14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Tentang Kinerja Perusahaan Pengertian Kinerja Perusahaan 2.1.1
Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya
memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya. Keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan merupakan prestasi manajemen. Penilaian prestasi atau kinerja suatu perusahaan diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik pihak internal maupun eksternal. Pengukuran kinerja merupakan analisis data serta pengendalian bagi perusahaan. Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan diatas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Bagi investor informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain. Selain itu pengukuran juga dilakukan untuk memperlihatkan kepada penanam modal maupun pelanggan atau masyarakat secara umum bahwa perusahaan memiliki kreditibilitas yang baik. Menurut Hanafi (2003: 69) menjelaskan bahwa: Pengukuran kinerja didefinisikan sebagai “performing measurement“ (pengukuran kinerja) adalah kualifikasi dan efisiensi perusahaan atau segmen atau keefektifan dalam pengoperasian bisnis selama periode akuntansi.
15
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian kinerja adalah suatu
usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisiensi dan
efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu
tertentu.
2.1.2 Manfaat Penilaian Kinerja Perusahaan Adapun manfaat dari penilaian kinerja perusahaan adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu
periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatannya. b. Selain digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara keseluruhan, maka pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk menilai kontribusi suatu bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan. c. Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk masa yang akan datang. d. Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi pada umumnya dan divisi atau bagian organisasi pada khususnya. e. Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan. f. Mengelola operasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara umum. g. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.
16
h. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka.
i. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat kinerja adalah
untuk mengukur atau mengevaluasi prestasi yang telah dicapai oleh suatu organisasi secara keseluruhan sehingga dapat diambil strategi-strategi yang dapat digunakan untuk keputusan dimasa yang akan datang.
2.1.3 Tujuan Penilaian Kinerja Perusahaan Pengukuran kinerja dapat digunakan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk merangsang serta menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan, melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta pemberian penghargaan, baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik. Melalui pengukuran kinerja, manajemen puncak dapat memperoleh dasar yang obyektif untuk memberikan kompensasi sesuai dengan prestasi yang disumbangkan masing-masing pusat pertanggungjawaban kepada perusahaan secara keseluruhan. Semua ini diharapkan dapat memberikan motivasi dan rangsangan pada masingmasing bagian untuk bekerja lebih efektif dan efisien. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan kinerja perusahaan adalah untuk memotivasi karyawan dalam pencapaian sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan hasil dan tindakan yang diinginkan.
17
2.1.4 Tahap Penilaian Kinerja Perusahaan
Tahap penilaian kinerja dilaksanakan dalam dua tahap utama yaitu
tahap persiapan dan tahap penilaian.
Tahap persiapan terdiri dari tahap rinci yaitu:
a. Penentuan daerah pertanggungjawaban dan manajer yang bertanggung jawab kriteria yang dipakai untuk mengukur kinerja b. Penentuan c. Pengukuran kinerja sesungguhnya
Tahap penilaian terdiri dari tiga tahap rinci : a. Pembandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya b. Penentuan penyebab timbulnya penyimpangan kinerja sesungguhnya dari yang ditetapkan dalam standar c. Penegakan perilaku yang diinginkan dan tindakan yang digunakan untuk mencegah perilaku yang tidak diinginkan.
2.2 Tinjauan Umum Tentang Kinerja Keuangan Perusahaan 2.2.1 Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) dijelaskan bahwa: Kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja (tentang peralatan). Keuangan adalah seluk beluk uang, urusan uang, keadaan uang. Perusahaan adalah kegiatan (pekerjaan atau sebagainya) yang diselenggarakan dengan peralatan atau dengan cara teratur dengan tujuan mencari keuntungan (dengan menghasilkan sesuatu, mengolah atau membuat barang-barang, berdagang, memberi jasa, dan sebagainya), organisasi berbadan hukum yang mengadakan transaksi atau usaha.
