BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Aktivitas Fisik 1. Defenisi Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik yang tidak ada (kurangnya aktivitas fisik) merupakan faktor risiko independen untuk penyakit kronis, dan secara keseluruhan diperkirakan menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010; Physical Activity. In Guide to Community Preventive Services Web site, 2008
2. Peran Aktivitas Fisik terhadap Kesehatan Aktivitas fisik secara teratur memiliki efek yang menguntungkan terhadap kesehatan yaitu : (Farizati. Karim. 2002). a. Memperbaiki dan meningkatkan mood Aktivitas fisik yang dapat membuat seseorang merasa lebih bahagia dan lebih santai dibanding kondisi sebelumnya. Penampilan seseorang juga akan tampak lebih baik, lebih bugar dan lebih bahagia ketika berolahraga secara teratur. Hal itu akan segera meningkatkan rasa percaya diri sekaligus mendongkrak harga diri. Aktivitas fisik yang teratur dapat membantu mencegah depresi. Stres bukan hal yang remeh karena dapat mengganggu sistem metabolisme dalam tubuh yang mengakibatkan seseorang menjadi mudah lelah, berat badan turun drastis, sakit-sakitan sehingga metabolismenya terganggu. Bagi perempuan dapat berakibat pada terganggunya siklus haid.
7
8
b. Mencegah penyakit kronis Di sisi lainnya aktivitas fisik yang teratur dapat membantu seseorang dalam mengendalikan tekanan darah tinggi. Aktivitas fisik menyebabkan low density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat bisa diredam. Aktivitas fisik yang teratur berpotensi meningkatkan high density lipoprotein
(HDL)
atau
kolesterol
baik,
sekaligus
mengurangi
trigliserida. Dua manfaat diraih bersamaan, yaitu darah anda mengalir lancar, dan sekaligus menurunkan penumpukan plak di arteria. Aktivitas fisik yang teratur juga dapat membantu mencegah diabetes tipe 2. Osteoporosis dan jenis kanker tertentu.
c. Mengelola berat badan Bila fisik selalu aktif dan bergerak, maka kalori akan terbakar. Semakin rajin bergerak atau berolahraga maka semakin banyak kalori yang terbakar dan mudah untuk menjaga berat badan dalam kondisi normal. Beberapa cara sederhana bisa dilakukan, misalnya saat berasa di tempat kerja, mulailah dengan menghindari lift untuk naik ke lantai lebih atas, sering-seringlah naik tangga.
d. Meningkatkan tingkat energi Aktivitas fisik yang teratur bisa membuat bernapas lebih mudah. Bernafas menjadi ringan, lancar dan segar. Aktivitas fisik memberikan oksigen dan nutrisi ke semua sel dan jaringan tubuh. Bahkan aktivitas fisik secara teratur membantu seluruh sistem kardiovaskular, sehingga peredaran darah melalui jantung dan pembuluh darah bekerja lebih efesien. Saat jantung dan paru-paru bekerja lebih efesien, akan memiliki lebih banyak energi untuk melakukan hal-hal yang dinikmati. Bagaimanapun, seluruh langkah demi langkah dalam kehidupan seseorang amat
9
membutuhkan energi. Jika cadangan energi akan berlimpah maka penampilan akan power full.
e. Memperbaiki kualitas tidur Tidur sangat penting bagi pemulihan kondisi fisik, setelah sepanjang hari bergerak ke sana ke mari. Tidur nyenyak dapat meningkat konsentrasi, produktivitas dan suasana hati. Dalam hal ini mudah diduga, aktivitas fisik bisa menjadi kunci untuk tidur lebih baik. Aktivitas fisik yang teratur dapat membantu seseorang tertidur lebih cepat dan amat nyenyak. Namun jika seseorang berolahraga terlalu dekat dengan waktu tidur, mungkin memiliki terlalu banyak energi untuk segera tertidur. Sebaiknya aktivitas fisik atau olah raga jangan terlalu dekat dengan waktu tidur.
f. Meningkatkan kualitas hubungan seks. Bagi pasangan suami istri, aktivitas fisik bisa menyelamatkan gejala ketidak harmonisan pasutri. Aktivitas fisik yang teratur berdampak pada penampilan yang lebih berenergi dengan penampilan yang lebih hebat. Hal itu secara langsung menyebabkan efek positif pada kehidupan seks. Ada yang lebih penting, aktivitas fisik yang teratur dapat menyebabkan peningkatan gairah bagi wanita. Selain itu, ternyata pria yang berolahraga secara teratur cenderung tidak memiliki masalah dengan disfungsi ereksi, bahkan ketika umurnya makin menua.
Sebuah studi terbaru telah dilakukan seperti mempromosikan 60 menit aktivitas fisik yang efektif setiap hari, yang melibatkan 683 remaja kanada dengan usia 12-15 tahun. Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa, terjadi penurunan 24 persen dalam aktivitas fisik dari remaja ke dewasa awal. Hasil penelitian tersebut juga menunjukan penurunan signifikan antara remaja laki-laki yang berusia 19-21 tahun memasuki universitas atau perguruan tinggi.
