BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Terdahulu Tesis yang disusun olehAritasius Sugiya tahun 20 Juni 2012, Pascasarjana
Kekhususan Manajemen Komunikasi Universitas Indonesia Jakarta. Dengan judul Strategi Transformasi Konvergensi Media, Studi Kasus Grand Strategy Harian Kompas. Tesis ini membahas strategi transformasi konvergensi dan implementasinya di Harian Kompas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif dan menggunakan teknis analisis naratif dan tematik. Hasil penelitian menyatakan bahwa multimedia, multichannel dan multiplatform(3M) merupakan salah satu strategi transformasi konvergensi
media; implementasi strategi
transformasi konvergensi media disesuaikan dengan kemampuan berinvestasi, konteks kebutuhan dan budaya, serta tidak terjebak pada persoalan teknis semata. Konvergensi kontekstual dan repackaging menjadi model baru strategi transformasi konvergensi media. Skripsi yang disusun oleh Fika Meirizkiana tahun 2016, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Pasundan Bandung. Dengan judul Strategi Transformasi Konvergensi Media di PJTV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana PJTV dapat mentransformasikan televisi lokal menuju konvergensi media. Penelitian ini menggunakan teori konvergensi media. Konvergensi media adalah penggabungan dari beberapa jenis media dan hadir dalam bentuk digital. Perkembangan teknologi 13 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
14
internet telah menimbulkan perubahan dan perkembangan dalam dunia komunikasi massa. Karena internet, muncullah media baru atau new media. Kemunculan media baru tersebut mengubah cara masyarakat mendapatkan informasi melalui media. Awalnya, masyarakat mendapatkan informasi dan berita melalui media lama, seperti surat kabar, majalah, atau televisi. Namun setelah berkembangnya media baru, masyarakat juga mendapatkan informasi melalui media online yang dianggap lebih mudah diakses dan bersifat real time. Media lama pun akhirnya lama kelamaan mulai ditinggalkan. Untuk dapat terus berkompetisi sebagai sumber informasi masyarakat, televisi pun melakukan inovasi dengan cara berkonvergensi. Salah satu televisi lokal di Bandung yang melakukan konvergensi media dari media elektronik ke media online berbentuk website adalah PJTV. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan, internet, observasi, studi dokumentasi, dan wawancara mendalam. Informan dari penelitian ini berjumlah 3 responden, terdiri dari 2 responden praktisi dan 1 responden akademisi yang merupakan salah satu dosen perkembangan teknologi komunikasi di Universitas Pasundan . Hasil penelitian menunjukan bahwa Strategi Transformasi Konvergensi Media di PJTV masih perlu dikembangkan, mengingat sumber daya televisi lokal yang masih terbatas, namun pada dasarnya PJTV sudah masuk ke dalam standarnisasi konvergensi model pertama yang memiliki multimedia ,multichannel, dan multiplatform. Ada beberapa hal yang peneliti sarankan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan. Masukan untuk Strategi Transformasi Konvergensi Media di TV Lokal, yaitu perlu adanya
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
15
pengembangan
yang
signifikan
agar
dapat
terus
mengimbangi
pesatnya
perkembangan teknologi, sehingga audience mendapatkan arus informasi yang cepat.
2.2
Strategi Secara umum, strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin
puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Sedangkan dalam pengertian khusus, strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Menurut Fred R. David, strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang yang hendak dicapai. Strategi adalah aksi potensial yang membutuhkan keputusan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan dalam jumlah yang besar. Selain itu, strategi mempengaruhi perkembangan jangka panjang perusahaan, biasanya untuk lima tahun ke depan, dan karenanya berorientasi ke masa yang akan datang. Strategi mempunyai konsekuensi multifungsional dan multidivisional serta perlu mempertimbangkan, baik factor eksternal maupun internal yang dihadapi perusahaan. 1
1
Fred R. David, Strategic Management –Manajemen Strategi : Konsep, Hal. 18-19
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
16
Hax dan Majluf (1991) mencoba menawarkan rumusan yang komprehensif tentang strategi, sebagai berikut :2 a. Strategi adalah suatu pola keputusan yang konsisten, menyatu, dan integral. b. Menentukan dan menampilkan tujuan organisasi dalam artian sasaran jangka panjang, program bertindak, dan prioritas alokasi sumber daya. c. Menyeleksi bidang yang akan digeluti atau akan digeluti organisasi. d. Mencoba mendapatkan keuntungan yang mampu bertahan lama, dengan memberikan respon yang tepat terhadap peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal organisasi, dan kekuatan sera kelemahannya. e. Melibatkan semua tingkat hierarki dari organisasi. Pada intinya dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan taktik atau cara yang digunakan individu, kelompok, organisasi atau para pemimpin untuk menyusun secara sistematis suatu program kerja agar dapat mencapai keberhasilan atau mencapai tujuan. Fungsi-fungsi manajemen, sebagaimana diterangkan oleh Nickels, McHugh dan McHugh (1977), terdiri dari empat fungsi, yaitu :3 a. Perencanaan (Planning), yaitu proes yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang
2
Prof. Dr. J. Salusu, M.A., Pengambilan Keputusan Stratejik : Untuk Organisasi Publik dan Organisasi Nonprofit, Hal. 100-101 3 Ernie Tisnawati Sule; Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen. Kencana, Jakarta. 2012 Hal. 8
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
17
dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi. b. Pengorganisasian (Organizing), yaitu proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuahstruktur organisasi yang kondusif, dan bisa memastikan bahwa semua pihak dala morganisasi bisa
bekerja secara efektif dan
efisien guna pencapaian tujuan organisasi. c. Pengimplementasian (Directing), yaitu implementasi program agar bisa dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktivitas yang tinggi. d. Pengendalian
(Controlling),
yaitu
proses
yang
dilakukan
untuk
memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi. Sementara itu, definisi lain menyebutkan bahwa manajemen bisnis media massa cetak dan elektronik berkaitan erat dengan fungsi pemasaran dan penjualan jasa produknya sebagai industri komunikasi dan informasi. Bisnis jasa ini dikelola sebagai industri komersial, termasuk periklanan yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
18
dijadikan sumber pendapatan mendukung tujuan idiil lembaga media massa sebagai institusi sosial. 4
2.3
Strategi Konvergensi Media Perusahaan media harus menggunakan komunikasi yang berkualitas tinggi
tentang apa yang sedang diuji coba oleh organisasi dalam menyelesaikan, berkomitmen untuk menemani konvergensi ke dalam misi dan filosofi organisasi mereka, kerja sama promosi setiap orang, meninjau kembali kompensasi jurnalis multimedia yang multiskill secara terbuka, memfasilitasi pencampuran budaya yang berbeda dalam newsroom membangun strategi dan aliansi untuk berkompetisi dengan media lain, membangun strategi pelayanan global, dan mengembangkan kebutuhan konsumen
dalam
sebuah
dinamika
yang
kompetitif,
harapannya
agar
menghasilkankonvergensi yang sukses. Paradigma konvergensi mengasumsikan media lama dan media baru tetap akan hidup bersama dan berinteraksi dengan kecenderungan media lama yang harus beradaptasi dengan kemajuan teknologi baru. Multimedia adalah membuat dan menyediakan informasi atau konten dalam berbagai format, seperti teks, foto, grafik, audio dan video. Sistem produksi yang mengombinasikan antara teks, foto, gambar, grafik, video meejadi model utama. Bentuk ini dikategorikan sebagai multimedia. Dengan penguatan multimedia ini,
4
Henny S.W; Alexander Rumondor, Manajemen Media Massa. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta 2004. Hal. 4
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
19
audiens akan semakin tertarik dan kebutuhan akan informasinya semakin terpenuhi karena dengan sekali buka, maka sejumlah tipe informasi akan tersaji. Multichannel adalah menggunakan dan memaksimalkan berbagai metode dank anal distribusi informasi, baik melalui fisik maupun nonfisik (digital). Sistem distribusi dipersonifikasikan ke dalam multichannel lebih mengacu pada banyaknya kanal untuk mendistribusikan informasi. Misalnya, selain dalam wujud tayangan yang diperoleh dari televisi, informasi yang sama dapat juga diperoleh dalam bentuk digitalnya melalui jaringan internet. Sementara platform audiens mengkonsumsi informasi juga beragam. Ini didukung dengan banyaknya alat untuk mengkonsumsi berita. Di tengah beragamnya alat itu, yang harus diperhatikan adalah konsumen atau audiens. Konsumen sekarang menuntut sesuatu yang banyak dari sebuah berita, yaitu akurasi, lengkap dan cepat. Multiplatfrom adalah menggunakan berbagai tools dan perangkat untuk mengakses informasi. Misalnya komputer, smartphone, tablet, dan televisi. Multiplatfrom ini memberikan keleluasaan konsumen untuk menikmati produk informasi melalui berbagai perangkat yang dimilikinya.
