15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1.
Sistem Sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang
lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. (Tata Sutabri : 2012 ; 6) Dari definisi ini dapat dirinci lebih lanjut pengertian sistem secara umum, yaitu sebagai berikut : (Tata Sutabri : 2012 ; 6-7) a.
Setiap sistem terdiri dari berbagai unsur.
b.
Unsur-unsur tersebut merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem yang bersangkutan.
c.
Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar. Gordon B.Davis dalam bukunya menyatakan bahwa sistem bisa berupa
abstrak atau fisik. Sistem yang abstrak adalah susunan gagasan-gagasan atau konsepsi yang teratur yang saling bergantung. Sedangkan sistem yang bersifat fisik adalah serangkaian unsur yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. (Tata Sutabri : 2012 ; 5-6). Suatu sistem dapat terdiri dari bagian-bagian sistem atau subsistem. Subistem-subsistem tersebut berinteraksi sedemikan rupa sehingga tercapai satu kesatuan yang terpadu dan terintegrasi (integrated).
15
16
Norman L.Enger mengatakan dalam bukunya bahwa subsistem adalah serangkaian kegiatan yang dapat ditentukan identitasnya yang berhubungan dalam suatu sistem. Sedangkan Gordon B. Davis dalam bukunya mengatakan bahwa sistem terbagi atas beberapa faktor atau unsur ke dalam beberapa subsistem. Batasan dan penghubung atau interace di dalam suatu sistem ditelaah secara cermat untuk menjamin bahwa hubungan antar subsistem didefinisikan secara jelas da bahwa jumlah semua subsistem merupakan keseluruhan sistem (Tata Sutabri : 2012 ; 10).
II.1.1. Daur Hidup Sistem Siklus hidup sistem (system life cycle) adalah proses evolusioner yang diikuti dalam penerapan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer. Siklus hidup sistem terdiri dari serangkaian tugas yang mengikuti langkahlangkah pendekatan sistem, karena tugas tersebut mengikuti pola yang teratur dan dilakukan secara top down. Siklus hidup sistem sering disebut sebagai pendekatan air terjun (waterfall approach) bagi pembangunan dan pengembangan sistem. (Tata Sutabri : 2012 ; 20). Ada beberapa tahapan/fase dari daur hidup sistem adalah sebagai berikut : .(Tata Sutabri : 2012 ; 20-21) a.
Mengenali adanya kebutuhan Sebelum segala sesuatu terjadi, pastilah terlebih dahulu timbul suatu kebutuhan atau problema yang harus dapat dikenali sebagaimana adanya. Kebutuhan dapat terjadi sebagai hasil perkembangan organisasi.
17
b.
Pembangunan Sistem Suatu proses atau seperangkat prosedur yang harus diikuti guna menganalisa kebutuhan yang timbul dan membangun suatu sistem untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
c.
Pemasangan Sistem Setelah tahap pembangunan sistem selesai, kemudian sistem akan dioperasikan.
d.
Pengoperasian Sistem Program-program komputer dan prosedur-prosedur pengoperasian yang membentuk sesuatu informasi semuanya bersifat statis, sedangkan organisasi yang ditunjang oleh sistem informasi selalu mengalami perubahan karena pertumbuhan kegiatan, perubahan peraturan dan kebijaksanaan ataupun kemajuan teknologi. Untuk mengatasi perubahan tersebut sistem harus diperbaiki atau diperbaharui.
e.
Sistem Menjadi Usang Kadang–kadang perubahan yang terjadi begitu drastis sehingga tidak dapat diatasi hanya dengan melakukan perbaikan pada sistem yang sedang berjalan.
