5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Teoritis 1.Pengertian Internal Auditing Perusahaan yang masih mempunyai ukuran relatif kecil dimana operasi atau kegiatan perusahaan dapat dikerjakan beberapa orang, pemilik atau pemimpin dapat mengawasi dan mengendalikan segala sesuatu yang terjadi dalam perusahaan secara langsung. Setelah perusahaan berkembang menjadi besar maka partisipasi pemilik atau pemimpin tidak dapat seperti keadaan perusahaan telah meluas sedemikian rupa sehingga struktur organisasi menjadi lebih kompleks. Dengan adanya permasalahan baru tersebut manajemen perlu mendelegasikan tanggung jawab dan wewenang ketingkat supervisi yang ada. Dengan demikian manajemen dituntut untuk menjaga harta milik perusahaan, mencegah serta menentukan kesalahan dan penggelapan. Untuk
kepentingan-kepentingan
dan
sebab-sebab
diatas,
dalam
pengertian guna perencanaan strategi dan pengendalian manajemen, sistem pengawasan intern sangat berfungsi sekali. Informasi yang diteliti, tepat waktu dan dapat dipercaya adalah sangat berarti guna dasar perencanaan strategi dan pengendalian manajemen. Informasi dengan sifat-sifat yang disebutkan seperti diatas dihasilkan oleh adanya sistem pengawasan intern yang baik. Untuk menjaga agar sistem pengawasan intern berjalan secara
Universitas Sumatera Utara
6
efektif, diperlukan suatu bagian khusus dalam perusahaan yaitu internal audit departemen untuk melakukan penilaian secara terus menerus terhadap sistem pengawasan intern perusahaan. Departemen internal audit inilah yang diharapkan dapat memberikan masukan informasi tentang hal-hal yang perlu mendapat perbaikan dalam sistem pengertian internal auditing, berikut ini dikutip beberapa defenisi internal auditing. The institute of internal auditing dalam statement of responsibility of internal auditor (2000,204), mengemukakan defenisi mengenai internal auditing sebagai berikut: “Internal auditing is an independent appraisal activity
within an
organization for the review of accounting. Financial and other operations as service to manajement. Its manajerial control which function by measuring and avaluating the effectiveness of other control”. Defenisi ini mengandung bahwa internal auditing merupakan suatu aktivitas penilaian yang berbeda atas data akuntansi dan aktivitas lainnya yang dilakukan oleh pegawai perusahaan itu sendiri dengan maksud menbantu manajemen dalam penyediaan informasi. Tujuan dari pada internal auditing adalah untuk membantu semua anggota manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif dengan memberikan kepada mereke analisis, penilaian rekomendasi, dan komentar yang objektif mengenai kegiatan yang diperiksa.
Universitas Sumatera Utara
7
Tujuan tersebut dicapai dengan: a. Meneliti apakah pelaksanaan sistem pengawasan dibidang akuntansi, keuangan dan operasi cukup dan memenuhi syarat. b. Menilai apakah kebijaksanaan, rencana dan prosedur yang telah ditentukan dan telah ditaati. c. Menilai kecermatan data akuntansi dan data lain dalam organisasi. d. Menilai mutu pelaksanaan tugas-tugas yang telah diberikan masingmasing anggota manajemen. Pelaksanaan atau fungsi audit sebagaimana diungkapkan diatas disebut dengan internal auditor. Menurut Holmes dan Burns (2000:152) Internal auditing adalah “kegiatan penilaian independen dalam organisasi untuk meriview operasi sebagai jasa yang diberikan kepada manajemen”. Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa internal auditing adalah suatu fungsi penilaian yang bebas dalam suatu organisasi guna menelaah atau mempelajari dan menilai kegiatan-kegiatan perusahaan guna memberi saransaran kepada manajemen.
Kegiatan penilaian ini bersifat independent
bukanlah dalam arti absolute yang berarti bebas dari semua ketergantungan seperti halnya eksternal auditor. Defenisi lain menurut Boynton Johnson dan Kell (2003:491) internal auditing adalah “aktivitas pemberian keyakinan serta konsultasi yang independen dan objektif, yang dirancang untuk menambah nilai dan memperbaiki operasi organisasi”
Universitas Sumatera Utara
8
Bagian-bagian yang penting dari defenisi diatas adalah: a. Internal yaitu menunjukkan bahwa aktivitas auditing dilaksanakan dalam organisasi.
Karyawan yang sudah ada dalam organisasi itu dapat
melakukan aktivitas audit internal atau aktivitas itu bisa diserahkan kepada professional lain dari luar organisasi yang melayani entitas tersebut. b. Independen dan objektif yaitu menjelaskan bahwa pertimbangan auditor akan bernilai bila bebas dari penyimpangan. c. Pendekatan yang sistematis dan berdisiplin yaitu mengisaratkan bahwa auditor internal mengikuti standar professional yang mengatur pekerjaan audit internal. d. Membantu organisasi mencapai tujuannya yaitu menunjukkan bahwa auditing internal dilakukan untuk membantu atau memberi manfaat bagi keseluruhan organisasi dan diarahkan oleh sasaran serta tujuan organisasi tersebut Organisasi profesi auditor intern mendefenisikan internal auditing “sebagai fungsi penilaian yang independen dari aktivitas yang diaudit”.
