BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 RFID (Radio Frequency Identification) Radio Frequency Identification (RFID) adalah sebuah istilah generik yang digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang memancarkan dalam bentuk identitas ( khas ) nomor urut satu orang atau objek secara nirkabel, menggunakan gelombang radio. Begitu juga lebarnya yang tergabung dalam kategori identifikasi otomatis teknologi.Auto-id teknologi memasukkan kode bar. Sifat optik dan teknologi, para pembaca biometrik seperti pemindaian retina.Teknologi telah auto-id yang digunakan untuk mengurangi jumlah waktu dan tenaga kerja yang diperlukan untuk input data secara manual untuk memperbaiki dan akurasi data.Auto-id beberapa jenis teknologi ini, seperti sistem kode bar. Yang memerlukan banyak orang untuk memindai secara manual, sebuah tag atau label untuk merekam data.Pembaca RFID dirancang sehingga untuk mendapatkan tag, dan mengirimkan informasi ini ke sistem komputer tanpa memerlukan orang untuk ikut serta. Tag RFID terdiri dari microchip melekat pada sebuah antena radio dipasang pada substrat. Chip tersebut menyimpan data sampai sebanyak dua kilobyte data. Misalnya, informasi tentang seorang produk atau tanggal pengiriman, dari pembuatan, tujuan tanggal dan dapat ditulis ke sebuah tag. Untuk mengambil data yang tersimpan pada sebuah tag, RFID membutuhkan reader. Reader adalah alat yang memiliki satu atau lebih antena yang memancarkan gelombang radio dan menerima sinyal kembali dari tag. Reader kemudian melewati informasi dalam bentuk digital ke sistem komputer. Teknologi RFID telah digunakan oleh ribuan perusahaan selama satu dekade atau lebih.
2.2 Komponen-Komponen Utama Sistem RFID Secara garis besar sebuah sistem RFID terdiri atas tiga komponen utama, yaitu tag, reader dan basis data. Secara ringkas, mekanisme kerja yang terjadi dalam sebuah sistem RFID adalah bahwa sebuah reader frekuensi radio melakukan scanning terhadap data yang tersimpan dalam tag, kemudian mengirimkan
4
informasi tersebut ke sebuah basis data yang menyimpan data yang terkandung dalam tag tersebut.
Gambar 2.1 Komponen Utama Sistem RFID
2.2.1
Tag RFID Sebuah tag RFID atau transponder, terdiri atas sebuah mikro (microchip) dan sebuah antena seperti yang terlihat pada diatas. Chip mikro itu sendiri dapat berukuran sekecil butiran pasir atau seukuran 0.4 mm. Chip tersebut menyimpan nomor seri yang unik atau informasi lainnya tergantung kepada tipe memorinya. Tipe memori itu sendiri dapat read-only, read-write, atau writeonceread-many.
Antena
yang terpasang pada chip
mikro
mengirimkan informasi dari chip ke reader. Biasanya rentang pembacaan diindikasikan dengan besarnya antena. Antena yang lebih besar mengindikasikan rentang pembacaan yang lebih jauh. Tag tersebut terpasang atau tertanam dalam obyek yang akan diidentifikasi. Tag dapat di-scan dengan reader bergerak maupun stasioner menggunakan gelombang radio.
Gambar 2.2 Tag RFID
Tag RFID sangat bervariasi dalam hal bentuk dan ukuran. Tag versi paling sederhana adalah tag pasif, yaitu tag yang tidak memiliki catu daya sendiri serta tidak dapat menginisiasi komunikasi dengan reader. Sebagai gantinya, tag merespon emisi frekuensi radio dan menurunkan dayanya dari gelombanggelombang energi yang dipancarkan oleh reader. Sebuah tag pasif minimum mengandung sebuah indentifier unik dari sebuah item yang dipasangi tag tersebut. Data tambahan dimungkinkan untuk ditambahkan
pada
tag,
tergantung
kepada
kapasitas
penyimpanannya. Harga tag pasif lebih murah dibandingkan harga versi lainnya. Perkembangan tag murah ini telah menciptakan revolusi dalam adopsi RFID dan memungkinkan penggunaannya dalam skala yang luas baik oleh organisasi-organisasi pemerintah maupun industri. Tag semipasif adalah versi tag yang memiliki catu daya sendiri (baterai) tetapi tidak dapat menginisiasi komunikasi dengan reader. Dalam hal ini baterai digunakan oleh tag sebagai catu daya untuk melakukan fungsi yang lain seperti pemantauan keadaan lingkungan dan mencatu bagian elektronik internal tag, serta untuk memfasilitasi penyimpanan informasi. Tag versi ini tidak secara aktif memancarkan sinyal ke reader. Tag semi pasif dapat dihubungkan dengan sensor untuk menyimpan informasi untuk peralatan keamanan kontainer. Tag aktif adalah tag yang selain memiliki antena dan chip juga memiliku catu daya dan pemancar serta mengirimkan sinyak kontinyu. Tag versi ini biasanya memiliki kemampuan baca tulis, dalam hal ini data tag dapat ditulis ulang dan/atau dimodifikasi. Tag aktif dapat menginisiasi komunikasi dan dapat berkomunikasi pada jarak yang lebih jauh, hingga 750 kaki, tergantung kepada daya baterainya. Harga tag ini merupakan yang paling mahal dibandingkan dengan versi lainnya.