2.4 Perkembangan Teknologi dan Informasi Perkembangan teknologi komputer yang sangat pesat pada era 1970-1980 juga ikut mengubah cara dan proses produksi berita. Selain deadline bisa diundur menjadi lebih panjang, proses cetak, copy cetak yang bisa dilakukan secara massif, perwajahan, hingga iklan, dan marketing mengalami perubahan sangat besar dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
20
penggunaan komputer di industri media massa. media cetak mengalami perubahan besar dalam proses produksi. Mesin ketik yang tadinya dipergunakan secara luas untuk menghasilkan tulisan, mulai digantikan oleh komputer.Melalui komputer, media cetak tidak hanya menghasilkan tulisan yang dapat diubah tanpa membuangbuang kertas namun juga dapat mengubah suatu gambar atau foto. Hasil kerja yang berbentuk softcopy tersebut, kemudian dicetak. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap efisiensi biaya produksi (Straubhaar & La Rose, 2006). Memasuki era 1990-an, penggunaan teknologi komputer tidak terbatas di ruang redaksi saja. Semakin canggihnya teknologi komputer notebook yang sudah dilengkapi modem dan teknologi wireless, serta akses pengiriman berita teks, foto, dan video melalui internet atau via satelit, telah memudahkan wartawan yang meliput di medan paling sulit sekalipun. Selain itu, pada era ini juga muncul media jurnalistik multimedia. Setiap media dan kantor berita juga dituntut untuk juga menggunakan internet ini agar tidak kalah bersaing dan demi menyebarluaskan beritanya ke berbagai kalangan. Setiap media cetak atau elektronik ternama memiliki situs berita di internet, yang updating datanya bisa dalam hitungan menit.Ada juga yang masih menyajikan edisi internetnya sama persis dengan edisi cetak. Internet pada dasarnya adalah sistem jaringan antar komputer. Konsepnya adalah menjadikan personal komputer (PC) yang terdapat di seluruh dunia baik di rumah-rumah maupun di kantor sebagi terminal komunikasi serba guna yang dapat digunakan untuk menerima ataupun mengirim sinyal seperti suara, gambar, dan data (Ishadi, 1999).
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
21
Media baru tersebut muncul dengan sifatnya yang semakin canggih. Karakteristik volume informasi dan pesan yang disampaikan semakin besar dan menjangkau seluruh dunia. Media baru yang dimaksudkan di sini tidak terbatas hanya pada media interaktif saja, tapi juga seluruh media konvensional yang ada. Berkat kecanggihan teknologi, media baru ini mampu menyebarkan seluruh kejadian ke seluruh penjuru dunia pada saat yang sama. McQuail (2004) merumuskan ciri-ciri media baru tersebut, antara lain : 1. Desentralisasi: pengadaan dan pemilihan berita/informasi tidak lagi sepenuhnya berada di tangan pemasok komunikasi. 2. Berkemampuan tinggi: pengantaran melalui media kabel dan satelit mengatasi hambatan komunikasi yang disebabkan oleh pemancar siaran lainnya. 3. Bersifat interaktif: setiap pelaku komunikasi yang terlibat didalamnya dapat melakukan proses komunikasi timbal balik, dimana mereka dapat memilih, menjawab kembali, menukar informasi dan dihubungkan dengan yang lainnya secara langsung. 4. Fleksibel: fleksibel dalam hal ini meliputi bentuk, isi, dan penggunaannya.
Dengan jaringan internet sebagai saluran komunikasinya dan informasi interaktif yang menjangkau seluruh dunia, peranan media baru tersebut menjadi sangat dominan. Semua media lama akan menjadi tradisional jika tidak melibatkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
22
diri dalam jaringan cyberspace. Semua itu merupakan prasyarat agar media mampu menjadi bagian dari sistem jaringan global. Perkembangan teknologi telah mempengaruhi peradaban manusia. Ada hubungan timbal balik antara peradaban dan teknologi. Arnold Pacey (2000) menjelaskan bahwa teknologi bukan hanya sebuah artefak atau alat saja. Teknologi diartikan sebagai hasil karya manusia yang tidak hanya berwujud material yang berdampak pada sistem dan budaya manusia, namun teknologi itu sendiri merupakan sebuah sistem nilai. Pacey menjelaskan relasi timbal balik antara peradaban dan teknologi dengan membedakan konsep teknologi dalam tiga aspek. Aspek pertama, bahwa teknologi itu hanyalah aspek teknik saja. Manusia menghasilkan teknologi yang didalamnya ada keterampilan, kemampuan untuk mempermudah kehidupan melalui bantuan peralatan mesin dan produk mekanik serta teknik lainnya. Aspek kedua, adalah teknologi sebagai aspek organisasi dan kelembagaan. Teknologi memberikan dampak pada kehidupan baik manusia sebagai individu maupun kelembagaan. Aspek ketiga, adalah teknologi merupakan aspek kultural atau budaya. Teknologi akan membentuk sistem nilai, namun sebaliknya masyarakat memiliki sistem nilai yang akan menentukan teknologi itu diterima atau ditolak. Konsep teknologi dan peradaban yang dikemukakan oleh Pacey ini sedikit dengan apa yang dikatakan oleh McLuhan, bahwa teknologi merupakan sebuah faktor determinan kemajuan peradaban. Bagi McLuhan Medium is extention of man (personal). Teknologi adalah media, dan media adalah perpanjangan tangan kemampuan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Media memanjangkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
23
pandangan, pendengaran, serta sentuhan melalui ruang dan waktu. Media elektronik membuka panorama baru bagi kebanyakan orang dan memungkinkan kita untuk berada dimanapun dalam waktu yang bersamaan. Maka, sebuah teknologi mampu menciptakan sistem nilai baru yang tidak hanya mengubah kehidupan manusia tetapi mampu memberikan perspektif dan sistem nilai.