2.Pengertian Internal Auditor Dalam perkembangan usahanya baik perusahaan perorangan maupun berbagai perusahaan berbentuk badan hokum yang lain, perusahaan sangat memerlukan auditor intern unutk melakukan audit didalam perusahaan. Hasil audit tersebut sangat diperlukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan
Universitas Sumatera Utara
9
terhadap laporan keunagan perusahaan yang tidak hanya pada para pemimpin perusahaan tetapi juga pihak-pihak diluar perusahaan yang memerlukan informasi mengenai perusahaan untuk pengambilan keputusan tentang hubungan mereka terhadap perusahaan. Menurut Mulyadi (2002:29), menyatakan bahwa Auditor Intern adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan Negara maupun perusahaan swasta) yang tugasnya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadapa kekeyaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi. Menurut Guy alderman winters (2005:15) menyatakan bahwa : “Karyawan tetap yang dipekerjakan oleh suatu entitas untuk melaksanakan audit dalam organisasi tersebut”.
Dari defenisi diatas , seorang auditor sangat berkepentingan dengan penentuan apakah kebijakan dan prosedur telah diikuti atau tidak serta berkepentingan dengan pengamanan aktiva organisasi. Auditor internal juga terlibat dalam penelahan (review) efektivitas dan efisiensi prosedur operasi serta dalam penentuan keandalan informasi yang dihasilkan oleh ogranisasi tersebut. Auditor internal dipekerjakan pada masing-masing perusahaan untuk melakukan audit bagi manajemen, hampir sama dengan apa yang dilakukan oleh auditor GAO bagi kongres. Auditor intern pada beberapa perusahaan besar dapat meliputi lebih dari 100 orang serta umumnya bertanggung jawab
Universitas Sumatera Utara
10
langsung kepada presiden direktur, pimpinan tertinggi perusahaan lainnya, atau bahkan kepada komite audit dari dewan direksi. Menurut Alvin A.Arens (2003:24), tanggung jawab auditor intern sangat beragam bergantung pada pemberi kerja diantaranya:
“beberapa
auditor intern hanya terdiri dari satu atau dua orang staff saja yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk melakukan rutinitas auditor kepatuhan. Auditor intern lainnya terdiri dari sejumlah staff yang memiliki tanggung jawab yang beragam, termasuk area lainnya diluar akuntansi”. Seorang auditor intern, agar dapat bekerja secara efektif harus berada dalam posisi yang independen terdapat lini fungsi dalam suatu organisasi, tetapi ia tidak independen terdapat organisasi sepanjang masih terdapat hubungan antara pemberi kerja dan pekerja. Auditor intern menyediakan informasi yang amat bernilai bagi pihak manajemen dalam proses pembuatan keputusan yang berkaitan dengan efektivitas operasi perusahaan.
Para
pengguna informasi yang berada di luar perusahaan kemungkinan besar tidak akan menyadarkan dirinya pada informasi yang telah diuji oleh auditor intern saja terutama disebabkan oleh ketiadaan indepedensi dari auditor intern tersebut. Pengalaman sebagai seorang auditor intern dapat digunakan untuk memenuhi persyaratan pengalaman yang dibutuhkan untuk menjadi seorang akuntan public. Mayoritas audit intern memperoleh sertifikat sebagai seorang auditor intern bersertifikat (certified internal auditor/CIA). Serta beberapa
Universitas Sumatera Utara
11
auditor intern lainnya memperoleh baik sertifikat akuntan public maupun setifikat auditor intern.
3.Pengawasan Intern yang efektif Sebelum menganalisa karakteristik pengawasan intern yang efektif, sebaiknya dijelaskan lebih dahulu pengertian dan tujuan pengawasan intern, prinsip-prinsip pengawasan intern, keterbatasan pengawasan intern serta karakteristik dan cirri-ciri pengawasan intern yang efektif. Menurut Boynton Johnson and Kell (2003:373) Pengendalian intern adalah suatu proses, yang dilaksanakan oleh dewan direksi, manajemen, dan personil lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk menyediakan keyakinan yang memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan dalam kategori sebagai berikut: a.Keandalan pelaporan keuangan b.Kepatuhan tehadap hukum dan peraturan yang berlaku c.Efektivitas dan efisiensi operasi. Ikatan Akuntan Indonesia (2001:319.2) mendefenisikan pengendalian intern adalah sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personil lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Dari defenisi-defenisi seperti yang dikemukakan sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan dari sistem pengawasan intern atau istilah sekarang dikenal sebagai struktur pengendalian intern adalah sebagai berikut: a.
Menjaga keamanan harta milik perusahaan
b.
Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi
c.
Meningkatkan efisiensi dalam operasi
d.
Membantu menjaga agar tidak ada yang menyimpang dari kebijaksanaan menajemen yang ditetapkan terlebih dahulu.
Universitas Sumatera Utara
12
Prinsip-prinsip pengawasan intern Sistem pengawasan intern tidak berlaku universal untuk semua perusahaan namun pedoman pada beberapa prinsip yang langsung membantu fungsinya dalam sistem pengawasan intern. Menurut Tuanakota (2000:46) menggambarkan pengawasan intern yang baik adalah “secara umum dapat dikatakan bahwa suatu struktur pengawasan adalah baik, jika tidak seorang pun berada dalam kedudukan sedemikian rupa sehingga ia dapat membantu kesalahan dan meluruskan tindakan-tindakan yang tidak dinginkan dalam waktu yang tidak terlalu lama”. Efektivas pengawasan intern keuangan atau akuntansi didasarkan pada konsepsi pertanggung jawaban, sehingga prinsip utama intern keuangan atau akuntansi adalah sebagai berikut: a.
