BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Kadek Hendra Buda Purwantha (2012)
yang berlokasi di daya tarik wisata desa budaya Kertalangu, Desa
Kesiman. Penelitian tersebut meneliti tentang “Pola Pengelolaan Daya Tarik Wisata Desa Budaya Kertalangu Di Desa Kesiman Kota Denpasar”. Berdasarkan observasi yang dilakukan terhadap potensi di kawasan daya tarik wisata desa budaya Kertalangu, terdapat enam daya tarik wisata. Enam daya tarik wisata tersebut dibagi menjadi dua jenis yaitu yang terdiri atas potensi fisik, dan potensi non fisik. Potensi fisik, ada tiga, antara lain: Kolam Pemancingan, Jogging Track, dan Outbound & Berkuda. Sedangkan daya tarik nonfisik ada tiga, antara lain: Atraksi Kesenian, Spiritual & Yoga, dan Edukasi. Perbedaannya penelitian itu lebih menekankan pada potensi Desa Budaya Kertalangu, sedangkan penelitian ini fokus pada perencanaan paket wisata budaya Desa Kesiman secara keseluruhan dan pola pengelolaan. Sedangkan persamaannya adalah objek penelitian sama – sama di Desa Kesiman. Penelitian lainnya dilakukan oleh Edi Sumarna (2011) berlokasi di Desa Subaya, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Sumarna, meneliti tentang ”Perencanaan Produk Ekowisata Desa Subaya Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli”.Observasi dilakukan terdapat potensi yang dapat dijabarkan dalam sejumlah aspek, yaitu : 1).Potensi sosial budaya dibagi menjadi potensi sosial budaya berwujud(tangible)dan tidak berwujud (Intangible). 2).Potensi ekologis
dibagi menjadi potensi keragaman flora dan fauna, potensi alamiah, dan potensi hidrologi.Sedangkan penyusunan rumusan produk atau paket wisata yang dikembangkan yaitu : Penetapan zonasi kegiatan yang dilakukan terkait potensi wisata dan penentuan jalur yang akan digunakan dalam paket wisata. Dalam mendukung paket wisata, maka ditentukan rencana teknis pelayanan terhadap produk wisata yang ada, yaitu mengenai standar pelayanan, yang terdiri atas pelayanan umum dan fasilitas yang diberikan dalam paket wisata. Kemudian keterlibatan masyarakat lokal dalam membentuk badan pengelola, penyediaan akomodasi, pengelolaan sekaa kesenian, pengelolaan peternak, pengelolaan organisasi subak, pelatihan pramuwisata lokal, penyuluhan sadar wisata, dan penyediaan keamanan. Perbedaannya bahwa penelitian tersebut, memiliki objek penelitian yang berbeda yaitu Desa Subaya yang terletak di Kabupaten Bangli. Sedangkan persamaannya dengan penelitian ini yaitu sama – sama mengangkat perencanaan paket wisata. Penelitian lainnya dilakukan oleh Odunga.P.O (2005) tentang “Choice of attractions, expanditure, and satisfaction of international tourist to Kenya”.Jurnal tersebut menjelaskan bahwa karakteristik dan perekonomian wisatawan dapat mempengaruhi daya tarik wisata yang ingin dikunjungi, dan wisatawan yang menyukai wisata budaya adalah wisatawan menengah keatas yang datang dengan rombongan yang banyak. Perbedaan dari penelitian tersebut bahwa Odunga.P.O meneliti karakteristik wisatawan berdasarkan perekonomian untuk wisata yang dipilih, sedangkan penelitian ini merencanakan paket wisata budaya untuk menarik wisatawan yang memiliki minat khusus yaitu wisata budaya, sedangkan
persamaannya adalah sama – sama meneliti tentang atraksi dan potensi yang dijadikan paket wisata dan meneliti wisata budaya. Penelitian yang ditulis oleh Thorhallur Gudlaugdsson dan Gunnar Magnusson pada tahun 2012. Jurnal ini berjudul “North Atlantic island destinations in tourists minds”. Jurnal ini meneliti mengenai pandangan wisatawan yang datang ke Islandia di musim panas, dimana Islandia memiliki keindahan alam, aman untuk dikunjungi, keramahtamahan penduduk, serta budaya yang kental. Perbedaannya bahwa jurnal ini lebih menekankan potensi alam, keamanan, budaya dan keramahtamahan penduduk. Sedangkan pada penelitian ini lebih mengutamakan potensi desa yang akan dijadikan paket wisata. Persamaan dengan jurnal di atas adalah sama – sama meneliti penduduk lokal serta kebudayaan yang dimiliki untuk mengembangkan destinasi wisata. Penelitian lainnya yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini adalah “Tourism Policy and Planning Yesterday, Today, and Tomorrow” oleh David L Edgell Sr. dan Jason R.Swanson (2013). Penelitian ini membahas tentang bagaimana membuat paket wisata dalam tiga hari, yaitu, kemarin, sekarang, dan besok.Selain itu jurnal ini membahas tentang strategi untuk perencanaan paket wisata yang benar untuk menarik minat wisatawan. Perbedaannya bahwa perencanaan paket wisata pada penelitian ini dibuat untuk satu hari berlokasi di Desa Kesiman. Persamaannya adalah sama-sama membahas tentang perencanaan paket wisata.