18
Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja
keuangan perusahaan adalah sesuatu yang dicapai/prestasi yang diperlihatkan
mengenai keadaan keuangan oleh organisasi berbadan hukum yang mengadakan
transaksi usaha. Kinerja keuangan perusahaan menampilkan kondisi keuangan
suatu perusahaan berdasarkan periode waktu tertentu. Untuk mengukur keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya berfokus pada laporan keuangan. Informasi yang didapat dari hasil analisis mengenai kinerja keuangan suatu
perusahaan sangat bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber yang ada. Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh para pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. 2.2.2 Tujuan Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Tujuan diadakannya penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan, diantaranya adalah sebagai berikut: a. Mengetahui tingkat likuiditas Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera diselesaikan pada saat ditagih. b. Mengetahui tingkat solvabilitas Menunjukkan
kemampuan
perusahaan
untuk
memenuhi
kewajiban
keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
19
c. Mengetahui tingkat rentabilitas Rentabilitas atau yang sering disebut dengan profitabilitas menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
d. Mengetahui tingkat stabilitas Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya serta membayar beban bunga atas hutang -
hutangnya tepat pada waktunya. Sehingga secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa tujuan penilaian kinerja keuangan adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan secara finansial baik dalam memenuhi kewajibannya ataupun menghasilkan laba, sehingga dapat diketahui langkah yang dapat diambil untuk masa yang akan datang.
2.3 Tinjauan Umum Tentang Rasio Keuangan 2.3.1 Pengertian Rasio Keuangan Laporan keuangan melaporkan aktivitas yang sudah dilakukan perusahaan dalam satu periode tertentu. Aktivitas yang sudah dilakukan dituangkan dalam angka-angka, baik dalam mata uang rupiah maupun dalam mata uang asing. Angka-angka ini akan menjadi lebih apabila kita bandingkan antara satu komponen dengan komponen lainnya. Caranya dengan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan atau antar laporan keuangan, sehingga dapat disimpulkan posisi keuangan suatu perusahaan untuk periode
20
tertentu. Pada akhirnya kita dapat menilai kinerja manajemen dalam periode tertentu. Perbandingan ini kita kenal dengan nama analisis rasio keuangan.
Pengertian rasio keuangan menurut James C Van Horne ”merupakan
indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi
satu angka dengan angka lainnya.” Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan.
Jadi rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angkaangka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada di antara laporan keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angkaangka dalam satu periode maupun beberapa periode. Hasil rasio keuangan ini digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan. Kemudian juga dapat dinilai kemampuan manajemen dalam memperdayakan sumber daya perusahaan secara efektif. Dari kinerja yang dihasilkan ini juga dapat dijadikan sebagai evaluasi hal-hal yang perlu dilakukan ke depan agar kinerja manajemen dapat ditingkatkan atau dipertahankan sesuai dengan target perusahaan. Atau kebijakan yang harus diambil oleh pemilik perusahaan untuk melakukan perubahan terhadap orangorang yang duduk dalam manajemen ke depan.
21
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan adalah
perbandingan angka-angka yang berada pada laporan keuangan, yang hasilnya
dapat digunakan sebagai acuan untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan
2.3.2 Manfaat Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan tidak hanya berguna bagi kepentingan intern dan ekstern perusahaan. Bagi para bankir berguna untuk mempertimbangkan pemberian kredit jangka pendek maupun kredit jangka panjang kepada
perusahaan, untuk itu para bankir lebih tertarik pada rencana jangka pendek, likuiditas, kemampuan memperoleh laba, tingkat efisiensi operasional dan solvabilitas. Bagi para kreditur jangka panjang lebih tertarik pada kemampuan laba dan tingkat efisiensi operasional. Sedangkan bagi para penanam modal lebih tertarik pada kemampuan memperoleh laba jangka panjang dan tingkat efisiensi perusahaan. Bagi manajer keuangan tentu saja sangat berkepentingan dengan semua aspek rasio keuangan, karena harus mampu membayar hutang jangka pendek, mampu membayar hutang jangka panjang, mampu meningkatkan efisiensi perusahaan, mampu memaksimalkan nilai perusahaan dan mampu memperoleh laba untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Dengan demikian manfaat rasio keuangan tidak hanya berguna bagi perusahaan itu sendiri sebagai pengukur kinerjanya, tetapi juga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berhubungan dengan perusahaan khususnya para pihak yang berkepentingan secara finansial dengan perusahaan.
22
2.3.3 Jenis-jenis Rasio Keuangan
Untuk melakukan analisis rasio keuangan, diperlukan perhitungan
rasio-rasio keuangan yang mencerminkan aspek-aspek tertentu. Rasio-rasio
keuangan mungkin dihitung berdasarkan atas angka-angka yang ada dalam neraca
saja, dalam laporan laba rugi saja, atau pada neraca dan laba rugi. Setiap analisis keuangan bisa saja merumuskan rasio tertentu yang yang dianggap mencerminkan aspek
tertentu.
