalkan produk dan merek
7
Jefkins, Frank.,Menyusun Periklanan Efektif. Edisi ke-5.Jakarta;1997.hal 27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
seperti yang diiklankan, manfaat, faedah, guna dan keuntungan produk yang diiklankan, sehingga timbul keinginan dan bertindak untuk membeli. 2. Untuk produk bersaing (competitive), tujuan periklanan adalah merebut pembeli produk sejenis dari pesaing dan beralih membeli produk kita, dengan mengutarakan kelebihan, keistimewaan, keunggulan dan keunikan (Unique Selling Prepositions) dari produk yang diiklankan. 3. Untuk produk lama dan mantap (retentive), tujuan periklanan adalah mengingatkan (reminding) dan mempertahankan pembeli agar tetap setia berlangganan, dengan meyakinkan keeksl;usifan dan keunikan produk serta berusaha memposisikan produk pada benak audience (positioning). Sedangkan menurut Frank Jefkins tujuan periklanan secara keseluruhan adalah untuk mempengaruhi tingkat penjualan agar keuntungan perusahaan bertambah.8 2.3 Definisi Efektivitas, Efektivitas iklan, efektivitas iklan televisi, dan Model EPIC 2.3.1 Definisi efektivitas Efektivitas berasal dari kata dasar efektif yang memiliki arti berhasil atau membawa hasil yang positif9
8
Jefkins, Frank.,Menyusun Periklanan Efektif. Edisi ke-5.Jakarta;1997.,hal 27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
Dalam penegrtian definisi efektivitas apabila dihubungkan dengan proses komunikasi, maka komunikasi yang efektif adalah bagaiman penyebar pesan (komunikator) dengan penerima pesan (komunikan) dapat menimbulkan suatu spengertian yang sama tentang suatu pesan (efek), perubahan yang terjadi disebut efek positif atau efektivitas. Efektivitas dapat diartikan sebagai dampak atau semua jenis perubahan yang terjadi dalam diri sesorang setelah menerima suatu pesan dari suatu sumber. Perubahan tersebut meliputi perubahan sikap, perubahan pengetahuan dan perubahan perilaku nyata. Definisi lain efektivitas secara umum menurut Andre Hardjana adalah :10 1. Mengerjakan hal-hal yang benar sesuai dengan seharusnya diselesaikan sesuai dengan rencana dan aturannya. 2. Mencapai tingkat diatas pesaing, mampu menjadi terbaik dengan pesaing yang lain sebagai yang terbaik. 3. Membawa hasil, apa yang telah dikerjakan mampu member hasil yang bermanfaat. 4. Menangani tantangan masa depan, semua yangt telah direncakan dan hasil yang bermanfaat bagi masa depan.
9
Santoso, Nando.,Kamus Bahas Indosesia.Surabaya. Fajar Mulya;1996. Hall 109 Hanjana, Andre., Audit Komunikasi Teori dan Praktek. Jakarta. PT. Grasindo.2000.hal 2
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
5. Mengoptimalkan penggunaan sumber daya, sumber daya yang dipakai telah optimal dari penggunaan sampai tingkat maximum. “Efektivitas adalah reaksi khusus dari rangsangan khusus dengan demikian dapat diharapkan atau diduga berhubungan erat antara isi pernyataan media dan khalayak”11 2.3.2 Efektivitas Iklan Peranan iklan adalah secara berkesinambung mempertahakan penjualan dan tingkat pangsa pasar yang mapan terhadap berbagai calon penantang/pesaing. Bagi merek besar yang telah mapan, peranan iklan harus semakin terfokus untuk mempertahankan atau untuk memegang terus pangsa mapanya. Penilaian efektivitas iklan yang semata-mata atas dasar penjualan atau pangsa pasar adalah tindakan naïf antara lain penilaian itu tidak mempertimbangkan peran iklan sebagai kekuatan pendudukan. Dalam model komunikasi periklanan, kumpulan reaksi yang terjadi setelah penerima melihat, mendengar, atau membaca suatu pesan dikenal sebagai tanggapan. Tanggapan dari penerima yang dikomunikasikan kembali kepada pengirim pesan dapat dimulai dari tindakan yang tidak dapat terlihat seperti
11