2.5
Media Komunikasi Massa Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni media
cetak dan media elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah. Sedangkan media elektronik yang memenuhi kriteria media massa adalah radio siaran, televisi, film dan media online (internet). 5 Antara media massa yang satu dengan yang lainnya, memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, seperti pada tabel dibawah ini : 6
5
Elvinaro Ardianto; lukiati Komala; Siti Karlinah. 2007. Komunikasi Massa, Simbiosa Rekatama Media, Bandung. Hal : 103 6 J.B Wahyudi dalam Morissan. 2011. Manajemen Media Penyiaran. Jakarta, Kencana. Hal : 11.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
24
Jenis Media Cetak
Sifat 1. Dapat dibaca dimana dan kapan saja 2. Dapat dibaca berulang-ulang 3. Daya rangsang rendah 4. Pengelolaan bisa mekanik, bisa elektris 5. Biaya relatif rendah 6. Daya jangkau terbatas
Radio
1. Dapat didengar bila terjangkau 2. Dapat didengar kembali, bila diputar kembali 3. Daya rangsang rendah 4. Elektris 5. Relatif murah 6. Daya jangkau besar
Televisi
1. Dapat didengar dan dapat dilihat bila ada siaran 2. Data dilihat dan didengar kembali, jika diputar kembali 3. Daya rangsang sangat tinggi 4. Elektris 5. Sangat mahal 6. Daya jangkau besar
Tabel 1 Karakteristik Media Massa
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
25
Dalam proses penyampaian pesan, media massa terbagi menjadi dua, yaitu : media massa periodik (surat kabar, majalah, televisi, internet, dll) dan media massa non periodik (rapat, seminar, dll). Media massa periodik terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu media massa elektronik (televisi, radio, internet, film) dan media massa cetak.7
2.6
Media Cetak Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan
dari komunikator kepada khalayak. 8 media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengna menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio dan televisi. 9
2.6.1 Surat Kabar Surat kabar merupakan media massa yang paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. 10Surat kabar memiliki keterbatasan karena hanya bisa dinikmati oleh mereka yang melek huruf, serta lebih banyak disenangi oleh orang tua daripada kaum remaja dan anak-anak. Salah satu kelebihan surat kabar adalah mampu memberikan informasi yang lengkap, bisa dibawa kemana-mana, terdokumentasi sehingga mudah diperoleh saat diperlukan.
7
Morisan. Manajemen Media Penyiaran, Jakarta. Kencana. 2011. Hal : 12-13 Hafied Cangara. Pengantar ilmu Komunikasi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. 2010, Hal : 123. 9 Ibid, Hal : 126 10 Elvinaro Ardianto; lukiati Komala; Komunikasi Massa : Suatu Pengantar. Bandung, 2004 Hal : 99. 8
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
26
Surat kabar dapat dibedakan atas periode terbit, ukuran, dan sifat penerbitannya. Dari segi periode terbit ada surat kabar harian dan ada surat kabar mingguan. Surat kabar harian adalah surat kabar yang terbit setiap hari baik dalam bentuk edisi pagi maupun edisi sore, sementara surat kabar mingguan adalah surat kabar yang terbit paling sedikit satu kali dalam seminggu. Dari segi ukurannya, ada yang terbit dalam bentuk plano dan ada pula yang terbit dalam bentuk tabloid. Sementara dari segi isinya, dapat dibedakan menjadi dua yaitu surat kabar yang bersifat umum dan surat kabar yang bersifat khusus. 11
2.6.2 Sejarah Surat Kabar di Indonesia Perjalanan surat kabar di Indonesia bisa kita golongkan menjadi lima periode, yaitu : 12 1. Zaman Belanda Pada tahun 1828 di Jakarta diterbitkan javasche Courant yang isinya memuat berita-berita resmi pemerintahan, berita lelang dan berita kutipan dari harian-harian
di
Eropa.
Di
Surabaya
(1835)
terbit
Soerabajasch
Advertentiebland Niews en Advertentiebland. Surat kabar-surat kabar yang terbit pada masa itu tidak mempunyaiarti secara politis, karena lebih merupakan surat kabar periklanan.
11
Hafied Cangara. 2010. Pengantar Ilmu Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Hal : 123 Elvinaro Ardianto; lukiati Komala; Komunikasi Massa : Suatu Pengantar. Bandung, 2004 Hal : 101104. 12
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
27
Pada tahun 1885 di seluruh daerah yang dikuasai Belanda terdapat 16 surat kabar berbahasa Belanda, dan 12 surat kabar berbahasa melayu diantaranya adalah Bintang Barat, Hindia-Nederland, Dinihari,Bintang Djohar (terbit di Bogor), Selompret Melayu dan Tjahaja Moelia, dan surat kabar berbahasa jawa Bromartani yang terbit di Solo. 2. Zaman Jepang Ketika Jepang datang, surat kabar-surat kabar yang ada di Indonesia diambil alih secara perlahan-lahan. Beberapa surat kabar disatukan dengan alasan untuk menghemat alat-alat dan tenaga. Tujuan sebenarnya adalah agar pemerintah jepang dapat memperketat pengawasan terhadap isi berita. Kantor berita Antara pun diambil alih dan diteruskan oleh kantor berita Yashima dan selanjutnya berada dibawah pusat pemberitaan jepang yaitu Domei. 3. Zaman Kemerdekaan Pada masa awal kemerdekaan, Indonesia pun melakukan perlawanan dalam hal sabotase komunikasi. Surat kabar yang diterbitkan oleh bangsa Indonesia ada saat itu merupakan tandingan dari surat kabar yang diterbitkan pemerintahan Jepang. Surat kabar Berita Indonesia yang diprakarsai oleh Eddie Soeradi ikut melakukan propaganda agar rakyat datang berbondong-bondong pada rapat raksasa di lapanganan Ikada Jakarta pada 19 September 1945. Surat kabar perjuangan lainnya adalah Harian Rakyat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
28
4. Zaman Orde Lama Setelah presiden Soekarno mengeluarkan dekrit kembali UUD 1945 tanggal 5 Juli 1959, terdapat larangan kegiatan politik, termasuk pers. Persyaratan mendapat SIT(Surat Izin Terbit) dan surat izin cetak diperketat. Pada masa inilah sering terjadi polemik antara surat kabar yang pro PKI dan yang anti PKI. 5. Zaman Orde Baru Sejalan dengan tampilannya order baru, surat kabar yang tadinya dipaksakan
untuk
mempunyai
gantolan,
kembali
mendapatkan
kepribadiannya. Pertumbuhan pers yang marak disatu pihak cukup menggembirakan, tapi di lain pihak perlu diwaspadai. Itulah sebabnya, terhadap surat kabar yang “nakal”pemerintah memberikan ganjaran berupa pencabutan Surat Izin Terbit dan Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP).
2.6.3 Fungsi Surat Kabar Dari empat fungsi media massa (informasi, edukasi, hiburan dan persuasif), fungsi yang paling menonjol pada surat kabar adalah fungsi informasi. 13 Hal ini sesuai dengan tujuan utama khalayak membacasurat kabar, yaitu keingintahuan akan setiap peristiwa yang terjadi disekitarnya. Karena itu sebagian besar rubrik surat kabar terdiri dari berbagai jenis berita.
