BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab II memaparkan mengenai teori dan pustaka yang digunakan dalam menunjang penelitian Sistem Inforasi Geografis ini. 2.1
State of the Art Sistem Informasi Geografis semakin berkembang pesat dewasa ini dengan
menerapkannya dalam berbagai bidang, salah satunya adalah Sistem Informasi Geografis sumber daya perairan. Pertama penelitian terhadap Sistem Informasi Geografis Sumber Daya Air Kalimantan Barat dibuat oleh Tjam Bui Liat. Penelitian ini berfokus pada potensi sumber air salah satu provinsi di Pulau Kalimantan. Penelitian ini memberikan penjelasan bahwa dengan topografi Kalimantan Barat yang relatif rendah, mengakibatkan potensi sumber daya air selain menguntungkan juga merugikan. Metode penelitiannya menggunakan analisis hidrologi dan menerapkan metode spasial dan non spasial di wilayah Kalimantan Barat. Rancangan sistem yang dibuat dalam penelitian ini berbasis web.
Gambar 2.1 Desain Arsitektur Aplikasi (Sumber : Tjam Bui Liat)
6
7
Rancangan desain sistem aplikasi ini nantinya akan membuat masyarakat umum bisa mengakses aplikasi untuk melihat informasi geografis. Sistem Informasi Geografis yang dirancang menghasilkan gambaran dengan tampilan menu disampingnya untuk memandu user dan dalam menu tersebut akan ada informasi yang bisa didapatkan. Tampilan pada peta akan muncul daerah berupa tanda merah dan biru untuk menujukkan potensi air di Kalimantan Barat. Hal ini berarti menujukkan, Sistem Informasi Geografis dalam memetakan sumber daya air mampu memberikan informasi bagi masyarakat mengenai wilayah mereka yakni Provinsi Kalimantan Barat secara efisien dan efektif sebab data bisa diperbaharui juga. Aplikasi
Sistem
Informasi
Geografis
dalam
Penentuan
Daerah
Pengoperasian Alat Tangkap Gombang di Perairan Selat Bengkalis Kecamatan Bengkalis Kabupaten Bengkalis Propinsi Riau yang penelitiannya dilakukan oleh Irwandy Syofyan, Rommie Jhonerie, Kasman. AR (2009) adalah untuk menentukan penempatan alat penangkap ikan sejenis perangkap yang diam di perairan yakni gombang. Penentuan penempatan gombang akan membuat keefisienan dalam pengoperasionalan penangkapan ikan. Metode yang digunakan adalah dengan memanfaatkan data primer dan data sekunder. Data sekunder terdiri dari jumlah nelayan gombang, jumlah gombang yang dioperasikan dan jumlah hasil tangkapan. Data primer terdiri dari data spasial dan hasil pengukuran dilapangan (raster dan vector), selain itu digunakan peta dasar digitasi Bakosurtanal Indonesia tahun 2002. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Data yang didapatkan kemudian diolah dan ditambahkan dengan data pengkuran arus di Selat Bengkalis sebagai tempat objek penelitian. Analisis untuk hasilnya menggunakan analisis spasial yaitu adalah suatu teknik atau proses yang melibatkan sejumlah hitungan dan evaluasi logika (matematis) yang dilakukan dalam rangka mencari atau menemukan potensi hubungan atau polapola yang (mungkin) terdapat di antara unsur-unsur geografis (yang terkandung dalam data digital dengan batas-batas wilayah studi tertentu. Penelitian ketiga adalah Pemanfaatan Analisis Spasial untuk Pengolahan Data Spasial Sistem Informasi Geografis oleh Dewi Handayani U.N,
8
R.Soelistijadi dan Sunardi tahun 2005 dengan objek penelitian di Kabupaten Pemalang Jawa Tengah. Penelitian yang dilakukan ini, berfokus dalam menggunakan analisis spasial dalam perancangan sistem informasi geografis yang akan dibuat. Konsep spasial dalam penerapan sistem informasi geografis secara lengkap dari metode overlay union, interseksi dan identiti. Metode-metode tersebut akan digunakan dalam menerapakan pemetaan dalam penelitian yakni wilayah di Kabupaten Pemalang. Hasilnya adalah pemetaan wilayah kecamatan, persawahan dan sumber daya air permukaan di wilayah tersebut. Penelitian ini mampu menggambarkan daerah ruas berupa polygon (pemetaan dalam bentuk region di suatu wilayah). Ketiga penelitian tersebut mempunyai menerapkan metode spasial, dan metode non spasial hanya diterapkan pada penelitian pertama yakni Sistem Informasi Geografis Sumber Daya Air di Kalimanatan Barat, sehingga penelitian nantinya menggunakan kedua metode yakni spasial dan non spasial. Metode pengumpulan data yakni secara survey dari dinas terkait yakni Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali. Metode pengumpulan data primer dan sekunder juga akan dilakukan dengan data dari dinas yang sama serta sumber lain perkembangan potensi perairan di Provinsi Bali.
2.2
Sistem Sistem adalah kumpulan dari banyak elemen yang berinteraksi untuk
mencapai tujuan tertentu (Jogiyanto,2005). Suatu sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu. 2.2.1 Karakteristik Sistem Suatu sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu (Jogiyanto, 2005): 1.
Komponen Sistem Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen ini bisa berupa sub-sub sistem atau bagian-bagian sistem.
9
2.
Batas Sistem Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menujukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
3.
Lingkungan Luar Sistem Lingkungan luar (environment) dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem bisa bersifat menguntungkan dan juga bisa merugikan.
4.
Penghubung Sistem Penghubung sistem (interface) merupakan media antara subsistem. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya. Keluaran (ouput) satu subsistem bisa menjadi masukan (input) bagi subsistem lainnya.
5.
Masukan Sistem Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa perawatan (maintenance input) agar sistem bisa beroperasi dan masukan sinyal (Signal input) adalah energi yang diproses untuk mendapat keluaran.
6.
Keluaran Sistem Keluaran (ouput) adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran bisa menjadi masukan bagi subsistem lainnya.
7.
Pengolah Sistem Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan mengubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan lainnya menjadi keluaran berupa barang jadi.