Tanggung jawab atas pelaksanaan setiap tugas harus ditetapkan. Tanpa pembebanan tanggung jawab yang tepat, kualitas akan menjadi tidak efisien.
b.
Akuntansi dan operasi keuangan harus dipisahkan. Petugas pembukuan tidak boleh diberi wewenang untuk mengontrol operasi keuangan yang akan dicatatnya. Petugas yang harus diselenggarakan buku besar tidak boleh mencampuri urusan penerima atau pengeluaran uang atau mencatat penjualan tunai.
c.
Seluruh alat atau prosedur yang membuktikan ketelitian harus dimanfaatkan untuk menjamin kebenaran operasi dan akuntansi.
d.
Tidak boleh satu orang pun diberikan wewenang dan tanggung jawab untuk melaksanakan transaksi perusahaan selengkapnya. Seseorang sengaja atau tidak sengaja yaitu lalai akan melakukan kesalahan, tetapi
Universitas Sumatera Utara
13
besar kemungkinan kesalahan itu akan ditemukan bila pelaksanaan transaksi itu dipecah atau dipisah antara beberapa orang. e.
Pegawai harus dipilih secara hati-hati dan dilatih dengan baik. Latihan yang baik akan menghasilkan mutu pelaksanaan yang lebih baik, biaya berkurang, dan pegawai bertindak lebih waspada.
f.
Pegawai harus diikat dalam suatu perjanjian pengikatan merupakan perlindungan atau proteksi bagi pimpinan atau majikan dan akan berguna bagi penghalang pengaruh psikologis bagi pegawai yang tergoda untuk melakukan kecurangan.
g.
Penugasan terhadap pegawai harus digilir (rotated), bila mungkin pejabat yang memegang posisi penting diharuskan mengambil cuti.
h.
Instruksi operasi harus diusahakan secara tertulis, singkat dan jelas supaya tidak disalah tafsiran oleh pelaksana. Pedoman prosedur akan meningkatkan dan mendorong efesiensi serta mencegah kesalahan.
i.
Jangan melebih-melebihkan kepercayaan terhadap manfaat atau keuntungan
perlindungan
dengan
adanya
sistem
pembukuan
berpasangan (double entry system of accounting). Sistem berpasangan bukan
sebagai pengganti atau substitusi untuk pengawasan intern.
Kesalahan mungkin terjadi pada pembukuan intern.
Kesalahan
mungkin terjadi pada pembukuan berpasangan dan sistemnya sendiri tidak akan dapat membuktikan adanya kesalahan pembukuan atau ketidak jujuran pegawai. Penjumlahan debet dan kredit yang seimbang tidak menjamin bahwa pembukuan benar.
Universitas Sumatera Utara
14
j.
Perkiraan buku besar yang ditunjang dengan buku tambahan (controlling account) harus dipakai seluas mungkin. Perkiraan buku besar pengontrol ini memuat jumlah satu atau lebih transaksi yang secara detailnya dalam buku tambahan. Hal ini akan meningkatkan ketelitian serta memudahkan pembagian tugas diantara pegawai.
k.
Peralatan mekanis atau elektronis.
Bila memungkinkan atau dapat
dijalankan secara ekonomis harus dipergunakan. Walaupun kesalahan dan memanipulasi tetap harus diamati dalam hal adanya pemakaian peralatan mekanis atau elektroniks prosedur operasi akan dipermudah, pembagian kerja akan ditingkatkan dan pengawasan intern diperkuat. Prinsip-prinsip diatas hanya sebagai pedoman umum, namun tidak dapat menjamin tidak akan terjadinya penyelewengan sama sekali walaupun keseluruhan unsur berjalan dengan baik.
Hal ini disebabkan karena
keterbatasan pengawasan intern itu sendiri ataupun sebab-sebab lain, misalnya: pengawasan intern yang ada tidak sesuai lagi akibat perkembangan perusahaan. Setiap pengawasan yang bagaimanapun baiknya tetap memiliki kelemahan-kelemahan itu sendiri sering dimanfaatkan oleh orang atau oknum yang mempunyai kesempatan melakukan penyelewengan dan penipuan atau tindakan yang merugikan perusahaan. Adapun kelemahan pengawasan intern tersebut sebagai berikut: a. Persekongkolan atau collusion adalah kerja sama antara beberapa pegawai dalam
suatu
perusahaan
untuk
melakukan
penyelewengan
atau
Universitas Sumatera Utara
15
manipulasi.
Apabila terjadi persekongkolan maka akan sulit untuk
menemukan indikasinya. b. Keterbatasan biaya penyelenggaraan. Biaya yang dibutuhkan untuk pengawasan intern tidak boleh melebihi manfaat yang diperoleh, misalnya kecurangan yang sering terjadi pada biaya gaji dan upah, biaya penyelenggaraan pengawasan internnya tidak boleh
melebihi
kerugian
yang
terjadi.