13
Elvinaro Ardianto; Lukiati Komala. Komunikasi Massa : Suatu Pengantar. Bandung, 2004, Hal : 104.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
29
Namun demikian, meski fungsi informasi merupakan fungsi yang dominan, fungsi hiburan surat kabar pun tidak terabaikan karena tersedianya rubrik artikel ringan, Feature, rubruk cerita bergambar atau komik, serta cerita bersambung.
2.6.4 Karakteristik Surat Kabar Karakteristik surat kabar sebagai media massa mencakup : 14 1. Publisitas Publisitas atau Publicity adalah penyebaran pada publik atau khalayak (Effendy, pada Karlinah, dalam Karlinah, dkk. 1999). Salahsatu karakteristik komunikasi massa adalah pesan dapat diterima oleh sebanyak-banyaknya khalayak yang tersebar di berbagai tempat, karena pesan tersebut penting untuk diketahui umum, atau menarik bagi khalayak pada umumnya. Dengan demikian, semua aktivitas manusia yang menyangkut kepentingan umum atau menarik untuk umum adalah layak untuk disebarluaskan. 2. Periodesitas Sifat periodesitas sangat penting dimiliki oleh media massa, khususnya surat kabar. Kebutuhan manusia akan informasi sama halnya dengan kebutuhan manusia akan makan, minum dan pakaian. Setiap hari manusia selalu membutuhkan informasi. Di sekeliling kita banyak sekali fakta serta peristiwa yang dapat disajikan berita dalam surat kabar. 3. Universalitas 14
Ibid, Hal : 104-106.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
30
Universalitas menunjuk pada kesemestaan isinya, yang beraneka ragam dan dari seluruh dunia. Dengan demikian isi surat kabar meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Selain itu, lingkup kegiatannya bersifat lokal, regional, nasional bahkan internasional. Jadi, apabila ada pemberitaan yang hanya memuat atau berisi slah satu aspek saja, maka pemberitaan tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai surat kabar. 4. Aktualitas Aktualitas menurut kata asalnya, berarti “kini” dan “keadaan sebenarnya” (Effendy, pada Karlinah, dalam Karlinah, dkk. 1999). Kedua istilah tersebut erat kaitannya dengan berita, karena definisi berita adalah laporan tercepat mengenai fakta-fakta atau opini yang penting atau menarik minat, atau keduanya bagi sejumlah orang. Laporan tercepat menunjuk pada “kekinian” atau terbaru dan masih hangat. Fakta dan peristiwa penting atau menarik tiap hari berganti danperlu dilaporkan, karena khalayak pun memerlukan informasi yang paling baru. 5. Terdokumentasikan Dari berbagai fakta yang disajikan surat kabar dalam berita atau artikel, dapat dipastikan ada beberapa diantaranya yang oleh pihak-pihak tertentu dianggap penting untuk diarsipkan atau dibuat kliping. Misalnya, karena berita tersebut berkaitan dengan instansinya, atau artikel tersebut bermanfaat untuk menambah pengetahuannya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
31
2.7
Media Baru Media baru merupakan istilah yang dipergunakan untuk semua bentuk media
massa mutakhir berbasis teknologi komunikasi dan informasi. Biasanya digunakan untuk media komunikasi elektronik atau digital, khususnya internet. Kehadiran media baru itu memang mengubah dunia komunikasi manusia. Kita sudah masuk ke dalam apa yang disebut hiperkomunikasi, yang medianya memungkinkan terjadinya komunikasi bukan antara segelintir orang saat ini, melainkan juga antara satu orang komunikator dengan satu orang komunikan, serta komunikator massa dengan komunikan massa.15 Media baru merupakan perkembangan baru dari media-media yang telah digunakan manusia. Karakternya yang merupakan bentuk digital tentu memudahkan dalam
bertukar
informasi dan
berbagai kegiatan lainnya.
Namun dalam
perkembangannya, media baru dapat memberikan efek positif juga negatif. Efek positif dari media baru adalah arus informasi yang dapat dengan mudah dan cepat diakses dimana saja dan kapan saja, sebagai media komunikasi yang efisien dapat berkomunikasi dengan orang yang berada jauh sekalipun bahkan bertatap muka dengan menggunakan video call, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk efek negatifnya dari media baru ini adalah rasa ketagihan yang berlebihan dalam penggunaanya hingga menjauhkan diri sendiri dari lingkungan sekitarnya atau disebut alienasi.
15
Yosal Iriantara. 2004. Manajemen Strategi Public Relations. Jakarta : Ghalia Indonesia. Hal : 118.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
32
Proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan, tentunya dilakukan melalui media sebagai alat yang berfungsi dalam pendistribusian pesan. Menurut Gibson, jalur atau medium adalah alat menyampaikan pesan. Sedangkan media adalah bentuk jamak dari medium artinya alat-alat menyampaikan pesan. Dalam ilmu komunikasi, media diartikan sebagai saluran, sarana penghubung dan alat-alat komunikasi. Konvergensi media tidak hanya pergeseran teknologi atau proses teknologi, namun juga termasuk pergeseran dalam paradigma industri, budaya, dan sosial yang mendorong konsumen untuk mencari informasi baru. 16 Konvergensi media terjadi dengan melihat bagaimana individu berinteraksi dengan orang lain pada tingkat sosial dan menggunakan berbagai platform media untuk menciptakan pengalaman baru, bentuk-bentuk baru media dan konten yang menghubungkan kita secara sosial, dan tidak hanya kepada konsumen lain, tetapi untuk para produsen perusahaan media. Gerakan konvergensi media tumbuh secara khusus dari munculnya Internet dan digitalisasi informasi.Konvergensi media ini menyatukan 3C yaitu computing (memasukkan data melalui komputer), communication (komunikasi), dan content (materi isi/ konten). Teori konvergensi media yang diteliti oleh Henry Jenkins pada tahun 2006, menyatakan bahwa konvergensi media merupakan proses yang terjadi sesuai dengan perkembangan budaya masyarakat.
