BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Teori Dasar Sejalan dengan peningkatan pendapatan masyarakat, banyak orang yang mampu
membeli kendaraan pribadi. Banyak alasan untuk memiliki kendaraan pribadi, antara lain karena masalah privasi dan kenyamanan. Lain halnya jika banyak orang menggunakan kendaraan umum. Satu kendaraan umum mampu mengangkut lebih dari satu penumpang, yang berarti mengurangi polusi. Angkutan umum mulai diperkenalkan di Jakarta pada akhir tahun 1970-an dengan nama “mikrolet”, tetapi ada juga yang menyebutnya angkot di beberapa daerah. Tarif yang dibebankan ke penumpang bervariasi tergantung jarak tempuh yang dituju. Jalur operasi suatu angkutan kota dapat diketahui melalui beberapa warna atau kode berupa huruf atau angka yang ada di badannya. Arti dari angkutan umum penumpang adalah angkutan penumpang yang dilakukan dengan sisitem sewa atau membayar. Yang keberadaan angkutan umum ini bertujuan untuk menyelenggarakan angkutan yang baik dan layak bagi masyarakat. Ukuran pelayanan yang baik adalah pelayanan yang aman, nyaman,cepat dan murah. Suatu angkutan umum dapat dikatakan memiliki kinerja yang baik jika memenui kriteria berikut : aman, nyaman, cepat dan murah. Berikut merupakan standar kinerja angkutan umum. 1.
Minimum Frekuensi Rata-rata 3 sampai 6 kendaaaan / jam, minimum 1,5 sampai 2 kendaraan / jam
2.
Waktu Tunggu Rata-rata 5 sampai 10 menit, maksimum 10 sampai 20 menit.
II - 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
3.
Waktu perjalanan Rata-rata 1 sampai 1,5 jam, maksimum 2 sampai 3 jam.
4.
Jumlah armada yang tepat sesuai dengan kebutuhan sulit dipastikan, yang dapat dilakukan adalah jumlah yang mendekati besaarnya kebutuhan. Berikut faktorfaktor yang harus diperhitungakan dalam menentukan jumlah armada yang tepat. a. Faktor muat (load factor) Faktor muat adalah perbandingan antara jumlah penumpang dari suatu angkutan umum dengan jumlah tempat duduk yang tersedia dinyatakan dalam satuan %. Dengan rumus . LF
Psg C
Dimana : Psg = Total penumpang yang diangkut. C
= Kapasitas kendaraan
b. Jumlah Armada yang dibutuhkan Diestimasi dengan menggunakan rumus berikut. N
RTT H
Dimana : RTT = waktu sirkulasi (round trip time) (menit) H
= Waktu antara (headway) (menit)
c. Waktu Sirkulasi (RTT) Diestimasi dengan menggunakan rumus berikut. RTTABA = (TAB+TBA)+(SAB+SBA)+(TTA+TTB) Dimana : TAB = Waktu perjalanan rata-rata dari A ke B TBA = Waktu perjalanan rata-rata dari B ke A II - 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
SAB
= Deviasi waktu perjalanan dari A ke B
SBA
= Deviasi waktu perjalanan dari B ke A
TTA = Waktu henti kendaraan di A TTB = Waktu henti kendaraan di B d. Waktu antara (Headway) H Headway diestimasi dengan rumus berikut. H
60.LF .C P
Dimana : H = Waktu antara (headway) (menit) P = Jumlah penumpang perjam pada seksi terpadat C = Kapasitas Kendaraan LF = faktor muat, diambil 70% (pada kondisi dinamis) 5. Standard dimensi yang telah ditentukan Standard Nasional Indonesia (SNI) sebagai berikut. a. Mobil Penumpang (P)
= Panjang 5,8m ; Lebar 2,1m ; Tinggi 1,3m
b. Truk As Tunggal (SU)
= Panjang 9,0m ; Lebar 2,4m ; Tinggi 4,1m
c. Bus Gandengan (A-BUS) = Panjang 18,0m ; Lebar 2,5m ; Tinggi 3,4m d. Truk Semitrailer (WB-12) = Panjang 13,9m ; Lebar 2,4m ; Tinggi 4,1m e. Truk Semitrailer (WB-15) = Panjang 16,8m ; Lebar 2,5m ; Tinggi 4,1m f. Convensional (SB)
= Panjang 10,9m ; Lebar 2,4m ; Tinggi 3,2m
g. City Transit Bus (CB)
= Panjang 12,0m ; Lebar 2,5m ; Tinggi 3,2m