10
8.
Sasaran Sistem
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective), kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya.
2.3
Data Data merupakan bentuk jamak dari datum atau data-item. Data adalah
kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (events) adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Data dapat berupa nilai terformat, teks, citra, audio dan video Data yang terformat adalah data dengan suatu format tertentu. Misalnya, data yang menyatakan tanggal atau jam, atau menyatakan nilai mata uang. Teks adalah sederetan huruf, angka, dan simbol-simbol khususnya ( misalnya “+” dan “$”) yang kombinasinya tidak tergantung pada masing-masing item secara individual, contoh teks adalah koran. Citra (image) adalah data dalam bentuk gambar. Citra dapat berupa grafik, foto, hasil rontgen, dan tanda tangan ataupun gambar yang lain. Audio adalah data dalam bentuk suara. Instrumen musik, suara orang atau suara binatang, gemercik air, detak jantung merupakan beberapa contoh data audio. Video menyatakan data dalam bentuk sejumlah gambar yang bergerak dan bisa saja dilengkapi dengan suara.
2.4
Informasi Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan
lebih berarti bagi yang menerimanya (Jogiyanto, 2005). Sumber informasi adalah berupa data. Data sebagai sumber informasi ini diolah dan dipilah sehingga menghasilkan informasi yang diperlukan oleh orang yang membutuhkan. 2.4.1 Siklus Informasi Data yang diolah menjadi informasi mengalami proses terlebih dulu sebelum menjadi sebuah informasi melalui model tertentu. Penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain sehingga memunculkan data
11
kembali. Data yang muncul kemudian ditangkap sebagai input, kemudian diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus.
2.4.2 Kualitas Informasi Kualitas dari suatu informasi (quality of information) tergantung dari tiga hal, yaitu informasi yang akurat (accurate), tepat pada waktunya (timeliness) dan relevan (relevance). Akurat berarti informasi harus bebas dari kesalahankesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti berarti informasi harus jelas dan mudah dicerna oleh penerima informasi dan berarti terhindar perubahan karena gangguan (noise) dalam penyampaian informasi dari sumber informasi ke penerima informasi. Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh datang terlambat, jika informasi terlambat maka informasi menjadi usang bagi penerima dan tidak akan berguna bagi penerima informasi. Infomasi yang terlambat juga bisa menyebabkan kesalahan fatal karena informasi digunakan penerima untuk membuat sebuah keputusan. Relevan, berarti informasi mempunyai manfaat bagi penerima. Relevan bagi setiap orang tidak sama, contohnya jika mesin produksi rusak bagi akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan lebih relevan jika informasi ini diterima oleh ahli teknik perusahaan.
2.4.3 Nilai Informasi Nilai sebuah informasi ditentukan oleh dua hal yakni, manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu sebuah informasi dikatakan bernilai jika manfaatnya lebih besar dari biaya mendapatkannya, tetapi untuk menilai manfaat informasi dengan biaya akan sulit karena informasi yang didapatkan tidak hanya digunakan oleh satu bagian dalam perusahaan. Informasi juga tidak dapat ditaksir secara persis dengan berapa keuntungan yang didapatkan sehingga manfaat informasi diukur berdasarkan
keefektivitasannya.
Pengukuran
nilai
informasi
dihubungkan dengan nilai cost effectiveness atau cost benefit.
biasanya
12
2.5
Sistem Informasi Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi memiliki
prosedur yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambilan keputusan dan atau mengendalikan organisasi dan menyediakan laporan-laporan yang dibutuhkan oleh organisasi. 2.5.1 Komponen Sistem Informasi Sistem informasi memiliki beberapa komponen yang saling mendukung sehingga menciptakan sistem informasi yang baik. Komponen-komponen dikenal dengan nama blok-blok, yakni sebagai berikut: 1.
Blok Masukan Blok ini mewakili input data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode, nilai dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan ke dalam sistem yang merupakan dokumendokumen dasar.
2.
Blok Model Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi dan input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara tertetu untk mendapat keluaran yang diinginkan.
3.
Blok Keluaran Merupakan hasil dari proses input data di sistem informasi yang akan digunakan oleh organisasi untuk keperluannya.
4.
Blok Teknologi Teknologi dalam sistem informasi digunakan untuk menerima input, menjalankan model dan menghasilkan output untuk digunakan oleh organisasi. Blok teknologi yang digunakan terdiri dari teknisi, perangkat lunak dan perangkat keras.
5.
Blok Basis Data Basis data atau database merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.
13
Database yang dimanipulasi ini disebut dengan Database Management System (DBMS). 6.
Blok Kendali Blok ini merupakan bagian pendukung agar sistem informasi dapat dicegah dari kerusakan, seperti kebakaran, air, debu dan kecurangankecurangan serta lainnya yang bisa menggangu kinerja sistem informasi.
2.6
Ilmu Geografi Secara harfiah geografi berasal dari bahasa Yunani yakni ‘geo’ yang
berarti bumi dan ‘graphein’ yang berarti tulisan atau lukisan, jadi geografi bisa dikatakan ilmu yang mempelajari tentang permukaan bumi. Geografi merupakan ilmu yang menguraikan tentang permukaan bumi, iklim, penduduk, flora dan fauna, serta hasil-hasil yang diperoleh dari bumi.
2.7
Sistem Informasi Georafis Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sebuah sistem atau teknologi
berbasis komputer yang dibangun dengan tujuan untuk mengumpulkan, menyimpan, mengolah dan menganalisa data, menyajikan data serta informasi dari suatu obyek atau fenomena yang berkaitan dengan letak atau keberadaannya di permukaan bumi. SIG dalam implementasinya mencangkup input data, manajemen data, pemrosesan atau analisis data, pelaporan (output) dan hasil analisa. Komponen-komponen yang digunakan membangun SIG adalah perangkat lunak, perangkat keras, data, pengguna dan aplikasi. 2.7.1 Jenis dan Sumber Data dari Sistem Informasi Geografis Data geografis pada dasarnya tersusun oleh dua komponen penting yaitu data spasial dan data atribut. Data spasial mempresentasikan posisi atau lokasi geografis dari suatu objek di permukaan bumi sedangkan data atribut dapat berupa informasi numerik, foto, narasi dan lainnya yang didapat diperoleh dari data statistik, pengukuran lapangan, sensus dan lainnya. Data spasial dapat diperoleh dari berbagai sumber dengan berbagai format. Sumber data spasial antara lain mencangkup data grafis peta analog, foto udara,
14
citra satelit, survey lapangan, pengukuran theodolit, pengukuran dengan Global Positioning Systems (GPS) dan lain-lain.