16
Henry Jenkins. 2006. Convergence Culture: Where Old and New Media Collide. NYU Press. Hal : 64
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
33
Beberapa literature berusaha mendefinisikan apa yang disebut sebagai media baru. Flew merangkum beberapa pendapat yang diajukan oleh Miles, Rice dan Barr ke dalam sebuah definisi atas media baru, yaitu : semua bentuk-bentuk media yang menggabungkan Tiga-C : computing (komputerisasi) dan teknologi informasi; communication networks (jaringan komunikasi), dan content (isi media) dalam format digital (digitized); dimana proses penggabungan itu sendiri juga diawali dengan ‘C’, yaitu convergence (konvergensi). 17 Flew lebih lanjut menyatakan bahwa media baru dapat dipahami juga sebagai digital media (media digital), yakni semua bentuk isi media yang menggabungkan dan menyatukan (mengintegritaskan) data, teks, suara, dan berbagai macam citra; disimpan di dalam format digital; dan didistribusikan melalui jaringan komunikasi seperti kabel serat optik broadband, satelit, dan sistem transmisi gelombang micro (microwave). 18
Sebagian besar teknologi yang digambarkan sebagai media baru adalah digital, memiliki karakteristik utama yaitu integrasi, interaktif, dan digital. Menurut Feldman media baru memiliki 5 karakteristik, yaitu : 19 1. Media baru mudah dimanipulasi. Hal ini sering kali mendapat tanggapan negatif dan menjadi perdebatan, dikarenakan media baru memungkinkan 17
Sri Hastjarjo. 2002. Literasi Media & Kearifan Lokal ‘Konsep dan Aplikasi’. Mata Padi Pressindo. Hal : 143 18 Ibid 19 Alison Theaker. 2004. The Public Relation Handbook. London and New York : The Taylor & Francis Group. Hal : 260
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
34
setiap orang untuk memanipulasi dan mengubah berbagai data serta informasi dengan bebas. 2. Media baru bersifat networkable. Artinya konten-konten yang terdapat dalam media baru dapat dengan mudah dibagikan dan dipertukarkan antar pengguna lewat jaringan internet yang tersedia. 3. Media baru bersifat compresible. Konten-konten yang ada dakam media baru dapat diperkecil ukurannya sehingga kapasitasnya dapat dikurangi. 4. Media baru bersifat padat. Dimana kita hanya membutuhkan tempat yang kecil untuk menyimpan berbagai konten yang ada dalam media baru tersebut. 5. Media baru bersifat imparsial. Konten-konten yang ada di dalam media baru tidak berpihak pada siapapun dan tidak dikuasai oleh segelintir orang saja. Namun selalu ada konsekuensi dari sesuatu yang baru, konsekuensi sosial dan kultural. Konsekuensi sosial media baru, menyebabkan terjadinya perubahan hubungan sosial dan transformasi sosial. Media komunikasi dengan menggunakan teknologi komputer membuat orang tidak berhubungan secara tatap muka melainkan ”bertatap muka” secara maya melalui layar komputer. Sedangkan konsekuensi kultural yakni perubahan sistem nilai dan norma, serta penyerahan sebagian otoritas diri kepada teknologi komunikasi. Everett M. Rogers merangkum perkembangan media komunikasi ke dalam empat era. Pertama, era komunikasi tulisan, Kedua, era komunikasi cetak, Ketiga, era
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
35
komunikasi telekomunikasi, dan Keempat, era komunikasi interaktif. Media baru adalah media yang berkembang pada era komunikasi interaktif. Ron Rice mendefinisikan media baru adalah media teknologi komunikasi yang melibatkan komputer didalamnya (baik mainframe, PC maupun Notebook) yang memfasilitasi penggunanya untuk berinteraksi antar sesama pengguna ataupun dengan informasi yang diinginkan.20 Sekarang ini banyaka jejaring sosial seperti facebook, twitter, email, instagram dan website yang memudahkan kita untuk berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain untuk mendapatkan sebuah informasi yang kita butuhkan. Contoh lain adalah komputer seiring perkembangannya tak heran jika banyak orang mulai kalangan dewasa bahkan anak-anak sekalipun kini bisa mendapatkan informasi yang diinginkan. Dengan internet kita dapat mencari informasi yang kita butuhkan dengan media baru, yang merupakan perantara baru dimana kita dapat dengan sangat mudah dan cepat mendapatkan suatu informasi.
2.8
Konvergensi Media dalam Menjawab Perkembangan Teknologi Konvergensi berasal dari bahasa Inggris yaitu convergence. Kata konvergensi
merujuk pada dua hal atau benda atau lebih bertemu dalam satu titik (Arismunandar,2006:1). Konvergensi media sendiri merupakan Penggabungan atau pengintegrasian media-media yang ada untuk digunakan dan diarahkan ke dalam satu titik tujuan. Istilah konvergensi mulai banyak digunakan sejak tahun 1990-an. Kata 20
Everett M. Rogers., 2003. Hal 17-18
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
36
ini umum dipakai dalam perkembangan teknologi digital, integrasi teks, angka, gambar, video, dan suara (Briggs dan Burke, 2000: 326).Konvergensi menyebabkan perubahan radikal dalam penanganan, penyediaan, distribusi dan pemrosesan seluruh bentuk informasi baik visual, audio, data dan sebagainya (Preston, 2001). Dalam pengertian secara harfiah, Konvergensi adalah dua benda atau lebih bertemu atau bersatu di suatu titik; pemusatan pandangan mata ke suatu tempat yang amat dekat.Sedangkan pengertian konvergensi berdasarkan bidang teknologi informasi ialah penyatuan berbagai layanan dan teknologi komunikasi serta informasi (ICTS – Information and Communication Technology and Services). Konvergensi merupakan proses bersatunya layanan telekomunikasi, teknologi informasi, dan teknologi penyiaran atau
penerbitan.
Penyelenggaraan
jasa
telekomunikasi
merupakan kegiatan penyediaan atau pelayanan jasa telekomunikasi yang memungkinkan terselenggaranya telekomunikasi melalui media apa saja, termasuk TV, siaran, radio dan multimedia. Di dalam konvergensi, teknologi digital yang memungkinkan semua kemajuan teknis modern bisa menyatu. Internet merupakan salah satu capaian di bidang telekomunikasi yang mampu menyatukan berbagai bentuk teknologi yg terpisah-pisah sebelumnya. Konvergensi merupakan akar perkembangan teknologi informasi yang akhir-akhir ini berjalan begitu pesat. Bahkan dapat dikatakan sebagai sebuah evolusi teknologi informasi yang efeknya tidak hanya mendorong konvergensi pada media, tapi juga berlanjut pada konvergensi antar-pelaku komunikasi (khalayak & komunikator).