Secara
keseluruhan
rasio-rasio
yang
dinilai
biasanya
diklasifikasikan menjadi rasio likuiditas, rasio laverage, rasio profitabilitas, rasio aktivitas, dan rasio nilai pasar. 1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Fungsi lain rasio likuiditas adalah untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang jatuh tempo baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan ( likuiditas badan usaha) maupun di dalam perusahaan (likuiditas perusahaan). Atau dengan kata lain, rasio likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utang (kewajiban) jangka pendeknya yang jatuh tempo atau rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban (utang) pada saat ditagih. Rasio likuiditas atau yang juga sering disebut rasio modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan. Caranya adalah dengan membandingkan seluruh komponen yang ada
23
di aktiva lancar dengan komponen di pasiva lancar (utang jangka pendek). Rasio likuiditas dibagi menjadi beberapa rasio, diantaranya:
Terdapat dua macam hasil penilaian terhadap pengukuran rasio
likuiditas, yaitu sebagai berikut:
a. Apabila perusahaan mampu memenuhi kewajibannya dikatakan perusahaan tersebut likuid.
b. Apabila perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban tersebut atau tidak
mampu, dikatakan ilikuid. 2. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan (penjualan, persediaan, penagihan piutang, dan lainnya) atau rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Dari hasil pengukuran daengan rasio ini akan terlihat apakah perusahaan lebih efisien atau sebaliknya dalam mengelola asset yang dimilikinya. 3. Rasio Profitabilitas Rasio prifitabilitas atau rasio rentabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi. Dikatakan perusahaan rentabilitasnya baik apabila memenuhi target laba yang telah ditetapkan dengan menggunakan aktiva atau
24
modal yang dimilikinya. Rasio profitabilitas atau rasio rentabilitas dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut:
a. Rentabilitas ekonomi, yaitu dengan membandingkan laba usaha dengan
seluruh modal (modal sendiri dan asing) b. Rentabilitas usaha (sendiri), yaitu dengan membandingkan laba yang disediakan untuk pemilik dengan modal sendiri. Rentabilitas tinggi lebih penting dari keuntungan yang besar.
4. Rasio Solvabilitas / Rasio Laverage Dalam mendanai usahanya, perusahaan memiliki beberapa sumber dana. Sumber-sumber dana tersebut berasal dari pinjaman atau modal sendiri. Keputusan untuk memilih modal sendiri atau modal pinjaman harus menggunakan beberapa perhitungan yang matang dalam hal ini rasio solvabilitas (rasio laverage) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya besarnya jumlah utang yang digunakan
oleh
dibandingkan
perusahaan
dengan
untuk
menggunakan
membiayai modal
kegiatan
sendiri.
Agar
usahanya
jika
perbandingan
penggunaan kedua rasio ini dapat terlihat jelas, kita dapat menggunakan rasio laverage. Keuntungan menggunakan rasio laverage: a. Dapat menilai kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya. b. Menilai kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang bersifat tetap c. Mengetahui keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan model
25
d. Guna mengambil keputusan penggunaan sumber dana kedepan 5. Rasio Nilai Pasar
Rasio nilai pasar yaitu rasio yang memberikan ukuran kemampuan
manajemen menciptakan nilai pasar usahanya di atas biaya investasi, seperti:
a. Rasio harga saham terhadap pendapatan b. Rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku 6. Rasio Pertumbuhan
Rasio menggambarkan
pertumbuhan kemampuan
(growth perusahaan
ratio) dalam
merupakan
rasio
mempertahankan
yang posisi
ekonominya ditengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya. Dalam rasio pertumbuhan yang dianalisis adalah pertumbuhan penjualan, laba bersih, pendapatan per saham, dan dividen per saham
2.4 Tunjauan Umum Tentang Rasio Likuiditas 2.4.1
Pengertian Rasio Likuiditas Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo. 2.4.2
Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas. Adapun tujuan dan manfaat yang diperoleh dari perhitungan rasio
likuiditas adalah sebagai berikut:
26
a.
Mengukur kemampuan perusahaan dalam mengukur utang yang segera jatuh
tempo
b. Mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar
c.
Mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka pendek tanpa memperhitungkan piutang
d. Membandingkan persediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan
e.
Mengukur uang kas yang tersedia untuk membayar utang
f.
Sebagai alat perencanaan kas dan utang
g.
Melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu
h.
Melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan
i.
Menjadi alat pemicu untuk memperbaiki kinerja perusahaan
2.4.3
Jenis-jenis Rasio Likuiditas
1. Rasio Lancar/Current Ratio Rasio lancar (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan suatu perusahaan. Perhitungan ratio lancar dilakukan dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar dengan total utang lancar atau mengurangi sediaan dan piutang.
27
Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio lancar rendah, dapat
dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang. Namun
apabila hasil pengukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi perusahaan sedang
baik. Hal ini dapat saja terjadi karena kas tidak digunakan sebaik mungkin. Untuk
mengatakan suatu perusahaan dalam keadaan baik atau tidaknya, ada suatu standar rasio yang digunakan.
2. Rasio Cepat/Quick Ratio
Quick ratio merupakan rasio yang menunjukkan perusahaan dalam memenuhi atau membayar utang lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan. Hal ini dilakukan karena sediaan memerlukan waktu yang relatif lama untuk diuangkan, apabila perusahaan membutuhkan dana cepat untuk membayar kewajibannya dibandingkan deangan aktiva lancar lainnya. 3. Rasio Kas/Cash Ratio Ratio ini berfungsi untuk mengukur seberapa besar uang yang benarbenar siap yang digunakan untuk membayar utang. Artinya perusahaan tidak perlu menunggu untuk menjual atau menagih utang lancar lainnya yaitu dengan menggunakan rasio lancar. Cash ratio digunakan untuk mengukur seberapa besar ketersediaan uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan ini dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas. 4. Rasio Perputaran Kas
28
Rasio perputaran kas adalah rasio yang berfungsi untuk mengukur
tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar
tagihan dan membiayai penjualan. Artinya, rasio ini digunakan untuk mengukur
tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan dan biaya-biaya yang berkaitan
dengan penjualan. 5. Inventory to Net Working Capital
Rasio ini digunakan untuk mengukur jumlah sediaan yang ada dengan
modal kerja perusahaan yang terdiri dari pengurangan antara aktiva lancar dengan utang lancar. Dengan kata lain rasio likuiditas digunakan untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan maupun kepada perusahaan itu sendiri.
2.5 Tinjauan Umum Tentang Rasio Solvabilitas 2.5.1
Pengertian Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya, berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi.
29
2.5.2 Tujuan dan Manfaat Rasio Solvabilitas
Tujuan dan Manfaat yang diperoleh perusahaan dalam menghitung
rasio sovabilitas adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak kreditor
b. Menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat tetap
c. Menilai keseimbangan antara nilai aktiva (tetap) dengan modal
d. Menilai seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang e. Berapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva f. Mengukur berapa modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang g. Mengetahui berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih ada terdapat kesekian kalinya modal kerja. 2.5.3 Jenis-jenis Rasio Solvabilitas 1. Debt to Equity Ratio Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan sebagai jaminan utang. 2. Debt to Assets Ratio Rasio ini digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai
30
oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.
3. Long Term Debt to Equity Ratio
Rasio ini bertujuan untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri
yang dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan
membandingkan utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan perusahaan.
4. Time Interest Earned Rasio ini merupakan yang mencari jumlah kali perolehan bunga, juga diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar biaya bunga, sama seperti coverage ratio. Time interes earned merupakan rasio untuk mengukur sejauh mana pendapatan dapat menurun tanpa membuat perusahaan malu karena tidak mampu membayar biaya bunga tahunannya. 5. Fixed Charge Coverage Rasio ini menyerupai time interest earned hanya saja perbedaannya adalah rasio ini dilakukan apabila perusahaan memperoleh utang jangka panjang atau menyewa aktiva berdasarkan kontak sewa. Biaya tetap merupakan biaya bunga yang ditambahnkan kewajiban sewa tahunan atau jangka panjang. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya baik utang jangka pendek maupun utang jangka panjang terutama apabila perusahaan akan dilikuidasi.