II - 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Konsep Service Quality (Servqual) Servqual merupakan suatu metode/cara untuk mengukur kualitas pelayanan (kepuasan pelanggan, yaitu dengan mengukur harapan dan persepsi pelanggan yang meliputi dimensi kualitas pelayanan (tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy) Kunci dari kualitas adalah menyeimbangkan harapan dan persepsi pelanggan serta menutup kesenjangan (gap) antara harapan dan persepsi. Instrumen servqual terdiri dari 2 bagian yaitu bagian pertama berisi pernyataan atau pertanyaan untuk mengukur harapan pelanggan / konsumen, bagian kedua berisi pertanyaan untuk mengukur persepsi pelanggan terhadap pelayanan. Kedua bagian tersebut mengandung pernyataan yang berkaitan dengan kelima kualitas tersebut. Rumus yang dipakai untuk menghitung kualitas pelayanan adalah sebagai berikut Skor Servqual = Skor persepsi – skor harapan Dengan Servqual maka dapat membantu menentukan dimana dan bagaimana tingkat kesenjangan terjadi. Sebagai contoh, jika hasil perhitungan menunjukan bahwa skor servqual makin jelek atau jatuh. Servqual ini dapat digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan karena merupakan alat yang terkenal, tepat dan terjamin validitas serta reliaibilitasnya. 2.1.2 Pemetaan Penilaian Kualitas Pelayanan (Servqual) Pemetaan penilaian kualitas pelayanan perlu dilakukan untuk lebih memudahkan perusahaan melihat penilaian konsumen tehadap masing-masing dimensi. Salah satu cara yang digunakan yaitu dengan menggunakan diagram 4 kuadran. Tingkat kinerja suatu atribut diletakkan di sumbu (x) dan tingkat pentingnya pada sumbu (y).
II - 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Kuadran I
Kuadran II
Prioritas utama
Pertahankan
Kuadran III
Kuadran IV
Prioritas rendah
Berlebihan
Gambar 2.3. Diagram Pemetaan Penialain Servqual Garis yang memotong tengah sumbu vertical dan horizontal didasarkan pada nilai rata-rata seluruh skor atribut kepuasan yang diteliti. Rata-rata penilaian kenerja/kepentingan = Jumlah total bobot per item Jumlah Responden Dengan adanya garis tengah rata-rata, maka kita bisa melihat keempat kuadran yang bias kita jadikan acuan untuk penilaian kesenjangan. Kuadran I, mempunyai nilai kinerja rendah dengan kepentingan tinggi. Tingkat kepentingan yang tinggi ini mencerminkan bahwa pelanggan mempunyai harapan yang tinggi. Jadi akan sangatlah buruk konsekuensinya apabila perusahaan jusru mempunyai performance yang buruk di mata pelanggan. Kuadran II, penilaian kinerja dan kepentigannya juga baik, mak hal ini harus dipertahankan. Kuadran III, penilaian kinerja dan kepentinganya sama-sama berada di posisi yang rendah. Kuadran IV, menunjukan penilaian kinerja yang tinggi namun nilai kepentingan yang rendah, artinya perusahaan justur mempunyai performance yang baik untuk hal-hal yang tidak penting. II - 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Selain itu juga di butuhkan suatu korelasi antar dimensi agar terlihat keterkaitannya. Korelasi yang sering digunakan oleh peneliti adalah korelasi Pearson atau Product Moment Corellation. Rumus korelasi Product Moment yaitu : r_xy=(∑xy)/√((∑x^2 )(∑y^2 ) ) Keterangan : r_xy = koefisien korelasi antara variable X dan Y (2 variabel yang dikorelasikan) (x=X-M) dan (y=Y-M) ∑xy = jumlah perkalian X dan Y x^2 = kuadrat dari X (deviasi) y^2 = kuadrat dari Y (deviasi)
2.2 Validitas dan Realibilitas 2.2.1 Validitas Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu instrumen yang valid akan mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen (kuisioner) yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Secara umum terdapat dua macam validitas : 1. Validitas eksternal : validitas dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai dengan informasi lain mengenai variabel penelitina yang dimaksud. 2. Validitas internal : validitas dicapai apabila terdapat kesesuaian antar bagianbagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan.