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
37
2.8.1 Perkembangan Pers, Internet, dan Konvergensi Media Jurnalistik pada dasarnya berkaitan erat dengan pers, namum memiliki perbedaan. Dalam arti sempit, pers hanya digolongkan sebagai produk penerbitan yang melewati proses percetakan. Pers dalam arti luas adalah meliputi pelbagai kategori dan jenis media massa, baik surat kabar, radio, televisi, film, dan sebagainya. Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
bahwa
”jurnalistik”
adalah
bentuk
komunikasinya, bentuk kegiatan dan bentuk isinya, sedangkan ”pers” adalah medium tempat jurnalistik disalurkan atau dipublikasikan. Jika dilihat dari hasil akhirnya, ”jurnalistik” adalah adalah hasil kegiatan pengolahan informasi yang akan disampaikan berupa berita, reportase, feature, dsb, maka ”pers” adalah surat kabarnya, majalahnya, televisinya, atau internetnya. Singkat kata pers adalah medianya, sedangkan jurnalistik adalah isinya (Muhtadi, 1999; Sumadiria, 2005; Kusumaningrat dan Kusumaningrat, 2005). Industri pers terkait erat dengan perkembangan teknologi komunikasi, publikasi, dan informasi. Antara tahun 1880-1900, terdapat berbagai kemajuan dalam industri pers. Yang paling menonjol adalah mulai digunakannya mesin cetak cepat, sehingga deadlinepenulisan berita menjadi lebih panjang dan bisa ditunda hingga malam hari. Selain itu, teknologi fotografi memungkinkan ditampilkannya foto pada halaman-halaman suratnkabar. Perkembangan selanjutnya dari penemuan ini adalah teknologi cetak yang dapat mencetak kertas sampai ribuan lembar setiap jam. Proses percetakan menggunakan metode typesetting, yakni huruf yang akan dicetak disusun
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
38
sedemikian rupa sehingga menghasilkan hasil cetakan seperti yang diperkenalkan pertama kali oleh Gutenberg. Pada periode 1860-an merupakan tahun ditemukannya litography, yaitu proses percetakan dengan cetakan bahan kimia dan menggantikan metode sebelumnya, yaitu engraving. Di sisi lain, teknologi percetakan fotografi pun mengalami perkembangan dengan prosesphotoengraving yaitu dengan mencetak suatu gambar secara kimia melalui lempengan besi dengan proses fotografis. Setelah Perang Dunia II, proses percetakan menggunakanoffset printing. Teknologi ini digunakan terus menurus sampai saat ini karena kualitas, kecepatan, dan dari sisi pembiayaan lebih ekonomis (Straubhaar & La Rose, 2006; Fidler, 2003). Pada 1893, untuk pertama kalinya surat-suratkabar di AS menggunakan tinta warna untuk komik dan beberapa bagian di koran edisi Minggu. Pada 1899 mulai digunakan teknologi merekam ke dalam pita, walaupun belum banyak digunakan oleh kalangan jurnalis saat itu. Pada 1920-an, suratkabar dan majalah mendapatkan pesaing baru dalam pemberitaan, dengan maraknya radio berita. Namun demikian, media cetak tidak sampai kehilangan pembacanya, karena berita yang disiarkan radio lebih singkat dan sifatnya sekilas. Baru pada 1950-an perhatian masyarakat sedikit teralihkan dengan munculnya televisi. Namun kemunculan televisi tidak sampai “mematikan” media yang lain. Jadi dapat dikatakan, munculnya radio tidak mematikan media cetak, demikian juga munculnya televisi tidak menghentikan kegemaran orang mendengarkan radio.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
39
Ketiga jenis media itu memiliki karakteristik tersendiri dengan kelebihan dan kelemahan masing-masing sehingga saling melengkapi. Inilah yang menyebabkan ketiga media itu sanggup bertahan bersama-sama secara harmonis (Rivers, dkk, 2003). Perkembangan teknologi komputer yang sangat pesat pada era 1970-1980 juga ikut mengubah cara dan proses produksi berita. Selain deadline bisa diundur menjadi lebih panjang, proses cetak, copy cetak yang bisa dilakukan secara massif, perwajahan, hingga iklan, dan marketing mengalami perubahan sangat besar dengan penggunaan komputer di industri media massa. media cetak mengalami perubahan besar dalam proses produksi. Mesin ketik yang tadinya dipergunakan secara luas untuk menghasilkan tulisan, mulai digantikan oleh komputer. Melalui komputer, media cetak tidak hanya menghasilkan tulisan yang dapat diubah tanpa membuang-buang kertas namun juga dapat mengubah suatu gambar atau foto. Hasil kerja yang berbentuk softcopy tersebut, kemudian dicetak. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap efisiensi biaya produksi (Straubhaar & La Rose, 2006). Dimensi-dimensi konvergensi media : 1.
Konvergensi Teknologi Ketika pertama kali mendengar kata konvergensi media, orang-orang seringkali langsung terfokus pada konvergensi dalam bidang teknologi yang mengiringi media tersebut. Seperti yang diungkapkan Burnett dan Marshall (2003) yang mengungkapkan konvergensi sebagai proses
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
40
penggabungan antara media, induastri telekomunikasi dan komputasi, dan penyatuan segala bentuk komunikasi termediasi dalam bentuk digital. Jelas, di sini Burnett dan Marshall menempatkan konvergensi identik dengan digitalisasi, dan konvergensi sebagai imbas dari perkembangan teknologi Web. Grant dan Wilkinson (2009) sendiri berpendapat bahwa terdapat dua fitur perkembangan teknologi yang secara spesifik menjadi inti perwujudan konvergensi media, yaitu: teknologi digital dan jejaring komputer. 2.
Dari Analog ke Digital Inovasi utama dalam bidang teknologi, menurut Grant, ialah kemampuan media untuk bertransisi secara virtual dari teknologi analog ke digital. ‘Dunia Analog’ ialah dunia yang selalu terwujud secara fisik, karena setiap impuls pesan, yang berupa suara, teks, gambar, atau bunyi, memiliki jalur penerimaannya masing-masing. Contohnya ialah radio, televisi, atau mikrofon. Perkembangan teknologi menjadi digital memungkinkan sebuah media untuk menghantarkan segala jenis gelombang dalam satu jalur frekuensi saja. Gambar, suara, teks, video, dan segala jenis pesan lainnya digabung dan dimanipulasi dalam satu format yang sama, menjadi sebuah instruksi yang terdiri dari rangkaian kode biner (angka 0 dan 1). Menurut Mirabito dan Morgenstern (2004: 21), keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan sistem digital antara lain, komputer compatibility dan integrity of the data when transmitted
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
41
yang berarti kemampuan perangkat digital untuk terhubung dan transfer data ke perangkat digital lain. Contohnya, kamera digital, handphone, iPod, dapat tersambung ke sebuah komputer. Sistemmultiplexing memungkinkan banyak sinyal dapat ditumpangkan pada satu pemancar sehingga lebih efektif. Sistemencoding digital juga lebih flexible sehingga data-data yang tersimpan dapat disimpan, dimodifikasi, ditransfer, dan dimanipulasi untuk berbagai kepentingan. Contohnya ialah gambar dari kamera digital dapat ditransfer ke komputer secara mudah, diedit melalui Photoshop, dan dikonversi menjadi berbagai format, mulai dari JPG, PNG, GIF, atau bahkan dirangkai menjadi videoslideshow. 3.
Jejaring Komputer Inovasi teknologi kedua yang menjadi titik penting konvergensi ialah persebaran internet yang dapat menghubungkan komputer dalam suatu jaringan. Dengan terhubung melalui internet, hampir seluruh konten informasi dari media apapun, tersedia kapanpun dan dimanapun, tanpa terbatas ruang dan waktu seperti jika kita menggunakan media tradisional. Kini bisa saja koran dibaca dalam genggaman telapak tangan, sambil mendengarkan musik, diselingi chatting di messenger, atau sesekali mengupdate status via Twitter. Pagi, ataupun sore, sambil duduk bersantai di rumah, atau ketika terjebak macet dalam mobil. Semua itu mungkin dilakukan melalui smartphone.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
42
Dengan dua fitur terpenting teknologi ai atas, maka jelaslah bahwa dimensi teknologi dalam konvergensi merujuk pada kemampuan teknologi digital untuk menyimpan, memanipulasi, dan memodifikasi segalam jenis informasi di dalam komputer. Dan melalui internet, segala macam perangkat berbasis komputer dapat saling terhubung untuk saling berbagi segala jenis konten informasi tersebut. 4.