Dalam keadaan yang sempurna, sebuah tag dapat dibaca dari jarak sekitar 10 hingga 20 kaki. Tag pasif dapat beroperasi pada frekuensi rendah (low frequency, LF), frekuensi tinggi (high frequency, HF), frekuensi ultra tinggi (ultrahigh frequency, UHF), atau gelombang mikro (microwave). (Bagus Dhaka, 2013)
Jenis Tag
Tag Pasif
Tag Semipasif
Tag Aktif
Daya
Eksternal
Baterai Internal
Baterai Internal
Rentang Baca
Dapat mencapai 20 Dapat
mencapai Dapat mencapai 750
kaki
100 kaki
kaki
Tipe Memori
Umumnya read only
Read-write
Read-white
Usia Tag
Sampai 20 tahun
2-7 tahun
5-10 tahun
Tabel 2.1 Karakteristik Umum RFID 2.2.2
Reader RFID Untuk berfungsinya sistem RFID diperlukan sebuah reader
atau alat scanning device yang dapat membaca tag dengan benar dan mengkomunikasikan hasilnya ke suatu basis data. Sebuah reader menggunakan antenanya sendiri untuk berkomunikasi dengan tag. Ketika reader memancarkan gelombang radio, seluruh tag yang dirancang pada 6 frekuensi tersebut serta berada pada rentang bacanya akan memberikan respon. Sebuah reader juga dapat berkomunikasi dengan tag tanpa line of sight langsung, tergantung kepada frekuensi radio dan tipe tag (aktif, pasif atau semipasif) yang digunakan. Reader dapat memproses banyak item sekaligus. Menurut bentuknya, reader dapat berupa reader bergerak seperti peralatan genggam, atau stasioner seperti peralatan point of sale di supermarket. Reader dibedakan berdasarkan kapasitas
penyimpanannya,
kemampuan
pemrosesannya,
frekuensi yang dapat dibacanya. (Bagus Dhaka, 2013)
2.3 Cara Kerja RFID
serta
Cara kerja dapat diterangkan sebagai berikut: Label tag RFID yang tidak memilik baterai antenalah yang berfungsi sebagai pencatu sumber daya dengan memanfaatkan medan magnet dari pembaca (reader) dan memodulasi medan magnet. Kemudian digunakan kembali untuk mengirimkan data yang ada dalam tag label RFID. Data yang diterima reader diteruskan ke database host computer. Reader mengirim gelombang elektromagnet, yang kemudian diterima oleh antena pada label RFID. Label RFID mengirim data biasanya berupa nomor serial yang tersimpan dalam label, dengan mengirim kembali gelombang radio ke reader. Informasi dikirim ke dan di baca dari label RFID oleh reader menggunakan gelombang radio. Dalam sistem yang paling umum yaitu sistem pasif, reader memancarkan energi gelombang radio yang membangkitkan label RFID dan menyediakan energi agar beroperasi. Sedangkan sistem aktif, baterai dalam label digunakan untuk memperoleh jangkauan operasi label RFID yang efektif, dan fitur tambahan penginderaan suhu. Data yang diperoleh atau dikumpulkan dari label RFID kemudian dilewatkan / dikirim melalui jaringan komunikasi dengan kabel atau tanpa kabel ke sistem komputer.
