BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. PENDAHULUAN Kegiatan proyek telah dikenal sejak dahulu. Apakah itu membuat rumah, gedung, candi raksasa atau jenis bangunan lainnya. Dalam dunia modern dewasa ini, proyek makin beraneka ragam, canggih dan kompleks. Mengapa kegiatan itu disebut proyek ? Jawaban atas pertanyaan itu akan menjadi awal pembahasan. Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai salah satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas. Tugas tersebut dapat berupa membangun gedung, membuat produk baru atau melakukan penelitian dan pengembangan (soeharto, iman, 1995). Sedangkan menurur Ir. Abrar husen, MT (2011) proyek adalah gabungan dari sumber-sumber daya seperti manusia, material, peralatan dan modal/biaya yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi sementara untuk mencapai sasaran dan tujuan.
2.2.DEFENISI PROYEK Sebuah proyek merupakan suatu usaha atau aktivitas yang kompleks, mempunyai objektif yang spesifik yang harus diselesaikan, terdefinisi dengan jelas waktu awal dan akhirnya, mempunyai batas dana, menggunakan sumber 78 Universitas Sumatera Utara
daya (manusia, uang, peralatan, dsb.), serta multifungsional dimana anggota proyek bisa berasal dari departemen yang berbeda. Sebuah proyek juga dapat diartikan sebagai upaya atau aktivitas yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran dan harapan-harapan penting dengan menggunakan anggaran dana serta sumber daya yang tersedia yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu. Selain itu, proyek didefinisikan sebagai sebuah rangkaian aktivitas unik yang saling terkait untuk mencapai suatu hasil tertentu dan dilakukan dalam periode waktu tertentu (Chase et.al., 1998). Menurut Project Management Body of Knowledge (PMBOK) Guide, sebuah proyek memiliki beberapa karakteristik penting yang terkandung didalamnya yaitu: sementara (temporary), unik dan progressive elaboration, selalu berkembang dan berlanjut hingga proyek berakhir. Karakteristik ini yang membedakan proyek dengan aktivitas rutin operasional. Aktivitas rutin operasional cenderung bersifat terus menerus dan berulang-ulang sedangkan proyek bersifat temporer dan unik. Dari segi tujuan, proyek akan berhenti jika tujuan telah tercapai, sedangkan aktivitas operasional akan terus menyesuaikan tujuannya agar pekerjaan tetap berjalan. Selain itu proyek selalu melibatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Senantiasa dibutuhkan pemberdayaan sumber daya yang tersedia, yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran dan harapan penting tertentu. Aktivitas atau kegiatan-kegiatan pada proyek merupakan sebuah mata rantai, yang dimulai sejak dituangkannya ide, direncanakan, kemudian dilaksanakan, sampai benar-benar memberikan hasil yang sesuai dengan perencanaan
79 Universitas Sumatera Utara
semula. Hingga pada akhirnya kita akan dapat melihat bahwa pelaksanaan proyek pada umumnya merupakan rangkaian mekanisme tugas dan kegiatan yang kompleks, membentuk saling ketergantungan dan secara otomatis mengandung permasalahan tersendiri.(fitri, 2012)
2.2.1. Macam-Macam Proyek Sedangkan dilihat (Soeharto, 1995) dari segi komponen kegiatan utama maka macam proyek dapat dikelompokkan menjadi:
Proyek Engineering-konstruksi komponen kegiatan utama jenis proyek ini terdiri dari pengkajian kelayakan, desain engineering, pengadaan dan konstruksi.
Proyek
Engineering-Manufaktur
dimaksukan
untuk
menghasilkan produk baru.
Proyek penelitian dan pengembangan
Proyek pelayanan manajemen
Sedangkan proyek konstruksi sendiri dibedakan lagi atas dua jenis kelompok bangunan yaitu:
Proyek konstruksi gedung seperti rumah tempat tinggal, villa, pabrik, hotel dan lain sebagainya.
Proyek bangunan sipil seperti jembatan, bendungan dan infrastruktur lainnnya.