Konten Multimedia Dari segi konten, konvergensi media mengacu pada kemampuan untuk menampilkan berbagai macam format konten media hanya melalui satu media saja. Contoh media konvergen yang berisi konten multimedia ini misalnya koran onlineTempo.co. Melalui website, koranTempo menjadi media konvergen yang dapat memuat berita dalam format teks, suara, dan video. Organisasi berita yang memanfaatkan website seperti Tempo ini, disebut juga convergent journalism. Dalam aspek jurnalisme, konten multimedia ini dapat pula menghasilkan konvergensi newsroom, di mana satusatu redaksi dapat menghasilkan berbagai output berita dengan konten multimedia.
5.
Kepemilikan Konvergensi media juga tidak bisa dilepaskan dari dimensi kepemilikan media itu sendiri. Kepemilikan media saat ini cenderung mengarah kepada cross-ownership di mana berbagai media seringkali tergabung dalam satu kepemilikan yang sama. Tren kepemilikan media di
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
43
Indonesia sekarang pun menunjukkan kecenderungan konvergensi kepemilikan. Peta media di Indonesia dikuasai oleh beberapa grup media besar, seperti Grup MNC yang memiliki RCTI, Global TV, MNC TV (televisi), koran Sindo (cetak), dan Okezone (online), serta jaringan Trijaya FM (radio). Adapula grup Kompas-Gramedia yang dominan di bidang media cetak dengan memproduksi Kompas, Warta Kota, dan Tribun, di bidang online melalui Kompas.com, radio Sonora FM, dan saat ini berekspansi ke televisi melalui Kompas TV. 6.
Kolaborasi Salah satu dimensi penting dari konvergensi ialah kolaborasi antar media. Kolaborasi ini sifatnya berbeda dengan konvergensi kepemilikan yang biasanya cenderung tergabung dalam tingkat newsroom. Dalam kolaborasi,
konvergensi pun dapat
kepemilikannya
berbeda
ataupun
dilakukan oleh media jenis
medianyayang
yang
berbeda.
Konvergensi yang dilakukan biasanya berupa sharing content atau saling berbagai informasi di tingkat penyajian. Contoh kolaborasi ini misalnya kolaborasi antara headline berbagai koran nasional yang biasanya turut disiarkan sebagai salah satu berita di acara Apa Kabar Indonesia di TV One. Atau ketika berita ramalan cuaca di televisi turut dimuat di koran esok paginya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
44
7.
Koordinasi Dalam
dimensi
koordinasi,
media-media
yang
berbeda
kepemilikan bisa saja kerja sama seperti halnya media-media yang tergabung dalam satu kepemilikan. Konvergensi yang dilakukan dapat berupa sharing informasi, atau saling memanfaatkan fitur-fitur lain yang menguntungkan kedua belah pihak. Contoh konvergensi koordinasi antar media misalnya Kantor Berita Gabungan ONANA (Organization of Asia News Agencies) yang berisi kantor-kantor berita di negara dunia ketiga, yang berfungsi sebagai sarana pertukaran berita lokal di negara masingmasing anggota. Meskipun demikian, ONANA tidak dapat bertahan lagi sekarang karena tidak dikelola secara professional. Contoh lainnya ialah kerjasama antar-website dalam satu interest, misalnya website Air Asia bekerjasama dengan website Hotel-hotel di seluruh dunia untuk saling mempromosikan produknya.
Konvergensi media memungkinkan para profesional di bidang media massa untuk menyampaikan berita dan menghadirkan informasi dan hiburan, dengan menggunakan berbagai macam media.Komunikasi yang sudah dikonvergensikan menyediakan berbagai macam alat untuk penyampaian berita, dan memungkinkan konsumen untuk memilih tingkat interaktivitasnya, seraya mereka bisa mengarahkan sendiri penyampaian kontennya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
45
Konvergensi media memungkinkan audiens (khalayak) media massa untuk berinteraksi dengan media massa dan bahkan mengisi konten media massa. Audiens sekarang dapat mengontrol kapan, dimana dan bagaimana mereka mengakses dan berhubungan dengan informasi, dalam berbagai jenisnya. Jurnalisme konvergensi melibatkan kerjasama antara jurnalis media cetak, media siar, dan media Web (online) untuk menghasilkan berita terbaik yang dimungkinkan, dengan menggunakan berbagai sistem penyampaian (delivery). Konvergensi telah terjadi pada dua aspek utama yaitu teknologi dan industri. Pada aspek teknologi: Konten kreatif telah dikonversikan ke dalam bentuk–bentuk digital standar-industri, untuk disampaikan melalui jejaring pita lebar (broadband) atau tanpa-kabel (wireless), untuk ditampilkan di berbagai komputer atau piranti-piranti seperti-komputer, mulai dari telepon seluler sampai PDA (personal digital assistant), hingga ke alat perekam video digital (DVR, digital video recorder) yang terhubung ke pesawat televisi. Pada aspek industri: Perusahaan-perusahaan yang melintasi spektrum bisnis, mulai dari perusahaan media ke telekomunikasi sampai teknologi, telah menyatu dan membentuk aliansi-aliansi strategis, untuk mengembangkan model-model bisnis baru, yang dapat meraih keuntungan dari ekspektasi konsumen yang sedang tumbuh terhadap konten media yang disesuaikan dengan permintaan (on-demand). Sejumlah analis industri memandang, konvergensi media ini menandai memudarnya ”media lama” seperti media cetak dan media siar, serta bangkitnya ”media baru,” yang perkembangannya masih berlangsung dinamis saat ini.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
46
2.9
Transformasi Sebuah Media Fenomena tumbuh pesatnya media sosial berikut pewarta warga tidak dapat
diabaikan begitu saja oleh praktisi industri media pemberitaan ekstrim. Pasalnya pola produksi dan distribusi informasi telah mengalami pergeseran seiring dengan penerapan perangkat komunikakasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Media pemberitaan ekstrim sebenarnya telah melakukan sinergi dengan melakuan transformasi pada distribusi pemberitaannya. Transformasi sendiri adalah perubahan yang dilakukan berdasarkan suatu saran atau masukan yang berujung berupa output perubahan (Goldhaber, 1993). Ada upaya mengubah atau membuat berbeda dari segi produksi hingga penyajian informasi yang dilakukan media mainstream saat ini. Stasiun televisi berita Metro TV, misalnya, tidak cukup dengan hanya menyairkan informasi di media televisi terestrial,
tetapi
juga
menyiarkan konten
berita
di ranah
media
online
metrotvnews.com. Metro TV juga memberikan kesempatan kepada pewarta warga untuk mengirimkan karya jurnalistiknya untuk ditayangkan di salah satu program acaranya yaitu Wideshot. Selain itu Metro TV juga memberikan pelatihan melalui kegiatan roadshow ke berbagai daerah, termasuk memberikan anugerah bagi karya jurnalistik warga untuk kategori peristiwa maupun feature (Aryono, 2012). Stasiun televisi mainstream lainnya adalah SCTV dengan program berita Liputan 6. Selain menayangkan karya jurnalistik warga di program berita reguler Liputan 6 akhir pekan, portal berita liputan6.com juga memberikan ruang atau kanal khusus bernama Citizen6. Setiap warga masyarakat dari beragam latar belakang dapat mengirimkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
47
konten yang menarik, actual, dan bisa dipertanggungjawabkan. Konten untuk Citizen6 bisa berupa peristiwa yang terjadi di sekitar, lifestyle, kesehatan, wisata, kuliner, olahraga, tentang kegiatan komunitas, dan lainnya. Tim Citizen6 juga memberi kebebasan kepada semua onliner untuk menyampaikan gagasan-gagasannya selama tidak menyalahi atau bertentangan dengan SARA atau suku agama dan ras (Tim Citizen6, 2013). Transformasi media pemberitaan dengan mensinergikan teknologi informasi dan komunikasi cepat latau lambat harus dilakukan praktisi industri media pemberitaan mainstream di Indonesia termasuk media televisi. Seperti halnya konsep televisi era digital yang dijabarkan Dominick (2009), transformasi tak cukup hanya dengan mengadopsi teknologi penyiaran digital tetapi juga outlet berita masa kini, yang penyiaran juga berbasis broadband atau teknologi Internet. Pengguna dalam hal ini khalayak adalah unsur penting yang mengendalikan arus konten yang disiarkan atau user-generated content, terkait dengan perubahan pola masyarakat era informasi dalam mengakses dan mendistribusikan berita (Dominick, 2009).