31
2.6 Tinjauan Umum Tentang Rasio Profitabilitas 2.6.1
Pengertian Rasio Profitabilitass Rasio profitabilitas disebut juga rasio rentabilitas yang merupakan
rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini
juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan.
2.6.2
Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun
bagi pihak luar perusahaan adalah: 1.
Untuk mengukur dan menghitung laba yang diperoleh perusahaan
2.
Menilai posisi laba perusahaan
3.
Menilai perkembangan laba
4.
Menilai laba bersih setelah pajakn
5.
Mengukur produktifitas seluruh dana
2.6.3
Jenis-jenis Rasio Profitabilitas
1. Return on Investment (ROI) Hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama Return on Investment merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektifitas manajemen dalam mengelola investasinya Selain itu, hasil pengembalian investasi menunjukkan produktifitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
32
Semakin kecil (rendah) rasio ini semakin kurang baik. Demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi
perusahaan.
2. Return on Equity (ROE) Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity atau rentabilitas
sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi menggunakan modal sendiri.
Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Artinya, posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya. 3. Profit Margin on Sales Rasio ini merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. 4. Earning per Share Rasio ini merupakan rasio yang mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti manajemen belum berhasil
untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya
dengan rasio yang tinggi, kesejahteraan pemegang saham meningkat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba perusahaan yang akan digunakan untuk memenuhi semua kebutuhan perusahaan.
perusahaan
serta
untuk
meningkatkaan
aktivitas
operasional
33
2.7 Tinjauan Umum Tentang Rasio Aktivitas 2.7.1
Pengertian Rasio Aktivitas Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
afektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Atau dapat
pula dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan.
Penggunaan rasio aktivitas adalah dengan cara membandingkan antar
tingkat penjualan dengan investasi dalam aktiva untuk satu periode. Artinya diharapkan adanya keseimbangan seperti yang diinginkan dengan
aktiva.
Kemampuan
manajemen
untuk
antara penjualan
menggunakan
dan
mengoptimalkan aktiva yang dimiliki merupakan tujuan utama rasio ini. 2.7.2
Tujuan dan Manfaat Rasio Aktivitas Adapun manfaat dan tujuan yang hendak dicapai dari penggunaan
rasio aktivitas antara lain:
a.
Untuk mengukur berapa lama penagihan piutang dalam satu periode
b.
Untuk menghitung hari rata-rata penagihan piutang
c.
Untuk menghitung berapa hari rata-rata sediaan tersimpan
d.
Untuk menghitung berapa kali dana yang ditanamkan
e.
Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap
f.
Untuk mengukur penggunaan semua aktiva perusahaan
34
2.7.3 Jenis-jenis Rasio Aktivitas 1. Perputaran Piutang
Rasio ini digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang
selama satu periode. Semakin tinggi rasio menunjukkan bahwa modal kerja yang
ditanamkan dalam piutang semakin rendah dan kondisi ini sangat baik bagi perusahaan. Sebaliknya jika rasio semakin rendah ada over investment dalam piutang. Hal yang jelas adalah rasio perputaran piutang memberikan pemahaman
tentang kualitas piutang dan kesuksesan penagihan piutang. 2. Perputaran Persediaan Rasio ini digunakan untuk mengukur berapa kali dana ditanamkan dalam persediaan pada satu periode. Dapat diartikan pula bahwa rasio ini menunjukkan berapa kali jumlah barang sediaan diganti dalam satu tahun. Semakin kecil rasio ini semakin jelek begitu pula sebaliknya. Cara menghitung rasio ini adalah dengan membandingkan antara harga pokok barang yang dijual dengan nilai sediaan. 3.
Perputaran Modal Kerja Rasio ini digunakan untuk mengukur atau menilai keefektifan modal
kerja perusahaan selama periode tertentu. Untuk mengukur rasio ini kita membandingkan antara penjualan dengan modal kerja atau dengan modal kerja rata-rata. Apabila perputaran modal kerja rendah artinya perusahaan sedang kelebihan modal kerja. Hal ini mungkin disebabkan karena rendahnya perputaran persediaan atau piutang atau saldo kas yang terlalu besar, demikian pula sebaliknya.
35
4.
Fixed Asset Turn Over Rasio ini digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang
ditanamkan dalam aktiva tetap pada satu periode. Atau dengan kata lain, untuk
mengukur apakah perusahaan sudah menggunakan kapasitas aktiva tetap
sepenuhnya atau belum. 5. Total Asset Turn Over
Rasio ini digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang
dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap aktiva. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur aktivitas perusahaan baik dalam afektivitasnya saat memanfaatkan aktiva maupun dalam memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya.