18
Adapaun gambar tentang siklus hidup sistem dapat dilihat pada gambar II.1. Mengenali adanya kebutuhan
Pembangunan Sistem
Sistem Menjadi Usang
Pemasangan Sistem
Pengoperasian Sistem
Gambar II.1 Siklus Hidup Sistem (Sumber : Tata Sutabri : 2012 ; 2)
II.1.2. Karakteristik Sistem Model umum sebuah sistem terdiri dari input, proses dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana mengingat sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran sekaligus. Selain iu sebuah sistem juga memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. (Tata Sutabri : 2012 ; 13) Sedangkan karakteristik sistem dapat dilihat seperti pada Gambar II.2
19
SUB SISTEM
SUB SISTEM
Input
Proses
SUB SISTEM
SUB SISTEM
Output
Gambar II.2 Karakteristik Sistem (Sumber : Tata Sutabri : 2012 ; 14)
Adapun karakteristik yang dimaksud sesuai gambar yang diatas adalah sebagai berikut : (Tata Sutabri : 2012 ; 13-14) 1.
Komponen Sistem (Components) Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu subsistem.
2.
Batasan Sistem (Boundary) Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem lainnya atau sistem dengan lingkungan luarnya.
3.
Lingkungan Luar Sistem (Environment) Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang yang mempengaruhi operasi sistem tersebut dengan lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat menguntungkan dan dapat juga merugikan sistem tersebut.
20
4.
Penghubung Sistem (Interface) Penghubung sistem merupakan media yang menghubungkan sistem dengan subsistem yang lain disebut dengan penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lain. Keluaran (output) suatu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem yang lain dengan melewati penghubung. Dengan demikian terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.
5.
Masukan Sistem (Input) Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Sebagai contoh didalam suatu unit sistem komputer, “program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputer. Sementara “data” adalah signal input yang akan diolah menjadi informasi
6.
Keluaran Sistem (Output) Hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain.
7.
Pengolah Sistem (Process) Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan merubah masukan menjadi keluaran.
8.
Sasaran (Objective) Suatu sistem pasti memiliki tujuan atau sasaran yang bersifat deterministik.
21
II.2.
Informasi Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau
diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian serta merupakan suatu kesatuan yang nyata, dan merupakan bentuk yang masih mentah sehingga perlu diolah lebih lanjut melalui suatu model untuk menghasilkan informasi. (Tata Sutabri : 2012 ; 22)
II.2.1. Fungsi dan Siklus Informasi Fungsi utama informasi adalah menambah pengetahuan atau mengurangi ketidakpastian pemakai informasi. Informasi yang disampaikan kepada pemakai mungkin merupakan hasil dari data yang dimasukkan kedalam pengolahan. Akan tetapi kebanyakan pengambilan keputusan yang kompleks, informasi hanya dapat menambah kemungkinan kepastian atau mengurangi bermacam-macam pilihan. Informasi yang disediakan bagi pengambil keputusan memberikan suatu kemungkinan
faktor
resiko
pada
tingkat
pendapatan
yang
berbeda.
(Tata Sutabri : 2012 ; 24) Data yang diolah melalui suatu model informasi. Si penerima akan menerima informasi tersebut untuk membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan yang akan mengakibatkan munculnya sejumlah data lagi. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya sehingga membentuk suatu siklus. Siklus inilah yan disebut sebagai siklus
22
informasi (information cycle). Adapun siklus informasi yang dapat dilihat pada gambar II.3. PROSES MODUL INPUT DATA
OUTPUT DASAR DATA
DATA DITANGKAP
HASIL TINDAKAN
PENERIMA
KEPUTUSAN TINDAKAN
Gambar II.3 Siklus Informasi (Sumber : Tata Sutabri : 2012 ; 26) II.2.2. Nilai dan Kualitas Informasi Nilai informasi ditentukan dari 2 (dua) hal yaitu manfaat dan biaya unuk mendapatkannya. (Tata Sutabri : 2012 ; 30) Kualitas dari suatu informasi tergantung dari 3 (tiga) hal, yaitu : (Tata Sutabri : 2012 ; 33-34) a.
Akurat ( accurate) Informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti bahwa informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.
b.