80 Universitas Sumatera Utara
2.2.2. Manajemen Proyek Konstruksi Gedung Identifikasi beberapa prilaku yang dominan dari kegiatan proyek yang menumbuhkan keharusan cara pengelolaan yang berbeda dari pengelolaan suatu kegiatan dengan lingkungan dan suasana yang relatif stabil seperti kegiatan operasi rutin. Cara pengelolaan tersebut kemudian dinamakan manajemen proyek. Untuk itu dikenal berbagai batasan atau definisi, tergantung aspek apa yang ingin diberi penekanan. Salah satu di antaranya adalah H. Kerzner (1982) yang melihatnya dari wawasan manajemen bedasarkan fungsi dan bila digabungkan dengan pendekatan sistem menjadi : Manajemen proyek adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan. (Soeharto, 2005). Adapun tujuan dari proses manajemen itu sendiri menurut Soeharto (1992) adalah:
Agar semua rangkaian kegiatan tersebut tepat waktu, dalam hal ini tidak terjadi keterlambatan penyelesaian suatu proyek
Biaya sesuai dengan kontrak maksudnya agar tidak ada biaya tambahan sesuai dari perencanaaan yang telah ditentukan
Kualitas sesuai dengan isi kontrak
Proses kegiatan sesuai persyaratan
Bentuk dari manajemen proyek itu sendiri akan memberikan tanggung jawab penuh dalam aspek perencanaan dan pengendalian proyek pada setiap tahapnya sesuai dengan kehendak dari pemilik baik dari segi waktu
81 Universitas Sumatera Utara
pelaksanaan, kualitas, biaya proyek maupun fungsi dari proyek itu sendiri.(Logawa, 2009) Manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges), ketrampilan (skills), alat (tools) dan teknik (techniques) dalam aktifitasaktifitas
proyek
untuk
memenuhi
kebutuhan-kebutuhan
proyek
(PMBOK,2004). Manajemen proyek dilaksanakan melalui aplikasi dan integrasi tahapan proses manajemen proyek yaitu initiating, planning, executing, monitoring dan controlling serta akhirnya closing keseluruhan proses proyek tersebut. Dalam pelaksanaannya, setiap proyek selalu dibatasi kendala-kendala yang sifatnya mempengaruhi dan biasa disebut sebagai segitiga project constraint yaitu lingkup pekerjaan (scope), waktu dan biaya. Dimana keseimbangan ketiga konstrain tersebut akan menentukan kualitas suatu proyek. Perubahan salah satu atau lebih, faktor tersebut akan mempengaruhi setidaknya satu faktor lainnya. (PMBOK,2004) Untuk situasi sekarang, perusahaan perlu juga menjaga agar pencapaian yang diperoleh dalam pelaksanaan proyek tetap menjaga hubungan baik dengan pelanggan (customer relation). Hal ini ditunjukan dalam gambar 1.1. dalam gambar ini ditunjukan bahwa dalam pencapaian tujuan proyek, kita perlu memperhatikan batasan waktu, biaya dan lingkup pekerjaan dengan memanfaatkan resource yang kita punyai. Disini juga dikemukakan bahwa dalam pelaksanaan proyek ada tawarmenawar (trade off) antara berbagai pembatas. Jika kualitas hasil ingin dinaikkan, akan membawa konsekuansi kenaikan biaya dan waktu.