2.2 Tinjauan Konsep 2.2.1 Tinjauan Tentang Pariwisata Menurut Richard Sihite dalam Marpaung dan Bahar (2000:46-47) menjelaskan definisi pariwisata sebagai berikut. Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata – mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. Pendapat yang dikemukakan Yoeti,( 1991:103 ), bahwa pariwisata berasal dari dua kata, yaitu Pari dan Wisata. Pari diartikan
banyak, berkali – kali,
berputar – putar atau lengkap. Sedangkan Wisata diartikan sebagai perjalanan atau bepergian yang dalam hal ini sinonim dengan kata “travel” dalam bahasa Inggris. Atas dasar itu, maka kata “Pariwisata” diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali- kali, atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat yang lain, dalam bahasa Inggris disebut “Tour” Berdasarkan pengertian itu, maka pariwisata diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat lain atau dalam bahasa inggris disebut tour. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. (UndangUndang RI Tentang Kepariwisataan Nomor 10 tahun 2009 ).
2.2.2
Tinjauan Tentang Potensi Wisata Potensi wisata merupakan segala seusuatu yang menjadi andalan daya
tarik wisata untuk dikunjungi di suatu tempat. Daya tarik tersebut sengaja ditonjolkan sebagai atraksi wisata. Atraksi wisata adalah semua yang menjadi daya tarik dan mengapa wisatawan tertarik berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata, karena : (1) Natural attraction yang berupa pemandangan dan segi geografis dari suatu daerah tujuan wisata. (2) Cultural attraction yang berupa sejarah dan cerita rakyat, religi, seni, dan kegiatan khusus. (3) Social attraction yang berupa kebiasaan penduduk, mata pencaharian penduduk, bahasa, dan kesempatan untuk pertemuan sosial. (4) Built attraction yang berupa bangunan bersejarah dan bangunan berarsitektur modern (Yoeti, 2002). Erlingta Desty Fikriyondha (dalam Oka A, Yoeti, 1998) berpendapat bahwa berhasilnya suatu tempat wisata hingga tercapainya kawasan wisata sangat tergantung pada 3A yaitu atraksi ( attraction ), mudah dicapai (accessibility), dan fasilitas (amenities).
2.2.3 Tinjauan Tentang Perencanaan Menurut Soekidjo Notoatmodjo pengertian perencanaan adalah suatu kegiatan atau proses penganalisisan dan pemahaman sistem, penyusunan konsep dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan demi masa depan yang baik.Perencanaan atau rencana (plan) itu merupakan inti dari kegiatan manajemen, dan perencanaan memiliki banyak macam yaitu :
(1) Perencanaan dilihat dari jangka waktu berlakunya rencana
Rencana Jangka Panjang (long term planning) adalah perencanaan yang berlaku antara 10-25 tahun.
Rencana Jangka Menengah (medium range planning) adalah perencanaan yang berlaku antara 5-7 tahun.
Rencana Jangka Pendek (short range planning) adalah perencanaan umumnya berlaku hanya untuk 1 tahun
(2) Perencanaan dilihat dari tingkatannya
Rencana induk (masterplan), adalah perencanaan yang menitik beratkan uraian kebijakan organisasi. Rencana ini mempunyai tujuan jangka panjang dan mempunyai ruang lingkup yang luas.