Tepat waktu ( timelines ) Informasi yang sampai pada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi. Karena informasi merupakan landasan didalam pengambilan keputusan.
23
c.
Relevan ( relevance ) Informasi tesebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk setiap orang, satu dengan lainnya adalah berbeda.
II.3.
Sistem informasi Sistem informasi merupakan penerapan sistem didalam organisasi untuk
mendukung informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkat manajemen. Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan laporan-laporan yang diperlukan oleh pihak luar tertentu. (Tata Sutabri : 2012 ; 38)
II.3.1 Penilaian Sistem Informasi Ada 3 (tiga) strategi penilaian dalam sistem informasi adalah sebagai berikut : (Tata Sutabri : 2012 ; 47) a.
Strategi penilaian masukan yang bertujuan untuk menilai perencanaan informasi yang disusun berdasarkan kebutuhan informasi yang nyata.
b.
Strategi penilaian proses yang bertujuan menilai pelaksanaan transformasi informasi, mulai dari pengumpulan data, pengolahan, analisis dan penilaian, penyajian dan penyebarluasan, dokumentasi dan komunikasi yang secara keseluruhan merupakan suatu proses yang berkesinambungan.
24
c.
Strategi penilaian produk, yang bertujuan untuk menilai produk-produk informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi.
II.4.
Konsep Sistem Pendukung Keputusan
II.4.1. Sistem Pendukung Keputusan / Decision Support System (DSS) Decision Support System (DSS) merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semistruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat. (Jurnal Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Mutimedia 2015 STMIK Amikom Yogyakarta : Adil Setiawan dan Surya Darma : 6-8 Februari 2015 : 2)
II.4.2. Karakteristik DSS DSS memiliki karakteristik dasar sebagai berikut. DSS dirancang secara khusus untuk memfasilitasi proses pembuatan keputusan. 1.
DSS seharusnya lebih bersifat membantu, bukan menghasilkan keputusan.
2.
DSS harus mampu untuk menangani perubahan kebutuhan pembuat keputusan secara cepat. DSS seperti tipe sistem informasi lainnya, pada dasarnya terdiri atas tiga bagian utama yaitu masukan, proses, serta keluaran.
25
II.4.3. Komponen-komponen DSS Komponen DSS dapat berupa : (Jurnal Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Mutimedia 2015 STMIK Amikom Yogyakarta : Adil Setiawan dan Surya Darma : 6-8 Februari 2015 : 2) 1.
Data Management, Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk pelbagai situasi dan diatur oleh software yang disebut Database Management Systems (DBMS).
2.
Model Management, Melibatkan model finansial, statistikal, management science.
3.
Communication (Dialog Subsystem), User dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS melalui subsistem ini. Ini berarti menyediakan antarmuka.
4.
Knowledge Management, Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri.
26
Gambar II.4 menunjukkan model konseptual DSS.
Internet, Internet, Eksternal
Sistem lainnya yang berbasis komputer
Manajemen Data
Manajemen Model
Model eksternal
Data External dan Internal Subsistem Berbasis Penegtahuan
Antarmuka Pengguna
Basis Pengetahuan Organisasional
Manajemen ( Pengguna )
Gambar II.4 Model Konseptual Decision Support System (DSS) (Sumber : Jurnal SEMNASTEKNOMEDIA 2015 STMIK AMIKOM Yogyakarta ; Adil Setiawan dan Surya Darma ; 6-8 Februari 2015 : 2)
II.5.
Metode Profil Matching Profile Matching adalah sebuah mekanisme pengambilan keputusan
dengan mengasumsikan bahwa terdapat tingkat variabel prediktor yang ideal yang harus dimiliki oleh pelamar, bukannya tingkat minimal yang harus dipenuhi dan dilewati. Dalam pencocokan profil, dilakukan identifikasi terhadap kelompok tersebut diukur menggunakan beberapa kriteria penilaian. Jikalau pelaksan yang baik memperoleh skor yang berbeda dari pelaksana yang buruk atau sebuah karakteristik, maka variabel tersebut berfaedah untuk memilih pelaksanaan yang baik. Begitu beberapa variabel yang membedakan antara pelaksana-pelaksana
27
yang baik dan buruk telah teridentifikasi, profil ideal dari karyawan yang berhasil bisa di buat. (Kusrini : 2007 ; 53).