2.7.2 Representasi Data Spasial SIG dapat digunakan setelah data spasial dikonversi menjadi data digital. Format digital terdapat dua model representasi data yaitu model vektor dan model raster. Perbedaan mendasar antara kedua model terletak pada cara penyimpanan serta representasi sebuah objek geografis.
Gambar 2.2 Representasi Titik, Garis dan Area pada Model Vektor dan Raster
Model vektor memberikan posisis suatu objek dengan rangkaian koordinat x dan y atau dalam SIG di peta yakni longitude dan latitude sedangkan pada model raster berdasarkan piksel. Piksel adalah unit dasar yang digunakan untuk menyimpan informasi secara ekplisit, Gambar 2.2 memperlihatkan ada tiga jenis tipe objek yakni sebagai berikut: 1.
Titik Titik mempresentasikan objek spasial yang tidak memiliki panjang dan atau luas. Titik hanya memiliki satu pasang koordinat saja, misalnya marker sebuah sekolah, rumah ibadah dan lainnya.
15
2.
Garis Garis mempresentasikan objek yang memiliki dimensi panjang namun tidak memiliki dimensi area, misalnya jaringan jalan, pola aliran, jaringan irigasi dan lainnya.
3.
Poligon Poligon mempresentasikan fitur spasial yang memiliki dimensi area atau luas, sebagai contoh zona penggunaan lahan dan area sebuah desa.
2.7.3 Database Spasial Database Spasial mendeskripsikan sekumpulan entitas baik yang memiliki lokasi atau posisi yang tetap maupun yang tidak tetap (memiliki kecenderungan untuk berubah, bergerak, atau berkembang). Tipe-tipe spasial ini memiliki properti topografi dasar yang memiliki lokasi, dimensi, dan bentuk (shape). Semua Sistem Informasi Geografis (SIG) hampir memiliki campuran tipe-tipe entitas spasial dan non-spasial. Tipe-tipe non spasial tidak memiliki properti topografi dasar lokasi. Database spasial meliputi kondisi tekstur tanah, erosi, lereng, ketinggian, jenis tanah, tempat pengambilan sumber bahan bangunan dan penyebaran pemukiman yang dikonstruksikan sebagai ulasan dalam suatu vektor Sistem Informasi Geografis, dimana atribut-atributnya disimpan sebagai database relasional yang bisa diimpor ke model tata ruang [Prahasta,2001].
2.7.4 Model Data Spasial di dalam Sistem Informasi Geografis Secara umum persepsi manusia mengenai bentuk representasi entitas spasial adalah konsep raster dan vektor. Data spasial direpresentasikan di dalam Database sebagai raster atau vector [Prahasta,2001].
2.7.5 Data Spasial Data spasial adalah data yang referensi geografisnya atas representasi objek di bumi. Data spasial pada umumnya berdasarkan peta yang berisikan interprestasi dan proyeksi seluruh fenomena yang berada di bumi. Fenomena
16
tersebut berupa fenomena alamiah dan buatan manusia. Pada awalnya, semua data dan informasi yang ada di peta merupakan representasi dari objek di muka bumi. Sesuai dengan perkembangan, peta tidak hanya merepresentasikan obyekobyek yang ada di muka bumi, tetapi berkembang menjadi representasi obyek diatas muka bumi (di udara) dan di bawah permukaan bumi. Data spasial memiliki dua jenis tipe yaitu vektor dan raster. Model data vektor menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-titik, garisgaris atau kurva, atau poligon beserta atribut-atributnya. Model data Raster menampilkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel–piksel yang membentuk grid. Pemanfaatan kedua model data spasial ini menyesuaikan dengan peruntukan dan kebutuhannya.
2.7.6 Pemrosesan Spasial Pengelolaan, pemrosesan dan analisa data spasial biasanya bergantung dengan model datanya. Pengelolaan, pemrosesan dan analisa data spasial memanfaatkan pemodelan SIG yang berdasar pada kebutuhan dan analitiknya. Analitik yang berlaku pada pemrosesan data spasial seperti overlay, clip, intersect, buffer, query, union, merge yang mana dapat dipilih ataupun dikombinasikan. Pemrosesan data spasial seperti dapat dilakukan dengan teknik yang disebut dengan geoprocessing (ESRI, 2002), pemrosesan tersebut antara lain: 1.
Overlay adalah merupakan perpaduan dua layer data spasial.
2.
Clip adalah perpotongan suatu area berdasar area lain sebagai referensi.
3.
Intersection adalah perpotongan dua area yang memiliki kesamaan karakteristik dan kriteria.
4.
Buffer adalah menambahkan area di sekitar obyek spasial tertentu.
5.
Query adalah seleksi data berdasar pada kriteria tertentu.
6.
Union adalah penggabungan atau kombinasi dua area spasial beserta atributnya yang berbeda menjadi satu.
7.
Merge adalah penggabungan dua data berbeda terhadap feature spasial,
17
8.
Dissolve adalah menggabungkan beberapa nilai berbeda berdasar pada atribut tertentu. Pengelolaan, pemrosesan dan analisa data spasial biasanya bergantung
dengan model datanya. Pengelolaan, pemrosesan dan analisa data spasial memanfaatkan pemodelan SIG yang berdasar pada kebutuhan dan analitiknya. Analitik yang berlaku pada pemrosesan data spasial seperti overlay, clip, intersect, buffer, query, union dan merge.