Drs. A.M Hoeta Soehoet, Teori Komunikasi, Penelitian Yayasan Kampus Tercinta-IISIP Jakarta:2000, hal 26.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
menyimpan informasi dalam memori sampai dengan pengambilan tindakan untuk membeli barang yang terdapat dalam iklan televisi.12 2.3.3 Efektivitas Iklan Televisi
Walaupun definisi tentang sebuah periklanan yang efektif dapat digunakan untuk segala kegunaan dianggap tidak praktis karena tidak memberikan definisi yang tunggal, namun definisi tersebut praktis karena tidak memberikan definisi yang tunggal, namun definisi tersebut bisa dianggap cukup baik karena mencakup berbagai karakteristik umum. Menurut shimp13 taraf minimal iklan yang baik (efektif) memuaskan beberapa pertimbangan berikut ini : a. Iklan harus memperpanjang suara strategi pemasaran. Iklan bisa jadi efektif hanya bila cocok denga elemen lain dari strategi komunikasi pemasaran yang diarahkan dengan baik dan terintegrasi. b. Periklanan yang efektif harus menyertakan sudut pandang konsumen. Mengingatkan bahwa para konsumen membeli manfaat-manfaat produk, bukan atribut/lambangnya. Maka iklan harus dinyatakan dengan cara yang
12
Belch George E, and Michael, Advertising and Promotion:An Integrade Marketing Communication Perspective (2nded).Boston:Richard D.Irwin.Inc:2004 hal 230 13 Shimp, Terence A. Periklanan Promosi : Komunikasin Pemasaran Terpadu. Jilid 2, Edisi Kelima Erlangga, Jakarta, 2003 hal 415
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan, keinginannya, serta apa yang dinilai oleh konsumen dari pada si pemasar. c. Periklanan yang baik harus persuasif. Persuasif biasanya terjadi ketika produk yang diiklankan dapat memberikan keuntungan tambahan bagi konsumen. d. Iklan harus menemukan cara unik untuk menerobos kerumusan iklan. Artinya adalah suatu iklan haruslah kreatif, yakni yang bisa membedakan dirinya dengan iklan-iklan massa yang sedang-sedang sajaiklan yang tidak bisa dibedakan. Karena tentu saja iklan yang sama dengan sebagian besar iklan lainnya tidak akan mampu menerobos kerumuhan iklan kompetetif dan tidak akan mampu manarik perhatian konsumen. e. Iklan yang baik tidak pernah menjanjikan lebih dari apa yang bisa diberikan. Yang intinya adalah sebuah iklan akan menerangkan secara jujur. Baik dalam etika serta dalam penngertian bisnis yang cerdas. Para konsumen akan belajar cepat saat mereka tahu bahwa mereka ditipu. 2.3.4 Model EPIC Efektivitas iklan dapat diukur salah satunya dengan menggunakan metode EPIC model. EPIC model yang dikembangkan oleh AC.Nilsen, salah satu perusahaan penelitian pemasaran terkemuka di dunia, dalam model ini pengukuran efektivitasnya mencakup empat dimensi kritis, yaitu: empati, persuasi, dampak dan komuni8kasi (Empathy, Persuation, Impact, And
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
Communication –EPIC). Berikut akan dopaparkan dimensi-dimensi dalam EPIC Model14 : 1. Dimensi Empati Dimensi empati menginformasikan, apakah konsumen menyukai suatu iklan dan menggambarkan bagaimana konsumen melihat hubungan antara suatiklan dengan pribadi mereka. Dimensi empati memberikan informasi yang berharga tentangdaya tarik suatu merek. Empati
merupakan keadaan mental
yang membuat
sesorang
mengidentifikasi dirinya atau merasa dirinya pada keadan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. Empati melibatkan afeksi (affect) dan kognisi (cognition) konsumen. Menurut J.Pail Peter dan Jerry C. Olson (1999), afeksi dan kognisi mengacu pada dua tipe tanggapan internal psikologis yang memiliki konsumen terhadap rangsangan lingkungan dan kejadian yang berlangsung. Dalam bahasa yang lebih sederhana, afeksi melibatkan perasaan sementara kognisi melibatkan pemikiran. Variasi tanggapan afektif dapat berupa penilaian positif, negative, menyenangkan, atau tidak menyenangkan. Konsumen dapat merasakan empat jenis tanggapan afektif yaitu : emosi, perasaan khusus, suasana hati, dan 14