II.5.1. Langkah-Langkah Metode Profile Matching Menurut (Nina Sherly : 2013 ; 44-45) adapun langkah-langkah dalam penyelesaian metode Profile Matching adalah sebagai berikut: 1.
Perhitungan GAP Kompetensi Setelah proses pemilihan kandidat, pada proses ini ialah perhitungan pemetaan gap kompetensi dimana yang simaksud dengan gap adalah beda antara profil jabatan dengan profil karyawan atau dapat ditunjukkan pada rumus di bawah ini: Gap = Profil Karyawan – Profil Jabatan
2.
Perhitungan Pemetaan GAP Kompetensi berdasarkan aspek-aspek untuk pengumpulan gap-gap yang terjadi itu sendiri pada tiap aspeknya mempunyai perhitungan yang berbedabeda. Setelah didapatkan tiap gap masing-masing karywan maka tiap profil karyawan diberi bobot nilai dengan patokan tabel nilai gap seperti yang dapat di lihat pada Tabel II.2. di bawah ini: Tabel II.1. Keterangan Bobot Nilai Gap
No.
Bobot Nilai
Selisih
1
0
5
2
1
4,5
Keterangan Tidak ada selisih (kompetensi sesuai dengan yang dibutuhkan). Kompetensi individu kelebihan 1 tingkat/level.
28
3
-1
4
Kompetensi tingkat/level.
individu
4
2
3,5
Kompetensi individu kelebihan 2 tingkat/level.
5
-2
3
Kompetensi tingkat/level.
6
3
2,5
Kompetensi individu kelebihan 3 tingkat/level.
7
-3
2
Kompetensi tingkat/level.
8
4
1,5
Kompetensi individu kelebihan 4 tingkat/level.
9
-4
1
Kompetensi tingkat/level.
individu
individu
individu
kekurangan
kekurangan
kekurangan
kekurangan
1
2
3
4
(Sumber : Nina Sherly ; 2013)
3.
Perhitungan dan Pengelompokan Core dan Secondary Factor Setelah menentukan bobot nilai gap untuk setiap kriteria, kemudian tiap aspek kriteria di kelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu kelompok Core Factor dan Secondary Factor. Untuk perhitungan Core Factor dapat dilihat pada rumus di bawah ini: =
Keterangan: NCF
(, , ) ∑
: Nilai rata-rata core factor
NC(i, s, p) : Jumlah total nilai core factor IC
: Jumlah item core factor
29
Sedangkan untuk perhitungan secondary factor dapat di lihat pada rumus di bawah ini: =
Keterangan: NSF
(, , ) ∑
: Nilai rata-rata secondary factor
NS(i, s, p) : Jumlah total nilai secondary factor ICS
: Jumlah item secondary factor (Sumber : Nina Sherly ; 2013)
4.
Perhitungan Nilai Total Dari hasil perhitungan dari tiap aspek di atas kemudian dihitung nilai total berdasarkan presentasi dari core dan secondary factor yang diperkirakan berpengaruh terhadap kinerja tiap-tiap profil. Contoh perhitungan dapat dilihat pada rumus di bawah ini: ( , , ) = ( )%
Keterangan:
( , , )( )%
(, , )
(i,s,p)
: (Intelektual, Sikap Kerja, Perilaku)
N(i,s,p)
: Nilai rata-rata core factor
NCF (i,s,p) : Nilai rata-rata secondary factor (x)%
: Nilai persen yang diinputkan (Sumber : Nina Sherly ; 2013)
30
5.