Gambar 2.3 Cara Kerja RFID Melalui Sinyal Frekuensi Radio Antena akan mengirimkan melalui sinyal frekuensi radio dalam jarak yang relative dekat. Dalam proses transmisi tersebut terjadi 2 hal :
Antena melakukan komunikasi dengan transponder, dan
Antena memberikan energi kepada tag untuk berkomunikasi (untuk tag yang sifatnya pasif)
Ini adalah kunci kehebatan teknologi RFID. Sebuah tag yang dipasang tidak menggunakan sumber energi seperti batere sehingga dapat digunakan dalam waktu yang sangat lama. Antena bisa dipasang secara permanent (walau saat ini
tersedia juga yang portable) Bentuknya pun beragam sekarang sesuai dengan keinginan kita. Pada saat tag melewati wilayah sebaran antena, alat ini kemudian mendeteksi wilayah scanning. Selanjutnya setelah terdeteksi maka chip yang ada di tag akan ”terjaga” untuk mengirimkan informasi kepada antena. Di pasaran saat ini ada 2 tipe tag RFID: a) Tag RFID aktif : tag ini memiliki sumber energi sendiri atau batere internal. Keuntungannya adalah alat pembaca (reader) mampu mengenali tag dalam jarak yang cukup jauh (mampu memancarkan sinyal lebih kuat). Memory pada tag ini cukup variatif bahkan ada yang sampai 1MB. Tag aktif bisa mengirim sejumlah instruksi ke mesin dan mesin menangkap informasi ini dalam bentuk history tag. Kendalanya adalah ukuran yang lebih besar, harga yang lebih mahal dan usia yang terbatas (bisa maksimal sampai 10 tahun tergantung temperatur dan tipe batere) b) Tag RFID pasif : tag ini tidak memiliki sumber energi seperti batere. Umumnya tag pasif ini berukuran lebih kecil dibandingkan dengan tag aktif dan berharga lebih murah dan usia pakai yang tidak terbatas. Keterbatasannya adalah jarak dalam membaca informasi ke transceiver. Tag pasif ini sudah diprogram sebelumnya dengan data-data yang unik (32 s.d 128 bit) dan tidak dapat dimodifikasi. (Daniel Kurniawan,2009)
2.4 Frequensi Kerja RFID Antena untuk mentransmisikan sinyal frekuensi radio antara reader dengan tag, antena merupakan unsur yang penting karena juga untuk menentukan jarak baca antara reader dengan tag dan juga seberapa luas area pembacaan, antena dapat dikategorikan dalam dua model koneksi, yaitu : Integrated antena yang dibutuhkan jika jarak pembacaan tidak begitu luas. Dan external antena yang dibutuhkan jika jarak pembacaan memerlukan area yang luas. Berikut ini adalah empat frekuensi utama yang digunakan oleh sistem RFID :
1. Band LF berkisar dari 125 kilohertz (KHz) hingga 134 KHz. Band ini paling sesuai untuk penggunaan jarak pendek (short-range) seperti sistem antipencurian, identifikasi hewan dan sistem kunci mobil. 2. Band HF beroperasi pada 13.56 megahertz (MHz). Frekuensi ini memungkinkan akurasi yang lebih baik dalam jarak tiga kaki dan karena itu dapat mereduksi resiko kesalahan pembacaan tag. Sebagai konsekuensinya band ini lebih cocok untuk pembacaan pada tingkat item (item-level reading). Tag pasif dengan frekuensi 13.56 MHz dapat dibaca dengan laju 10 sampai 100 tag perdetik pada jarak tiga kaki atau kurang. Tag HF digunakan untuk pelacakan barang-barang di perpustakaan, toko buku, kontrol akses gedung, pelacakan bagasi pesawat terbang, pelacakan item pakaian. 3. Tag dengan band UHF beroperasi di sekitar 900 MHz dan dapat dibaca dari jarak yang lebih jauh dari tag HF, berkisar dari 3 hingga 15 kaki. Tag ini lebih sensitif terhadap faktor-faktor lingkungan daripada tag-tag yang beroperasi pada frekuensi lainnya. Band 900 MHz muncul sebagai band yang lebih disukai untuk aplikasi rantai supply disebabkan laju dan rentang bacanya. Tag UHF pasif dapat dibaca dengan laju sekitar 100 hingga 1.000 tag perdetik. Tag ini umumnya digunakan pada pelacakan kontainer, truk, trailer, terminal peti kemas, serta telah diadopsi oleh peritel besar dan Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Sebagai tambahan, di Amerika serikat, band MHz digunakan untuk mengidentifikasi isi kontainer dalam area komersial dan industri untuk meningkatkan ketepatan waktu dan akurasi transmisi data. Menurut FCC penggunaan semacam itu menguntungkan perusahaan pengapalan komersial dan memberikan manfaat keamanan yang signifikan
