9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1.
Persalinan a.
Pengertian persalinan Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu ( Erawati, 2011). Persalinan
adalah
suatu
proses
pengeluaran
hasil
konsepsi yang dapat hidup di dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo, 2009). Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir ( Hidayat, 2012). b.
Teori terjadinya persalinan Teori terjadinya persalinan, yaitu: penurunan kadar progesteron, teori oxytocin, peregangan otot-otot uterus yang berlebihan ( destended uterus ), pengaruh janin, teori ptostagalndin. Sebab terjadinya pertus sampai saat ini masih merupakan teori-teori yan\g kompleks, faktor-faktor hormonal, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh syaraf dan nutrisi disebut sebagai faktor-faktor yang mengakibatkan partus mulai (Hidayat, 2012).
Gambaran Tingkat Kecemasan..., Eftina Nurul Aeni, Kebidanan DIII UMP, 2015
10
c.
Faktor-faktor yang mempenagruhi persalinan adalah : 1) Power (Tenaga yang mendorong anak) His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan: a)
His persalinan yang menyebabkan pendataran
dan pembukaan serviks. Terdiri dari his pembukaan, his pengeluaran dan his pelepasan uri. b)
His pendahuluan tidak berpengaruh terhadap
servikis Tenaga mengejan: a)
Kontraksi otot-otot dinding perut
b)
Kepala di dasar panggul merangsang mengejan
c)
Paling efektif saat kontraksi atau his
2) Passage (Panggul) a)
Bagian-bagian tulang panggul terdiri dari empat buah diantaranya: (1) Dua Os Coxae (a) Os ischium (b) Os pubis (c) Os sacrum (d) Os illium (2) Os Cossygis Pelvis mayor disebelah atas pelvis minor, superior dari linea terminalis.
b)
Bagian-bagian pelvis minor Pelvis minor ada tiga bagian diantaranya PAP,
Gambaran Tingkat Kecemasan..., Eftina Nurul Aeni, Kebidanan DIII UMP, 2015
11
Cavum pelvis, dan PBP. 3) Passager ( Janin ) a)
Akhir minggu ke-8 janin mulai nampak menyerupai
manusia dewasa, menjadi jelas pada akhir minggu ke 12 b)
Usia 12 minggu jenis kelamin luarnya sudah dapat
dikenali c)
Quickening ( terasa gerakan janin pada ibu hamil )
terjadi pada usia kehamilan 16-20 minggu d)
Denut jantung janin ( djj ) mulai terdengar pada
minggu ke 10-18 e)
Panjang rata-rata janin cukup bulan 50 cm
f)
Berat rata-rata janin laki-laki 3400 gram, perempuan
3150 gram g)
Janin cukup bulan lingkar kepala dan bahu hampir
sama 4)
Plasenta Merupakan
salah
satu
faktor
dengan
memperhitungkan implantasi plasenta pada dinding rahim. 5)
Psycologik Psycologik adalah kondisi psikis klien, tersedianya dorongan positif, persiapan persalinan, pengalaman lalu, dan strategi adaptasi atau coping (Hidayat, 2012).
Gambaran Tingkat Kecemasan..., Eftina Nurul Aeni, Kebidanan DIII UMP, 2015
12
d. Tanda-tanda permulaan persalinan Persalinan menurut Hidayat (2010) dimulai bila ibu sudah dalam inpartu ( saat uterus berkontraksi menyebabkan perubahan pada serviks membuka dan menipis ), berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Tanda dan gejala menjelang persalinan antara lain : perasaan distensi berkurang ( lightening ), perubahan serviks, persalinan palsu, ketuban pecah, bloody show, lonjakan energi, dan gangguan pada saluran cerna. Terdapat empat kala persalinan yaitu: 1) Kala satu persalinan mulai ketika telah tercapai kontraksi uterus dengan frekuensi,
intensitas,
dan
durasi yang
cukup
untuk
menghasilkan pendataran dan dilatasi serviks yang progresif. Kala satu persalinan selesai ketika serviks sudah membuka lengkap (sekitar 10 cm) sehingga memungkinkan kepala janin lewat. Oleh karena itu, kala satu persalinan disebut stadium pendataran dan dilatasi serviks. Dalam kala I persalinan terdapat dua fase yaitu: a)
Fase laten Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahan yang berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4cm yang pada umumnya fase laten ini berlangsung hampir atau hingga 8 jam.