Perhitungan Penentuan Hasil Akhir Atau Ranking Hasil akhir dari proses ini adalah ranking dari kandidat yang diajukan. Adapun perhitungan tersebut dapat dilihat pada rumus di bawah ini: = ( )%
Keterangan:
+ ( )%
Ha
: Hasil akhir
Ni
: Nilai Intelektual
Ns
: Nilai Sikap
Np
: Nilai Perilaku
(x)%
: Nilai persen yang diinputkan
+ ( )%
(Sumber : Nina Sherly ; 2013)
II.6.
Pengertian Basis Data Sebuah basis data adalah sebuah kumpulan data yang saling berhubungan
secara logis dan merupakan sebuah penjelasan dari data tersebut, yang didesain untuk menemukan data yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi. (Indrajani ; 2014 ; 70) Tingkatan data dapat disusun dalam sebuah hierarki, mulai dari yang paling sederhana hingga paling sederhana hingga paling kompleks (Edy Sutanta : 2011 ; 35-36) 1.
Sistem basis data, merupakan sekumpulan subsistem yang terdiri atas basis data dengan para pemakai yang menggunakan basis data secara bersamasama, personal-personal yang merancang dan mengelola basis data, teknik-
31
teknik untuk merancang dan mengelola basis data, serta sistem komputer untuk mendukungnya. 2.
Basis data, merupakan sekumpulan dari bermacam-macam tipe record yang memiliki hubungan antar-record dan rincian data terhadap obyek tertentu.
3.
File, merupakan sekumpulan record sejenis secara relasi yang tersimpan dalam media penyimpanan sekunder.
4.
Record, merupakan field/atribut/data item yang saling berhubungan terhadap obyek tertentu.
5.
Data item/field/atribut, merupakan unit terkecil yang disebut data, sekumpulan byte yang mempunyai makna.
6.
Data agregate, merupakan sekumpulan data item/field/atribut dengan ciri tertentu dan diberi nama.
7.
Byte, adalah bagian terkecil yang dialamatkan dalam memori. Byte merupakan sekumpulan bit yang secara konvensional terdiri atas kombinasi 8 bit biner yang menyatakan sebuah karakter dalam memori (1 byte = 1 karakter).
8.
Bit, adalah sistem biner yang terdiri atas dua macam nilai, yaitu 0 dan 1.
II.7.
Normalisasi Normalisasi diartikan sebagai suatu teknik yang menstrukurkan atau
mendekomposisi data dalam cara-cara tertentu untuk mencegah timbulnya permasalahan pengolahan data dalam basis data. Permasalahan yang dimaksud adalah berkaitan dengan penyimpangan-penyimpangan (anomalies) yang terjadi
32
akibat adanya kerangkapan data dalam relasi dan in-efisiensi pengolahan (Martin, 1975). (Edy Sutanta : 2011 ; 174) Proses normalisasi menghasilkan relasi yang optimal, yaitu (Martin, 1975) : (Edy Sutanta : 2011 ; 175) 1.
Memiliki struktur record yang konsisten secara logik;
2.
Memiliki struktur recird yang mudah untuk dimengerti;
3.
Memiliki struktur record yang sederhana dalam pemeliharaan;
4.
Memiliki struktur record yang mudah ditampilkan kembali untuk memenuhi kebutuhan pengguna;
5.
Minimalisasi kerangkapan data guna meningkatkan kinerja sistem. Secara berturut-turut masing-masing level normal tersebut dibahas berikut
ini, dimulai dari bentuk tidak normal. (Edy Sutanta : 2011 ; 176-179) 1.
Relasi bentuk tidak normal (Un Normalized Form / UNF) Relasi-relasi yang dirancang tanpa mengindahkan batasan dalam defisi basis data dan karakteristik RDBM menghasilkan relasi UNF. Relasi UNF mempunyai kriteria sebagai berikut. a.
Jika relasi mempunyai bentuk non flat file (dapat terjadi akibat data disimpan sesuai dengan kedatangannya, tidak memiliki struktur tertentu, terjadi duplikasi atau tidak lengkap)
2.
b.