10
Hasil penelitian tersebut telah dipublikasikan dalam American Journal of Preventive Medicine. Penurunan aktivitas fisik juga biasanya bersamaan dengan perilaku berisiko lainnya, seperti merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.
3. Ada 3-tipe Aktivitas Fisik Untuk Lansia Ada 3 tipe aktivitas fisik yang dapat kita lakukan untuk mempertahankan kesehatan tubuh yaitu: a. Ketahanan (endurance) Aktivitas fisik yang bersifat untuk ketahanan, dapat membantu jantung, paru-paru, otot, dan sistem sirkulasi darah tetap sehat dan membuat kita lebih bertenaga. Untuk mendapatkan ketahanan maka aktivitas fisik yang dilakukan selama 30 menit (4-7 hari per minggu). Contoh beberapa kegiatan yang dapat dipilih seperti: Berjalan kaki, misalnya turunlah dari bus lebih awal menuju tempat kerja kira-kira menghabiskan 20 menit berjalan kaki dan saat pulang berhenti di halte yang menghabiskan 10 menit berjalan kaki menuju rumah. Lari ringan seperti lari-lari di pagi hari sekitar rumah, Senam seperti kebugaran, Bermain tenis, Berkebun dan kerja di taman seperti mencangkul.
b. Kelenturan (flexibility) Aktivitas fisik yang bersifat untuk kelenturan dapat membantu pergerakan lebih mudah, mempertahankan otot tubuh tetap lemas (lentur) dan sendi berfungsi dengan baik. Untuk mendapatkan kelenturan maka aktivitas fisik yang dilakukan selama 30 menit (4-7 hari per minggu). Contoh beberapa kegiatan yang dapat dipilih seperti: 1. Peregangan, mulai dengan perlahan-lahan tanpa kekuatan atau sentakan, lakukan secara teratur untuk 10-30 detik, bisa mulai dari tangan dan kaki. 2. Senam taichi, yoga
11
3. Mencuci pakaian, mobil 4. Mengepel lantai.
c. Kekuatan (strength) Aktifitas fisik yang bersifat untuk kekuatan dapat membantu kerja otot tubuh dalam menahan sesuatu beban yang diterima, tulang tetap kuat, dan mempertahankan bentuk tubuh serta membantu meningkatkan pencegahan terhadap penyakit seperti osteoporosis. Untuk mendapatkan kekuatan maka aktivitas fisik yang dilakukan selama 30 menit (2-4 hari per minggu). Contoh beberapa kegiatan yang dapat dipilih seperti: Pushup, pelajari teknik yang benar untuk mencegah otot dan sendi dari kecelakaan, Naik turun tangga, Angkat berat/beban, Membawa belanjaan, Mengikuti kelas senam terstruktur dan terukur (fitness).
Aktivitas fisik tersebut akan meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi (pembakaran kalori), misalnya: 1. Berjalan kaki (5-7 kkal/menit) 2. Berkebun (5 kkal/menit) 3. Menyetrika (4 kkal/menit) 4. Menyapu rumah (3 kkal/menit) 5. Membersihkan jendela (3 kkal/menit) 6. Mencuci baju (3 kkal/menit) 7. Mengemudi mobil (2 kkal/menit)
Aktivitas yang dapat dilakukan antara lain: 1. Menyapu, 2. Mengepel, 3. Mencuci baju, 4. Menimba air, 5. Berkebun/bercocok tanam,
12
6. Membersihkan kamar mandi, 7. Mengangkat kayu atau memikul beban, 8. Mencangkul dan kegiatan lain dalam kehidupan sehari-hari.
Aktivitas fisik berupa olahraga yang dapat dilakukan antara lain: 1. Olahraga aerobik contohnya: jalan kaki, jonging, sepeda statis, berenang, dan senam 2. Olahraga fleksibilitas contohnya: yoga 3. Latihan keseimbngan(balance training) contonya: taichi 4. Latihan tahanan (resistance trining) contohnya: mengangkat beban, mengangkat kursi, mengnagkat cucu dari orang tua atau naik turun tangga. 5. Olahraga beban (weight- bearing exercise) contonya: jalan, lari dansa jonging tenis bola volly dan basket
Beberapa hipotesis yang menjelaskan tentang mekanisme yang mendasari hubungan antara aktivitas fisik dan fungsi kognitif masih belum
dapat
dipahami.
Aktivitas
fisik
memperlihatkan
dapat
mempertahankan aliran darah otak dan mungkin juga meningkatkan persediaan nutrisi otak.
Selain itu kegiatan aktivitas fisik juga diyakini untuk memfasilitasi metabolisme neurotransmiter, dapat juga memicu perubahan aktivitas molekuler dan seluler yang mendukung dan menjaga plastisitas otak. Bukti dari suatu studi hewan telah menunjukkan bahwa aktivitas fisik berhubungan dengan seluler, molekul dan perubahan neurokimia. Pengaruh yang diamati berhubungan dengan peningkatan vaskularisasi di otak, peningkatan level dopamin, dan perubahan molekuler pada faktor neutropik yang bermanfaat sebagai fungsi neuroprotective (SinghManoux dkk.2005; Hernandez dkk, 2010).