Darmadi dan Durianto., Invansi Pasar Dengan Iklan Yang Efektif. Jakarta: Gramedia.2003 hall. 86-90
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
evaluasi yang berbeda dalam tingkat intensitas dan daya improvisasinya. Sedangkan aspek kognisi meliputi proses berfikir sadar, tak sadar dan otomatis. 2. Dimensi Persuasi Dimensi persuasi menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu iklan untuk peningkatan atau penguatan karakter suatu merek, sehingga pemasang iklan memperoleh pemahaman tentang dampak iklan terhadap keinginan konsumen untuk membeli serta memperoleh gambaran kemampuan suatu iklan dalam mengembangkan daya tarik suatu merek. Persuasi (persuasition) adalah perubahan kepercayaan, sikap, dan keinginan berperilaku yang disebabkan suatu komunikasi promosi. Periklanan dapat dapat mempengaruhi konsumen dengan dua proses kognitif, yaitu: jalur sentral dan jalur menuju persuasi8. Proses persuasai yang dipakai ditentukan dengan tingkat keterlibatkan konsumen dalam pesan produk. Jalur sentral menuju persuasi cenderung muncul ketika tingkat keterlibatan “memfosukan
konsumen diri
pada
meningkat. pesan
Pada produk”
jalur dalam
sentral,
konsumen
iklan.
konsumen
menterjemahkan pesan produk dalam iklan, lalu membentuk kepercayaan tentang cirri-ciri dan konsekuensi produk, serta mengintegrasikan makna
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
tersebut untuk membentuk sikap dan keinginan. Jalur peripheral menuju persuasi cenderung muncul ketika tingkat keterlibatkan konsumen rendah. Dalam jalur peripheral, konsumen tidak menfokuskan diri pada pesan produk dalam sebuah iklan tetapi pada perangsang “peripheral”, seperti selebriti atau music yang popular dan menarik. Perasaan konsumen yang berkenan dengan perangsang lainnya ini akan mempengaruhi kepercayaan dan sikap mereka terhadap suatu produk. 3. Dimensi Impact Dimensi ini menunjukan apakah suatu merek dapat terlihat menonjol dibandingkan merek lain pada kategori serupa, dan apakah suatu iklan mampu melibatkan konsumen dalam pesan yang disampaikan. Dampak dari impact yang diinginkan dari hasil iklan adalah jumlah pengetahuan produk (product knowledge) yang dicapai konsumen melalui tingkat keterlibatan konsumen dengan produk dan atau proses pemilihan. Konsumen memiliki tingkat pengetahuan produk yang berbeda-beda yang dapat digunakan untuk mentrjemahkan informasi baru dan membuat pilihan pembelian. Konsumen dapat memiliki empati tingkat pengetahuan produk, yaitu: kelas produk, bentuk, merek dan model. Selain itu, konsumen juga memiliki tigas jenis pengetahuan produk, yaitu pengetahuan tentang cirri atau karakter4 produk, yang akan dipuaskan atau dicapai suatu produk.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
Keterlibatan mengacu pada persepsi konsumen tentang pentingnya atau relevansi personal suatu objek, kejadian, atau aktivitas. Konsumen yang melibatkan bahwa suatu produk memiliki konsekuensi yang relevan secara pribadi, maka konsumen dikatakan terlibat dengan produk, dan memiliki hubungan dengan produk tersebut. Konsukuensidengan suatu produk atau suatu merek memiliki aspek kognitif maupun pengaruh. Secara kognitif yang yang termasuk dalam keterlibatan adalah pengaruh, seperti evaluasi produk. Jika keterlibatan suatu produk tinggi, maka orang akan mengalami tanggapan pengaruh yang lebih kuat, seperti emosi dan perasaan yang kuat. Keterlibatan dapat berkisar dari tingkat yang redah sedikit atau kuat ada relevansinya ketingkat yang moderat ada relevansi yang dirasakan hingga ketingkat yang ketinggkat yang tinggi relevansinya sangat dirasakan. Keterlibatan adalah status motivasi yang menggerakan serta mengarahkan proses kognitif dan perilaku konsumen pada saat mereka membuat keputusan pembelian. 