Jika relasi membuat set atribut berulang (non single values)
c.
Jika relasi membuat atribut non atomic value
Relasi bentuk normal pertama (First Norm Form / 1NF) Relasi disebut juga 1NF jika memenuhi kriteria sebagai berikut.
33
a.
Jika seluruh atribut dalam relasi bernilai atomic ( atomic value)
b.
Jika seluruh atribut dalam relasi bernilai tunggal (single value)
c.
Jika relasi tidak memuat set atribut berulang
d.
Jika semua record mempunyai sejumlah atribut yang sama.
Permasalahan dalam 1NF adalah sebagai berikut.
3.
a.
Tidak dapat menyisipkan informasi parsial
b.
Terhapusnya informasi ketika menghapus sebuah record.
Bentuk normal kedua Relasi disebut sebagai 2NF jika memenuhi kriteria sebagai berikut a.
Jika memenuhi kriteria 1NF
b.
Jika semua atribut nonkunci FD pada PK
Permasalahan dalam 2NF adalah sebagai berikut a.
Kerangkapan data (data redundancy)
b.
Pembaharuan yang tidak benar dapat menimbulkan inkonsistensi data (data inconsistency)
c.
Proses pembaharuan data tidak efisien
Selain itu, relasi 2NF menuntut telah didefinisikan atribut PK dalam relasi. Mengubah relasi 1NF menjadi bentuk 2NF dapat dilakukan dengan mengubah struktur relasi dengan cara: a.
Identifikasikan FD relasi 1NF
b.
Berdasarkan informasi tersebut, dekomposisi relasi 1NF menjadi relasirelasi baru sesuai FD nya. Jika menggunakan diagram maka simpul-
34
simpul yang berada pada puncak diagram ketergantungan data bertindak PK pada relasi baru. 4.
Bentuk normal ketiga (Third Norm Form / 3NF) Suatu relasi disebut sebagai 3NF jika memenuhi kriteria sebagai berikut. a.
Jika memenuhi kriteria 2NF
b.
Jika setiap atribut nonkunci tidak TDF (non transitive dependeny) terhadap PK
Permasalahan dalam 3NF adalah keberadaan penentu yang tidak merupakan bagian dari PK mneghasilkan duplikasi rinci data pada atribut yang berfungi sebagai FK (duplikasi berbeda dengan keterangan data). Mengubah relasi 2NF menjadi bentuk 3NF dapat dilakukan dengan mengubah struktur relasi dengan cara : a.
Identifikasi TDF relasi 2NF
b.
Berdasarkan informasi tersebut, dekomposisi relasi 2NF menjadi relasirelasi baru sesuai TDF-nya.
5.
Bentuk normal Boyce-Cood (Boyce-Codd Norm Form / BCNF) Bentuk normal BCNF dikemukakan oleh R.F. Boyce dan E.F. Codd. Suatu relasi disebut sebagai BCNF jika memenuhi kriteria sebagai berikut.
6.
a.
Jika memenuhi kriteria 3NF
b.
Jika semua atribut penentu (determinan) merupakan CK
Bentuk normal keempat (Forth Norm Form / 4NF) Relasi disebut sebagi 4NF jika memenuhi kriteria sebagai berikut. a.
Jika memenuhi kriteria BCNF.
35
b.
Jika setiap atribut didalamnya tidak mengalami ketergantungan pada banyak nilai.
7.
Bentuk normal kelima (Fifth Norm Form / 5NF) Suatu relasi memenuhi kriteria 5NF jika kerelasian antar data dalam relasi tersebut tidak dapat direkonstruksi dari struktur relasi yang sederhana.
8.
Bentuk normal kunci domain (Domain Key Norm Form / DKNF) Relasi disebut sebagai DKNF jika setiap batasan dapat disimpulkan secara sederhana dengan mengetahui sekumpulan nama atribut dan domainnya selama menggunkan sekumpulan atribut pada kuncinya.