82 Universitas Sumatera Utara
Sebaliknya, jika biaya ditekan agar lebih murah dengan waktu pelaksanaan tetap sama, maka konsekuensinya, kualitas turun.(Sentosa budi, 2009)
2.2.3. Unsur unsur Manajemen Proyek Menurut Abrar (2010) adapun kegiatan yang meliputi dari unsurunsur kegiatan manajemen adalah : 1. Perencanaan (planning) Pada kegiatan ini dilakukan antisipasi tugas dan kondisi yang ada dengan menetapkan sasaran dan tujuan yang harus dicapai serta menentukan
kebijakan
pelaksanaan,
program
yang
akan
dilakukan, jadwal waktu pelaksanaan, prosedur pelaksanaan secara administratif dan operasional serta alokasi anggaran biaya dan sumber daya. 2. Pengorganisasian (organizing) Pada kegiatan ini dilakukan identifikasi dan pengelompokan jenisjenis pekerjaan, menentukan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab personel serta meletakan dasar bagi hubungan masing-masing unsur organisasi. Untuk menggerakkan organisasi, pimpinan harus mampu mengarahkan organisasi dan menjalin komunikasi antar pribadi dalam hierarki organisasi. Semua ini dibangkitkan melalui tanggung jawab dan partisipasi semua pihak. Struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan proyek dan kerangka penjabaran tugas personel penanggung jawab yang jelas,
83 Universitas Sumatera Utara
serta kemampuan personel yang sesuai keahliannya, akan diperoleh hasil yang positif bagi organisasi. 3. Pelaksanaan (aktuating) Kegiatan ini adalah implementasi dari perencanaan yang telah ditetapkan,
dengan
melakukan
tahapan
pekerjaan
yang
sesungguhnya secara fisik atau non fisik sehingga prosedur akhir sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Karena kondisi perencanaan sifatnya masih ramalan dan subjetif serta masih perlu penyempurnaan, dalam tahapan ini sering terjadi perubahan-perubahan dari rencana yang telah ditetapkan. 4. Pengendalian (controlling) Kegiatan ini untuk memastikan program dan aturan kerja yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan penyimpanan paling minimal dan hasil paling memuaskan.
2.2.4. Manajemen Waktu Manajemen waktu pada suatu proyek (Project Time Management) memasukkan semua proses yang dibutuhkan dalam upaya untuk memastikan waktu penyelesaian proyek (PMI, 2000). Ada lima proses utama dalam manajemen waktu proyek, yaitu: 1. Pendefinisian Aktivitas merupakan proses identifikasi semua aktivitas spesifik yang harus dilakukan dalam rangka mencapai seluruh tujuan dan sasaran proyek (project deliveriables). Dalam proses ini dihasilkan pengelompokkan
84 Universitas Sumatera Utara
semua aktivitas yang menjadi ruang lingkup proyek dari level tertinggi hingga level yang terkecil atau disebut Work Breakdown Structure (WBS). 2. Urutan aktivitas proses pengurutan aktivitas melibatkan identifikasi dan dokumentasi dari hubungan logis yang interaktif. Masing-masing aktivitas harus diurutkan secara akurat untuk mendukung pengembangan jadwal sehingga diperoleh jadwal yang realisitis. Dalam proses ini dapat digunakan alat bantu komputer untuk mempermudah pelaksanaan atau dilakukan secara manual. Teknik secara manual masih efektif untuk proyek yang berskala kecil atau di awal tahap proyek yang berskala besar, yaitu bila tidak diperlukan pendetailan yang rinci. 3. Estimasi durasi aktivitas adalah proses pengambilan informasi yang berkaitan dengan lingkup proyek dan sumber daya yang diperlukan yang kemudian dilanjutkan dengan perhitungan estimasi durasi atas semua aktivitas yang dibutuhkan dalam proyek yang digunakan sebagai input dalam pengembangan jadwal. Tingkat akurasi estimasi durasi sangat tergantung dari banyaknya informasi yang tersedia. 4. Pengembangan jadwal berarti menentukan kapan suatu aktivitas dalam proyek akan dimulai dan kapan harus selesai. Pembuatan jadwal proyek merupakan proses iterasi dari proses input yang melibatkan estimasi durasi dan biaya hingga penentuan jadwal proyek. 5. Pengendalian jadwal merupakan proses untuk memastikan apakah kinerja yang dilakukan sudah sesuai dengan alokasi waktu yang sudah direncanakan. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian jadwal adalah:
85 Universitas Sumatera Utara
a. Pengaruh dari faktor-faktor yang menyebabkan perubahan jadwal dan memastikan perubahan yang terjadi disetujui. b. Menentukan perubahan dari jadwal. c. Melakukan tindakan bila pelaksanaan proyek berbeda dari perencanaan awal proyek.