Keterbatasan
biaya
penyelenggaraan pengawasan intern salah satu factor penghambat terlaksananya pengawasan intern yang memadai. c. Kelemahan manusia Pelaksana pengawasan intern adalah manusia, karena sering melakukan pekerjaan yang rutin dan otomatis, tidak lagi melakukan pengawasan secara baik. Kelemahan ini sering dipergunakan pula oleh orang atau hokum yang berniat tidak baik terhadap perusahaan. Keterbatasan atau kelemahan pengawasan intern diatas merupakan kendala untuk tercapainya pengawasan intern yang efektif dan memadai. Tanggung jawab pembinaan pengawasan intern dilimpahkan pada pimpinan, sebab pengawasan intern yang bagaimanapun baiknya sangat mudah dilanggar oleh pimpinan.
Apabila dibahas secara dalam, unsur utama
penyebab lemahnya pegawasan intern adalah manusia pelaksananya. Manusia sebagai unsur dari internal control adalah lebih penting perannya dari unsur yang lain seperti prosedur maupun catatan.
Universitas Sumatera Utara
16
4.Fungsi Internal Auditor Secara umum fungsi internal auditor dalam perusahaan adalah untuk mengawasi atau menjamin pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dalam perusahaan. Agar internal auditor dapat melaksanakan fungsinya dengan baik ada beberapa syarat yang harus dimiliki. Menurut Tjitrosudojo (2000:189) mengemukakan tujuh ciri yang harus dimiliki oleh seorang internal auditor yaitu: a. Ia harus mempunyai pandangan yang luas untuk melakukan pemeriksaan pengelolaan. Ia harus berfikir sebagai seorang pimpinan organisasi yang tidak terkekang oleh program pemeriksaan atau tradisi. b Pandangan yang luas tersebut harus didasarkan pada pertimbangan yang sehat. Dalam mengambil suatu keputusan yang mantap ia harus memperoleh semua fakta yang diperlukan. c. Pemeriksaan yang modern haruslah percaya pada diri sendiri dan kepada pekerjaannya. Kepercayaan dibuktikan dengan adanya keberanian memasuki bidang pekerjaan baru. d. Imajinasi merupakan jiwa penggerak kemajuan e. Inisiatif adalah kekuatan yang melengkapi gagasan. f. Sikap Harus memelihara hubungan baik dengan pihak yang diperiksanya. g. Kepemimpinan Pemeriksaan harus mempunyai sifat kepemimpinan yang diperlukan untuk melancarkan kepercayaan dan untuk merangsang tindakan. Berdasarkan uraian diatas, maka syarat minimal yang harus dimiliki seorang auditor setidak-tidaknya meliputi: a. Pengetahuan yang baik dibidang akuntansi dan auditing. b. Sikap yang objektif dan independent. c. Sifat jujur, bijaksana dan mampu bekerja sama. d. Disamping itu perlu juga pemahamannya tentang rencana organisasi.
Universitas Sumatera Utara
17
Bidang internal audit yang banyak dikenal para pada mulanya tertuju pada pemeriksaaan data akuntansi, bidang ini lebih dikenal dengan financial audit.
Namun sejalan dengan semakin mendesaknya kebutuhan akan
informasi bagi manajemen sebagai input dalam pengambilan keputusan dan kebijaksanaan, maka kegiatan operasional manajemen juga dimasukkan sebagai salah satu bidang yang diawasi dan diperiksa internal auditor. Bidang ini dikenal dengan nama manajemen audit. Setelah memahami uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa internal auditor memiliki andil yang cukup tinggi bagi suatu perusahaan. Sebagai seorang staf dari pimpinan perusahaan, seorang internal auditor harus dapat bertugas dengan baik, sehingga perannya dalam menunjang sistem pegawasan intern dapat berlangsung dengan optimal.
Seorang internal
auditor juga bertugas melakukan pemeriksaan dan penilaian yang bebas atas kegiatan operasional, data akuntansi dan catatan keuangan lainnya. Sejalan dengan perkembangan jaman yaitu perkembangan sistem informasi akuntansi.
Aktivitas internal auditor yang dijalankan melalui
fungsi-fungsi internal auditor telah diartikan sebagai suatu pemeriksaan dan penyajian data yang objektif mengenai hasil analisa, penilaian, rekomendasi dan komentar atas aktivitas manajemen yang diperiksanya. Menurut Kosasih (2000:277-278) menggolongkan secara terperinci fungsi Internal auditor yaitu: a Menentukan baik tidaknya internal control dengan memperhatikan pemisahan fungsi dan apakah prinsip akuntansi benar-benar telah dilaksanakan.
Universitas Sumatera Utara
18
b Bertanggung jawab dalam menentukan apakah pelaksanaannya menaati peraturan, rencana policy, dan prosedur yang telah ditetapkan sampai menilai apakah hal tersebut perlu diperbaiki atau tidak. c Memverifikasi adanya dan keutuhan kekayaan (asset) termasuk mencegah dan menemukan penyelewengan. d. Menilai kehematan, efesiensi, efektivitas kegiatan. e. Melaporkan secara objektif apa yang diketahuinya kepada manajemen disertai rekomendasi perbaikannya. Fungsi-fungsi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Dengan mengkaji ulang secara cermat atas bagian organisasi dan uraian fungsi yang menjelaskan pembagian tugas-tugas.