13
Aktivitas fisik dibagi 3 yaitu ringan, sedang dan berat. Aktivitas fisik ringan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan menggerakkan tubuh, aktivitas fisik sedang adalah pergerakan tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga cukup besar, dengan kata lain adalah bergerak yang menyebabkan nafas sedikit lebih cepat dari biasanya, sedangkan aktivitas fisik berat adalah pergerakan tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang cukup banyak (pembakaran kalori) sehingga nafas jauh lebih cepat dari biasanya
4. Aktivitas Fisik mencegah Osteoporosis Ada beberapa jenis olahraga yang berguna untuk mempertahankan kebugaran tubuh, memperbaiki kesehatan serta mencegah osteoporosis seperti olahraga, diantaranya olahraga aerobic, olahraga fleksibilitas, olahraga atau latihan keseimbangan, latiahan tahanan, olahraga beban, lari, danca, naik turun tangga,dan angkat beban.
Aktifitas fisik adalah semua gerakan otot bergaris yang membakar energi tubuh.mungkin sebagian besar orang tahu bahwa aktivitas fisik itu baik bagi kesehatan, tetapi banyak yang tidak bisa mengatur gerakan fisik dan menyesuaikan dengan keadaan kesehatanya dan pekerjaan atau kehidupanya sehari-hari, serta tidak bisa mengatur makanan yang di komsumsi atau kalori yang masuk.tetapi, orang tua tetap di anjurkan gerak badan atau berolahraga untuk menambah kekuatan tubuh,memperbaiki stamina dan menambah massa otot. a. Olahraga Aerobic Aktivitas aerobik berbeban berat badan adalah jalan kaki perlahan, cepat, atau joging. Karena tulang-tulang pada pinggul, punggung, dan pinggang akan mendapat banyak manfaat dari latihan jenis ini. Latihan dengan benturan keras adalah tenis, bola voli, bola basket, lompat tali, lompat
14
vertikal, yang dapat meningkatkan kepadatan tulang jauh lebih cepat. Padalatihan ini tulang mendapat pembebanan 3-6 kali berat badan. Kelemahannya adalah beratnya pembebanan pada sendi sehingga kurang aman bagi yang telah osteoporosis.
Penelitian Miriam E Nelson, PhD dalam Journal of The American Medical Association (1994) menunjukkan bahwa latihan kekuatan, misalnya angkat beban dua kali dalam seminggu dapat mengurangi risiko fraktur pada wanita pascamenopause. Latihan untuk perimbangan tidak meningkatkan kepadatan tulang, tetapi menjaga agar tubuh tidak mudah jatuh. Permasalahnnya adalah bahwa perimbangan biasanya bagus pada usia di bawah 50 tahun karena setelah usia itu tingkat kestabilan tubuh akan menurun.
Gambar 2.1 Olahraga aerobic
b. Olahraga Fleksibilitas Yaitu gerakan perengangan otot yang bertujuan untuk keseimbangan dan menghindari jatuh, yang membuat sendi- sendi menjadi lebih kuat dan lebih lentur. Contohnya adalah yoga, dengan berbagai variasinya, merupakan olahraga yang menyangga berat badan, dan gerakan ototnya bisa merangsang proses pembentukan tulang kembali.
15
2.2. Gambar Olahraga Fleksibilitas
c. Latihan Keseimbangan (balance training) Dengan bertambahnya usia, keseimbangan tubuh cenderung akan makin tergangu. Contonya olahraga jenis ini adalah taichi, yang akan melatih anda menjaga keseimbangan. Olahraga ini terbukti baik, dan mengurangi kemungkinan terjatuh pada orangtua sampai 47% , selain juga menambah kekuatan, kelenturan, serta memperbaiki ketahan tubuh menghadapi radang sendi yang kronis seperti osteoartitis. Olahraga ini baik sebagai gerakan menyangga berat badan, dan bisa untuk mengurangi bengkak dan nyeri sendi.
Gambar 2.3. Olahraga Keseimbangan (Balance Training )
16
d. Latihan Tahanan (resistance training) Latihan yang ini memakai beban, misalnya mengangkat beban, yang bermanfaat untuk membangun seluruh tulang kerangka, terutama di daerah yang rentan terhadap fraktur. Selain itu juga untuk merangsang kekuatan otot dan memperbaiki stamina dan keseimbangan.
Yang dinamakan latihan tahanan adalah semua gerakan yang melawan sesuatu atau melawan tahanan, seperti mendorong,menarik, atau mengangkat. Gerakan seperti memacu pertumbuhan tulang, karena otot yang menempel pada tulang terus digerakkan, sehingga otot semakin kuat dan sel tulang menjadi lebih aktif.
Mengangakat barbel (barbell) atau dumbel (dumbbell) termasuk olahraga tahanan ini. Gerakan mengangkat kursi, mengangkat cucu bagi orang tua,atau turun naik tangga juga termasuk aktivitas fisik yang menyangga beban dan menguatkan otot. Latihan tahanan
bermanfaat untuk
menambah massa tulang dan otot, bahkan mencegah terjadinya fraktur tulang.