dengan
teridentifikasi
dengan
dimungkinkannya mudah
dan
seluruh
cepat
serta
isi
kontnainer
dengan
dapat
diidentifikasinya kerusakan selama pengapalan. 4. Tag yang beroperasi pada frekuensi gelombang mikro, biasanya 2.45 dan 5.8 gigahertz (GHz), mengalami lebih banyak pantulan gelombang radio dari obyek-obyek di dekatnya yang dapat mengganggu
kemampuan reader untuk berkomunikasi dengan tag. Tag gelombang mikro biasanya digunakan untuk manajemen rantai supply. (Nur Heri, 2010)
2.5 Sistem Informasi Sistem ialah interaksi dari elemen-elemen yang saling berkaitan bekerja sama untuk mencapai tujuan. Elemen-elemen tersebut ialah elemen system konvensional (data, manusia dan prosedur) dan elemen sistem modern (data, manusia, prosedur, hardware dan software). Ilustrasi mengenai sebuah sistem dapat dilihat pada gambar. Sebuah system menerima masukan, memrosesnya, dan kemudian menghasilkan suatu keluaran. Sistem tersebut mampu bekerja karena komponen-komponen di dalamnya saling berinteraksi untuk menghasilkan keluaran. Dalam melakukan prosesnya, kinerja sistem sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan di sekitarnya.
Gambar 2.4 Ilustrasi Sistem
Informasi ialah hasil pengolahan data yang berguna bagi penerimanya. Sistem informasi ialah interaksi antara data, manusia dan prosedur (yang didukung oleh hardware dan software) untuk memberikan suatu penyelesaian berupa informasi yang dapat dipakai untuk mengambil suatu tindakan keputusan selanjutnya baik untuk jangka pendek, menengah atau panjang dalam sebuah organisasi. Dengan kata lain, sistem informasi juga adalah suatu kumpulan dari komponen-komponen yang saling berinteraksi untuk mengelola informasi pada
suatu organisasi untuk mendukung kegiatan bisnis organisasi. (Ardhian Agung dkk, 2009)
2.6 Pengembangan Sistem Informasi Pengembangan sistem informasi ialah satu set aktivitas, metode, praktik terbaik, siap dikirimkan, dan peralatan terotomasi yang digunakan oleh stakeholder untuk mengembangkan dan memelihara sistem informasi dan perangkat lunak. Biasanya pengembangan sistem dilakukan apabila sistem yang lama sudah tidak bisa mengimbangi/memadai kebutuhan atau pun perkembangan perusahaan, sehingga terdapat beberapa pendapat tentang definisi pengembangan sistem, antara lain: menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Suatu proses pengaplikasian
teknologi
informasi
untuk
suatu
tujuan
tertentu
atau
menyelesaikan suatu masalah. Memilah suatu masalah yang besar dan kompleks menjadi beberapa bagian kecil yang dapat dikelola. Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan/memperbaiki sistem yang telah ada. Dengan telah dikembangkannya sistem yang baru, maka diharapkan akan terjadi peningkatan-peningkatan di sistem yang baru, yaitu meningkatkan: 1. Performance (kinerja) : peningkatan terhadap kinerja sistem yang baru sehingga menjadi lebih efektif. Kinerja dapat diukur dari throughput (jumlah dari pekerjaan yang dapat dilakukan suatu saat tertentu dan response
time
(rata-rata
transaksi/pekerjaan
waktu
ditambah
yang
dengan
tertunda waktu
diantara
response
dua untuk
menanggapi pekerjaan tersebut). 2. Information (informasi), peningkatan terhadap kualitas informasi yang disajikan. 3. Economy
(ekonomis),
peningkatan
terhadap
manfaat/keuntungan-keuntungan/penurunan-penurunan terjadi.