2.8 Rasio Keuangan Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP100/MBU/2002 Untuk menilai kinerja keuangan perusahaan yang tergolong milik pemerintah atau Badan Usaha Milik Negara maka harus menggunakan Keputusan Menteri
BUMN
No:
KEP-100/MBU/2002,
dimana
peraturan
tersebut
menggunakan rasio-rasio keuangan serta standar-standar rasio yang telah ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan aspek-aspek yang terkait dengan kinerja keuangan perusahaan. Terdapat delapan rasio keuangan yang termasuk kedalam keputusan pemerintah tersebut, diantaranya:
36
1. Return on Investment (ROI) Rumus untuk mencari Return on Investment adalah sebagai berikut:
Keterangan:
EBIT : laba sebelum bunga dan pajak dikurangi laba dari hasil penjualan:
• Aktiva Tetap
• Aktiva lain-lain
• Aktiva Non Produktif • Saham penyertaan langsung
Penyusutan: Depresiasi, Amortisasi dan Deplesi
Capital Employed: posisi pada akhir tahun buku Total Aktiva dikurangi Aktiva Tetap dalam pelaksanaan.
2.
Return on Equity (ROE)
Rumus untuk mencari Return on Equity adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Laba setelah Pajak: laba setelah pajak dikurangi dengan laba hasil penjualan dari :
•
Aktiva tetap
•
Aktiva Non Produktif
•
Aktiva Lain-lain
•
Saham Penyertaan Langsung
37
Modal Sendiri: seluruh komponen modal sendiri dalam neraca perusahaan pada posisi akhir tahun buku dikurangi dengan komponen modal sendiri yang
digunakan untuk membiayai aktiva tetap dalam pelaksanaan dan laba tahun
berjalan. Dalam Modal sendiri tersebut di atas termasuk komponen kewajiban
yang belum ditetapkan statusnya. Aktiva Tetap dalam pelaksanaan: posisi pada akhir tahun buku aktiva tetap yang sedang dalam tahap pembangunan.
3.
Rasio Kas/Cash Ratio
Rumus untuk mencari cash ratio dapat digunakan sebagai berikut:
Keterangan:
Kas, Bank dan Surat Berharga Jangka Pendek: posisi masing-masing pada akhir tahun buku.
Current Liabilities: posisi seluruh kewajiban lancar pada akhir tahun buku
4.
Rasio Lancar/Current Ratio
Rumus untuk mencari rasio lancar/current adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Current Asset: posisi total aktiva lancar pada akhir tahun buku
Current Liabilities: posisi total kewajiban lancar pada akhir tahun buku
38
5.
Collection Periods (CP) Cxc
Rumus untuk menghitung collection period adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Total Piutang Usaha: posisi piutang usaha setelah dikurangi cadangan penyisihan piutang pada akhir tahun buku.
Total Pendapatan Usaha: jumlah pendapatan usaha selama tahun buku.
6. Perputaran Persediaan (PP) Rumus untuk menghitung perputaran persediaan adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Total Persediaan: seluruh persediaan yang digunakan untuk proses produksi pada akhir tahun buku yang terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi dan persediaan barang jadi ditambah persediaan peralatan dan suku cadang.
Total Pendapatan Usaha: total pendapatan usaha dalam tahun buku yang bersangkutan.
39
7. Perputaran Total Asset/Total Asset Turn Over (TATO) Rumus untuk mencari total asset turn over adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Total Pendapatan: total pendapatan usaha dan non usaha tidak termasuk
pendapatan hasil penjualan aktiva tetap
Capital Employed: posisi pada akhir tahun buku total aktiva dikurangi aktiva Tetap Dalam Pelaksanaan.
8. Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Total Asset (TMS terhadap TA) Untuk menghitung Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Total Asset (TMS terhadap TA) digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
Total Modal Sendiri: seluruh komponen modal sendiri pada akhir tahun buku diluar dana-dana yang belum ditetapkan statusnya.
Total Asset: total asset dikurangi dengan dana-dana yang belum ditetapkan statusnya pada poisisi akhir tahun buku yang bersangkutan