Gambar 2.4. Olahraga Latihan Tahanan (Resistance Training)
17
e. Olahraga Beban (weight – bearing exercise ) Yang dimaksud dengan olahraga beban adalah olahraga dimana semua beban tubuh tertumpu pada keduai tungkai. Ketika anda berdiri, berat badan bertumpu pada kedua tungkai atau kaki, yang disebut weight bearing,untuk menumpu atau menyangga berat badan. Bila disertai dengan olahraga, namanya olahraga beban. Olahraga seperti ini melawan grativitasi bumi.Contoh olahraga beban adalah jalan, lari, danca, jongging.
Gerakan meloncat atau melompat juga merupakan olahraga beban. Orang yang melakukan olahraga beban. Orang yang melakukan olahraga lompat tali 50 -100 kali per hari dan 3 hari per minggu terbukti massa tulang panggulnya meningkat secara signifikan. Berenang tidak termasuk olahraga beban maupun latihan tahanan, tetapi olahraga jenis ini baik untik kekuatan otot dan peredaran darah, serta berguna untuk orang yang mengalami nganguan sendi, nyeri, atau tidak dapat menyangga berat badan.
Gambar 2.5. Olahraga Beban (weight –bearing exercise)
18
Tabel 2.1 Klasifikasi aktivitas fisik Klasifikasi Aktivitas Fisik Aktivitas fisik ringan
Pengeluaran kalori 2-4 kkal/menit
Aktivitas fisik sedang
5-7 kkal/menit
Aktivitas fisik berat
7-12 kkal/menit
Aktivitas Fisik Berjalan kaki, tenis meja, golf, mengetik, membersihkan kamar, berbelanja Bersepeda, ski, menari, tennis, menaiki tangga Basket, sepak bola, berenang, angkat beban
B. Konsep Dasar Osteoporosis 1. Defenisi Osteoporosis Osteoporosis adalah suatu kondisi berkurangnya masa tulang secara nyata yang berakibat pada rendahnya kepadatan tulang, sehingga tulang menjadi keropos dan rapuh "Osto" berarti tulang, sedangkan “porosis” berarti keropos. Tulang yang mudah patah akibat osteoporosis adalah tulang belakang, tulang paha, dan tulang pergelangan tangan (Purwoastuti, 2009).
Menurut (Aulia, 2012) osteoporosis adalah penyakit kelainan metabolik tulang yang ditandai dengan berkurangnya kepadatan tulang secara progresif, sehingga kekuatan tulang berkurang dan mudah patah. Tulang mengandung beberapa mineral, antara lain kalsium dan fosfat. Kerapuhan tulang terjadi jika masa tulang mulai berkurang, yang mengakibatkan tulang menjadi rapuh dan keropos.Berikut ini adalah bagian tubuh yang sering mengalami osteoporosis (Aulia 2012): 1) Tulang punggung, 2) Tulang jari tangan dan 3) Tulang pangkal paha.
2. Jenis - jenis Osteoporosis Menurut Gomez (2006), jenis jenis osteoporosis adalah: a. Osteoporosis menopausal Karakteristik: a. Usia 51-70 tahun.
19
b. Perbandingan jenis kelamin, wanita dibanding pria 6:1 (perubahan hormonal juga terjadi pada pria, tetapi lebih ringan dan terjadi pada usia yang lebih lanjut). c. Hilangnya tulang cepat dan parah d. Tingkat kepadatan mineral tulang (angka BMD) berkurang tajam . e. Jenis tulang yang berkena terutama trabbekular. f. Area yang paling sering terkena vertebra (tulanng punggung), pergelangan tangan dan kaki (lebih jarang terjadi). g. Jenis fraktur vertebra remuk dan runtuh, pengurangan tinggi tulang yang terjadi bisa lebih dari 25% h. Rahang juga terkena menjurus kehilangnya gigi. i. Hormone paratiroid (mengendalikan kadar kalsium berkurang, menghasilkan lebih sedikit rangsangan bagi pergantian tulang). j. Penyebab osteoporosis jenis 1 kekurangan hormone seks, terutama estrogen, dipicu oleh menopause. k. Kemungkinan peringatan pertama nyeri akut dipunggung ketika vertebra mulai keropos, memerlukan waktu sampai enam bulan untuk mereda.
b. Osteoporosis yang berkaitan dengan usia Karakteristik: 1. Usia 70 tahun keatas 2. Perbandingan jenis kelamin, wanita dibandingkan pria 2:1 3. Hilangnya tulang tidak terlalu cepat dan parah dibandingkan jenis 1. 4. Tingkat kepadatan mineral tulang (angka BMD) hanya sedikit lebih rendah dari pada angka rata- rata untuk usia anda. 5. Jenis tulang yang terkena:kortikal 50-70% (tidak kurang dari 50%),trabekular 30-50%. 6. Area yang paling sering terkena pinggul, vertebra (tulang punggung), juga bahu, tulang kering bagian atas.