2.7.7 Overlay Spasial Salah satu cara dasar untuk membuat atau mengenali hubungan spasial melalui proses overlay spasial. Overlay spasial dikerjakan dengan melakukan operasi join dan menampilkan secara bersama sekumpulan data yang dipakai secara bersama atau berada dibagian area yang sama. Hasil kombinasi merupakan sekumpulan data yang baru yang mengidentifikasikan hubungan spasial baru.
2.7.8 Pencocokan Alamat (Geocoding) Alamat jalan merupakan bentuk umum dari informasi lokasi, walaupun masih merupakan informasi dalam bentuk teks yang berisi nomor rumah, nama jalan, arah dan kode pos. SIG memerlukan satu mekanisme untuk mentransfer infromasi dalam bentuk teks ini untuk menghitung koordinat geografi sebelum satu alamat bisa ditampilkan pada satu peta. Pencocokan alamat (geocoding) merupakan proses untuk menggabungkan satu alamat fisik lokasi di bumi dengan alamat logiknya. SIG dalam melakukannya dengan cara menggabungkan alamatalamat yang disimpan dalam berkas tabel data spasialnya yang ada alamatnya. SIG kemudian menggunakan koordinat fitur-fitur jalan untuk menghitung dan menandai koordinat satu alamat dalam satu file. Hasilnya adalah layer data spasial yang baru dari titik lokasi yang menggambarkan alamat dari file.
18
2.7.9 Analisa Buffer Analisa buffer digunakan untuk mengidentifikasi area sekitar fitur-fitur geografi. Proses men-generate sekitar lingkaran buffer yang ada fitur-fitur geografi dan kemudian mengidentifikasi atau memilih fitur-fitur berdasarkan pada apakah mereka berada di luar atau didalam batas buffer. 2.7.10 Overlay Peta Overlay peta merupakan proses dua peta tematik dengan area yang sama dan menghamparkan satu dengan yang lain untuk membentuk satu layer peta baru. Kemampuan untuk mengintegrasikan data dari dua sumber menggunakan peta merupakan kunci dari fungsi-fungsi analisis Sistem Informasi Geografis. Konsepnya adalah sebagai berikut: 1.
Alamat Overlay Peta merupakan hubungan interseksi dan saling melengkapi antara fitur-fitur spasial.
2.
Overlay Peta mengkombinasikan data spasial dan data attribut dari dua theme masukan.
Tiga tipe fitur masukan, melalui overlay yang merupakan polygon yaitu : 1.
Titik dengan polygon, menghasilkan keluaran dalam bentuk titik-titik
2.
Garis dengan polygon, menghasilkan keluaran dalam bentuk garis.
3.
Polygon dengan polygon menghasilkan keluaran dalam bentuk polygon.
2.8
Ilmu Pemetaan Pemetaan berasal dari kata peta. Peta dalam bahas inggris lazim disebut
dengan map yang berasal dari bahasa Yunani yakni mappa yang berarti taplak meja. Peta sendiri adalah bentuk muka bumi yang digambarkan dalam bidang datar dan diperkecil melalui sistem proyeksi mata. Peta juga diartikan sebagai gambaran diperkecil dengan ditambah tulisan-tulisan dan simbol-simbol tanda pengenal objek yang digambarkan. Menurut International Chartographic Assosiation (ICS) peta adalah suatu gambaran (representasi) unsur-unsur atau kenampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda
19
angkasa. Sebuah peta harus memiliki unsur-unsur tertentu seperti: judul peta, orientasi peta, skala peta, legenda, garis astronomis, inset peta, indeks dan sumber serta tahun pembuatan peta. Peta pada dasarnya menginformasikan kondisi suatu wiayah secara sederhana sehingga mudah dipahami dan menjadi alat komunikasi. Peta juga menjadi alat bantu untuk mempelajari kondisi suatu wilayah, tanpa perlu mendatangi wilayah tersebut. Berdasarkan isinya, jenis peta dibagi menjadi tiga: 1.
Peta Dasar
Peta dasar adalah peta yang dibuat dengan data terbatas atau peta yang yang hanya menggambarkan garis pantai dan beberapa sungai dan jalan utama saja. 2.
Peta Umum
Peta umum adalah peta yang menampilkan sejumlah kenampakan secara bersamasama dalam satu peta yang datanya bersifat umum, termasuk jenis ini adalah peta topografi, planografis, dan chorografi. 3.
Peta Khusus
Peta khusus adalah peta yang dibuat untuk menyajikan kenampakan tertentu (khusus) dari suatu wilayah. Contohnya peta sumber daya alam di suatu wilayah. Berdasarkan medannya peta dibagi menjadi peta dunia, peta lautan dan peta daratan. Satu lagi jenis peta berdasarkan skala, yakni: peta kadaseter atau teknik, peta skala besar, peta skala sedang dan peta skala sangat kecil.
2.9
Google Maps Google Maps adalah salah satu layanan Google untuk menampilkan peta
secara online. Layanan ini akan memberikan banyak manfaat salah satunya sebagai petunjuk arah saat mengemudi, sehingga Google Maps menjadi sangat populer. Adapun fitur dari Google Maps yakni sebagai berikut: 1.
Satelite Map
Pengguna dapat menikmati gambar satelit planet Bumi. Pengguna bisa menggunakan fasilitas zooming untum mendapatkan detail dari tampilan peta tersebut.
20
Gambar 2.3 Tampilan Peta dari Google Maps
Gambar 2.3 memperlihatkan tampilan peta Negara Amerika Serikat dengan perbatasan dari negara tersebut dengan negara lain serta juga negara bagian yang terdapat di Amerika Serikat.
2.
Hasil Pencarian Integrasi Mencari lokasi, bisnis, peta buatan pengguna dan real estate.
3.
Draggable Maps Peta digital mapping yang dragable (bisa digeser) dengan bantuan mouse.
4.
Terrain Maps (Peta Topograpi)
Terrain Maps menyediakan informasi fitur peta fisik atau peta topograpi yang biasa disediakan Buku Peta Atlas.
Pihak Google juga menyediakan pengembangan terhadap layanan Google Maps melalui Google Maps API untuk para pengembang Sistem Informasi Geografis (SIG).