Rencana operasional (operational planning) adalah perencanaan yang lebih menitik beratkan pada pedoman atau petunjuk dalam melaksanakan suatu program.
Rencana harian (day to day planning) adalah perencanaan harian yang bersifat rutin.
(3) Perencanaan ditinjau dari ruang lingkupnya
Rencana Strategis (strategic planning) adalah perencanaan yang berisikan uraian tentang kebijakan tujuan jangka panjang dan waktu pelaksanaan yang lama. Model perencanaan ini sulit untuk dirubah.
Rencana Taktis (tatical planning) adalah rencana yang berisi uraian yang bersifat jangka pendek, mudah menyesuaikan kegiatankegiatannya, asalkan tujuan tidak berubah.
Rencana menyeluruh (comprehensive planning) ialah rencana yang mengandung uraian secara menyeluruh dan lengkap.
Rencana Terintegrasi (integrated planning) ialah rencana yang mengandung uraian yang menyeluruh bersifat terpadu.
2.2.4 Tinjauan Tentang Paket Wisata Paket wisata merupakan istilah yang sering didengar dalam dunia pariwisata, khususnya bagi wisatawan yang akan datang melalui biro perjalanan wisata, baik itu secara perorangan maupun group. Paket wisata ini memberikan kemudahan dan keuntungan bagi wisatawan yang datang secara rombongan, sebab semua komponen tour sudah termasuk dalam harga tour, dan harga tournya juga lebih murah tergantung dari jumlah anggota rombongan Darmadjati (dalam Suyitno, 2001 : 667) mendefinisikan bahwa paket wisata sebagai suatu rencana atau acara perjalanan wisata yang telah tersusun secara tetap, dengan harga tertentu termasuk pula biaya-biaya untuk pengangkutan, fasilitas, akomodasi, hotel, serta darmawisata/sightseeing di kota-kota, objekobjek wisata dan atraksi-aktraksi telah tercantum dalam acara itu.Sedangkan menurut Yoeti (1983 : 154 ) bahwa “paket tour adalah suatu perjalanan wisata yang tersusun secara tetap (fix) dengan biaya tertantu, dimana didalamnya telah termasuk biaya menginap, angkutan, makan, sight-seeing, tour, transfer dan lainlain yang digambarkan dalam suatu package tour yang dibuat khusus untuk itu” Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa package tour adalah suatu rencana perjalanan yang disusun berdasarkan beberapa komponen tour dengan harga tertentu, dimana harga tersebut termasuk biaya - biaya yang diperlukan wisatawan selama mengikuti atau memakai package tour tersebut.
Package tour tersebut digunakan oleh wisatawan agar mereka puas dalam memilih objek wisata yang sudah disusun dalam paket. Berdasarkan pengertian paket wisata dari para ahli tersebut maka dapat diketahui beberapa ciri khas paket wisata yaitu : (1) Paket wisata merupakan hasil kombinasi dari berbagai komponen jasa wisata dan diberi tarif tunggal sehingga harga dari masing-masing komponen tidak mungkin diketahui oleh wisatawan. (2) Biasanya dipromosikan atau disebarluaskan secara meluas jauh-jauh hari sebelum tour dilaksanakan. (3) Pada umumnya paket wisata akan melibatkan suatu daerah tujuan wisata dan diasosiasikan dengan ide touring pada daya tarik wisata. (4) Paket wisata yang perencanaanya, pengaturannya, dan pelaksanaannya dilakukan oleh usaha perjalanan tidak selamanya diikuti oleh tour leader (5) Paket wisata dilihat dari segi harganya lebih murah dari harga perjalanan wisata yang komponen jasa wisatanya secara tersendiri dibukukan langsung oleh wisatawan secara terpisah. Jenis paket wisata dapat dibagi berdasarkan aktivitas atau kegiatan yang dilakukan dalam perjalanan wisata tersebut seperti ; 1) Pleasure Tourism Berlibur menikmati udara segar, relaksasi, ingin mengetahui keadaan dari suatu daerah.