20
7. Jenis fraktur pinggul biasanya servical terdapat lebih banyak tulang kortikal pada bagian leher tulang paha dibanding diantara trokhanter dari tulang paha. 8. Jenis fraktur vertebra sekelompok fraktur sayap depan vertebra di bagian tengah dada hilangnya ketinggian pada setiap tulang vertebra adalah kurang 25%. 9. Rahang dan gigi tidak terlibat. 10. Osteoblas berfungsi dengan buruk, lebih buruk daripada jenis 1 sehingga pembentukan tulang sangat terganggu. 11. Penyebab osteoporosis jenis 2 bertumpuknya perubahan-perubahan yang berkaitan dengan manusia menjurus kehilangnya tulang pada prinsipnya terjadi penurunan pembentukan tulang dibandingkan kecepatan reabsorbsi tulang. Hilangnya tulang akibat usia terjadi dengan kecepatan yang setara antara pria dan wanita sejak usia 75 tahun sampai 80 tahun, tetapi wanita telah memiliki awal yang lebih buruk akibat menopause. 12. Tanda dan gejala khas terjadinya penurunan tinggi tubuh yang kentara,dan kifosis dengan punggung menonjol serta bungkuk dan kepala menjorok ke depan.
Menurut Aulia (2012), osteoporosis dibagi menjadi 2, yakni primer dan skunder. Golongan primer dibagi menjadi tiga kelompok berikut: a. Osteoporosis pasca menopause,sering kali ditandai dengan patah tulang belakang dan tulang lengan. b. Osteoporosis pada daerah tulang rangka,misalnya pada tulang paha sebagai akibat penuaan yang menurunkan massa tulang. c. Osteoporosis yang tidak diketahui penyebabnya,biasanya terjadi pada usia pertengahan atau masa muda.
21
Osteoporosis golangan sekunder disebababkan oleh beberapa penyakit yang diderita pasien, seperti penyakit gondok, diabetes, serta pengunaan obat-obatan tertentu. Sedangkan pada wanita menopause, penyebab utama osteoporosis adalah kekurangan atau penurunana hormone ekstrogen.
3. Penyebab Osteoporosis Menurut Purwoastuti (2009) berikut ini beberapa penyebab osteoporosis. 1. Osteoporosis juvenile ideopatik, merupakan jenis osteoporosis yang menyebabnya tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak- anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormone yang normal, kadar vitamin yang normal, dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.
2. Osteoporosis sekunder, dialami kurang dari 5% penderita osteoporosis yang disebabkan oleh keaadaan medis lainnya atau oleh obat – obatan. Penyakit osteoporosis ini dapat disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama hormone tiroid, paratiroid, dan adrenal), serta obat-obatan misalnya kortikosteroid, barbiturate, anti-kejang).
3. Osteoporosis postmenopause, terjadi karena kekurangan estrogen (hormone
utama
pada
wanita
),
yang
membantu
mengatur
pengangkutan kalsium kedalam tulang serta membantu kerja sel pembentuk tulang. Biasanya timbul pada wanita berusia antara 51- 75 tahun, tetapi dapat muncul lebih cepat atau lebih lambat.
4. Osteoporosis senilis (ketuaan), kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidak seimbangan diantara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan
22
tulang yang baru. Penyakit ini biasanya trerjadi pada usia 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita.
Menurut Aulia (2012), beberapa factor berikut adalah penyebab osteoporosis: a.
Wanita lebih beresiko daripada pria,
b.
Berusia di atas 50 tahun,
c.
Berhenti haid,
d.
Kekurangan hormone estrogen,
e.
Mengalami pengangkatan rahim (ovarium),
f.
Kekurangan kalsium,
g.
Kekurangan sinar matahari dan vitamin D,
h.
Faktor genetic,
i.
Perawakan kurus dan tulang kecil,
j.
Orang Asia lebih beresiko terkena osteoporosis ketimbang orang eropa,
k.
Merokok,
l.
Minum kopi, cocacola, minuman bersoda, dan minuman beralkohol.
4. Gejala Osteoporosis Pada umumnya, gejala atau proses osteoporosis berlangsung perlahanpelahan sebagaimana tekanan darah tinggi yang baru disadari terjadi strok atau kelumpuhan. Keluhan awal yang terjadi akibat osteoporosis, antara lain nyeri otot dan ngangguan pergerakan selama beberapa tahun yang biasanya dianggap penyakit rematik.
Bila terjadi patah tulang pada usia 50-60 tahun, sangat kecil kemungkinan fungsi alat gerak dapat kembali seperti semula. Tulang yang patah memangdapat diperbaiki, namun rasa nyeri dan gangguan gerak akan selalu mengganggu (Aulia, 2012).
23
5. Pencegahan Osteoporosis Menyebabkan tulang menjado kropos. Menurut Gomes (2006), ada beberapa cara untuk pencegahan osteoporosis, Yaitu: 1. Gaya hidup Tentu saja gaya hidup yang sehat melibatkan makanan untuk akal selain untuk tubuh: pembelajaran yang berkelanjutan, ilham dan keindahan musik, seni dan sastra, ditambah hiburan yang sehat tetapi semuaini tidak boleh menggatikan olahraga.