Tinjauan ulang ini
harus memperlihatkan apakah pengawasan atas setiap orang didalam perusahaan memadai atau tidak dan tidak boleh seorang pun yang menepati posisi yang bertentangan dengan kebijaksanaan pegawasan internal yang sehat. b
Mengetahui apakah pelaksanaan telah dilakukan sesuia dengan kontrak yang telah disetujui dan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
c. Dengan mencocokkan daftar kekayaan perusahaan dengan kenyataan yang ada. d. Memastikan bahwa sistem akuntansi yang ada telah dilaksanakan sesuai dengan yang digariskan perusahaan dan apakah laporan telah disusun dengan benar. e
Dengan melaporkan secara objektif apa yang telah ditemukan selama pemeriksaan
dan
memberikan
rekomendasi
perbaikannya
kepada
manajemen.
Universitas Sumatera Utara
19
Agar internal auditor dapat bekerja secara efektif ada sasaran-sasaran audit tertentu yang harus ditetapkan dan harus senantiasa dikaji ulang agar fungsi internal audit dapat bekerja. Sasaran audit intern dapat dibagi atas 2 bagian yaitu: a Sasaran pengawasan akuntansi bSasaran pengawasan administrative Dari keterangan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Sasaran pengawasan akuntansi (accounting control abjectives) Dalam mencapai sasaran pengawasan akuntansi, para auditor harus menentukan
keandalan
pengawasan
akuntansi
yang
berlangsung
memusatkan perhatian kepada pencegahan atau penemuan kekeliruan dan penyelewengan atau kecurangan yang material. Ada beberapa langkah yang dapat diterapkan oleh auditor dalam mencapai sasaran ini yaitu: a. Mengidentifikasi jenis kekeliruan dalam penyelewengan akuntansi yang mungkin terjadi. b. Menetapkan prosedur yang harus mencegah atau menemukan kekeliruan dan penyelewengan semacam itu. c. Menuju transaksi serta prosedur-prosedur untuk menemukan apakah prosedur-prosedur yang diperlukan sudah digariskan dan dipatuhi secara memuaskan. d. Mengevaluasi semua jenis kekeliruan dan penyelewengan yang tidak terdapat dalam prosedur pengendalian internal yang ada. Ini akan
Universitas Sumatera Utara
20
membantu dalam menentukan pengaruhnya terhadap sifat, watak atau luasnya prosedur auditing. 2. Sasaran Untuk mencapai sasaran pengawasan administrative, auditor bertanggung jawab menentukan ketaatan terhadap kebijaksanaan perusahaan dan mencatat serta melaporkan penyelewengannya. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan internal auditor untuk mencapai sasaran ini yaitu: a. Evaluasi atas upaya organisasional seperti yang dicerminkan oleh hubungan pelaporan dalam perusahaan. b. Tinjauan ulang yang cermat atas bagan organisasi dan uraian posisi yang menjelaskan pembagian upaya-upaya itu. Tunjauan ulang ini harus memperlihatkan apakah memadai atau tidak dan tidak boleh ada seorang pun yang menempati posisi yang bertentangan dengan kebijakan pengendalian internal yang sehat. c. Evaluasi atas saluran komunikasi di dalam perusahaan khususnya komunikasi dengan maanjemen puncak dan dengan komite audit. Saluran ini harus diterapkan dengan jelas sehingga pelaporan akan tetap actual dan objektif. d. Pengujian dan evaluasi atas kebijakan perusahaan. Walaupun ada pemisahan fungsi-fungsi atas dasar tujuan audit intern. Namun pada dasarnya kedua fungsi tersebut mempunyai hubungan yang erat satu sama lainnya dalam meningkatkan hasil guna sistem pengawasan internal.
Universitas Sumatera Utara
21
2. Kedudukan Internal Auditor Kedudukan ataupun status internal auditor dalam struktur organisasi mempunyai pengaruh terhadap luasnya kegiatan, peranan serta tingkat kebebasan didalam menjalankan tugasnya sebagai auditor.