2) Recreation Tourism Memanfaatkan hari libur kerja untuk penyegaran jasmani dan rohani. 3) Cultural Tourism Khusus mempelajari adat – istiadat dan cara hidup suatu kaum, peninggalan sejarah, keagamaan, dan festival musik. Contoh :berkunjung ke tempat bersejarah, menyaksikan proses keagamaan, atau menyaksikan pementasan atau pembuatan musik tradisional. 4) Adventure Tourism Kegiatan tur dilakukan di alam terbuka, memerlukan keahlian khusus dan kondisi tubuh yang baik, dengan resiko yang cukup berbahaya dan sangat menguras tenaga. Memerlukan pemandu wisata yang berpengalaman dan mengenali medan secara baik. 5) Sport Tourism Olympic games dan FIFA World cup merupakan contoh dari sport tourism. 6) Business Tourism Berkaitan dengan pekerjaan dan jabatan (pemerintah ataupun swasta) sebagai Incentive Tour sekaligus berbisnis. 7) Convention Tourism Tur untuk menghadiri suatu konvensi, seminar, kongres, atau pertemuan dan rapat resmi lainnya dalam tingkat nasional atau dunia. 8) Special Tourism Acara perjalanan yang dilakukan secara khusus dengan asumsi peserta terbatas dan karena paket tour bersifat tidak umum.
Menurut Suyitno (2001 : 35 – 38 ) bahwa ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam membuat paket wisata, yaitu : 1) Rute Perjalanan Rute perjalanan sebaiknya berbentuk putaran atau circle route, kecuali jika kondisi tidak memungkinkan atau karena jarak yang terlalu dekat. Apabila antara daya tarik wisata satu dengan daya tarik wisata lainnya dinyatakan dalam satuan jarak (kilometer) maka terlebih dahulu harus ditransformasikan ke dalam satuan waktu (menit) dengan menggunakan rumus : (a : b) x 60 menit
Keterangan : a = jarak (distance) b = kecepatan rata-rata kendaraan (average velocity) 60 menit = transformasi satuan waktu ( 1 jam = 60 menit) 2) Variasi Daya Tarik Wisata Daya tarik wisata yang dikunjungi disusun dengan urutan tertentu agar terkesan bervariasi dan tidak monoton. Karakteristik daya tarik wisata merupakan dasar pertimbangan untuk membuat objek yang dikunjungi harus divariasikan. 3) Tata Urutan Kunjungan Tata urutan kunjungan menyangkut pemilihan daya tarik wisata mana dikunjungi lebih awal atau daya tarik wisata mana dikunjungi dibagian akhir, dan mana yang waktunya sudah ditentukan sehingga dalam menyusun urutan kunjungan berdasarkan kondisi dan kebutuhan wisatawan.
2.2.4.1 Starting Point Titik awal (starting point) merupakan tempat yang ditentukan sebagai awal perjalanan wisatawan untuk memulai tour. Titik awal untuk memulai tour dapat berupa hotel, villa, airport atau tempat sesuai dengan kesepakatan antara wisatawan dengan supir atau pramuwisata. 2.2.4.2 Finishing Point Titik akhir (finishing point) adalah tempat pada akhir tour dan yang merupakan akhir dari perjalanan wisatawan. Hotel, villa, dan airport merupakan titik akhir dari sebuah tour. Selain itu, ada tempat yang telah disepakati antara wisatawan dengan pramuwisata. 2.2.4.3 Waktu Tempuh Antar Daya Tarik Wisata Waktu tempuh dalam dunia pariwisata sebagai usaha interprestasi dari pramuwisata untuk menambah nilai lebih bagi wisatawan. Dalam artian waktu tempuh in tidak berarti balapan.Dalam menghitung waktu tempuh, perjalanan diasumsikan lancar, tanpa adanya pemberhentian tambahan, tanpa kerusakan kendaraan, tanpa kemacetan, dan yang terpenting adalah kenyamanan bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan. Waktu tempuh dalam laporan ini akan ditentukan dengan rumus :
(a : b) x 60menit
a = jarak b = kecepatan rata – rata kendaraan 60 menit = transformasi satuan waktu ( 1 jam = 60 menit)
2.2.4.4 Durasi Dalam Menikmati Daya Tarik Wisata Durasi dalam menikmati daya tarik wisata satu dengan yang lainnya memiliki perbedaan.Perbedaan itu tergantung jenis, luas tempat, dan yang paling penting adalah bagaimana pramuwisata mengintepretasikan daya tarik yang ada di daya tarik wisata tersebut agar wisatawaan tidak merasa bosan. 2.2.5 Tinjauan Tentang Desa Wisata Budaya Dalam hal yang nyata, budaya dan pariwisata di Bali merupakan dua hal yang sulit dipisahkan, dikarenakan kebudayaan merupakan suatu modal dasar utama dalam pengembangan kepariwisataan