2.2.5. Manajemen Biaya Manajemen biaya proyek (project cost management) melibatkan semua proses yang diperlukan dalam pengelolaan proyek untuk memastikan penyelesaian proyek sesuai dengan anggaran biaya yang telah disetujui. Hal utama yang sangat diperhatikan dalam manajemen biaya proyek adalah biaya dari sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek, sebagai berikut: 1. Perencanaan sumber daya merupakan proses untuk menentukan sumber daya dalam bentuk fisik (manusia, peralatan, material) dan jumlahnya yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas proyek. Proses ini sangat berkaitan erat dengan proses estimasi biaya. 2. Estimasi biaya adalah proses untuk memperkirakan biaya dari sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Bila proyek dilaksanakan melalui sebuah kontrak, perlu dibedakan antara perkiraan biaya dengan nilai kontrak. Estimasi biaya melibatkan perhitungan kuantitatif dari biaya-biaya yang muncul untuk menyelesaikan proyek. Sedangkan nilai kontrak merupakan keputusan dari segi bisnis di mana perkiraan biaya yang didapat dari proses estimasi merupakan salah satu pertimbangan dari keputusan yang diambil. 86 Universitas Sumatera Utara
3. Penganggaran biaya adalah proses membuat alokasi biaya untuk masingmasing aktivitas dari keseluruhan biaya yang muncul pada proses estimasi. Dari proses ini didapatkan cost baseline yang digunakan untuk menilai kinerja proyek. 4. Pengendalian biaya dilakukan untuk mendeteksi apakah biaya aktual pelaksanaan proyek menyimpang dari rencana atau tidak. Semua penyebab penyimpangan biaya harus terdokumentasi dengan baik sehingga langkahlangkah perbaikan dapat dilakukan.
2.3. PROSES PEMBANGUNAN KONSTRUKSI 2.3.1. Timbulnya Ide Proyek Ada bermacam-macam cara munculnya ide proyek. Menurut (Sentosa, Budi, 2009) antara lain: 1. Dari klien datang langsung ke konsultan/kontraktor Proyek yang berasal dari klien yang ditawarkan ke suatu konsultan atau kontraktor, dimana sudah jelas macam pekerjaan yang harus ditangani. Dalam kondisi seperti ini biasanya tidak ada proses tender sehingga tidak ada suasana kompetitif dalam perebutan proyek. Hal ini terjadi jika terdapat hubungan baik antara pemberi dan penerima proyek. Banyak sekali proyek seperti ini, khususnya untuk proyek yang nilainya relatif kecil. Contoh, suatu perusahaan swasta meminta konsultan manajemen untuk membuat suatu corporate plan.
87 Universitas Sumatera Utara
2. Karena ada tawaran dana Ada proyek yang muncul karena adanya tawaran dana dari instasi atau lembaga tertentu. Dengan adanya tawaran itu kita bisa menyusun proposal proyek. Di dalam lembaga pendidikan sering ada tawaran dana penelitian untuk topik tertentu dengan alokasi dana tertentu. Dengan adanya ini suatu tim atau perseorangan mengajukan proposal penelitian. Jika proposal ini disetujui, maka terciptalah sebuah proyek penelitian. 3. Lewat proses lelang Dalam hal ini ide proyek muncul karena adanya tawaran lelang. Di sini suatu konsultan atau kontraktor harus berkompetisi untuk memenangkan tender/lelang. Proses yang harus dilalui biasanya lebih rumit dan panjang. Keprofesionalan suatu perusahaan bisa teruji di sini. Jika tender dilakukan secara fair maka hanya perusahaan yang profesional di bidangnya yang kemungkinan besar bisa memenangkan persaingan dan dipilih sebagai pelaksana proyek. Proyek-proyek pemerintah untuk pembangunan jalan, irigasi, fasilitas publik yang lain dan pengadaan alat biasanya masuk dalam kategori ini. 4. Dari dalam perusahaan sendiri Ide proyek berasal dari dalam perusahaan sendiri dengan sumber dana dari perusahaan dan dikerjakan sendiri oleh perusahaan. Proyek-proyek perbaikan proses, fasilitas ataupun manajemen produksi suatu perusahaan manufaktur atau riset dan pengembangan masuk dalam kategori ini. Misalkan suatu perusahaan membuat suatu tim untuk mendesain suatu statiscal process
88 Universitas Sumatera Utara
control lalu diterapkan di salah satu lini produksi. Munculnya ide berasal dari dalam dan dikelola oleh orang-orang dari dalam perusahaan sendiri. 5. Melalui penawaran Jika suatu perusahaan atau konsultan tidak mendapatkan pekerjaan, maka sangat mungkin perusahaan tersebut akan menawarkan produk/jasa atau solusi dari suatu persoalan kepada perusahaan atau individu yang potensial memerlukannya. Dari situ mungkin calon kustumer akan tertarik untuk membeli produk atau solusi yang ditawarkan, di sini pekerjaan proyek bisa muncul karena keaktifan pihak konsultan. Sebagai contoh, suatu konsultan bisa melakukan presentasi ke suatu perusahaan mengenai pekerjaan apa saja yang bisa dikerjakan oleh konsultan ini untuk meningkatkan kinerja perusahaan yang didatanginya. Misalkan pekerjaan pembuatan sistem informasi manajemen.