Menghentikan kebisaan merokok merupakan upaya penting dalam mengurangi faktor resiko terjadinya osteoporosis.Bila biasanya resiko patah tulang adalah 10%, maka kebiasaan merokok akan membuat kemungkinan fraktur menjadi 20%. Jadi, merokok akan menaikkan resiko fraktur sebesar 10%. Selain mengurangi resiko kropos, berhenti merokok juga membuat anda terhindar dari penyakit jantung dan stroke.
Hal lain yang harus di perhatikan adalah kebisaan mengkomsumsi obatobatan tertentu yang bisa membuat tulang keropos, seperti hormon steroid atau hormon teroid. Pemakain obat ini harus selalu dalam pengwasan dokter.demikian pula obat anti kejang, atau obat anti kanker, tanpa disadari beberapa bulan kemudian setelah pemakain obat bisa menimbulakan osteoporosis.
Terlalu banyak minum alkohol juga berakibat buruk bagi tulang.selain masih merusak tulang, alkohol juga bisa menghambat pembentukan kembali tulang yang sudah keropos. Hindari jatuh, khusunya orangtua dan perhatikan keadaan fisik, kekuatan tubuh, keseimbangan dan faktor penglihatan yang mulai menurun. Bila ada penyakit diabetes atau hipertensi, kerusakan retina mata menyebabkan penglihatan banyak berkurang.ngannguan pendengaran juga sering menaikkan resiko jatuh.
24
Bila sedang mengkomsumsi obat tertentu yang bisa menyebabakan mengatuk, sebaiknya anda berhati- hati agar jangan sampai terjatuh.
2. Olahraga Ada 2 bentuk pencegahan : yang pertama adalah menghindari osteoporosis untuk ini anda harus mulai sejak usia muda dan yang kedua adalah pencegahan keparahan sesudah osteoporosis mulai berkembang, ini adalah keadaan yang lebih sering terjadi. Kurang gerakan dan olah raga memiliki efek melemahkan khususnya pada bagian trabekular tulang, yang struktur internalnya akan berubah.
Olahraga teratur merupakan upaya pencegahan osteoporosios yang penting, yang selain baik untuk kesehatan secara keseluruhan, juga mencegah timbulnya penyakit- penyakit kronis seperti diabetes, jantung, penyumbatan pembuluh darah dan bahkan kanker orang yang tidak bergerak lama, tidak ada ransangan gravitasi bumi atau tekanan mekanik lain, akan membuat banyak mineral tulang hilang dan tingalkan gaya hidup santai, mulailah belohraga beban yang ringan, kemudian tingkatkan intensitsnya.yang penting adalah melakukanya dengan kontinie dan teratur.
3. Mengkomsumsi gizi seimbang Makanan kita terbagi dalam 2 kategori: makro nutrient dan mikron utrien. Makro nutrient terdiri atas tiga kelas utama : karbohidrat, sipemasok tenaga, seperti roti, nasi, dan kentang; protein, misalnya daging, keju, sangat perlu untuk pembangunan dan perbaikan jaringan; dan lemak, misalnya cream dan minyak zaitun yang membangun sarana penyimpanan bahan bakar dan menyediakan bantalan yang melindungi tulang. Anda membutruhkan makanan-ini dalam jumlah yang cukup, terutama karbohidrat, untuk menjalankan tubuh anda. Mikronutrien ini
25
adalah vitamin dan mineral. Tulang-tulang anda membutuhkan semuanya, tetapi 2 bahan.
C. Konsep Dasar Menopause 1. Defenisi Menopause Menopausea dalah siklus menstruasi yang berhenti secara fisiologi karena berkaitan dengan tingkat lanjut usia wanita. Seorang wanita yang mengalami menopause alami, ia tidak dapat mengetahui waktu menstruasi terakhir hingga satu tahun berlalu. Terkadang, monepause disebut perubahan kehidupan. Namun, dalam kondisi ini juga ditemukan pada beberapa spesies lain yang mengalami siklus serupa, seperti monyet rhesus dan cetacean. Ketika menopause sudah mendekat, siklus dapat terjadi dengan waktu yang tidak menentu. Dan, bukan hal yang aneh jika menstruasi tidak datang selama beberapa bulan (Adib, 2011).
Masa pramenopause menopause dan pascamenopause dikenal sebagai masa klimaterium sedangkan keluhan-keluhan yang terjadi pada masa tersebut disebut sebagai sindrom klimaterik (Wiknjosastro, 2007). Klimakterium adalah suatu istilah yang lebih tua, lebih umum, tetapi kurang akurat, yang menunjukkan suatu masa dimana seorang perempuan lewat dari masa reproduksi ke masa transisi menopause lebih dari 20 IU/L, meskipun tetap terjadi pendarahan haid, sedangkan kadar LH masih tetap berada dalam kisaran normal. Kadang-kadang masih terjadi pembentukan folikel dan korpus luteum sehingga masih mungkin terjadi kehamilan. Oleh karena itu, bijaksanalah kalau tetap merekomendasikan penggunaan kontrasepsi hingga benar-benar monepause (Anwar, 2012).