II - 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.2.2 Realibilitas Realibilitas menunjuk pada tingkat keterandalan instrumen, apabila datanya memang benar sesuai kenyataannya maka berapa kalipun diambil tetap akan memperoleh hasil yang sama. Terdapat beberapa teknik mencari reliabilitas, tentunya pemilihan teknik tersebut disesuaikan dengn karakteristik data. Pada penelitian ini menggunakan rumus KR21 M (k M ) k r11 1 kV 1 k 1 Dimana : r11 = reliabilitas instrument V1 = varians skor total K = banyaknya butir pertanyaan M
= skor rata-rata
2.3 Chi – Square Chi- square berguna untuk menguji hubungan atau pengaruh dua buah variabel nominal dan mengukur kuatnya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel nominal yang lain. (C = Coefisien of Continguency). Ada beberapa karakteristik dalam chi-square yaitu, nilai chi-square selalu posotif, terdapat beberapa keluarga distribusi chi – square , yaitu distribusi chi-square dengan DK = 1,2,3, dst, bentuk distribusi Chi-square adalah menjulur positif. Rumus Chi – Square
( fo fe) 2 X2 fe Dimana : X² = Nilai Chi – Kuadrat Fe = Frekuensi yang diharapkan Fo = Frekuensi yang diperoleh/diamati II - 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.4 Permasalahan Angkutan Umum (Bus Transjakarta) Adapun permasalahan transportasi yang muncul terkait PT. TRANSJAKARTA / Busway, terutama di Jabodetabek, antara lain: 1.
Busway atau Kendaraan Pribadi Ada beberapa faktor yang menyebabkan para pengguna Kendaraan Pribadi tidak
berpindah ke busway : a. Cara berpikir. Mereka berpikir bahwa dengan menggunakan mobil pribadi dapat sampai ditujuan dengan mudah dan cepat. Padahal dalam kenyataannya, jalanan sekarang sudah macet. Sedangkan jika menggunakan busway akan terhindar dari macet b. Kesalahan dari pihak Transjakarta Busway. Hal ini memang bisa menjadi bahan pertimbangan , tetapi ini ada hubungannya dengan kerjasama dengan para pengguna kendaraan pribadi. Sebagai contoh Koridor VIII Harmoni – Lebak Bulus, pada siang hari sampai dengan jam pulang kerja, pasti akan mengalami keterlambatan dan keterlambatan tersebut tidak tanggung-tanggung, 30 menit hanya 1 bus yang datang. Hal ini disebabakan oleh pengguna kendaraan pribadi yang memenuhi jalan. c. Pelayanan Transjakarta Busway masih kurang Para pengemudi bus yang dengan enaknya merokok pada waktu ingin menjalankan bus tersebut. Alhasil bus tersebut bau asap rokok sehingga membuat para pengguna yang tidak menyukai bau rokok tidak jadi naik busway. Hal lainnya, para kenek busway yang kurang bersahabat.