4. Dimensi Komunikasi Dimensi ini memberikan informasi tntang kemampuan konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampikan, pemahaman konsumen, serta kekuatan pesan yang ditinggalkan pesan tersebut. Perspektif pemmrosesan kognitif adalah inti untuk mengembangkan strategi pemasaran yang berhasil merupakan permasalahan komunikasi. Proses dimulai ketika sumber komunikasi promosi menetukan informasi apa yang harus dikomunikasikan,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
kemudian meng-enkoding pesan tersebut dalam nemtuk symbol-simbol yang paling tepat (menggenakan kata, gambar, atau tindakan). Kemudian, pesan ditransmisikan kesebuah penerima melalui berbagai media, seperti televise, penawaran via pos, billbiard, atau majalah. Penerima atau konsumen, jika digiring kesuatu promosi, harus meng-dekoding atau menterjemahkan makna. Kemudian, konsumen dapat mengambil tindakan, seperti pergi ke took atau melakukan pembelian. Dua tahapan model komunikasi sangat diperlukan, khususnya demia keberhasilan penerapan strategi pormosi. Tahapan pertama terjadi ketika pemasar menciptakan kmunikasi promosi untuk meng-enkoding suatu makna. Tahap kedua adalah peng-dekoding-an, yaitu konsumen masuk dan memahami informasi dalam komunikasi promosi dan mengembangkan interprestasi prbadi mereka terhadap makna yang ditangkap. 2.4 Media televisi media audio visual dinilai sebagai media yang paling berhasil dalam menyebarkan informasi atau cerita dibandingkan dengan media komunikasi lainnya, seperti media cetak dan radio.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
Kekuatan-kekuatan utama yang menjadikan media televise lebih menarik sebagai media periklanan adalah : a. Jangkauan terluas sehingga metode biaya per seribu cukup efisien bagi perusahaan yang berupaya menjangkau satu pasar utuh. b. Televisi memungkinkan demonstrasi produk atau jasa. c. Televisi mudah untuk beradaptasi, memungkinkan adanya kombinasi suara, warna dan gerakan. Disampaikan kelebihan tersebut media televisi juga memiliki keterbatasan dan kelemahan diantaranya: a. Televisi cenderung menjangkau pemirsa secara massal, sehingga pemilihian (untuk kepenting pendidikan pansa pangsa pasar tertentu) sering dilakukan. b. Jika yang diperlukan calon pembeli adalah data-data yang lengkap mengenai suatu produk atau perusahaan yang membuat, maka televise tidak akan menandangi media pers. c. Hal-hal kecil bisa dan biasa dikerjain banyak orang sambil menonton televisi, sama seperti ketika mereka mendengarkan siaran radio. d. Karena pemirsanya yang sulit dipilah-pilih itu maka iklan televisi justru terbilang mahal.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
e. Karena iklan televisi itu membutuhkan waktu yang cukup lama, maka tidak cocok untuk iklan-iklan khusus atau bahkan yang bersifat darurat yang segera harus disiarkan. f. Dinegara-negara yang memiliki cukup banyak stasiun televisi, atau yang jumlah pemirsanya relative sedikit, biaya siaran mungkin cukup rendah sehingga memungkinkan ditayangkan iklan yang panjang atau berulang-ulang. Iklan yang seperti ini justru mudah membosankan pemirsa. Elemen-elemen iklan televisi yang dapat mendukung periklanan media televisi seperti yang dijelaskan oleh Rhenald Kasali adalah: 1. Jingle Suatu gambaran dari sebuah iklan yang direalisasikan dalam bentuk music dan lagu. Didalam suatu jingle juga harus terdapat makna atau pesan-pesan yang terkait dengan apa yang ingin diiklankan atau dipromosikan. 2. Storyboard Rangkaian gambar yang memperlihatkan urutan agenda dari sebuah film iklan maupun program yang akan ditayangkan melalui sebuah film televise, atau setiap gambar disertai catatan arahan bagi sutradara.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