b)
Fase aktif Dalam fase aktif ini frekuensi dan lama kontraksi uterus biasanya meningkat (kontrkasi dianggap adekuat bila terjadi
Gambaran Tingkat Kecemasan..., Eftina Nurul Aeni, Kebidanan DIII UMP, 2015
13
lebih dari 3 kali dalam 10 menit dan berlangsung selama lebih dari 40 detik, pembukaan serviks dari 4 cm sampai lengkap biasanya dengan kecepatan lebih dari 1 cm per jamnya, dan pada fase ini terjadi penurunan bagian terbawah janin (Kurniawati, 2009). Kala I disebut juga dengan permulaan persalinan secara klinis (Cuningham, 2002:147), karena: 1) Kontraksi uterus pada persalinan Dalam kontraksi ini menimbulkan nyeri, kemungkinan terjadinya nyeri itu karena hipoksia miometrium yang berkontraksi seperti yang terjadi pada angina pektoris, penekanan ganglion saraf di serviks dan uterus bagian bawah oleh berkas-berkas otot yang berkontraksi dan saling mengunci, peregangan serviks akibat dilatasi dan peregangan peritoneum yang terdapat diatas fundus. 2) Segmen bawah dan atas uterus Dengan palpasi abdomen, bahkan sebelum ketuban pecah, kedua segmen kadang dapat dibedakan, segmen atas teraba pada saat berkontraksi, sementara pada segmen bawahlebih lunak teregang, dan lebih pasif. 3) Bentuk uterus berubah selama persalinan Setiap kontraksi menyebabkan bentuk uterus yang ovoid menjadi memanjang seiring dengan semakin berkurangya garis tengah horizontal. Perubahan bentuk ini menimbulkan efek penting pada proses persalinan yang pertama dapat meningkatkan tekanan sumbu janin.
Kedua,
dengan
memendeknya
uterus
maka
serat-serat
Gambaran Tingkat Kecemasan..., Eftina Nurul Aeni, Kebidanan DIII UMP, 2015
14
longitudinal tertarik lebih kencang. Akibatnya, segmen bawah dan serviks menjadi satu-satunya bagian dari serviks yang lentur, dan keduanya tertarik keatas dan mengelilingi kutub bawah janin. a.
Perubahan Fisiologis pada persalinan 1)
Perubahan tekanan darah Tekanan darah meningkat selama kontraksi uterus dengan
kenaikan sistolik rata –rata sebesar 10-20 mmHg dan kenaikan diastolik rata – rata 5 – 10 mmHg. Diantara kontraksi-kontraksi uterus, tekanan darah akan turun seperti sebelum masuk persalinan dan akan naik lagi apabila terjadi kontraksi. 2)
Metabolisme Selama persalinan baik metabolisme karbohidrat aerobik
maupun anaerobik akan naik secara perlahan. Kenaikan ini sebagian besar disebabkan karena kecemasan serta kegiatan otot kerangka tubuh. Kegiatan metabolisme yang meningkatkan tercermin
dengan
kenaikan
suhu
badan,
denyut
nadi,
pernafasan, kardiak ouput dan kehilangan cairan. 3)
Suhu badan Suhu badan akan sedikit meningkat selama persalinan,
suhu mencapai tertinggi selama persalinan dan segera setelah persalinan. Kenaikan suhu tubuh normal sekitar 0,5 -1 derajad celcius.