2.3
Perangkat Transportasi Busway Koridor 8
2.3.1. Sarana Bus yang digunakan sebagai bus TransJakarta pada koridor 8 adalah bus Mercedes - Benz dan Hino. Warna bus adalah merah dan kuning disertai dengan gambar elang bondol dan salak di bagian eksterior. Bahan bakar yang digunakan adalah bio solar. Bus - bus ini dibangun dengan menggunakan bahan - bahan pilihan. Untuk interior langit langit bus, menggunakan bahan yang tahan api sehingga jika terjadi percikan api tidak akan II - 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
menjalar. Untuk kerangkanya, menggunakan Galvanil, suatu jenis logam campuran seng dan besi yang kokoh dan tahan karat. Bus TransJakarta koridor 8 memiliki pintu yang terletak lebih tinggi dibanding bus lain sehingga hanya dapat dinaiki dari halte khusus busway (juga dikenal dengan sebutan shelter). Pintu tersebut terletak di bagian tengah kanan dan kiri. Pintu bus menggunakan sistem lipat otomatis yang dapat dikendalikan dari konsol yang ada di panel pengemudi. Untuk bus koridor 8, mekanisme pembukaan pintu telah diubah menjadi sistem geser untuk lebih mengakomodasi padatnya penumpang pada jam-jam tertentu, di dekat kursi-kursi penumpang yang bagian belakangnya merupakan jalur pergeseran pintu, dipasang pengaman yang terbuat dari gelas akrilik untuk menghindari terbenturnya bagian tubuh penumpang oleh pintu yang bergeser. Setiap bus dilengkapi dengan papan pengumuman elektronik dan pengeras suara yang memberitahukan halte yang akan segera dilalui kepada para penumpang dalam 2 bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Setiap bus juga dilengkapi dengan sarana komunikasi radio panggil yang memungkinkan pengemudi untuk memberikan dan mendapatkan informasi terkini mengenai kemacetan, kecelakaan, barang penumpang yang tertinggal, dan lain-lain. Untuk keselamatan penumpang disediakan 8 buah palu pemecah kaca yang terpasang di beberapa bingkai jendela dan 3 buah pintu darurat yang bisa dibuka secara manual untuk keperluan evakuasi cepat dalam keadaan darurat, serta dua tabung pemadam api di depan dan di belakang.
II - 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.1 Bus TransJakarta Koridor 8
2.3.2 Prasarana Busway Koridor 8 1.
Koridor Bus dan Halte Halte - halte TransJakarta koridor 8 letaknya yang berada di tengah jalan,
bahkan di halte di depan Mall – mall besar yang ada di Jakarta seperti Mall Pondok Indah dan Gandaria City. Kontruksi halte didominasi oleh bahan alumunium, baja, dan kaca. Ventilasi udara diberikan dengan menyediakan kisi- kisi alumunium pada sisi halte. Lantai halte dibuat dari pelat baja.Jembatan penyebrangan yang menjadi penghubung halte dibuat landai agar lebih ramah terhadap orang cacat. Lantai jembatan menggunakan bahan yang sama dengan lantai halte. Halte pada koridor 8 ini mempuyai ukuran jauhebih besar dari halte-halte yang lain, maka halte ini disebut juga Harmoni Central Busway. Halte yang dibangun di atas Kali Ciliwung adalah titik transfer antarkoridor 1, 2, dan 3. Halte berdaya tampung 500 orang ini memiliki 6 pintu. Di halte ini tersedia buletin harian gratis 'Trans Kota' yang diperuntukkan bagi para penumpang. Isinya ialah berita umum, berita olahraga, berita hiburan, berita kriminalitas, artikel kesehatan, beragam tip dan trik, informasi barang konsumtif terkini, berita seputar operasional TransJakarta, dan lain-lain.. Tetapi di koridor 8 ini banyak halte yang tidak dilengkapi dengan jembatan penyebrangan, salah satunya berada di Jalan Raya Sultan Iskandar Muda Pondok Indah. Padahal halte tersebut berada di tengah jalan sehingga menyulitkan penumpang yang ingin menggunakan layanan publik ini, selain itu jumlah kendaraan yang melintas sangat tinggi dan melaju sangat cepat. Kondisi yang sama juga terlihat di Jalan Kramat Kebayoran Lama, shelter ini juga tidak dilengkapi jembatan. II - 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berikut adalah jalur yang dilalui busway Transjakarta koridor 8 (Harmoni Central Busway) dapat dilihat pada Gambar 2.2 sebagai berikut.