Kedudukan
internal auditor hendaknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga ia dapat melaksanakan wewenang dan tanggung jawab dengan baik. The Institute of Internal Auditor menyatakan: “Internal auditing is a staff or advisory function rather than a line or operating function. Therefore the internal auditor does not exercise direct authority over other persons in the organization”. Dari pernyataan tersebut dapat dipahami bahwasanya kedudukan internal auditor dalam suatu organisasi merupakan posisi staf dengan tugas utamanya memberikan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen. Internal auditor tidak mempunyai wewenang langsung terhadap pejabat lain dalam organisasi. Kedudukan internal auditor hendaknya menjamin kebebasan relative sehingga ia dapat melaksanakan penilaian-penilaian yang tidak memihak dan tanpa prasangka. Untuk menjamin keadaan ini, maka langkah-langkah yang ditempuh yaitu: a.Manajemen dan dewan komisaris harus memberikan dukungan penuh kepada internal auditor. b.Kepala internal auditor harus bertanggung jawab kepada pejabat yang
Universitas Sumatera Utara
22
mempunyai wewenang yang cukup tinggi untuk menjamin jangkauan audit yang luas serta tindak lanjut yang sebaik-baiknya atas rekomendasi-rekomendasi sebagaimana dilaporkan dalam pelaporan pemeriksaan. c.Fungsi-fungsi, wewenang bagian internal auditor haruslah ditulis dengan jelas pada sebuah dokumen formal, dan sebaiknya disetujui dewan komisaris. d.Pimpinan bagian internal auditing harus mempunyai jalur hubungan langsung dengan dewan komisaris, yang berguna untuk menyampaikan laporan secara berkala dan membicarakan hal-hal yang dianggap penting bagi perusahaan. Untuk menjamin bahwa internal auditor akan bersifat objektif dalam melaksanakan pemeriksaan,internal auditor hendaknya jangan dilibatkan dengan tanggung jawab operasional. Hal ini disebabkan ia tidak mungkin bersikap obyektif dalam menilai pencapaian suatu fungsi yang bertanggung jawab dan wewenangnya pernah dilimpahkan padanya. Kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain tentu tidak sama, karena hal ini tergantung pada situasi dan kondisi perusahaan serta tujuan yang hendak dicapai dalam pembentukan bagian internal auditor. Penempatan bagian internal auditor serta job description secara jelas akan membawa pengaruh positif dalam proses komunikasi antara internal auditor dengan pihak manajemen, demikian juga penempatan yang tidak
Universitas Sumatera Utara
23
terarah akan menghambat jalannya arus pelaporan dari internal auditor kepada pihak manajemen. Menurut Sucipto (www.google.co.id) ada tiga alternative kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi perusahaan yaitu: a. Internal auditor sebagai staf direksi Penempatan bagian internal auditor sebagai staf direksi dimaksudkan untuk membantu pihak wakil presiden yang membidangi bagian keuangan dalam melakukan pegawasan atas keseluruhan kegiatan operasional. b. Internal auditor dibawah koordinasi departemen controller Penempatan bagian internal auditor dibawah koordinasi departemen controller dimaksudkan untuk membantu pengawasan atas ruang lingkup biang keuangan. c. Internal auditor dibawah dewan direksi Penempatan
bagian
internal
auditor
dibawah
dewan
direksi
dimaksudkan untuk membantu pihak tersebut atas prestasi kerja/ performance manajemen yang dimonitor.
Universitas Sumatera Utara
24
Ketiga alternative tersebut dapat dilihat dalam gambar struktur organisasi berikut dibawah ini:
Vice president finance
Finance Treasure
Accounting Controller
Auditing Chief Auditor
Gambar 1 Bagan bagian Internal auditing merupakan staf wakil direksiperusahaan
Controller
Data Processing Director
Taxes Direktor
Budget Direktor
Accounting Direktor
Auditing Direktor
Gambar 2 Bagan bagian internal auditing berada dibawah koordinasi controller
Universitas Sumatera Utara
25
Board of Direktor
Executive Committe
Finance Committe
Chairman of Board
Nominating Committe
Auditing Committe
Precident
Audit Departemen
Public Accountant
Gambar 3 Bagan bagian internal auditing merupakan staf dewan direksi
Universitas Sumatera Utara
26
6.Independensi Internal Auditor Independensi merupakan dasar dari profesi auditing. Hal itu berarti bahwa auditor akan bersikap netral terhadap entitas, dan oleh karena itu akan bersifat objektif.
Publik dapat mempercayai fungsi audit karena auditor
bersikap tidak memihak serta mengakui adanya kewajiban untuk bersikap adil. Meskipun entitas adalah klien editor, namun CPA tetap memiliki tanggung jawab yang lebih besar kepada para pengguna laporan auditor yang jelas lebih diketahui.
Auditor tidak boleh mempromosikan diri atau
pertimbangannya dibawah kelompok apapun dan siapapun. Independensi, integritas
dan
objektivitas
auditor
mendorong
pihal
ketiga
untuk
menggunakan laporan kuangan yang terdapat dalam laporan auditor dengan rasa yakin dan percaya sepenuhnya. Menurut mulyadi (2002:26) Independensi berarti “sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihal lain”. Independensi juga berarti “adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya”. Auditor harus independent dari setiap kewajiban atau independen dari pemilikan kepentingan dalam perusahaan yang diauditnya. Disamping itu, auditor tidak hanya berkewajiban mempertahankan sikap mental independent, tetapi ia harus pula menghindari keadaan-keadaan yang dapat mengakibatkan masyarakan meragukan independensinya.
Auditor sering kali menemui
kesulitan dalam mempertahankan sikap mental independen auditor adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
27
a. Sebagai seorang yang melakukan audit secara independent, auditor dibayar oleh kliennya atas jasanya tersebut. b.Sebagai penjual jasa sering kali auditor mempunyai kecenderungan untuk memuaskan keinginan kliennya. c.Mempertahankan
sikap
mental
independent
sering
kali
dapat
menyebabkan lepasnya klien. Independensi memungkinkan internal auditor untuk melakukan pekerjaan audit secara bebas dan objektif, juga memungkinkan internal auditor membuat pertimbangan penting secara netral dan tidak menyimpang. Independensi dapat dicapai melalui status organisasi dan objektivitas. Independensi dapat mencakup dua aspek yaitu: a. Status organisasi, haruslah berperan sehingga memungkinkan untuk melaksanakan tugas dengan baik serta mendapat dukungan dari pimpinan tingkat atas, status yang dikehendaki adalah bahwa bagian internal auditor harus bertanggung jawab pada pimpinan yang memiliki wewenang yang cukup untuk menjamin jangkauan auditor yang luas, pertimbangan dan tindakan yang efektivitas atas temuan audit dan sasaran perbaikan audit. b.Objektivitas yaitu bahwa internal auditor dalam melaksanakan fungsi dan tanggung jawabnya harus memperhatikan sikap mental dan kejujuran
dalam
melaksanakan
pekerjaannya.