II.8.
Mengenal Unified Modelling Language (UML) Unified
Modelling
Language
(UML)
adalah
suatu
alat
untuk
memvisualisasikan dan mendokumentasikan hasil analisa dan desain yang berisi sintakdalam memodelkan sistem secara visual (Braun, et. al. 2001). UML juga merupakan satu kumpulan konvensi pemodelan yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem software yang terkait dengan objek (Whitten, et. al. 2004). (Indrajani, S.Kom., MM : 2014 ; 53)
II.8.1. Tujuan Pemanfaatan Unified Modelling Language (UML) UML
diagram
memiliki
tujuan
utama
untuk
membantu
tim
pengembangan proyek berkomunikasi, mengeksplorasi potensi desain, dan memvalidasi desain arsitektur perangkat lunak atau pembuat program.
36
Komponen atau notasi UML diturunkan dari 3 (tiga) notasi yang telah ada sebelumnya yaitu Grady Booch, OOD (Object-Oriented Design), Jim Rumbaugh, OMT (Object Modelling Technique), dan Ivar Jacobson OOSE (Object-Oriented Software Engineering). (Indrajani, S.Kom., MM : 2014 ; 54)
II.8.2. Diagram UML (Unified Modeling Language) Diagram-diagram yang termasuk di dalam UML, yaitu : (Indrajani, S.Kom., MM : 2014 ; 45) 1.
Use case diagram Merupakan suatu diagram yang berisi use case, actor, serta relationship di
antaranya. Use case diagram nerupakan titik awal yang baik dalam memahami dan menganalisis kebutuhan sistem pada saat perancangan. Use case diagram dapat digunakan untuk menentukan kebutuhan apa saja yang diperlukan dari suatu sistem. Search for Items
<<system>> Payment Processor
Place Order
Realease 1
Obtain Help
Realease 2
Customer support
Submit Taxes
Time
Realease 3
Tax Autority
Gambar II.6. Contoh Use Case Diagram
37
2.
Activity diagram Digunakan untuk menganalisis behaviour dan use case yang lebih
kompleks dan menunjukkan interaksi-interaksi diantara mereka satu sama lain. Activity diagram sebenarnya memiliki kesamaan dengan statetech diagram dalam menggambarkan aliran data pada model bisnis, tetapi activity diagram biasanya digunakan untuk menggambarkan aktivitas bisnis yang lebih kompleks, dimana digambarkan hubungan antar satu use case dengan use case lain nya. (Indrajani, S.Kom., MM : 2014 ; 46)
Transition Activity
Synchronization Bars
Decision
Activity state
Alternative threads Verifycasi connection Decision (branch) {incommed} Send to aipotr Travel agency Guard Condition
[connect] Concurrent threads Out proferences
Synchronization bar (fork)
[no ba99a9e] Send to aipotr Travel agency
[ba999a9e] Reotive buggage And print out
Synchronization bar (join)
Give travel do commention To gues to ger
Gambar II.7. Contoh Activity Diagram
transition
38
3.
Class Diagram (Static Diagam) Diagram ini digunakan untuk menggambarkan perbedaan yang mendasar
antara class-class, hubungan antar class-class, dan dimana sub sistem class tersebut. Pada class diagram terdapat nama class, attributes, operations, serta association (hubungan antar-class). (Indrajani, S.Kom., MM : 2014 ; 49) << boundary>> LoginUI (from Login) 1
<
> AccountManager (from Login)
1
myAccMan : AccountManager getAccountforUsername(username : string) : Account validateAccount(myAccount : Account :boolean LoginUs{} 1 1
1 1 <<entry>> Account (from Login)
<> MainUI (from Login)
Username :string Password : string
myAcc : Account MainU{} MainU(account : Account)
Account{} Account(username : string,password : string)
Gambar II.4. Contoh Class Diagram
4.