Gambar 2.2 Jalur Busway Koridor 8 (Harmoni Central Busway) Koridor 8 melayani rute dari Terminal Lebak Bulus sampai halte Harmoni. Jalanjalan yang dilalui koridor 8 adalah: Pasar Jumat, Raya Ciputat, TB Simatupang, Metro Pondok Indah, Sultan Iskandar Muda, Teuku Nyak Arif, Soepono, Panjang Raya, Daan Mogot, S Parman, Tomang Raya, Kyai Caringin, Balikpapan, Suryopranoto, berbelok ke Harmoni, lalu berputar di jalan Juanda/Veteran sebelum halte Pecenongan. Koridor 8 kembali ke Lebak Bulus melewati jalan Hasyim Ashari, Daan Mogot, dan seterusnya sampai ke Lebak Bulus. Pada hari kerja, koridor 8 dibagi menjadi dua rute, yaitu Lebak
II - 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bulus-Harmoni (lewat Roxy) dan Harmoni-Grogol 2. Penumpang dari koridor 3 atau koridor 9 dapat transit menuju arah Lebak Bulus di halte Grogol. Halte-halte yang dilalui koridor 8: 1) Lebak Bulus 2) Pondok Pinang 3) Pondok Indah 1 4) Pondok Indah 2 5) Tanah Kusir Kodim 6) Kebayoran Lama Bungur 7) Pasar Kebayoran Lama 8) Simprug 9) Permata Hijau 10) Permata Hijau RS Medika 11) Pos Pengumben 12) Kelapa Dua Sasak 13) Kebon Jeruk 14) Duri Kepa 15) Kedoya Assiddiqiyah 16) Kedoya Green Garden (transfer ke feeder 1 arah Puri Indah) 17) Grogol 2 (transfer ke kor 3 arah Kalideres/Pasar Baru, dan kor 9 arah Pinang Ranti/PGC/Pluit) 18) Tomang Taman Anggrek (transfer ke kor 9 arah Pinang Ranti/PGC) 19) Tomang Mandala 20) RS Tarakan 21) Petojo 22) Harmoni (transfer ke kor 1 arah Kota/Blok M, kor 2 arah Pulogadung, dan kor 3 arah Pasar Baru) 23) Grogol (transfer ke kor 9 arah Pinang Ranti/PGC/Pluit) 24)
II - 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.3.3 Pengoperasian Busway pada Koridor 8 2.3.3.1 Waktu Operasi Waktu beroperasi halte ini adalah 05:00–22:00. Apabila setelah pukul 22:00 masih ada penumpang di dalam halte yang belum terangkut karena kendala teknis operasional, maka jadwal operasi akan diperpanjang secukupnya untuk mengakomodasi kepentingan para penumpang yang sudah terlanjur membeli tiket tersebut. Untuk dapat memasuki halte, setelah membeli tiket (Single Trip), calon penumpang harus memasukkan tiket ke mesin pemeriksa tiket (atau biasa disebut barrier), setelah itu secara otomatis pintu palang tiga di barrier dapat berputar dan dilewati calon penumpang.
2.3.3.2 Tarif Tarif Bus TransJakarta pada koridor 8 adalah Rp 3.500. Penumpang yang pindah jalur dan/atau transit antar koridor tidak perlu membayar tarif tambahan asalkan tidak keluar dari halte. Bagi penumpang yang membeli tiket antara jam 5-7 pagi, mereka dapat memperoleh tiket dengan harga yang lebih ekonomis yaitu Rp 2.000.