2.10
Google Maps API Google Maps API adalah suatu library yang berbentuk Javascript. Cara
membuat Google Maps untuk ditampilkan pada suatu web atau blog sangat mudah hanya dengan membutuhkan pengetahuan mengenai HTML serta Javascript, serta koneksi Internet yang sangat stabil, dengan menggunakan Google Maps API,
21
dapat menghemat waktu dan biaya untuk membangun aplikasi peta digital yang handal, sehingga dapat fokus hanya pada data-data yang akan ditampilkan, dengan kata lain, hanya membuat suatu data sedangkan peta yang akan ditampilkan adalah milik Google sehingga pengguna tidak dipusingkan dengan membuat peta suatu lokasi, bahkan dunia. Pembutan program Google Maps API menggunakan urutan sebagai berikut: 1.
Memasukkan Maps API Javascript ke dalam HTML.
2.
Membuat element div dengan nama map_canvas untuk menampilkan peta.
3.
Membuat beberapa objek literal untuk menyimpan properti-properti pada peta.
4.
Menuliskan fungsi Javascript untuk membuat objek peta.
5.
Menginisiasi peta dalam tag body HTML dengan event onload.
Google Maps API terdapat 4 jenis pilihan model peta yang disediakan oleh Google, diantaranya adalah: 1.
ROADMAP, untuk menampilkan peta biasa 2 dimensi.
2.
SATELLITE, untuk menampilkan foto satelit.
3.
TERRAIN, untuk menunjukkan relief fisik permukaan bumi dan menunjukkan
seberapa
tingginya
suatu
lokasi,
contohnya
akan
menunjukkan gunung dan sungai. 4.
HYBRID, akan menunjukkan foto satelit yang diatasnya tergambar pula apa yang tampil pada ROADMAP (jalan dan nama kota).
2.11
Database Menurut Ramez Elmasri mendefinisikan database lebih dibatasi pada arti
implisit yang khusus, yaitu: 1.
Database merupakan penyajian suatu aspek dari dunia nyata (real world).
2.
Database merupakan kumpulan data dari berbagai sumber yang secara logika mempunyai arti implisit, sehingga data yang terkumpul secara acak dan tanpa mempunyai arti, tidak dapat disebut database.
22
3.
Database perlu dirancang, dibangun dan data dikumpulkan untuk suatu tujuan. Database dapat digunakan oleh beberapa user dan beberapa aplikasi yang sesuai dengan kepentingan user.
Gambar 2.4 Konsep Sistem Database (Sumber: Hadzar (2007))
Gambar 2.4 memperlihatkan proses pengaksesan database oleh user dari aplikasi sampai ke database. 2.11.1 Database Management System (DBMS) DBMS dapat diartikan sebagai program komputer yang digunakan untuk memasukkan, mengubah, menghapus, memodifikasi dan memperoleh data dan informasi dengan praktis dan efisien (Haidar. 2007). Kelebihan dari DBMS antara lain adalah: 1.
Kepraktisan
DBMS menyediakan media penyimpan permanen yang berukuran kecil namun banyak menyimpan data jika dibandingkan dengan menggunakan kertas.
23
2.
Kecepatan Komputer dapat mencari dan menampilkan informasi yang dibutuhkan dengan cepat.
3.
Mengurangi Kejemuan Pekerjaan yang berulang-ulang dapat menimbulkan kebosanan bagi manusia, sedangkan mesin tidak merasakannya.
4.
Update to date: Informasi yang tersedia selalu berubah dan akurat. [Waliyanto (2000)]
DBMS
memberikan
banyak
keuntungan
bagi
pembuat
sistem.
Keuntungan-keuntungan dalam penggunaan DBMS pada sistem yang dibuat, antara lain adalah: 1.
Pemusatan kontrol data, dengan satu DBMS di bawah kontrol satu orang atau kelompok dapat menjamin terpeliharanya standar kualitas data dan keamanan batas penggunaannya serta dapat menetralkan konflik yang terjadi dalam persyaratan data dan integritas data dapat terjaga.
2.
Pemakaian data bersama (shared data) dengan informasi yang ada dalam database dapat digunakan lebih efektif dengan pemakaian beberapa user dengan kontrol data yang terjaga.
3.
Data yang bebas (independent) dengan program aplikasi terpisah dengan data yang disimpan dalam komputer.
4.
Kemudahan dalam pembuatan program aplikasi baru.
5.
Pemakaian secara langsung. DBMS menyediakan interface yang memudahkan pengguna dalam mengolah data.
6.
Data yang berlebihan dapat dikontrol. Data yang dimasukkan dapat terjadi kerangkapan (redudant), untuk itu DBMS berfungsi untuk menurunkan tingkat redudancy dan pengelolaan proses pembaruan data.
7.
Pandangan user (user view). Database yang diakses adalah sama, maka DBMS mampu mengatur interface yang berbeda dan disesuaikan dengan pemahaman tiap user terhadap database menurut kebutuhan.
24
DBMS selain memiliki keuntungan juga memiliki kelemahan tersendiri. Kelemahan-kelemahan DBMS antara lain sebagai berikut: 1.
Biaya Kebutuhan untuk medapatkan perangkat lunak dan perangkat keras yang tepat cukup mahal, termasuk biaya pemeliharaan dan sumber daya manusia yang mengelola database tersebut.
2.
Sangat Kompleks Sistem database lebih kompleks dibandingkan dengan proses berkas, sehingga dapat mudah terjadinya kesalahan dan semakin sulit dalam pemeliharaan data.
3.
Resiko data yang terpusat Data yang terpusat dalam satu lokasi dapat beresiko kehilangan data selama proses aplikasi. Database diproses oleh DBMS untuk digunakan oleh pengembang
maupun pengguna, yang mengakses DBMS secara langsung atau tidak langsung melalui program-program aplikasi. Database terdiri dari empat elemen utama yaitu data pengguna, metadata, indeks dan metadata aplikasi. [Haidar (2007)]. 2.11.2 MySQL SQL (Structured Query Language) merupakan sebuah bahasa relational yang berisi pernyataan yang digunakan untuk memasukkan, mengubah, menghapus, memilih dan melindungi data (Prihatna, 2005). SQL bukan database aplikasi, tetapi lebih berarti dengan suatu bahasa yang digunakan untuk mengajukan pertanyaan ke dalam database berupa pengguna SQL. Sistem database yang memiliki konsep sama dengan SQL, adalah Postgree dan MySQL, dimana database tersebut bisa didapatkan gratis atau dengan harga yang murah. MySQL adalah server multithreaded, sehingga sangat memungkinkan daemon (sistem komputer untuk menangangu lebih dari satu permintaan) untuk meng-handle permintaan layanan secara stimultan. Model koneksi dengan protocol TCP-IP membuat akses ke server database lebih cepat jika dibandingkan dengan menggunakan mapping drive.