2.10
Internet Internet adalah perkakas sempurna untuk menyiagakan dan mengumpulkan
sejumlah besar orang secara elektronis. 21 Informasi mengenai suatu peristiwa tertentu dapat ditransmisikan secara langsung, sehingga membuatnya menjadi suatu piranti yang sangat sekali. Informasi penting yang tersedia di internet jumlahnya terus 21
Elvinaro Ardianto; Lukiati Komala. Komunikasi Massa : Suatu Pengantar. Bandung, 2004, Hal :144.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
48
meningkat, internet ibarat cairan yang berubah setiap detik. Begitu beritanya mengalir, maka pandangan yang berbeda, laporan, dan aneka pendapat mengairi berbagai arsip dan forum. Internet adalah jaringan komputer dunia yang mengembangkan ARPANET, suatu sistem komunikasi yang terkait dengan pertahanan-pertahanan yang dikembangkan pada tahun 1960-an. 22
2.10.1 Internet Sebagai Media Massa Internet menyebabkan terbentuknya begitu banyak perkumpulan antara berbagai orang dan kelompok; jenis interaksi pada skala besar ini merupakan hal yang tak mungkin terwujud tanpa jaringan komputer.23 Internet unggul dalam menghimpun berbagai orang, karena geografis tak lagi menjadi pembatas. Menurut Reddick dan King (1966), informasi yang menarik, tepat waktu dan cermat sangat penting untuk jurnalisme yang baik.24 Hal ini dimiliki oleh berbagai media atau situs yang ada di internet. Situs-situs berita online telah mampu memberikan informasi secara tepat kepada masyarakat. Internet memungkinkan hampir semua orang dibelahan dunia manapun untuk saling berkomunikasi dengan cepat dan mudah.25
22
Werner J. Serevin; James W. Tankard, Jr. Teori Komunikasi : Sejarah, Metode, dan Terapan dalam Media Massa. Kencana, Jakarta. 2008, Hal :443. 23 Elvinaro Ardianto; Lukiati Komala. Komunikasi Massa : Suatu Pengantar. Bandung, 2004, Hal :145. 24 Ibid. Hal : 145. 25 Werner J. Serevin; James W. Tankard, Jr. Teori Komunikasi : Sejarah, Metode, dan Terapan dalam Media Massa. Kencana, Jakarta. 2008, Hal :444.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
49
Internet juga menjadi penyedia media informasisurat kabar, program film, TV, buku baru, serta lagu-lagu mulai dari yang bernuansa klasik sampai lagu-lagu kontemporer.26 Severin dan Tankard (2005) mengatakan media massa tradisonal pada dasarnya menawarkan model komunikasi “satu-untuk banyak”. Sedangkan internet memberikan model-model tambahan “banyak-untuk satu” (e-mail ke satu alamat sentral, banyaknya pengguna yang berinteraksi dengan satu website) dan “banyakuntuk banyak”. Internet menawarkan potensi komunikasi yang lebih desentralisasi danlebih demokratis dibandingkan yang ditawarkan oleh media massa sebelumnya. 27
2.11
Media Online Pesatnya penggunaan internet berpengaruh secara meluas tidak hanya pada
bidang teknologi, tetapi juga pada aspek sosial, politik, ekonomi, budaya, termasuk media massa. Dengan adanya internet, terjadi pemekaran (konvergensi) dari jenisjenis media yang sudah ada sebelumnya. Internet tidak saja dapat menyajikan data bersifat teks dan gambar, tetapi juga sinergi antara audio dan visual. Sifatnya yang dinamis dan interaktif membuatknya lebih menarik dibandingkan sumber media informasi lainnya. Menurut Ashadi Siregar, “media online adalah sebutan umum untuk sebuah bentuk media yang berbasis telekomunikasi dan multimedia (komputer dan internet). Didalamnya terdapat portal, website (situs web) radio-online, TVonline, pers online mall online, dll. 26
Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT.RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2010. Hal : 150. Drs. Tommy Suprapto, Pengantar Ilmu Komunikasi dan Peran Manajemen dalam Komunikasi. Yogyakarta, 2011. Hal : 119. 27
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
50
Iswara menjelaskan karakteristik umum yang dimiliki media jenis ini, yaitu : (iswara, 2001) 1. Kecepatan (aktualitas) informasi Kejadian atau peristiwa yang terjadi di lapangan langsung di upload ke situs media online, tanpa harus menunggu hitungan menit, jam atau hari. Dengan demikian mempercepat distribusi informasi ke pasar (pengakses), dengan jangkauan global lewat jaringan internet, dan dalam waktu bersamaan dan umumnya infirmasi yang ada tertuang dalam bentuk data dan fakta bukan cerita atau rekayasa. 2. Adanya pembaruan (updating) informasi Informasi disampaikan secara terus menerus, karena adanya pembaruan informasi. Penyajian yang bersifat realtime ini menyebabkan tidak adanya waktu yang diistimewakan karena penyediaan informasi berlangsung
tanpa
putus,
hanya
bergantung
kapan
pengguna
mengaksesnya. 3. Interaktivitas Salah satu keunggulan media online ini paling membedakan dirinya dengan media lainnya yaitu fungsi interaktif. Model komunikasi yang digunakan media konvensional biasanya bersifat searah dan bertolak dari kecenderungan sepihak dari atas. Sedangkan media online bersifat dua arah. Berbagai fitur yang ada seperti chat room, galery, merupakan contoh interaktive options yang terdapat pada media online. Pembaca pun
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
51
dapat menyampaikan keluhan, saran atau tanggapan ke bagian redaksi dan langsung dibalas. 4. Personalisasi Pembaca atau pengguna semakin otonom dalam menentukan informasi yang ia butuhkan. Media online memberikan peluang kepada setiap pembaca hanya mengambil informasi yang relevan bagi dirinya, dan menghapus informasi yang tidak ia butuhkan. Jadi, selektivitas informasi dan sensor nerada di tangan penggunanya. 5. Terhubung dengan sumber lain (hyperlink) Setiap data dan informasi yang disajikan dapat dihubungkan dengan sumber lain yang juga berkaitan dengan informasi tersebut, atau disambungkan ke bank data yang dimiliki media tersebut atau dari sumber-sumber luar. Karakter hyperlink ini membuat para pengakses bisa berhubungan dengan pengakses lainnya melalui chat room.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z