2.3.3.4 Kinerja Busway Koridor 8 Untuk dapat memenuhi visi & misi Busway, pertama-tama kualitas pelayanan busway harus dipastikan sudah cukup baik. Jika kualitas pelayanan memuaskan maka pengguna kendaraan pribadi dengan sendirinya akan tertarik untuk menggunakan busway sebagai transportasi sehari-hari. Dengan berpindahnya penguna angkutan umum pribadi ke busway maka kepadatan lalu lintas akan bekurang dan kemacetan pun akan berkurang. Untuk itu dalam skripsi ini penulis mengevaluasi kinerja busway saat ini sebagai masukan apakah masih ada yang perlu diperbaiki dalam operasional busway khususnya koridor 8 (Harmoni – Lebak Bulus). Pada saat awal selesainya pembangunan koridor 8 ini Badan Layanan Umum Transjakarta hanya mampu menyediakan 20 armada untuk beroperasi yang diambil dari bus cadangan koridor . II - 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Koridor dengan panjang jalur 26 km ini kemungkinan hanya akan melayani rute Lebak Bulus ingga Jelambar, Daan Mogot dikarenakan kurangnya armada yang disiapkan oleh BLU. Penumpang bus koridor VIII yang akan ke Harmoni dapat melanjutkan perjalanan dengan transfer ke bus koridor III jurusan Kalideres – Harmoni. Sejak 29 Juli 2011 koridor 8 sudah melayani angkutan malam dengan mengoperasikan 8 (delapan) bus dengan jarak keberangkatan headway dijadwalkan setiap 15-20 menit dari halte ujung. Armada diberangkatkan sebanyak 4 bus dari Lebak bulus dan 4 bus dari Harmoni. Koridor ini hanya melayani 14 halte dari 22 halte yang ada. Waktu tempuh dari Lebak bulus – Harmoni hanya 60 menit, Harmoni Lebak bulus 80 menit. Pola operasional pada penambahan jam operasional koridor 8 adlah sebagai berikut dari halte Lebak bulus menuju Harmoni lewat Jl. Daan Mogot belok kanan menuju halte Grogol 2 – halte Tomang arah Semanggi – belok kiri halte Petojo menuju halte Harmoni. Dari Harmoni menuju Lebak bulus : dari halte Harmoni – belok kiri – sebelim halte pecenongan – putar balik di Sekneg – halte Petojo menuju halte Grogol 2 arah Lebak Bulus. Untuk memudahkan penumpang menggunakan pelayanan pada malam hari, disampaikan jam pelayanan terakhir di loket Lebak Bulus sampai dengan Harmoni sebagai berikut : Lebak bulus (23.00), Pondok Indah 1 (23.07), Pondok Indah 2 (23.10), Ps. Kebayoran Lama (23.19), Permata Hijau (ITC) (23.23), RS.Medika (23.26), Kebon Jeruk (23.35), Duri kepa (23.37), Kedoya Green Garden (23.33), Grogol 2 (23.23), Tomang Semanggi (23.17), RS.tarakan (23.12), Harmoni (23.00). Jumlah penumpang di koridor 8 rata-rata perhari mencapai 11.000-an orang dan halte yang jumlah penumpanganya terbesar yaitu hakte Terminal Lebak Bulus sebesar 2000an. Headway bus yang direncanakan 4-10 menit, pada kondisi tertentu karena kemacetan dan hambatan di jalur, headway menjadi 15 menit. Waktu tempuh satu kali perjalanan sekitar 1 jam pada waktu tidak sibuk (offpeak) dan 1 jam 20 menit pada waktu sibuk (peak hour). Penyempurnaan infastruktur di koridor 8 oleh Dinas Perhubungan seperti permasalahan titik rawan macet di koridor 8, persimpangan jalur regular, U-turn, pengaturan lampu lalu lintas yang menyebabkan waktu tempuh perjalanan busway menjadi lama, kini II - 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
sudah dilakukan penanganan oleh Dinas Perhubungan secara bertahap, antara lain penutupan simpang,pengalihan arus lalu lintas, memperpanjang separator busway. Seperti di Bundaran Metro Pondok Indah dengan kondisi mix traffic direncanakan akan dipasang rambu,pemasangan TL dan pengalihan arus lalu lintas.
II - 15