3. Naskah Iklan Copy iklan/naskah iklan ang ditulis harus bersifat menjual, meskipun iklan itu hanyak bertujuan mengingatkan saja. 4. Endorser Alat pendukung yang digunakan dalam periklanan untuk bertujuan pemasaran pada suatu produk yang mampu mengatarkan pesan atau memperagakan sebuah produk atau jasa dalam kegiatan promosi yang bertujuan untuk mendukung efektifitas. 5. Siganature, Slogan atau Strapline Perkataan atau kalimat pendek yang menarik dan mudah diingat untuk memberitahukan atau menyampaikan sesuatu untuk bertujuan agar dapat mempengaruhi pandangan serta pendapat orang terhadap informasi tersebut. 6. Logo symbol atau nama yang dipakai oleh suatu perusahaan Logo merupakan lambing atau symbol khusus yang mewakili suatu perusahaan atau organisasi. Sebuah logo bisa berupa nama lambing atau elemen grafis lain yang ditambilkan secara visual. Sebuah logo diciptakan sebagai identitas agar unik dan mudah dibedakan dengan perusahan competitor atau pesaing.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
Disamping elemen-elemen diatas ada beberapa jenis iklan ditelevisi menurut David A.Aaker dan Jhon Myres dalam bukunya Advertsinng Management, yaitu : 1.
Cerita iklan : iklan yang menceritakan dengan jelas, tahap demi tahap dari suatu pesan iklan dari awal, pertengahan hingga akhir.
2. Penyelesaian masalah : khalayak diberikan masalah yang harus dipecahkan dan solusinya adalah produk yang dipasarkan oleh pengiklan. 3. Kronolgi : pesan iklan yang disampaikan melalui berbagai kejadian yang berhubungan satu sama lain dan berkembang dari cerita sebelunya. 4. Special effect : pesan iklan menngunakan efek suara dan tekik gambar canggih. 5. Kesaksian : tipe iklan ini biasanya megngunakan figure tokoh terkenal untuk memberi kesaksian tentang produk. 6. Sindiran : iklan yang menggunakan kekurangan manusia sebagai bahan lelucon, pada umumnya menggunakan suara dengan gaya berlebihan. 7. Juru bicara : hanya menggunakan suara announcer dalam iklan 8. Demonstrasi : tipe seperti ini menggunakan efektivitas produk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
9. Keterangan : membangun rasa penasaran dan ketergantungan khalayak sebagai pemecah akhir dari suatu masalah. 10. Potongan dari kehidupan sehari0-hari : sebuah variasi dari pemecahan masalah dimulai dari seseorang yang menemukan sebuah masalah dan menmukan pemecahannya sebagai jawaban dari masalah tersebut. 11. Analogi : menggunakan perumpamaan yang tidak berhubungan sama sekali dengan produk yang diiklankan, lebih mengutamakan contoh untuk menjelaskan kegunaan produk dengan perbandingan 12. Khalayak : menggunakan karekater kartin atau efek special untuk mencipatakan khalyak seputar produk yang di iklankan. 13. Kepribadian : mempercayakan kepada actor/aktris untuk menyampaikan pesan iklan dan lebih menekankan pada tempat pengambilan gambar diluar studio. Para actor/aktris memerankan karakter yang mewakili produk
dan
memperhatikan
kegunaan
menggunakan produk.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
serta
kegembiraan
dalam
20
2.5 Terpaan media Terpaan media menunjukan sejauhmana tayangan sebuah iklan ditelevisi dapat diterima oleh khalayak yang menyaksikan. 1. Frekuensi Menunjukan jumlah waktu yang diterima khalayak dalam menyaksikan sebuah tayangan. 2. Intensitas dan Durasi Menunjukan seberapa sering sebuah tayangan dilihat khalayak dan berapa lama waktu penayang.
http://digilib.mercubuana.ac.id/