Gambaran Tingkat Kecemasan..., Eftina Nurul Aeni, Kebidanan DIII UMP, 2015
15
4)
Denyut jantung Denyut jantung selama persalinan akan sedikit naik. Hal
ini mencerminkan kenaikan dalam metabolisme yang terjadi selama persalinan. 5)
Pernafasan Pernafasan terjadi kenaikan sedikit dibandingkan dengan
sebelum persalinan, kenaikan ini dapat disebabkan karena adanya rasa nyeri dan kekhawatiran. 6)
Perubahan renal Polyuri sering terjadi selama masa persalinan. Kandung
kemih harus sering dikontrol ( setiap 2 jam ) agar tidak menghambat penurunan bagian trendah janin . 7)
Perubahan Gastrointestinal Kemampuan
pergerakan
gastrik
serta
penyerapan
makanan padat berkurang dan menyebabkan pencernaan hampir berhenti selama persalinan dan menyebabkan konstipasi. 8)
Perubahan Hematologis Haemoglobin akan meningkat 1,2 gr/ 100 ml selama
persalinan dan kembali ketingkat pra persalinan pada hari pertama setelah persalinan apabila tidak terjadi kehilangan darah saat persalinan (Hidayat, 2012). 2. Primipara Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita (BKKBN, 2006). Menutrut Prawirohardjo (2009), paritas dapat
dibedakan
menjadi
tiga
yaitu
primipara,
multipara,
dan
Gambaran Tingkat Kecemasan..., Eftina Nurul Aeni, Kebidanan DIII UMP, 2015
16
grandemultipara. Primipara, adalah wanita yang telah melahirkan bayi aterm sebanyak satu kali (Manuaba, 2013). Pada ibu primipara akan mengalami kecemasan karena ini merupakan kali pertamanya dia akan menghadapi proses persalinan yang telah diketahui bahwa proses persalinan biasanya di awali dengan rasa sakit yang luar biasa yaitu pada persalinan kala I. 3. Kecemasan a. Pengertian Kecemasan Cemas adalah suatu keadaan perasaan dimana individu merasa lemah sehingga tidak berani untuk bersikap dan bertindak secara rasional sesuai dengan yang seharusnya. Seseorang yang cemas akan merasa ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya (Wiramihardja, 2007). Kecemasan adalah suasana hati yang ditandai oleh efek negatif dan
gejala-
gejala
ketegangan
jasmaniah
dimana
seseorang
mengantisipasi kemungkinana datangnya bahaya atau kemalangan dimasa yang akan datang dengan perasaan khawatir. Kecemasan mungkin melibatkan perasaan, perilaku, dan respon- respon fisiologis (Durand, 2006). b.
Manfaat Kecemasan
Kecemasan juga di butuhkan dalam hidup ini, tanpa ada sedikit kecemasan yang sesuai dengan kenyataan, individu mungkin tidak akan memperhatikan peristiwa-peristiwa akan datang yang sangat penting bagi perlindungan dirinya. Tetapi kecemasan yang tidak wajar (tidak sehat) akan memberatkan individu dan menyebabkan kelumpuhan dalam memberikan
Gambaran Tingkat Kecemasan..., Eftina Nurul Aeni, Kebidanan DIII UMP, 2015
17
keputusan dan melakukan tindakan-tindakan (Semiun, 2006 & Durand 2007). c.
Ciri-Ciri Kecemasan Menurut Nevid (2005), seseorang yang mengalami kecemasan
akan menampakkan ciri-ciri sebagai berikut: 1) Ciri fisik dari kecemasan Gelisah, gugup, keluar banyak keringat, mulut atau kerongkongan terasa kering, sulit berbicara, sulit bernafas, bernafas pendek, jantung berdetak kencang, suara yang bergetar, pusing, merasa lemas, tangan yang dingin, sering buang air kecil, terdapat gangguan sakit perut atau mual, muka memerah, leher atau punggung terasa kaku, merasa sensitif atau mudah marah. 2) Ciri behavioral dari kecemasan Seseorang yang mengalami kecemasan biasanya akan menunjukkan
perilaku
menghindar,
perilaku
melekat
dan
dependen, ataupun perilaku terguncang. 3) Ciri kognitif dari kecemasan Khawatir tentang sesuatu bahkan terhadap hal-hal spele, perasaan terganggu terhadap sesuatu yang terjadi di masa depan, keyakinan bahwa sesuatu yang mengerikan akan terjadi tanpa ada penjelasan yang jelas, sangat waspada, khawatir akan ditinggal sendiri, sulit berkonsentrasi atau memfokuskan pikiran, pikiran terasa bercampur aduk atau kebingungan, ketakutan, akan ketidakmampuan menghadapi masalah, berpikir tentang hal-hal yang mengganggu secara berulang-ulang.