Agar
dapat
mempertahankan sikap tersebut hendaknya internal auditor dibebaskan dari tanggung jawab operasionalnya.
Universitas Sumatera Utara
28
7.Laporan Internal Auditor Hasil akhir dari suatu pemeriksaan intern adalah berupa laporan yang ditujuakan kepada pemimpin perusahaan. Jadi laporan internal auditor adalah sarana pertanggung jawaban pelaksanaan tugas internal auditor dan sarana untuk memeriksa saran-saran kepada pimpinan perusahaan. Dengan kata lain dalam lingkup sistem pengendalian intern laporan berarti pernyataan mengenai suatu
transaksi atau kegiatan baik bersifat kualitas maupun
kuantitas yang dibuat secara periodik.
Dan dilain pihak bagi yang
menerimanya, fungsi laporan adalah sebagai media informasi untuk menilai sejauh mana tugas-tugas yang dibebankan. Laporan internal auditor mutlak perlu karena internal auditor lebih berfungsi sebagai staff karena tidak dapat mengambil tindakan bila dalam pemeriksaannya penyimpangan.
menemukan
kesalahan
maupun
penyimpangan-
Disamping itu laporan menjadi penting karena dapat
dijadikan referensi berharga mengenai perkerjaan pemeriksaan untuk pemeriksaan selanjutnya dimasa yang akan datang. Dikaitkan dengan independensi, maka kedudukan internal auditor yang paling baik adalah bertanggung jawab kepada dewan komisaris. Dikaitkan dengan aktifitas, maka kedudukan internal auditor yang paling baik adalah bertanggung jawab kepada controller. Dari kedua keadaan ini, yang paling ideal adalah bila internal auditor menerima penugasan dari pimpinan tertinggi atau dewan komisaris dan melaporkan hasil kerjanya kepada controller.
Universitas Sumatera Utara
29
Selanjutnya controller menganalisa dan menyampaikan hasil analisanya kepada pimpinan tertinggi untuk mengambil langkah berikutnya. The institute of Internal Auditors (2001:282) memberikan defenisi laporan audit sebagai berikut: “Audit report is a communication cocering the objective of the assighment. The scope of the examination, anymilitationmade or encountered, and the findings and the recommendation”. Laporan auditor menurut defenisi diatas merupakan suatu komunikasi yang didalamnya tujuan dari penugasan, luas pemeriksaan, batasan yang dibuat juga saran atau rekomendasi kepada pempinan perusahaan. Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) (2001:150.2) standar pelaporan yaitu: a. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. b. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan jika ada ketidak konsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. c. Pengungkapan informative dalam laporan keuangan harus dipandang memadai kecuali denyatakan lain dalam laporan auditor. d. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan jika pendapat secara keseluruhan tidak dapt diberikan maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor. Adapun tujuan dari laporan audit adalah sebagai berikut: a. Laporan auditor adalah merupakan hasil kesimpulan dari hasil pemeriksaan. b Menyajikan temuan-temuan ini dari hasil pemeriksaan berlangsung.
Universitas Sumatera Utara
30
c Sebagai dasar untuk kemudian diambil tindakan oleh manajemen terhadap penyimpangan yang terjadi. Laporan internal auditor dapat berupa laporan lisan dan laporan tertulis. Dalam data tertulis, laporan disampaikan secara lengkap dan menyeluruh (comprehensive). Sementara laporan lisan dapat berupa paparan atas hal-hal yang dianggap perlu ditonjolkan dan cenderung informasi yang disampaikan tidak menyeluruh.
Dalam penyampaian laporan tertulis ada beberapa
pedoman yang harus diikuti agar laporan tersenut mudah dipahami oleh pohak pembaca laporan. Hal ini dapat dikatakan sebagai suatu sistematika penyusunan laporan yang digunakan oleh internal auditor.
Untuk dapat
menyusun laporan dengan baik dan agar dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca, maka ada beberapa krteria yang dapat dijadikan pedoman: 1. Langsung 2. Ringkas 3. Tepat 4. Persuasif 5. Konstruktif 6. Mengundang perhatian 7. Tepat waktu Kriteria diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Langsung Pembaca mengharapkan penyajian hasil yang terus terang dan berdasarkan fakta.
Bila auditor melindungi mengkualifikasi atau
Universitas Sumatera Utara
31
menutupi temuan penting akan menjengkelkan pembaca yang mencari kesimpulan dan rekomendasi. 2. Ringkas Kalimat-kalimat harus dibuat secara singkat dan ringkas mengenai ide-ide penting. Penjelasan yang terlalu panjang dan sangat rinci akan membingungkan pembaca. 3. Tepat Setiap laporan harus menggunakan suatu strategi yang tepat untuk informasi penting yang akan disajikan, bahasa laporan harus kreatif, kata-kata yang dipilih dan susunannya harus mencerminkan tingkat kepentingan yang bervariasi diantara item yang disajikan.