25
2.12
Javascript Javascript adalah bahasa yang berbentuk kumpulan skrip yang pada
fungsinya berjalan pada suatu dokumen HTML, sepanjang sejarah internet bahasa ini adalah bahasa skrip pertama untuk web. Bahasa ini adalah bahasa pemrograman untuk memberikan kemampuan tambahan terhadap bahasa HTML dengan mengijinkan pengeksekusian perintah perintah di sisi user, yang artinya di sisi browser bukan di sisi server web. Javascript bergantung kepada browser (navigator) yang memanggil halaman web yang berisi skrip-skrip dari Javascript dan tentu saja terselip di dalam dokumen HTML. Javascript juga tidak memerlukan kompilator atau penterjemah khusus untuk menjalankannya (pada kenyataannya kompilator Javascript sendiri sudah termasuk di dalam browser tersebut). Lain halnya dengan Bahasa “Java” (dengan mana Javascript selalu di banding bandingkan) yang memerlukan kompilator khusus untuk menterjemahkannya di sisi user atau klien. 2.12.1 Penulisan Javascript Kode Javascript dituliskan pada file HTML. Dua cara untuk menuliskan kode-kode Javascript agar dapat ditampilkan pada halaman HTML, yaitu : 1.
Javascript ditulis pada file yang sama
Penulisan dengan cara ini, perintah yang digunakan adalah LANGUANGE
<SCRIPT
=”Javascript”>program java script disini.
Perintah tersebut biasanya diletakkan diantara tag … Contoh Penulisan : <TITLE>………. <SCRIPT LANGUAGE=”Javascript”> kode Javascript disini kode HTML disini Kode Program 2.1 Penulisan Javascript pada File yang Sama
26
2.
Javascript ditulis pada file terpisah
Kode Javascript bisa juga kita buat dalam file terpisah dengan tujuan agar dokumen HTML isinya tidak terlalu panjang. Atribut yang digunakan adalah <SCRIPT SRC=”namafile.js”>… Tag antara <SCRIPT………> dan <SCRIPT> tidak diperlukan lagi kode Javascriptnya karena sudah dibuat dalam file terpisah. File yang mengandung kode Javascript berekstensi .js
2.13
PHP PHP adalah
bahasa
server-side
scripting
yang
menyatu
dengan HTML untuk membuat halaman web yang dinamis, karena itu sintaks dan perintah-perintah PHP akan dieksekusi di server kemudian hasilnya dikirimkan ke browser dalam format HTML, jadi kode program yang ditulis dalam PHP tidak akan terlihat oleh user sehingga keamanan halaman web lebih terjamin. Kepanjangan PHP adalah Hypertext Prepocessor, PHP sendiri dirancang untuk membentuk halaman web yang dinamis, yaitu halaman web yang dapat membentuk suatu tampilan berdasarkan halaman permintaan terkini, seperti menampilkan isi basis data ke halaman web. PHP adalah Open Source Product, sehingga source code PHP dapat diubah dan didistribusikan secara bebas. Versi terbaru PHP dapat diunduh gratis di situs resminya www.php.net. Secara khusus, PHP dirancang untuk membentuk web dinamis, artinya, PHP dapat membentuk suatu tampilan berdasarkan permintaan. PHP memiliki kemampuan yang baik dalam hal perhitungan matematika, dalam hal informasi jaringan e-mail dan regular expretion, selain itu PHP juga mampu sebagai interface dengan database secara baik, support dengan bermacam-macam database server seperti MySQL, ORACLE dan Sysbase.
2.14
JSON JSON (Javascript Object Notation) adalah format pertukaran data yang
ringan, mudah dibaca dan ditulis oleh manusia, serta mudah diterjemahkan dan
27
dibuat (generate) oleh komputer. JSON merupakan format teks yang tidak bergantung pada bahasa pemprograman apapun karena menggunakan gaya bahasa yang umum digunakan oleh programmer keluarga C termasuk C, C++, C#, Java, Javascript, Perl, Python dan lain-lain sehingga oleh karena sifat-sifat tersebut, menjadikan JSON ideal sebagai bahasa pertukaran-data. JSON terbuat dari dua struktur: 1.
Kumpulan pasangan nama/nilai. Beberapa bahasa menyatakan sebagai objek (object), rekaman (record), struktur (struct), kamus (dictionary), tabel hash (hash table), daftar berkunci (keyed list), atau associative array.
2.
Daftar nilai terurutkan (an ordered list of values). Kebanyakan bahasa, hal ini dinyatakan sebagai larik (array), vektor (vector), daftar (list), atau urutan (sequence). Struktur-struktur data ini disebut sebagai struktur data universal, pada
dasarnya, semua bahasa pemprograman modern mendukung struktur data ini dalam bentuk yang sama maupun berlainan, syaratnya adalah ektensi JSON untuk PHP
harus
sudah
ter-install.
Default
pada
PHP
versi
5.2.x
sudah
mengikutsertakan ektensi JSON, tentu dengan berbagai utilitas yang ditawarkan selain yang merupakan bawaan PHP. PHP menyertakan dua fungsi untuk menulis dan membaca format JSON.
2.15
Metode Topologi Overlay pada Polygon Topologi merupakan model data vektor yang menunjukan hubungan
spasial diantara obyek spasial. Salah satu contoh analisis spasial yang dapat dilakukan dalam format topologi adalah proses tumpang tindih (overlay) dan analisis jaringan (network analysis) dalam SIG. Model topologi banyak digunakan untuk encoding relasi spasial pada SIG. topologi merupakan metode matematis untuk mendefinisikan reasi spasial antar fitur geografis. Bentuk dasar model ini yaitu: 1.