2.3.2. Keberhasilan Manajemen Proyek Manajemen proyek dianggap sukses jika bisa mencapai tujuan yang diinginkan dengan memenuhi syarat berikut:
Dalam waktu yang dialokasikan
Dalam biaya yang dianggarkan
Pada performansi atau spesifikasi yang ditentukan
Diterima customer
Dengan perubahan lingkup pekerjaan minimun yang disetujui
Tanpa mengganggu aliran pekerjaan utama organisasi
Tanpa merubah budaya (positif) perusahaan
89 Universitas Sumatera Utara
2.3.3. Ukuran Proyek Proyek bisa dilihat dari sumber daya yang dibutuhkan, biayanya dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikannya. Hal-hal ini digunakan sebagai kriteria ukuran proyek. Sehingga ukuran proyek bisa dilihat dari
Jumlah kegiatan
Besarnya biaya
Jumlah tenaga kerja
Waktu yang diperlukan
Sedangkan tingkat kompleksitasnya suatu proyek ditandai dengan:
Jumlah kegiatan dan hubungan antar kegiatan
Jenis dan jumlah hubungan antar kelompok/organisasi dalam proyek
Jenis dan jumlah hubungan antar kelompok didalam organisasi dan pihak luar
Tingkat kesulitan
Suatu proyek bisa berukuran besar dengan jumlah kegiatan banyak, tenaga kerja besar namun tingkat kesulitannya sedang. Pembangunan kompleks perumahan dengan model rumah baru mungkin bisa mewakili situasi ini.
90 Universitas Sumatera Utara
2.3.4. Stakeholder Proyek Stakeholder suatu proyek adalah pihak-pihak, individu ataupun organisasi yang secara aktif terlibat dalam proyek atau yang mempunyai interest yang terpengaruh, baik positif maupun negatif atas terlaksananya proyek. Mereka mempunyai pengaruh terhadap proyek dan hasilnya. Pihak-pihak tersebut antara lain: 1. Manajer proyek, individu yang bertanggung jawab atas manajemen suatu proyek 2. Pelaksana proyek, organisasi yang pegawainya paling terlibat secara langsung dalam pengerjaan proyek 3. Customer atau user, pihak individu maupun organisasi yang akan menggunakan hasil dari proyek 4. Anggota tim proyek, tim yang melaksanakan pekerjaan proyek 5. Sponsor, individu atau kelompok dalam atau eksternal organisasi yang memberi dukungan dana tunai atau sejenisnya untuk proyek (Sentosa, Budi, 2009)
2.4. SIKLUS PROYEK 2.4.1. Tahap Konsepsi Secara umun tahap konsepsi ini bisa dibagi menjadi dua bagian yaitu: 1. Inisiasi Proyek Inisiasi adalah titik di mana suatu ide tentang proyek lahir. Banyak user tahu ada masalah tetapi sulit untuk mengemukakannya. Perlu dilakukan pengklarifikasian terhadap masalah kemudian mempertimbangkan solusinya.
91 Universitas Sumatera Utara
Sebaiknya masalah diformulasikan dalam suatu pernyataan yang jelas, lalu tujuan penyelesaian masalah itu ditentukan dan dicari alternatif solusi yang mungkin. 2. Kelayakan proyek Kelayakan adalah proses investigasi terhadap masalah dan mengembangkan solusi secara lebih detail apakah penyelesaian masalah itu cukup menguntungkan secara ekonomis dan bermartabat.