26
2. Gejala Menopause Menurut Anwar (2012), gejala-gejala yang sering dijumpai berhubungan dengan penurunan folikelo ovarium, dan kemudian kehilangan estrogen pasca monepause adalah sebagai berikut. 1. Atrofi genitourinaria menyebabkan berbagai gejala yang mempengaruhi kualitas hidup. 2. Ganguan psikatriak Pendapatanya bahwa menopause memiliki efek yang merugikan pada kesehtan jiwa tidak didukung dalam kepustakaan pustakan psikiatrik. Pada awal pascamenopause sering dijumpai kelelahan, gugup, nyeri kepala, insomnia, depresi, iritabilitas, nyeri sendi dan otot, pusing berputar, dan berdebar-debar. 3. Stabilitas emosional selama pramenopause dapat diganggu oleh pola tidur yang buruk, hot fluthes sendiri berdampak buruk pada kualitas tidur. Perimenopause bukanlah penyebab depresi, tetapi emosi yang labil dapat membaik dengan pemberian hormon. Penyebab gagguan mood perimeniopause, paling sering karena depresi yang memang sudah ada sebelumnya, walaupun ada populasi perempuan yang mood-nya sensitif terhadap perubahan-perbahan hormonal. 4. Kognisi dan penyakit Alzhemier; Efek yang menguntukan dari estrogen pada kognisi khususnya pada memori verbal. Akan tetapi, pada perempuan sehat efeknya tidak mengesankan, nilai klinisnya kecil. Perempuan tiga kali lebih banyak yang menderita Alzheimer dibandingkan laki-laki. 5. Pada perempuan sekitar 3 kali lipat dari angka kematian karena kanker payudara dan kanker paru.
3. Manifestasi Klinis (Sindrom Kekurangan Estrogen) Menopause Menurut Manyoer (2009), manifestasi klinis (sindrom estrogen) menopause adalah: 1. Pramonepause
pendarahan
polimenorea, hipermonere.
tidak
teratur,
seperti
olligomerea,
27
2. Gangguan neorovgetatif gejolak panas (hot flushes), keringat banyak, rasa kedinginan, sakit kepalam. Desing dalam telinga, tekanan darah yang goyah, berdebar-debar, susah bernafas, jari-jari atrofi, gangguan usus (meteorismus). 3. Gangguan psiskis: mudah tersinggung, depresi, cepat lelah, semangat berkurang, susah tidur. 4. Gangguan organik: Infak miokaard, arterosklerosis, osteoporosis , adipositas, kolpitis, defeminisasi, virilisasi, dan gangguan libido. 5. Gangguan pendarahan. 6. Sekunder: timbul konflik dalam keluarga , ditempat kerja. 4. Pengobatan Menurut Wikjonsastro (2007), pengobatan dasar bagi sindrom kimaterik meliputi: a. Psikoterapi, b. Sedativa psikofarmaka, c. Balne oterapi (pengaturan diet), d. Subsitusi hormonal.
Atas dasar bahwa sindrom klimaterik terutama disebabkan oleh kekurangan hormone estrogen, maka pengobatan pilihan utama adalah pemberian subsitusi hormone estrogen dengan ketentuan tidak menderita tumor yang bergantung estrogen (estrogen dependent), misalnya dengan miom uterus.
5. Keluhan- keluhan Masa Menopause a. Ganguan Haid dan Siklusnya Menurut Winjoksastro (2007), untuk memahami ganguan haid dan siklusnya lebih mendalam, sebaiknya fisiologi haid dan siklusnya dimengerti terlebih dahulu.
28
b. Ganguan haid dan siklusnya khususnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan dalam: 1. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya pendarahan pada haid: a.
hipermenorea atau menoragia,
b.
hipomenorea
2. Kelainan siklus a.
polimenorea
b.
oligomenorea
c.
amenorea
3. Pendarahan diluar haid : a.
Metrogia
4. ganguan lain yang ada hubungan dengan haid: a) premenstruasi tention(ketegangan pra haid b) Mastodinia c) mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi) d) dismenorea
c. Gangguan Jiwa Ganguan psikis pada masa sebelum menopause menonjol pada tahun pertama dan berakhir selama 15 tahun. Gejala berupa nervous, kecemasan, irritable, depresi, dan insomnia. Penyebab ganguan psikis ini belum diketahui secara pasti, diperkirakan oleh karena rendahnya kadar ekstrogen. Telah diketahui, bahwa steroid seks sangat berperan terhadap fungsi susunan saraf pusat, terutama terhadap perilaku, suasana hati, serta fungsi kongnitif dan sensorik seseorang. Dengan demikian, tidak heran jika terjadi penurunan sekresi steroid seks, timbul perubahan psikis yang berat dan perubahan fungsi kongnitif.