Arc yang berupa susunan titik (point) yang berawal dan berakhir dengan adanya node.
28
2.
Node merupakan titik pertemuan antar dua arc atau lebih dan node juga terdapat pada ujung arc.
3.
Polygon terdiri dari rantai tertutup arc yang merepresentasikan batas area. Topologi disimpan pada tiga data tabel untuk arc(busur), node(titik) dan
polygon(area), sedangkan data koordinat disimpan pada tabel tersendiri. Titik dan polygon disimpan pada layer yang sama, sedangkan garis disimpan pada layer yang berbeda, dimana set topologi dan tabel koordinat saling terkait dengan setiap layer data. Poligon (polygon) digunakan untuk merepresentasikan objek-objek dua dimensi, misalkan pulau, wilayah administrasi, batas persil tanah adalah entitas yang ada pada umumnya direpresentasikan sebagai poligon. Satu polygon paling sedikit dibatasi oleh tiga garis di antara tiga titik yang saling bertemu membentuk bidang. Umumnya polygon direpresentasikan sebagai sekumpulan koordinat x,y yang saling berhubungan hingga membentuk suatu luasan. Nilai dari titik-titik latitude dan longitude ini disimpan dengan cara encode sehingga nilainya menjadi sederhana, karena latitude dan longutitude jumlahnya akan banyak seiring banyaknya titik-titik yang disambungkan akan memerlukan banyak memori penyimpanan di database sistem informasi yang akan dibuat. Tumpang susun (overlay) ini sebenarnya merupakan langkah di dalam SIG yang dapat dilakukan secara manual, tetapi cara manual terbatas kemampuannya, bila peta yang akan ditumpangsusunkan lebih dari 4 lembar peta tematik, maka akan terjadi kerumitan besar dan sukar dirunut kembali dalam menyajikan satuansatuan pemetaan baru. Software SIG yang berbasis raster dapat melakukan proses tumpang susun secara lebih cepat daripada software SIG berbasis vektor. Proses tumpang susun lebih cepat pada SIG berbasis raster karena proses ini dilakukan antar pixel dari masing-masing input data peta pada koordinat yang sama, tidak harus merumuskan lagi topologi baru untuk satuan pemetaan baru yang dihasilkan dari proses ini sebagaimana yang terjadi pada SIG berbasis vektor. Proses overlay ini kemudian dibuat lebih modern dengan menggunakan Google Maps, peta di Google Maps akan dimasukkan titik-titik yang disambungkan menjadi seperti peta baru di atas peta yang ada.
29
Gambar 2.5 Peta Kawasan Hutan Borneo di Kalimantan (Sumber: Heart of Borneo Initiative Publication, 2013)
Peta dari hasil overlay nampak menumpuk diatas peta Pulau Kalimantan. Poligon Hutan Borneo tersebut lebih menonjol daripada peta Pulau Kalimantan dibagian bawahnya terlihat pada Gambar 2.5.
2.16
Sumber Daya Perairan Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah
permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan dan air laut yang berada di darat. Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan atau buatan yang terdapat pada, di atas ataupun di bawah permukaan tanah. Daya air adalah potensi yang terkandung dalam air dan/atau pada sumber air yang dapat memberikan manfaat ataupun kerugian bagi kehidupan dan penghidupan manusia serta lingkungannya. Hak guna sumber daya air adalah hak untuk memperoleh dan menggunakan sumber daya air untuk keperluan tertentu. Menurut UU No.7 Tahun 2004 tentang sumber daya air, sumber daya air adalah air, sumber air dan daya air yang terkandung di dalamnya. Sumber daya air adalah sumber daya berupa air yang berguna atau potensial bagi manusia. Kegunaan air meliputi penggunaan di bidang pertanian, industri, rumah tangga, rekreasi dan aktivitas lingkungan, jelas terlihat bahwa seluruh manusia membutuhkan air tawar. 97% air di bumi adalah air asin dan hanya 3% berupa air
30
tawar yang lebih dari dua per tiga bagiannya berada dalam bentuk es di glasier dan es kutub. Potensi nilai total ekonomi kesebelas sektor kelautan Indonesia diperkirakan mencapai 1 triliun dolar AS (Rp 9.300 triliun) per tahun atau sekitar enam kali lipat APBN 2013, sedangkan, kesempatan kerja yang dapat dibangkitkan sekitar 40 juta orang.
Indonesia sebagai negara bahari dan
kepulauan terbesar di dunia, yang ditaburi oleh 13.466 pulau pada luasan laut 5,8 juta km2 termasuk ZEEI dan dikelilingi oleh 95.181 km garis pantai. Indonesia dengan kekayaan laut yang sangat besar dan beraneka-ragam, baik berupa sumber daya alam yang dapat pulih (seperti perikanan, terumbu karang, hutan mangrove, rumput laut, dan produk-produk bioteknologi), sumber daya alam yang tak dapat pulih (seperti minyak dan gas bumi, timah, bijih besi, bauksit, dan mineral lainnya), energi kelautan (seperti pasang-surut, gelombang, angin, dan OTEC atau Ocean Thermal Energy Conversion maupun jasa-jasa lingkungan kelautan seperti pariwisata bahari dan transportasi laut. Potensi produksi lestari ikan laut Indonesia yang dapat dimanfaatkan melalui usaha perikanan tangkap sebesar 6,5 juta ton/tahun, sekitar 8% dari total potensi produksi lestari ikan laut dunia (90 juta ton/ tahun). Kurang lebih 24 juta hektar perairan laut dangkal Indonesia cocok untuk usaha budidaya laut (mariculture) ikan kerapu, kakap, baronang, kerang mutiara, teripang, rumput laut dan biota laut lainnya yang bernilai ekonomis tinggi, dengan potensi produksi sekitar 42 juta ton/tahun, namun hingga tahun 2011 Indonesia baru memanfaatkan potensi budidaya laut ini sebesar 4,6 juta ton (10,95%). Lahan pesisir (coastal land) yang sesuai untuk usaha budidaya tambak udang, bandeng, kerapu, nila, kepiting, rajungan, rumput laut dan biota perairan lainnya diperkirakan lebih dari 1,2 juta hektar dengan potensi produksi sekitar 10 juta ton/tahun. Sekadar ilustrasi, jika Indonesia dapat mengusahakan 400.000 hektar (30%) secara optimal dengan rata-rata produktivitas 5 ton/ha/tahun (seperempat dari rata-rata produktivitas tambak udang Vannamei saat ini), maka dihasilkan 2 juta ton udang/tahun dengan harga jual sekarang USD 5/kg (di lokasi tambak), nilai ekonominya mencapai USD 10 miliar/tahun, jika 75 persen diekspor, nilai
31
devisanya USD 7,5 miliar. Satu komoditas perikanan tersebut bisa menghasilkan USD 7,5 miliar, sedangkan masih banyak produk perikanan lainnya, seperti ikan kerapu, kakap, baronang, bawal, tuna, cakalang, kepiting, rajungan, teri, nila, teripang, kerang mutiara dan rumput laut yang selama ini diminati oleh pasar dunia, khususnya Jepang, Amerika Serikat, Uni Eropa, Singapura, RRC dan Hongkong tentunya akan menambah banyak devisa bagi negara.