manfaatbiaya
yang
4. Control (pengendalian), peningkatan terhadap pengendalian untuk mendeteksi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan serta kecurangankecurangan yang dan akan terjadi. 5. Efficiency (efisiensi), peningkatan terhadap efisiensi operasi. Services (pelayanan), peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan oleh sistem. (Ardhian Agung dkk, 2009)
2.7 MySQL MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL atau DBMS yang multithread, multi-user, dengan sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia. MySQL AB membuat MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi GNU General Public License (GPL), tetapi mereka juga menjual dibawah lisensi komersial untuk kasus-kasus dimana penggunaannya tidak cocok dengan penggunaan GPL. MySQL adalah Relational Database Management System (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis dibawah lisensi GPL (General Public License). Dimana setiap orang bebas untuk menggunakan MySQL, namun tidak boleh dijadikan produk turunan yang bersifat komersial. MySQL sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama dalam database sejak lama, yaitu SQL (Structured Query Language). SQL adalah sebuah konsep pengoperasian database, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara otomatis. Keandalan suatu sistem database (DBMS) dapat diketahui dari cara kerja optimizer-nya dalam melakukan proses perintah-perintah SQL, yang dibuat oleh user maupun program-program aplikasinya. Sebagai database server, MySQL dapat dikatakan lebih unggul dibandingkan database server lainnya dalam query data. Hal ini terbukti untuk query yang dilakukan oleh single user, kecepatan query MySQL bisa sepuluh kali lebih cepat dari PostgreSQL dan lima kali lebih cepat dibandingkan Interbase. Adapun keistimewaan MySQL antara lain :
1. Portabilitas : MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi seperti Windows, Linux, FreeBSD, Mac Os X Server, Solaris, Amiga, dan masih banyak lagi. 2. Open Source : MySQL didistribusikan secara open source, dibawah lisensi GPL sehingga dapat digunakan secara cuma-cuma. 3. Multiuser : MySQL dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang bersamaan tanpa mengalami masalah atau konflik. 4. Performance tuning : MySQL memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam menangani query sederhana, dengan kata lain dapat memproses lebih banyak SQL per satuan waktu. 5. Jenis Kolom : MySQL memiliki tipe kolom yang sangat kompleks, seperti signed / unsigned integer, float, double, char, text, date, timestamp, dan lain-lain. 6. Perintah dan Fungsi : MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh yang mendukung perintah Select dan Where dalam perintah (query). 7. Keamanan : MySQL memiliki beberapa lapisan sekuritas seperti level subnetmask, nama host, dan izin akses user dengan sistem perizinan yang mendetail serta sandi terenkripsi. 8. Skalabilitas dan Pembatasan : MySQL mampu menangani basis data dalam skala besar, dengan jumlah rekaman (records) lebih dari 50 juta dan 60 ribu tabel serta 5 milyar baris. Selain itu batas indeks yang dapat ditampung mencapai 32 indeks pada tiap tabelnya. 9. Konektivitas : MySQL dapat melakukan koneksi dengan klien menggunakan protokol TCP/IP, Unix soket (UNIX), atau Named Pipes (NT). 10. Lokalisasi : MySQL dapat mendeteksi pesan kesalahan pada klien dengan menggunakan lebih dari dua puluh bahasa. Meski pun demikian, bahasa Indonesia belum termasuk di dalamnya. 11. Antar Muka : MySQL memiliki interface (antar muka) terhadap berbagai aplikasi dan bahasa pemrograman dengan menggunakan fungsi API (Application Programming Interface).
12. Klien dan Peralatan : MySQL dilengkapi dengan berbagai peralatan (tool) yang dapat digunakan untuk administrasi basis data, dan pada setiap peralatan yang ada disertakan petunjuk online. 13. Struktur tabel : MySQL memiliki struktur tabel yang lebih fleksibel dalam menangani ALTER TABLE, dibandingkan basis data lainnya semacam PostgreSQL ataupun Oracle.
2.8 Entity Relationship Diagram (ERD) ERD adalah suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan dalam sistem secara abstrak. Jadi, jelaslah bahwa ERD ini berbeda dengan DFD yang merupakan suatu model jaringan fungsi yang akan dilaksanakan oleh sistem, sedangkan ERD merupakan model jaringan data yang menekankan pada struktur-struktur
dan relationship data. Elemen-elemen
diagram hubungan entitas : 1. Etity (Entitas) : Adalah suato objek yang dapat dibedakan atau dapat diidentifikasikan secara unik dengan objek lainnya, dimana semua informasi yang berkaitan dengannya dikumpulkan. Kumpulan dari entity yang sejenis dinamakan Entity Set. Simbol dari Entity :
2. Relationship (Relasi) : hubungan yang terjadi antara satu entity dengan entity lainnya. Relationsip tidak mempunyai keberadaan fisik atau konseptual kecuali yang sejenis dinamakan dengan Relationsip Diagram.