2.4.2. Tahap Perencanaan 1. Proposal proyek Kontraktor perlu mengeluarkan sejumlah biaya dan waktu untuk menyiapkan proposal. Maka penyiapan proposal perlu ditangani oleh manajemen puncak. Pembuatan proposal adalah pekerjaan penting yang harus dilakukan sebelum suatu proyek didapatkan. Secara ringkas proposal proyek harus mengandung beberapa pokok isi sebagai berikut: 1. Surat pengantar Ini termasuk bagian penting dari proposal, karena harus bisa meyakinkan user bahwa proposalnya perlu dipertimbangkan. 2. Ringkasan eksekutif Berisi deskripsi singkat proyek, tujuan, kebutuhan secara keseluruhan, hambatan dan area masalah. 3. Bagian teknik Menunjukan
lingkup
proyek,
pendekatan
yang
digunakan
untuk
menyelesaikan masalah dalam proyek dan pekerjaan-pekerjaan yang ada.
92 Universitas Sumatera Utara
4. Manfaat/keuntungan yang akan diperoleh 5. Jadwal Berisi kapan jadwal hasil proyek bisa diserahkan 6. Bagian keuangan Penjelasan mengenai biaya langsung, biaya tidak langsung sesuai beban tenaga kerja dan bahan yang digunakan 7. Bagian legal 8. Kualifikasi manajemen Tahap perencanaan dalam siklus hidup proyek akan meliputi kegiatan: penyiapan rencana proyek secara detail dan penentuan spesifikasi proyek secara rinci. Isi rencana proyek biasanya terdiri dari: 1. Jadwal pekerjaan 2. Anggaran dan sistem pengendalian biaya 3. Work breakdown structure secara rinci 4. Bagian-bagian yang beresiko tinggi dan cukup sulit dan rencana tentang pengatasan kemungkinan-kemungkinan yang akan muncul 5. Rencana sumber daya manusia dan pemakaian sumber daya lain 6. Rencana pengujian hasil proyek 7. Rencana dokumentasi 8. Rencana peninjauan pekerjaan 9. Rencana pelaksanaan hasil proyek
93 Universitas Sumatera Utara
2.4.3. Tahap Eksekusi Yang tercakup dalam tahap ini adalah pekerjaan-pekerjaan seperti: desain pengembangan, pengadaan konstruksi/produksi, pelaksanaan. Tergantung pada jenis proyek .
2.4.4. Tahap Operasi Jadi hanya proyek dengan hasil akhir berupa produk fisik yang mempunyai tahap ini. Bisa juga keterlibatan kontraktor masih berlangsung dalam rangka evaluasi sistem atau produk yang dibuat dan pemeliharaannya. (Sentosa, Budi, 2009)
2.4.5. Pihak-pihak Yang Terlibat Pembangunan Konstruksi Gedung Di dalam proses pembangunan konstruksi gedung (Abrar Husen, 2010) ada pihak-pihak yang terkait dan kebutuhan akan masing-masing pihak dalam suatu proyek dapat direalisasikan dalam suatu usaha bersama untuk pencapaian sasaran dan tujuan, perlu dilakukan identifikasi terhadap organisasi atau individu (stakeholder), baik dari internal maupun eksternal, yang akan berperan mempengaruhi proyek dan harus diantisipasi selama proyek berlangsung. Untuk proyek konstruksi dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pemilik proyek: seseorang atau perusahaan yang mempunyai dana, memberikan tugas kepada seseorang atau perusahaan yang memiliki
keahlian
dan
pengalaman
dalam
melaksanakan
94 Universitas Sumatera Utara
pekerjaan agar hasil proyek sesuai sasaran dan tujuan yang ditetapakan. 2. Konsultan seseorang atau perusahaan yang ditunjuk oleh pemilik yang memiliki keahlian dan pengalaman membangun proyek konstruksi yang terdiri atas:
Konsultan perencana: seseorang atau perusahaan yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam merencanakan proyek konstruksi, seperti halnya perencana arsitektur, perencana struktur dan lain sebagainya. Konsultan pengawas: perusahaan yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam pengawasan proyek
Konsultan manajemen konstruksi: perusahaan yang mewakili pemilik dalam pengelolaan proyek, sejak awal hingga akhir proyek.