Bali. Sedangkan desa berfungsi
sebagai pilar penyangga utama struktur budaya yang ada. Hal ini dikarenakan kebudayaan Bali memiliki kekhasan yang unik, dimana hampir setiap daerahnya memiliki kebudayaan yang beranekaragam. Sedangkan desa merupakan suatu wadah dimana kebudayaan tersebut akan selalu terlaksana dengan baik, apabila adanya arahan yang baik dari petinggi desa tersebut terhadap masyarakatnya agar kebudayaan desa tidak hilang. Desa wisata merupakan salah satu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku (Nuryanti, 1992;2-3). Mengambil dari pengertian desa wisata budaya di atas maka produk yang ditawarkan mencerminkan suatu kebudayaan yang utuh dan menghadirkan suasana asli pedesaan di Bali. Berbagai jenis atraksi wisata yang dapat dikembangkan antara lain:
1) Kegiatan Persawahan Ladang Wisatawan dapat terlibat langsung dalam kegiatan penanaman padi di sawah, pembajakan sawah, penuaian dan memanen palawija atau tanaman lain. 2) Kegiatan Kesenian Desa Wisatawan bisa terlibat langsung dalam kegiatan kesenian desa, seni tari, seni pahat, seni tabuh dan sebagainya 3) Kegiatan Upacara Dalam upacara tertentu dapat pula dikembangkan kemungkinan bahwa wisatawan ikut terjun langsung dan berpartisipasi di dalamnya, baik dalam pelaksanaan maupun persiapan sebelum upacara dimulai. 4) Akomodasi Tersedianya sarana hotel dan penginapan yang biasa digunakan oleh wisatawan untuk beristirahat selama melakukan perjalanan wisata 2.2.6 Tinjauan Tentang Pariwisata Budaya Budaya merupakan hal yang tidak boleh dibiarkan pudar.Karena budaya merupakan warisan dari leluhur terdahulu yang harus dijaga agar ciri khas dari suatu daerah tersebut tidak hilang dan budaya merupakan jati diri dari suatu daerah. Bali merupakan provinsi yang terkenal akan kebudayaannya yang unik dimana banyak wisatawan ingin melihat dan mengetahui kebudayaan asli Bali. Untuk itu, perlu dikembangkan suatu pariwisata budaya agar wisatawan dapat berwisata melihat dan menyaksikan kebudayaan daerah secara langsung. Dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali nomor 2 tahun 2012 tentang Kepariwisataan Budaya Bali dalam pasal 1 ayat 14 yaitu, Kepariwisataan Budaya
Bali adalah kepariwisataan Bali yang berlandaskan kepada kebudayaan Bali yang berlandaskan kepada Kebudayaan Bali yang dijiwai oleh ajaran Agama Hindu dan falsafah Tri Hita Karana sebagai potensi utama dengan menggunakan kepariwisataan sebagai wahana aktualisasinya, sehingga terwujud hubungan timbal balik yang dinamis antara kepariwisataan dan kebudayaan yang membuat keduanya berkembang secara sinergis, harmonis dan berkelanjutan untuk dapat memberikan kesejahteraan kepada masyarakat, kelestrian budaya dan lingkungan. Boniface(1995:5) berpendapat bahwa pariwisata budaya merupakan salah satu jenis pariwisata yang berhubungan dengan kehidupan manusia dengan cara hidup serta hasil karya yang dihasilkan oleh para leluhur diwariskan secara turun temurun sebagai daya tarik. Pariwisata budaya berorientasi kepada keinginan seseorang untuk menghabiskan waktu senggangnya di tengah – tengah masyarakat dengan kebudayaannya yang dianggap menarik.Wisatawan
seolah – olah
menenggelamkan diri kedalam kebudayaan setempat dengan melihat hiburan rakyat, makan di warung setempat, berbelanja di pasar, mengunjungi dan menjadi tamu penduduk, dan sebagainya (Soekadijo 1997:55). Jadi, dapat disimpulkan bahwa pariwisata budaya merupakan suatu kegiatan wisata dengan sarana dan prasarana yang dilakukan dengan cara melibatkan diri ke dalam masyarakat suatu daerah untuk melihat kebudayaan dari suatu daerah.