2.16.1 Sumber Daya Perairan di Bali Perairan di Wilayah Bali dengan luas ± 99.634,35 km2 dibagi menjadi 3 wilayah yakni: 1.
Perairan Bali Utara dengan luas ± 3.850,03 km2 yang meliputi perairan sepanjang pantai wilayah Kabupaten Buleleng. Potensi wilayah perairan ini diperkirakan mencapai 24.606 ton/tahun. Potensi wilayah ini meliputi ikan bambangan, kakap, terbang, teri, laying tongkol, dan jenis ikan karang lainnya.
2.
Perairan Bali Timur dengan luas ±1.730,89 km2 yang meliputi wilayah Karangasem, Klungkung dan Gianyar. Potensi sumber daya ikan diperkirakan mencapai 19.455,6 ton/tahun. Jenis potensi ikannya adalah ikan tongkol, cakalang, cucut, tembang dan jenis ikan karang lainnya.
3.
Perairan Bali Barat dengan luas ±4.053,43 km2 yang meliputi perairan laut sepanjang pantai Kabupaten Badung, Tabanan dan Jembrana. Potensi sumber daya ikannya diperkirakan sebesar 97.326,0 ton/tahun. Jenis potensi sumber daya utama terdiri ikan lemuru, laying, kembung, manyung, cucut dan jenis ikan dasar serta karang lainnya.
4.
Perairan Bali Wilayah Selatan meliputi Samudra Hindia yang potensial di lepas pantasi Samudra Hindia dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).
Budidaya selain ikan, di Bali mulai dikembangkan komoditas budidaya biota laut lainnya yakni rumput laut dengan jenis Eucheuma spinosum dan Eucheuma cotonii, selain itu budidaya lain adalah kerang mutiara di kawasan Bali Timur dan Bali Utara. Budidaya kerapu di wilayah Bali Barat, Bali Timur, dan
32
Bali Utara. Tahun 2007, jumlah nelayan di Bali 35.990 orang atau 1,03% dan pembudidaya 21.910 orang atau 0,63%. Mengalami penurunan tahun 2006 nelayan sebanyak 37.501 atau 1,09% dan pembudidaya sebanyak 24.606 atau 0,72%. Tentunya ini sangat disayangkan, sehingga perlu sistem pemetaan yang lebih membantu para nelayan dan pembudidaya.
2.16.2 Tempat Pelelangan Ikan Keputusan Bersama 3 Menteri yaitu Menteri Dalam Negeri, Menteri Pertanian dan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Nomor : 139 Tahun 1997; 902/Kpts/PL.420/9/97; 03/SKB/M/IX/1997 tertanggal 12 September 1997 tentang penyelengaraan tempat pelelangan ikan. Tempat Pelelangan Ikan disingkat TPI yaitu pasar yang biasanya terletak di dalam pelabuhan atau pangkalan pendaratan ikan dan di tempat tersebut terjadi transaksi penjualan ikan/hasil laut baik secara lelang maupun tidak (tidak termasuk TPI yang menjual/melelang ikan darat). TPI ini dikoordinasi oleh Dinas Perikanan, Koperasi atau Pemerintah Daerah. TPI tersebut harus memenuhi kriteria sebagai berikut: tempat tetap (tidak berpindah-pindah), mempunyai bangunan tempat transaksi penjualan ikan, ada yang mengkoordinasi prosedur lelang atau penjualan,
mendapat
izin
dari
instansi
yang
berwenang
(Dinas
Perikanan/Pemerintah Daerah 1999). Berdasarkan sistem transaksi penjualan ikan dengan sistem lelang tersebut diharapkan dapat meningkatkan pendapatan nelayan dan perusahaan perikanan serta pada akhirnya dapat memacu dan menunjang perkembangan kegiatan penangkapan ikan di laut. Hal ini terlihat pada hasil evaluasi Direktur Bina Prasarana Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan tahun 1994 antara lain menyatakan bahwa : 1.
Laju peningkatan volume pendaratan ikan lebih tinggi dari pada laju peningkatan penangkapan dan ini berarti fungsi dan peran pelabuhan perikanan sebagai sentra produksi semakin nyata.
33
2.
Laju peningkatan volume pendaratan ikan lebih tinggi dari laju frekuensi kunjungan kapal berarti usaha penangkapan ikan yang dilakukan oleh para nelayan lebih efisien.
3.
Laju peningkatan volume penyaluran es lebih tinggi dari pada volume pendaratan yang berarti meningkatnya kesadaran akan mutu ikan segar yang harus dipertahankan.
Manfaat diadakannya pelelangan ikan di TPI antara lain adalah perolehan harga baik bagi nelayan secara tunai dan tidak memberatkan konsumen dan adanya pemusatan ikatan-ikatan yang bersifat monopoli terhadap nelayan.