3. Kontraktor: perusahaan yang dipilih dan disetujui untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi yang direncanakan sesuai dengan keinginan pemilik proyek dan bertanggung jawab penuh terhadap
pembangunan
fisik
proyek.
Biasanya
penentuan
kontraktor dilakukan melalui lelang/tender atau dapat juga melalui penunjukan langsung dengan negosiasi penawaran harga 4. Subkontraktor: pihak yang ditunjuk oleh kontraktor dan disetujui oleh pemilik untuk mengerjakan sebagian pekerjaan kontraktor pada bagian fisik proyek yang memiliki keahlian khusus.
95 Universitas Sumatera Utara
5. Pemasok (supplier): pihak yang ditunjuk oleh kontraktor untuk memasok material yang memiliki kualifikasi yang diinginkan oleh pemilik.
2.5. MANAJEMEN RESIKO PROYEK Biasanya manajemen proyek berkonsentrasi pada masalah jadwal dan biaya. Bagaimana melaksanakan proyek sesuai jadwal dan biaya yang direncanakan adalah fokus dari manajemen proyek.
2.5.1. Resiko Resiko merupakan kombinasi dari probabilitas suatu kejadian dan konsekuensi dari kejadian tersebut, dengan tidak menutup kemungkinan bahwa ada lebih dari satu konsekuensi untuk satu kejadian dan konsekuensi bisa merupakan hal yang positif maupun negatif. (Shortreed, 2003) Resiko dapat dikatakan sebagai suatu kesempatan, dalam terminologi kuantitatif dari suatu kejadian bahaya yang didefinisikan. Risk exposure = risk likelihood x risk impact
2.5.2. Definisi Manajemen Resiko Resiko proyek (project risk) adalah suatu peristiwa (event) atau kondisi yang tidak pasti (uncertaint), jika terjadi mempunyai pengaruh positif maupun negatif pada tujuan proyek. Suatu risiko mempunyai penyebab, dan jika terjadi, membawa konsekuensi atau impak.
96 Universitas Sumatera Utara
Tujuan manajemen resiko adalah mencegah atau meminimalisasi pengaruh yang tidak baik akibat kejadian yang tidak terduga melalui menghindari resiko atau mempersiapkan rencana kontingensi yang berkaitan dengan resiko tersebut. Probabilitas tinggi
Probabilitas Kerugian
Risiko tinggi
Risiko menengah
Risiko kecil
Impak besar
Ukuran impak
Gambar 2.1. Klasifikasi risiko berdasarkan kemungkinan dan impaknya (sumber: Budi Sentosa) 2.5.3. Toleransi Terhadap Resiko 2.5.4. Proses Manajemen Resiko Proses yang dilalui dalam manajemen resiko adalah:
Perencanaan manajemen resiko
Identifikasi resiko
Analisis resiko kualitatif
Analisis resiko kuantitatif
Perencanaan respon resiko
97 Universitas Sumatera Utara
Pengendalian dan monitoring resiko
2.5.5. Teknik Mengidentifikasi Resiko
Brainstorming Pendekatan yang sering dipakai untuk identifikasi resiko adalah brainstorming dalam suatu workshop kelompok
Interviewing Melakukan interview dengan para stakeholder dari proyek
Delphi Technique Mendengar masukan dari para pakar yang relevan dengan proyek
Checklist Usaha-usaha untuk menyederhanakan identifikasi resiko-resiko dan meminimalkan permintaan dari mereka yang melaksanakan tugas ini sering mengarah pada penggunaan checklist resiko standar dari proyek sebelumnya atau yang diketahui akan timbul dalam suatu konteks khusus.