Simbol dari Relationship :
Contoh :
Gambar 2.5 Contoh Relationship
3. Relationship Degree (Derajat relasi) : Relationship Degree atau Derajat Relasi adalah jumlah entitas yang berpartisipasi dalam satu relationship. 4. Atribut : karakteristik dari entity atau relationship yang menyediakan penjelasan detail tentang entity atau relationship tersebut. Simbol dari Atribut adalah :
Contoh :
Gambar 2.6 Contoh Atribut
5. Cardinality (Kardinalitas) : Kardinalitas relasi menunjukan jumlah maksimum tupel yang dapat berelasi dengan entitas pada entitas yang lain. Terdapat 3 macam kardinalitas relasi yaitu :
One To One ( 1 : 1) : Yaitu perbandingan antara entity pertama dengan entity kedua berbanding satu berbanding satu.
Gambar 2.7 Kardinalitas One to One
One To Many ( 1 : M ) : Yaitu perbandingan antara entity pertama dengan entity kedua berbanding satu berbanding banyak.
Gambar 2.8 Kardinalitas One to Many
Many To One ( M : 1 ) : Yaitu perbandingan antara entity pertama dengan entity kedua berbanding banyak berbanding satu.
Gambar 2.9 Kardinalitas Many to One
Many To Many ( M : M ) : Yaitu perbandingan antara entity pertama dengan entity kedua berbanding banyak berbanding banyak.
Gambar 2.10 Kardinalitas Many to Many (Didik Setiono S, 2014)
2.9 Metode RAD (Rapid Application Development) RAD (Rapid Application Development) adalah penggabungan beberapa metode atau teknik terstruktur. RAD menggunakan metode prototyping dan teknik terstruktur lainnya untuk menentukan kebutuhan user dan perancangan sistem informasi. Proses pengembangan piranti lunak tambahan yang memberikan penekanan model pembangunan yang sangat singkat. Siklus biasanya 60-90 hari Model RAD dapat dilihat dalam gambar dibawah. Model RAD ini merupakan
adaptasi dari model waterfall di mana hasil dari masing-masing siklus sebuah sistem sepenuhnya berfungsi dengan baik.
Gambar 2.11 Model RAD (Rapid Application Development)
Tujuan utama model ini adalah menyelesaikan suatu proyek per bagian, sehingga proses perencanaannya pun per. Model RAD menekankan pada fase-fase berikut : 1. Pemodelan Bisnis (Business modeling) . Pada tahap ini, aliran informasi (information
flow)
pada
fungsi-fungsi
bisnis
dimodelkan
untuk
mengetahui informasi apa yang mengendalikan proses bisnis, informasi apa yang hasilkan, siapa yang membuat informasi itu, kemana saja informasi mengalir, dan siapa yang mengolahnya. 2. Pemodelan Data (Data modeling). Aliran informasi didefinisikan sebagai bagian dari bisnis pemodelan fase halus ke dalam satu set dari data objects yang diperlukan untuk menunjang bisnis. Karakteristik (disebut atribut) dari setiap objek yang diidentifikasi dan hubungan antara obyek ini didefinisikan .
3. Pemodelan
proses
(Process
modeling).
Objek-objek
data
yang
didefinisikan sebelumnya diubah agar bisa menghasilkan aliran informasi untuk diimplementasikan menjadi funsi bisnis. Pengolahan deskripsi dibuat untuk menambah, merubah, menghapus, atau mengambil kembali objek data. 4. Pembuatan Aplikasi (Application generation). RAD bekerja dengan menggunakan fourth generation techniques (4GT). Sehingga pada tahap ini sangat jarang digunakan pemrograman konvensional menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga (third generation programming languages), tetapi lebih ditekankan pada reuse komponen-komponen (jika ada) atau membuat komponen baru (jika perlu). Dalam semua kasus, alat bantu untuk otomatisasi digunakan untuk memfasilitasi pembuatan perangkat lunak. 5. Pengujian dan Pergantian (Testing and turnover). Karena menekankan pada penggunaan kembali komponen yang telah ada (reuse), sebagian komponen-komponen
tersebut
sudah
diuji
sebelumnya.
Sehingga
mengurangi waktu testing secara keseluruhan. Kecuali untuk komponenkomponen baru. (Desi Pibriana, 2010)
20