Gambaran Tingkat Kecemasan..., Eftina Nurul Aeni, Kebidanan DIII UMP, 2015
18
Kecemasan juga memiliki karakteristik berupa munculnya perasaan takut dan kehati-hatian atau kewaspadaan yang tidak jelas dan tidak menyenangkan. Kaplan, Sadock, & Grebb (Fauziah F & Widury J, 2007:74) menyebutkan bahwa takut dan cemas merupakan dua emosi yang berfungsi sebagai tanda akan adanya suatu bahaya. Rasa takut muncul jika terdapat ancaman yang jelas atau nyata, berasal dari lingkungan, dan tidak menimbulkan konflik bagi individu. d.
Penyebab Kecemasan 1) Kontribusi biologis Daerah otak yang paling sering berhubungan dengan 2) Kontribusi psikologis Sense of control (perasaan mampu mengontrol) sejak dini yang tinggi pada seseorang merupakan faktor psikologis yang sangat rentan mengakibatkan kecemasan (Durand, 2007). 3) Kontribusi sosial Peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang menimbulkan stres dapat memicu kerentanan terhadap kecemasan. Misalnya masalah disekolah, tekanan sosial untuk selalu menjadi juara kelas, kematian orang yang dicintai, dan lain sebagainya (Durand, 2007).
e.
Tingkatan Kecemasan Jenis kecemasan menurut HARS: 1)
Tidak ada kecemasan
Gambaran Tingkat Kecemasan..., Eftina Nurul Aeni, Kebidanan DIII UMP, 2015
19
Pada kecemasan ini ibu terlihat tetap merasa nyaman menjalani perjalanan menjelang persalinannya. 2)
Kecemasan ringan Kecemasan ringan dibagi menjadi dua kategori yaitu ringan
sebentar dan ringan lama. Kecemasan ini sangat bermanfaat bagi perkembangan kepribadian seseorang. Karena kecemasan yang wajar terjadi pada individu akibat situasi-situasi yang mengancam dan individu tersebut tidak dapat mengatasinya, sehingga timbul kecemasan. Kecemasan ini akan bermanfaat bagi individu untuk lebih
berhati-hati
dalam
menghadapi
situasi-situasi
yang
mengancam dan individu tersebut tidak dapat mengatasinya, sehingga timbul kecemasan. Kecemasan ini akan bermanfaat bagi individu untuk lebih berhati-hati dalam menghadapi situasi-situasi yang sama di kemudian hari. Kecemasan ringan yang lama adalah kecemasan yang dapat diatasi tetapi karena individu tersebut tidak segera
mengatasi
penyebab
munculnya
kecemasan,
maka
kecemasan tersebut akan mengendap lama dalam diri individu (Kartono & Kartini, 2006). 3)
Kecemasan sedang Pada level ini seseorang hanya fokus pada urusan yang akan
dilakukan dengan segera termasuk mempersempit pandangan perseptual sehingga apa yang dilihat, didengar dan dirasakan menjadi lebih sempit. Pada level ini seseorang akan fokus pada sumber kecemasan yang dihadapi mulai membuat perencanaan tetapi dia masih dapat melakukan hal lain jika menginginkan untuk
Gambaran Tingkat Kecemasan..., Eftina Nurul Aeni, Kebidanan DIII UMP, 2015
20
melakukan hal lain tersebut. Manifestasi yang terjadi pada tingkat ini yaitu kelelahan meningkat, denyut jantung dan pernapasan meningkat, ketegangan otot meningkat, bicara cepat dengan volume
tinggi,
kemampuan
konsentrasi
menurun,
mudah
tersinggung, tidak sabar, mudah lupa, marah dan menangis (Kartono, 2006) dalam (Hamranani, 2002). 4)
Kecemasan berat Kecemasan berat adalah kecemasan yang terlalu berat dan
berakar
secara
mendalam
dalam
diri
seseorang.