2.5.6. Aspek Permasalahan Dalam Kurun Waktu Pelaksanaan Proyek Pembangunan Gedung 1. Keterlambatan proyek konstruksi Keterlambatan proyek konstruksi adalah tidak selesainya pekerjaan yang telah disepakati dalam dokumen kontrak pelaksanaan. Keterlambatan proyek
konstruksi
mengakibatkan
bertambahnya
waktu
pelaksanaan
penyelesaian proyek yang telah direncanakan. Penyelesaian pekerjaan yang
98 Universitas Sumatera Utara
tidak tepat waktu tersebut merupakan kurangnya tingkat produktifitas yang mana akan mengakibatkan bertambahnya biaya konstruksi. 2. Dampak keterlambatan proyek konstruksi
Pihak kontraktor Keterlambatan
penyelesaian
proyek
mengakibatkan
naiknya
overhead, karena bertambahnya waktu pelaksanaan.
Pihak konsultan Konsultan akan mengalami kerugian waktu, serta mengalami keterlambatan dalam mengerjakan proyek lainnya.
Pihak owner Apabila pemiliknya adalah pemerintah, untuk fasilitas umun maka pelayanan ini akann merugikan masyarakat, apabila pihak pemilik dari swasta semisal pembangunan gedung, maka akan tentu pembangunan gedung tidak akan dapat digunakan sebagaimana mestinya dari waktu yang direncanakan.
2.5.7. Analisa Resiko Dalam Pelaksanaan Proyek Pembangunan Gedung Kontek dari proyek konstruksi adalah mestrukturisasi berbagai variabel risiko yang didapat dari data-data proyek ataupun hasil gagasan bersama tim proyek. Pada langkah ini, hal pertama yang dilakukan adalah evaluasi tingkat penting risiko (risk importance), caranya dengan menilai seluruh variabel resiko bedasarkan scoring dan pembobotan. Perhatikan tabel [Abrar,2003]
99 Universitas Sumatera Utara
No
Tingkat Resiko desain dan Sangat tinggi
Penting
Resiko
Tinggi
sedang
rendah
kontruksi X1 Desain X2 Pemb.lahan
X X
X3 Keter.proyek
X
X4 Mutu tidak sesuai
X
X5 Kont.dihentikan
X
X6 Foerce majeure
X
Tabel 2.1. Identifikasi Tingkat Penting Resiko (sumber: Abrar Husen) Dari studi literatur untuk mengetahui dampak resiko pada keterlambatan pembangunan gedung yang mana dari faktor – faktor yang menyebabkan keterlambatan proyek pembangunan gedung adalah sebagai berikut: Tabel : variabel – variabel penyebab keterlambatan proyek pembangunan gedung: No
Sumber keterlambatan
1
Pencapaian spesifikasi
Penyebab keterlambatan
Keahlian dan sumber daya yang dimiliki cukup
untuk
melaksanakan
desain
spesifikasi
Adanya perubahan desain
100 Universitas Sumatera Utara
2
Kesediaan material
Kesulitan material di lapangan
Efisiensi
penggunaan
material
kurang
mrnguasai
3
4
Sumber daya manusia
Keterlambatan alat
Kesuaian mutu material di lapangan
Kesalahan dalam penggunakan material
Waktu pemasukan material
Keahlian manajer di lapangan
Lalai dalam penggunaan ADP
Jumlah tenaga kerja yang terdedia
Keahlian tenaga kerja
Kondisi peralatan yang digunakan
Efisiensi alat kerja dan spesialis alat kerja
Jumlah
peralatan
yang
digunakan
(penundaan perbaikan alat kerja)
5
Sistem
pengendalian
proyek
Operator peralatan (ahli dalam bidangnya)
Ketersedian schedule pelaksanaan proyek
Jadwal pengadaan material dan jumlah sebagian pelaksanaan lebih dari satu
6
Metode
pelaksanaan
Jadwal pemakaian alat
Jadwal tenaga kerja dibutuhkan
Aplikasi metode pelaksanaan pekerjaan
proyek
dengan perencanaan
Adanya perubahan metoda
101 Universitas Sumatera Utara
7
Non
exsusable
(keterlambatan yang
disebabkan
delay
Cuaca
proyek
Kesulitan finansial (financial difficulties)
oleh
Tidak
kontraktor)
efektifnya
perencanaan
dan
penjadwalan
Perubahan manajemen
Tabel 2.2. variabel – variabel penyebab keterlambatan proyek pembangunan gedung:
102 Universitas Sumatera Utara