29
Penurunan libido sangat dipengaruhi oleh banyak factor
seperti
perasaan, lingkungan, dan factor hormonal. Faktor kejiwaan dan sosio cultural juga berperan dalam hal menimbulkan ganguan kejiwaan ini yaitu meras kehilangan rasa feminis, suami yang lebih mencintai kerja, anak anak yang mulai meninggalkan rumah, (empty nest syndrome) dan merasa hidup sudah akan berakhir (Anwar, 2011).
d. Ganguan Fisik Menurut
Wikjonsastro (2007), ganguan fisik dalam keluhan
menopause adalah : 1. Osteoporosis Osteoporosis yang terjadi dalam pascamenopause disebabkan karena pembentukan tulang yang baru, sedangkan reabsorbsi kalsium dari tulang rupanya menigkat. Osteoporosis terutama terjadi pada tulang punggung daerah dada dan pinggang yang antara lain dapat menyebabkan kifose dan berkurangnya tinggi badan.
2. Atrofi mukosa vagina Kekurangan estrogen menyebabkan terjadinya atrofi pada efitel vagina dengan hanya tinggal lapisan sel basal, vagina menjadi kering dan hal ini mengakibatka dispareunia, apalagi jika disertai dengan penyempitan vagina bagian atas (gejala labhard). Pada wanita demikian ini mudah timul infeksi dan timbul vaginitis senilis dengan gejala-gejala flour yang kadang kadang bercampur darah, rasa nyeri, dan gatal. Tetapi yang terbaik ialah salep yang mengandung estrogen untuk pengobatan local. Apabila pengobatan perlu ditingkatkan, estrogen dapat juga diberikan per os.
30
3. Uretritis dan sistitis Estrogen memegang peran pula dalam mempertahankan mukosa tandung kencing dan uretra. Jika timbul sistitis serta uretritis karena atrofi, maka gejala-gejalanya ialah rasa ingin kencing dan nyeri pada kencing tanpa adanya piuria. Uretritis bias menyebabkan kurun kula uretra.
D. Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Keluhan Osteoporosis Pada Wanita Post menopause Aktifitas fisik sangat mempengaruhi pembentukan massa tulang, beberapa hasil penelitian menunjukkan aktifitas fisik seperti berjalan kaki, berenang, dan naik sepeda pada dasarnya memberi pengaruh melindungi tulang dan menurunkan demineralisasi tulang karena pertambahan umur.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aktifitas fisik dengan dengan osteoporosis pada wanita pascamenopause . Kurang aktifitas karena istirahat di tempat tidur yang berkepanjangan dapat menguurangi massa tulang. Hidup dengan aktifitas fisik yang cukup dapat menghasilkan massa tulang yang lebih besar proporsi osteoporosis seseorang yang memiliki aktivitas tinggi dan beban pekerjaan harian yang tinggi saat berusia 25- 55 tahun cenderung sedikit lebih rendah daripada yang memiliki aktivitas fisik sedang ringan hormon estrogen yang di hasilkan setiap mengalami siklus mensturasi dimana hormon ini merupakan hormon yang berfungsi pelindung tulang.
Dalam keaadan normal hormon eskstrogen yang berasal sel telur akan merangsang aktivitas osteoblas dalam pembentukan tulang. kadar ekstrogen yang rendah kadang akan menghambat kerja osteoblas sehingga remodelling tulang tidak seimbang dan lebihbanyak resobsi tulang sehingga resiko terjadinya
31
osteopenia atau awal penurunan massa tulang sampai osteoporosis sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah sangat mungkin terjadi.
Aktivitas fisik kurang kegiatan fisik menyebabkan sekresi Ca yang tinggi dan pembentukan tulang tidak maksimum. Namun aktivitas fisik yang terlalu berat pada usia menjelang menopause justru dapat menyebabkan penyusutan tulang.kurang berolahraga juga dapat menghambat proses pembentukan tulang sehingga kepadatan massa tulang akan berkurang. Semakin banyak bergerak dan olahraga, maka otot akan memecu tulang untuk membentuk massa.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik seperti berjalan kaki pada dasarnya memberikan pengaruh melindungi tulang dan menurunkan deminerilisasi tulang karena pertambahan umur. Hasil penelitian recker et.al dalan groff dan groperr (2007), membuktikan bahwa aktivitas fisik berhubungan dengan penambahan kepadatan tulang spinal. Aktivitas fisik harus mempunyai unsur pembebanan pada tubuh atau anggota gerak dan penekanan pada aksis tulang untuk meningkatkan respon osteogenik dari estrogen.
Menurut Ameriican association of clinical endrocrinologist (AACT) puncak pembentukan massa tulang (PEAK BONE MASS) terjadi pada usia 10 -35 tahun dan sangat tergantung pada asupan kalsium dan aktivitas fisik (Meilnikow, 2006) menunjukkan perbedaan kepadatan tulang nornal dan kropos.
32
E. Kerangka Konsep Skema 2.1 Kerangka Konsep Variabel Bebas Aktivitas Fisik
Variabel Terikat Dengan keluhan osteoporosis pada wanita post menopouse
F. Hipotesis Penelitian Ha: Ada hubungan antara aktivitas fisik dengan keluhan osteoporosis pada wanita post menopause dipanti Jompo Guna Budi Bakti Medan Martubung Tahun 2014.