4. Persuasif Pembaca perlu memperhatikan informasi yang disajikan sebelum mereka termotivasi untuk melakukan tindakan terhadapnya. Laporan audit harus relevan, menggambarkan resiko temuan dan manfaat rekomendasi. 5. Kontruktif Pembaca tidak membaca secara sederhana, sekedar untuk menemukan kesalahan, tetapi lebih jauh lagi untuk mempelajari tindak lanjut pemecahan. 6. Mengundang perhatian
Universitas Sumatera Utara
32
Laporan audit akan mendapat perhatian lebih banyak bila ia mengundang untuk dibaca. 7. Tepat waktu Nilai laporan audit secara langsung berhubungan dengan kecepatan informasi. Dengan kata lain agar laporan dapat dimanfaatkan secara efektif dan memuaskan bagi si penerima laporan maak prinsip penyiapan laporan dapat diperinci menjadi lima prinsip sebagai berikut: a. Pertanggung jawaban (responsibility) ialah prinsip yang menghendaki bahwa laporan harus disusun sesuai dengan pertanggung jawabannya. b. Pengecualian (exeption) ialah prinsip yang menghendaki bahwa laporan harus disusun dan mewujudkan hal-hal yang menyimpang dari ukuran yang ditentukan. c. Perbandingan (fingures comparative) ialah prinsip yang menghendaki agar laporan perlu ada perbandingan dengan data atau angka-angka lainnya. d. Makin ringkas untuk tingakt yang lebih tinggi (increasingly summary) ialah laporan harus semakin ringkas untuk bagian yang lebih tinggi. e. Komentar (interpretative commentary) ialah laporan yang harus memuat komentar dari pihak yang memberi laporan sehingga hal-hal yang penting dapat segera diperhatikan dan diketahui.
Universitas Sumatera Utara
33
8.Peranan Internal Auditor agar tercapainya pengawasan yang efektif Internal auditor mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan perusahaan yang telah ditentukan. Perlunya konsep audit internal dikarenakan bertambah luasnya ruang lingkup perusahaan.
Oleh
karena itu semakin besar suatu perusahaan, maka semakin luas pula rentang pengendalian
yang
dipikul
pimpinan,
sehingga
manajemen
harus
menciptakan suatu pengendalian yang efektif untuk mencapai suatu pengelolaan yang optimal dengan mempertimbangkan manfaat dan biayanya. Karena keterbatasan manajemen dalam mengendalikan aktivitasnya itu, perusahaan memerlukan internal auditor yang akan membantu manajemen dalam menentukan apakah rencana-rencana operasi, keuangan, kebijakan dan prosedur-prosedur yang dijalankan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Sehingga audit yang dilakukan dalam suatu perusahaan merupakan kegiatan penilaian dan verifikasi atas prosedur-prosedur. Data yang tercatat berdasarkan atas kebijakan dan rencana perusahaan, sebagai salah satu fungsi dalam upaya mengawasi aktivitasnya. Teori dasar dan konsep audit tersebut telah menjawab bahwa keberadaan atau alasan diadakan audit didalam perusahaan adalah bahwa audit ditujukan untuk memperbaiki kinerja perusahaan. Suatu fungsi dapat berbentuk sebuah perusahaan divisi, departemen, seksi, unit bisnis, fungsi
Universitas Sumatera Utara
34
bisnis, proses bisnis, layanan informasi, sistem atau proyek. Jika tindakan audit berhasil dalam meningkatkan kinerja perusahaan maka berarti menunjang kearah perbaikan kinerja secara keseluruhan. Menurut Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) (2001:322.1) menyatakan peranan internal auditor yaitu: a. Salah satu tanggung jawab auditor dalam audit atas laporan keuangan berdasarkan standar auditing yang diterapkan Ikatan Akuntan Indonesia adalah untuk memperoleh bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan entitas. Dalam memenuhi tanggung jawab ini, auditor mempertahankan independensinya dari entitas tersebut. b. Auditor intern bertanggung jawab untuk menyediakan jasa analisis dan evaluasi memberikan keyakinan dan rekomendasi, dan informasi lain kepada manajemen entitas dan dewan komisaris, atau pihak lain yang setara wewenang dan tanggung jawabnya. Untuk memenuhi tanggung jawabnya tersebut, auditor intern mempertahankan objektivitasnya yang berkaitan dengan aktivitas yang diauditnya. Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa internal auditor memiliki peranan yang cukup tinggi bagi suatu perusahaan. Sebagai seorang staff dari pimpinan perusahaan, seorang internal auditor harus dapat menjalankan tugasnya dengan baik, sehingga peranannya dalam menunjang sistem pengawasan yang efektif dapat berlangsung dengan optimal.
Universitas Sumatera Utara
35
c.Kerangka konseptual
Kantor Pusan PT Coca-cola Bottling Company Jakarta
Manajemen PT Coca-cola Bottling Company Medan Yang dilaporkan adalah laporan keuangan
Internal audit Yang dilaporkan adalah hasil pemeriksaan
Universitas Sumatera Utara