Sequence diagram Merupakan suatu diagram interaksi yang menggambarkan bagaimana
objek-objek berpartisipasi dalam bagian interaksi (particular interaction dan pesan-pesan yang ditukar dalam urutan waktu. (Indrajani, S.Kom., MM : 2014 ; 50)
39
Program Entry Window Operator Date Entry
Add(mhs,mk,sem)
Mahasiswa
Matakuliah
MKD
apkMhsValid(Out mh_check)
[mh_check=’no’] destroy apkMKBuka(out mk_check) apkMKBuka(out mk_check) [mh_check=’no’] destroy addMataKuliah(mkOID)
addMataKuliah(mkOID)
Gambar II.8. Contoh Sequence Diagram
II.9.
Microsoft Visual Basic 2010 Visual Basic 2010 merupakan salah satu pemrograman terbaru yang
dikeluarkan oleh Microsoft, yaitu Microsoft Visual Studio 2010. Visual Studio merupakan produk pemrograman andalan dari Microsoft Corporation, dimana didalamnya berisi beberapa jenis IDE pemrograman seperti Visual Basic, Visual C++, Visual Web Developer, Visual C# dan Visual F#. Semua IDE pemrograman tersebut sudah mendukung penuh implementasi .Net Framework terbaru, yaitu .Net Framework 4.0 yang merupakan pengembangan dari .Net Framework 3.5. Adapun database standart yang disertaka adalah SQL Server 2008 Express.
40
Visual Basic 2010 merupakan versi perbaikan dan pengembangan dari versi pendahulunya, yaitu Visual Basic 2008. Beberapa pengembangan yang terdapat didalamnya antara lain dukungan terhadap library terbaru dari Microsoft, yaitu .Net FrameWork 4.0, dukungan terhadap aplikasi berbasis Cloud Computing,
serta
perluasan
dukungan
terhadap
database-database,
baik
standalone maupun database server. ( Wahana Komputer, 2011 : 2).
II.10. Microsoft SQL Server 2008 SQL Server 2008 adalah sebuah terobosan baru dari Microsoft dalam bidang database. SQL Server adalah DBMS (Database Management System) yang dibuat oleh Microsoft untuk ikut berkecimpung dalam persaingan dunia pengolahan data menyusul pendahulunya seperti IBM dan Oracle. SQL Server 2008 dibuat pada saat kemajuan dalam bidang hardwaresedemikian pesat. Oleh karena itu sudah dapat dipastikan bahwa SQL Server 2008 membawa beberapa terobosan dalam bidang pengolahan dan penyimpanan data. Microsoft merilis SQL Server 2008 dalam beberapa versi yang disesuaikan dengan segmentsegment pasar yang dituju. Versi-versi tersebut adalah sebagai berikut. Menurut
cara
pemrosesan
data
pada
prosesor
maka
Microsoft
mengelompokkan produk ini berdasarkan 2 jenis yaitu : 1. Versi 32-bit (x86), yang biasanya digunakan untuk komputer dengan single prosesor (Pentium 4) atau lebih tepatnya prosesor 32 bit dan sistem operasi Windows XP.
41
2. Versi 64-bit (x64), yang biasanya digunakan untuk komputer dengan lebih dari satu prosesor (Misalnya Core 2 Duo) dan sistem operasi 64 bit seperti Windows XP 64, Vista, dan Windows 7. Sedangkan secara keseluruhan terdapat versi-versi seperti berikut ini: 1. Versi Compact, ini adalah versi “Tipis” dari semua versi yang ada. Versi ini seperti versi desktop pada SQL Server 2000. Versi ini juga digunakan pada handled drvice seperti Pocket PC, PDA, SmartPhone, Tablet PC. 2. Versi Express, ini adalah versi “Ringan” dari semua versi yang ada(tetapi versi ini berbeda dengan versi compact) dan paling cocok untuk latihan para pengembang aplikasi. Versi ini memuat Express Manager standar, integrasi dengan CLR dan XML. (Jurnal Sistem Informasi, STMIK GI MDP).