Apabila
seseorang mengalami kecemasan semacam ini maka biasanya ia tidak dapat mengatasinya. Kecemasan ini mempunyai akibat menghambat
atau
merugikan
perkembangan
kepribadian
seseorang. Kecemasan ini dibagi menjadi dua yaitu kecemasan berat yang sebentar dan lama. Kecemasan yang berat tetapi munculnya sebentar dapat menimbulkan traumatis pada individu jika menghadapi situasi yang sama
dengan
situasi
penyebabmunculnya
kecemasan.
Sedangkan kecemasan yang berat tetapi munculnya lama akan merusak kepribadian individu. Hal ini akan berlangsung terus menerus bertahun-tahun dan dapat merusak proses kognisi individu. Kecemasan yang berat dan lama akan menimbulkan berbagai macam penyakit seperti darah tinggi, tachycardia (percepatan darah), excited (heboh, gempar) (Kartono & Kartini, 2006). 5)
Kecemasan berat sekali
Gambaran Tingkat Kecemasan..., Eftina Nurul Aeni, Kebidanan DIII UMP, 2015
21
Pada tingkat kecemasan ini individu merasa tergang, sangat kacau, hilang kontrol, tidak dapat berpikir secara sistematis, dan tidak dapat melakukan apa-apa walaupuntelah diberikan pengarahan (Stuart, 2007) dalam Anynomous. f.
Dampak Kecemasan Rasa takut dan cemas dapat menetap bahkan meningkat meskipun situasi yang betul-betul mengancam tidak ada, dan ketika emosi-emosi ini tumbuh berlebihan dibandingkan dengan bahaya sesungguhannya, emosi ini menjadi tidak adaptif. Kecemasan yang berlebihan dapat mempunyai dampak yang merugikan pada pikiran serta tubuh bahkan dapat menimbulkan penyakit-penyakit fisik (Cutler, 2004). Semiun (2006) membagi beberapa dampak dari kecemasan kedalam beberapa simtom, antara lain : 1)
Simtom suasana hati Individu yang mengalami kecemasan memiliki perasaan
akan adanya hukuman dan bencana yang mengancam dari suatu sumber tertentu yang tidak diketahui. Orang yang mengalami kecemasan
tidak
bisa
tidur,
dan
dengan
demikian
dapat
menyebabkan sifat mudah marah. 2)
Simtom kognitif Kecemasan
keprihatinan
pada
dapat
menyebabkan
individu
mengenai
kekhawatiran hal-hal
yang
dan tidak
menyenangkan yang mungkin terjadi. Individu tersebut tidak memperhatikan masalah-masalah real yang ada, sehingga individu
Gambaran Tingkat Kecemasan..., Eftina Nurul Aeni, Kebidanan DIII UMP, 2015
22
sering tidak bekerja atau belajar secara efektif, dan akhirnya dia akan menjadi lebih merasa cemas. 3)
Simtom motor Orang-orang yang mengalami kecemasan sering merasa tidak
tenang, gugup, kegiatan motor menjadi tanpa arti dan tujuan, misalnya jari-jari kaki mengetuk-ngetuk, dan sangat kaget terhadap suara yang terjadi secara tiba-tiba. Simtom motor merupakan gambaran rangsangan kognitif yang tinggi pada individu dan merupakan usaha untuk melindungi dirinya dari apa saja yang dirasanya mengancam.Kecemasan akan dirasakan oleh semua orang, terutama jika ada tekanan perasaan ataupun tekanan jiwa. Menurut
Ramaiah
(2003)
kecemasan
biasanya
dapat
menyebabkan dua akibat, yaitu : (a) Kepanikan yang amat sangat dan karena itu gagal berfungsi secara normal atau menyesuaikan diri pada situasi. (b) Gagal
mengetahui
terlebih
dahulu
bahayanya
dan
mengambil tindakan pencegahan yang mencukupi. Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah rasa takut atau khawatir pada situasi yang sangat mengancam karena adanya ketidakpastian dimasa mendatang serta ketakutan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Kecemasan tersebut ditandai dengan adanya bebeapa gejala yang muncul seperti kegelisahan, ketakutan terhadap sesuatu yang terjadi dimasa depan, merasa tidak tenteram, sulit untuk berkonsentrasi, dan merasa tidak mampu untuk mengatasi masalah.
Gambaran Tingkat Kecemasan..., Eftina Nurul Aeni, Kebidanan DIII UMP, 2015
23
g.
Efek Kecemasan dan Ketakutan pada Persalinan Saat seseorang merasa takut, tubuh mengalihkan darah dan
oksigen dari organ pertahanan nonesensial menuju kelompok otot besar diwilayah kaki dan tangan. Akibatnya, area wajah “ditinggalkan” sehingga ada ungkapan “pucat karena ketakutan”. Dalam situasi yang menakutkan, tubuh mempertimbangkan bahwa uterus dipandang sebgai organ “tidak penting” . Menurut Dr.Dick-Read, uterus pada wanita yang ketakutan secara kasat mata memang tampak putih. Rasa cemas dan takut menyebabkan rasa nyeri dan membuat kontraksi uterus semakin keras. Kecemasan dan ketakutan memacu keluarnya adrenalin dan menyebabkan serviks kaku dan membuat proses persalinan lebih lambat .Kecemasan dan ketakutan menyebabkan pernapasan tidak teratur, mengurangi asupan sirkulasi oksigen bagi tubuh dan bagi bayi. Akhirnya jantung memompa lebih cepat sehingga tekanan darah semakin tinggi. Stres
dan
rasa
takut
ternyata
secara
fisiologis
dapat
menyebabkan kontraksi uterus menjadi terasa nyeri dan sakit. Saat wanita yang ada dalam kondisi inpartu mengalami stres secara otomatis stres tersebut merangsang tubuh untuk mengeluarkan hormon stresor, yaitu hormon katekolamin dan hormon adrenalin. Jika calon ibu tidak dapat menghilangkan rsa takutnya sebelum melahirkan maka hormon katekolamin dilepaskan dalam konsentrasi tinggi saat persalinan. Hasilnya, berbagai respin tubuh muncul antara lain dengan “melawan atau menghindar” (fight or flight). Apabila ibu bersalin
Gambaran Tingkat Kecemasan..., Eftina Nurul Aeni, Kebidanan DIII UMP, 2015
24
memilih untuk menghadapi rasa takut maka tubuh untuk beberapa saat akan mengalami lonjakan adrenalin dan kortisol, namun setelah ibu bersalin tersebut melakukan relaksasi maka akan kembali dalam posisi normal. (Aprillia Y, 2011 h: 85)
Gambaran Tingkat Kecemasan..., Eftina Nurul Aeni, Kebidanan DIII UMP, 2015
25
B. Kerangka Teori Berdasarkan hasil tinjauan teori dan masalah penelitian yang telah dirumuskan tersebut, maka dikembangkan suatu kerangka teori sebagai berikut: Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan : -power -pessage -pessager -placenta -phsycologic
Ibu primipara inpartu
Cemas Perubahan fisiologis pada persalinan: -tekanan darah -metabolisme -suhu badan -denyut jantung -renal -gastrointestinal -hematologis
Ket:
: faktor yang diteliti : faktor yang tidak diteliti Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber : Hidayat, 2012
Gambaran Tingkat Kecemasan..., Eftina Nurul Aeni, Kebidanan DIII UMP, 2015